• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode Analisis Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode Analisis Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti dan Judul Penelitian

Metode Analisis

Analisa Data Hasil 1. Gerry (2017)

Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Rumah

Makan Krebo Jantan

Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

Aspek keuangan dengan

menggunakan metode

NPV,IRR, dan Payback Period

Penelitian menunjukkan bahwa semua kreteria kelayakan secara finansial sudah terpenuhi, sehingga layak dilaksanakan dengan kondisi yang masih normal.

2. Darmawan (2016) Analisis Kelayakan Usaha

Pengembangan Bengkel Motor Henry.

Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

Aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen, aspek sosial- ekonomi, dan aspek keuangan dengan

menggunakan metode NPV, IRR, dan payback period

Penelitian menunjukkan layak untuk

diimplementasikan dari aspek

finansial, maupun

non-finansial.

(2)

3. Moch Rizky Ardani (2017) Analisis kelayakan

Pengembangan Usaha Rumah Makan Warung Nasi Bang Ali di Tangerang Selatan

Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

Aspek pasar, aspek teknis, aspek legal dan

lingkungan, aspek sumberdaya manusia, dan aspek

finansial.

Penelitian analisis kelayakan usaha Rumah Makan Warung bang Ali berjalan

berdasarkan hasil analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek legal dan lingkungan, aspek manajemen sumber daya manusia, aspek finansial, serta analisis

sensitivitas maka usaha restauran berjalan

dinyatakan layak,

karena semua

aspek yang

dianalisis

menyatakan

layak.

(3)

B. Landasan Teori 1. Pengembangan Usaha

Menurut Umar (2009) sebelum melakukan pengembangan usaha hendaknya dilakukan suatu kajian yang cukup mendalam dan menyeluruh untuk mengetahui apakah usaha yang akan dilakukan itu layak atau tidak.

Mengembangkan usaha caranya bermacam-macam, misalnya :

a. Membuat perusahaan baru yang secara umum dikenal sebagai anak perusahaan atau secara akademis dikenal sebagai Strategic Business Unit (SBU) dimana produk baru yang akan dibuat berada dibawah perusahaan yang baru ini.

b. Hanya membuat produk baru tetapi tidak membuat perusahaan baru.

2. Studi Kelayakan Usaha

Menurut Yacob Ibrahim (2009), studi kelayakan usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha / proyek. Menurut Umar (2001), analisis kelayakan usaha merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.

Subagyo (2007) berpendapat bahwa tujuan dari studi kelayakan adalah

untuk mengetahui apakah suatu proyek akan mendatangkan keuntungan atau

kerugian. Dengan kata lain, untuk memperkecil tingkat risiko kerugian dan

memastikan bahwa investasi yang akan dilakukan memang menguntungkan.

(4)

Aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis secara umum meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek lingkungan,aspekhukum dan aspek finansial. Masing-masing aspek ini tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan. Bila salah satu aspek bisnis kurang memenuhi kriteria kelayakan, maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan (Nurmalina et al. 2009).

a. Tahap-tahap dalam Melakukan Studi Kelayakan

Dalam melakukan studi kelayakan bisnis diperlukan tahap-tahap agar studi tersebut memiliki arah dan tujuan yang jelas. Adapun tahap-tahap tersebut adalah:

1) Menentukan objek yang akan diuji. Objek yang dimaksud bisa berbentuk perusahaan jasa maupun manufaktur.

2) Melakukan identifikasi masalah atau objek yang akan dijadikan studi kelayakan. Dari tahap identifikasi selanjutnya akan ditemukan apa saja yang menjadi permasalahan.

3) Melakukan pengumpulan data.

4) Melakukan pengolahan data.

5) Menafsirkan data secara kuantitaif dan kualitatif. Memberikan

penjelasan data yang diambil secara kuantitatif dan kualitatif seperti

memberikan alasan-alasan mengapa data tersebut diambil atau

dianggap penting dan apa fungsi data tersebut dalam studi kelayakan

ini.

(5)

6) Menganalisis data dan memberikan indikator-indikator sebagai ukuran suatu penelitian. Tahap ini peranan penggunaan metodologi penelitian yang dipergunakan menjadi sangat penting, seperti bagaimana cara melakukan pengolahan data tersebut. Seperti mengolah data.

7) Menjabarkan data. Pada tahap ini melakukan pembahasan dalam bentuk kata-kata atau dinarasikan (diceritakan) sehingga public mulai bisa memahami isi dari data tersebut seperti dengan menampilkan tabel dan juga grafik agar kita dapat melihat kondisi naik turun dan sebagainya.

8) Memberikan rekomendasi. Rekomendasi merupakan bentuk kesimpulan dan juga keputusan yang harus diambil dengan berbagai pertimbangan atas keterangan yang tersedia.

b. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Usaha 1) Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari penyusunan studi

kelayakan. Pada umumnya kajian aspek pasar adalah untuk melihat

apakah terdapat potensi pasar dan peluang pasar atas produk atau

jasa yang akan diluncurkan di masa yang akan datang. Sedangkan

aspek pemasaran berkaitan dengan strategi yang akan dilakukan agar

dapat efektif untuk meraih marketshare yang telah ditentukan. Agar

mampu meraih pangsa pasar yang optimal, harus dapat menerapkan

(6)

strategi pemasaran yang efektif. Sedangkan metode-metode yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: (Sucipto, 2010:48)

a) Peluang Pasar

Peluang pasar adalah selisih antara potensi pasar dengan penjualan industri. Untuk mengetahui kecenderungan penjualan usaha di masa yang akan datang dapat di ketahui dengan meramalkan penjualan usaha dengan salah setunya menggunakan metode time series dengan menentukan fungsi persamaan: Y= a + bx. (Sucipto, 2010:53)

Berdasarkan analisis permintaan dan penawaran jumlah permintaan dan jumlah penawaran pada periode tertentu akan mempunyai selisih. Jika jumlah permintaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penawaran, disebut axcess demand. Sebaliknya, jika jumlah penawaran lebih besar dibandingkan jumlah permintaan, disebut axcess supply. Peluang pasar muncul apabila jumlah permintaan lebih besar dibandingkan jumlah penawaran atau terjadi axcess demand.

(Subagyo, 2007:84) b) Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi beberapa

kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan

produk atau marketing mix yang berbeda pula. Segmentasi pasar

ini dilakukan mengingat pasar terdiri dari banyak sekali pembeli

yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya kebutuhan,

(7)

kemampuan keuangan lokasi, sikap pembeli dan praktik-praktik pembeliannya. Dari perbedaan-perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar, karena setiap perbedaan memiliki potensi untuk menjadi pasar tersendiri.

Terdapat beberapa karakteristik yang harus diperhatikan, agar segmentasi pasar dapat berguna, yaitu

i. Dapat diukur (besar pasar dan daya beli segmen ini dapat diukur walaupun terdapat dokumen yang sulit diukur), ii. Dapat dijangkau (sejauh mana segmen ini dapat secara

efektif dicapai dan dilayani oleh produsen, walaupun terdapat kelompok pasar potensial yang sulit dijangkau) iii. Besar segmen (berapa besar segmen yang harus dijangkau

agar penjualan produk dapat menguntungkan secara optimal),

iv. Dapat dilaksanakan (sejauh mana program yang efektif itu dapat dilaksanakan untuk mengelola segmen ini). (Sucipto, 2010: 55-57)

c) Menetapkan Pasar Sasaran

Setelah segmen pasar selesai dilakukan dan segmen pasar diketahui, maka dilanjukan dengan melakukan analisis untuk memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dianggap paling potensial.

Secara umum pengertian menetapkan pasar sasaran adalah

(8)

mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih yang dilayani. Analisis dapat dilakukan dengan melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:

(Sucipto, 2010: 57-58) i. Evaluasi segmen pasar

ii. Memilih segmen yaitu menentukan satu atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan, menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani.

d) Bauran Pemasaran

Secara umum bauran pemasaran adalah mencakup sejumlah

variable pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan

yang digunakan untuk mencapai market shareyang telah

ditetapkan dan digunakan untuk memuaskan konsumen.Pada

dasarnya bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran untuk

produk barang dan produk jasa. Komponen utama dalam bauran

pemasaran untuk produk barang terdiri atas empat jenis yang

biasanya disebut dengan “4P” yaitu: product (produk), price

(harga), place (distribusi), dan promotion (promosi). Sedangkan

untuk bauran pemasaran produk jasa lebih luas daripada bauran

pemasaran produk barang, yaitu dengan menambahkan tiga

elemen lagi, yaitu people (orang), physical evidence (bukti fisik),

dan procces (proses jasa itu sendiri). (Sucipto, 2010:67-69)

(9)

2) Aspek Teknis dan Produksi

Setelah melakukan analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran, dan suatu bisnis dinyatakan layak, maka tahap berikutnya adalah melakukan analisis teknis dan operasional. Aspek teknis dan operasional memerlukan jenis data primer karena dalam sumber datanya dapat didapatkan melalui hasil observasi dan wawancara scera langsung. Penilaian terhadap aspek ini penting dilakukan sebelum bisnis dijalankan, karena akan sangat terkait dengan teknik/operasional, sehingga akan berakibat fatal dikemudian hari jika tidak dilakukan analisis.Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan analisis dalam aspek ini diantaranya adalah penentuan lokasi, penentuan luas produksi, penentuan tata letak (lay out), penyusutan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi, metode persediaan, dan system informasi manajemen.

a) Penentuan lokasi usaha

Untuk menetukan lokasi tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Untuk mempertimbangkan lokasi yang dipilih harus disesuaikan dengan keperluan usaha. Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diketahui dalam penentuan lokasi, namun pada garis besarnya terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan berdasarkan kedekatan dengan daerah pemasaran dan pendekatan berdasarkan kedekatan dengan bahan baku.

Meskipun secara umum penentuan lokasi bisnis berdasarkan

(10)

kedua pendekatan tersebut, namun terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi yang nantinnya akan dianalisis untuk mencapai keputusan akhir di mana akan dipilih. Faktor-faktor tersebut antara lain : (Sucipto, 2010: 89- 90)

a. Faktor primer

i. Kedekatan dengan pasar sasaran atau konsumen potensial di mana tempat produk akan dijual.

ii. Kedekatan dengan sumber (ketersediaan) bahan baku utama.

iii. Ketersediaan tenaga kerja, baik dari sisi kuantitas maupun kualifikasi yang dibutuhkan.

iv. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai yang dapat memperlancar pengadaan bahan baku dan memasarkan hasil produksi.

v. Ketersediaan sarana listrik, sumber air, telekomunikasi untuk memperlancar kegiatan produksi agar tidak terganggu.

b. Faktor sekunder

i. Kondisi iklim, kelembaban, curah hujan dan tanah ii. Strategi kebijakan pemerintah terutama pemerintah

daerah setempat yang dapat mendukung atau

(11)

menghambat usaha yang akan dijalankan serta kebijakan arah pembangunan yang akan dijalankan.

iii. Kemungkinan perluasan pengembangan dan renca masa depan perusahaan.

iv. Sikap masyarakat setempat yang dapat mempengaruhi aktivitas usaha baik positif maupun negatif.

v. Biaya untuk investasi dan eksplorasi.

b) Penentuan Luas Produksi

Skala operasi/luas produksi adalah kuantitas produk yang seharusnya dihasilkan pada satu periode tertentu dalam rangka mencapai optimalisasi profit. Penentuan skala produksi berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas produksi dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien.

Metode untuk menetukan luasa produksi/skala produksi, yaitu : (Sucipto, 2010: 94-95)

a. Metode Marginal Cost (MC) dan Marginal Revenue (MR) Pada pendekatan ini luas produksi optimal tercapai pada saat marginal cost (MC) sama dengan marginal revenue (MR).

c) Penetuan Tata Letak (lay out)

Tata letak (lay out) adalah suatu proses dalam menentukan

bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat menentukan

(12)

efisiensi produk atau operasi dirancang berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia dan lokasi sehingga efisiensi operasi dapat tercapai. Tujuan penentuan lay out adalah optimalisasi pengaturan fiasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh system produksi menjadi optimal. (Sucipto, 2010:95)

d) Pemilihan jenis teknologi

Pemilihan teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi baik untuk barang atau jasa hendaknya disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang. Dengan demikian, kemajuan teknologi diharapkan dapat menjadikan proses produksi akan menjadi lebih efisien yang sekaligus dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Teknologi yang digunakan selayaknya harus disesuaikan dengan lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar teknologi yang digunakan sesuai dengan derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, antara lain:

i. Kesesuaian teknologi yang digunakan.

ii. Keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain.

iii. Kemampuan sumber daya manusia dalam menerapkan atau mengoperasikan teknologi.

iv. Kemampuan mengatisipasi perkembangan teknologi

(13)

lanjutan

v. Besarnya biaya investasi serta biaya pemeliharaan

vi. Peraturan pemerintah terkait dengan kebijakan ketenagakerjaan (Sucipto, 2010: 101)

3) Aspek Organisasi dan Manajemen

Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan. Baik menyangkut masalah SDM maupun menyangkut rencana perusahaan secara keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) organisasi formal secara klasik adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan. Organisasi formal disini merupakan organisasi dengan sengaja direncanakan dan struktur organisasi yang menggambarkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing- masing.

Adapun fungsi-fungsi terdapat dalam manajemen menurut Kasmir dan Jakfar (2003) adalah sebagai berikut :

a) Planning

(14)

Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b) Organizing

Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan- kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.

c) Actuating

Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam organisasi.

d) Controlling

Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan enilai penilaian tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan maka akan segera dikendalikan.

4) Aspek Sosial Ekonomi

Menurut Sucipto (2010) aspek ini untuk menjalankan proyek dan

mengoperasikan bisnis diperlukan manajemen proyek dan

mengoperasikan bisnis diperlukan manajemen. Proses pemanfaatan

sumber daya yang dimiliki organisasi atau perusahaan tidak akan

optimal apabila prinsip-prinsip manajemen tidak diterapkan secara

(15)

konsisten. Data primer dalam wawancara dan observasimerupakan jenis sumber data yang di perlukan dalam aspek sosial ekonomi.

Dalam aspek ekonomi kondisi makro ekonomi secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Aspek-aspek penilaian manfaat bisnis yang direncanakan dapat ditinjau dari berbagai sisi, seperti:

a) Sisi rencana pembangunan nasional b) Sisi distribusi nilai tambah

c) Sisi investasi per tenaga kerja d) Hambatan di bidang ekonomi e) Dukungan pemerintah

Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan hendaknya memperhatikan keseimbangan sosial karena perusahaan hidup bersama dengan komponen-komponen lain yang berada dalam satu tatanan kehidupan yang pluralis dan kompleks, sehingga perusahaan memiliki tanggung jawab sosial. Berkaitan dengan hal tersebut, maka bisnis yang dijalankan hendaknya memiliki manfaat sosial yang dapat diterima masyarakat, diantaranya:

a) Membuka lapangan kerja baru

b) Melaksanakan alih teknologi

c) Meningkatkan mutu hidup

d) Memiliki pengaruh positif

(16)

5) Aspek Keuangan

Kajian mengenai aspek keuangan meliputi kebutuhan dan sumber dana, aliran kas, kajian biaya modal, kriteria penilaian investasi.

(Didit Herlianto dan Triani Pujiastuti, 2009) a) Kebutuhan Investasi Awal

Besarnya kebutuhan dana secara pasti tidak mudah ditentukan, oleh karena itu penentuan kebutuhan dana biasanya berupa taksiran. Secara umum taksiran kebutuhan dana untuk proyek investasi dipengaruhi oleh kompleksitasnya proek, seperti lokasi pembangunan gedung kantor dan pabrik, jenis peralatan dn teknologi yang digunakan serta faktor pendukung yang lain. Pengalokasian dana untuk proyek investasi secara umum dialokasikan ke dalam dua kelompok, yaitu kebutuhan dana untuk aktiva tetap, dan kebutuhan dana untuk modal kerja.

Aktiva tetap adalah aktiva yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu periode operasi perusahaan (satu tahun), dibeli tidak untuk dijual kembali, melainkan digunakan untuk operasi, dan setiap periodenya disusun. Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui, selanjutnya perlu mencari darimana sumber dana tersebut diperoleh. Sumber dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan yang mensponsorinya antara lain:

i. Modal pemilik yang disetor.

(17)

ii. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal.

iii. Obligasi yang diterbitkan oleh pasar modal.

iv. Kredit yang diterima dari bank

v. Sewa guna (leasing) dari lembaga non bank.

Rumus : (harga beli aktiva + biaya-biaya investasi) – (proceeds dari penjualan aktiva tetap sama + pajak atas penjualan aktiva)

b) Aliran Kas Bersih

Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada diperusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash flow menggambar beberapa uang yang masuk ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan beberapa uang yang keluar serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.

Laporan perubahan kas (cash flow statement) semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran dimasa yang akan datang. Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan usaha terdiri dari:

i. Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang

merupakan pengeluaran pada awal periode untuk investasi.

(18)

ii. Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha, seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang dikeluarkan pada suatu periode.

iii. Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut berakhir.

Perhitungan depresiasi aktiva tetap dengan menggunakan metode garis lurus sebagai berikut:

( ) ( ) ( ) Aliran kas masuk bersih = EAT + Penyusutan

( )

Keterangan :

= Aliran kas bersih sebelum umur proyek

= Aliran kas bersih saat tahun terkahir umur proyek TCF = Terminal Cash Flow

c) Biaya Modal (COC)

Sumber dana untuk mendanai suatu kegiatan investasi, biasanya diperlukan dana yang relatif cukup besar. Menurut Jakfar dan Kasmir (2012) sumber dana di bagi menjadi dua, yaitu:

i. Modal Asing

Modal asing merupakan modal yang diperoleh dari pihak

luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman.

(19)

Rumus :

ii. Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka.

Rumus : d) Kreteria Penilaian Investasi

Studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu dianalisis sebagaimana aliran prakiraan aliran kas akan terjadi. Pada umumnya ada lima metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback Periode, Average Rate of Retur dan Profitability Index.

i. Metode Net Present Value (NPV)

NPV adalah selisih antara Present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaaan kas bersih dimasa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.

Rumus NPV :

( )

( )

( )

(20)

Keterangan :

= Cash flow tahun ke-1, ke-2 dan seterusnya = Cash flow tahun ke-n

r = Discount factor (tingkat keuntungan yang diisyaratkan)

i = Invesment

Jika NPV > 0 berarti usulan proyek diterima Jika NPV < 0 berarti usulan proyek ditolak

Jika NPV = 0 berarti nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau ditolak.

Jadi, untuk menentukan hasil NPV yaitu, NPV positif maka investasi diterima, dan jika NPV negative maka investasi ditolak.

ii. Metode Internal Rate Of Raturn (IRR)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa yang akan datang, atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi awal.

Rumus IRR :

( )

Keterangan :

(21)

= tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)

= tingkat bunga 2 ( tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)

= Net Present Value 1 = Net Present Value 2

IRR = tingkat bunga yang dicari harganya.

IRR dapat dicari dengan coba-coba, caranya, hitung nilai sekarang dari arus kass dari suatu investassi dengan menggunakan suku bunga yang wajar, misalnya 10%. Lalu dibandingkan dengan biaya investasinya. Jika nilai investasi lebih kecil, maka dicoba lagi dengan suku bunga yang lebih tinggi, demikian seterusnya sampai biaya investasi menjasi sama besar.

iii. Metode Payback Period (PP)

Payback Period adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Inicial cash investment) dengan menggunakan aliran kas.

Rumus PP :

Untuk menilai apakah usaha layak atau tidak dari segi PP,

maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut:

(22)

1. PP sekarang lebih kecil dari umur investasi

2. Membandingkan rata-rata industry unit usaha sejenis 3. Sesuai dengan target perusahaan

Jika payback period lebih pendek waktunya dri maximum payback period nya, maka usulan investasi dapat diterima.

iv. Metode Average Rate of Return

ARR merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba setelah pajak (EAT) dengan rata-rata investasi.

Metode ARR ini mengatakan bahwa semakin tinggi hasil ARR maka semakin menarik hasil usulan investasi.

Menghitung ARR menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus ARR :

v. Metode Profitability Index (PI)

Pemakaian metode ini caranya adalah dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang, dengan nilai sekarang dari investasi yang telah dilaksanakan. Jari PI dapat dihitung dengan membandingkan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar dengan Rumus PI sebagai berikut :

(23)

Jadi, untuk menetukan hasil PI yaitu, apabila hasil PI lebih

besar dari 1 maka diterima dan apabila PI kurang dari 1 maka

ditolak.

(24)

3. Kerangka Pikir

Studi Kelayakan Pengembangan

Bingsoo Cafe

Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek Teknis dan

Produksi

Aspek Sosial dan

Ekonomi

Aspek Organisasi dan

Manajemen

Aspek Keuangan

Layak / Tidak layak

(25)

Berdasarkan kerangka pikir penelitian dapat dijelaskan bahwa Bingsoo cafe akan layak melakukan pengembangan usaha jika di tinjau dari aspek pasar dan pemasaran, aspek tenik dan produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial,serta aspek keuangan.

Aspek pasar dan pemasaran dikatakan layak jika adanya potensi pasar,

aspek tenik layak jika penempatan lokasi usaha sesuai dengan kreteria, aspek

manajemen dan organisasi layak jika adanya perencanaan organisasi, aspek

ekonomi dan sosial layak jika memberikan manfaat bagi masyarakat dan

pemerintah. Dan aspek keuangan layak jika perhitungan investasi sesuai

dengan penilaian investasi (net present value, internal rate of return, payback

period, average rate of return, profitability index).

Referensi

Dokumen terkait

Nilai target perbaikan yang diberikan oleh kedua cara, baik dengan menggunakan nilai slack maupun analisis benchmarking, memiliki kontribusi terhadap perubahan

Hasit pengujian pada Tabel 2 rnemperlihatkan bahwa bagian pemancar dapat mengendalikan bagian penerima lengkap dengan pengendali proses dan aktuator yang berada di

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan sebelumnya bernama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta II yang dibentuk berdasarkan Keputusan

Penggunaan aplikasi perangkat lunak tes minat bakat ini membantu pihak sekolah untuk dapat menentukan jurusan yang tepat untuk peserta didik baru. Perangkat lunak tes

Memiliki NPWP dan BpJS Kesehatan aktif (tidak terhutang ¡uran) atau bersedia menjadi anggota BPJS serta membayar iuran jika diterimaa. Tenaga Pendukung Teknis

Di tengah persaingan bisnis di sekitar daerah Koto Tuo yang terdapat beberapa toko sulaman dan bordiran seperti Toko Oke, Soraya, Linduang bulan, dan Annisa

Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui mana bentuk pembelajaran yang lebih baik antara pembelajaran secara tidak langsung dan langsung terhadap kemampuan

Dengan menggunakan analisis jalur diperoleh informasi bahwa karakter morfologis dan komponen hasil yang berperan penting terhadap hasil kedelai adalah banyaknya polong isi