• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Akuntansi:Studi Kasus Siswa Kelas Xi Ips Sma Laboratorium Upi Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Akuntansi:Studi Kasus Siswa Kelas Xi Ips Sma Laboratorium Upi Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

“PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP

HASIL BELAJAR AKUNTANSI”

(Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMA Laboratorium UPI Tahun Ajaran

2012/2013 Pada Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana

Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:

Komalia Dewi

0908840

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

“PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP

HASIL BELAJAR AKUNTANSI”

(Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMA Laboratorium UPI Tahun Ajaran

2012/2013 Pada Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian)

Oleh

Komalia Dewi

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Komalia Dewi 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Berita Acara Pelaksanaan Ujian Sidang Skripsi

“Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar

Akuntansi”

(Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMA Laboratorium UPI Tahun Ajaran

2012/2013 Pada Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian)

Oleh

Komalia Dewi

0908840

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 10 Juli 2013

Waktu : 09.30 s.d 11.30

Tempat : Gedung Garnadi FPEB

Paniti Ujian terdiri dari:

Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si

NIP. 19600412 198603 1 002

Sekretaris : Dr. Kurjono, M.Pd

NIP. 19681020 199802 1 003

Anggota :

1. Dr. H. Kusnendi, MS

NIP. 19600122 198403 1 003

2. Drs. H. Ajang Mulyadi, MM

NIP. 19611102 198603 1 002

Penguji :

1. Drs. Yayat Supriyatna, MM

NIP. 19601015 198503 1 002

2. Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si

NIP. 19801112 200501 1 002

(5)

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang

sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”

(QS. An-Nisa’: 58)

Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuai dari tiga hal, dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang

mendo’akannya (HR. Muslim)

Semakin kita mencari kesempurnaan semakin pula kita tidak akan mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan. Sadarilah bahwa apa yang kita dapatkan hari ini adalah yang terbaik menurut ALLAH dan jangan pernah ragu karena kesadaran itu akan menjadikan kita mensyukuri dan menikmati hidup ini.

Kalaulah anda tidak mampu untuk menggembirakan orang lain, janganlah pula anda menambah dukanya

Karya ini ku persembahkan untuk orang-orang yang selalu mencintaiku, yaitu ibu dan ayahku. Kalian adalah orang terbaik yang kutemui di dunia ini, kalian adalah orang

tua terhebat yang kutemui didunia ini, kalian adalah teman terpengertian yang kutemui di dunia ini, kalian adalah motivator terhebat yang dapat memotivasiku,

kalian adalah guru terpandai yang mengajariku tentang bagaimana menjalani kehidupan. Terimalah persembahan sederhana ini dari anakmu yang selalu

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Segala puji penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat segala nikmat dan karuni-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW, kepada keluarganya dan sahabat-sahabatnya.

Skripsi berjudul ”Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Akuntansi”. Skripsi ini menggambarkan bagaimana pengaruh penerapan model Problem Based Learning

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. Selain itu,

skripsi ini memberikan gambaran kepada guru akuntansi yang akan

menggunakan model ini sebagai salah satu alternatif dalam

pembelajaran akuntansi di sekolah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangnnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran

dan kritik sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang

ditemukan dalam penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak, khusunya penulis sendiri serta para pembaca sekalian

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb

Bandung, Juli 2013

(7)

Ucapan Terimakasih

Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini, tidak lepas dari

dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Penulis menyadari selama

pembuatan dan penulisan skripsi ini banyak terdapat hambatan dan

kendala yang dihadapi baik yang bersifat materil maupun moril. Oleh

karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan

terimakasih yang setinggi-tingginya kepada.

1. Allah SWT, sujud syukur terimakasih atas segala cinta, kepercayaan,

kesempatan, yang tak pernah meninggalkan hamba-Nya, yang tak

pernah menelantarkan hamba-Nya, yang selalu melindungi hamba-Nya.

Terimakasih atas tempat perlindungannya, curahan hati penulis,

terimakasih atas semuanya, terimakasih atas segala pertolongan,

terimakasih atas karunia yang diberikan kepada penulis

2. Bapak dan ibunda tercinta yang telah mendidik, mengurus dan

membesarkan ananda dengan penuh cinta dan kasih sayang juga selalu

menyertakan doa untuk kebahagiaan dan kesuksesan ananda, sehingga

akhirnya ananda dapat menyeselesaiikan skripsi yang merupakan

pemicu untuk senantiasa melakukan yang terbaik

3. Kakak-kakakku tercinta yang telah memberikan semangat dan

dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia

5. Dr. H. Edi Suryadi, M.Si., Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

6. Dr. Kurjono, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

7. Drs. H. Umar Faruk, M.Si. sebagai dosen pembimbing dalam penulisan

skripsi ini yang telah dengan sabar membimbing penulis

(8)

9. Bapak Hamidin yang selalu mempberikan pelayanannya kepada

mahasiswa pendidikan akuntansi.

10.Staf bagian akademik FPEB yang selalu memberikan informasi dan

pelayanan

11.Dra. Tety Sulawati, M.Pd. Kepala SMA Laboratorium UPI yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian skripsi

di SMA Laboratorium UPI

12.Bapak ibu guru serta staf SMA Laboratorium UPI, khususnya bapak

Achmad Suryana, S.Pd. sebagai guru akuntansi kelas XI IPS 2

13.Sahabat pendidikan akuntansi 2009, khususnya kelas A yang selalu

memberi semanagat ketika bimbingan

14.Sahabat-sahabat seperjuangan DPM REMA UPI yang tidak bisa

disebutkan satu persatu

15.Teman-temanku dalam satu lingkarang cinta yang menjadi bagian hidup

yang indah bersama kalian

16.Keluarga podok nurul latifah yang selalu ceria

17.Teman-teman PPL SMA Laboratorium yang saling memberikan

semangat dalam menyelesaikan skripsi dan melakukan penelitian

18.Siswa-siswi kelas XI IPS 2 SMA Laboratorium UPI yang telah

membantu penulis saat proses pengumpulan data

19.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak

mengurangi sedikit pun terimakasih dan penghormatan saya.

Bandung, Juli 2013

(9)

“PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI

(Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMA Laboratorium UPI Tahun Ajaran

2012/2013 Pada Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian)

Oleh

Komalia Dewi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan model Problem Based Learning pada mata pelajaran akuntansi. Populasi penelitian siswa kelas XI IPS SMA Laboratorium UPI yang berjumlah 69 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 dengan jumlah 26 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain One Group pretest-postest design. Untuk mengumpulkan data digunakan metode tes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi siswa sebelum dan setelah menggunakan model Problem Based Learning. Hasil belajar setelah menggunakan model Problem Based Learning lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar sebelum menggunakan model Problem Based Learning. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini yaitu model Problem Based Learning dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(10)

"THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL OF TO

IMPROVE THE OUTCOME OF STUDENT ACCOUNTING LEARNING”

(Case Study in Class XI IPS SMA Laboratorium UPI Year 2012/2013 on the

Subject Adjusting Journal Entry)

by

Komalia Dewi

ABSTRACT

This study aims to determine the differences between the learning outcomes of students before and after using the model of Problem Based Learning in accounting subjects. Population studies class XI IPS UPI Laboratory High School, amounting to 69 people. The sample in this study is a class XI IPS 2 by the number of 26 students. The research method used was a quasi-experimental design with one group pretest-posttest design. Methods used to collect data a test.

The results showed that there were differences in learning outcome of accounting students before and after using the model of Problem Based Learning. Learning outcome after using the model of Problem Based Learning is better than learning outcome prior to using the model of Problem Based Learning. Suggestions relating to the results of this study are models of Problem Based Learning can be used as an alternative to learning in schools to improve student learning outcome.

(11)

DAFTAR ISI

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Teori yang Relevan dan Hasil Penelitian Terdahulu ... 11

2.1.1 Hasil Belajar... 11

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12

2.1.3 Teori Belajar ... 15

2.1.4 Model Pembelajaran ... 18

2.1.5 Model Problem Based Learning ... 20

2.1.6 Ilmu Akuntansi dan Tinjauan Materi Ayat Jurnal Penyesuaian 25 2.1.7 Penelitian yang Relevan ... 26

2.2 Kerangka Pemikiran ... 28

2.3 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 33

3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Operasinalisasi Variabel ... 35

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.3.1Populasi ... 34

3.3.2 Sampel... 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.4.1 Instrumen Penelitian ... 36

3.4.2 Prosedur Penelitian ... 39

3.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 49

3.5.1 Teknik Analis Data ... 49

3.5.2 Pengujian Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

(12)

4.1.3 Kondisi Lingkungan Penelitian... 56

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 57

4.2.1 Data Hasil Pretest ... 57

4.2.2 Data Hasil Postest ... 62

4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian ... 66

4.3.1 Uji Normalitas ... 67

4.3.2 Uji Hipotesis ... 68

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 75

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Presentase Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Semester ganjil Tahun Ajaran

2012/2013 ... 4

Tabel 3.1 Desain Penelitian... 33

Tabel 3.2 Tahap Pembelajaran Problem Based Learning ... 34

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes ... 37

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ... 41

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran Item ... 44

Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran ... 45

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Deskriminasi ... 46

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Daya Pembeda ... 47

Tabel 4.1 Group Statistics ... 57

Tabel 4.2 Indikator Pertama Pretets ... 58

Tabel 4.3 Indikator Kedua Pretest ... 58

Tabel 4.4 Indikator Ketiga Pretest ... 59

Tabel 4.5 Indikator Keempat Pretest ... 59

Tabel 4.6 Inidikator Kelima Pretest ... 59

Tabel 4.7 Indikator Keenam Pretest ... 60

Tabel 4.8 Indikator Ketujuah Pretest ... 60

Tabel 4.9 Indikator Kedelapan Pretest ... 61

Tabel 4.10 Indikator Kesembilan Pretest ... 61

Tabel 4.11 Indikator Kesepuluh Pretest ... 61

Tabel 4.12 Indikator Pertama Postest... 62

Tabel 4.13 Indikator Kedua Postest ... 63

Tabel 4.14 Indikator Ketiga posttest ... 63

Tabel 4.15 Indikator Keempat posttest ... 63

Tabel 4.16 Inidikator Kelima Postest ... 64

Tabel 4.17 Indikator Keenam Postest ... 64

Tabel 4.18 Indikator Ketujuah Postest ... 65

Tabel 4.19 Indikator Kedelapan Postest... 65

Tabel 4.20 Indikator Kesembilan Postest ... 66

Tabel 4.21 Indikator Kesepuluh Postest ... 66

Tabel 2.22 Hasil Uji Normalitas ... 67

Tabel 2.23 Paired Samples Test ... 68

Tabel 4.24 Descriptive Statistics Setelah Menggunakan PBL ... 69

(14)
(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan data, perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal

oleh negara-negara berkembang lainnya. Menurut Education For All Monitoring

Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO dari 120 negara Indonesia berada

pada posisi ke-64. Hal ini dapat terlihat dari beberapa aspek. Pertama, 54% guru

di indonesia tidak memiliki kualifikasi yang cukup untuk mengajar. Kedua,

rendahnya kualitas sarana fisik. Ketiga, rendahnya prestasi siswa dalam skala

internasional, menurut laporan Bank Dunia anak-anak Indonesia hanya mampu

menguasai 30% dari materi bacaan. Keempat, kurangnya pemerataan kesempatan

pendidikan.

Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tugas yang sangat penting

dan diperlukan penanganan secara komprehensif. Kualitas pendidikan dapat

ditingkatkan dengan berbagai cara, beberapa hal yang perlu disoroti yaitu,

pengembangan model baru sistem persekolahan, pengembangan kualitas sekolah,

pengembangan model kurikulum dan manajemen sekolah, peningkatan kualitas

guru dan tenaga kependidikan, serta peningkatan kualitas pembelajaran dan

efektifitas model pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan

(16)

2

dan model pembelajaran terpadu yang melibatkan seluruh unsur terkait dalam

proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar disekolah tergantung beberapa

aspek yaitu kurikulum, guru, siswa, metode, sarana dan prasarana. Aspek yang

dominan dalam proses belajar mengajar adalah guru dan siswa. Kegiatan yang

dilakukan antara guru dan siswa dalam hubungan dengan pendidikan disebut

dengan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, guru dan siswa secara

aktif menjalankan perannya. Guru sebagai motivator dan fasilitator yang akan

membimbing dan mengarahkan siswa untuk melakukan proses belajar sedangkan

siswa bertindak sebagai input dan output, dimana siswa sebagai penerima

informasi yang diharapkan dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Seorang guru harus peka terhadap kondisi dan keadaan siswa karena setiap

siswa mempunyai potensi dan minat yang berbeda. Dengan demikian seorang

guru harus cermat dalam memilih model pembelajaran agar dapat mempermudah

siswa untuk memahami pelajaran dan dapat menciptakan suasana belajar yang

aktif. Pemilihan model pembelajaran yang baik adalah salah satu strategi guru

dalam mewujudkan tujuan pembelajaran. Sebagaimana dikatakan Djamarah

(dalam rahman, 2002:53) „Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya

bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar”.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui

proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2011:49) “Tujuan pendidikan yang ingin

(17)

3

(penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai)

serta bidang psikomotor (kemampuan/ketrampilan bertindak/berprilaku)”.

Salah satu standar mata pelajaran akuntansi pada kelas XI adalah ayat jurnal

penyesuaian. Ayat jurnal penyesuaian adalah ayat untuk menyesuaiakan

angka-angka dalam neraca sisa yang masih belum memperhatikan transaksi operasional

perusahaan yang sesungguhnya pada akhir periode. Materi ini memerlukan

pemahaman konsep yang mendalam, ketrampilan, dan ketelitian serta peenalaran

dalam mempelajarinya. Pembelajaran akuntansi yang diperlukan saat ini adalah

pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan dan kreatifitas siswa. Dengan

terlibatnya siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa kan meresa senang

dan tertarik dalam pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Permasalahan yang timbul saat ini adalah siswa hanya sebatas menghafal

materi yang disampaikan guru tanpa pemahaman yang sesuai dengan keadaan

sebenarnya. Akibat dari permasalahan ini maka siswa tidak memahami materi

akuntansi secara utuh yang kemudian berdampak pada prestasi belajar siswa kelas

XI IPS di SMA Laboratorium (Universitas Pendidikan Indonesia) UPI Bandung

masih beberapa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM untuk mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Laboratorium

UPI adalah 75. Dengan demikian siswa harus mencapai nilai yang telah di

tetapkan oleh pihak sekolah khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Hasil

(18)

4

(PPL) diperoleh data bahwa nilai dalam mata pelajaran akuntansi siswa sebagian

besar masih rendah.

Tabel 1.1

Persentase (%) Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Semester ganjil

Tahun Ajaran 2012/2013

mengenai akuntansi tidak menyeluruh karena dalam mata pelajaran akuntansi

materi dasar sampai materi selanjutnya akan berkaitan sehingga berakibat pada

hasil belajar akuntansi kelas XI IPS di SMA Laboratorium UPI masih rendah,

disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama yaitu cara mengajar guru di kelas

masih tetap menggunakan cara yang monoton. Guru lebih banyak memberikan

penjelasan dari pada mencari tahu sejauhmana siswa bisa menerima dan

memahami informasi yang disampaikan. Oleh karena itu guru harus mempunyai

kreatifitas dalam memilih model pembelajaran yang menarik. hasil belajar siswa

kelas XI IPS di SMA Laboratorium UPI yang rendah ini salah satunya disebabkan

(19)

5

kurang melibatkan siswa secara aktif, sehingga siswa cenderung pasif dan tidak

berusaha untuk menggali potensinya.

Dalam proses pembelajaran ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi

sebagaimana menurut Muhibbin Syah (2004:145) bahwa:

“Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah keadaan jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa seperti lingkungan sosial, dan yang terakhir adalah faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa seperti strategi dan model pembelajaran yang digunakan.”

SS Chaunhan (dalam Wahab, 2007:50 ) „Model of teaching can be defined as an instructional design which describes the process of specifying and producing pertikular environmental situations which cause the students to interact in such a way that a specific change accurs in their behavior.‟

Berdasarkan kalimat tersebut maka dapat dikatakan bahwa model

pembelajaran adalah sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses

yang ditempuh agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran

yang efektif dapat digunakan oleh guru untuk mentransfer ilmu dengan baik dan

benar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Model pembelajaran akan

efisien jika menghasilkan kemampuan siswa seperti yang diharapkan dalam tujuan

dan sesuai dengan target perhitungan dalam segi materi dan waktu.

Agar siswa tidak hanya sebatas menghafal materi tetapi juga memahami

materi, maka diperlukan strategi belajar yang efektif dan model pembelajaran

yang sesuai dengan situasi, kondisi serta lingkungan belajar siswa. Jika hal

tersebut tercapai maka diharapkan siswa dapat aktif, interaktif dan kreatif dalam

(20)

6

Pembelajaran akuntansi yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang

dapat meningkatkan penguasaan materi dan kreatifitas siswa. Dengan terlibatnya

siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa akan merasa senang dan

tertarik dalam pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa dapat semakin baik.

Namun, tidak hanya itu pembelajaran yang dapat menimbulkan atau

meningkatkan kerjasama, sifat menghargai pendapat orang lain juga diperlukan.

Model pembelajaran yang digunakan seharusnya dapat membantu proses

belajar siswa. Salah satu model tersebut adalah model Problem Based Learnig

(PBL). Smith & Ragan (2002:3), seperti dikutip Visser (dalam Rusmno,2012:74)

„Strategi pembelajaran dengan Problem Based Learning merupakan usaha untuk

membentuk suatu proses pemahaman isi suatu mata pelajaran pada seluruh

kurikulum.‟ Model PBL memilik sejumlah karakteristik yang membedakan

dengan model pembelajaran yang lain yaitu pembelajaran bersifat student

centered, pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil, guru tidak lagi

berperan sebagai penceramah atau pemberi factual melainkan sebagai fasilitator

dan moderator, masalah menjadi fokus dan merupakan sarana untuk

mengembangkan ketrampilan Problem Solving, informasi-informasi baru

diperoleh dari belajar mandiri. Melalui model PBL melatih dan mengembangkan

kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah

kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Menurut Baron (dalam Rusmono 2012:74) „Ciri-ciri Problem Based

(21)

7

dipusatkan pada penyelesaian masalah, tujuan pembelajaran ditentukan oleh

siswa, dan guru berperan sebagai fasilitator.‟ Masalah yang digunakan haruslah

relevan dengan tujuan pembelajaran

Model Problem Based Learnig merupakan salah satu model pembelajaran

yang authentic assesment (penalaran yang nyata atau konkret), sehingga dapat

diterapkan secara komprehensif. Di dalamnya terdapat unsur menemukan masalah

dan sekaligus memecahkannya (unsur terdapat didalamnya yaitu problem possing

atau menemukan permasalahan dan problem solving atau memecahkan masalah).

Melalui model ini siswa akan menemukan kebermaknaan dalam belajar karena

model ini menekankan pada pendekatan pembelajaran yang memperhatikan

pemahaman.

Tujuan dari model Problem Based Learnig yaitu untuk menantang siswa

mengajukan permasalahan dan juga menyelesaikan masalah yang lebih rumit dari

sebelumnya, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengemukakan

pendapatnya, menggalang kerjasama dan kekompakan siswa dalam kelompok,

mengembangkan kepemimpinan siswa serta mengembangkan kemampuan pola

analisis dan dapat membantu siswa mengembangkan proses nalarnya.

Model Problem Based Learning siswa menyusun pengetahuannya sendiri,

sehingga merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi

masalah, termasuk belajar bagaimana belajar. Siswa dihadapkan pada situasi

masalah yang otentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk

(22)

8

Diharapkan melalui model pembelajaran ini, siswa dapat aktif dalam

pembelajaran dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran biasa.

Keefektifan model ini adalah siswa lebih aktif dengan berfikir dan memahami

materi baik dengan melakukan investigasi dan inquiri terhadap permasalahan yang

nyata di sekitarnya sehingga siswa mendapatkan kesan yang mendalam dan lebih

bermakna tentang apa yang siswa pelajari.

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa model Problem Based

Learning menunjukan hasil yang signifikan untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Handayani

dengan judul Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) dan Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw

untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, hasil belajar dan respon belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 2 Malang, menunjukan bahwa

penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa dari 59,21 disiklus satu menjadi 70,71 pada siklus dua

sehingga dapat mengalami peningkatan 11,5%. Hasil belajar kognitif aspek

peningkatan niali rata-rata dari 76 pada siklus satu menjadi 86,71 pada siklus dua,

selain itu psikomotor siswa dapat meningkat 6%.

Dwi Cahyaningdyah dan Ismiyati dengan judul jurnal Peningkatan Kualitas

Pembelajaran Auditing Melalui Metode Problem Based Learning menunjukan

(23)

9

belajar 94% minat keaktifan dan kerjasama dalam proses pembelajaran dengan

rentang 1 samapi 4 hasilnya baik (3,44).

Dari latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merasa

perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki hasil belajar

akuntansi siswa. Hal itu yang menjadikan peneliti tertarik mengadakan penelitian

dengan mengambil judul “PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI.”

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah yang dapat

dirumuskan adalah “Bagaimana perbedaan antara hasil belajar siswa pada mata

pelajaran akuntansi sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi setelah

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai adalah

Untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa pada mata pelajaran

akuntansi sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi setelah menggunakan

(24)

10

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun keguanaan dari penelitian ini adalah :

Kegunanan Teoritis :

1. Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan

pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan model

pembelajaran yang tepat.

Kegunaan Praktis :

1. Bagi Siswa

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan

dapat memberikan kemudahan dalam mempelajari ilmu pengetahuan pada

umumnya dan ilmu akuntansi pada khususnya.

2. Bagi Guru

 Dapat dijadikan pedoman empiris untuk mempersiapkan strategi

pembelajaran dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai hasil

belajar yang optimal.

 Sebagai motivasi untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses

dalam pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas.

(25)

11

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan

pembelajaran di dalam kelas, dan juga dapat meningkatkan kualitas

sekolah yang diteliti, dan bagi sekolah-sekolah lain.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi peneliti

selanjutnya sehingga dapat menambah khasanah pengetahuan dalam

(26)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maka haruslah

terlebih dahulu menentukan metode penelitian yang tepat, untuk mendapatkan

data dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dari masalah yang dihadapi.

Adapun metode penelitian yang akan digunakan adalah quasi eksperiment atau

eksperimen semu. Nazir (2003:73) “Pemenilitan yang mendekati percobaan

sesungguhnya di mana tidak mungkin mengadakan kontrol/memanipulasikan

semua variable yang relevan. Harus ada kompromi dalam menentukan validitas

internal dan eksternal sesuai dengan batasan-batasan yang ada.” Dalam metode ini

penelitian dilaksanakan pada kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada

kelompok pembanding (kelompok kontrol). Karena untuk mengetahui peningatan

hasil belajar siswa sebelum dan sesudah perlakuan dilaksanakan. Kelompok

eksperimen tersebut diberikan pretest, prostest, dan perlakuan model

pembelajaran Problem Based Learning.

Bentuk desain kuasi eksperimen yang dipilih adalah desain One-Group

pretest-postest yang digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

(27)

34

O1 X O2

Keterangan

O1 = Nilai Pretest (sebelum perlakuan)

O2 = Nilai Posttest (setelah perlakuan)

X = Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

(Sugiyono, 2009:114)

Tabel 3.2

Tahap Pembelajaran Problem Based Learning

Tahap Kegiatan b) Sebutkan akun apa saja yang

memerlukan penyesuaian? c) Apa yang dimaksud dengan

penyesuaian?

 Guru membagi kelas dalam 4 kelompok, dengan anggota yang heterogen

 Guru membagikan setiap siswa

 Siswa menyinmak dan mulai berkumpul dengan anggota kelompoknya

(28)

35

harus dipecahkan oleh siswa memecahkan

permasalahan bersama Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil kaya

 Guru meminta siswa untuk membuat laporan berdasarkan

 Guru memberikan postest yang bersifat individu

Dalam penelitian ini menggunakan satu variable yaitu hasil belajar siswa

setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada objek

penelitian yang kemudian dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Indikator yang

digunakan adalah nilai postest akuntansi siswa setelah adanya perlakuan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Suharsimi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya adalah penelitian populasi. Dalam penelitian yang menjadi populasi

adalah siswa kelas XI IPS SMA Labschool UPI yang terdiri dari 3 kelas, yaitu

(29)

36

3.3.1 Sampel

Menurut Sugiyono (2009 :118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimilik oleh populasi.” Untuk kelas XI IPS di SMA Labschool

UPI terdapat tiga kelas IPS, dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah satu

kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-probaility sampling yaitu

dengan cara pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan sama bagi

setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan purposive sampling yaitu teknik pengumpulan sampel

yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam

menentukan sampel penelitian. Sampel untuk penelitian ini adalah kelas XI IPS 2

karena kelas ini yang paling memungkinkan untuk diterapkannya eksperimen.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2002:136) “Alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah.” Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai

(30)

37

a) Tes

Suharsimi (2010:53) “Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan

aturan-aturan yang sudah ditentukan.” Dapat diartikan bahwa Tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan dan alat lain yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan intelegensi, serta kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini tes terbagai menjadi dua yaitu

pretes dan postes dalam bentu pilihan ganda (objektif). Pretest adalah tes yang

digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan siswa sebelum

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Sedangkan posttest

adalah tes yang dilakukan setelah penerapan model Problem Based Learning

dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah adanya perlakuan.

Kisi-kisi dalam tes yang akan diberikan kepada siswa adalah sesuai dengan tabel

3.2.

Siswa dapat mendeskripsikan pengertian jurnal penyesuaia  Siswa dapat menyebuatkan

akun-akun yang memerlukan penyesuaian

(31)

38

(C3) penyesuaian dan menjurnal penyusutan aktiva tetap  Siswa dapat menghitung

penyesuaian dan menjurnal akun perlengkapan pada akhir periode

 Siswa dapat menghitung penyesuaian dan menjurnal akun beban dibayar dimuka  Siswa dapat menghitung

penyesuaian dan menjurnal akun pendapatan diterima dimuka

 Siswa dapat menghitung penyesuaian dan menjurnal pendapatan yang masih harus diterima

 Siwa dapat menghitung penyesuaian dan menjurnal beban yang masih harus

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati tingkah

laku seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan suatu pekerjaan.

Observasi digunakan untuk menilai kegiatan yang berlangsung selama proses

pembelajaran. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam

dan bila responden tidak terlalu banyak. Observasi dilakukan sebelum penelitian

dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung proses pembelajaran akuntansi

(32)

39

Menurut Arikunto (2010:158) “Dokumentasi dari asal katanya dokumentasi,

yang bearti barang-barang tertulis.” Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, dokumen, dan

sebagainya. Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan dokumentasi

hasil UTS yang diperoleh dari guru akuntansi yang berangkutan. Teknik ini

digunakan untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar peserta didik.

3.4.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan arahan bagi peneliti dalam melaksanakan

penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini

dibagi menjadi tiga tahap kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Pada tahap awal persiapan ini peneliti melakukan:

a. Menentukan masalah penelitian yang berhubungan dengan

pembelajaran akuntansi di SMA

b. Studi kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang

relevan

c. Studi pendahuluan, dilakukan untuk memperoleh data kondisi siswa,

perizinan, dan kondisi lokasi penelitian.

d. Persipan dan penyusunan model yang dilakukan untuk mempelajari,

mengkaji, dan merancang pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik kompetensi dasar.

(33)

40

f. Menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan tujuan pembelajaran

g. Membuat lembar diskusi siswa beserta jawaban

h. Merancang pembentukan kelompok

i. Melakukan uji coba instrumen penelitian

1) Validitas

Suharsimi Arikunto (2010:168) “Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen.” Suatu

instrumen dapat mempunyai validitas yang tinggi jika instrumen tersebut dapat

mengukur apa yang hendak diukur. Suatu data dikatakan valid apabila data

tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada. Sebuah item memiliki validitas yang

tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Teknik yang

digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment

yang dikemukakan oleh Pearson. Baik menggunakan Rumus korelasi product

moment dengan simpangan maupun dengan angka kasar. Adapun rumus korelasi

yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar :

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variable X dan Y

(34)

41

= Skor tiap butir soal.

= Skor total tiap butir soal

= Kuadrat jumlah Skor X

= Kuadrat jumlah skor Y

(Suharsimi Arikunto, 2009:72)

Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu item soal dilihat dari harga

korelasi. Batas harga korelasi soal yang dianggap valid adalah 0,30. Menurut

pendapat Sugiyono (2009) “bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat

disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus

diperbaiki atau dibuang.” Pengujian validitas instrumen ini dilakukan terhadap 25

responden dengan signifiikasi 5%. Uji validitas untuk variable hasil belajar dapat

(35)

42

15 0,441 0,30 Valid

16 0,365 0,30 Valid

17 0,545 0,30 Valid

18 0,449 0,30 Valid

19 0,357 0,30 Valid

20 0,605 0,30 Valid

Berdasarkan perhitungan validitas di atas terdapat 19 item soal yang valid

dari 20 soal. Item yang tidak valid sebanyak 1 soal dibuang dan tidak dimasukan

kedalam tes soal.

2) Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. “Suatu tes dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap” Suharsimi Arikunto (2010:86). Untuk mencari besarnya

reliabilitas penulis menggunakan rumus varians yaitu mencari varian tiap-tiap

item terlebih dahulu kemudian dijumlahkan untuk mencari varians total. Setelah

itu dimasukan ke dalam rumus Alpha untuk mencari reliabilitasnya.

Skala koefisien reliabilitas yaitu antara 0-1. Semakin tinggi koefisien

reliabilitas atau mendekati 1, maka semakin tinggi juga keajegan atau

ketetapannya.

Rumus Varians tiap-tiap Item :

(36)

43

= Varians tiap item yang dicari

= Jumlah Kuadrat item nomor

= Jumlah item nomor dikuadratkan

= Banyaknya responden

(Suharsimi Arikunto, 2009:110)

Rumus Penjumlahan semua varians item:

Rumus Varians Total:

Keterangan:

= Varians Total yang dicari

= Jumlah kuadrat skor total

= Jumlah setiap skor total dikuadratkan

= Banyaknya responden

(Suharsimi Arikonto, 2009:112)

Rumus Alpha:

( )

Keterangan:

(37)

44

= Varians total

(Suharsimi Arikunto, 2009:109)

Berdasarkan perhitungan relisbelitas terhadap semua item denngan

menggunakan program antes, diketahui hasil rhitung adalah 0,,77. Hasil tersebut

dapat disimpulkan soal dikatagorikan mempunyai keajegan atau reliabel dan dapat

digunakan dalam pengujian hipotesis.

3) Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan satu analisis kuantitatif konvensional paling

sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan

antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.

Bilangan yang menunjukan sukar atau tidaknya suatu soal dikatakan indeks

kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin

besar indeks menujukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan

benar oleh sebagian besar atau seluruh siswa. Begitu juga sebaliknya, jika

sebagian besar siswa atau tidak ada sama sekali yang menjawab benar

menunjukkan butir soal yang sukar. Adapun cara untuk menghitung tingkat

kesukaran adalah sebagai berikut.

Keterangan :

P = indeks kesukaran

(38)

45

(Suharsimi Arikunto, 2009:208)

Cara memberikan penafsiran terhadap angka indeks kesukaran item menurut

Witherington dalam Anas Sudjono.

Tabel 3.5

Kriteria Indeks Kesukaran Item

Besarnya P Interpretasi Kurang dari 0,25 Terlalu sukar

0,25 – 0,75 Cukup (sedang) Lebih dari 0,75 Terlalu Mudah

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program anates, dari

soal-soal yang telah dibuat mempunyai beragam tingkat kesukaran setiap itemnya.

Diperoleh bahwa terdapat 5 item yang yang diakatagorikan sukar dengan indeks

kesukaran (P) kuarang dari 0,25. Sedangkan 15 itam dengan katagori sedang

dengan indeks kesukaran (P) antara 0,25-0,75. Tingkat kesukaran setiap itemnya

dapat disajikan dalam tabel 3.7.

(39)

46

13 17,39 Sukar

14 39,13 Sedang

15 21,74 Sukar

16 69,57 Sedang

17 21,74 Sukar

18 60,87 Sedang

19 47,83 Sedang

20 52,17 Sedang

4) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Angka yang menujukkan

besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi ini

berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Dalam indeks kesukaran tidak mengenal tanda

negatif sementara pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada

indeks diskriminasi digunkan jika butir soal “terbalik”, menujukkan kualitas

testee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan sebaliknya. Rumus menghitung daya

pembeda adalah sebagia berikut.

Keterangan :

J = jumlah peserta tes

= banyaknya peserta kelompok atas

= banyaknya peserta kelompok bawah

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

(40)

47

= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

itu dengan benar

= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Suharsimi Arikunto, 2009:213)

Adapun klasifikasi daya pembeda yang banyak digunakan adalah:

Tabel 3.7

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program anates, dari

(41)

48

11 50,00 Baik

12 58,33 Baik

13 50,00 Baik

14 50,00 Baik

15 50,00 Baik

16 33,33 Cukup

17 50,00 Baik

18 66,67 Baik

19 33,33 Cukup

20 83,33 Baik Sekeali

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda diperoleh data interpretasi

cukup 4 item dengan besaran deskriminasi antara 0,20-0,40. Intrepretasi dengan

katagori baik sebanyak 13 item dengan besaran deskriminasi antara 0,40-0,70.

Intrepretasi baik sekali terdapat 1 item dengan besaran deskriminasi 0,83.

Terdapat 1 itam dengan interpretasi jelak besaran deskriminasi kurang dari 0,20

dan soal ini juga termasuk kedalam tidak valid sehingga item soal ini tidak

disertakan dalam penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Dalam fase pelaksanaan ini hal-hal yang dilakukan meliputi:

a. Guru memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui

kemampuan awal siswa.

b. Guru menjelaskan proses model pembelajaran yang digunakan

yaitu Problem Based Learning

c. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang anggotanya heterogen.

d. Tiap kelompok mendiskusikan materi yang telah diberikan

(42)

49

e. Guru membimbing siswa dalam pelaksanaan diskusi

f. Pada saat guru menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning, observer melakukan pengamatan aktivitas

siswa dan pengelolaan pembelajaran.

g. Melakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa

setelah dilakukan pembelajaran.

h. Memberikan angket pada siswa untuk mengetahui sikap siswa

terhadap stategi pembelajaran yang diterapkan.

3. Tahap Penyelesaian

a. Mengumpulkan skor hasil tes

b. Mengolah dan menganalisis skor

c. Pengolahan skor hasil penelitian. Skor diolah menggunakan

bantuan software SPSS Statistics.

d. Analisis skor hasil penelitian. Skor yang telah diolah kemudian

dianalisi, analisis dilakukan dengan melihat apakah hipotesis

awal diterima atau ditolak

e. Penyimpulan hasil penelitian

f. Penulisan laporan hasil penelitian.

3.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.5.1 Teknik Analisis Data

(43)

50

wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”

Teknik analisis data yang digunakan peneliti yaitu dengan cara memberikan

tes tertulis berupa posttest dan pretest dan pengisian angket. Dari instrumen tes

akan diperoleh skor kuantitatif, sedangkan dari instrumen non-tes akan diperoleh

skor kualitatif.

3.5.2 Pengujian Hipotesis

Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning, maka dilakukan pengujian hipotesis

komparasi dengan uji-t sebagai berikut:

Hipotesis :

H0 : µA = µB, tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara sebelum dan

sesudah penerapan model pembelaran Problem Based Learning

H1 : µA ≠ µB, terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah

penerapan model pembelaran Problem Based Learning

Sebelum membuktikan hipotesis, maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji

normalitas. Uji normalitas untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam

mengolah data. Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh dapat

(44)

51

Berikut ini langkah-langkah untuk menguji normalitas distribusi data

dengan Uji Chi Kuadrat:

a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasya

b) Menentukan jumlah kelas interval

c) Menentukan panjang kelas interval

(data terbesar-data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval

d) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi yang sekaligus merupakan

table penolong untuk menghitung chi kuadrat

Interval (

Keterangan

= frekuensi / jumlah hasil data observasi

= jumlah/ frekuensi yang diharapkan

e) Menghitung frekuensi yang diharapkan ( . Langkah-langkah

menghitung frekuensi harapan:

1) Menntukan batas kelas dengan cara angka skor kiri kelas interval

pertama dikurangi 0,5 dan angka-angka skor kanan kelas intercal

ditambah 0,5.

2) Mencari nilai Z-Score untuk batas kelas interval dengan rumus:

(45)

52

3) Mencari luas 0-Z dari kurva normal.

4) Mencari luas tiap kelas interval, yaitu angka baris pertama

dikirangi baris kedua, angka basris kedua dikurangi baris ketiga,

dst. Kecuali untuk angka pada baris paling tengah ditambahkan

dengan angka pada baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan ( dengan cara mengalikan

luas tiap interval dengan jumlah responden.

f) Memasukan harga-harga kedalam table kolom , sekalifus

menghitung harga-harga ( , dan dan menjumlahkannya

harga-harga merupakan chi kuadrat hitung.

g) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat table. Bila

harga chi kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan chi kuadrat table

( , maka distribusi data yang dinyatakan normal, dan bila lebih

besar ( dinyatakan tidak normal.

(sugiyono, 2009: 241)

Jika yang berarti bahwa distribusi data normal maka perlu

dilakukan uji t, yaitu dengan tujuan untuk melihat perbedaan nilai hasil tes

sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan nilai

hasil tes sesudah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

(46)

53

̅ ̅

Keterangan

̅ = rata-rata post test

̅ = rata-rata pre test

= banyaknya data

= banyaknya data

= simpangan baku gabungan

(Sudjana, 2004:162)

Simpangan baku gabungan didapatkan dari rumus:

Keterangan :

= Banyaknya data postest

= Banyaknya data pretest

= Varians sampal dari populasi pertama yang berukuran

= Varians sampel dari populasi kedua yang berukuran

(Sudjana, 2004:162)

Selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel. Jika t hitung

lebih kecil dari t tabel, maka diterima. Sedangkan jika t hitung lebih besar dari

(47)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar akuntansi dalam

studi kasus kelas XI IPS SMA Labaoratorium UPI tahun ajaran 2012/2013 pada

pokok bahasan ayat jurnal penyesuaian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi siswa sebelum dan setelah

menggunakan model Problem Based Learning. Hasil belajar setelah

menggunakan model Problem Based Learning lebih baik dibandingkan dengan

hasil belajar sebelum menggunakan model Problem Based Learning. Kesimpulan

ini didasarkan pada hasil akhir rata-rata siswa setelah menggunakan model

Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar sebelum

menggunkan model Problem Based Learning.

5.2 Saran

Sesuai pembahasan dalam penelitian, saran yaang dapat peneliti berikan

antara lain sebagai berikut.

1. Diharapkan guru akuntansi menerapkan model Problem Based Learning

(48)

76

penyesuaian karena telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan juga meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran

akuntansi

2. Diharapkan siswa dapat lebih dilibatkan dalam merumuskan masalah

agar siswa lebih memahami konsep-konsep akuntansi

3. Proses pembentukan kelompok pada model Probelem Based Learning

dipastikan dalam satu kelompok siswa dalam keadaan heterogen

4. Keunggulan model Problem Based Learning adalah dapat menggunakan

masalah dalam dunia nyata dalam pembelajaran. Akan lebih baik lagi,

jika terdapat variasi dalam masalah yang ditampilkan; masalah tidak

hanya berbentuk teks, bisa dilengkapi dengan audio visual, games atau

permainan simulasi ataupun topik masalah yang menuntut penyelesaian

masalah yang lebih menarik.

5. Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak menggunakan kelas kontrol

sebagai pembanding hasil belajar pada kelas eksperimen, maka

sebaiknya dalam penelitian selanjutnya menggunakan kelas kontrol yang

menjadi pembanding kelas eksperimen dengan tujuan agar tidak terjadi

(49)

77

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Eggen, Paul and Kauchak, Don. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengejar Konten dan Keterampilan Berfikir. Jakarta: Indeks

Imam Suyitno. (2011). Memahami Tindakan Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama

Iskandar. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual - Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama

Muhibbin Syah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers

Musfiqon, (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka

Oemar Hamalik. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Soemarso S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Salemba Empat : Jakarta.

Sudjana. (2004). Statiska. Bandung: Tarsito.

_______. (2011). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

_______.(2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

(50)

78

Sugandi, Achmad. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang : UPT MKK UNNES

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikann. Bandung: Alfebeta.

Sumarsan, Thomas. (2011). Akuntansi Dasar & Aplikasi dalam Bisnis. Jakarta : PT Indeks

Wahab, A. A. (2007). Metode dan model-model mengajar. Bandung: Alfabeta

Sumber Jurnal:

Amirin, Tatang M, Suyud, dan Asih, Nurlina M. (2010). “Model Anak Angkat

Dalam Peningkatan Kualitas Sekolah (Kasus Sekolah Dasar Muhammadiyah Condongcatur, Yogyakarta) ”. No. 02/TH VI/2010

Cahyaningdyah, Dw dan Ismiyati. (2007). “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Auditing Mealui Metode Problem Based Learning”. Jurnal Pendidikan Ekonomi, Volume 2, Halaman 237-252

Carla, L, Wilkin, and Collier. (2009). “A Problem Based Approach to Accounting Aducatioan A Pragmatic Appraisal of a Techologically Enabled Solution”. Vol. 5, pp. 49-67

Gallagher, Shelagh, A, and Gallagher, James, J. (2013). “Using Problem Based Learning to Explore Unseen Academic Potential.” Volume 7. Issue 1, pp 112-131

Handayani, Sri. (2009). “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Respon Belajar Siwa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2

Malang”. Jurnal Pendidikan Pendidikan Ekonomi, Volume 2, Halaman 38-52

L, Carla, Wilkin, and Collier, Philip, A. (2009). “A Problem Based Approach to Accounting Education: APragmatic Apprasial Of A Teachnologically

Enabled Solution.” Vol. 5. Issue 2, pp 49-67

(51)

79

Muhson, Ali. (2005). “Implementasi Problem Based Learning dalam Pembelajaran Kewirausahaan”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volemue 2 Nomer 3, Halaman 48-64

Wulandari, Nadiah, Sjarkawi, dan M, Damris. (2011). “Pengaruh Problem Based Learning dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar

Mahasiswa.” Vol: 1 No. 1, Halaman 14-24

Sumber skripsi :

Falestin, Yuditya. (2010). Peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajatan Problem Based Learning pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Jurnal Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Sumber Internet :

Annisa, A. (2011). Teori Belajar Kognitivisme. [Online]. Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-kognitivisme-406223.html. [3 Juni 2013]

Gambar

Tabel 1.1 Persentase (%) Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Koordinasi di bidang Statistik dilaksanakan antara Pemerintah Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997

akan  menciptakan  suatu  proses  yang  akan  menimbulkan   suatu  rangkaian  tambahan  pendapatan  dan  pengeluaran   yang  baru  yang  di  sebut  dengan  

Sehubungan dengan penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kementerian Agama Tahun 2017, bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu guru untuk mengikuti

Penulis melihat dengan munculnya banyaknya software pendukung pembuatan gambar dan animasi, program dalam bentuk multimedia ini bisa dikreatifitaskan lebih interaktif lagi. Salah

Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak

Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan teknik sinter dengan memvariasikan waktu penahanan bahan yang digunakan serbuk serabut kelapa, phonelic resin, dan serbuk

b) merangsang ambing untuk memproduksi susu lebih banyak; dan c) tidak memerlukan pelicin sehingga puting lebih mudah disucihamakan. 8) Puting harus segera disucihamakan

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program D3 Teknik Informatika. Disusun Oleh :