• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DAN UJI KETERBACAAN BUKU AJAR KIMIA PADA MATERI SENYAWA BENZENA DAN TURUNANNYA SERTA MAKROMOLEKUL DAN LIPID MELALUI KONTEKS BATIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN DAN UJI KETERBACAAN BUKU AJAR KIMIA PADA MATERI SENYAWA BENZENA DAN TURUNANNYA SERTA MAKROMOLEKUL DAN LIPID MELALUI KONTEKS BATIK."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN DAN UJI KETERBACAAN BUKU AJAR KIMIA

PADA MATERI SENYAWA BENZENA DAN TURUNANNYA

SERTA MAKROMOLEKUL DAN LIPID MELALUI KONTEKS BATIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh

Ahmad Fauzan

0700763

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013

DESAIN DAN UJI KETERBACAAN BUKU AJAR KIMIA

PADA MATERI SENYAWA BENZENA DAN TURUNANNYA

SERTA MAKROMOLEKUL DAN LIPID MELALUI KONTEKS BATIK

Oleh:

Ahmad Fauzan

0700763

DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK UJIAN SIDANG OLEH:

Pembimbing I

Dr. Hernani, M.Si

NIP. 196711091991012001

Pembimbing II

Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si

NIP. 196611211991031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si

NIP. 196611211991031002

(3)

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “desain buku ajar kimia pada materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid melalui kontek batik sebagai pembelajaran kearifan lokal indonesia”. Skripsi ini adalah karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Bandung, Oktober 2013 yang membuat pernyataan,

(4)

i

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya buku ajar kimia pada materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid melalui konteks batik agar dapat meningkatkan literasi sains siswa. Pembuatan buku ajar ini dilakukan dengan cara analisis konten terhadap buku teks yang umum digunakan dalam kimia dasar. Karakteristik buku ajar yang dikembangkan sesuai dengan aspek kompetensi dan aspek sikap serta aspek nilai budaya dan karakter bangsa. Tahapan penyusunan pokok materi pada buku mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran STL (sains technology and literacy) yang disesuaikan dengan kriteria pembelajaran STL. Karakteristik buku ajar yang dibuat mengkaitkan materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid dengan konteks batik. Melalui penelitian ini diperoleh tingkat keterbacaan buku, tanggapan siswa dan tanggapan guru terhadap buku ajar. Aspek keterbacaan buku ajar terdiri dari aspek kemudahan yang diuji menggunakan teks uji rumpang dan diperoleh prosentase kemudahan buku ajar yaitu mudah 92,8%, sedang 3,6% dan sulit 3,6%. Aspek keterpahaman yang diuji dengan menggunakan soal uraian terbatas dan diperoleh prosentase keterpahaman materi yaitu 82,1% sangat baik, 17,9% baik. Sedangkan aspek kemenarikan diuji dengan menggunakan angket dan diperoleh prosentase aspek kemenarikan buku ajar yaitu 77,9% dan ini berada pada daerah sangat setuju bahwa buku ajar yang dibuat adalah menarik. Tanggapan siswa terhadap buku ajar yang dibuat diperoleh prosentase aspek kemudahan buku ajar 81,3%, keterpahaman kalimat untuk dipahami 77,3% dan prosentase aspek kemenarikan 74,3%. Tanggapan guru terhadap buku ajar yang dibuat adalah baik.

Kata kunci: Literasi sains, batik, benzena dan turunannya, makromolekul dan

(5)

i

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

(6)

ii

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Penjelasan Istilah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Buku Ajar Kimia ... 8

B. Literasi Sain Sebagai Pengembangan Buku ... 10

C. Batik Sebagai Konteks Buku Ajar ... 12

D. Kriteria Kualitas Buku Ajar... 15

E. Pemproduksian Wacana ... 18

F. Belajar Mandiri ... 19

G. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa... 20

(7)

iii

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 33

B. Subjek Penelitian ... 33

C. Alur Penelitian ... 33

D. Instrumen Penelitian ... 35

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 37

F. Teknik Pengolahan Data... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Langkah-Langkah Pengembangan Buku Ajar... 41

B. Karakteristik Buku Ajar yang Dikembangkan ... 48

C. Keterbacaan Pada Pokok Bahasan Senyawa Benzena dan Turunannya serta Makromolekul dan Lipid .. 49

D. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Buku Ajar yang Dikembangkan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 69

(8)

iv

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Distribusi Skor Kategori Tanggapan ... 38

3.2 Penafsiran Hasil Uji rumpang ... 39

3.3 Kategori Kemampuan ... 40

4.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 43

4.2 Daftar Buku yang Digunakan untuk Tinjauan Materi Konten ... 45

4.3 Daftar Buku yang Digunakan untuk Tinjauan Materi Konteks ... 45

4.4 Penafsiran Hasil Uji Rumpang ... 50

4.5 Hasil Penelitian Uji Rumpang untuk Aspek Kemudahan... 50

4.6 Hasil Penelitian Soal Uraian untuk Aspek Keterpahaman ... 52

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Batik sebagai Kebudayaan Indonesia ... 13

2.2 Model Struktur Makro ... 19

2.3 Uji Glukosa dengan Larutan Fehling ... 27

2.4 Fungsi Lipid dalam Kehidupan Sehari-hari ... 32

(9)

v

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Perangkat Validasi

A.1. Tabel Validasi Indikator Aspek Kogntif ... 71

A.2. Tabel Hasil Validasi Aspek Kogntif ... 74

A.3. Tabel Validasi Aspek Sikap... 79

A.4. Tabel Hasil Validasi Aspek Sikap ... 81

LAMPIRAN B Analisis Wacana B.1. Proses Penghalusan Teks ... 85

B.2. Penurunan Proposisi Mikro Dan Makro ... 112

B.3. Struktur Makro... 123

B.4. Lesson Sequence Map ... 126

LAMPIRAN C Instrumen Penelitian C.1. Buku Ajar... 128

C.2. Teks Rumpang ... 179

C.3. Soal Bahan Ajar Batik ... 184

C.4. Format Angket Batik ke Guru ... 190

C.5. Angket Respon Siswa ... 194

LAMPIRAN D Pengolahan Data D.1. Pengolahan Data Keterbacaan ... 198

D.2. Tabel penilaian Guru Terhadap Buku Ajar Melalui Konteks Batik ... 213

D.3 Surat Izin Penelitian ... 215

LAMPIRAN E DOKUMENTASI PENELITIAN E.1. Studi Pustaka ke Lembur Batik Cimahi... 217

(10)

1

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan IPA siswa Indonesia berada pada urutan 35 dari 48 negara (TIMSS, 2007). Kemampuan siswa Indonesia tertinggal jauh dari negara tetangga seperti Singapura (peringkat ke-1), Malaysia (peringkat ke-21), dan Thailand (peringkat ke-22). Jumlah nilai kemampuan IPA, siswa Indonesia memperoleh nilai 427, nilai tersebut berada jauh di bawah nilai rata-rata internasional yaitu 467. Selain itu, Menurut Hayat dan Yusuf (2010) setiap warga negara juga perlu literate terhadap sains. Literate terhadap sains sangat penting dikuasai oleh siswa agar mampu memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah lain yang dihadapi masyarakat modern sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Literate dalam sains ini dikenal dengan literasi sains.

Literasi sains adalah kemampuan menggunakan pengetahuan untuk mengidentifikasi isu-isu ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti ilmiah dalam rangka proses untuk memahami alam (PISA, 2009). Literasi sains lebih dari sekedar mengingat istilah-istilah dalam sains. Proses membangun atau menyusun pengetahuan baru pada pembelajaran sains seharusnya didasarkan atas pengalaman kehidupan sehari-hari sedangkan yang diterapkan di sekolah selama ini terpisah dari kehidupan mereka (Holbrook, 2005). Hal tersebut menyebabkan siswa tidak mampu mengaitkan dan menggunakan konsep-konsep sains yang dipelajarinya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

(11)

2

Indonesia pada rangking ke-57 dari 65 negara partisipan. Apabila dibandingkan dengan skor tertinggi yaitu 575, perolehan skor siswa Indonesia sangat berbeda jauh dibandingkan dengan negara lain. Hal tersebut menunjukan, kemampuan penguasaan terhadap empat aspek sains yaitu konten/konsep sains, kompetensi sains, konteks aplikasi sains, dan sikap sains (literasi sains) siswa SMA di Indonesia masih berada pada kategori rendah. Pada umumnya, siswa mengalami kesulitan untuk dapat mengidentifikasi isu-isu ilmiah, menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupannya.

Studi penilaian literasi sains pada PISA (Programme for International Student

Assesment) Nasional 2006 menunjukkan hasil yang nampak tidak sepadan dengan

peran penting sains. Studi PISA Nasional 2006 menunjukkan bahwa literasi peserta didik Indonesia masih berada pada tingkatan rendah. Dari analisis berdasarkan data hasil tes PISA Nasional 2006 yang dilakukan oleh Firman (2007), dapat dikemukakan beberapa temuan di antaranya:

1) Capaian literasi peserta didik rendah, dengan rata-rata sekitar 32% untuk keseluruhan aspek, yang terdiri atas 29% untuk konten, 34% untuk proses, dan 32% untuk konteks.

2) Terdapat keragaman antar propinsi yang relatif rendah dari tingkat literasi sains peserta didik Indonesia.

Rendahnya kemampuan literasi sains siswa ini, dapat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini. Faktor-faktor yang mendukung dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu guru, siswa, dan alat pendidikan (Hasbullah, 2008). Sebagai contoh yaitu pembelajaran yang diterapkan di tingkat satuan pendidikan tidak kontekstual, terlalu teoritis, dan siswa tidak diperkenalkan dengan kondisi lingkungan yang sebenarnya. Akibatnya, siswa beranggapan bahwa ilmu kimia itu abstrak dan tidak aplikatif dalam kehidupan mereka. Lebih jauh lagi, siswa menjadi tidak literate terhadap ilmu kimia.

(12)

3

mereka dan hanya mengangkat kehidupan di luar negeri saja. Oleh karena itu, pembelajaran kontekstual yang diterapkan sekarang harus merujuk pada hal-hal yang dekat dengan kehidupan siswa. Terlebih lagi, hal-hal kontekstual tersebut berbasis kearifan lokal (local wisdom) yang tentu juga selaras dengan kearifan global (global

wisdom).

Salah satu produk kreatif kearifan lokal yang juga selaras dengan kearifan global adalah batik. Terlebih lagi, lembaga PBB yang membawahi kebudayaan pada tanggal 2 Oktober 2009 menyetujui bahwa batik adalah warisan budaya yang dihasilkan oleh Indonesia dan menjadi sangat popular akhir-akhir ini. Siswa perlu diperkenalkan pada proses pembuatan batik. Proses pembuatan batik ini diharapkan menjadi kegiatan inkuiri yang menarik bagi siswa, khususnya pada mata pelajaran kimia mengenai materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid dengan tujuan untuk meningkatkan literasi sains siswa.

Upaya mengangkat batik dalam pembelajaran kimia kaitannya dengan materi makromelekul dan lipid diharapkan menjadi inovasi yang dapat memberikan sumbangan dalam memecahkan masalah literasi sains siswa di Indonesia. Batik adalah bukti kreatif anak bangsa sebagai hasil kearifan lokal yang tetap menjunjung tinggi kearifan global. Melalui pembelajaran kimia melalui konteks batik ini, diharapkan siswa tidak hanya menjadi lebih literate terhadap sains, tetapi juga menjadi bangga serta arif terhadap kebudayaan sendiri.

Pembelajaran sains yang didasarkan pada situasi-situasi sosial, kemudian dikembangkan ke pembelajaran konseptual dalam pendidikan membuat siswa dapat mengapresiasikan sains secara relevan salah satunya dengan mengembangkan alat pendidikan. Alat pendidikan merupakan segala perlengkapan yang dipakai dalam usaha pendidikan. Salah satu yang termasuk alat pendidikan yang dibutuhkan diantaranya adalah buku ajar yang sesuai.

(13)

4

daripada sumber belajar lainnya. Hal ini disebabkan informasi dalam buku dapat dibaca berulang kali, direnungkan, dibedah dan didiskusikan. Untuk meningkatkan fungsi buku sebagai sumber informasi, pesan yang disampaikan melalui buku perlu dirancang, disusun, dan disajikan dalam bentuk yang tidak saja menarik secara visual tetapi juga mudah dimengerti. Dalam penyusunan buku ajar mandiri seperti buku, keterbacaan buku ajar merupakan faktor keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, karena siswa diharapkan dapat memahami buku ajar tanpa bantuan atau sesedikit mungkin menggunakan bantuan orang lain.

Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, maka penulis melakukan penelitian mengenai “ Desain dan uji keterbacaan dan uji keterbacaan buku ajar kimia pada materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid melalui konteks batik”. Melalui penerapan pembelajaran berbasis kearifan lokal pada materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid, diharapkan dapat meningkatkan literasi sains siswa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah umum dalam penelitian ini. “Bagaimanakah desain dan uji keterbacaan buku ajar yang dapat membantu pencapaian literasi sains siswa SMA pada materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid terkait konteks batik?”

Rumusan masalah di atas dapat dikembangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(14)

5

3. Bagaimana tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan buku ajar yang dikembangkan pada materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid terkait konteks batik?

C. Pembatasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini agar lebih terarah, maka dilakukan pembatasan yaitu sebagai berikut:

1. Buku ajar yang diperoleh akan diuji tingkat keterbacaannya yang meliputi kemudahan bacaan, keterpahaman materi dan kemenarikan bacaan.

2. Diberikan suatu instrumen sehingga diperoleh tanggapan dari siswa dan guru terhadap buku ajar pada materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid melalui konteks batik.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menghasilkan buku ajar pada materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid melalui konteks batik yang diharapkan dapat meningkatkan literasi sains siswa.

Tujuan khusus dari penelitian yang dilakukan adalah untuk:

1. Mengetahui informasi tentang tingkat keterbacaan siswa terhadap buku ajar pada materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid melalui konteks batik.

(15)

6

E. Manfaat Penelitian

Secara umum melalui penelitian ini akan menghasilkan buku ajar yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dalam hal literasi sains siswa.

Secara khusus melalui penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan, antara lain:

1. Bagi Siswa

a. Tersedianya buku ajar yang dapat digunakan untuk belajar b. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

2. Bagi Guru

a. Tersedianya buku ajar yang berorientasi konteks yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran

b. Diperoleh buku ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.

3. Bagi Lembaga Pendidikan

a. Menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Dapat dijadikan buku ajar yang digunakan dalam lembaga pendidikan 4. Bagi Peneliti

a. Sebagai informasi mengenai desain dan uji keterbacaan buku ajar literasi sains.

b. Sebagai informasi mengenai kelebihan dan kekurangan buku ajar literasi sains dalam pembelajaran.

c. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

F. Penjelasan Istilah

Sebagai uapaya menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan definisi operasional sebagai berikut:

(16)

7

2. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu yaitu tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan siswa (BSNP, 2006).

3. Konteks aplikasi sains adalah salah satu dimensi dari literasi sains yang mengandung pengertian situasi dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan sains dan teknologi area aplikasi proses dan pemahaman konsep sains, misalnya kesehatan dan gizi dalam konteks pribadi serta iklim dalam konteks global (PISA-OECD dalam Firman, 2007).

4. Konten sains adalah salah satu dimensi literasi sains yang merujuk pada konsep dan teori fundamental untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (PISA-OECD dalam Firman, 2007).

5. Sikap Sains adalah respon terhadap isu-isu sains (menunjukkan minat dalam ilmu pengetahuan, dukungan untuk penyelidikan ilmiah, dan motivasi untuk bertindak secara bertanggung jawab) (PISA–OECD, 2009).

6. Literasi Sains adalah kemampuan menggunakan pengetahuan untuk mengidentifikasi isu-isu ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti ilmiah dalam rangka proses untuk memahami alam (OECD, 2009).

7. Keterbacaan (readability) adalah seluruh unsur yang ada dalam teks (termasuk di dalamnya interaksi antarteks) yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembaca dalam memahami materi yang dibacanya pada kecepatan membaca yang optimal (Gilliland dalam Sitepu, 2010).

(17)

33

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian yang dilakukan memuat aspek kualitatif juga kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan dengan fenomena lain (Sukmadinata, 2010).

Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-veriabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2006).

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri yang ada di kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah buku ajar yang diujikan secara mandiri kepada siswa sebanyak 28 orang yang merupakan siswa pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.

C. Alur Penelitian

(18)

34

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan alur penelitian pada gambar 3.1, tahap-tahap yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Telaah kepustakaan pembelajaran, telaah kepustakaan kearifan lokal batik, telaah standar isi mata pelajaran kimia dan buku teks kimia SMA. b. Perumusan, validasi dan revisi indikator dan tujuan pembelajaran aspek

kognitif melalui telaah konteks dan konten.

c. Perumusan, validasi, revisi indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap melalui telaah konteks, konten dan sikap.

d. Pemproduksian wacana.

Gambar 3.1. Alur Penelitian Penyusunan Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal

Penyusunan Instrument Penelitian Keterbacaan

Validasi dan Revisi

Uji Coba Buku Ajar

Pengolahan Data

Analisis Data Validasi dan Revisi

Penarikan Kesimpulan Perumusan Indikator dan Tujuan Pembelajaran

Aspek Kognitif Melalui Telaah Konteks, Konten dan Kompetensi

Perumusan Indikator dan Tujuan Pembelajaran Aspek Sikap Melalui Telaah

Konteks, Konten dan Sikap

Validasi dan Revisi

Analisis Wacana

Penyusunan Lesson Sequence Map Telaah Kepustakaan Kearifan

Lokal Batik Telaah Kepustakaan

Pembelajaran Literasi Sains

Telaah Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA dan Buku Teks Kimia

Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal

(19)

35

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Dalam pemproduksian wacana yang pertama dilakukan adalah pembentukan struktur kognitif. Pembentukan struktur kognitif ini terdiri dari pembentukan analisis dasar dan penghalusan wacana yang menghasilkan teks luaran. Tahap selanjutnya adalah pembentukan struktur makro. Sebelum struktur makro terbentuk dilakukan penurunan mikro dan makro. Kemudian dibentuk struktur makro.

f. Penyusunan lesson squence map.

Penyusunan lesson sequence map disesuaikan dengan urutan materi pada buku, disesuaikan dengan tahapan-tahapan pembelajaran STL.

g. Penyusunan buku ajar berbasis kearifan lokal.

h. Melakukan revisi materi yang sudah disusun berdasarkan arahan tim dosen pembimbing.

i. Menyusun instrumen penelitian untuk mengukur tingkat keterbacaan. j. Uji validitas instrumen penelitian keterbacaan.

k. Melakukan revisi instrumen penelitian keterbacaaan. 2. Tahap Pengumpulan data

a. Siswa membaca dan mempelajari buku ajar yang diberikan secara mandiri

b. Siswa mengerjakan soal tes rumpang dan soal uraian terbatas untuk mengetahui tingkat keterbacaan setiap materi pada buku ajar yang diteliti. c. Siswa mengisi angket terhadap siswa tentang penggunaan buku ajar

yang dikembangkan pada materi senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid.

3. Tahap Penyelesaian

a. Melakukan analisis data penelitian b. Membahas hasil penelitian

c. Menyimpulkan hasil penelitian

D. Instrumen Penelitian

(20)

36

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk menjawab pertanyaan penelitian no.1 instrumen yang digunakan yakni tabel validasi kesesuaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan konten, konteks indikator dan tujuan pembelajaran untuk mengukur kompetensi, tabel validasi kesesuaian tujuan pembelajaran aspek sikap dengan SK, KD, konten, aspek sikap PISA 2009, nilai budaya dan karakter bangsa dan indikator, tabel validasi kesesuaian antara tujuan pembelajaran, konten dan konteks.

2. Untuk menjawab pertanyaan penelitian no.2 instrumen yang digunakan adalah teks uji rumpang dan soal uraian terbatas. Instrumen yang digunakan untuk menguji keterbacaan buku ajar yang telah disusun terdiri atas:

a. Teks Uji Rumpang

Teks uji rumpang merupakan metode yang dipandang paling berhasil yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk menguji keterbacan, teknik ini dapat dipergunakan untuk alat atau teknik pengajaran membaca. Dalam penelitian ini, tes/uji rumpang menggunakan instrumen teks uji rumpang. Teks uji rumpang berupa teks yang dikosongkan pada kata-kata tertentu. b. Soal Uraian Terbatas

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian berupa tes tertulis tipe uraian terbatas sebanyak 12 butir soal, dimana tiap butir soal yang dikembangkan mengacu pada buku ajar yang telah disusun. Bentuk soal uraian terbatas atau uraian obyektif, biasanya lebih dibatasi oleh prinsip dan konsep tertentu. Tes tertulis tipe uraian terbatas adalah suatu pokok uji uraian yang lingkup permasalahan yang diajukan sangat spesifik dan meminta jawaban yang tidak terlalu panjang, yakni satu atau dua paragraf (Firman, 2000).

Soal uraian terbatas yang disusun untuk menguji keterpahaman dilengkapi dengan jawaban soal dan pedoman penskoran soal. Pedoman penskoran digunakan untuk mengurangi faktor subjektivitas dari pemeriksaan jawaban hasil tes.

(21)

37

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket merupakan instrumen yang digunakan untuk menguji keterbacaan siswa pada aspek kemudahan, keterpahaman, dan kemenarikan.

Angket yang diberikan pada siswa berupa seperangkat pernyataan tertulis. Pernyataan tersebut terdiri atas 3 aspek yaitu aspek kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman buku ajar yang telah disusun.

Sedangkan angket untuk guru terdiri dari 11 pernyataan dan 5 pertanyaan terkait aspek kemudahan, kemenarikan dan keterpahaman buku ajar yang telah disusun.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data disesuaikan dengan instrumen yang digunakan. Data diperoleh setelah buku ajar selesai disusun. Instrumen terdiri atas angket, teks uji rumpang, dan soal uraian terbatas. Instrumen-instrumen tersebut diisi setelah siswa membaca buku ajar yang telah disusun.

F. Teknik Pengolahan Data

Untuk mengetahui keterbacaan buku ajar yang telah disusun, dilakukan pengolahan sebagai berikut:

1. Angket Keterbacaan

Pengumpulan data untuk angket keterbacaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Memeriksa angket keterbacaan buku ajar.

b. Data angket yang diperoleh diolah dengan skala likert.

Menggunakan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dapat diberi skor, misalnya:

1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 4

2. Setuju diberi skor (STS) 3

(22)

38

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Sangat tidak setuju diberi skor (STS) 1

( Arikunto, 2006) Teknik pengumpulan data angket, dengan menganalisis data interval dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban responden. Dimisalkan siswa yang memberikan taggapan SS berjumlah a orang, yang memberikan tanggapan S berjumlah b orang, yang memberikan tanggapan R berjumlah c orang, yang memberikan taggapan TS berjumlah d orang, yang memberikan tanggapan STS berjumlah e orang, sebagai berikut:

 Jumlah skor untuk a orang yang menjawab SS = a x 4 = q  Jumlah skor untuk b orang yang menjawab S = b x 3 = r  Jumlah skor untuk c orang yang menjawab TS = b x 2 = t  Jumlah skor untuk d orang yang menjawab STS = d x 1 = u +  Jumlah total = q + r + t + u

Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 4 x jumlah total orang = P. Secara kontinum dapat digambarkan seperti berikut:

STS TS S SS

c. Menafsirkan data prosentase tanggapan buku ajar.

Dari data yang diperoleh dapat dibuat kesimpulan prosentase tanggapan buku ajar sesuai tabel 3.1

Tabel 3.1 Distribusi Skor Kategori Tanggapan

Prosentase Kategori

75,0% ≤ x ≤ 100,0% Baik

50,0% ≤ x < 74,9% Cukup Baik 0,0% ≤ x < 49,9% Rendah

(Arikunto,2009)

2. Teks Rumpang

Pengumpulan data pada teks rumpang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(23)

39

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Memeriksa kesesuaian jawaban yang dikerjakan siswa dengan kunci jawaban soal yang telah dibuat peneliti.

b. Menghitung skor total yang diperoleh siswa dengan menjumlahkan skor masing-masing soal.

c. Mengolah skor yang diperoleh siswa dalam bentuk prosentase, digunakan rumus sebagai berikut:

q = x 100% Keterangan:

q = prosentase siswa yang menjawab soal benar (%) y = Jumlah jawaban siswa yang benar

n = Jumlah soal keseluruhan

d. Menganalisis hasil uji tes rumpang siswa, menurut Rankin da Culhame (dalam Suryadi, 2007) menetapkan interprestasi hasil uji rumpang sebagai berikut:

1. Pembaca berada pada tingkat independen atau bebas, jika presentase skor tes uji rumpang yang diperoleh di atas 60%.

2. Pembaca berada pada tingkat instruksional, jika presentase skor tes uji rumpag yang diperolehnya berkisar antara 40%-60%.

3. Pembaca pada tingkat frustasi atau gagal, jika presentase skor tes uji rumpang yang diperolehnya sama dengan atau kurang dari 40%.

Tabel 3.2 Penafsiran Hasil Uji rumpang

Rentang persentase Uji

rumpang

Penggolongan Wacana

x ≥ 61,0% mudah 41,0% ≤ x ≤ 60,9% sedang x ≤ 40,9% sulit

3. Soal Uraian Terbatas

(24)

40

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dan dibandingkan dengan kunci jawaban yang telah disusun.

b. Membubuhkan skor di sebelah kanan setiap jawaban soal siswa. c. Menjumlahkan skor – skor yang telah dituliskan pada setiap soal. Dengan cara ini skor siswa tidak dibandingkan dengan jawaban paling lengkap yang diberikan siswa lain, tetapi dibandingkan dengan jawaban lengkap yang dikehendaki dan sudah ditentukan guru yaitu melalui pedoman penskoran (Arikunto, 2009).

Skor yang diperoleh siswa dari soal uraian terbatas digunakan untuk menilai pemahaman siswa terhadap buku ajar. Skor setiap siswa dikategorikan berdasarkan ketentuan berikut:

Tabel 3.3 Kategori Kemampuan

Nilai Kategori Kemampuan Huruf

81,0 – 100 Sangat baik A

61,0 – 80,9 Baik B

41,0 – 60,9 Cukup C

21,0 – 40,9 Kurang D

0,0 – 20,9 Sangat Kurang E

(Arikunto, 2009) Mengolah prosentase secara keseluruhan, digunakan rumus sebagai berikut:

q = x 100%

Keterangan:

q= prosentase keseluruhan (%)

(25)

62

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, di antaranya:

1. Langkah-langkah pengembangan desain buku ajar senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid konteks batik, terdiri atas telaah berbagai buku teks kimia, telaah standar isi mata pelajaran kimia, dan telaah kepustakaan kearifan lokal batik, perumusan, validasi, dan revisi indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif melalui telaah-telaah yang telah dilakukan yang disesuaikan dengan kompetensi pada PISA, perumusan, validasi, revisi indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap melalui telaah-telaah yang telah dilakukan yang disesuaikan dengan sikap pada PISA, pemproduksian wacana konten dan konteks, penyusunan lesson squence map berdasarkan wacana yang telah dihasilkan, penyusunan buku ajar pada materi pokok senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid berbasis kearifan lokal batik, validasi dan revisi kesesuaian konteks, konten, dan tujuan pembelajaran pada buku ajar oleh ahli, penyusunan desain tata letak buku ajar. Karakteristik buku ajar yang dikembangkan sesuai dengan aspek kompetensi dan aspek sikap PISA serta aspek nilai budaya dan karakter bangsa Puskur. Selain itu tahapan pembelajaran mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran STL yang telah dilengkapi tahap decision making. Ciri khas pada buku ajar yang dikembangkan terdiri atas materi konteks dan konten. Konteks materi yang dipilih adalah batik, dan konten materi kimianya adalah senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid.

(26)

63

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan turunannya serta makromolekul dan lipid. Ini dapat dikatakan bahwa buku ajar yang dibuat mampu diserap oleh siswa dengan baik. Prosentase kemenarikan buku ajar untuk dibaca adalah 77,9% dan ini berada pada daerah sangat setuju bahwa buku ajar yang dibuat adalah menarik. Buku ajar mudah untuk dibaca, siswa sudah menguasai konsep senyawa benzena dan turunannya serta makromolekul dan lipid dari buku ajar dan buku ajar yang dikembangkan tergolong menarik untuk dibaca.

3. Tanggapan siswa dan guru terhadap buku ajar yang dikembangkan adalah baik. Ini dibuktikan dari data yang diperoleh dimana prosentase aspek kemudahan untuk dibaca adalah 81,3%, prosentase aspek kemudahan kalimat untuk dipahami 77,3% dan prosentase aspek kemenarikan 74,3%. Sedangkan menurut angket guru mengatakan mengatakan hanya perlu perbaikan di tata letak gambar, ada yang kurang tepat dan ada kata-kata yang kurang. Tetapi secara keseluruhan buku sudah baik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki buku ajar yang telah dikembangkan supaya menghasilkan produk buku yang lebih baik karena masih memiliki kesalahan di tata letak dan kata-kata yang harus diperbaiki.

b. Mengimplementasikan buku ajar yang telah disusun supaya dapat menghasilkan produk buku ajar yang memiliki keterbacaan yang lebih bagus.

(27)

64

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abu Sudja, W. (1979). Proses Pembuatan dan Pewarnaan Batik di Indonesia. Bandung : Karya Nusantara.

Alwasilah, C.A. C., Karim S., Tri K. (2009). Etnopedagogi. Bandung : PT. Kiblat Buku Utama.

Anonim. (2011). Lipid. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Lipid [13 april 2011].

Anonim. (2011). Penelitian Deskriptif. [Online]. Tersedia: http://ardhana12. wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/ [24 april 2011].

Ari, W. (2011). Batik Nusantara ( Makna Filosofis, Cara Pembuatan dan Industri Batik). Yogyakarta : Andi.

Arikunto. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Arikunto.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Brady, J.E. (2005). Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi ke 5 Jilid 2 (Penterjemah : Maun, S et.al dari: General Chemistry). Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.

BSNP. (2006). Panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang

Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas

Brown, T.L. (2009). Chemistry: The Central Science. USA: Pearson Education

Chang, R. (2004). Kimia dasar: Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2 (Penterjemah: Achmadi, S. S dari: General Chemistry : The Essensial Concept). Jakarta: Erlangga. Depdiknas. (2008). Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Keunggulan dan Kearifan Lokal.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Dirjen Pendidikan Dasar dan

Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

(28)

65

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Echols, John M dan Hassan Shadily. (1995). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT Gramedi

Fessenden, Ralp J dan Joan .S Fessenden. (1986). Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Penididikan Kimia FPMIPA UPI. Firman, H. (2007). Penelitian Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia

FPMIPA UPI.

Fitrihana, N. (2010). Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam (Natural Dye) dari Tanaman

di Sekitar Kita untuk Pencelupan Bahan Tekstil. [Online]. Tersedia di

http://batikyogya.wordpress.com/. (16 Oktober 2010).

Hasbullah. (2008). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan edisi revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hayat, B dan Yusuf, S. (2010) . Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Hernani. Mudzakir, A. Siti, H. (2009) . Membelajarkan Konsep Sains Kimia Dari

Perspektif Sosial Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP". Jurnal Pengajaran MIPA. 1-26.

Hernani. Mudzakir, A. Siti, H. (2010) . Meningkatkan Relevansi Pembelajaran Kimia

melalui Pembelajaran Berbasis Kearifan dan Keunggulan Lokal (Suatu Studi Etnopedagogi Melalui Indigenous Materials Chemistry).Proposal usul penelitian

hibah bersaing: Tidak diterbitkan.

Holbrook, J. (1998). “A Resource Book for Teachers of Science Subjects”. UNESCO.

Holbrook, J. (2005). ”Making Chemistry Teaching Relevant”. Chemical Education International.6(1), 1-12.Holbrook, J. (2005). ”Making Chemistry Teaching Relevant”. Chemical Education International.6(1), 1-12.

Johari dan Rachmawati, M. (2008). Kimia 3. Jakarta : Esis Erlangga.

J. Koehler, M dan Mishra. (2006). Technological Pedagogical Content Knowledge

(TPCK). United States: Michigan State University.

(29)

66

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koolman, J dan KH Roehm. (2005). Color Atlas of Biochemistry (second ed). New York. Tieme Stutgart.

MENDIKNAS. (2008). Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas

Mudzakir, AS. (2010). Penulisan buku teks yang berkualitas. [Tersedia]: online http://file.upi.edu/Direktori [31 Agustus 2010]

Mujiman, H. (2009). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Munir. (2009). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta.

Nanto. (2007). Pewarna Alam. [Online]. Tersedia di

http://batikpekalongan.wordpress.com/.

Nazir. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia

Nentwig, P., Parchmann, I., Demuth, R., Grasel, C., Ralle B. (2002). “Chemie im Context-From situated learning in relevant contexts to a systematic development of basic chemical concepts”. Makalah Simposium Internasional IPN-UYSEG Oktober 2002, Kiel Jerman.

OECD (2009). PISA 2009 Assessment Framework Key competencies in reading,

mathematics and science. [online]. Tersedia :

http:// www.oecd.org/dataoecd/11/40/44455820.pdf [ 10 September 2010]

OECD (2010), PISA 2009 Results: What Students Know and Can Do – Student Performance in Reading, Mathematics and Science (Volume I) [online]. Tersedia:

http://dx.doi.org/10.1787/9789264091450-en [ 20 Mei 2011]

Pemda Wonogiri. (2010). Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Wonogiri. Wonogiri Purba, M. (2002). Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.

Pusat Perbukuan Depdiknas. (2003). Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains. [Online]. Tersedia: http/www. dikdaski.go.id. [ 25 september 2010].

Puskur. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Rustaman, A. (2007). Pengembangan Kegiatan Laboratorium (Strategi Belajar

(30)

67

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rustaman, N.Y. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: IMSTEP JICA. Sekar Jagad. (2010). Pameran Batik Nusantara. Yogyakarta : Taman Budaya.

Sitepu, B.P. (2010). Keterbacaan. [ Online ]. Tersedia: http://www Keterbacaan. Bintangsitepu’s Blog.htm. [ 12Januari 2010]

Sohih, Ubaidillah. (2010). Batik Kanawida: Kembali ke Pewarna Alami, Kembali

Kepada Bumi. [Online]. Tersedia di http://www.greenersmagz.com/. (16 Oktober 2010).

Sudiatmika. (2010). Pengembangan Alat Ukur Literasi Sains Siswa SMP dalam Konteks Budaya Asli. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana FPMIPA UPI : tidak diterbitkan.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suherman, E.et al. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer Bandung : JICA FPMIPA UPI

Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sunarya, Y dan Agus S . (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia kelas XII. Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suryadi A.( 2007 ). Tingkat Keterbacaan Wacana Sains Dengan Teknik Klos. Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6

Sutresna, N. (2006). Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XII. Bandung : Grafindo

Tarigan, D. dan H.G. Tarigan. (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

Tessa. (2010). Pemahaman Bahan Ajar Hasil Terjemahan Buku Teks Chemistry Pokok

Bahasan Laju Reaksi. Bandung: Tidak diterbitkan.

Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2003). Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

TIMSS. (2007). Average mathematics scores of fourth- and eighth-grade students, by

country: 2007. [Online]. Tersedia: http://nces.ed.gov/timss/table07_1.asp [ 05

(31)

68

Ahmad Fauzan, 2013

Desain Dan Uji Keterbacaan Buku Ajar Kimia Pada Materi Senyawa Benzena Dan Turunannya Serta Makromolekul Dan Lipid Melalui Konteks Batik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TIMSS. (2007). Average science scores of fourth- and eighth-grade students, by

country: 2007. [Online]. Tersedia: http://nces.ed.gov/timss/table07_3.asp [ 05

Desember 2010]

Toharudin, U. (2010). Kajian Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Literasi Sains

Untuk Pendidikan Dasar. Bandung :Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan

Indonesia.

Pendidikan Dasar. Bandung :Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Gambar
Tabel 3.1 Distribusi Skor Kategori Tanggapan
Tabel 3.2 Penafsiran Hasil Uji rumpang
Tabel 3.3 Kategori Kemampuan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Mocaf dapat digunakan sebagai food ingredient dengan penggunaan yang sangat luas.. Mocaf tidak hanya bisa dipakai sebagai bahan pelengkap,

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN ITO  K KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 188.45/ 366 /KUM/2016 TENTANG

“ Analisis Reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman Right issue di Bursa Efek Jakarta (BEJ) (pengamatan terhadap Return, Abnormal return, Security Return Variability dan

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN ITO  K KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 188.45/ 367 /KUM/2016 TENTANG

diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Berdasarkan pendapat tersebut,

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode SAW Pada PT.Berkah Cahaya Muria Kudus. Semarang: Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

When applied to time series processes containing occasional level shifts, the log-periodogram (GPH) estimator often erroneously finds long memory.. For a stationary short-memory