• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH-BERAS : Kasus Propinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH-BERAS : Kasus Propinsi Jawa Barat"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH-BERAS : Kasus Propinsi Jawa Barat

PENDAHULUAN

Harga dasar gabah mulai diterapkan sejak 1969 dan terus dipertahankan hingga kini dengan konsep harga pembelian pemerintah (HPP). Sejalan dengan itu, formula yang dipakai untuk menentukan harga dasar dan HPP terus berubah antar waktu. Meskipun formulanya mengalami perubahan, namun hakekatnya bertujuan untuk melindungi petani dari kejatuhan harga pada musim panen raya. Kebijakan penetapan HPP yang dilakukan selama ini berdasarkan kadar air dan kadar hampa. Pemerintah belum pernah menetapkan HPP multikualitas berdasarkan varietas, musim tanam, wilayah, kualitas gabah itu sendiri dan sebagainya. Sejalan dengan perkembangannya sebagian kalangan mengusulkan wacana HPP multikualitas untuk mendorong peningkatan kualitas gabah dan memberikan insentif yang lebih besar bagi berkembangnya industri perberasan.

Penetapan HPP berdasarkan kadar air dan kadar hampa dilakukan dan dipertahankan hingga saat ini dengan pertimbangan bahwa sebagian besar petani Indonesia memproduksi gabah pada kualitas tersebut, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan mayoritas petani padi. Selama ini belum ada kajian empiris yang khusus melihat bahwa mayoritas petani memang memproduksi dan menjual gabah yang masuk dalam kriteria yang ditetapkan, dan apakah kebijakan HPP tunggal yang ditempuh pemerintah selama ini sudah tepat. Sehubungan itu, perlu dilakukan kajian yang dapat menjawab pertanyaan tersebut dan membuka peluang untuk perbaikan kebijakan perberasan di masa mendatang.

TUJUAN

Tujuan dari kajian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi kebijakan harga gabah tahun 2009

2. Mempelajari kualitas gabah dan beras yang ditransaksikan oleh petani, pedagang dan Dolog/Bulog.

3. Mempelajari kualitas gabah petani yang paling banyak ditransaksikan.

4. Merumuskan alternatif kebijakan HPP gabah ke depan LOKASI DAN WAKTU

Untuk memperoleh data dan informasi yang valid dan representatif, kajian akan dilaksanakan di wilayah sentra produksi padi di Jawa Barat. Dengan pertimbangan aksesibilitas wilayah dipilih kabupaten Karawang. Kajian dilaksanakan pada bulan Januari 2010.

JENIS DATA DAN INFORMASI

Data dan informasi yang dikumpulkan bersifat primer dan sekunder. Informasi primer diperoleh dari petani/kelompok tani, pedagang pengumpul, dan Dolog. Sebagai data pendukung, khususnya untuk melihat dinamika penyerapan gabah/beras berdasarkan kualitas selama beberapa tahun terakhir akan digunakan data dari Bulog, Dolog dan BPS. Informasi yang digali adalah kondisi harga dan kualitas gabah yang dijual pada saat panen musim hujan dan musim kemarau.

(2)

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Padi

Produksi padi nasional secara konsisten mengalami peningkatan selama tahun 2007 hingga 2009 (Tabel 1). Tercatat untuk tahun 2007, produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 57,16 juta ton, atau setara 36 juta ton beras. Untuk tahun 2008 tercatat 60,33 juta ton (setara 38 juta ton beras), atau meningkat 5,54 persen dibandingkan 2007. Selanjutnya, produksi Gabah Kering Giling (GKG) tahun 2009 mencapai 62,56 juta ton (setara 40 juta ton beras).

Dibandingkan produksi tahun 2008, terjadi peningkatan sebanyak 3,51 juta ton (5,43 persen).

Kenaikan produksi pada tahun 2009 terjadi karena peningkatan luas panen seluas 515,31 ribu hektar (4,18 persen) dan produktivitas sebesar 0,77 kuintal/hektar (1,57 persen).

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi, 2007 – 2009.

Uraian Satuan 2007 2008 2009

Luas Panen (ha) 12.147.637 12.327.425 12.842.739

(1,48) (4,18)

Produksi (ton) 57.157.435 60.325.925 62,561

(5,54) (5,43)

Produktivitas (ton/ha) 4,71 4,89 4,97

(4,02) (1,57)

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 (diolah).

Keterangan : angka dalam kurung menunjukkan pertumbuhan (%)

Peningkatan produksi padi yang terus terjadi menimbulkan optimisme tinggi bahwa produksi beras nasional akan terus mengalami surplus, dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemasok beras dunia. Pada tahun 2009, setelah dikurangi dengan kebutuhan dalam negeri, surplus produksi beras diperkirakan sebesar 3-4 juta ton. Bahkan sampai pada akhir tahun 2009, Bulog memiliki stok beras 1,7 juta ton. Hal ini dapat diartikan sebagai kondisi ideal untuk persediaan beras, minimal selama kuartal pertama tahun 2010. Jika memperhatikan pola panen padi nasional, sangat beralasan untuk mendeklarasikan keberlanjutan ketangguhan kondisi perberasan nasional, mengingat panen raya terjadi pada bulan Februari-April setiap tahunnya, sehingga stok beras akan semakin melimpah (Gambar 1).

(3)

Gambar 1. Luas Panen Padi, 2006-2009 (ha).

Perkembangan Harga dan Kebijakan HPP GKP dan GKG

Dalam satu tahun, musim panen padi terdiri dari tiga kategori yaitu musim panen raya, musim panen gadu dan musim paceklik. Musim panen raya berlangsung sejak Februari-Mei dengan luas total pada periode tersebut mencapai 6 juta ha (51% dari total luas panen). Pada musim panen gadu, luas panen mencapai 3,9 juta ha (33%), dan pada musim paceklik seluas 1,9 juta ha (16%). Penurunan luas panen ini terkait dengan pola panen padi yang mengikuti musim hujan dan proses pertumbuhan tanaman, dan pola ini akan terus berlangsung di masa mendatang. Terkait dengan pola panen tersebut, harga gabah di petani berbalikan dengan pola panen, yaitu merosot pada periode panen raya, meningkat setelahnya dan harga paling tinggi pada periode paceklik (Sawit, 2010).

Jika mencermati tingkat harga gabah dan beras berdasarkan periode berlakunya Instruksi Presiden (Inpres) tentang perberasan sejak 2007 yaitu periode April 2007 – April 2008, Mei - Desember 2008 dan Januari – Desember 2009, terlihat bahwa Harga Pembelian Pemerintah Gabah Kering Panen (HPP GKP) dan HPP Gabah Kering Giling (HPP GKG) mengalami peningkatan sekitar 7 – 10 persen setiap periodenya (Tabel 2).Kenaikan HPP GKP dan HPP GKG mampu meningkatkan harga aktual GKP di petani dan GKG di penggilingan.

Secara rata-rata, sepanjang 2009 harga jual gabah petani dalam bentuk GKP mencapai Rp 2.708,- per kg, yang berarti lebih tinggi dari HPP GKP yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 2.400,- per kg. Demikian halnya dengan harga jual gabah dalam bentuk GKG di tingkat penggilingan sebesar Rp 3.067/kg, di atas HPP yang ditetapkan pemerintah Rp 3.000/kg (Tabel 2).

(4)

Tabel 2. Perkembangan Harga GKP, GKG dan Beras, 2007 – 2009.

Uraian Satua

n

Periode Berlakunya Inpres Perberasan April 07-April 08 Mei-Des 08 Jan-Des

09

HPP GKP (Rp/k

g) 2.035 2.200 2.400

Persentase Kenaikan (%) 8,11 9,09

Harga Aktual GKP Petani (Rp/k

g) 2.350 2.557 2.708

Persentase Kenaikan (%) 8,81 5,91

Harga Aktual GKP Petani - HPP GKP

(Rp/k

g) 315 357 308

Persentase Terhadap HPP GKP (%) 15,48 16,21 12,83

HPP GKG (Rp/k

g) 2.575 2.800 3.000

Persentase Kenaikan (%) 8,74 7,14

Harga Aktual GKG Penggilingan (Rp/k

g) 2.691 2.918 3.067

Persentase Kenaikan (%) 8,44 5,11

Harga Aktual GKG Penggilingan - HPP GKG

(Rp/k

g) 116 118 67

Persentase Terhadap HPP GKG (%) 4,50 4,21 2,24

Rasio HPP GKG : HPP GKP 1,27 1,27 1,25

Rasio Harga Aktual GKG : Harga

Aktual GKP 1,15 1,14 1,13

Harga Beras Medium (Rp/k

g) 4.668 4.869 5.158

Persentase Kenaikan (%) 4,32 5,93

Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Jkt :

- Jenis IR I (Rp/k

g) 5.090 5.432 5.619

- Jenis IR II (Rp/k

g) 4.752 5.090 5.291

- Jenis IR III (Rp/k

g) 4.354 4.744 4.915

Sumber : Badan Pusat Statistik dan BULOG, 2010, diolah.

Walaupun secara rata-rata harga aktual GKP dan GKG berada diatas HPP yang ditetapkan namun ada dua hal esensi yang perlu diperhatikan, pertama, persentase kenaikan harga aktual GKP dan GKG semakin menurun sementara persentase kenaikan harga beras medium semakin tinggi. Kondisi ini menyebabkan semakin besar senjang antara harga beras dengan harga GKG, sementara harga GKG dan GKP bergerak lambat. Fenomena ini dapat dipahami karena senjang harga tersebut sebagai akibat ulah perilaku para pedagang, yang utamanya pedagang yang juga pengusaha penggilingan yang mampu menekan harga

(5)

pembelian gabah dari petani, sementara menjual harga beras dengan sangat tinggi. Apalagi memanfaatkan momentum kenaikan HPP per 1 Januari 2010 (Inpres Perberasan No.7/2009) dan peningkatan biaya transportasi gabah-beras akibat berlangsungnya musim hujan.

Kedua, adalah masih terjadinya insiden anjlok harga di bawah HPP GKG pada bulan Maret hingga Mei yang merupakan masa panen raya, sementara harga aktual GKP secara konsisten berada diatas HPP GKP (Gambar 1). Sepanjang Mei 2007 hingga Mei 2008, saat panen raya, harga GKG di penggilingan berturut-turut hanya Rp 2.385/kg GKG atau sekitar 7,4 persen dibawah HPP GKG, dan Rp. 2.775/kg GKG, sedikit dibawah HPP GKG. Bahkan pada Mei 2009, harga aktual GKG penggilingan hanya Rp. 2.695/kg GKG atau 10,17 persen dibawah HPP GKG. Dengan demikian, mengacu pada tujuan penetapan HPP sebagai penyangga harga aktual gabah tidak jatuh saat musim panen raya, maka dapat dikatakan HPP GKP sudah efektif pada musim panen, sebaliknya HPP GKG tidak. Hal ini memberi makna bahwa efektifitas kebijakan HPP GKP dan GKG pada tahun 2009 lebih rendah daripada tahun 2008.

Fakta bahwa semakin besar senjang harga beras dan harga GKG/GKP dan harga aktual GKG seringkali di bawah HPP, utamanya pada saat musim panen, walaupun GKP di atas HPP, merupakan isu penting yang perlu dikaji lebih mendalam karena mengandung implikasi terhadap konstruksi kebijakan HPP tersebut. Tampaknya HPP untuk GKG terlalu tinggi relatif terhadap GKP. Pertama, pada umumnya petani menjual gabah dalam bentuk GKP, jarang dalam bentuk GKG dan praktis tidak pernah dalam bentuk beras. Oleh karena itu, HPP untuk GKG kurang relevan dijadikan sebagai instrumen penyangga harga gabah petani. HPP mestinya hanya untuk GKP saja. Harga GKG dibiarkan bebas berdasarkan kekuatan pasar.

Kedua, HPP untuk GKG relatif terlalu tinggi dibanding untuk GKP. Rasio harga GKG/GKP berdasarkan harga pasar (di tingkat penggilingan) berkisar 1,13-1,15 sedangkan berdasarkan HPP yang ditetapkan pemerintah 1,25-1,27 (Tabel 2). Hal inilah yang menyebabkan harga aktual GKG dapat berada dibawah HPP, menekan harga aktual GKP dan kemudian membuat kisaran keuntungan yang lebih besar bagi pedagang yang menjual beras.

Ketiga, penetapan HPP untuk GKG yang tidak konsisten, atau terlalu tinggi relatif terhadap GKP, sementara transaksi GKG berdasarkan HPP praktis hanya antara Bulog dan pengusaha penggilingan padi, maka dapat dipastikan penetapan HPP untuk GKG kurang bermanfaat bagi petani, lebih menguntungkan bagi Bulog dan mitra usaha rekanannya.

Keempat, penetapan tiga HPP (untuk GKP, GKG dan juga beras) yang tidak konsisten dapat menimbulkan kesulitan dalam monitoring dan evaluasi kinerja kebijakan HPP tersebut.

Jika harga GKP yang diterima petani selalu diatas HPP, sementara GKG dan beras di bawah HPP, masing-masing, lantas apakah dapat disimpulkan kebijakan HPP efektif atau tidak ? Harga produk mana yang akan diacu ? Kesulitan ini dapat diatasi dengan menetapkan HPP untuk satu jenis produk gabah saja, yakni “Gabah Kering Panen” (GKP).

(6)

Gambar 1. Perkembangan HPP dan Harga Aktual Gabah Bulanan, 2007-2009 (Rp/kg).

Gambar 2. Perkembangan Harga Beras Medium, Harga Beras di Pasar Induk Cipinang dan Harga Beras Thai 25% Bulanan, 2007-2009 (Rp/kg).

Realita : Kualitas dan Harga GKP

Gabah Kering Panen adalah produk utama yang dihasilkan oleh umumnya petani padi.

Oleh sebab itu, dengan tujuan melindungi petani dari kejatuhan harga GKP, pemerintah pada setiap periodenya mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang kebijakan perberasan yang salah satu isinya adalah ketetapan Harga Pembelian Gabah Kering Panen (HPP GKP) per kg di tingkat petani. Pada tahun 2010, telah berlaku Inpres No.7/2009 yang telah menetapkan HPP GKP sebesar Rp. 2.640,- per kg di petani.

(7)

Ketetapan HPP GKP sebesar Rp. 2.640/kg ini didasarkan pada GKP dengan persyaratan kualitas kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa atau kotoran maksimum 10 persen. Sedangkan transaksi GKP diluar kualitas tersebut, diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Pembelian Gabah dan Beras oleh Pemerintah yang terkandung didalamnya Tabel Rafaksi. Terkait dengan ketetapan kualitas dan HPP GKP serta penerapannya dilapangan, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kajian lapang di Kabupaten Karawang.

Perkembangan Produksi Padi Kabupaten Karawang

Kabupaten Karawang merupakan salah satu kabupaten pemasok beras di Provinsi Jawa Barat dan bahkan pada tingkat nasional. Selama periode 2005-2009, Kabupaten Karawang rata-rata memasok 1,23 juta ton GKG (setara 772.258 ton beras), atau sekitar 2 persen dari total produksi nasional. Pertumbuhan produksi GKG Kabupaten Karawang selama periode yang sama mencapai 3,26 persen per tahun. Sumber pertumbuhan produksi tersebut berasal dari pertumbuhan produktivitas sebesar 3,12 persen per tahun sementara luas panen tumbuh hanya 0,34 persen per tahun (Tabel 3).

Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 2005-2009.

Tahun Luas Panen (ha)

Produksi GKG (ton)

Produktivitas (ton/ha)

2005 187.091 1.189.125 6,36

2006 188.706 1.206.162 6,39

2007 199.884 1.211.761 6,06

2008 194.986 1.179.653 6,05

2009 189.209 1.342.331 7,09

Rataan 191.975 1.225.806 6,39

Pertumbuhan 0,34 3,26 3,12

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, 2009.

Dalam satu tahun, musim panen padi Kabupaten Karawang terjadi pada bulan Februari- Mei. Namun, pada periode 2007-2009, terjadi perubahan musim panen. Musim panen pada periode tersebut lebih merata sepanjang tahun. Pada periode 2005-2006, luas panen pada musim puncak panen Februari-Mei rata-rata mencapai 89.771 ha dengan produksi mencapai 590.344 ton GKG. Sementara pada periode 2007-2009, luas panen pada periode tersebut berkurang menjadi 75.225 ha (produksi 481.462 ton GKG). Lebih meratanya panen sepanjang tahun ini disebabkan faktor iklim dan pengaturan irigasi sehingga waktu tanam dapat lebih diatur. Hal ini sangat mengutungkan petani untuk menghindari kejatuhan harga pada musim panen puncak (Gambar 3 dan Gambar 4).

(8)

Gambar 3. Perkembangan Luas Panen Padi Kabupaten Karawang, 2005 – 2009.

Gambar 4. Perkembangan Produksi Gabah Kering Panen (GKP) Kabupaten Karawang, 2005 – 2009 (ton).

Pemasaran Gabah dan Beras Kabupaten Karawang

Petani menghasilkan gabah dalam bentuk gabah basah di sawah. Gabah basah merupakan istilah yang digunakan petani untuk menyebutkan produk gabah yang baru dipanen tanpa dilakukan penjemuran. Jika sempat dijemur oleh petani sebelum dijual, petani menyebutnya gabah kering. Kualitas gabah basah dan gabah kering tidak pasti, karena tidak ada alat ukur yang digunakan untuk memastikan kualitas tersebut saat transaksi. Kualitas kedua jenis gabah tersebut ditentukan hanya menggunakan pengamatan dengan menggunakan penglihatan (secara visual). Hasil kajian menunjukkan kriteria visual yang digunakan petani untuk menentukan kualitas gabah basah dan kering adalah sebagai berikut :

(9)

Tabel 4. Kriteria Penentuan Gabah Basah dan Gabah Kering Secara Visual Berdasarkan Persepsi Petani.

No. Kriteria Derajat Kualitas

1. Warna Berwarna kuning bercahaya berarti baik 2. Umur Panen 110 – 115 hari

3. Kotoran Jerami Makin sedikit makin baik 4. Gabah di remas atau ditimbang-

timbang dengan tangan. Makin berat makin baik 5. Kadar air Makin kering makin baik Sumber : Primer, 2010.

Petani kemudian menjual gabah ke pedagang pengumpul atau langsung ke pedagang besar. Penjualan ke pedagang dilakukan melalui perantara “calo”, yaitu orang yang bertindak sebagai penguasa suatu wilayah yang kemudian meminta bagian uang dari hasil penjualan gabah petani, biasanya sebesar Rp. 50/kg gabah (Gambar 5). Pedagang besar yang membeli gabah petani dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu pedagang bebas dan pedagang rekanan Dolog/Bulog. Dari segi kualitas gabah yang dibeli dari petani, para pedagang memiliki kriteria sendiri dalam menilai kualitas gabah petani. Kualitas gabah menurut pedagang adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Kriteria Penentuan Gabah Basah dan Gabah Kering Berdasarkan Persepsi Pedagang.

Kualitas Kadar Air Kadar Hampa Rendemen Gabah Harga

(%) (%) (%) (Rp/kg)

Kualitas 1 (KW1) 19-24 1 65-70 2.500-2.550 Kualitas 2 (KW2) 24-25 8 64-65 2.350-2500 Kualitas 3 (KW3) >25 17-30 64 2300-2.350 Sumber : Primer, 2010.

Kualitas inilah yang digunakan pedagang dalam bertransaksi dengan petani. Namun demikian, penentuan kualitas ini tidak menggunakan alat pengukur kadar air atau alat lainnya, tetapi hanya menggunakan pengamatan secara visual, berdasarkan penglihatan dan pengalaman berdagang. Penentuan harga beli gabah dari petani juga berdasarkan harga pasar yang berlaku saat itu.

(10)

Gambar 5. Alur Pemasaran Gabah dan Beras di Kabupaten Karawang, 2009.

Dengan perbedaan kualitas berdasarkan persepsi petani dan pedagang, terlihat adanya komunikasi yang tidak sinergis dalam bertransaksi. Hal ini ternyata berdampak buruk terhadap petani dalam bertransaksi. Satu-satunya “bahasa” kualitas yang dipahami oleh petani, pedagang dan Dolog/Bulog dalam bertransaksi adalah pembedaan kualitas gabah/beras berdasarkan jenis butiran panjang dan butiran pendek-bulat. Butiran panjang dipahami oleh ketiga pihak yang bertransaksi sebagai kualitas gabah/beras yang lebih baik dan lebih mahal di pasaran dibandingkan butiran pendek-bulat. Kualitas butiran gabah/beras panjang atau bulat ini dapat berasal dari varietas padi yang berbeda.

Para pedagang besar banyak yang juga memiliki usaha penggilingan gabah-beras pribadi, terutama pedagang besar rekanan Dolog. Pedagang besar bebas melakukan proses penggilingan gabah menjadi beras, kemudian menjual beras ke pedagang besar dan pengecer di kota atau langsung menjual ke konsumen. Harga jual beras ditentukan harga pasar berlaku saat itu. Sedangkan pedagang besar rekanan Dolog, menjual dalam bentuk gabah sesuai kualitas GKG yang tertera dalam Inpres Perberasan yaitu kadar air maksimum 14 persen dan kadar hampa/kadar kotoran maksimum 3 persen. Harga yang diterima pedagang dari penyetoran GKG ke Dolog hanya satu harga, sesuai dengan Inpres Perberasan sebesar Rp.

Petani 

Calo 

Agen / Pengumpul 

UPGB  Bulog 

Rekanan  Non Rekanan 

Pedagang  Lain 

Pengecer 

Konsumen  Dolog 

Pedagang 

Satgas Sub  Divre 

G G

(11)

3.345/kg. Pedagang berstatus kontrak putus dengan pihak Dolog tidak melakukan proses kerjasama lanjutan berupa penggilingan gabah menjadi beras. Sedangkan bagi pedagang rekanan yang mempunyai kontrak giling dengan pihak Dolog menerima kerjasama giling gabah yang telah disetorkan tersebut menjadi beras. Dengan pembelian gabah basah dari petani sebesar Rp. 2.500/kg, rendemen gabah-beras sebesar 65 persen dan HPP beras berdasarkan Inpres No. 7/2009 adalah sebesar Rp. 5.060/kg, maka besar keuntungan penjualan per kg beras mencapai Rp. 217 (Tabel 6).

Tabel 6. Marjin Keuntungan Pedagang Beras Rekanan Dolog di Kabupaten Karawang, 2010 (Rp/kg).

No. Uraian Nilai Jumlah Jenis Produk

1 Pembelian GKP dari Petani 2.500 GKP

2 Biaya "calo" 50 2.550 GKP

3 Biaya Buruh Bongkar Muat 25 2.575 GKP

4 Ongkos Angkut 35 2.610 GKP

5 Biaya "agen" 25 2.635 GKP

6 Biaya Penjemuran 150 2.785 GKG

7 Ongkos Giling 100 2.885 GKG

8 Biaya Buruh Muat Ke Truk 25 2.910 Beras 9 Ongkos Angkut Ke Gudang Dolog 25 2.935 Beras 10 Rendemen Gabah Ke Beras (%) 0,65 4.843 Beras

11 HPP Beras 5.060 Beras

12 Marjin Keuntungan 217 Beras

Sumber : Primer, 2010.

Pengadaan Gabah dan Beras Oleh Bulog/Dolog

Sesuai dengan Pedoman Umum Pengadaan Gabah/Beras Dalam Negeri Tahun 2009 di Lingkungan Perusahaan Umum (Perum) Bulog dinyatakan bahwa pengadaan gabah dan beras pada wilayah kerja, dalam hal ini, sub divisi regional (divre) Perum Bulog Karawang, dilakukan melalui tiga saluran yaitu : (1) mitra kerja pengadaan gabah dan beras yang dapat terdiri dari koperasi, non koperasi dan lembaga petani yang memiliki badan hukum; (2) unit pengelolaan gabah beras (UPGB); (3) Satuan Tugas pengadaan gabah dalam negeri (satgas ADA DN).

A. Mitra Kerja Pengadaan Dalam Negeri

Mitra kerja pengadaan gabah dalam negeri terdiri dari koperasi, non koperasi, lembaga petani yang memiliki badan hukum. Pada tahun 2009, mitra kerja pengadaan gabah dan beras bulog sub divre kabupaten karawang terdiri dari 84 mitra. Dari 84 mitra tersebut, hanya 57 mitra yang aktif melakukan transaksi jual beli gabah-beras. Pedagang gabah-beras rekanan Dolog seperti yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk dalam golongan mitra kerja ini. Para mitra kerja ini dalam memenuhi kuota penyetoran gabah ke gudang Dolog yang telah disepakati dengan pihak Dolog diharuskan memenuhi kualitas gabah sesuai dengan Inpres Perberasan No. 7/2009 yaitu : kadar air maksimum 14 persen dan kadar hampa/kadar kotoran maksimum 3 persen. Harga yang berlaku juga hanya satu yaitu Rp. 3.345/kg GKG. Diluar kualitas tersebut,

(12)

pihak Dolog tidak menerima setoran gabah dari mitra kerja. Demikian pula dengan penyetoran beras yang harus sesuai dengan ketentuan Inpres Perberasan.

B. Unit Pengelolaan Gabah Beras (UPGB)

Unit Pengelolaan Gabah Beras (UPGB) adalah unit usaha yang mendukung kegiatan pelayanan publik dan pengembangan usaha Perum Bulog untuk memupuk keuntungan. UPGB Sub Divre Karawang ada 3 unit. UPGB melakukan pembelian gabah langsung ke petani atau ke pedagang dengan menggunakan patokan harga pasar yang berlaku saat transaksi. Jadi pembelian gabah oleh UPGB tidak terikat Inpres Perberasan. Dalam melaksanakan kegiatannya, UPGB dibekali dengan fasilitas pengeringan dan mesin penggilingan gabah-beras, sehingga dapat meningkatkan kualitas gabah yang dibeli dari petani. Setelah gabah memenuhi kualitas sesuai dengan ketentuan dalam Inpres Perberasan, UPGB melakukan penjualan gabah (GKG) ke Dolog dan menerima harga juga sesuai ketentuan Inpres.

C. Satuan Tugas Operasional Pengadaan Beras Dalam Negeri (Satgas ADA DN)

Satuan Tugas Pengadaan Beras Dalam Negeri (Satgas ADA DN) dapat dibentuk oleh Kepala Divisi Regional (Kadivre) atau Kepala Sub Divisi Regional (Kasubdivre) dalam rangka pengamanan harga di tingkat petani dan pencapaian prognosa pengadaan dalam negeri dengan mempertimbangkan kondisi obyektif di masing-masing wilayah kerja. Jadi Satgas ADA DN (Satgas Sub Divre) ini tidak selalu ada pada tiap musim panen, tergantung kebutuhan.

Jika dibentuk, dalam pelaksanaan tugasnya, Satgas Sub Divre melakukan pembelian gabah langsung ke petani. Harga beli gabah petani oleh Satgas Sub Divre sesuai dengan kualitas gabah dan berpedoman pada Tabel Rafaksi yang diterbitkan oleh Departemen Pertanian. Satgas Sub Divre ini kemudian melakukan penyesuaian kualitas gabah agar sesuai kualitas penjualan ke gudang Dolog. Usaha yang dilakukan Satgas biasanya adalah melakukan penyewaan lantai jemur untuk melakukan penjemuran, atau dapat menyewa blower, atau mesin pengering lainnya. Satgas Sub Divre tidak dibekali fasilitas pengeringan gabah sehingga harus bekerjasama dengan pihak pengusaha penggilingan gabah-beras. Selain gabah, Satgas Sub Divre juga dapat membeli beras dari pedagang. Setelah memenuhi kualitas gabah Dolog, Satgas dapat melakukan penjualan ke gudang Dolog seperti pedagang rekanan. Dari tiga saluran pengadaan gabah dan beras Dulog tersebut, jumlah pengadaan terbesar berasal dari mitra kerja. Pangadaan gabah dari mitra kerja selama tahun 2009 mencapai 62.241 ton atau 99,42 persen dari total pengadaan. Sementara pengadaan beras mencapai 43.707 ton atau 87,13 persen.

Pengadaan gabah dan beras oleh UPGB dan Satgas Sub Divre jumlahnya sangat kecil sekali. Pengadaan gabah oleh UPGB pada tahun 2009 mencapai 361 ton atau hanya 0,58 persen, sementara beras mencapai 2.970 ton atau 5,92 persen. Tidak ada pengadaan gabah dari Satgas Sub Divre Karawang pada tahun 2009, sedangkan pengadaan beras mencapai 3.485 ton atau 6,95 persen (Tabel 7). Dari Tabel 7 juga dapat dilihat bahwa pembelian gabah dan beras dominan dilakukan pada musim panen raya yaitu pada periode Maret-Mei dan pada musim panen gaduh periode September-Oktober.

Kualitas GKP Dominan

Perbedaan persepsi terhadap kualitas gabah dalam proses transaksi jual beli antara petani dan pedagang menyebabkan sulitnya pendataan mengenai kualitas gabah yang ditransaksikan. Selain itu, saat bertransaksi, sangat jarang dan mungkin hampir tidak ada petani dan pedagang yang menggunakan alat ukur kadar air dan kadar hampa gabah. Barangkali inilah kelemahan mendasar dalam proses jual beli gabah antara petani dan pedagang, dan kelemahan ini sangat merugikan posisi petani dalam bertransaksi.

(13)

Tabel 7. Pengadaan Gabah Oleh Sub Divisi Regional Karawang Perum Bulog, 2009 (ton).

Bulan

Sumber Pengadaan

Jumlah Mitra Kerja Satgas Sub Divre Unit Pengelolaan

Gabah Beras

Gabah Beras Gabah Beras Gabah Beras Gabah Beras

Januari - - - -

Februari 10 - - - 10 -

Maret 8.897 6.608 - 500 - - 8.897 7.108

April 20.647 12.860 - 981 237 870 20.884 14.711 Mei 17.614 12.851 - 714 120 1.770 1 7.734 15.335

Juni 6.338 6.324 - 315 5 330 6.343 6.969

Juli 1.229 3.118 - 933 - - 1.229 4.051

Agustus 300 620 - 42 - - 300 662

September 2.695 255 - - - - 2.695 255

Oktober 4.106 852 - - - - 4.106 852

Nopember 405 219 - - - - 405 219

Desember - - - -

Total 62.241 43.707 - 3.485 361 2.970 62.602 50.162 Persentase 99,42 87,13 - 6,95 0,58 5,92 100,00 100,00 Sumber : Bulog Sub Divre Karawang, 2010.

Inpres Perberasan yang secara berkala dikeluarkan pemerintah memang menetapkan kualitas GKP di petani melalui kadar air dan kadar hampa yang masing-masing maksimum sebesar 25 persen dan 10 persen. Namun, kenyataan dilapangan tidaklah demikian.

Setidaknya petani padi di Provinsi Jawa Barat, berdasarkan data BPS yang tidak dipublikasikan secara luas menyatakan bahwa selama musim panen raya Februari-Mei 2009 kualitas rata-rata GKP yang dijual petani adalah berkadar air 16-20 persen, kadar hampa 5-7 persen, kisaran harga yang berlaku adalah Rp. 2.500 – Rp. 3.000,- per kg (Tabel 8). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas GKP yang ditransaksikan petani telah berada diatas HPP GKP. Data rinci penjualan gabah dapat dilihat pada Tabel Lampiran. Kadar air dan kadar hampa gabah paling minim masing-masing sebesar 9,63 persen dan 1,2 persen. Harga GKP tertinggi ini mencapai Rp. 3.500/kg. Sebaliknya, kadar air dan kadar hampa maksimum yang tercatat dalam observasi yang dilakukan BPS adalah sebesar 24,90 persen dan 9,75 persen. Harga GKP terendah tercatat Rp. 2.400/kg, setara dengan HPP GKP saat itu.

(14)

Tabel 8. Perkembangan Pengamatan Harga dan Kualitas GKP di Petani Oleh Badan Pusat Statistik di Provinsi Jawa Barat, Februari – Mei 2009.

No. Bulan Level Harga

Harga GKP di Petani (Rp/kg)

Kadar Air (%)

Kadar Hampa

(%)

HPP GKP (Rp/kg)

Diatas HPP GKP (Rp/kg)

1 Febru ari

Rataan 2.961,56 16,33 5,76 2.400 561,56 Tertinggi 3.500,00 9,63 1,20 1.100,00

Terendah 2.400,00 24,03 9,75 -

2 Maret

Rataan 2.567,50 19,91 5,42 2.400 167,50 Tertinggi 2.975,00 12,11 3,11 575,00

Terendah 2.400,00 24,90 7,63 -

3 April

Rataan 2.668,87 17,65 5,37 2.400 268,87 Tertinggi 3.000,00 12,00 2,86 600,00

Terendah 2.400,00 24,47 9,53 -

4 Mei

Rataan 2.639,35 18,66 6,35 2.400 239,35 Tertinggi 3.000,00 13,50 3,18 600,00

Terendah 2.400,00 24,20 9,60 -

Sumber : Badan Urusan Logistik, diolah, 2010.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

1. Kebijakan HPP GKP terbukti efektif dalam menjaga stabilitas harga GKP ditingkat petani, sementara HPP GKG dan HPP Beras tidak. Selain itu, pada umumnya petani menjual gabah dalam bentuk GKP, HPP untuk GKG relatif terlalu tinggi dibanding untuk GKP, transaksi GKG berdasarkan HPP praktis hanya antara Bulog dan pengusaha penggilingan padi, maka dapat dipastikan penetapan HPP untuk GKG kurang bermanfaat bagi petani, penetapan tiga HPP (untuk GKP, GKG dan juga beras) yang tidak konsisten dapat menimbulkan kesulitan dalam monitoring dan evaluasi kinerja kebijakan HPP tersebut. Oleh sebab itu, disarankan agar HPP ditetapkan untuk satu produk saja, yaitu GKP. HPP untuk GKG dan beras tidak perlu lagi ditetapkan pemerintah.

2. Harga GKP di petani seperti termaktum dalam Inpres Perberasan cukup banyak diketahui oleh para petani, digunakan sebagai acuan minimal dalam melakukan transaksi oleh petani, namun kualitas seperti tertera dalam Inpres tidak dipahami petani sehingga implementasinya sangat meragukan. Sedangkan Tabel Rafaksi sangat baik digunakan sebagai pedoman dalam menghubungkan kualitas dan harga gabah, namun tidak digunakan oleh petani dan pedagang. Petani dan pedagang telah mempunyai persepsi masing-masing tentang kualitas GKP dan tidak sama. Sementara HPP GKP, HPP GKG dan HPP Beras hanya benar-benar digunakan dalam transaksi antara pedagang rekanan dengan Dolog/Bulog. Sosialisasi Tabel Rafaksi pada petani sangat perlu digiatkan.

3. Di Provinsi Jawa Barat, selama musim panen raya Februari-Mei 2009 kualitas rata-rata GKP yang dijual petani adalah berkadar air 16-20 persen, kadar hampa 5-7 persen, kisaran harga yang berlaku adalah Rp. 2.500 – Rp. 3.000,- per kg.

(15)

LAMPIRAN

Tabel Lampiran 1. Pengamatan Harga dan Kualitas GKP di Petani Oleh Badan Pusat Statistik di Provinsi Jawa Barat per Kabupaten, Februari 2009.

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG

Bekasi

Ciherang 2550,00 16,28 5,45 2400 2440 150 110 Ciherang 2550,00 16,34 5,70 2400 2440 150 110 Ciherang 2550,00 16,67 6,15 2400 2440 150 110 Ciherang 2550,00 17,22 8,32 2400 2440 150 110

IR-64 2550,00 17,45 8,40 2400 2440 150 110 IR-64 2600,00 17,25 6,40 2400 2440 200 160 Cisadane 2650,00 16,85 6,25 2400 2440 250 210

Ciherang 2650,00 17,10 6,45 2400 2440 250 210 Ciherang 2700,00 16,90 6,20 2400 2440 300 260 Cisadane 2700,00 17,40 7,05 2400 2440 300 260

Ciamis

Ciherang 3000,00 14,30 4,00 2400 2440 600 560 IR-64 3100,00 14,54 3,20 2400 2440 700 660 Ciherang 3100,00 14,30 4,28 2400 2440 700 660

IR-64 3150,00 14,70 2,04 2400 2440 750 710 IR-64 3150,00 13,20 3,20 2400 2440 750 710 Ciherang 3150,00 11,50 5,00 2400 2440 750 710 Ciherang 3200,00 14,20 1,50 2400 2440 800 760

IR-64 3200,00 14,30 2,24 2400 2440 800 760 IR-64 3200,00 14,70 3,33 2400 2440 800 760 IR-64 3200,00 15,26 3,40 2400 2440 800 760 IR-64 3200,00 14,90 3,81 2400 2440 800 760 IR-64 3200,00 13,62 4,00 2400 2440 800 760 IR-64 3300,00 13,42 3,60 2400 2440 900 860 IR-64 3340,00 14,90 6,00 2400 2440 940 900 IR-64 3350,00 14,20 7,00 2400 2440 950 910

Cirebon

Muncul 3000,00 15,03 6,51 2400 2440 600 560 Munjul 3060,00 15,04 4,91 2400 2440 660 620

IR-

Panjang 3260,00 14,92 5,64 2400 2440 860 820

(16)

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG IR-

Panjang 3265,00 14,93 3,76 2400 2440 865 825 IR-64 3300,00 14,48 4,37 2400 2440 900 860

Ir-64 3300,00 12,01 5,08 2400 2440 900 860 IR 3400,00 15,34 3,21 2400 2440 1000 960 IR 3450,00 15,09 3,40 2400 2440 1050 1010 IR 3450,00 14,93 3,76 2400 2440 1050 1010

Garut

Sarinah 2400,00 22,70 2,30 2400 2440 0 0 Sarinah 2400,00 23,40 2,90 2400 2440 0 0 Sarinah 2800,00 14,40 2,20 2400 2440 400 360 Sarinah 2800,00 15,12 2,82 2400 2440 400 360 Sarinah 2800,00 15,03 2,96 2400 2440 400 360 Sarinah 2800,00 15,09 2,98 2400 2440 400 360

Indramayu

Ciherang 3400,00 17,08 4,02 2400 2440 1000 960 Ciherang 3400,00 17,16 4,12 2400 2440 1000 960 Ciherang 3400,00 17,21 4,12 2400 2440 1000 960 Ciherang 3400,00 18,31 4,17 2400 2440 1000 960 Ciherang 3400,00 19,04 4,30 2400 2440 1000 960 Ciherang 3400,00 14,84 4,64 2400 2440 1000 960 Ciherang 3400,00 15,36 5,13 2400 2440 1000 960 Ciherang 3400,00 15,21 5,22 2400 2440 1000 960 Ciherang 3450,00 14,62 4,81 2400 2440 1050 1010 Ciherang 3500,00 14,34 4,42 2400 2440 1100 1060

Karawang

IR-64 2900,00 23,78 7,26 2400 2440 500 460 Ciherang 3250,00 17,56 8,81 2400 2440 850 810 Ciherang 3300,00 17,47 8,69 2400 2440 900 860 Ciherang 3350,00 17,43 8,46 2400 2440 950 910 Ciherang 3350,00 17,34 8,53 2400 2440 950 910

Kuningan

Mekongg

a 2900,00 15,40 7,66 2400 2440 500 460 Dekor 3000,00 15,80 1,20 2400 2440 600 560 Singkil 3000,00 16,00 3,27 2400 2440 600 560

(17)

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG Mancrit 3000,00 15,60 3,34 2400 2440 600 560 Mancrit 3000,00 16,57 4,52 2400 2440 600 560 IR-64 3000,00 12,63 5,39 2400 2440 600 560 Singkil 3000,00 10,75 5,77 2400 2440 600 560 Widas 3000,00 11,20 6,15 2400 2440 600 560 Mekongg

a 3000,00 12,78 6,17 2400 2440 600 560 Singkil 3000,00 11,25 6,54 2400 2440 600 560

IR-64 3000,00 9,63 7,25 2400 2440 600 560 IR-64 3000,00 11,56 7,63 2400 2440 600 560 IR-64 3000,00 11,68 8,16 2400 2440 600 560 Cigeulis 3000,00 12,50 8,58 2400 2440 600 560

Widas 3000,00 12,30 9,15 2400 2440 600 560 Mekongg

a 3025,00 12,15 8,22 2400 2440 625 585 IR-64 3050,00 15,70 8,45 2400 2440 650 610 Super 3050,00 12,30 9,25 2400 2440 650 610 Ciherang 3080,00 14,30 6,78 2400 2440 680 640 Ciherang 3080,00 11,20 7,43 2400 2440 680 640 IR-Merah 3080,00 10,80 9,20 2400 2440 680 640 Widas 3080,00 10,80 9,23 2400 2440 680 640 Widas 3085,00 14,50 7,55 2400 2440 685 645 Galur 3100,00 16,13 1,97 2400 2440 700 660 Ciherang 3100,00 15,02 2,20 2400 2440 700 660

IR-64 3100,00 14,50 3,40 2400 2440 700 660 Mekoga 3100,00 13,70 3,60 2400 2440 700 660 Ciherang 3100,00 15,90 3,60 2400 2440 700 660 Ciherang 3100,00 14,10 4,20 2400 2440 700 660 Ciherang 3100,00 15,60 4,20 2400 2440 700 660 Widas 3100,00 11,70 7,95 2400 2440 700 660 Super 3100,00 13,81 8,71 2400 2440 700 660 Ciherang 3100,00 16,93 8,76 2400 2440 700 660

(18)

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG IR-64 3135,00 12,60 8,50 2400 2440 735 695

Majalengka

Ciherang 2700,00 16,70 5,20 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 15,50 8,20 2400 2440 300 260 Ciherang 2820,00 14,90 5,50 2400 2440 420 380

IR-64 3000,00 18,90 6,50 2400 2440 600 560 Ciherang 3000,00 19,27 8,40 2400 2440 600 560 Ciherang 3100,00 14,60 4,10 2400 2440 700 660 Ciherang 3100,00 14,20 5,40 2400 2440 700 660 Ciherang 3100,00 14,27 7,20 2400 2440 700 660 Ciherang 3100,00 14,23 7,90 2400 2440 700 660 Ciherang 3200,00 14,07 6,40 2400 2440 800 760 Ciherang 3200,00 15,53 7,80 2400 2440 800 760 Ciherang 3250,00 13,90 3,90 2400 2440 850 810 Ciherang 3250,00 14,50 4,20 2400 2440 850 810

Subang

Ciherang 3200,00 14,11 2,29 2400 2440 800 760 Ciherang 3200,00 14,26 2,46 2400 2440 800 760 Ciherang 3200,00 14,34 2,75 2400 2440 800 760

Sumedang

Ciherang 2700,00 18,10 7,50 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 18,73 8,70 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 18,41 9,31 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 17,82 9,50 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 18,23 9,75 2400 2440 300 260 Ciherang 2800,00 16,43 7,21 2400 2440 400 360

Mikongg

a 2800,00 17,61 7,53 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 16,00 8,00 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 15,72 8,43 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 19,03 8,83 2400 2440 400 360

Mira 2800,00 16,58 9,42 2400 2440 400 360 Ciherang 2900,00 19,15 8,16 2400 2440 500 460 Tasikmalay IR-64 2400,00 23,41 6,11 2400 2440 0 0

(19)

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG

a IR-64 2400,00 23,50 6,17 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 23,56 6,21 2400 2440 0 0 Cisadane 2400,00 23,60 6,30 2400 2440 0 0 Cisadane 2400,00 23,84 6,53 2400 2440 0 0

IR-64 2450,00 23,94 5,44 2400 2440 50 10 IR-64 2450,00 24,03 5,71 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 23,22 6,15 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 23,27 6,19 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 23,31 6,23 2400 2440 50 10

IR-64 2500,00 22,80 5,30 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 22,16 5,60 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 22,31 5,66 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 22,20 5,76 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 22,24 5,80 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 22,34 5,83 2400 2440 100 60

IR-64 2500,00 23,70 5,83 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 22,38 5,87 2400 2440 100 60 Sumber : Badan Urusan Logistik, diolah, 2010.

Tabel Lampiran 2. Pengamatan Harga dan Kualitas GKP di Petani Oleh Badan Pusat Statistik di Provinsi Jawa Barat per Kabupaten, Maret 2009.

Kabupate

n Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG

Cirebon

IR-64 2600,00 15,26 3,11 2400 2440 200 160 IR-64 2600,00 15,23 3,52 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 15,21 3,71 2400 2440 200 160 Ciherang 2700,00 15,34 3,48 2400 2440 300 260

IR-64 2700,00 15,14 3,87 2400 2440 300 260 Ciherang 2850,00 16,52 7,63 2400 2440 450 410

Digul 2900,00 15,27 4,67 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 16,12 4,82 2400 2440 500 460

Digul 2900,00 14,83 5,05 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 12,30 5,12 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 14,34 5,14 2400 2440 500 460 Ciherang 2975,00 12,11 4,51 2400 2440 575 535

(20)

Kabupate

n Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG

Tasikmala ya

IR-64 2400,00 23,90 5,40 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 24,60 5,60 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 24,30 5,70 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 22,30 5,71 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 22,38 5,75 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 22,43 5,78 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 23,80 6,20 2400 2440 0 0 IR 64 2400,00 23,80 6,20 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 23,37 6,21 2400 2440 0 0 Ciherang 2400,00 23,41 6,30 2400 2440 0 0

IR-64 2400,00 24,90 6,30 2400 2440 0 0 Ciherang 2400,00 23,46 6,41 2400 2440 0 0

IR-64 2400,00 23,49 6,47 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 23,52 6,50 2400 2440 0 0 Ciherang 2400,00 23,56 6,55 2400 2440 0 0

IR-64 2500,00 22,11 5,60 2400 2440 100 60 IR-64 2500,00 22,18 5,67 2400 2440 100 60 IR-64 2500,00 22,20 5,73 2400 2440 100 60 Sumber : Badan Urusan Logistik, diolah, 2010.

Tabel Lampiran 3. Pengamatan Harga dan Kualitas GKP di Petani Oleh Badan Pusat Statistik di Provinsi Jawa Barat per Kabupaten, April 2009.

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG

Bekasi

Ciherang 2500,00 18,50 9,00 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 18,00 9,50 2400 2440 100 60 Ciherang 2650,00 14,32 5,24 2400 2440 250 210 Ciherang 2700,00 17,08 7,20 2400 2440 300 260

IR-64 2750,00 15,61 5,82 2400 2440 350 310 Ciherang 2800,00 16,28 6,01 2400 2440 400 360

Ciamis

IR-64 2700,00 13,20 3,70 2400 2440 300 260 IR-64 2700,00 12,90 4,10 2400 2440 300 260 Brunai 2800,00 14,35 3,43 2400 2440 400 360

IR-64 2800,00 13,20 3,90 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 14,22 3,96 2400 2440 400 360

IR-64 2800,00 14,23 4,70 2400 2440 400 360 IR-64 2800,00 14,20 5,20 2400 2440 400 360 Cisadane 2800,00 13,40 5,25 2400 2440 400 360

IR-64 2800,00 16,34 5,27 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 13,20 5,30 2400 2440 400 360

IR-64 2800,00 14,60 5,32 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 14,60 5,90 2400 2440 400 360

IR-64 2845,00 14,56 3,19 2400 2440 445 405

(21)

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG IR-64 2850,00 15,20 3,10 2400 2440 450 410 IR-64 2850,00 13,91 3,12 2400 2440 450 410 IR-64 2850,00 15,84 3,63 2400 2440 450 410 IR-64 2850,00 14,20 3,90 2400 2440 450 410 IR-64 2850,00 15,72 4,15 2400 2440 450 410 Ciherang 2850,00 13,90 4,30 2400 2440 450 410 Ciherang 2850,00 13,80 4,80 2400 2440 450 410 Ciherang 2850,00 17,24 4,83 2400 2440 450 410

IR-64 2860,00 14,10 4,20 2400 2440 460 420 IR-64 2870,00 13,60 4,00 2400 2440 470 430 IR-64 2900,00 12,40 3,30 2400 2440 500 460 IR-64 2900,00 14,20 3,40 2400 2440 500 460 IR-64 2900,00 14,10 3,50 2400 2440 500 460 IR-64 2900,00 14,10 3,78 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 13,70 3,80 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 13,10 4,20 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 13,40 4,55 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 13,60 4,70 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 12,00 5,00 2400 2440 500 460 Ciherang 2950,00 13,72 3,24 2400 2440 550 510 Ciherang 2950,00 15,10 3,45 2400 2440 550 510

IR-64 3000,00 14,30 3,27 2400 2440 600 560 Cianjur IR-64 3000,00 16,70 3,83 2400 2440 600 560 IR-64 3000,00 17,80 4,11 2400 2440 600 560

Cirebon

Muncul 2400,00 21,03 4,13 2400 2440 0 0 Muncul 2400,00 21,03 4,13 2400 2440 0 0 Korea 2400,00 23,30 8,79 2400 2440 0 0

IR

Panjang 2400,00 21,40 9,20 2400 2440 0 0 Korea 2400,00 23,70 9,26 2400 2440 0 0

IR

Panjang 2400,00 22,40 9,53 2400 2440 0 0 Muncul 2500,00 20,40 4,34 2400 2440 100 60 Muncul 2500,00 20,40 4,34 2400 2440 100 60 Muncul 2650,00 14,51 6,18 2400 2440 250 210 Muncul 2650,00 14,51 6,18 2400 2440 250 210 Muncul 2675,00 13,05 5,48 2400 2440 275 235 Muncul 2675,00 13,05 5,48 2400 2440 275 235 Muncul 2675,00 13,01 6,32 2400 2440 275 235 Muncul 2675,00 13,01 6,32 2400 2440 275 235 Ciherang 2700,00 17,41 4,02 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 17,41 4,02 2400 2440 300 260 Muncul 2700,00 14,43 4,87 2400 2440 300 260 Muncul 2700,00 14,43 4,87 2400 2440 300 260 Muncul 2700,00 15,27 5,01 2400 2440 300 260 Muncul 2700,00 15,27 5,01 2400 2440 300 260

(22)

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG Muncul 2700,00 16,01 5,87 2400 2440 300 260

IR-64 2750,00 17,33 3,34 2400 2440 350 310 IR-64 2750,00 17,33 3,34 2400 2440 350 310 Muncul 2750,00 15,62 6,31 2400 2440 350 310 Ciherang 2800,00 18,74 3,52 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 18,74 3,52 2400 2440 400 360 Muncul 2800,00 14,21 5,15 2400 2440 400 360 Muncul 2800,00 13,82 5,71 2400 2440 400 360 Muncul 2800,00 15,25 6,09 2400 2440 400 360

Garut

Sarinah 2500,00 20,69 2,92 2400 2440 100 60 IR-64 2500,00 19,73 3,18 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 20,35 3,25 2400 2440 100 60

Sarinah 2500,00 19,26 3,28 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 20,09 3,46 2400 2440 100 60

Sarinah 2500,00 19,18 3,47 2400 2440 100 60

Indramayu

IR Kebo 2400,00 24,23 5,16 2400 2440 0 0 IR Kebo 2400,00 23,76 5,37 2400 2440 0 0 Ciherang 2430,00 24,26 5,63 2400 2440 30 0 Ciherang 2430,00 24,47 5,82 2400 2440 30 0

Kebo 2450,00 24,27 4,61 2400 2440 50 10 Ciherang 2500,00 24,37 4,73 2400 2440 100 60 Ciherang 2520,00 24,28 4,69 2400 2440 120 80

Kebo 2550,00 23,24 4,87 2400 2440 150 110 Ciherang 2600,00 23,22 4,20 2400 2440 200 160

Ciganjur 2600,00 23,24 4,58 2400 2440 200 160 Ciganjur 2600,00 23,24 4,82 2400 2440 200 160 IR Kebo 2700,00 16,12 4,63 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 17,70 4,86 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 18,30 4,97 2400 2440 300 260

IR Kebo 2750,00 15,37 4,27 2400 2440 350 310 Ciherang 2750,00 14,37 4,42 2400 2440 350 310 Ciherang 2800,00 15,30 5,10 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 15,10 5,20 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 15,42 5,40 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 15,41 5,60 2400 2440 400 360 Ciherang 2900,00 15,41 5,30 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 15,38 5,40 2400 2440 500 460

Karawang

Ciherang 2400,00 23,86 8,69 2400 2440 0 0 Ciherang 2400,00 23,83 8,74 2400 2440 0 0 Ciherang 2400,00 23,89 8,76 2400 2440 0 0 Ciherang 2450,00 23,79 8,47 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 23,62 8,56 2400 2440 50 10

IR-64 2450,00 23,73 8,63 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 23,71 8,68 2400 2440 50 10

IR-64 2480,00 23,46 8,43 2400 2440 80 40

(23)

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG IR-64 2500,00 23,68 8,14 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 23,37 8,43 2400 2440 100 60

IR-64 2500,00 23,82 8,57 2400 2440 100 60 Ciherang 2600,00 23,28 6,82 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 24,24 7,62 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 22,61 7,71 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 23,55 8,24 2400 2440 200 160

Majalengka

Ciherang 2600,00 14,90 5,20 2400 2440 200 160 Ciherang 2700,00 14,70 4,20 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 14,80 4,30 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 14,40 4,60 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 14,30 4,70 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 14,70 4,80 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 15,20 4,80 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 13,90 5,00 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 14,50 5,10 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 18,50 5,40 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 14,20 6,20 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 14,40 6,60 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 15,40 6,60 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 16,10 6,80 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 14,20 7,20 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 15,80 7,60 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 14,10 8,00 2400 2440 300 260 Ciherang 2720,00 16,80 4,90 2400 2440 320 280

Subang

Ciherang 2500,00 18,24 4,36 2400 2440 100 60 Ciherang 2550,00 18,87 4,14 2400 2440 150 110 Ciherang 2600,00 18,20 3,05 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 18,52 3,75 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 19,05 3,90 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 17,97 4,05 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 19,13 4,28 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 18,69 4,31 2400 2440 200 160 Ciherang 2650,00 18,55 3,20 2400 2440 250 210 Ciherang 2650,00 17,26 3,48 2400 2440 250 210 Ciherang 2650,00 18,53 3,91 2400 2440 250 210 Ciherang 2650,00 17,84 3,99 2400 2440 250 210 Ciherang 2650,00 18,26 4,18 2400 2440 250 210 Ciherang 2650,00 18,32 4,27 2400 2440 250 210 Ciherang 2700,00 16,70 2,86 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 16,50 2,92 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 16,73 3,06 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 18,15 3,64 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 18,26 3,87 2400 2440 300 260 Ciherang 2700,00 18,62 4,21 2400 2440 300 260

(24)

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG Ciherang 2750,00 18,23 3,58 2400 2440 350 310

IR-42 2750,00 18,38 3,75 2400 2440 350 310 IR-42 2750,00 18,33 3,91 2400 2440 350 310

Sumedang

Ciherang 2600,00 18,41 7,61 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 17,25 7,90 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 17,76 8,32 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 18,25 8,90 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 18,98 8,90 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 18,98 8,90 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 18,98 8,90 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 18,98 8,90 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 15,67 8,91 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 17,23 9,10 2400 2440 200 160 Ciherang 2600,00 16,84 9,26 2400 2440 200 160

Tasikmalay a

Ciherang 2440,00 22,90 5,30 2400 2440 40 0 Ciherang 2440,00 23,46 5,70 2400 2440 40 0

IR-64 2450,00 22,73 5,80 2400 2440 50 10 IR-64 2450,00 22,84 6,30 2400 2440 50 10 IR-64 2460,00 23,57 6,20 2400 2440 60 20 Sumber : Badan Urusan Logistik, diolah, 2010.

Tabel Lampiran 4. Pengamatan Harga dan Kualitas GKP di Petani Oleh Badan Pusat Statistik di Provinsi Jawa Barat per Kabupaten, Mei 2009.

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG

Bekasi

Ciherang 2500,00 16,10 6,30 2400 2440 100 60 IR-64 2500,00 15,40 6,45 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 21,50 9,50 2400 2440 100 60 Ciherang 2500,00 23,00 9,50 2400 2440 100 60

IR-64 2550,00 16,35 5,20 2400 2440 150 110 Ciherang 2550,00 16,20 6,15 2400 2440 150 110 Ciherang 2560,00 19,50 9,00 2400 2440 160 120

IR-64 2600,00 15,80 7,05 2400 2440 200 160 IR-64 2700,00 16,80 6,40 2400 2440 300 260 IR-64 2750,00 16,60 6,80 2400 2440 350 310 IR-64 2750,00 17,30 7,20 2400 2440 350 310 IR-64 2800,00 17,20 6,60 2400 2440 400 360

Ciamis

IR-64 2850,00 14,80 5,30 2400 2440 450 410 IR-64 2900,00 14,30 4,20 2400 2440 500 460 Ciherang 2950,00 13,50 3,20 2400 2440 550 510

IR-64 2950,00 13,80 3,50 2400 2440 550 510 Ciherang 2950,00 16,20 3,92 2400 2440 550 510

IR-64 2950,00 14,20 4,15 2400 2440 550 510 Ciherang 2950,00 14,60 4,20 2400 2440 550 510 Ciherang 2960,00 13,70 3,60 2400 2440 560 520

(25)

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG IR-64 3000,00 15,24 3,18 2400 2440 600 560 Ciherang 3000,00 14,53 3,24 2400 2440 600 560

IR-64 3000,00 13,72 3,55 2400 2440 600 560 IR-64 3000,00 14,50 3,80 2400 2440 600 560 IR-64 3000,00 14,61 4,11 2400 2440 600 560 IR-64 3000,00 15,10 4,80 2400 2440 600 560 IR-64 3000,00 14,90 5,40 2400 2440 600 560 CIANJUR IR-64 2400,00 24,20 4,76 2400 2440 0 0

Karawang

Ciherang 2450,00 23,81 8,66 2400 2440 50 10 Ciherang 2500,00 23,68 8,64 2400 2440 100 60 Ciherang 2550,00 23,79 8,42 2400 2440 150 110 Ciherang 2550,00 23,76 8,47 2400 2440 150 110 Ciherang 2550,00 23,64 8,59 2400 2440 150 110

Majalengka

Ciherang 2700,00 15,30 6,80 2400 2440 300 260 Ciherang 2750,00 15,80 5,70 2400 2440 350 310 Ciherang 2750,00 15,20 6,30 2400 2440 350 310 Ciherang 2750,00 14,90 6,40 2400 2440 350 310 Ciherang 2750,00 14,40 8,20 2400 2440 350 310 Ciherang 2800,00 15,63 4,40 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 14,50 4,80 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 14,10 5,30 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 14,60 5,60 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 14,80 6,10 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 14,23 6,20 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 15,70 6,80 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 14,60 7,20 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 16,40 7,20 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 14,20 9,20 2400 2440 400 360 Ciherang 2800,00 13,70 9,60 2400 2440 400 360 Ciherang 2900,00 15,10 4,90 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 15,40 5,40 2400 2440 500 460

Sumedang

Ciherang 2900,00 17,25 7,90 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 18,67 8,90 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 18,98 8,90 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 18,98 8,90 2400 2440 500 460 Ciherang 2900,00 18,98 8,90 2400 2440 500 460

Tasikmalay a

IR-64 2400,00 21,30 6,46 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 21,30 6,46 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 21,34 6,49 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 21,34 6,49 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 21,36 6,57 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 21,36 6,57 2400 2440 0 0 Ciherang 2400,00 21,39 6,64 2400 2440 0 0 Ciherang 2400,00 21,39 6,64 2400 2440 0 0 Ciherang 2400,00 21,44 6,66 2400 2440 0 0

(26)

Kabupaten Varietas Harga Petani

Kadar Air

Kadar Lainnya

HPP GKP

HPP GKG

Diatas HPP GKP

Diatas HPP GKG Ciherang 2400,00 21,44 6,66 2400 2440 0 0

IR-64 2400,00 21,52 6,73 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 21,52 6,73 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 22,11 6,74 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 22,11 6,74 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 22,17 6,81 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 22,17 6,81 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 22,21 6,85 2400 2440 0 0 IR-64 2400,00 22,21 6,85 2400 2440 0 0 Ciherang 2450,00 21,19 5,80 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 21,19 5,80 2400 2440 50 10

IR-64 2450,00 22,60 5,80 2400 2440 50 10 IR-64 2450,00 22,60 5,80 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 21,24 5,89 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 21,24 5,89 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 22,40 5,90 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 22,40 5,90 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 21,29 5,93 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 21,29 5,93 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 21,90 6,20 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 21,90 6,20 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 21,80 6,30 2400 2440 50 10 Ciherang 2450,00 21,80 6,30 2400 2440 50 10

IR-64 2450,00 21,70 6,40 2400 2440 50 10 IR-64 2450,00 21,70 6,40 2400 2440 50 10 IR-64 2450,00 22,30 7,10 2400 2440 50 10 IR-64 2450,00 22,30 7,10 2400 2440 50 10 Sumber : Badan Urusan Logistik, diolah, 2010.

 

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi, 2007 – 2009.
Gambar 1.  Luas Panen Padi, 2006-2009 (ha).
Tabel 2. Perkembangan Harga GKP, GKG dan Beras, 2007 – 2009.
Gambar 2.  Perkembangan Harga Beras Medium, Harga Beras di Pasar Induk Cipinang dan  Harga Beras Thai 25% Bulanan, 2007-2009 (Rp/kg)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan nilai rasio konversi pakan paling tinggi terdapat pada pakan B (2,11) hal ini dikarenakan pada pakan B memiliki kandungan protein yang paling rendah

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Andini (2017) yang menyatakan bahwa kualitas air berdasarkan parameter fisika sudah memenuhi per- syaratan kualitas air

Melalui kegiatan ini para pengunjung (yang umumnya adalah pelajar) bukan saja diberikan suatu pendidikan konservasi yang bersifat rekreatif dan menyenangkan tetapi

Hasil pengolahan data pada penelitian ini didapatkan potensi daur ulang rata-rata sampah makanan kawasan Kampus UPI sebesar 83,58% dan yang tidak berpotensi untuk di

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menghitung timbulan, komposisi dan potensi daur ulang sampah yang dihasilkan sehingga nantinya akan memudahkan

Pada siklus II, hasil belajar kembali mengalami peningkatan rata-rata dari 68 menjadi rata-rata sebesar 73 dengan ketuntasan 58,83% menjadi 94,12% penerapan metode

Dari hasil pengamatan ternyata dengan menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran untuk materi pembelajaran tersebut dapat meningkatkan nilai rata-rata

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia, nikmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan