• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul ke: Psikologi Sosial I ATRIBUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul ke: Psikologi Sosial I ATRIBUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

Psikologi Sosial I

ATRIBUSI SOSIAL

Setiawati Intan Savitri,S.P., M.Si.

07

Psikologi

(2)

Kompetensi

• Mahasiswa mampu memahami dan

menjelaskan beberapa teori tentang atribusi social,kesalahan atribusi dan alasannya

(3)

Atribusi adalah:

• Proses mengenali penyebab dari tingkah laku orang lain serta sekaligus memperoleh

pengetahuan tentang sifat-sifat dan disposisi-disposisi yang menetap pada orang lain.

Atribusi berarti memahami penyebab perilaku orang lain, yaitu bagaimana orang menjelaskan perilaku orang lain

(4)

Atribution Theory

• Cikal bakal teori atribusi berkembang dari tulisan Fritz Heider (1958) yang berjudul “Psychology of

Interpersonal relations). Dalam tulisan tersebut

Heider menggambarkan apa yang disebutnya “native theory of action”, yaitu kerangka kerja konseptual

yang digunakan orang untuk menafsirkan, menjelaskan, dan meramalkan tingkah laku seseorang. Dalam kerangka kerja ini, konsep

intensional (seperti keyakinan, hasrat, niat, keinginan untuk mencoba dan tujuan) memainkan peran

(5)
(6)

Teori Jones & Davis

Theory of correspondent inference yaitu memanfaatkan

informasi tentang perilaku orang sebagai dasar untuk

menetapkan cirri-ciri sifatnya . Untuk menetapkan bahwa perilaku seseorang itu mencerminkan ciri-ciri sifatnya maka kita perlu menilai:

Apakah perilaku itu adalah perilaku pilihannya?

Apakah perilaku itu menunjukkan ciri-ciri berbeda atau tidak biasa?

Apakah perilaku itu termasuk dalam kelompok perilaku yang tidak diinginkan secara social

(7)

Teori Inferensi Korespondensi

• Setiap individu seolah-olah akan membuat referensi seperti referensi statistik yaitu

mencari pola umum (hukum umum) dengan membuang informasi yang tidak relevan.

Sebutan inferensi koresponden juga disebabkan karena teori ini mencari

korespondensi antara perilaku dengan atribusi disposisional (internal) yang berbeda dengan penyeba-penyebab atribusi situasional.

(8)

Teori Inferensi Korespondensi

• Teori ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu perilaku itu disebabkan oleh disposisi

(karakteristik yang bersifat relatif stabil) pada individu atau tidak.

• Pertama-tama yang harus diketahui adalah akibat.

Dengan mengetahui akibatnya dapat diketahui intensi atau niatan orang berbuat. Diyakini ada niat atau

kesengajaan dalam berbuat, kalau individu

mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan suatu tindakan

(9)

Teori Inferensi Korespondensi

• Untuk meyakini adanya faktor disposisional

(menetap), maka harus ada dua hal yang dipenuhi yaitu :

• Noncommon effects (akibat khusus) : perilaku

tersebut bersifat unik pada individu, yaitu diantara berbagai pilihan yang mungkin dilakukan, individu memilih yang paling unik

• Social desirability (kepuasan atau kelayakan sosial) : seberapa jauh perbuatan mempunyai nilai sosial yang tinggi. Kalau suatu perbuatan memang diinginkan

banyak orang maka perbuatan tersebut mempunyai nilai kepantasan sosial yang tinggi.

(10)

Causal Of Attribution Theory: Harold Kelley

• Theory of causal attribution yaitu bagaimana menjawab pertanyaan: “mengapa”

• Untuk menjawab pertanyaan “mengapa” ada 3 arah penjelasan:

– Faktor internal: faktor yang berasal dari dalam orang yang terlibat dalam perilaku yang diamati untuk dijelaskan penyebabnya

– Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar orang tersebut

(11)

Causal Attribution

• untuk mengetahui arah penjelasan thd suatu perilaku apakah krn internal (personal) atau eksternal (situation) yang paling tepat, dipertimbangkan 3 aspek:

– Konsensus: Bagaimana reaksi atau perilaku orang lain dalam situasi yang sama?

– Konsistensi: Sejauh mana aktor memperlihatkan perilaku yang sama dalam berbagai situasi dan waktu yang

berbeda?

– Keunikan: sejauh mana aktor bereaksi dalam perilaku yang sama kepada orang lain, kejadian atau stimuli yang

(12)
(13)

Kesimpulan

• Dalam teorinya Kelley menyimpulkan bahwa : • Atribusi diarahkan ke faktor internal bila:

konsensus dan keunikan rendah, tetapi konsistensinya tinggi

• Atribusi diarahkan ke faktor eksternal bila: konsensus, konsistensi dan keunikan tinggi

• Atribusi diarahkan ke kombinasi faktor internal dan eksternal bila: konsensus rendah,

(14)

Teori Bernard Weiner

• Untuk memahami seseorang dalam kaitannya dengan suatu kejadian, Weiner menunjuk dua dimensi, yaitu:

• Dimensi internal-eksternal sebagai sumber kausalitas

• Dimensi stabil-tidak stabil sebagai sifat kausalitas

(15)
(16)

The Fundamental Attribution Error

• Secara umum kita mungkin mengaitkan

perilaku orang lain dengan disposisi umum

mereka yakni pada ciri personalitas atau sikap mereka ketimbang pada situasi dimana

(17)

Fundamental of Attribution Error

• 1. Bias korespondensi : Membesar-besarkan faktor penyebab

disposisional

• Merupakan kecenderungan untuk menjelaskan perilaku orang lain disebabkan oleh disposisinya, padahal keberadaan

penyebab situasionalnya sangat jelas.

• Misalnya ketika ada seorang pria datang terlambat satu jam menghadiri sebuah pertemuan. Ketika memasuki ruangan, ia menjatuhkan notesnya, ketika mencoba memungutnya

ternyata kacamatanya jatuh, dan kemudian menumpahkan kopi ke dasinya. Besar kemungkinan kita akan menyimpulkan bahwa orang ini canggung dan berantakan

(18)

Fundamental of Attribution Eror

• Efek aktor-pengamat : Anda jatuh, saya didorong

• Tipe kesalahan atribusi lainnya adalah

kecenderungan mengatribusi perilaku kita disebabkan faktor situasional (eksternal), sementara perilaku orang lain disebabkan faktor disposisi (internal).

(19)

Fundamental of Attribution Eror

• Bias mengutamakan diri sendiri : Saya memang bagus, kamu hanya beruntung

• Kecenderungan mengatribusi perilaku positif kita pada faktor-faktro internal dan mengatribusi perilaku yang negatif pada faktor-faktor eksternal (self-serving bias).

• Misalnya saat ujian mendapatkan nilai A, kita akan

mengatribusikan kesuksesan ini karena saya berbakat, saya memang serius mengerjakannya. Namun ketika mendapatkan nilai D, kemungkinan besar kita akan mengatribusikan sebagi tugas yang sulit, profesor yang tidak adil dalam menilai. Saya tidak cukup waktu dan sebagainya.

(20)

Mengapa kita melakukan

Attribution Errors

?

• Mnrt Teori Kognitif: Kita cenderung mengatribusi hasil positif pada faktor internal dan hasil negatif pada faktro eksternal karena kita mengharapkan kesuksesan dan kita cenderung menginginkan

kesuksesan itu berasal dari faktor internal daripada eksternal.

• Penjelasan motivasional menyatakan bahwa bias mengutamakan diri sendiri terjadi karena kita

memiliki kebutuhan untuk melindungi dan

meningkatkan self esteem kita sehubungan dengan hasrat untuk selelu tampil baik di depan orang lain

(21)

• Mengkonstruksikan interpretasi-interpretasi & memori-memori

• Berdasarkan hasil eksperimen ditemukan bawa memvonis sebelum memeriksa akan

mengaburkan persepsi & interpretasi kita, & kesalahan informasi juga akan mengaburkan daya ingat kita.

(22)

• Belief perseverance (kepercayaan yang kuat) • Yaitu konsep hidup awal seseorang yang selalu

dipegang teguh sebagai kepercayaannya. Meskipun terkadang kepercayaan itu

didiskreditkan orang lain, namun ia yakin bahwa ada sisi kebenarannya. Kepercayaan dapat berpengaruh terhadap bagaimana kita menginterpretasikan suatu keadaan atau

(23)

• Mengkonstruksikan memori-memori

• Hampir 85% mahasiswa percaya pernyataan seperti yang tercantum di Psychology Today bahwa ilmu telah membuktikan, jika

serangkaian pengalaman selama seumur hidup akan terpelihara secara sempurna di dalam

pikiran. Namun penelitian psikologi

(24)

• Rekonstruksi sikap masa lalu

• Yaitu kita berpikir ulang & berusaha mengubah apa yang dulu kita anggap benar atau kita anggap salah. Misal mungkin ketika diusia 20 tahun, kita bersikap kepada orang tua semau kita & kita anggap semua itu sudah benar. Akan tetapi sekarang setelah dewasa & banyak pengalaman serta pelajaran berharga, kita lebih tahu manakah yang lebih baik & bagaimana seharusnya bersikap kepada orang tua.

(25)

• Rekonstruksi perilaku masa lalu

• Konstruksi memori memungkinkan kita

merevisi sejarah diri kita. Arti dari rekonstruksi di sini yaitu mengubah perilaku kita agar tidak seperti perilaku kita dulu setelah kita

mendapat informasi baru. Misal seorang anak dulu menggosok gigi sehari lebih dari 5 kali

karena tidak tahu. Namun setelah mendapat pelajaran dari guru agar menggosok gigi yang baik 2 kali sehari, ia lalu mengubah perilaku tersebut.

(26)

• Memvonis Orang Lain

– Intuisi: potensi kita untuk mengeahui diri dari dalam

• Intuisi adalah kemampuan untuk

memahamisesuatu dengan menggunakan perasaan daripada mempertimbangkan fakta yang ada, atau intuisi yaitu sebuah ide apa yang dianggap benar dalam situasi tertentu berdasarkan perasaan yang kuat daripada menganut fakta-fakta.

(27)

– Kekuatan Intuisi

• Pada dasarnya setiap orang memiliki intuisi. Pikiran kita sebagian kadang terkontrol, sadar & sebagian lagi refleks & tanpa kita sadari. Pikiran yang otomatisterjadi di luar

pandangan & dimana alasannya tak terketahui. Perhatikan istilah-istilah di bawah ini:

(28)

• Schemas, yaitu mental kita yang secara otomatis, intuitif membimbing persepsi &

interpretasi-interpretasi pengalaman kita. Misal ketika kita

mendengan suara seseorang berbicara masalah sekte agama atau seks, kita tidak hanya mendengarkan

kata-katanya tapi juga bagaimana kita secara otomatis menginterpretasikan suara itu.

(29)

• Emotional reactions hampir sama dengan

instantaneous. Yaitu reaksi yang muncul

sebelum pikiran seseorang diungkapkan, salah satu saraf memotong & mengambil informasi dari mata & pikiran untuk ditujukan ke otak.

(30)

• Keterbatasan intuisi

• Terkadang intuisi ada sisi benarnya tapi tak jarang banyak salahnya. Secemerlang &

sehebat apapun seseorang belum tentu intuisinya selalu benar. Intuisi merupakan ketidak-sadaran pikiran yang tidak dapat dipercayai seluruhnya.

(31)

• Judgemental Overconfidence

• Yaitu kecenderungan untuk terlalu percaya diri atau terlalu menilai tinggi (overestimate) keakuratan akan kepercayaan seseorang daripada kebenaran

yang sewajarnya. Sebagai contoh “Saya yakin 98% jarak antara New Delhi & Bombay hingga 1000 mil”. Padahal kebenaran berdasarkan fakta bisa salah 30% dari dugaan itu. Orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi cenderung menjadi overconfident people.

(32)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis penggenangan dengan asumsi tidak terjadi perubahan morfologi menunjukkan bahwa sebagian besar kawasan pesisir Mundu akan tergenang pada saat air laut pasang maksimum

Penjualan kredit pada UD Rahma Banjarmasin hanya dapat dilakukan oleh pelanggan yang telah memenuhi syarat yaitu telah melakukan pembelian secara tunai beberapa

ANCOL TBK B 10 Juni 2014 10:00 wib Nobertus Ribut Santoso Diyah Hayu Rahmitasari Lerry Nopriyanto 100904063. 5 AKTIVITAS CUSTOMER RELATIONS DI PT

Rata-Rata Minat Membaca Alquran Kelompok CTL Dan Kelompok Pk Berdasarkan Kam.. Eksperimen Kel Konvensional Minat membaca Al- Quran.. Tabel 17 Memperlihatkan bahwa mean dan

(5) To determine the influence of significant jointly teacher competence, certification and motivation to work on teacher performance clump of Islamic education in

dari hasil analisis mengenai pengaruh stress kerja dengan kinerja karyawan, diketahui bahwa hasilnya adalah signifikan berpengaruh negatif, yang artinya bila tingkat stres

Sedangkan petugas keamanan yang non-SKP yaitu tenaga outsourching berjumlah 120 orang bertugas sebagai asisten sekuriti yang bertugas pada area perparkiran yang diberi

Teknologi komunikasi melahirkan alat yang baru yang tidak semua orang bisa mengenalnya dengan baik dimana kekuatan saling mempengaruhi antara teknologi informasi