• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 78 TAHUN 2016

T E N T A N G

TATA CARA DAN PROSEDUR PENGHARMONISASIAN,

PEMBULATAN KONSEPSI, DAN PENYESUAIAN ARAH PENGATURAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAN PERATURAN BUPATI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka merumuskan, merencanakan, dan menetapkan peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan serta untuk mengatur tata cara dan prosedur pengharmonisasian, pembulatan konsepsi, dan dan penyesuaian arah pengaturan Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan Peraturan Bupati;

b. bahwa untuk menciptakan kualitas Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati yang dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti, baru, dan standar yang mengikat guna menghindari pembatalan terhadap peraturan perundang- undangan yang telah ditetapkan, sehingga perlu menetapkan pedoman, tata cara, dan prosedur pengharmonisasian, pembulatan konsepsi, dan penyesuaian arah pengaturan rancangan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara dan Prosedur Pengharmonisasian, Pembulatan Konsepsi, dan Penyesuaian Arah Pengaturan Rancangan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4686);

(2)

- 2 -

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);

6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Prosedur Pengharmonisasian, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-Undangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1257);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

8. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 89);

9. Peraturan Bupati Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 Nomor 67);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA DAN PROSEDUR PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN KONSEPSI, DAN PENYESUAIAN ARAH PENGATURAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAN PERATURAN BUPATI.

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Pengharmonisasian, Pembulatan Konsepsi, dan Penyesuaian Arah Pengaturan Rancangan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati yang selanjutnya disebut dengan Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang- undangan adalah proses penyelarasan substansi Rancangan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati serta teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan, sehingga menjadi Peraturan Perundang-undangan yang merupakan satu kesatuan yang utuh dalam kerangka sistem hukum nasional.

2. Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut perda adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama Bupati.

3. Peraturan Bupati yang selanjutnya disebut perbup adalah peraturan Bupati Bolaang Mongondow Utara.

4. Program Pembentukan Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Propemperda adalah instrumen perencanaan program pembentukan perda provinsi dan perda kabupaten/kota yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis.

5. Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam rancangan peraturan daerah sebagai solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat.

6. Tim Penyusun Rancangan Peraturan Daerah adalah tim yang ditetapkan oleh Bupati yang bertugas untuk menyusun Rancangan Peraturan Daerah.

7. Tim Penyusun Rancangan Peraturan Bupati adalah tim yang ditetapkan oleh Pemrakarsa yang bertugas untuk menyusun Rancangan Peraturan Bupati.

8. Kepala Bagian Hukum Serektariat Daerah yang selanjutnya disebut Kepala Bagian Hukum adalah kepala bagian pada satuan kerja perangkat daerah Sekretariat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

(4)

- 4 - Pasal 2

Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan dilakukan terhadap:

a. rancangan Peraturan Daerah; dan b. rancangan Peraturan Bupati.

Pasal 3

Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan dilakukan dengan tujuan untuk:

a. menyelaraskan dengan:

1. Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, dan peraturan perundang-undangan lain; dan

2. teknik penyusunan peraturan perundang- undangan.

b. menghasilkan kesepakatan terhadap substansi yang diatur.

BAB II

PENGHARMONISASIAN KONSEPSI

RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Bagian Kesatu

Umum Pasal 4

(1) Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan dilakukan terhadap Rancangan Peraturan Perundang- undangan hasil rapat Tim Penyusun Rancangan Peraturan yang telah mendapatkan paraf persetujuan anggota tim.

(2) Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Kepala Bagian Hukum.

Pasal 5

Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a. permohonan Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan;

b. pemeriksaan administratif;

c. analisis konsepsi;

(5)

d. rapat Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan;

e. paraf persetujuan; dan

f. penyampaian hasil Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan.

Bagian Kedua

Syarat dan Tata Cara Permohonan Pasal 6

(1) Permohonan Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan diajukan secara tertulis kepada Sekretaris Daerah dengan tembusan kepada Kepala Bagian Hukum yang disertai dengan kelengkapan dokumen persyaratan.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh Kepala SKPD atau sekretaris SKPD atas nama Kepala SKPD.

Pasal 7

(1) Permohonan Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) paling sedikit memuat:

a. tujuan dan dasar penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan;

b. gambaran umum arah pengaturan dan ruang lingkup materi muatan Rancangan Peraturan Perundang-undangan;

c. keterkaitan dengan Peraturan Perundang- undangan lain;

d. isu krusial yang perlu dibahas; dan

e. hal lain yang berkembang pada tahap penyusunan oleh Tim Penyusun Rancangan Peraturan.

(2) Format permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 8

(1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus melampirkan dokumen:

a. Naskah Akademik untuk Rancangan Peraturan Daerah;

b. penjelasan mengenai urgensi dan pokok pikiran;

c. keputusan mengenai pembentukan Tim Penyusun Rancangan Peraturan;

(6)

- 6 -

d. Rancangan Peraturan Daerah atau Rancangan Peraturan Bupati yang telah mendapatkan paraf persetujuan seluruh anggota Tim Penyusun Rancangan Peraturan; dan

e. izin prakarsa dalam hal:

1. Rancangan Peraturan Daerah tidak masuk dalam daftar Propemperda; atau

2. Rancangan Peraturan Bupati tidak masuk dalam daftar Program Penyusunan Peraturan Bupati.

(2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf d harus disertai dengan dokumen dalam bentuk elektronik.

(3) Format Rancangan Peraturan Daerah atau Rancangan Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Bagian Ketiga

Pemeriksaan Administratif Pasal 9

(1) Pemeriksaan administratif terhadap permohonan dan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 dilakukan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima di Bagian Hukum Sekretariat Daerah.

(2) Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) permohonan dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak diajukan oleh pejabat yang berwenang, Kepala Bagian Hukum atas nama Sekretaris Daerah memberitahukan secara tertulis kepada SKPD pemohon untuk melengkapi dokumen.

(3) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disampaikan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal pemberitahuan diterima oleh SKPD pemohon.

(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) SKPD pemohon tidak memenuhi kelengkapan persyaratan, Kepala Bagian Hukum atas nama Sekretaris Daerah mengembalikan permohonan secara tertulis kepada SKPD pemohon.

(5) Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) permohonan dinyatakan lengkap, Kepala Bagian Hukum atas nama Sekretaris Daerah melakukan analisis konsepsi Rancangan Peraturan Perundang- undangan.

(7)

(6) Pemeriksaan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan atau Kepala Sub Bagian Peraturan Perundang- undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah.

Bagian Keempat

Analisis Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan Pasal 10

(1) Analisis konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (5) dilakukan untuk melihat kejelasan konsepsi.

(2) Analisis konsepsi Rancangan Peraturan Perundang- undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap substansi dan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan.

(3) Analisis konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan terhadap substansi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan memperhatikan:

a. keterkaitan dan keselarasan substansi dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, dan peraturan perundang-undangan lain;

b. asas hukum;

c. putusan Mahkamah Agung mengenai pengujian peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang;

d. yurispridensi;

e. alasan pembentukan;

f. dasar kewenangan pembentukan dan dasar pembentukan;

g. arah dan jangkauan pengaturan;

h. keterkaitan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

i. konsekuensi terhadap keuangan daerah;

dan/atau j. unsur lainnya.

(4) Analisis konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan terhadap teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

(8)

- 8 -

(5) Analisis konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan atau Kepala Sub Bagian Peraturan Perundang- undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah.

Pasal 11

Analisis konsepsi Rancangan Peraturan Perundang- undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilakukan secara:

a. komprehensif terhadap substansi dan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan; dan b. khusus terhadap ketentuan pasal demi pasal baik

secara internal maupun eksternal.

Pasal 12

(1) Hasil analisis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dituangkan dalam bentuk tanggapan tertulis.

(2) Tanggapan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan rapat Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan.

Bagian Kelima

Rapat Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 13

(1) Rapat Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan dilakukan dalam rangka memperoleh kesepakatan dan kebulatan konsepsi Rancangan Peraturan Perundang- undangan.

(2) Rapat Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan wakil dari:

a. SKPD yang mengajukan permohonan;

b. SKPD terkait; dan/atau c. lembaga lain terkait.

(3) Rapat Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan dapat mengikutsertakan peneliti dan/atau tenaga ahli termasuk dari lingkungan perguruan tinggi.

(4) Rapat Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan, meliputi:

a. rapat persiapan;

b. rapat pleno; dan c. rapat tim kecil.

(9)

Pasal 14

(1) Rapat persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) huruf a dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang utuh terhadap konsepsi Rancangan Peraturan Perundang- undangan.

(2) Rapat persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:

a. rapat internal;

b. rapat bilateral antara Bagian Hukum Sekretariat Daerah dengan SKPD yang mengajukan permohonan; dan/atau

c. rapat trilateral antara Bagian Hukum Sekretariat Daerah, SKPD yang mengajukan permohonan, SKPD, dan/atau lembaga lain terkait.

Pasal 15

(1) Rapat pleno sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) huruf b dimaksudkan untuk:

a. memperoleh masukan dari SKPD terkait terhadap substansi Rancangan Peraturan Perundang-undangan;

b. membahas substansi rancangan peraturan perundang-undangan terkait masukan sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

c. memutuskan substansi Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang bersifat krusial;

dan/atau

d. membubuhkan paraf persetujuan substansi pada setiap lembar naskah Rancangan Peraturan Perundang-undangan oleh wakil dari masing- masing SKPD dan/atau lembaga lain terkait.

(2) Rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dihadiri oleh wakil dari SKPD yang mengajukan permohonan Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang- undangan yang menguasai substansi dan/atau pejabat yang berwenang mengambil keputusan.

Pasal 16

(1) Rapat tim kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) huruf c dilakukan untuk menyempurnakan rumusan judul, pembukaan, batang tubuh, penutup, penjelasan, dan/atau lampiran, sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Rapat tim kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan juga SKPD dan/atau lembaga lain terkait.

(10)

- 10 - Pasal 17

(1) Wakil dari setiap SKPD dan/atau lembaga lain terkait melaporkan kepada pimpinan masing- masing hasil pembahasan pada rapat persiapan, rapat pleno, dan rapat tim kecil.

(2) Dalam hal terdapat permasalahan, wakil dari SKPD dan/atau lembaga lain terkait melaporkan kepada pimpinan masing-masing untuk mendapat arahan dan keputusan.

Pasal 18

Dalam hal pada rapat tim kecil terdapat permasalahan, permasalahan tersebut dilaporkan pada rapat pleno untuk mendapatkan keputusan.

Bagian Keenam

Penyampaian Hasil Rapat Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 19

Kepala Bagian Hukum atas nama Sekretaris Daerah menyampaikan naskah Rancangan Peraturan Perundang- undangan yang telah diharmonisasikan kepada Kepala SKPD dan/atau pimpinan lembaga lain terkait untuk mendapatkan paraf persetujuan pada setiap lembar naskah Rancangan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 20

Kepala Bagian Hukum atas nama Sekretaris Daerah menyampaikan hasil Pengharmonisasian Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan dengan melampirkan naskah Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang telah memperoleh paraf persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 untuk diteruskan kepada Bupati.

BAB III

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 21

(1) Dalam hal penyusunan Rancangan Peraturan Bupati bersifat mendesak yang ditentukan oleh Bupati untuk kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan, Kepala SKPD secara serta merta dapat langsung melakukan pembahasan Rancangan Peraturan Bupati dengan melibatkan Kepala SKPD, Kepala Bagian Hukum, dan/atau lembaga lain yang terkait.

(11)

(2) Pembahasan Rancangan Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekaligus merupakan Pengharmonisasian, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi Rancangan Peraturan Bupati.

(3) Terhadap hasil pembahasan Rancangan Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bagian Hukum tidak mengeluarkan surat penyampaian hasil Pengharmonisasian, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20.

(4) Hasil pembahasan Rancangan Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan oleh Kepala Bagian Hukum kepada Bupati untuk ditetapkan.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 22

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Ditetapkan di Boroko

pada tanggal 30 November 2016

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

Diundangkan di Boroko

pada tanggal 30 November 2016 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

ASRIPAN NANI

BERITA DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2016 NOMOR 78

(12)

LAMPIRAN I

PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 78 TAHUN 2016

TENTANG

TATA CARA DAN PROSEDUR PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN KONSEPSI, DAN PENYESUAIAN ARAH PENGATURAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAN PERATURAN BUPATI

FORMAT PERMOHONAN PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN KONSEPSI, DAN PENYESUAIAN ARAH PENGATURAN RANCANGAN

PERATURAN DAERAH DAN PERATURAN BUPATI KOP NASKAH DINAS

PERANGKAT DAERAH

Alamat kantor:...

Tempat, (tgl, bln, thn) Kepada

Nomor : ... Yth. Sekretaris Daerah Kabupaten Sifat : ... Bolaang Mongondow Utara Lampiran : ...

Hal : ... di -

Tempat

... (alinea pembuka)...

...

...alinea isi paling sedikit memuat:

a. tujuan dan dasar penyusunan Rancangan Peraturan Daerah/Peraturan Bupati;

b. gambaran umum arah pengaturan dan ruang lingkup materi muatan Rancangan Peraturan Perundang-undangan;

c. keterkaitan dengan Peraturan Perundang-undangan lain;

d. isu krusial yang perlu dibahas; dan

e. hal lain yang berkembang pada tahap penyusunan oleh Tim Penyusun Rancangan Peraturan.

... (alinea penutup)...

...

...

nama jabatan,

(tanda tangan dan cap dinas) nama lengkap

Tembusan disampaikan dengan hormat kepada:

1. Kepala SKPD terkait;

2. Pimpinan lembaga terkait;

3. Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Bolaang Mongondow Utara; dan 4. Arsip,-

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

(13)

NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

TATA CARA DAN PROSEDUR PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN KONSEPSI, DAN PENYESUAIAN ARAH PENGATURAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAN PERATURAN BUPATI

FORMAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI

A. RANCANGAN PERATURAN DAERAH 1. Rancangan Peraturan Daerah.

2. Rancangan Peraturan Daerah Perubahan.

3. Rancangan Peraturan Daerah Pencabutan.

a. Rancangan Peraturan Daerah Pencabutan (bagi Rancangan Peraturan Daerah yang sudah berlaku); dan

b. Rancangan Peraturan Daerah Pencabutan (bagi Rancangan Peraturan Daerah yang sudah diundangkan tetapi belum berlaku).

4. Rancangan Penjelasan Peraturan Daerah.

B. RANCANGAN PERATURAN BUPATI 1. Rancangan Peraturan Bupati.

2. Rancangan Peraturan Bupati Perubahan.

3. Rancangan Peraturan Bupati Pencabutan.

a. Rancangan Peraturan Bupati Pencabutan (bagi Rancangan Peraturan Bupati yang sudah berlaku); dan

b. Rancangan Peraturan Bupati Pencabutan (bagi Rancangan Peraturan Bupati yang sudah diundangkan tetapi belum berlaku).

(14)

- 2 -

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR...TAHUN...

TENTANG

(Nama Peraturan Daerah)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

Menimbang : a. bahwa ...;

b. bahwa ...;

c. (dst);

Mengingat : 1. ...;

2. ...;

3. ...;

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

dan

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ….

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. ...

2. ...

3. ...

3,5 cm

1 cm

1 enter

2 enter

3,5 cm

1 enter

1 enter

1 enter

1 enter

2 enter

3,5 cm

1 enter

1 cm

4 cm

3 cm

3 cm

1 enter

C. FORMAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH 1. Rancangan Peraturan Daerah

3 cm

(15)

Pasal 2 ...

BAB II ...

Bagian Kesatu ...

Paragraf 1 ...

Pasal 3 (1) ...

(2) ...

a. ...;

b. ...

1. ...;

2. ...

a) ...;

b) ...

1) ...;

2) ...

BAB ...

KETENTUAN PENUTUP Pasal 5

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Ditetapkan di Boroko pada tanggal ....

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA Diundangkan di Boroko

Pada tanggal ...

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN ... NOMOR ...

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA : (.../2016)

1 cm

2 enter 3,5 cm

1 enter

2 enter

1 enter

1 enter 3 cm

4 cm

3 cm

3 cm

- 2 -

2 enter

1 enter

1 enter

1 enter

1 enter

1 enter

3 enter

NOMOR HALAMAN

3 enter

3 enter

2 enter

(16)

- 4 -

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR...TAHUN...

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR .... TAHUN .... TENTANG ...

(untuk perubahan pertama) atau

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR .... TAHUN .... TENTANG ...

(untuk perubahan kedua)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

Menimbang : a. bahwa ...;

b. bahwa ...;

c. (dst);

Mengingat : 1. ...;

2. ...;

3. ...;

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

dan

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR ... TAHUN ...

TENTANG ...

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor ...

Tahun .... tentang ... (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun .... Nomor ...., Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara), diubah sebagai berikut:

1 cm

1 enter

2 enter

3,5 cm

1 enter

1 enter 1 enter

3,5 cm

1 enter

4 cm

3 cm

3 cm

1 enter

1 enter

2. Rancangan Peraturan Daerah Perubahan

3 cm

(17)

1. Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 7 (1) ...

(2) ...

2. Di antara ayat (1) dan ayat (2) Pasal 13 disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (1a) dan ayat (1b), sehingga Pasal 13 berbunyi sebagai berikut:

(1) ...

(1a) ...

(1b) ...

(2) ...

3. Ketentuan Pasal 20 ayat (1) dan ayat (3) dihapus, sehingga Pasal 20 berbunyi sebagai berikut:

(1) Dihapus.

(2) ...

(3) Dihapus.

(4) ...

(5) ...

4. dst

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Ditetapkan di Boroko pada tanggal ....

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA Diundangkan di Boroko

Pada tanggal ...

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN ... NOMOR ...

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA : (.../2016)

3 cm

1 enter

2 enter

1 enter

2 enter

1 enter

1 enter

1 enter

4 cm 3 cm

3 cm

- 2 - NOMORHALAMAN

3 enter

3 enter

3 enter

2 enter

(18)

- 6 -

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR...TAHUN...

TENTANG

PENCABUTAN PERATURAN DAERAH

NOMOR .... TAHUN .... TENTANG ...(Nama Peraturan Daerah) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

Menimbang : a. bahwa ...;

b. bahwa ...;

c. (dst);

Mengingat : 1. ...;

2. ...;

3. ...;

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

dan

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENCABUTAN PERATURAN DAERAH NOMOR ... TAHUN ...

TENTANG ...

Pasal 1

Peraturan Daerah Nomor ... Tahun .... tentang ...

(Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun .... Nomor ...., Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (bagi Peraturan Daerah yang sudah berlaku) atau ditarik kembali dan dinyatakan tidak berlaku (bagi Peraturan Daerah yang sudah diundangkan tetapi belum mulai berlaku).

1 enter

1 enter

2 enter

1 enter

1 enter

1 enter

1 enter

1 enter 3 cm

3 cm

4 cm 3,5 cm

3. Rancangan Peraturan Daerah Pencabutan

3 cm

(19)

Pasal 2

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Ditetapkan di Boroko pada tanggal ....

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA Diundangkan di Boroko

Pada tanggal ...

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN ... NOMOR ...

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA : (.../2016)

1 enter

2 enter

1 enter

1 enter

1 enter

3 enter 3 enter

3 enter 3 cm

3 cm

3 cm

4 cm

2 enter

- 2 - NOMORHALAMAN

(20)

- 8 -

PENJELASAN ATAS RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR...TAHUN...

TENTANG

(Nama Peraturan Daerah)

I. UMUM

Penjelasan umum memuat uraian secara sistematis mengenai latar belakang pemikiran, maksud, dan tujuan penyusunan Peraturan Perundang- undangan yang telah tercantum secara singkat dalam butir konsiderans, serta asas, tujuan, atau materi pokok yang terkandung dalam batang tubuh Peraturan Perundang-undangan.

Jika dalam penjelasan umum dimuat pengacuan ke Peraturan Perundang-undangan lain atau dokumen lain, pengacuan itu dilengkapi dengan keterangan mengenai sumbernya.

II. PASAL DEMI PASAL

Rumusan penjelasan pasal demi pasal memperhatikan hal sebagai berikut:

a. tidak bertentangan dengan materi pokok yang diatur dalam batang tubuh;

b. tidak memperluas, mempersempit atau menambah pengertian norma yang ada dalam batang tubuh;

c. tidak melakukan pengulangan atas materi pokok yang diatur dalam batang tubuh;

d. tidak mengulangi uraian kata, istilah, frasa, atau pengertian yang telah dimuat di dalam ketentuan umum; dan/atau

e. tidak memuat rumusan pendelegasian.

1 enter

4 cm

3 cm 3 cm

1 enter

1 enter

4. Rancangan Penjelasan Peraturan Daerah

3 cm

(21)

Ketentuan umum yang memuat batasan pengertian atau definisi dari kata atau istilah, tidak perlu diberikan penjelasan.

Pada pasal atau ayat yang tidak memerlukan penjelasan ditulis frasa cukup jelas yang diakhiri dengan tanda baca titik (.) dan huruf c ditulis dengan huruf kapital.

Penjelasan pasal demi pasal tidak digabungkan walaupun terdapat beberapa pasal berurutan yang tidak memerlukan penjelasan.

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “ ... “ adalah ...

Ayat (3)

Cukup jelas.

Jika suatu pasal terdiri dari beberapa ayat atau butir tidak memerlukan penjelasan, pasal yang bersangkutan cukup diberi penjelasan cukup jelas., tanpa merinci masing-masing ayat atau butir.

Jika suatu pasal terdiri dari beberapa ayat atau butir dan salah satu ayat atau butir tersebut memerlukan penjelasan, setiap ayat atau butir perlu dicantumkan dan dilengkapi dengan penjelasan yang sesuai.

Jika suatu istilah/kata/frasa dalam suatu pasal atau ayat yang memerlukan penjelasan, gunakan tanda baca petik (“…“) pada istilah/kata/frasa tersebut.

Contoh:

Pasal 7 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “tempat umum lainnya” adalah tempat yang dapat digunakan oleh masyarakat umum dan dikelola oleh Pemerintah Daerah.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR ...

3 cm

3 cm

3 cm

4 cm

2 enter 1 enter

- 2 - NOMORHALAMAN

(22)

- 10 -

RANCANGAN

PERATURAN BUPATI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR...TAHUN...

TENTANG (Nama Peraturan Bupati)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

Menimbang : a. bahwa ...;

b. bahwa ...;

c. (dst);

Mengingat : 1. ...;

2. ...;

3. ...;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG ….

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. ...

2. ...

3. dst.

3,5 cm

1 cm

1 enter

2 enter

3,5 cm

1 enter

1 enter

1 enter

2 enter

3,5 cm

1 enter

1 cm

4 cm

3 cm

3 cm

1 enter

D. FORMAT RANCANGAN PERATURAN BUPATI a. Rancangan Peraturan Bupati

3 cm

(23)

Pasal 2 ...

BAB II ...

Bagian Kesatu ...

Paragraf 1 ...

Pasal 3 (1) ...

(2) ...

a. ...;

b. ...

1. ...;

2. ...

a) ...;

b) ...

1) ...;

2) ...

BAB ...

KETENTUAN PENUTUP Pasal 5

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Ditetapkan di Boroko pada tanggal ....

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA Diundangkan di Boroko

Pada tanggal ...

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA

BERITA DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN ... NOMOR ...

1 cm

2 enter 3,5 cm

1 enter

2 enter

1 enter

1 enter 3 cm

4 cm

3 cm

3 cm

- 2 -

2 enter

1 enter

1 enter

1 enter

1 enter

1 enter

3 enter

NOMOR HALAMAN

3 enter

3 enter

(24)

- 12 -

RANCANGAN

PERATURAN BUPATI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR...TAHUN...

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR .... TAHUN .... TENTANG ...

(untuk perubahan pertama) atau

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR .... TAHUN .... TENTANG ...

(untuk perubahan kedua)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

Menimbang : a. bahwa ...;

b. bahwa ...;

c. (dst);

Mengingat : 1. ...;

2. ...;

3. ...;

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

dan

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR ... TAHUN ...

TENTANG ...

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor ...

Tahun .... tentang ... (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun .... Nomor ...., Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara), diubah sebagai berikut:

1 cm

1 enter

2 enter

3,5 cm

1 enter

1 enter 1 enter

3,5 cm

2 enter

4 cm

3 cm

3 cm

1 enter

b. Rancangan Peraturan Bupati Perubahan

3 cm

(25)

1. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 3 (1) ...

(2) ...

2. Di antara ayat (2) dan ayat (3) Pasal 10 disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (2a) dan ayat (2b), sehingga Pasal 10 berbunyi sebagai berikut:

(1) ...

(2) ...

(2a) ...

(2b) ...

(3) ...

3. Ketentuan Pasal 15 ayat (2) dan ayat (5) dihapus, sehingga Pasal 15 berbunyi sebagai berikut:

(1) ...

(2) Dihapus.

(3) ...

(4) ...

(5) Dihapus.

4. dst

Pasal II

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Ditetapkan di Boroko pada tanggal ....

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA Diundangkan di Boroko

Pada tanggal ...

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA

BERITA DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN ... NOMOR ...

3 cm

1 enter

2 enter

1 enter

2 enter

1 enter

4 cm 3 cm

3 cm

- 2 - NOMORHALAMAN

1 enter

1 enter 3 enter

3 enter

3 enter

(26)

- 14 -

RANCANGAN

PERATURAN BUPATI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR...TAHUN...

TENTANG

PENCABUTAN PERATURAN BUPATI

NOMOR .... TAHUN .... TENTANG ...(Nama Peraturan Bupati) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

Menimbang : a. bahwa ...;

b. bahwa ...;

c. (dst);

Mengingat : 1. ...;

2. ...;

3. ...;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENCABUTAN PERATURAN BUPATI NOMOR ... TAHUN ...

TENTANG ...

Pasal 1

Peraturan Bupati Nomor ... Tahun .... tentang ... (Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun ....

Nomor ....) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (bagi Peraturan Bupati yang sudah berlaku) atau ditarik kembali dan dinyatakan tidak berlaku (bagi Peraturan Bupati yang sudah diundangkan tetapi belum mulai berlaku).

1 enter

1 enter

2 enter

1 enter

1 enter

2 enter 3 cm

3 cm

4 cm

1 enter 3,5 cm

c. Rancangan Peraturan Bupati Pencabutan

3 cm

(27)

Pasal 2

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Ditetapkan di Boroko pada tanggal ....

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA Diundangkan di Boroko

Pada tanggal ...

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA,

NAMA

BERITA DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN ... NOMOR ...

1 enter

2 enter

1 enter

1 enter

1 enter

3 enter 3 cm

3 cm

3 cm

4 cm

- 2 -

3 enter

3 enter

NOMOR HALAMAN

(28)

- 16 - KETERANGAN:

1. Naskah Rancangan Peraturan Perundang-undangan diketik dengan jenis huruf Bookman Old Style, huruf 12 di atas kertas F4 dalam paper size dengan custome size:

a. lebar (width) : 21 sentimeter; dan b. panjang (heigth) : 33 sentimeter.

2. Marjin:

a. atas (top) : 3 sentimeter;

b. bawah (bottom) : 4 sentimeter;

c. kiri (left) : 3 sentimeter; dan d. kanan (right) : 3 sentimeter.

3. Pencantuman nomor halaman 2 dan seterusnya pada Rancangan Peraturan Perundang-undangan dicantumkan di bagian atas tengah dengan didahului dan diakhiri tanda baca (-), serta diberi jarak 1 (satu) spasi.

4. Ketentuan pada angka 3 berlaku secara mutatis mutandis untuk pencantuman nomor halaman pada Rancangan Penjelasan Peraturan Daerah dan/atau lampiran Rancangan Peraturan Perundang- undangan (jika ada).

5. Lampiran Rancangan Peraturan Perundang-undangan bentuk tabel menggunakan aplikasi Microsoft Word dengan ukuran huruf dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

6. Lampiran Rancangan Peraturan Perundang-undangan berbentuk peta dicetak berdasarkan kebutuhan.

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH

Referensi

Dokumen terkait

Parfum Laundry Balikpapan Kota Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI PANGSA PASAR PRODUK NYA:.. Chemical Untuk

(2) Nama wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan nama wilayah administrasi pemerintahan daerah provinsi, kabupaten/kota, Kecamatan, Desa dan Kelurahan

Watts (2003) juga menyatakan hal yang sama bahwa konservatisme merupakan salah satu karakteristik yang sangat penting dalam mengurangi biaya keagenan dan meningkatkan kualitas

B Menukar pasu lama yang kurang menarik C Menukar pasu yang kecil dengan yang besar. D Menukar medium dan pasu lama yang

Penelitian lain tentang pemberian klonidin melalui intratekal sebagai adjuvan analgetika pada persalinan dengan teknik anestesia spinal didapatkan bahwa penambahan klonidin 30 µg

Begitu pula yang dilakukan oleh event budaya SIEM 2010, yaitu dengan menggunakan strategi komunikasi pemasaran untuk menginformasikan event SIEM 2010 kepada masyarakat dan

Tak lupa juga diperuntukkan kepada dosen-dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan tak lupa juga kepada sahabat dan teman-teman yang

Melalui analisis cost of poor quality ini, dapat diketahui seberapa besar biaya yang dikeluarkan akibat adanya produk yang cacat atau tidak memenuhi standar mutu