• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

SISWA KELAS V

Ni Kdk. Aryantini , I Md. Suarjana , Md. Sumantri

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran snowballl throwing berbatuan mind mapping dan kelompok siswayang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V Semester II di SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent posttest-only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD di Gugus VIII Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas V SD Negeri 1 Paket Agung dan kelas V SD Negeri 2 Paket Agung yang ditentukan dengan teknikrandom sampling. Data diperoleh melalui metode tes dengan instumen berupa perangkat soal berbentuk pilihan ganda. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial uji-t dengan rumus polled varians..Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran snowballl throwing berbatuan mind mapping dan kelompok siswayang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional, dengan nilai thitung sebesar 5,43 dan ttab sebesar 1,99. Artinya, thitung lebih besar dari ttab. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa.

Katakunci: snowball throwing,mind mapping, dan hasil belajar IPS.

Abstract

This study aimed to determine whether there were differences in Social Science learning outcomes between group of students who were taught by using the learning model of snowball throwing which was assisted by mind mapping and group of students who were taught by using conventional learning toward V grade students in second semester, of elementary school in Gugus VIII Buleleng District, Buleleng Regency in academic year 2016/2017. The research design of this study was a quasi- experimental study with nonequivalent posttest-only control group design. The population was all of V grade students of elementary school in Gugus VIII Buleleng District in academic year 2016/2017. The samples of this research were V grade students in SD Negeri 1 Paket Agung and V grade students in SD Negeri 2 Paket Agung which were determined by random sampling technique. The data were obtained through multiple choice test method. Thedata was analyzed by using statistical descriptive analysis technique and t-test statistical inferential with polled variance formulation. The results show that there were differences in Social Science learning outcomesbetween group of students who were taught by using the learning model of snowball throwing which was assisted by mind mapping and group of students who were taught by using conventional learning, with t-observed was 5.43 and t- critical value was1.99. It means that t-observed was bigger than t-critical value. Based on the result of this research it can be concluded that learning model ofsnowball throwing whichwas assisted by mind mapping has an effect toward the students Social Science learning outcomes.

Key word:snowball throwing,mind mapping, learning outcome of learning IPS.

1 2 3

3 , 2 , 1

1 2

3

(2)

2 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu negara. Pendidikan berperan penting dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap perubahan dan tantangan yang ada di setiap kehidupan. Namun pada saat ini secara nasional ada delapan masalah pokok yang tengah dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia yang diidentifikasi oleh Tilaar (dalam Syafruddin dan Adriantoni, 2016:63) yaitu sebagai berikut.

(1) menurunnya akhlak dan moral peserta didik, (2) pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pemerataan kualitas pendidikan, (3) rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang dan jenis pendidikan, (4) masih rendahnaya efisiensi internal sistem pendidikan, (5) masih rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan dan pelatihan, (6) kelembagaan pendidikan dan pelatihan, (7) manajemen pendidikan dan pelatiahan nasional yang belum sejalan dengan manajemen pembangunan nasional serta (8) sumber daya manusia (SDM) yang belum professional

Permasalahan tersebut menjadi tantangan bagi dunia pendidikan Indoneia dalam hal menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam bidang pendidikan secara terus menerus melakukan upaya untuk mengatasi masalah rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berbagai upaya untuk mengatasi hal tersebut telah diupayakan seperti mengadakan wajib belajar sembilan tahun tanpa pungutan, mengkaji kembali mengenai sistem pendidikan, meningkatkan anggaran pendidikan, menyediakan sarana dan prasarana di setiap sekolah, peningkatan mutu tenaga pendidik melalui berbagai pelatihan keprofesian, penyelenggaraan pendidikan karakter di setiap jenjang pendidikan, serta penyempurnaan kurikulum.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berarti jika guru sebagai pondasi utama penyelenggara pendidikan tidak berperan aktif dalam pelaksanaan kurikulum dan meningkatkan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran. Guru memiliki kewajiban dalam menanamkan suatu konsep dengan mengajarkan hal-hal baru kepada siswa.

Mengajar diartikan sebagai “suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar” (Aunurrahman, 2013:34). Guru sebagai tenaga pengajar bukan berorientasi pada hasil akhir peserta didik, namun mengacu pada proses penemuan konsep-konsep baru dengan cara mengarahkan siswa,bukan mengkondisikan siswa untuk menerima informasi secara pasif.

Guru dan peserta didik saling membutuhkan satu sama lain dalam proses pembelajaran. Untuk itu sudah sepatutnya proses pembelajaran dirancang secara kondusif agar siswa memperoleh pembelajaran yang bermakna sesuai dengan pengalamannya. Hal ini sesuai dengan teori belajar yang dikemukakan oleh Cronbach (dalam Riyanto, 2009:5) yang menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman”. Dengan memperoleh pengalaman bermakna dan terlibat langsung maka siswa akan mampu mengembangkan pola pikir dan pemahaman mereka sendiri serta secara tidak langsung tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai pada setiap mata pelajaran salah satunya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Salah satu mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum sekolah adalah mata pelajaran IPS. IPS adalah “bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis segala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan”

(Sardjiyo,dkk. 2014:1.26). Tujuan pendidikan IPS di Sekolah Dasar adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan nantinya di masyarakat. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

(3)

3 pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Dalam proses pembelajaran IPS, siswa dibawa langsung ke dalam lingkungan alam dan masyarakat.

Namun pada saat ini, proses pembelajaran IPS di SD cenderung berpusat pada guru sebagai sumber informasi, sedangkan siswa hanya sebagai pendengar dan penerima informasi yang pasif. Pernyataan tersebut didukung dengan kegiatan wawancara dan observasi yang dilakukan pada tanggal 5 s.d. 10 Januari 2017. Kegiatan wawancara dilaksanakan dengan guru kelas V pada mata pelajaran IPS di SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng menunjukkan beberapa hal yaitu (1) proses pembelajaran IPS di kelas masih berpusat pada guru, sebagai sumber informasi, (2) proses pembelajaran masih di dominasi dengan penerapan model pembelajaran konvensional, metode ceramah, penugasan, dan tanya jawab, (3) hasil belajar yang diperoleh peserta didik masih di bawah KKM, (4) guru kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran inovatif yang cocok dengan mata pelajaran IPS dan cukup sulitnya untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari, serta (5) siswa kesulitan dalam memahami materi ajar yang cakupan materi cukup luas dan bersifat mengafal.

Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada mata pelajaran IPS dikelas V SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng menunjukkan

bahwa (1) guru cenderung menerapkan model pembelajaran konvensional dan metode ceramah dalam menyampaikan materi ajar, (2) siswa sulit memahami materi ajar secara maksimal, (3) siswa cenderung pasif, siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru, serta (4) siswa kurang aktif dalam berdiskusi dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal tersebutlah yang menjadi masalah dalam proses pembelajaran IPS, dengan materi pembelajaran IPS yang cakupannya luas dan lebih menekankan pada penghafalan materi yang disampaikan dengan metode ceramah, sehigga dapat berdampak pada hasil belajar IPS siswa yang cenderung rendah.

Proses pembelajaran yang selalu didominasi oleh guru dengan suasana pembelajaran yang selalu berulang-ulang dengan menggunakan model pmbelajaran konvensional dan metode ceramah sangat berdampak pada hasil belajar siswa. Siswa akan cenderung pasif dan mudah bosan untuk mengikuti pembelajaran di kelas hal tersebutlah yang nampak kelas V di SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng hasil belajar IPS yang diperoleh siswa masih banyak yang belum mencapai KKM.

Sehingga secara tidak langsung hasil belajar IPS kelas V di SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng masih tergolong rendah. Hasil pencatatan dokumen memperlihatkan nilai KKM siswa kelas V sebagai berikut.

Tabel 1 Rata-rata Nilai UAS dan KKM Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V di SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017

(Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Kelas V di Gugus VIII Kecamatan Buleleng) No. Nama Sekolah Rata-rata Nilai UAS KKM

1 SD Negeri 1 Paket Agung 60,87 65

2 SD Negeri 2 Paket Agung 59,02 62

3 SD Negeri 1 Beratan 65,69 71

4 SD Negeri 2 Liligundi 60 61

5 SD Negeri 1 Kendran 60,36 60

Mengacu pada hasil pengamatan, wawancara, dan pencatatan dokumen yang dilakukan di SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng dapat diketahui bahwa hasil

belajar pada mata pelajaran IPS yang diperoleh siswa tergolong rendah. Adapun penyebab rendahnya hasil belajar IPS siswa adalah proses pembelajaran

(4)

4 cenderung berpusat pada guru sebagai sumber informasi, siswa sulit dalam memahami materi ajar, kurangnya inovasi baru dalam proses pembelajaran seperti penggunaan model pembelajaran yang inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan kurangnya minat belajar siswa akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Terhadap permasalahan yang ada maka perlu adanya solusi yang diduga dapat mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar IPS. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping (peta pikiran).

Cooperatif learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model ini sangat cocok dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran salah satunya mata pelajaran IPS, Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Juliati (dalam Isjoni, 2010:12) yang menyatakan “cooperatif learning lebih tepat digunakan pada pembelajaran IPS”.

Dalam cooperatif learning terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu salah satunya snowball throwing „bola salju berguli‟. Komalasari (2010:67) menyatakan “Model pembelajaran snowball throwing adalah model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat serta menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju”. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing ini maka terbentuklah suasana kelas yang dinamis dan kondusif, karena kegiatan siswa tidak hanya berfikir, menulis, bertanya, dan berbicara. Akan

tetapi siswa juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lainnya.

Terlebih dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing di tunjang dengan berbantuan mind mapping. Buzan (2007: 4) menyatakan “mind mapping adalah cara membuat catatan yang tidak membosankan”. Penggunaan mind mapping dapat membangkitkan ingatan ide- ide orisinil, meningkatkan pemahaman siswa, dan menambah kreativitas siswa dalam mengemas materi ajar.

Melalui penerapan model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping diharapkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS dapat teroptimalisasi, serta kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif, kondusif, bermakna dan menyenangkan yang cenderung berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran snowball throwing berbatuan mind mapping dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS di SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Dengan demikian, dilakukan penelitain yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Berbantuan Mind Mapping terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Semester II di SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017”.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen). Dikatakan eksperimen semu karena tidak semua variabel dikontrol dengan ketat. Desain penelitian ini adalalah nonequivalent posttest-only control group design.

(5)

5

Tabel 2. Rancangan Kuasi Eksperimental Nonequivalent Post-Test Only Control Group Design

(dimodifikasi dari Sugiyono, 2015)

Kelas Treatment Post-test

Eksperimen X1 O1

Kontrol - O2

Keterangan:

E = kelompok eksperimen K = kelompok kontrol

O1 = post-test terhadap kelompok eksperimen O2 = post-test terhadap kelompok kontrol

X = treatment terhadap kelompok eksperimen (model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping)

- = treatment terhadap kelompok kontrol (model pembelajaran konvensional) Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh kelas V SD di Gugus VIII Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran

2016/2017. Distribusi anggota populasi dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Distribusi Populasi di SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa

(Orang)

1 SD Negeri 1 Paket Agung 41

2 SD Negeri 2 Paket Agung 41

3 SD Negeri 1 Beratan 13

4 SD Negeri 2 Liligundi 7

5 SD Negeri 1 Kendran 19

Total Populasi 121

Untuk mengetahui kesetaraan hasil belajar IPS siswa kelas V di masing-masing sekolah dasar tersebut, maka terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan dengan menggunakan analisis varians satu jalur (ANAVA A).

Berdasarkan hasil analisis dengan ANAVA A pada taraf signifikansi 5%, didapatkan nilai F sebesar 2,06.

Nilai F pada taraf signifikansi 5%

dengan db = 4, dan db = 116 sebesar 2,45, artinya F >F sehingga Ho diterima. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik simpulan bahwa Ho yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil UAS IPS Kelas V di SD Gugus VIII

Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng adalah diterima. Jadi dapat diinterpretasikan bahwa sampel setara.

Setelah memperoleh hasil perhitungan uji kesetaraan, selanjutnya menentukan sampel dengan teknik random sampling.Melalui teknik random sampling tersebut ditetapkan kelas V di SD Negeri 1 Paket Agung yang berjumlah 41 orang sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan mind mapping (peta pikiran) dan kelas V di SD Negeri 2 Paket Agung yang berjumlah 41 orang sebagai kelompok kontrol yang diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional.

1

hitung tabel

A dalam

tabel hitung

(6)

6 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar IPS kelas V yang diperoleh dengan memberikan tes pilihan ganda pada kelompok eksperimen dan kelompok control. Skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah skala interval.

Skala interval data yang dimaksud dalam penelitian berbentuk skor hasil belajar IPS.

Intrumen penelitian yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

Setelah instrumen tersusun, agar instrumen itu memenuhi syarat instrument yang baik, maka dilakukan uji validitas tes, uji reliabilitas tes, uji daya beda tes, dan uji tingkat kesukaran tes.

Untuk mendeskripsikan data yang diperoleh digunakan teknik analisis statistik deskriptif yang meliputi: mean, median, modus, standar deviasi, dan varians. Sebelum dilakukan pengujian untuk mendapatkan kesimpulan, terlebih dahulu dilakukan uji coba normalitas menggunakan uji Chi- Kuadrat (x ) pada taraf signifikansi 5%

dan derajat kebebasan db = (k-1).

Rumus yang digunakan, yaitu sebagai berikut.

(dalam Koyan, 2012:90) Keterangan:

= Chi kuadrat

= Frekuensi observasi

= frekuensi harapan

Kriteria pengujian, data berdistribusi normal jika <

pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk-(k-1). Dilanjutkan dengan dilakukannya uji homogenitas

varians kelompok menggunakan uji F dengan rumus:

(dalam Koyan, 2012:34) Kriteria pengujian tolak H0 jika

. Uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1–1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1.

Setelah data diketahui normal dan variannya homogen maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkolerasi). Dalam penelitian ini rumus t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah polled varians yang ditulissebagai berikut.

(dalam Koyan, 2012:33) Kriteria pengujian, terima H0 jika thitung ttab dan tolak H0 jika thitung >

ttab(taraf signifikansi 5%).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil belajar IPS kelompok eksperimen diperoleh melalui post-test terhadap 41 orang siswa. Hasil post- test menunjukan bahwa skor tertinggi adalah 30 dan skor terendah adalah 14.

Dari skor yang diperoleh dapat dideskripsikan, yaitu mean (M) = 22,75, median (Md) = 23,19, modus (Mo) = 23,79, varians ( ) = 15,36, dan standar deviasi (s) = 3,92. Data hasil tes kelompok eksperimen, dapat disajikan ke dalam bentuk polygon seperti pada gambar 1.

2

e e o

f f

f 2

2 ( )

x2

f0

fe

hitung

x2 x2tabel

terkecil Varians

terbesar Varians

Fhit

11, 21

n n

hit F

F

   



 



 

 

2 1 2

1

2 2 2 2 1 1

2 1

1 1 2

1 1

n n n

n

s n s n

X t X

s2

(7)

7 Gambar 1. Grafik Poligon Data Hasil

Belajar IPS Siswa Kelompok Eksperimen Berdasarkan grafik poligon di atas, maka dapat diketahui modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo > Md > M), sehingga kurva di atas adalah kurva juling negatif. Artinya, skor yang diperoleh adalah cenderung tinggi.

Data hasil belajar IPS kelompok kontrol diperoleh melalui post-test terhadap 41 orang siswa. Hasil post- test menunjukan bahwa skor tertinggi adalah 28 dan skor terendah adalah 11.

Dari skor yang diperoleh dapat dideskripsikan, yaitu mean (M) = 18,73, median (Md) = 18,51, modus (Mo) = 18,21, varian (s2) = 12,96, dan standar deviasi (s) = 3,6.

Data hasil tes kelompok kontrol, dapat disajikan ke dalam bentuk polygon seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Grafik Poligon Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Kontrol

Berdasarkan grafik poligon di atas, maka dapat diketahui modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo < Md < M), sehingga kurva di atas adalah kurva juling positif.

Artinya, skor yang diperoleh adalah cenderung rendah.

Selanjutnya sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan uji normalitas sebaran data dan homogenitas kelompok varians. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, data berdistribusi normal dan homogen sehingga bisa dilanjutkan pada pengujian hipotesis.

Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkolerasi) dengan rumus polled varians. Kriterianya tolak jika dan terima jika . Hasil ringkasan perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t

Kelompok N X s2 thitung ttabel ( 5%) Eksperimen 41 22,75 15,36

5,43 1,99

Kontrol 41 18,73 12,96

Berdasarkan tabel hasil perhitungan uji-t di atas, diperoleh sebesar 5,43, sedangkan dengan db = 41 dan taraf signifikansi 5% adalah 1,99. Hal ini berarti, lebih besar dari ( > ), sehingga H ditolak dan H diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping dan kelompok siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional di Gugus VIII Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.

H0 tab

hit t

tH0 thitttab

thit

ttab

thit ttab thit ttab

0 1

(8)

8 PEMBAHASAN

Hasil analisis data hasil belajar menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pada mata pelajaran IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar IPS dan hasil uji-t. Perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan snowball throwing berbantuan mind mapping dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional disebabkan oleh beberapa hal terkait dengan pelaksanaan pembelajaran.

Dalam melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping, siswa dapat lebih mudah berkeja kelompok untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan teman sekelompoknya. Selain berdiskusi kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing juga dikemas dengan unsur permainan yaitu “model pembelajaran yang menggali potensi siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat serta menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju” (Komalasari, 2010:67). Permainan imajinatif yang dimaksudkan dalam hal ini berupa lembaran kertas yang telah berisi pertanyaan kemudian diremas sehingga membentuk seperti bola dan bola tersebut dilempar dari satu siswa ke siswa lainnya selama ± 5 menit, selanjutnya siswa yang mendapatkan satu bola diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis di dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian.

Dengan demikian model pembelajaran snowball throwing dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh guru sebagai dasar melaksanakan pembelajaran yang produktif, kondusif, dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lia Widiastuti (dalam Sandi, 2014) yang menyatakan bahwa kelompok siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Selain diterapkannya model pembelajaran snowball throwing dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS di kelompok eksperimen, proses pembelajaran dikelas juga ditunjang dengan mind mapping yang digunakan guru untuk mengemas materi ajar agar lebih menarik. Mind mapping (peta pikiran) merupakan salah satu teknik mencatat kreatif untuk meringkas materi ajar yang cakupannya cukup luas seperti mata pelajaran IPS. Hal ini sesuai dengan pendapat Buzan (2007), yang mengungkapkan mind mapping adalah suatu teknik mengorganisasikan sebuah informasi yang di dapat dalam bentuk simbol, warna, atau gambar yang dibuat secara kreatif dengan tujuan untuk mempermudah alur berfikir dan pemahaman si penerima informasi. Mind mapping sebagai penunjang proses pembelajaran sangatlah bermanfaat selama pelaksanaan penelitian di kelompok eksperimen dengan adanya mind mapping siswa menjadi lebih kreatif dalam mencatat, meringkas, menghubungkan antar informasi yang satu dengan yang lainnya dan menemukan secara jelas ide utama materi pelajaran. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikkan dengan hasil rata-rata skor hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen yang berada pada kategori sangat tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang masih menerapkan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru dikelas dengan kebiasaan-kebiasaan tertentu.

Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perlakuan pada kegiatan pembelajaran dan proses penyampaian materi. Dalam model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan pengetahuannya di dalam pembelajaran yang dibantu

(9)

9 dengan adanya mind mapping.

Pembelajaran IPS jika ditinjau dari segi keterampilan prosesnya merupakan wahana yang tepat untuk model pembelajaran snowball throwing. Model pembelajaran snowball throwing dalam pembelajaran IPS, tidak lepas dari subtansi bidang IPS itu sendiri. Bidang IPS adalah disiplin ilmu di bidang sosial dan banyak mempelajari tentang interaksi sosial manusia dengan lingkungan. Tujuan pembelajaran tercapai melalui interaksi sosial yang terjadi di dalam kelas antara siswa maupun antara siswa dan guru. Yang pada kaitannya sangat erat dengan model pembelajaran snowball throwing yang lebih menekankan interaksi sosial dan aktivitas saling ketergantungan antar siswa lainnya dala kelas.

Selain temuan-temuan di atas, temuan lain yang merupakan akibat dari penerapan model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping adalah sebagai berikut. 1) dalam kegiatan pembelajaran siswa diajak untuk membuat dan menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif yaitu membentuk dan melempar bola salju sehingga siswa menjadi aktif dan semangat untuk mengikuti pembelajaran serta suasana dalam kegiatan pembelajaran terasa menyenangkan dan bermakna, 2) dengan berbantuan mind mapping siswa terlihat lebih mudah dalam memahami materi ajar yang sedang dipelajari, serta 3) terciptanya sikap kerjasama, sikap positif, dan rasa tanggung jawab untuk membelajarkan anggota kelompok yang lain. Berdasarkan temuan tersebut maka akan berdampak positif pada hasil belajar IPS siswa.

Temuan hasil penelitian di atas sesuai dengan temuan Dewi (2013) dan Sandi (2014) menunjukkan bahwa hasil penelitian keduanya yang menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran snowball throwing memberikan pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Relevansi dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran snowball throwing.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPS antara kelompok siswayang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mappingdan kelompok siswayang dibelajarkandengan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V Semester II di SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Dengan demikian model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwaterdapat perbedaan yang signifikanpada hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mappingdan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester II di SD Gugus VIII Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Hal tersebut diperoleh dari hasil perhitungan uji-t, thit sebesar 5,43, sedangkan, ttab (dengan db= 80 dan taraf signifikansi 5%) adalah 1,99. Hal ini berarti, thit lebih besar dari ttab (thit> ttab), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.Dari rata-rata ( ) hasil belajar IPS, diketahui ( ) kelompok eksperimen sebesar22,75 dan ( ) kelompok kontrol sebesar18,73. Hal ini berarti( ) eksperimen > ( ) kontrol.

Dengan demikian, model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa.

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran snowball throwing berbantuan mind mapping dapat menciptakan suasana belajar yang bermakna dan menyenangkan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar IPS

X X

X

X X

(10)

10 siswa. Sehingga dampak dari penerapan model snowball throwing berbantuan mind mapping dapat dijadikan solusi dalam perbaikan hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map untuk Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dewi, P. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Gugus Sri Kandi Kecamatan Denpasar Timur”.

Tersedia pada: http://www.e- jurnal.com/2015/06/pengaruh-model- pembelajaran-snowball_5.html.

Diakses, 20 Januari 2017.

Isjoni. 2010. Cooperatif Learning Mengembangkan Kamampuan Belajar Berkelompok. Bandung:

Alfabet.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: PT Refika Aditama.

Koyan. I W. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif.

Singaraja: Undiksha Press.

Nurdin, Syafruddin & Adriantoni. 2016.

Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sandi, I Kt. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar IPA dengan Kovariabel Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas IV SD”.Jurnal

Pendidikan. Tersedia pada:

http://id.portalgaruda.org/index.php?re f=browse&mod=viewarticle&article=3 04154. Diakses, 20 Januari 2016.

Sardjiyo, dkk. 2014. Pendidikan IPS di SD.

Banten: Universitas Terbuka.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 5. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t

Referensi

Dokumen terkait

Adapun faktor yang menyebabkan hal tersebut, yaitu : (1) kurang kesinergian dan peran aktif semua guru di lingkungan sekolah untuk peduli dalam membentuk karakter peserta didik;

Metode evaluasi yang digunakan adalah sistem gugur yaitu evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang

Halaman ini terdapat form-form yang digunakan sebagai inputan data kas berupa pemasukkan dan pengeluaran yaitu setoran bulanan, pasang baru sebagai inputan

[r]

Buku ini diharapkan agar masing-masing keturunan Bani Gunayasa dapat lebih mengenal dan dengan demikian tujuan awal dari kegiatan arisan yaitu untuk lebih

Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang rokok terhadap keinginan merokok di masa depan pada siswa Madrasah Ibtidaiyah YAPPI Paliyan Gunungkidul, hal ini

ada lima puluh ruangan, sepuluh ruangan dalam kondisi baik. dan empat puluh ruangan lain dalam

ditentukan oleh kemampuan perusahaan itu melakukan inovasi, baik yang terkait dengan inovasi produk untuk menemukan produk baru atau produk modifikasi, maupun inovasi proses