PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN
FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2016
OLEH
SUSI PUSPITA SARI 160521100
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
i ABSTRAK
PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN
FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2016
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh current ratio, cash ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, return on equity, dan net profit margin terhadap financial distress pada perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016. Penelitian ini bersifat asosiatif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit di Bursa Efek Indonessia selama periode penelitian.
Variabel penelitian terdiri dari financial distress, current ratio, cash ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, return on equity, dan net profit margin. populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2016. Jumlah populasi perusahaan sektor Food and Baverage adalah sebanyak 11 perusahaan. berdasarkan kriteria tertentu jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sampel adalah sebanyak 11 perusahaan. teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa secara serempak current ratio, cash ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, return on equity, dan net profit margin berpengaruh terhadap financial distress. Secara parsial current ratio, dan net profit margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial distress, debt to assets ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap financial distress, debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress, sedangkan cash ratio dan return on equity berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap financial distress.
Kata Kunci: Financial Distress, Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Equity
Ratio, Debt to Asset Ratio, Return on Equity, dan Net Profit
Margin
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, LEVERAGE, AND PROFITABILITY TO FINANCIAL DISTRESS IN FOOD
AND BAVERAGE COMPABIES LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE
IN 2010-2016
The purpose of this research is to find influence of current ratio, cash ratio, debt to equity ratio, debt to assets ratio, return on equity and net profit margin to financial distress in food and baverage company listed on Indonesia Stock Exchange in 2010-2016. This research is associative and the kind data that used is quantitative data, which obtained from company’s financial statement which audited in Indonesia Stock Exchage. The population in this research is all companies that listed to food and baverage sector in Indonesia Stock Exchange. The research variables consisted of financial distress, current ratio, cash ratio, debt to equity ratio, debt to assets ratio, return on equity, and net profit margin. The amount of population was 11 companies. Based on certain criteria, there are 11 samples.
Technique of data analysis that used are descriptive statistical analysis and regression analysis of panel data. The result of this study indicate that simultaneously current ratio, cash ratio, debt to equity ratio, debt to assets ratio, return on equity, and net profit margin influence the financial distress at food and baverage company listed on Indonesia Stock Exchange in 2010-2016. Partially current ratio and net profit margin has a positive and significant on financial distress, debt to assets ratio have a positive and not significant, debt to equity ratio has a negative and not significant to financial distress, and then cash ratio and return on equity have negative and not significant on financial distress.
Keywords: Financial Distress, Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Equity Ratio,
Debt to Asset Ratio, Return on Equity, and Net Profit Margin
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas karunianya, berkat dan rahmat-Nya kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Financial Distress pada Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016” untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk Ayahanda, Sudarman dan Ibunda, Sugiarti, S.Pd. Terima kasih telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan moral dan materil serta kasih sayang dan doa yang tidak ternilai mulai dari penulis belajar hingga dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Manajemen Ekstensi.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si. dan Bapak Doli M. Ja’far Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen/Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi serta saran kepada peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku Dosen Penguji I dan Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
6. Kakanda tersayang Fitri Purnama Sari, A.Md dan buah hatinya I Gusti Ayu Zareen Sakhi Wiranata yang selalu mendoakan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.
7. Muhammad Bima Prakarsa, A.Md yang selalu setia dan sabar mendengarkan keluh kesah, memberikan doa, dukungan, dan memotivasi peneliti dalam penulisan skripsi.
8. Sahabat-sahabat terbaik, Theresia, Rika, Siti, Titin, Natika, Dinda, Etika, Puspad, Sutan dan teman-teman seperjuangan dimasa kuliah, Sefin, Muthia, Riki, Uqbah, dan Dimas yang senantiasa menolong, mendoakan, dan selalu memberikan semangat.
Akhir kata peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.
Medan, Oktober 2018
Peneliti,
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 15
1.3 Tujuan Penelitian ... 15
1.4 Manfaat Penelitian ... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 18
2.1. Financial Distress ... 18
2.1.1 Pengertian Financial Distress... .... . 18
2.1.2 Penyebab Financial Distress ... 18
2.1.3 Manfaat Informasi Financial Distress ... 20
2.1.4 Metode Prediksi Financial Distress ... 21
2.2. Rasio Keuangan ... 22
2.2.1 Pengertian Rasio Keuangan... ... . 22
2.2.2 Manfaat Rasio Keuangan ... 23
2.2.3 Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 24
2.3 Likuiditas... ... 26
2.3.1 Pengertian Likuiditas... ... . 26
2.3.2 Ukuran Likuiditas ... 27
2.4 Leverage ... 28
2.4.1 Pengertian Leverage... ... . 28
2.4.2 Ukuran Leverage ... 29
2.5 Profitabilitas ... 30
2.5.1 Pengertian Profitabilitas... ... . 30
2.5.2 Ukuran Profitabilitas ... 31
2.6 Penelitian Terdahulu ... 32
2.7 Kerangka Konseptual ... 40
2.7.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap Financial Distress ... 40
2.7.2 Pengaruh Cash Ratio Terhadap Financial Distress ... 40
2.7.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap
Financial Distress ... 41
2.7.4 Pengaruh Debt to Assets Ratio Terhadap
Financial Distress ... 41
2.7.5 Pengaruh Return on Equity Terhadap Financial Distress ... 42
2.7.6 Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Financial Distress ... 42
2.8 Hipotesis ... 44
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
3.1 Jenis Penelitian ... 45
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 45
3.3 Batasan Operasional ... 46
3.4 Definisi Operasional ... 46
3.5 Populasi dan Sampel ... 49
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 50
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.8 Teknik Analisis Data ... 51
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 51
3.8.2 Analisis Regresi Data Panel ... 52
3.9 Uji Asumsi Klasik ... 54
3.9.1 Uji Normalitas ... 54
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas ... 55
3.9.3 Uji Autokorelasi ... 55
3.9.4 Uji Multikoliniearitas ... 56
3.10 Uji Hipotesis ... 56
3.10.1 Uji Signifikansi Pengaruh Serempak (Uji F) .... 57
3.10.2 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) ... 58
3.10.3 Koefisien Determinasi (R Square) ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 61
4.2 Hasil Penelitian ... 65
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 65
4.2.2 Analisis Regresi Data Panel ... 72
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 77
4.2.4 Uji Hipotesis ... 80
4.3 Pembahasan ... 84
4.3.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap Financial Distress ... 84
4.3.2 Pengaruh Cash Ratio Terhadap Financial Distress ... 84
4.3.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap
Financial Distress ... 85
4.3.4 Pengaruh Debt to Assets Ratio Terhadap
vii
4.3.6 Pengaruh Net Profit Margin Terhadap
Financial Distress ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
5.1. Kesimpulan ... 88
5.2. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
LAMPIRAN…………. ... 93
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Hasil Perhitungan Financial Distress dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score pada Beberapa Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-
2016 ... 2
1.2 Data Net Profit, Total Liabilities, dan Interest Income pada Beberapa Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016 ... 6
1.3 Rasio Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas dari Beberapa Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016 ... 9
2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 35
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 49
3.2 Kriteria Populasi ... 50
3.3 Daftar Perusahaan Food and Baverage yang Menjadi Sampel Penelitian ... 50
3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Autokorelasi ... 56
4.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 66
4.2 Hasil Uji Chow ... 73
4.3 Hasil Uji Hausman ... 74
4.4 Pengujian Regresi Berganda Model Data Panel... 75
4.5 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Breusch Pagan Godfrey ... 78
4.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ... 79
4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 79
4.8 Nilai Statistik dari Uji F, Uji t, dan Koefisien Determinasi ... 80
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 43
4.1 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera ... 77
DAFTAR GRAFIK
No. Gambar Judul Halaman
1.1 Grafik Data Net Profit, Total Liabilities dan Interest Income
Perusahaan Sekar Laut Tbk ... 6 1.2 Grafik Data Net Profit, Total Liabilities dan Interest Income
Perusahaan Mayora Indah Tbk ... 7 1.3 Grafik Data Net Profit, Total Liabilities dan Interest Income
Perusahaan Wilmar Cahaya Indonesia Tbk... 8 1.4 Grafik Rasio Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Perusahaan
Sekar Laut Tbk ... 10 1.5 Grafik Rasio Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Perusahaan
Mayora Indah Tbk ... 11 1.6 Grafik Rasio Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Perusahaan
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk ... 13 4.1 Persentase Financial Distress dengan menggunakan Metode
Altman Z-Score pada Perusahaan Food and Baverage yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016 ... 70
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1. Daftar Kriteria Perusahaan ... 93
2. Data Financial Distress, Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Assets Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin .. 94
3. Hasil Statistik deskritif ... 96
4. Grafik Financial Distress dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score pada Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016 ... 97
5. Common Effect Model ... 98
6. Fixed Effect Model ... 99
7. Random Effect Model ... 100
8. Hasil Uji Chow ... 101
9. Hasil Uji Hausman ... 102
10. Pengujian Regresi Berganda Model Data Panel... 102
11. Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera ... 103
12. Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Breusch Pagan Godfrey ... 104
13. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ... 105
14. Hasil Uji Multikolinearitas ... 106
15. Nilai Statistik dari Uji F, Uji t, dan Koefsien Determinasi ... 107
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sebuah perusahaan didirikan dengan tujuan memperoleh laba, yang artinya digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Dan perubahan kondisi perekonomian seringkali mempengaruhi kinerja keuangan, baik perusahaan kecil, menengah dan perusahaan besar. Jika manajemen tidak mampu mengelola perusahaan dengan baik maka bayangan penurunan kinerja keuangan bahkan bahaya kebangkrutan perusahaan akan dihadapi perusahaan.
Menurut AL-Khatib & Al-Horani (2012) financial distress didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi (Platt and Platt, 2002). Kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan.
Menurut Ramadhani dan Lukviarman (2009) kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvensi. Kebangkrutan sebagai kegagalan diartikan sebagai kegagalan keuangan (financial failure) dan kegagalan ekonomi (economic failure) yang terjadi pada perusahaan.
Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan pada sebuah perusahaan.
Menurut Ramadhani dan Lukviarman (2009) untuk mengatasi atau meminimalisir
terjadinya kebangkrutan di perusahaan, pihak manajemen harus melakukan
pengawasan terhadap kondisi keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis
2
perlu untuk dikembangkan, penting bagi perusahaan untuk memprediksi kondisi financial distress agar perusahaan waspada dan melakukan tindakan dalam rangka melindungi aset-aset perusahaan agar tidak masuk dalam perangkap kebangkrutan.
Permasalahan keuangan ini memiliki pengaruh yang besar, dimana bukan hanya pihak perusahaan yang akan mengalami kerugian tetapi juga pihak investor. Tentu saja investor tidak akan melakukan investasi pada perusahaan yang sedang mengalami financial distress.
Pada penelitian ini, financial distress dihitung dengan menggunakan teori Altman Z-Score. Dengan nilai cutoff 2,99 dan 1,81. Artinya jika nilai Z yang diperoleh lebih dari 2,99 maka perusahaan diprediksi tidak mengalami kesulitan keuangan, perusahaan yang nilai Z-nya berada diantara 1,81 dan 2,99 berarti perusahaan tersebut berada dalam kategori grey area, yaitu kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau hampir mengalami kesulitan keuangan walaupun tidak seserius masalah perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan jika perusahaan memiliki nilai Z dibawah 1,81 maka perusahaan diprediksi mengalami kesulitan keuangan.
Pada Tabel 1.1 merupakan hasil perhitungan financial distress dengan menggunakan metode Altman Z-Score pada beberapa perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2016.
Tabel 1.1
Hasil Perhitungan Financial Distress dengan menggunakan metode Altman Z-Score pada Beberapa Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016
No Nama
Perusahaan
Tahun WC/TA RE/TA EBIT/TA MVE/BVD S/TA Financial Distress
KET
1 Sekar Laut Tbk
2013 0,09 0,02 0,01 0,00000444 1,88 2,04 Rawan 2014 0,08 0,02 001 0,00000040 2,06 2,20 Rawan
Lanjutan Tabel 1.1
2015 0,08 0,02 0,01 0,00000066 1,98 2,13 Rawan 2016 0,09 0,01 0,01 0,00000045 1,47 1,62 Rawan
2
MayoraIndah Tbk
2013 0,39 0,35 0,13 0,00044 1,24 2,63 Rawan 2014 0,33 0,35 0,09 0,00050 1,38 2,54 Rawan 2015 0,38 0,41 0,16 0,00010 1,31 2,88 Rawan 2016 0,38 0,44 0,18 0,00029 1,42 3,08 Sehat
3
WilmarCahaya Indonesia
2013 0,31 0,25 0,08 0,0000493 2,37 3,37 Sehat 2014 0,26 0,18 0,08 0,0000038 2,49 3,29 Sehat 2015 0,29 0,26 0,11 0,0000001 2,35 3,44 Sehat 2016 0,28 0,31 0,17 0,0001094 2,89 3,54 Sehat
Sumber: www.idx.co.id (Data Diolah)
Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016 kondisi keuangan perusahaan Sekar Laut Tbk dengan metode Altman Z-score dinilai rawan atau grey area, Tahun 2013, 2014, 2015 Mayora Indah Tbk dengan metode Altman Z-score dinilai rawan atau grey area dan tahun 2016 dinilai sehat atau tidak mengalami financial distress dan Wilmar Cahaya Indonesia Tbk pada tahun 2013, 2014, 2105 dan 2016 dengan menggunakan metode Altman Z-score dinilai sehat atau tidak mengalami financial distress.
Analisis rasio keuangan merupakan indikator yang digunakan untuk memprediksi terjadinya financial distress. Rasio keuangan yang digunakan sebagai acuan memprediksi financial distress dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas.
Pada penelitian ini, likuiditas diproksikan dengan current ratio dan cash ratio.
Menurut Kasmir (2013:134) current ratio merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang
segera jatuh tempo saat ditagih secara keseluruhan. Semakin besar perbandingan
4
kondisi financial distress. Menurut Kasmir (2013:138) cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. semakin tinggi cash ratio maka akan semakin baik karena kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendek akan semakin baik sehingga perusahaan dapat terhindar dari kondisi financial distress.
Pada penelitian ini, leverage diproksikan dengan debt to equity ratio dan debt to asset ratio. Menurut Kasmir (2013:157) debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas sehingga semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Dengan demikian, kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya akan semakin rendah dan risiko perusahaan mengalami financial distress akan semakin besar karena risiko keuangan tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami financial distress. Menurut Fahmi (2013;127) debt to asset ratio merupakan rasio yang melihat perbandingan hutang perusahaan, yaitu digunakan untuk mengukur jumlah aset perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin besar jumlah hutang maka semakin besar potensi perusahaan mengalami financial distress dan kebangkrutan.
Pada penelitian ini, profitabilitas diproksikan dengan return on equity dan
net profit margin. Menurut Hanafi (2012:84) return on equity merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi
pemegang saham. Semakin besar return on equity, maka semakin besar pula
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga perusahaan akan
terhindar dari financial distress . Menurut Wijanarto (2016) semakin tinggi rasio
ini, semakin baik karena tidak akan terjadi masalah keuangan dan terhindar dari financial distress. Menurut Hanafi (2016:81) net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. Semakin besar rasio ini maka dianggap semakin baik karena semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi maka perusahaan akan terhindar dari masalah keuangan yang tidak akan berakibat pada financial distress.
Perusahaan food and baverage merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. Di Indonesia, perusahaan makanan dan minuman sangat berkembang dengan pesat, hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya, sampai pada saat ini terdapat 18 perusahaan yang terdaftar dalam sektor tersebut.
Namun ada juga beberapa perusahaan food and baverage yang delisting dari papan pencatatan Bursa Efek Indonesia karena berbagai alasan, salah satunya adalah perusahaan Davomas Abadi Tbk karena penurunan kinerja keuangan dan moment gagal bayar obligasi. Sehingga penting bagi perusahaan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaannya agar perusahaan tersebut dapat mengambil langkah agar tidak terjadi penurunan kinerja keuangan yang berakibat pada kebangkrutan dan delisting dari papan pencatatan Bursa Efek Indonesia.
Pada Tabel 1.2 dapat dilihat data net profit, total liabilities dan interest
expense pada beberapa perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa
6
0 50.000.000.000 100.000.000.000 150.000.000.000 200.000.000.000 250.000.000.000 300.000.000.000 350.000.000.000 400.000.000.000
2013 2014 2015 2016
Net Profit Total Liabilities Interest Expense
Tabel 1.2
Data Net Profit, Total Liabilities dan Interest Expense pada Beberapa Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2016
Nama Perusahaan
Tahun Net Profit Total Liabilities Interest Expense
Sekar Laut Tbk 2013 11.440.014.188 162.339.135.063 256.841.148.674 2014 16.480.714.984 178.206.785.017 358.432.961.457 2015 20.066.791.849 225.066.080.248 378.651.540.837 2016 20.646.121.074 272.088.644.079 356.714.077.463
Mayora Indah Tbk
2013 1.013.558.238.779 5.816.323.334.823 256.841.148.674 2014 409.824.768.59 6.190.553.036.545 358.432.961.457 2015 1.250.233.128.560 6.146.255.759.034 378.651.540.837 2016 1.388.676.127.665 6.657.165.672.077 356.714.077.463 Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk
2013 65.068.958.558 541.352.365.829 11.693.768.315 2014 41.001.414.954 746.598.865.219 40.843.574.289 2015 106.549.446.980 845.932.695.663 34.959.573.378 2016 249.697.013.626 538.044.038.690 38.637.097.859
Sumber: www.idx.com (Data Diolah)
Berdasarkan data pada Tabel 1.2, maka dapat dilihat Grafik 1.1, 1.2, dan 1.3 berikut ini:
Sumber: www.idx.com, 2018 (Data Diolah)
Grafik 1.1
Data Net Profit, Total Liabilities, dan Interest Expense
Perusahaan Sekar Laut, Tbk. Tahun 2010-2016
0 1.000.000.000.000 2.000.000.000.000 3.000.000.000.000 4.000.000.000.000 5.000.000.000.000 6.000.000.000.000 7.000.000.000.000
2013 2014 2015 2016
Net Profit Total Liabilities Interest Expense
Dari Grafik 1.1 menunjukkan bahwa net profit dan total liabilities pada perusahaan Sekar Laut Tbk mengalami kenaikan dari tahun 2013-2016. Sedangkan interest expense meningkat dari tahun 2013-2015 dan menurun di tahun 2016.
Total liabilities yang dimiliki perusahaan tersebut terlalu besar sehingga menyebabkan interest expense yang besar pula. Jika penggunaan hutang terlalu besar akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extream leverage (hutang ekstrim), yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut.
Sehingga akan muncul persoalan baru yaitu perusahaan mengalami insolvency atau total hutang perusahaan lebih besar daripada total aset yang dimiliki perusahaan.
Sumber: www.idx.com, 2018 (Data Diolah)
Grafik 1.2
Data Net Profit, Total Liabilities, dan Interest Expense Perusahaan Mayora Indah, Tbk. Tahun 2010-2016
Dari Grafik 1.2 menunjukkan bahwa net profit pada perusahaan mengalami
fluktuasi, hal ini tidak baik bagi perusahaan, karena seharusnya net profit yang
meningkat pada perusahaan dapat digunakan untuk melakukan reinvestasi, sehingga
8
perusahaan. Total liabilities perusahaan meningkat dari tahun 2013-2016.
Peningkatan pada total liabilities ini menyebabkan perusahaan memiliki keterikatan kewajiban untuk membayar kembali pokok pinjaman dan bunga kredit sehingga meningkatkan interest expense dari tahun 2013-2015 dan menurun di tahun 2016.
Sumber: www.idx.com, 2018 (Data Diolah)
Grafik 1.3
Data Net Profit, Total Liabilities, dan Interest Expense Perusahaan Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. Tahun 2010-2016 Pada Grafik 1.3 menunjukkan bahwa net profit pada perusahaan Wilmar Cahaya Indonesia Tbk mengalami penurunan pada tahun 2014 dan meningkan dari tahun 2015-2016. Total liabilities meningkat pada tahun 2014-2015 dan menurun pada tahun 2016. Sedangkan interest expense mengalami fluktuasi dari tahun 2013-2016. Total liabilities yang besar menyebabkan interest expense yang besar pula, sehingga memperkecil net profit pada perusahaan. Namun perusahaan Wilmar Cahaya Indonesia Tbk ini mulai mengurangi hutang pada tahun 2016 sehingga menurunkan interest expense dan meningkatkan net profit di tahun 2016.
0 100.000.000.000 200.000.000.000 300.000.000.000 400.000.000.000 500.000.000.000 600.000.000.000 700.000.000.000 800.000.000.000 900.000.000.000
2013 2014 2015 2016
Net Profit Total Liabilities Interest Expense
Pada Tabel 1.3 berikut ini dapat dilihat data rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas dari beberapa perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2016.
Tabel 1.3
Rasio Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas dari Beberapa Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2016
Perusahaan Tahun
Rasio Likuiditas Rasio Leverage Rasio Profitabilitas CurrentRatio
Cash Ratio
Debt to Equity Ratio
Debt to Asset Ratio
Return on Equity
Net Profit Margin
Sekar Laut
Tbk
2013 1,23 0,07 1,16 0,54 0,08 0,02
2014 1,18 0,05 1,16 0,54 0,11 0,02
2015 1,19 0,05 1,48 0,60 0,13 0,03
2016 1,32 0,08 0,92 0,48 0,07 0,02
Mayora Indah Tbk
2013 2,40 0,70 1,49 0,60 0,26 0,08
2014 2,09 0,23 1,51 0,60 0,10 0,03
2015 2,37 0,53 1,18 0,54 0,24 0,08
2016 2,25 0,40 1,06 0,52 0,22 0,08
Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk
2013 1,63 0,06 1,02 0,51 0,12 0,03
2014 1,47 0,04 1,39 0,58 0,08 0,01
2015 1,53 0,01 1,32 0,57 0,17 0,03
2016 2,19 0,04 0,61 0,38 0,28 0,06
Sumber: www.idx.com, 2018 (Data Diolah)
Untuk mempermudah dalam membaca Tabel 1.3 maka disajikan
dalam bentuk Grafik 1.4, 1.5, dan 1.6. Pada Grafik 1.4 menunjukkan bahwa current
ratio pada perusahaan Sekar Laut Tbk mengalami penurunan dari tahun 2013-2015
yang kemudian meningkat pada tahun 2016 sedangkan cash ratio mengalami
fluktuasi dari tahun 2013 sampai tahun 2016. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang
mengharapkan current ratio dan cash ratio yang tinggi, hal ini diharapkan agar
perusahaaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik.
10
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
2013 2014 2015 2016
Current Ratio Debt to Equity Ratio Debt to Asset Ratio Return on Equity Net Profit Margin
tidak sejalan dengan teori yang mengharapkan debt to equity ratio dan debt to asset ratio yang rendah. Nilai ini merupakan tanda bahaya bagi perusahaan karena apabila terus dibiarkan tanpa ada penanganan maka perusahaan akan sulit mencari tambahan dana dalam jumlah yang cukup besar melalui pinjaman dan perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan atau financial distress.
Untuk return on equity terus meningkat dari tahun 2013-2015 dan menurun di tahun 2016. Sedangkan net profit margin meningkat di tahun 2015 dan menurun ditahun 2016. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang mengharapkan return on equity dan net profit margin yang terus meningkat setiap tahunnya.
Menurunnya return on equity dan net profit margin bisa disebabkan oleh penggunaan hutang yang tinggi. Dan hutang yang tinggi pada perusahaan menyebabkan perusahaan harus membayar beban bunga sehingga dapat menurunkan laba bagi perusahaan
Sumber: www.idx.com (Data Diolah)
Grafik 1.4
Rasio Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas
Perusahaan Sekar Laut, Tbk.
Sumber: www.idx.com (Data Diolah)
Grafik 1.5
Rasio Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas Perusahaan Mayora Indah, Tbk.
Pada Grafik 1.5 menunjukkan bahwa current ratio mengalami fluktuasi dari tahun 2013 sampai dengan 2016. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang mengharapkan current ratio yang tinggi agar dapat mendanai kewajiban jangka pendeknya dengan baik. Cash ratio mengalami fluktuasi dari tahun 2013-2016.
Hal ini tidak sejalan dengan teori yang mengharapkan cash ratio yang tinggi, artinya dengan mempunyai uang tunai yang cukup maka perusahaan akan mampu melunasi hutang jangka pendeknya dengan baik.
Untuk debt to equity ratio mengalami fluktuasi dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang mengharapkan debt to equity ratio yang rendah. Dan untuk debt to assets ratio mengalami
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00
2013 2014 2015 2016
Current Ratio Debt to Equity Ratio Debt to Asset Ratio Return on Equity Net Profit Margin
12
teori yang mengharapkan debt to assets ratio yang rendah. Artinya, perusahaan tidak menggunakan banyak hutang dalam mengelola asetnya.
Sedangkan return on equity dan net profit margin mengalami fluktuasi dari tahun 2013 sampai dengan 2016. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang mengharapkan return on equity dan net profit margin yang tinggi karena semakin tinnggi pengukuran rasio berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga terhindar dari financial distress.
Pada Grafik 1.6 menunjukkan bahwa current ratio dan cash ratio pada perusahaan Wilmar Cahaya Indonesia Tbk mengalami fluktuasi pada tahun 2013 sampai tahun 2016. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang mengharapkan current ratio dan cash ratio yang tinggi, dengan semakin tinggi hasil pengukuran rasio maka akan semakin baik kemampuan perusahaaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Untuk debt to equity ratio dan debt to assets ratio juga mengalami fluktuasi pada tahun 2013 sampai dengan 2016. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang mengharapkan debt to equity ratio dan debt to assets ratio yang rendah.
Nilai ini merupakan tanda bahaya bagi perusahaan karena apabila terus dibiarkan tanpa ada penanganan maka perusahaan akan sulit mencari tambahan dana dalam jumlah yang cukup besar melalui pinjaman dan perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan atau financial distress.
Untuk return on equity mengalami penurunan di tahun 2014 dan terus
meningkat pada tahun 2015 dan 2016. Hal ini sejalan dengan teori yang
mengharapkan return on equity yang tinggi. Sedangkan net profit margin
berfluktuasi pada tahun 2013-2016. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang mengharapkan net profit margin yang tinggi, artinya kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan penjualan belum cukup baik karena tidak terus meningkat setiap tahunnya.
Sumber: www.idx.com (Data Diolah)
Grafik 1.6
Rasio Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas Perusahaan Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk.
Pada penelitian terdahulu faktor-faktor yang mempengaruhi financial distress antara lain, faktor pertama yaitu current ratio, menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Almilia (2003) current ratio berpengaruh negatif terhadap financial distress, berbeda dengan hasil penelitian dari Wijanarto (2016) bahwa current ratio berpengaruh positif signifikan terhadap financial distress.
Faktor yang kedua yaitu, cash ratio menurut Widarjo dan Setiawan (2009) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap financial distress, berbeda
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50
2013 2014 2015 2016
Current Ratio Debt to Equity Ratio Debt to Asset Ratio Return on Equity Net Profit Margin