• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

PENGGUNAAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM MENULIS KARANGAN PERSUASIF PADA SISWA KELAS IV SDN No 13

KOTA BARAT KOTA GORONTALO

Oleh DEISI OLII NIM. 151 410 123

Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Uji

Dra. Dajani Suleman, M.Hum Dra. Samsiar Rivai, S.Pd, M.Pd NIP. 19581007 198501 2 001 NIP. 19590218 198603 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Gorontalo

(2)

PENGGUNAAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM MENULIS KARANGAN PERSUASIF PADA SISWA KELAS IV

SDN No 13 KOTA BARAT KOTA GORONTALO OLEH :

Deisi Olii, Dajani Suleman, Samsiar Rivai

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

NIVERSITAS NEGERI GORONTALO EMAIL : Deisi17@yahoo.com

ABSTRAK

Deisi Olii. 2015 Penggunaan Model Example Non Example Dalam Menulis Karangan Persuasif Pada Siswa Kelas IV SDN No. 13 Kota Barat Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman M.Hum dan Pembimbing II, Dra. Samsiar Rivai, S.Pd, M.Pd

Masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana penggunaan model example non example dalam menulis karangan persuasif pada siswa kelas IV SDN No 13 Kota Barat Kota Gorontalo ? Dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan model example non example dalam menulis karangan persuasif pada siswa kelas IV SDN No. 13 Kota Barat Kota Gorontalo. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran pengunaan model example non example dalam menulis karangan persuasif pada siswa kelas IV SDN No 13 Kota Barat Kota Gorontalo, bahwa dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penggunakan model example non example dalam menulis karangan persuasif terdapat 19 orang siswa yang suda memenuhi kriteri mampu, 5 orang siswa yang memperoleh kriteria kurang mampu dan 5 orang siswa yang mendapat kriteria tidak mampu dengan melihat beberapa indikator yang dinilai dalam menulis karangan persuasif.

Kata Kunci : Model Example Non Example ,Menulis Karangan Persuasif.

1

Deisi Olii, 151411123, Jurusan S1 PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Dra.

(3)

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang menggunakan ragam bahasa tulis. Keterampilan ini dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis juga merupakan kegiatan mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan dan dipikirkan ke dalam bahasa tulis. Hampir setiap orang, pasti pernah melakukan kegiatan menulis. baik di dalam menulis pesan, surat, laporan, opini, buku maupun menulis karangan. Jadi, ada berbagai macam bentuk dan jenis tulisan. Oleh karena itu guru diharapkan dapat melatih siswa untuk dapat menuangkan ide atau gagasan mereka, dengan memilih berbagai strategi , metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan situasi sehingga para siswa tidak merasa jenuh dalam proses pembelajaran. Apalagi dalam menulis karangan persuasif siswa membutuhkan penggunaan strategi, metode, dan model pembelajaran yang menarik berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi yaitu cara guru dalam melaksanakan pembelajaran anatara lain menulis karangan persuasif.

Karangan persuasif merupakan karangan yang isinya bertujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca agar mau mengikuti apa yang menjadi keinginan penulis. Di dalam menulis karangan persuasif ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan siswa misalnya, pemilihan kata dalam menulis karangan, ejaan dan tanda baca, struktur kalimat dan kesesuian isi karangan dengan media gambar. Menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisir ke dalam tulisan tidaklah mudah selain itu kemampuan menulis karangan siswa di sekolah dasar tidak seperti apa yang diharapkan oleh guru.

Menulis dan mengarang adalah sama-sama menuangkan gagasan untuk disampaikan kepada orang lain. Orang lain yang dituju itu dapat menerima gagasan penulis dan pengarang melalui pembaca. Jadi menulis dan mengarang merupakan salah satu kegiatan berkomunikasi dengan pembaca melalui sebuah tulisan atau karangan. Akan tetapi ada pula berbedaan antara menulis dan

(4)

megarang yaitu menulis lebih dilandasi dengan fakta dan pengalaman sedangkan mengarang lebih dipengaruhi oleh imajinasi dan persaan pengarang.

Namun pada kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa siswa kelas IV yang ada di SDN No 13 Kota Barat Kota Gorontalo masih ada sebagian siswa yang kurang pemahamannya tehadap bentuk karangan persuasif, dan kurangnya kosa kata baku yang dimiliki siswa dalam menulis karangan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Permasalahan ini, merupakan suatu hal yang dapat menghambat tingkat pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti akan mencoba menggunakan suatu model pembelajaran yaitu model example non example.

Model Example Non Example merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan di rancag agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar. Salah satu kelebihan dari model ini yaitu siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar dan diberikan kesempatan dalam mengemukakan pendapatnya baik melalui bahasa lisan maupun tulisan.

Pada model pembelajaran example non example ini terdapat langka-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru yaitu guru menjelaskan materi kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran, guru mempersiapkan gambar-gambar yang berkaitan dengan pembelajaran, guru menampilkan gambar di papan tulis atau melalui LCD, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan dan menganalisis gambar yang ditampilkan, guru membagi siswa kedalam kelompok dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk memaparkan hasil diskusinya di depan kelas, guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran, setelah itu guru memberikan tugas secara individu kepada siswa atau sebagai soal evaluasi.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan formulasi judul “ Penggunaan Model Example Non Example Dalam Menulis Karangan Persuasif Pada Siswa Kelas IV SDN No 13 Kota Barat Kota Gorontalo”.

(5)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif Kualitatif yang dilaksanakan di SDN No 13 KOTA BARAT. Adapaun alasan dari pada pemilihan tempat penelitian ini karena lokasi tersebut merupakan salah satu tempat praktek “Program Pengalaman Lapangan” Serta adanya permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran yang perlu dipecahkan yaitu menyangkut Penggunaan Model Example Non Example dalam Menulis karangan Persuasif pada siswa kelas IV SDN NO 13 Kota barat kota gorontalo.

Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan pendektana deskriptif kualitatif. Karena dalam kegiatan penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang atau subjek yang ditelitih dan perilaku yang dapat diamati. Dalam pendektana deskriptif, datanya dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.

Dalam penelitian ini data yang terkumpul terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden (obejek penelitian). Kegiatan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data primer dapat diperoleh melalui kegiatan obesrvasi, wawancara dan dokumentasi. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang ditelitih dan dukumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan peneitian yaitu Penggunaan model example non example dalam menulis karangan persuasif. Untuk mempermudah dalama memeproleh data yang mendukung penelitian ini, maka data yang diperoleh adalah melalui prosedur observasi, wawancara dan dokumntasi. Proses pengambilan data melalui tiga tahap, diantaranya tahap pendahuluan, tahap penyaringan dan tahap melengkapi dan yang masi kurang. Pengecekkan kebsahan data biasanya dilakukan pada tahap penyaringan data. Oleh sebab itu apabila terdapat yang tidak relevan dan kurang memadai akan dilakukan penyaringan dan sekali lagi di lapangan, sehingga data tersebut memeiliki kadar valliditas yang tinggi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan observasi terhadap proses pembelajaran dilakukan pada minggu pertama tanggal 04 mei 2015. Kegiatan guru maupun kegiatan siswa

(6)

selama proses pembelajaran diamati dan dinilai dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebleumnya. Langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan observasi terhadap guru yakni guru melakukan kegiatan apersepsi sesuai dengan materi pembelajaran, guru menyampaikan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai, guru menyampaikan materi pembelajaran tentang menulis karangan persuasif, Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya tentang pengertian dan langkah-langkah karangan persuasif, Guru memberikan contoh karangan persuasif berdasarkan gambar yang ditampilkan.

Temuan umum pada Penelitian ini yaitu mengenai penggunaan model example non example dalam menulis karangan persuasif. Berdasarkan temuan umum, bahwa pada proses pembelajaran guru menjelaskan materi tentang karangan persuasif dan memberikan contoh karangan persuasif berdasarkan media gambar. setelah itu guru membagi siswa kedalam 5 kelompok untuk mengerjakan tugas yang terdapat pada LKS. Di dalam lembar kerja siswa terdapat soal gambar untuk dianalisis siswa menjadi bentuk karangan persuasif dengan memperhatikan aspek-aspek yang dinilai oleh guru. Dilihat dari kerja kelompok siswa, masing-masing kelompok saling ikut berpartisipasi menganalisis gambar, menetukan tema karangan, dan menyusun sebuah kalimat sehingga menjadi bentuk karangan persuasif. Melihat adanya karangan yang di buat oleh siswa berdasarkan media gambar, bahawa penggunaan model example non example dalam menulis karangan persuasif sebagian besar sudah memenuhi kriteria mampu. Setelah guru membagi siswa kedalam kelompok guru melakukan evaluasi terhadap siswa pada ahir pemblajaran.

Temuan khusus pada penelitian ini adalah wawancara yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN No 13 Kota Barat Kota Gorontalo. Berdasarkan hasil wawancara siswa kelas IV SDN No 13 Kota Barat Kota Gorontalo telah ditemukan bahwa sebagian besar siswa senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis sebuah karangan karena menurut merka menulis karangan dapat melatih otak mereka untuk berfikir atau berimajinasi apalagi setelah di lakukan pembelajaran tentang menulis karangan persuasif. Namun masi ada juga sebagian siswa yang tidak suka dengan pelajaran mengarang karena masih ada siswa yang

(7)

menganggap bahwa materi menulis karangan adalah materi yang masih sulit untuk mereka kerjakan, sehingga pembelajaran mengarang belum sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. Setelah digunakanya model pembelajaran example dan non example dalam menulis karangan persuasif pada pembelajaran terdapat perubahan terhadap siswa dibandingkan dengan pembeljaran tentang mengarang sebelumya. Selain itu guru selalu membimbing siswa ketika ad siswa yang mendapatkan kesulitan di dalam menulis karangan persuasif. Cara guru dalam membimbing siswa dengan menjelaskan kembali materi karangan persuasif dan memberikan contoh karangan persuasif berdasarkan media gambar.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan model example non example dalam menulis karangan persuasif pada siswa kelas IV SDN NO 13 Kota Barat Kota Gorontalo. Adapun hal-hal yang ditelitih dalam penelitian ini antara lain : Pilihan kata dalam menulis karangan, Ejaan dan tanda baca, Struktur kalimat, dan kesesuaian isi karangan dengan media gambar. yang dimaksud dengan pilihan kata dalam menulis karangan persuasif yaitu suatu kalimat yang menunjukkan kalimat untuk meyakinkan pembaca. Sedangan yang dimaksud dengan ejaan dan tanda baca yaitu kalimat yang menggunakan huruf besar pada kalimat utama, dengan memperhatikan tanda titik, tanda koma, dan lain-lain. Kemudian yang dimaksud dengan struktur kalimat yaitu susnan kalimat yang saling berkaitan dari kalimat awal sampai kalimat penutup. Selain itu yang dimaksud dengan kesesuaian isi karangan dengan media gambar yaitu siswa mampu menulis karangan persuasif sesuai dengan gambar yang ditampilkan oleh guru.

Penggunaan model example non example dalam menulis karangan ini, guru menjelaskan materi tentang karangan persuasif menampilkan dan menjelaskan contoh isi karangan yang sesuai dengan media gambar. Setelah itu siswa dibentuk dalam kelompok, yang terdiri dari 5 (lima) kelompok kemudian masing-masing kelompok dibagikan lembar kerja siswa (LKS), yang berisi soal berupa gambar yang akan dianalisis oleh siswa menjadi sebuah karangan persuasif dan pada masing-masing kelompok menganalisis gambar yang berbeda.

(8)

Dalam pelaksanaan model pembalajaran example non example dikelas dapat membantu guru dalam menarik minat siswa untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru karena guru menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Di dalam menulis karangan persuasif guru menggunakan gambar berupa fakta yang terdapat di lingkungan atau kehidupan siswa sehari-hari. Dengan gambar tersebut guru memancing daya imajinasi siswa dalam menyususn karangan persuasif yang bersifat membujuk orang lain agar mau berbuat berdasarkan apa yang ada pada gambar.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Example Non Example dalam menulis karangan persuasif pada siswa kelas IV SDN No 13 Kota Barat Kota Gorontalo, sudah berjalan dengan baik. Di lihat dari 29 siswa, terdapat 19 orang siswa yang sudah bisa menulis karangan persuasif dengan kriteria mampu dengan hasil persentase 65,51%, 5 orang siswa yang mendapatkan kriteria kurang mampu dengan hasil persentase 17,24% dan 5 orang siswa yang mendapatkan kriteria tidak mampu dengan persentase 17, 24%. Hal ini dapat ditunjukan dari aspek-aspek yang dinilai terhadap siswa dalam menulis karangan persuasif yaiut, pilihan kata dalam menulis karangan, ejaan tanda baca, struktur kalimat dan kesesuian isi karangan dengan gambar.

Saran

1. Bagi Guru diharapkan lebih kreatif dalam menentukan model pembelajaran agar siswa lebih aktif dalam melaksanakan proses pembelajran yang sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang menarik.

2. Bagi Siswa penelitian ini dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan kemajuan dalam belajar.

3. Pihak Sekolah, terutama kepalah sekolah, kiranya dapat memberikan dukungan moral terhadap penelitian deskriptif kualitatif di sekolah guna untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

(9)

4. Untuk peneliti lain diharpkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan faktor-faktor lain, yang dapat mendukung kemampuan siswa dalam menulis karangan melalui penggunaan model example non example pada proses pembelajaran di kelas IV. Sekaligus penelitian ini belum berakhir dan masi perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memperhatikan materi yang saling berhubungan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku Teks.

Fauzi Achmad, 2011. Pintar Bahasa Indonesia pengetahuan dan sastra bahasa. Mahirsindo Utama

Groys Keraf, 2007 Argumentasi dan Narasi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama Pangesti Dwi Mutiya, 2014 Buku Pintar Tata Bahasa Indonesia dan EYD.Jakarta Pustaka Nusantara Indonesia.

Rusman, 2014. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Mengembangkan profesionalisme guru, Jakarta : PT Rajagrafindo persada.

Sugiyono, 2014, Metode PENELITIAN PENDIDIKAN Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung Alfabeta

Sentosa Puji, dkk 2011, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Jakarta : Universitas Terbuka.

Tarigan Guntur Henri, 2008. MENULIS Sebagai suatu keterampilan berbahasa, Bandung : Angkasa

Aplod dari Internet.

Buehl dan Maryam (2013) ://irawatiardi.blogspot.com/2014/12/model-pembelajaran-example-non-example.html dakses 10 maret 2015 (20.00)

Suparno dan Mohamad Yunus (2008) //bahasakublog.wordpress.com.2012/08/13/ tujuan-dan-manfaat menulis/diakses 17/03/2015

Nanang dan Hayardin (2009) //riensuciati99.blogspot.com/2013/04/model-pembelajaran-examples-non-examples.html diakses 10 maret 2015( 18.30)

Syamsudin (2009) http://kangbull.blogspot.com/2013/05/paragraf-persuasif-pengertian-ciri-jenis-contoh.html diakses 13 April 2015

Sumber dari Skripsi

Djailani, R 2013. Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Melalui gambar seri pada siswa kelas III SDN 1 Tolinggula ulu Kabupaten Gorontalo utara. Prgram Studi S1 Pgsd, Universitas Negeri Gorontalo.

Maryam. 2013 Meningkatkan keterampilan menulis karangan Narasi dengan model Example Non example melalui media gambar animasi pada siswa kelas IV SDN kalisari batang. Program studi S1 Pgsd. Universitas Negeri Malang.

(11)

Mochammad Furqon Riyadi 2013 Keefektifan model pembelajaran Example Non Example terhadap hasil belajar menulis deskripsi siswa kelas IV sdn Randugunting 4 Kota Tegal. Program Studi S1 Pgsd. Universitas Negeri Semarang.

Kajian Yang Relevan

Biya Agustina, 2010 Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana melalui media gambar di kelas V SDN No. 85 kota tengah kota gorontalo.program Studi S1 Pgsd, Universitas Negeri Gorontalo.

Referensi

Dokumen terkait

Dampak kemiskinan yang dialami perempuan juga beragam, ada yang karena kehidupannya yang miskin, maka sering mendapat perlakuan kasar dari suami dan mengalami

Hal ini dapat terjadi karena apabila BOPO meningkat berarti terjadi peningkatan alokasi dana bank untuk membiayai kegiatan operasional lebih besar dibandingkan

2. Tidak stabil.Fraktur mempengaruhi kemampuan untuk bergeser lebih jauh.Hal ini disebabkan oleh adanya elemen rotasi terhadap cedera fleksi atau ekstensi yang cukup untuk

Berdasarkan atas ketentuan perundang-undangan, bahwa seorang notaris diwajibkan merahasiakan isi akta dan keterangan yang diperoleh dalam pembuatan akta notaris,

“Dalam pasal 20 ayat 2 :Persetujuan atas penawaran Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kecuali ditentukan lain oleh para pihak, Transaksi Elektronik terjadi pada

Kata tarbiyah berasal dari kata ﱠبَر atau اَبَر didalam al- Quran disebutkan lebih dari dalapan ratus kali, dan sebagian besar atau bahkan seluruhnya dengan Tuhan,

Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya mengalami tingkat stres akademik sedang dengan kualitas tidur

Desa merupakan suatu daerah atau wilayah otonom, dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki organisasi