• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PROGRAM RANCANGAN A. Lokasi Rancangan

Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo berdiri secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang Provinsi Gorontalo oleh DPR, yang disahkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tanggal 22 Desember Tahun 2000.

Gambar 3.1 Peta Provinsi Gorontalo ( Sumber : Balai Pusat Statistik Provinsi Gorontalo)

Provinsi Gorontalo terletak di bagian utara Pulau Sulawesi pada posisi yang cukup strategis, yakni:

 Utara: Laut Sulawesi

(2)

 Selatan: Teluk Tomini

 Barat: Provinsi Sulawesi Tengah

 Timur: Provinsi Sulawesi Utara.

a. Kondisi Fisik Kota Gorontalo

Letak astronomis. Kota Gorontalo Letak administratif. 122º59’44”- 123º05’59” BT dan 0º28’17”-0º35’56” LU dengan Luas wilayah Kota Gorontalo adalah ± 64,79 Km² terbagi dalam 9 kecamatan dan 50 kelurahan (belum termasuk daerah pemekaran) dan batas – batas Kota Gorontalo yaitu :

a) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango.

b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila dan Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bonebolango.

c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Telaga, Batudaa, dan Batudaapantai Kabupaten Gorontalo.

d) Sebelah selatan Teluk tomini.

(3)

Gambar 3.2 Peta Kota Gorontalo

( Sumber : Balai Pusat Statistik Kota Gorontalo)

(4)

b. Keadaan Morfologis dan Geografis

Posisi geografis Kota Gorontalo sangat menguntungkan karena berada diporos Provinsi Gorontalo yang tidak lain adalah kawasan pertumbuhan ekonomi yang besar. Juga karena Provinsi Gorontalo merupakan daerah lintasan dua Provinsi yakni Palu – Luwuk (Sulawesi Tengah) dan Manado–Bitung (Sulawesi Utara). Letaknya yang strategis itu menjadikan kota seluas 64,79 km

2

ini sebagai daerah transit seluruh komoditas dari dan ke kedua Provinsi tersebut.

2. Penentuan Site

a. Kriteria Penentuan Site

Salah satu hal yang cukup penting dalam pemilihan site adalah dengan memperhatikan kriteria-kriteria site yang memenuhi syarat dari segi fisik, tata lingkungan dan kebutuhannya:

1) Lokasi perencanaan memerlukan tempat yang aman yang jauh dari kebisingan.

2) Ditinjau dari sarana dan prasarana seperti jaringan listtrik, air bersih, telpon dan jlan serta sarana prasarana penunjang lainya seperti rumah sakit.

3) Pencapaian yang mudah dari berbagai bagian kota.

4) Daerah sekitar site belum terlalu padat dari pemukiman penduduk.

5) Lingkungan yang tertib dan teratur.

Guna memilih site yang ideal untuk pembangunan Pusat Rehabilitasi

Narkoba, maka dilakukan analisa pada alternatif site 1 dan 2 berdasarkan

beberapa kriteria yang ada di atas sebagai dasar pertimbangan. Berikut tabel

analisa untuk memilih site secara kuantitas.

(5)

1) Site A, berada di Jalan Kasuari, Kecamatan Kota Timur Kelurahan Heledulaa Utara terletak di dekat sarana perdagangan, pemukiman dan pendidikan.

Gambar 3.3 : Site A

(6)

2) Site B, berada di Jalan Ikrar, Kecamatan Kota Utara Kelurahan Dulomo Selatan terletak di dekat sarana perkantoran dan pendidikan

Gambar 3.4 : Site B

(7)

Tabel 2.1 Penilaian Site KRITERI

A DASAR PERTIMBANGAN Alt.1 Alt.2

Kriteria Umum

Fungsi BWK 4 5

Aksesibilitas 5 5

Ketersediaan Infrastruktur 5 5 Kriteria

Khusus

Kenyamanan/Ketenangan 2 5

Bebas Banjir 3 5

TOTAL SCORE 19 25

(Keterangan : Penilaian berkisar pada 1 sampai 5)

Berdasarkan tabel analisa, maka di peroleh lokasi yang tepat untuk pembangunan Pusat Rehabilitasi Narkoba yaitu Alternatif Site 2, kecamatan Kota Utara, kelurahan Dulomo Selatan

Gambar 2.9. Lokasi dan site

Gambar 3.5 : Lokasi dan Site

(8)

B. Aspek Site dan Lingkungan 1. Analisa Site

1) Topografi

2) Orientasi arah matahari

Untuk mengurangi panasnya matahari yang masuk ke dalam bangunan dan efek silau cahaya matahari, maka dilakukan:

 Membuat oversteak pada bagian jendela bangunan serta penggunaan tirai pada setiap jendela yang terkena sinar matahari langsung.

 Menanam vegetasi atau pepohonan sebagai penghalang sinar matahari ke bangunan, dan menanam tanaman penutup tanah seperti rumput/semak sebagai penangkap pantulan panas ke dalam bangunan.

 Membersihkan bukaan-bukaan untuk memanfaatkan penghawaan dan pencahayaan alami.

Keadaan tanah pada site tidak terlalu berkontur. Oleh karena itu dalam perencanaan pembangunan tidak akan banyak mengalami perubahan atau perombakan.Hanya pada lahan-lahan tertentu seperti taman akan dibuat sedikit berkontur

Topografi mempengaruhi rancangan dalam 3 hal yaitu:

 Iklim dan cua

 Bidang muka tanah

 Mengembangkan karakter tapak

Gambar 3.6 Analisa Topografi

U

U

(9)

3) Angin dan Curah Hujan

Kondisi klimatologi akan sangat berpengaruh terhadap rancangan dimana akan menetukan orientasi bangunan khususnya bagi penghadiran sistem penghawaan dan penerangan alami pada bangunan. Penempatannya terhadap bangunan adalah sebagai berikut:

 Pengaturan masa bangunan dan ruang-ruang yang ada di dalam bangunan.

 Mengutamakan penghijauan sebagai pelindung terhadap sinar matahari, menghindari debu dan angin yang bertiup kencang.

 Penggunaan ventilasi dan jendela untuk penghawaan alami ke dalam ruangan.

 Penggunaan bentuk atap yang sesuai dengan kondisi cuaca dan iklim di sekitar bangunan.

Gambar 3.7 Orientasi Arah Matahari

Matahari terbit 6.30 Matahari terbenam

17.30

U U

(10)

√√

4) Analisa Utilitas

5) Analisa Noise/Kebisingan

Gambar 3.8 Analisa Air Hujan

Ket :

Saluran Air Kotor Saluran Air Bersih Jaringan Listrik Gambar 3.9 Analisa Utilitas

Keterangan Gambar:

A. Penggunaan overstek untuk meminimalisir air hujan agar tidak masuk ke dalam bangunan.

B. Penggunaan talang air agar air hujan dapat mengalir secara teratur hingga ke saluran air.

C. Penggunaan saluran air kotor untuk menampung dan mengalirkan air kotor.

U

A B

C

(11)

Tingkat bising paling tinggi datang dari arah pabrik gilingan beras dimana area ini merupakan area publik yang memiliki tingkat aktivitas tinggi. Dari arah pemukiman mempunyai tingkat kebisingan sedang, dan dari arah persawahan memiliki tingkat bising yang rendah.

6) Analisa Sirkulasi

Sirkulasi pada jalan lintasan site sangat menentukan entrance atau jalan masuk pada site agar tidak terjadi crossing pada saat kendaraan masuk. Dengan memanfaatkan kondisi dan alur jalan, kita dapat menentukan entrance yang sesuai dan tepat pada site.

Penempatan entrance dan exit bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kejelasan pencapaian bagi pengunjung baik yang menggunakan kenderaan pribadi, kenderaan umum, kenderaan pengelola maupun pejalan kaki.

Harus ada perbedaan yang jelas antara jalan masuk (entrance) dan jalan keluar (exit), sehingga letak entrance dan exit dapat dengan mudah dikenali oleh pengunjung. Selain itu penempatan entrance dan exit juga dapat mempertimbangkan arus pengunjung yang besar.

U

(12)

Tinjauan sirkulasi juga bertujuan untuk menentukan titik tempat perletakan enterance dengan dasar pertimbangan:

 Dapat terlihat dengan jelas.

 Dengan menggunakan 1 jalur tidak akan menimbulkan kemacetan akibat crossing kendaraan yang masuk atau keluar site.

 Mudah untuk dicapai.

C. Analisa Program 1. Jenis Pemakai

kegiatan yang terjadi dalam Perencaan Pusat Rehabilitasi Narkoba adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan terhadap masyarakat terutama di bidang rehabilitasi maupun di bidang sosialisasi.

Pemakai/pengguna Pusat Rehabilitasi Narkoba ini sebagian besar adalah para pengurus pusat rehabilitasi dan para calon residen yang akan masuk serta pada umumnya masyarakat Gorontalo. Menurut data yang di dapat dari Badan Narkotika Nasional Jumlah para residen yang terjaring adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Jumlah Tersangka Kasus Narkoba di Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin, 2007-2011 ( Sumber : Direktorat Tindak Pidana Narkoba, Maret 2011)

NO TAHUN JENIS KELAMIN

JUMLAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 2007 24 5 29

2 2008 27 2 29

3 2009 32 32

4 2010 19 19

5 2011 11 2 13

JUMLAH 113 9 122

(13)

Untuk mendapatkan daya tampung pada pusat rehabilitasi yang akan direncanakan diambil asumsi sebanyak 100 orang dari data pada tabel diatas.

2. Kebutuhan Ruang

Pendekatan dilakukan dari literatur-literatur dan objek lain yang sama kemudian digabungkan dengan kebutuhan ruang yang terjadi akibat aktivitas dalam objek yang diwadahi dalam ruang-ruang tertentu.

Tabel 3.2 Kebutuhan Ruang

1 2 3

FASILITAS RUANG SIFAT

Lobby

Rg. Kunjungan Hunian

Servis

Kantor

Ruang minat dan bakat Ruang mental dan spiritual Ruang pelatihan

Ruang Kelas

Ruang produksi

Ruang Informasi Ruang Tunggu Ruang Keamanan Kantin

Ruang Tidur Wc

Kamar mandi Ruang Cuci Ruang Loker Mushola Dapur Ruang makan Ruang Pimpinan Ruang Sekretaris Ruang Wkl Pimpinan

Ruang Instruktur dan Kesehatan WC

Rg. Pelatihan tata boga Rg. Pelatihan salon bunga Rg. Pelatihan industri garmen Rg. Pelatihan salon kecantikan Rg. Praktek tata boga

Rg. Produksi industri garmen Salon bunga dan tanaman hias

Publik

Publik Publik

Privat

Privat

Semi Publik

Semi Privat Semi Privat Semi Privat Semi Privat

Semi Privat Semi Privat

(14)

Ruang komputer Aula

Ruang Olahraga dan Fitness Ruang Kesehatan

Ruang Pegelola

Semi Privat Semi Privat Semi Privat Semi Privat Privat

`

Ruang luar : 1) Area parkir 2) Taman

3) Area untuk pelatihan bercocok tanam 3. Besaran Ruang

Penentuan besaran ruang dalam penataan “Pusat Rehabilitasi Narkoba” di Gorontalo, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Tabel 3.3 Besaran Ruang

NO Ruang Kapasitas Standar Luasaan

I HUNIAN

1. Ruang Tidur 100 ( Jumlah Residen yang di rehab )

1 tempat tidur =1,8 m² Meja dan Kursi 1 set meja & kursi

= 3,4 m² (data ars 1)

100 org=100x1,8 m²=180m² meja & kursi 3,4m² x 100 set=340m² Sirkulasi : 60%x520m²=

312 m²

Total = 520+312= 832m² II SERVIS

1 Kamar Mandi 10 orang 1 unit (1 orang)

=1.5 m dengan lebar 1,8 m (data ars 1 )

(1,8x1,5x10)=27 m² Sirkulasi 60% x 27 = 16.2 m² Total=43.2= 43m²

2 Ruang Cuci 25 m² (data Arc 1) Sirkulasi 60%=15m²

Total= 25+15=40m²

3 Ruang Loker asumsi 40m²

4 Ruang Makan 125 orang (100+pengolala

Tempat makan 7 org = 7,2 m²

125 org = 128m²

Total 128m² + 3,6 + 5,25 =

(15)

0,6x6=3,6m² tempat penyimpan makanan : 5,25m² (data arc 1)

Sirkulasi 60%x136.85m² = 82.11m²

Total= 136,85+82.11=

218,96m²

5 Toilet 6 unit 1 unit ( 4 orang)

=10,8m² (data arc 1)

1 unit (4 orang ) =10,8m² 2 unit untuk pria dan wanita = 10,8 x 6 = 64,8m²

6 Mushola 80 orang 0,96 m² (dataarc 2) 80 x 0,96 = 76,8m² Sirkulasi 60%=46.08m²

7 Pos jaga 2 unit Ruang Gerak/orang

=2,07m² Meja/Kursi = 1,35m² (data arc 1)

Untuk 1 unit = 2,07 + 1,35

= 3,42m²

Untuk 2 unit 3,42 x 2 = 6,84 m²

8 Kantin asumsi asumsi 40 m²

III KANTOR 1 Ruang

Pimpinan

1 orang Standar=27,89m²

(data arc 2)

Sirkulasi 60%=16.73 Total 44.6 m² 2 Ruang Wakil

Pimpinan

1 orang Standar=9,30m²

(data arc 2)

Sirkulasi 60%=5.58 Total 14.9m² 3 Ruang

Sekretaris

1 orang Standar=6,70m²

(data arc 2)

Sirkulasi 60%=4.02 Total 10.72 m² 4 Ruang

Karyawan

22 orang Standar=4,46m² (data arc 2)

22 x 4,46 = 98,12m²

5 WC 8 orang 1,2m²/orang 1,2 m² /orang x 8 org =9,6

=10m² 6 Ruang

kunjungan

42 orang (50% dari jumlah penghuni)

2,05 m²/ orang Jadi untuk 42 org x 2,05m²

= 86,1

Sirkulasi 60%x 86,1m²=

Total 137,76 m² 7 Ruang minat

dan bakat

100 org dengan 10 org untuk tiap area

Untuk tiap area : 2m²/orang

2m² x 10 org = 20m² Sirkulasi 60% x 20m²=

12m² total 20+12 =32 m², untuk 10 area: 10 x 32m²=

320 m² 8 Rg. Pelatihan

& tataboga

1 kelas = 20 orang 6m²/orang 20x6m²/org = 120m² Sirkulasi: 60%x120 = 72m² total 192m² 9 Rg. Pelatihan

salon bunga

1 kelas = 20 orang 6m²/orang 204m² 10 Rg. Pelatihan

salon Kecantikan

1 kelas = 20 orang 6m²/orang 204m²

11 Rg. Pelatihan 1 kelas = 20 orang 6m²/orang 204m²

(16)

Garmen

12 Rg. kelas Tiap kelas menampung 20 murid

Tempat be;ajar : 2m²/orang

tempat belajar : 2m²/orang x 20 org = 40m²

sirkulasi:60%40=24m² total:40+24 = 64 m² untuk 120 org = 6 kelas 384 m²

13 Rg. Praktek tata boga

20 orang Ruang kerja:

Gdg bahan mentah 20m²

Gdg Minuman 20m²

Gdg Pendingin 20m²

Rg penyimpan : 20m²

Toko/tempat jual beli 80m²

Dapur 60m²

Total 220m²

Sirkulasi : 60% x 220 = 132 m²

Total 220m² + 132m² = 352m²

14 Rg. Produksi industri Garmen

20 orang Ruang kerja : Meja servis : 20 x 4 m² = 80m²

Gdg material : 20m²

Rg pajang : 20m² Rg cuci : 30m² Rg mengepas : 10m²

Gdg sesudah produksi : 20m²

Total 180m²

Sirkulasi : 60% x 180 = 126m²

Total : 288m²

15 Salon bunga dan tanaman hias

20 orang Rg. Kerja : 10m²/org

20 x 10m² = 200m²

Sirkulasi : 60%x200 = 120 Total 200 + 120 = 320m² 16 Rg. komputer 20 orang 3,9 x 2,3 x ( 20org) Total = 179,4

Sirkulasi 60%= 287,04m² 17 Aula 200 org (asumsi) Standar=1,2m² 240m²

18 Rg. Mental spritual

90 org 1,2m² 90x1,2= 108 m²

Sirkulasi 60% = 172,8 m²

19 Rg. fitnes 40 org Rg. Alat : 200m²

Rg. Senam : 100m²

Total 200+100 = 300m² 20 Menara

pengawas

2 org Asumsi ( 2 lantai 50m²)

3 menara pengawas = 150

21 Hunian Pengelola

4 org 1 tempat tidur =

1,8m²

4 x 1,8 = 7,2

4 set meja dan kursi =

(17)

Luasan Parkir dan Sirkulasi Pejalan Kaki 1) Luasan parkir untuk pengelola

Adapun untuk penggunaan fasilitas parkir untuk pengelola pada tempat ini diasumsikan sebagai berikut:

 Kendaraan roda 4 (mobil) = 5 %

 Kendaraan roda 2 (motor) = 70 %

 Pejalan kaki = 25 %

 Kendaraan roda 4

1 mobil = 4 orang (idealnya dipertimbangkan bagi Atasan) Asumsi Mobil = 2 Mobil

Standar luasan mobil = 10,58 m

2

Jadi luas parkir mobil = 2 x 10,58 m

2

= 21,16 m

2

~ 21 m

2

 Kendaraan roda 2

1 motor = 2 orang (idealnya dipertimbangkan bagi karyawan) 70 % x 134/2 = 20 motor

Standar luasan motor = 3,75 m

2

Jadi luas parkir motor = 49 x 3,75 m

2

= 75 m

2

~ 75 m

2

Total luas parkir pengelolah yaitu: 21 m

2

+ 75 m

2

= 96 m

2

2) Luasan parkir untuk pengunjung

= 3,4m² (data ars 1 )

33,28m²

TOTAL LUAS LANTAI BANGUNAN 5325.9M²

Sirkulasi : 60 % =

8521,44 m²

(18)

Adapun untuk penggunaan fasilitas parkir untuk pengunjung pada tempat ini diasumsikan sebagai berikut:

 Kendaraan roda 4 (mobil) = 30 %

 Kendaraan roda 2 (motor) = 60 %

 Pejalan kaki = 10 %

 Kendaraan roda 4

1 mobil = 4 orang (Idealnya dipertimbangkan pengunjung dari kalangan Masyarakat)

30 % x 42/4 = 3 Mobil.

Standar luasan mobil = 10,58 m

2

Jadi luas parkir mobil = 3 x 10,58 m

2

= 31,74 m

2

~ 32 m

2

 Kendaraan roda 2

1 motor = 2 orang (idealnya dipertimbangkan pengunjung dari kalangan Masyarakat dan Mahasiswa)

60 % x 75/2 = 23 motor Standar luasan motor = 3,75 m

2

Jadi luas parkir motor = 23 x 3,75 m

2

= 86 m

2

Total luas parkir pengunjun yaitu: 32 m

2

+ 86 m

2

= 118,25 m

2

Total luas parkir : 96 + 118,25 = 214, 25 m²

Sirkulasi 60% = 342,8 m²

Untuk area pelatihan bercocok tanam :

Pemakai 100 orang residen, dibagi 6 kelompak ( 1 kelompok = 14 orang )

(19)

setiap 1 kelompok membutuhkan 1 lahan untuk bercocok tanam dengan luasan lahan :

satu orang membutuhkan area 3 m² (data arc 2 ) luasan = 14 orang x 3 m² = 42 m²

sirkulasi 30% = 54,6 m²

untuk 6 kelompok = 6 x 54,6 m² = 327.6 m²

Luas lantai = 5325.9m²

Building Coverage (BC) = 30 % : Open Space (OS) = 70 %

30 : 70 = 5325.9 : OS

OS = 5325.9 x 70

30

OS = 12427.1 m

2

OS disini sudah termasuk luasan parkir dan lansekap. Jadi, jika dihitung luas lansekap:

= OS – Luas parkir

= `12427.1 – 214,25 = 12641,35 m

2

Total luasan site adalah:

= BC + OS

= 5325.9 m

2

+ 12427 m

2

= 17752 m ²

(20)

PUBLIK

PRIVAT Jl.Ikrar ENTRANCEEXITSEMI

PRIVAT

PRIVATSEMI

C. Zoningan

Penzoningan tapak dalam hal ini dimaksudkan sebagai pendaerahan pada zona-zona fungsional yang didasarkan pada hirarki ruangnya.

Pertimbangan zoning dalam tapak : 1) Sistim pencapaian yang ada

2) Fungsi dan kegiatan yang ada 3) Kondisi dan hasil analisa tapak

4) Faktor yang dapat mewujudkan penampilan bangunan yang menunjang konsep bentuk.

Gambar 3.12 Zooning

(21)

Pada areal yang merupakan akses masuk dekat dengan jalan utama, akan diletakkan ruang-ruang yang berfungsi sebagai ruang publik, dimana kegiatan yang terjadi dapat menyebabkan kebisingan. Sedangkan pada daerah dengan kebisisngan sedang, akan direncanakan untuk dibangunkan ruang-ruang semiprivat. Serta pada daerah kebisingan rendah, diperuntukkan bagi ruang-ruang privat.

Pembagian zoning disesuaikan dengan aktivitas pengguna dan kebutuhan ruang. Sehingga pembagian zoning menjadi seperti berikut:

RG. Tunggu RG. Keamanan

RG. Informasi

Lobby

Dapur Ruang makan

Muhsola

Servis

(22)

Gambar 3.13 Pola Pembagian Ruang Pusat Rehabilitasi Narkoba

Berdasarkan penzoningan tersebut, maka dapat digambarkan alur kegiatan penggunan bangunan yakni sebagai berikut:

Gambar 3.14 : Alur kegiatan Kantor

Ruang Penunjang proses rehabilitasi

Hunian

Publik

Semi Publik Privat Ruang

Pelatihan

Ruang Loker Hunian

Ruang Minat dan

Pulang Rg. Mental

& spiritual

Rg. Sekretaris Rg. Direktur

Datang Kantor

Pulang

Gambar

Gambar 3.1 Peta Provinsi Gorontalo ( Sumber : Balai Pusat Statistik Provinsi Gorontalo)
Gambar 3.2 Peta Kota Gorontalo ( Sumber : Balai Pusat Statistik Kota Gorontalo)
Gambar 3.3 : Site A
Gambar 3.4 : Site B
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan permukaan bahan pengisi mineral dapat dilakukan dengan modifikasi dari permukaan sisi aktif partikel bahan pengisi yang ditingkatkan dengan memberikan atom yang

Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah

Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Arief Nugroho yang berjudul Analisis Framing Pemberitaan Program bela Negara di media online metrotvnews.com dan

beberapa indikasi interaksi antara jumlah sarang biawak Komodo dan sarang burung Gosong-kaki-merah, sebagaimana diketahui bahwa Loh Lawi merupakan lembah dengan jumlah sarang

Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2011 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Jika calon perawat khusus lansia EPA mengubah status izin tinggal menjadi “aktivitas khusus” (misalnya mempunyai pasangan orang Jepang) dan ingin mengikuti ujian nasional

Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah daerah dalam pengambilan kebijakan pembangunan terutama yang berbasis pada program Rencana Strategis Pembangunan Kampung (RESPEK),

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Madrid, Spanyol menyelenggarakan Pekan Warisan Budaya Kuliner Indonesia (PWBKI) dari tanggal 1 hingga 8 Februari 2015 yang bekerja sama