4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaran dan tujuannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1999). Dalam proses mencapai hasil akhir kegiatan proyek tersebut telah ditentukan oleh batasan-batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal, dan mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan tersebut saling mempengaruhi dalam keberhasilan sebuah proyek. Selain pengelolaan biaya, mutu dan waktu, dibutuhkan pula pengelolaan berupa manajemen sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi, sehingga diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang untuk mewujudkan hal tersebut.
Jadi proyek harus dilaksanakan dengan waktu yang telah ditentukan dengan biaya yang telah dianggarkan serta mutu yang telah direncanakan.
2.2 Manajemen Proyek
Definisi manajemen proyek menurut Kerzner (1982) dalam Soeharto (1999) adalah sebagai berikut: “Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal dan horizontal”.
Jadi jelasnya definisi tersebut mengandung hal-hal pokok sebagai berikut:
a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan yang berupa manusia, dana, dan material.
b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang
telah digariskan secara spesifik. Untuk itu diperlukan teknik dan
metode pengelolaan yang khusus terutama aspek perencanaan dan
pengendalian.
5 c. Memakai pendekatan sistem. Pendekatan ini menekankan bahwa
proyek adalah bagian dari siklus sistem yang lengkap.
d. Mempunyai hirarki (arus kegiatan) yang horizontal dan vertikal dengan tujuan dicapainya penggunaan sumber daya secara optimal.
2.2.1 Perencanaan
Perencanaan untuk mencapai tujuan haruslah diciptakan sedemikian rupa sehingga aktivitas-aktivitas yang hendak dilakukan dapat diketahui dengan jelas. Rencana menunjukkan tugas-tugas apa yang harus dilaksanakan, jumlah aktivitas dan waktu yang diperlukan, fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan semuanya dirinci dalam tahap perencanaan.
Rencana yang sudah matang diubah menjadi jadwal pelaksanaan sehingga aktivitas mulai dan selesai sesuai dengan rencana waktu yang telah ditentukan.
2.2.2 Penjadwalan
Penjadwalan merupakan tahap menerjemahkan suatu perencanaan ke dalam suatu diagram-diagram dalam rangkaian aktifitas-aktifitas yang sesuai dengan skala waktu yang telah direncanakan. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas-aktivitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang telah ditentukan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk merencanakan dan melukiskan secara grafis dari aktivitas pelaksanaan pekerjaan konstruksi yaitu:
a. Diagram balok (bar chart) b. Diagram panah (arrow diagram)
c. Diagram precedence (precedence diagram) 2.2.3 Pengendalian Proyek
Menurut Mockler (dikutip oleh Husen, 2009) pengendalian dapat
didefinisikan sebagai usaha yang sistematis untuk menentukan standar
yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar-standar yang telah
ditetapkan, menganalisa kemungkinan terjadinya penyimpangan,
6 kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan.
Selain agar mendapatkan produk yang memuaskan, pengendalian juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan penyimpangan atau kesalahan yang paling minimal.
Pengendalian proyek sangat penting dilakukan agar diketahui kemajuan atau keterlambatan suatu proyek. Metode yang tepat untuk mengendalikan suatu proyek adalah diagram panah dan kurva S, karena dalam diagram panah dapat diketahui kegiatan kritis, kegiatan nonkritis, dan tenggang waktu maksimum yang diijinkan, sedangkan pada kurva S dapat dilihat prosentase pelaksanaan proyek sehingga dapat diketahui dengan jelas kemajuan suatu proyek.
Tabel 2.1. Tabel durasi pekerjaan
Pekerjaan Durasi (hari) Succecor
A B C D E F G
3 1 3 1 2 1 1
B, E C, F D
- C, F
G D
Sumber : Taylor, 2001
0 0
3 3
5 5
5 5
8 8
9 9
6 7 A
3
B 2
C 3
D 1 C
F G
1
1 1
Gambar 2.1 Diagram Panah
Sumber : (Taylor, 2001)
E
7 2.3 Bar Chart
Bar chart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal dan kolom arah horizontal menunjukan skala waktu. Saat mulai dan akhir sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang. Bar chart digunakan secara luas dalam proyek konstruksi karena sederhana, mudah dalam pembentukan dan mudah dimengerti oleh pemakainya
.Bar Chart disusun dengan maksud mengidentifikasikan unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu pekerjaan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian dan pada saat pelaporan.
Penggambaran bar chart seperti yang terlihat pada gambar 2.2 terdiri dari sumbu vertikal dan sumbu horizontal. Sumbu vertikal pertama berisi uraian pekerjaan dalam suatu proyek. Kolom selanjutnya digunakan untuk menggambar balok. Sumbu horizontal berisi satuan waktu misalnya hari, minggu atau bulan.
Waktu mulai dan waktu akhir masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan ujung kanan dari balok-balok bersangkutan. Format penyajian bar chart yang lengkap berisi perkiraan urutan pekerjaan, skala waktu dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.
A B C D E
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Jenis Kegiatan
Waktu (hari) Saat Pelaporan
Sumber : Soeharto, 1999 Gambar 2.2 Tampilan Bar Chart
Sumber : (Soeharto, 1999)
8 2.4 Alokasi Sumber Daya Manusia
Pelaksanaan suatu proyek umumnya terdiri dari beberapa aktivitas atau kegiatan, dimana semua aktivitas tersebut memerlukan waktu, dana, dan sumber daya. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa tenaga manusia, peralatan, dan material. Sumber daya manusia (tenaga kerja) merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam suatu proyek, dimana seringkali penyediaannya terbatas.
Tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga ahli, menengah, dan kasar. Kebutuhan tenaga kerja selalu berfluktuasi sesuai dengan volume pekerjaan, sehingga penyediaan jumlah tenaga kerja harus mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang sedang berlangsung. Oleh karena setiap aktivitas memerlukan waktu dan sumber daya maka pada saat setiap periode waktu dalam jadwal pelaksanaan tingkat kebutuhan sumber daya manusia tidak selalu sama besar tergantung pada volume pekerjaan dan jenis pekerjaan.
Aktivitas Kebutuhan A
Waktu B
C
5 5 5
5 5 7 7 10 10 10 10 5 3 3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber: Sutjipto, 1986
Pada gambar 2.3 dapat dilihat bahwa tingkat kebutuhan sumber daya manusia pada setiap periode waktu tidak selalu sama besar, dimana keterlibatannya bersifat relatif permanen selama waktu pelaksanaan proyek sehingga akan terdapat beberapa sumber yang tidak terpakai (menganggur) pada beberapa periode waktu seperti terlihat pada Gambar 2.4
Gambar 2.3 Tingkat Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Sumber (Sutjipto, 1986)
9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Sumber Daya
Sumber Daya yang menganggur
Waktu (hari)
Gambar 2.4 Tingkat Penggunaan Sumber Daya
Sumber : (Sutjipto, 1986)
Kebutuhan tenaga kerja secara teoritis dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek (dalam jam-orang) dibagi jangka waktunya, tetapi hasil perhitungan tersebut sering tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan karena hasil guna dari setiap tenaga kerja umumnya berbeda.
2.4.1 Alokasi Sumber Daya Tidak Terbatas (Unlimited Resources Allocation)
Alokasi sumber daya tidak terbatas adalah alokasi sumber daya dimana
tingkat kemampuan penyediaan sumber daya dapat mencukupi kebutuhan. Untuk
alokasi sumber daya tidak terbatas dapat dilakukan leveling dinamik atau
pemerataan dengan batasan waktu (time-limit).
10 Unit Sumber Daya
time limit
Skala waktu Sumber: Sutjipto, 1986
Gamb ar 2.5a Alokasi Sumber Daya Manusia Sebelum Leveling
Sumber : (Sutjipto, 1986) Unit Sumber Daya
time limit
Skala waktu Sumber: Sutjipto, 1986
Gambar 2.5b Alokasi Sumber Daya Manusia Setelah Leveling Sumber : (Sutjipto, 1986)
Tujuan dari alokasi sumber daya tidak terbatas adalah untuk mengatur jadwal aktivitas sedemikian rupa sehingga tingkat kebutuhan sumber daya dari waktu ke waktu menjadi serata mungkin. Akibatnya akan diperoleh tingkat penggunaan sumber daya yang lebih besar atau tingkat pengangguran sumber daya pun menjadi lebih kecil.
Pemerataan sumber daya manusia (leveling) dapat diatur pada aktivitas-
aktivitas yang memiliki float (tenggang waktu). Umumnya leveling yang
sempurna susah dicapai tetapi pendekatan ke arah itu dapat dicapai.
11 2.4.2 Alokasi Sumber Daya Terbatas (Limited Resources Allocation)
Tujuan dari alokasi sumber daya terbatas adalah mengatur aktivitas- aktivitas sehingga tingkat kebutuhan sumber daya tidak melampaui tingkat kemampuan penyediaan sumber daya. Bila perlu diadakan pengunduran waktu (penambahan waktu) penyelesaian proyek, dimana penambahan waktu tersebut harus diusahakan seminimum mungkin.
Unit Sumber Daya
Waktu
Sumber: Sutjipto, 1986 Limit Sumber Daya
Gambar 2.6a Alokasi Sumber Daya Manusia (Normal) Sumber : (Sutjipto, 1986)
Unit Sumber Daya
Skala waktu
Sumber: Sutjipto, 1986 Limit Sumber Daya
tambahan waktu
Gambar 2.6b Alokasi Sumber Daya Manusia Setelah Leveling
Sumber : (Sutjipto, 1986)
12 Untuk alokasi sumber daya terbatas dapat dilakukan leveling statis atau pemerataan dengan metode jumlah kuadrat terkecil (Least Square Method).
Dimana perataan yang menghasilkan jumlah kuadrat terkecil merupakan perataan maksimum dari iterasi tersebut.
Gambar 2.7a Jumlah Sumber Daya Manusia Sebelum Leveling Sumber : (Sutjipto, 1986)
Gambar 2.7b Jumlah Sumber Daya Manusia Setelah Leveling Sumber : (Sutjipto, 1986)
Gambar 2.7 menunjukkan hubungan antara pemerataan sumber daya (resource leveling) dengan jumlah kuatdrat masing-masing sumber. Perlu diketahui bahwa jumlah sumber daya pada contoh gambar 2.7a sama dengan jumlah sumber daya pada 2.7b yaitu sebanyak 12 unit. Jumlah kuadrat gambar 2.7a adalah 10
2+ 2
2=104 sedangkan jumlah kuadrat pada gambar 2.7b adalah 7
2+ 5
2= 74. Jadi jumlah kuadrat pada gambar 2.7a lebih besar dari pada 2.7b.
Unit Sumber Daya
Skala waktu 10
2
1 2
0
Unit Sumber Daya
Skala waktu 10
2
1 2
0 5 7