• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi wheel alignment.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi wheel alignment."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TRAINING Nama : 10 40 01 12

CHASIS

WHEEL ALIGNMENT

Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi wheel alignment.

Tujuan Instruksional Khusus :

1. Peserta dapat menyebutkan definisi, macam, fungsi dan ukuran Toe.

2. Peserta dapat meyebutkan definisi, macam, fungsi dan ukuran camber.

3. Peserta dapat menyebutkan definisi, macam, fungsi dan ukuran caster.

4. Peserta dapat menyebutkan definisi, macam , fungsi dan ukuran sudut kingpin dan offset.

Alat bantu :

1. Transparant 2. Wallchart 3. Model

Waktu : 120 menit

Kepustakaan :

1. Training Guide BMW

(2)

STRUKTUR MATERI

WHEEL ALIGNMENT

MACAM-MACAM WHEEL ALIGNMENT

TOE CAMBER CASTER SUDUT

KINGPIN DAN OFFSET DEFINISI

Macam Fungsi

DEFINISI

Macam Ukuran Fungsi

DEFINISI

Macam Ukuran Fungsi

DEFINISI

Macam Ukuran Fungsi

(3)

TRAINING Nama : 10 40 01 12

Instruktur Guidance

Tahapan Mengajar Metode Alat bantu Waktu 1. Membangun Mentality

2. Motivasi

2.1 Bagaimana steering wheel kendaraan bi- sa berbalik sendiri saat kendaraan telah melewati belokan.

2.2 Mengapa saat jalan lurus, steering wheel kita lepas kendaraan masih bisa berjalan lurus.

3. Elaborasi

3.1 Toe (definisi, macam, fungsi, ukuran).

3.2 Camber (definisi, ma- cam, fungsi, penga- ruh camber terhadap pengemudian,

ukuran).

3.3 Caster ( Definisi, ma- cam, fungsi, ukuran).

3.4 Sudut kingpin dan offset (definisi, ma- cam, fungsi, ukuran) 4. Konsulidasi

5. Test Kompetensi

Cer, T-J

Cer, T-J

Cer, T-J

Cer, T-J, Dis

Cer, T-J, Dis

Cer, T-J, Dis

Cer, T-J, Dis

Cer, T-J, Dis

Cer, T-J, Dis

Wallchart

Wallchart OHP, Model, L.L 1 – 5 Wallchart OHP, Model, L.L 6 – 12

L.L 13 –16 Wallchart, OHP, model L.L 17 – 21

OHP

Daftar Pertanyaan

5 menit

2,5 menit

2,5 menit

20 menit

20 menit

20 menit

20 menit

15 menit 15 menit

(4)

1. TOE

1.1 Definisi Toe

Selisih jarak antara roda depan bagian depan dengan bagian belakang jika dilihat dari atas kendaraan.

1.2 Macam-macam Toe 1.2.2 Toe In (Toe Positif)

Roda bagian depan kendaraan sa- ling mendekat. A < B

merupakan ukuran sudut toe in dalam derajat.

Perbedaan A dan B merupakan ukuran toe in dalam mm.

Efek jika toe in terlalu besar maka pada roda akan aus pada sebelah luar.

1.2.3 Toe Out (Toe Negative)

Roda bagian depan kendaraan saling menjauhi atau A > B.

merupakan ukuran sudut toe out dalam derajat.

Perbedaan antara A dan B merupakan ukuran toe out dalam mm.

Efek jika toe out terlalu besar maka pada roda akan aus pada sebelah dalam.

A

B

A

B

(5)

TRAINING Nama : 10 40 01 12

1.3 Fungsi Toe

1.3.1 Sebagai Koreksi Camber

Reaksi rolling camber menyebabkan roda menggelinding ke arah luar oleh sambungan kemudi roda dipaksa bergerak lurus kearah jalannya kendaraan akibatnya roda menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan.

Toe in mengakibatkan roda mengelinding ke arah dalam efek rolling camber ke arah luar dapat teratasi sehingga roda dapat mengelinding lurus tanpa terjadi bau menggosok pada permukaan jalan, sehingga dapat :

1. Menghemat ban / keausan ban merata 2. Pengemudian stabil / tidak timbul getaran

(6)

1.3.2 Sebagai Koreksi Gaya Penggerak

1.3.2.1 Mobil dengan penggerak roda belakang

Gaya penggerak dari aksel belakang diteruskan ke aksel depan melalui rangka reaksi gelinding ban roda depan yang mengarah ke belakang menye- babkan bagian depan cenderung bergerak ke arah luar.

Untuk mengatasi reaksi ini, maka pada kendaraan dengan penggerak roda be- lakang perlu penyetelan Toe in (toe positive)

1.3.2.2 Mobil dengan pengerak roda depan

Gaya pengerak dari roda depan diteruskan ke aksel belakang melalui rangka. Reaksi terhadap gelinding ro- da belakang yang mengarah ke bela- kang menyebabkan roda depan bagian depan cenderung bergerak kearah dalam.

Untuk mengatasi reaksi diatas maka pada kendaraan dengan sistem peng- gerak roda depan perlu penyetelan Toe out (toe negative)

(7)

TRAINING Nama : 10 40 01 12

2. Camber

2.1 Definisi Camber

Kemiringan roda bagian atas ke dalam atau ke luar terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan.

2.2 Macam-macam Camber

2.2.1 Camber Positif ( + )

Bagian atas roda miring ke luar jika dilihat dari depan.

merupakan ukuran sudut camber positif.

Jika camber terlalu positif meng- akibatkan keausan roda terjadi pada bagian luar roda.

2.2.2 Camber Negatif

Bagian atas roda miring ke dalam jika dilihat dari depan.

B merupakan ukuran sudut camber negative.

Jika camber terlalu negative meng- akibatkan keausan roda terjadi pada bagian dalam roda.

(8)

2.3 Fungsi Camber

2.3.1 Camber Positif ( + )

Perpanjangan garis tengah roda akan bertemu pada permukaan jalan

“O“ sehingga roda akan cenderung menggelinding mengelilingi titik “O“

( rolling camber). Dengan adanya rolling camber gaya untuk memutar kemudi menjadi lebih ringan.

Camber positif menyebabkan pengemudian menjadi ringan.

2.3.2 Camber Negatif

Pada camber negative jauh titik kutub terhadap jalan (1) dengan titik putar kemudi terhadap jalan (2) semakin jauh.

Camber negative menyebabkan rolling camber mengarah ke dalam (0).

Sehingga pengemudian kendaraan menjadi berat.

Rolling camber

(9)

TRAINING Nama : 10 40 01 12

2.4 Pengaruh Camber Terhadap Pengemudian 2.4.1 Camber Positif ( + )

Beban mobil (F)

Gaya sejajar S spindel (FS) yang mengarah ke roda menyebabkan reaksi roda menekan ke arah bantalan dalam sehingga reaksi kelonggaran bantalan berkurang.

- Camber positif mengurangi kelong- garan bantalan

Letak beban kendaraan pada spindel mendekati bantalan dalam menyebabkan getaran ditimbulkan spindel diteruskan ke sistem kemudi menjadi kecil.

2.4.2 Camber Negatif ( - )

Gaya sejajar sumbu spindel (FS) yang mengarah keluar dari roda menye- babkan roda ingin lepas dari peng- ikatnya, reduksi kecocokkan bantalan dapat dirasakan pada sistem kemudi.

Camber negatif menyebabkan efek kebebasan bantalan roda bertambah.

Letak beban kendaraan pada sumbu spindel mendekati bantalan luar menyebabkan beban spindel bertambah menyebabkan getaran yang ditimbulkan spindel diteruskan ke sistem kemudi bertambah.

Fs

F

Fs

(10)

2.5 Letak Beban Pada Spindel 2.5.1 Camber Positif ( + )

Keterangan :

F = Gaya berat kendaraan

Fr = Gaya reaksi (gaya tegak lurus)

Pada camber dan gaya reaksi (gaya tegak lurus) pada poros roda (spindel) mendekati sumbu putar kemudi (king pin). Camber positif dapat memperke- cil moment bengkok spindel.

2.5.2 Camber Negatif ( - )

Pada camber negatif gaya reaksi (gaya tegak lurus) pada poros roda (spindel) menjauhi sumbu putar kemudi / king pin. Camber negatif dapat memperbe- sar moment bengkok spindel.

F

Fr

Fr F

(11)

TRAINING Nama : 10 40 01 12

3. CASTER

3.1 Definisi Caster

Kemiringan sumbu kemudi (king pin) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari samping kendaraan

3.2 Macam-macam Caster 3.2.1 Caster Negatif ( - )

- Bagian sumbu king pin berada di depan garis tengah roda vertikal “O”

dan bagian bawah sumbu king pin berada dibelakang

- merupakan sudut caster negatif dalam derajat

3.2.2 Caster Positif ( + )

- Bagian atas sumbu king pin berada belakang garis tengah roda vertikal

”O” dan bagian bawah sumbu king pin berada didepan.

- merupakan Sudut caster positif dalam derajat.

(12)

3.3 Fungsi Caster

F = Gaya penggerak Fr = Gaya yang digerakkan

Daya penggerak F bekerja pada titik A dan menarik roda (yang digerakkan) di titik B. Tahanan gelinding roda mem- berikan perlawanan (reaksi) yang arah- nya berlawanan ( Fr ).

Dengan demikian reaksi gaya gelinding roda yang ditarik akan selalu segaris dan arahnya berlawanan dengan arah gaya penggerak.

Saat jalan lurus caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walau roda kemudi dilepas.

3.4 Pengaruh Caster Terhadap Sifat Pengemudian

3.4.1 Caster positive terlalu besar

- Makin besar penyetelan caster positive, makin besar kemampuan roda kembali pada posisi lurus.

- Bila permukaan jalan jelek, getaran roda terasa kuat dirasakan pada kemudi

Fr F

A B

(13)

TRAINING Nama : 10 40 01 12

3.4.2 Caster Negatif

- Pada roda timbul getaran

- Pada roda bergerak tidak stabil saat jalan lurus.

4. Sudut King Pin & Offset 4.1 Definisi Sudut King Pin

Kemiringan sumbu King pin terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan.

Keterangan :

1 = Garis Vertikal

2 = Garis sumbu King Pin = Sudut Camber

= Sudut King Pin A = Offset

3 = Sumbu roda

A

2 1

3

(14)

4.2 Fungsi Sudut King Pin

Posisi Lurus Belok Kiri

TL = Tinggi saat posisi lurus TB = Tinggi saat belok

Perhatikan pada gambar pada saat belok kiri king pin terangkat naik, gerakan ke atas king pin diteruskan ke pegas dan body kendaraan (melepas gaya berat kendaraan Fw). Perubahan tinggi king pin menye- babkab gaya balik kemudi ke posisi lurus.

Sudut king pin berfungsi untuk mengembalikan sikap roda ke posisi lurus setelah membelok.

TL

TB

(15)

TRAINING Nama : 10 40 01 12

4.3 Definisi Offset

Jarak antara titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik temu perpanjangan garis sumbu king pin terhadap permu- kaan jalan.

4.4 Macam-macam Offset Offset Positif

- Jarak A ada di sebelah dalam kendaraan

- A merupakan ukuran untuk offset.

A

Offset Negatif

- Jarak A ada di sebelah luar kendaraan

A

(16)

4.5 Pengaruh Offset

Jika offset semakin besar mengakibatkan :

Setir semakin berat

Karena jarak titik temu dengan jalan semakin besar sehingga yang digunakan untuk memutar roda lebih berat.

Yang mempengaruhi beratnya offset :

1. Camber

2. Sudut King pin 3. Lebar telapak roda

Kesimpulan tujuan wheel alignment :

1. Untuk mencegah keausan roda yang tidak merata.

2. Untuk meringankan pengemudian.

3. Untuk mengembalikan posisi kemudi setelah membelok.

4. Untuk menambah stabilitas pengemudian kendaraan.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai Pasal 188 ayat (2) KUHAP bahwa ketiga alat bukti itu harus ada kesesuaian dan saling berhubungan. Kesesuaian antara perbuatan ,kejadian satu sama lain menunjukan

Sukris Sarmadi, Advokat Litigasi dan Non Litigasi Pengadilan,Bandung : Mandar Maju, 2009, hlm 238.. Dari uraian di atas kita bisa disimpulkan bahwa mayoritas masyarkat kurang

Atom-atom dalam golongan IV dapat membentuk sebuah semikonduktor murni karena adanya ikatan kovalen dari masing-masing atom, sebagai contoh silikon mempunyai karena adanya

)emeriksaan ini adalah pemeriksaan standar non inasi# untuk mendiagnosis kanker buli. )emeriksaan ini bertujuan untuk melihat sel-sel urotelium yang terlepas bersama

memberikan madu 5 ml setiap 6 jam/ hari disamping pemberian ORS menunjukkan bahwa lebih efektif terhadap penurunan frekuensi diare, durasi lama rawat, dan

Hasil pengukuran sifat sensing piranti kristal fotonik pada gambar 4.5 diperlihatkan sampel dengan jenis yang berbeda tetapi konsentrasi sama (2M) dihasilkan bentuk

menggunakan keramik, dan memiliki KDB 80%. Selain itu kemiringan atap pada bangunan-bangunan tersebut lebih landai dibandingkan dengan kemiringan atap pada

Weber Shandwick adalah pemimpin dalam melaksanakan kampanye-kampanye public relations yang ditujukan kepada konsumen – baik orang tua, anak-anak, remaja generasi X,