• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP LIKUIDITAS (CURRENT RATIO) PT. HM SAMPOERNA, Tbk PERIODE PUBLIKASI ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ABSTRAK. PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP LIKUIDITAS (CURRENT RATIO) PT. HM SAMPOERNA, Tbk PERIODE PUBLIKASI ILMIAH"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH PERPUTARAN MODAL

KERJA TERHADAP LIKUIDITAS (CURRENT RATIO) PT. HM SAMPOERNA, Tbk PERIODE 2007-2011

PUBLIKASI ILMIAH

MURTIN A. MOHAMAD NIM : 931409095

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2013

ABSTRAK

Murtin A. Mohamad, NIM 931 409 095, 2013 “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas (Current Ratio) PT. HM Sampoerna, Tbk” Skripsi, Program Studi S1 Manajemen Jurusan Manajeme, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Dibawah Bimbingan Bapak Raflin Hinelo, S.Pd, M.Si, selaku Pembimbing I, dan Bapak Idham Masri Ishak, SE, M.Si, selaku Pembimbing II.

Penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah yaitu apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap tingkat likiuiditas ) PT. HM Sampoerna, Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif, yaitu variabel X (perputaran modal kerja) dan variabel Y (likuiditas). Instrument yang digunkan adalah data sekunder dan untuk menganalisis dats digunakan analisis regresi sederhana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat likuiditas PT. HM Sampoerna, Tbk.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara perputaran modal kerja terhadap likuiditas (current ratio) padaq PT.

HM Sampoerna, Tbk. Dengan hasil uji analisis regresi sederhana yaitu ŷ = 2.183 + 0.004X.

Variabel perputaan modal kerja memiliki koefisiensi regresi bertanda positif signitifkan sebesar 0.829 artinya apabila terjadi perubahan variabel independen akan mempengaruhi likuiditas (current ratio) sebesar 82.9%. serta sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, adapun pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai signitifkan Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t table pada = 0.05. sehingga hipotesis Ho ditolak atau HA diterima.

(2)

2 Kata Kunci: Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Current Ratio.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH

Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar dan bagaimana membiayai aktiva ini. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sedemikian rupa sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang memuaskan. Perusahaan yang menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang kesempatan memperoleh laba.

Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban – kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Pengungkapan tingkat likuiditas antara rendah dan tinggi dipengaruhi oleh tingkat perputaran modal kerja pada suatu sistem operasi perusahaan, secara sederhana dapat dijelaskan bahwa perusahaan memiliki alat likuid berupa kas dan surat – surat berharga. Dengan alat likuid ini

perusahaan membeli bahan mentah, bahan mentah kemudian diproses melalui proses produksi menjadi barang jadi. Barang jadi kemudian dijual, baik secara tunai maupun secara kredit. Penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang yang akan dibayarkan kemudian. Pembayaran piutang ini menimbulkan perputaran modal kerja menjadi lengkap.

Berdasarkan data laporan keuangan diperoleh tingkat rasio PT. HM Sampoerna, Tbk dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 1.1

Data Modal Kerja PT. HM Sampoerna, Tbk

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Terjadinya penurunan pada perputaran modal kerja tidak diikuti oleh

Tahun

Perputaran Modal Kerja

(Kali)

Rasio Lancar

(%)

2007 6.020 1,78

2008 9.982 1,44

2009 6.429 1,88

2010 7.143 1,61

2011 8.301 1,75

(3)

3 penurunan rasio lancar(current ratio) pada PT HM Sampoerna Tbk.

2. Perubahan perputaran modal kerja yang tidak diikuti oleh perubahan likuiditas perusahaan mencerminkan bahwa tidak efisiennya perputaran modal kerja pada PT. HM Sampoerna, Tbk.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah, yaitu “Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap tingkat likuiditas PT. HM Sampoerna, Tbk?”

1.4.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat likuiditas PT. HM Sampoerna, Tbk.

1.5.Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis

2. Bagi penulis, sebagai bahan pembanding antara teori yang didapat di bangku kuliah dan fakta di lapangan.

3. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut.

4. Bagi pembaca, merupakan bahan informasi tentang pengaruh perputaran

modal kerja terhadap likuiditas pada PT. HM Sampoerna, Tbk periode 2007-2011.

1.5.2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi calon investor sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia.

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal

Menurut Siswanto Sudomo (1998), yang dimaksud dengan pasar modal adalah

“pasar dimana diternitkan serta diperjualbelikan surat-surat berharga jangka panjang, khususnya saham dan obligasi”. Sedangkan menurut Panji Anoraga (2005), pasar modal adalah

“suatu lembaga (institution) dan mekanismenya menyediakan dana jangka menengah dan jangka panjang bagi investor dunia usaha, pemerintah dan perorangan, dan berbagai instrument yang ada telah siap dialihkan”.

(4)

4 2.1.2. Laporan Keuangan

Menurut Slamet Sugiri dan Bogat Agus Riyono (2004), Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi.

Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak (misalnya pemilik dan kreditur).

2.1.3. Pengertian Modal Kerja

Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.

(Erlangga Syahputra, 2011).

2.1.4. Perputaran Modal Kerja

“Perputaran modal kerja adalah perputaran uang tunai yang diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi uang tunai.” (Bambang Riyanto, 2005)

Menurut Aliminsyah dan Pandji (2003) “Perputaran modal kerja adalah alat efisiensi penggunaan modal kerja. Angka perputaran ini membandingkan angka penjualan bersih dengan modal kerja (selisih antara harta lancar dengan hutang lancar), semakin besar angka perputaran

ini, makin insentif dan efisien penggunaan modal kerja.”

Ahmad (2002) merumuskan formula untuk menghitung perputaran modal kerja sebagai berikut:

PMK = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ x 1 Kali 2.1.5. Likuiditas

Menurut Slamet Sugiri (2004), Likuiditas adalah suatu alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menunaikan utang-utangnya tepat pada waktu yang telah disepakati. Para pemasok jangka pendek sangat berkepentingan dengan likuiditas perusahaan, sedangkan para pemasok dana jangka panjang lebih memantau fleksibilitas keuangan perusahaan. Fleksibilitas keuangan adalah suatu alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dumber dana.

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham

(5)

5 perusahaan. Rasio-rasio likuiditas yang digunakan antara lain:

a) Current Ratio (Rasio Lancar) b) Quick Ratio (Rasio Cepat) c) Cash ratio (Rasio Kas)

2.1.6. Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Likuiditas

Menurut James O. Gill (2002) menyatakan bahwa “rasio likuiditas mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau di ubah manjadi kas untuk menmbayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo”.

Sedangkan menurut Djarwanto (2004) menyatakan bahwa “Perusahaan dikatakan mempunyai posisi likuiditas yang kuat apabila mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk membelanjai operasi perusahaan yang normal”.

Dari teori di atas dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Semakin cepat perputaran modal kerja, semakin baik tingkat likuiditas perusahaan karena tersedia aktiva lancar untuk membayar hutang lancar tepat pada waktunya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini diantaranya adalah penelitian:

Novrida Fransisca S. (2009) dalam penelitianya yang bertujuan untuk menguji Pengaruh perputaran modal kerja, Investasi aktiva tetap dan return spread terhadap likuiditas perusahaan industri barang konsumsi yang Go Public di Indonesia.

Mesno, (2011) dalam penelitianya yang bertujuan untuk menguji Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Return Spread terhadap Likuiditas Perusahaan Consumer Goods Industry yang Terdaftar di BEI.

Erlangga Syahputra, (2011) dalam penelitianya yang bertujuan untuk menguji Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Likuiditas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.3. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini rasio lancer (current ratio) dipilih sebagai variabel dependen. Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran

(6)

6 yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban- kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

2.4. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil kesimpulan sementara yaitu Terdapat pengaruh perputaran modal kerja terhadap likuiditas PT.

HM Sampoerna, Tbk.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Objek, Waktu dan Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah perputaran modal kerja dan likuiditas PT. HM Sampoerna, Tbk Tahun 2007-2011. Penelitian direncanakan berlangsung selama +4 bulan, terhitung bulan februari sampai dengan bulan mei 2013. Peneliti memilih lokasi penelitian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. HM Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun

terhitung dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

3.2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya, sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Data sekunder yang digunakan merupakan data laporan keuangan tahunan pada PT. HM Sampoerna, Tbk yang sudah dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yang berasal dari sumber tertulis yaitu data laporan keuangan tahunan PT. HM Sampoerna, Tbk dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.4. Definisi Operasionalisasi Variabel Adapun yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(7)

7

ŷ = a + bx 1. Perputaran Modal Kerja (X)

Perputaran Modal Kerja yaitu rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan.

Perbandingan penjualan bersih dengan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

PMK =

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 −𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

2. Likuiditas (Current Ratio) (Y)

Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.

CR =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi sederhana yaitu mengidentifikasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi diperlukan untuk mendapatkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Adapun rumus persamaan regresi sederhana adalah sebagai berikut :

Keterangan:

ŷ = variabel terikat a = intersep x = variabel bebas b = koefisien regresi

3.6 Hipotesis Statistik

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka hipotesis penelitiannya adalah :

Ha ≠ 0, artinya terdapat pengaruh perputaran modal kerja terhadap likuiditas PT. HM Sampoerna, Tbk.

H0 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh perputaran modal kerja terhadap likuiditas PT.

HM Sampoerna, Tbk.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada tahun 1913 di Surabaya, almarhum Liem Seng Tee memprakarsai berdirinya suatu perusahaan industri rumah tangga penghasil Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan merk Dji Sam Soe (234). Pada tahun 1930 perusahaan

(8)

8 industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya Handel Maatschapij Liem Seng Tee yang selanjutnya menjadi PT. Handel Maatschapij Sampoerna.

Seiring dengan perkembangan industri rokok, Aga Sampoerna putra kedua almarhum, bersama-sama dengan kakaknya mendirikan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna (semula bernama PT.

Perusahaan Dagang dan Industri Panamas), selanjutnya disebut PT.

Panamas berkedudukan di Surabaya berdasarkan akta No. 69 tanggal 19 oktober 1963, yang dibuat dihadapan Anwar Mahajudin, Notaris Surabaya dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI melalui surat keputusan No. J. A./5/59/15 tanggal 30 April 1964 dan telah diumumkan dalam tambahan nomor 357 Berita Negara RI nomor 94 tanggal 24 november 1964.

Pada tahun 1978, Aga Sampoerna (Putera Sampoerna) mengambil alih manajemen Handel dan Panamas dan dengan sadar memutuskan untuk melakukan modernisasi dan ekspansi, sehingga menjadi salah satu penghasil utama rokok kretek

di Indonesia. Modernisasi dan ekspansi tersebut diawali pada tahun 1982 dengan mendirikan fasilitas-fasilitas tembakau dan prasarana pembelian tembakau diberbagai

daerah perkebunan tembakau di pulau Madura dan Jawa Timur. Empat tahun kemudian dilanjutkan dengan pengembangan prasarana dan jaringan distribusi Sampoerna yang ekstensif.

Keberhasilan Sigaret Kretek Mesin (SKM) juga merupakan wujud dari modernisasi dan ekspansi tersebut.

Pada tahun 1988, Panamas mengambil alih aktiva dan operasi Handel yang kemudian tidak aktif lagi dan mengubah namanya menjadi PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Pada waktu yang sama juga dimulai dengan pembangunan fasilitas baru yang mutakhir didaerah Pandaan seluas 150 Ha.

Pada tahun 1990, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi perseroan publik. Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc.

(PMI), salah satu perusahaan tembakau terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna.

Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi industri dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan- perusahaan lain. Perusahaan berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat berlokasi di Jl. Rungkut Indutri Raya No. 18, Surabaya serta memiliki pabrik berlokasi

(9)

9 di Surabaya, Pandaan, dan Malang.

Perusahaan juga mempunyai kantor perwakilan korporat di Jakarta.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

a) Perputaran Modal Kerja (Variabel X) Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT. HM.

Sampoerna, Tbk, melalui idx. Co.id didapatkan informasi tentang perkembangan Perputaran Modal Kerja Tahun 2007 -2011 yang dpat dilihat pada grafik 4.1 :

Grafik 4.1 Sumber: Data diolah

Berdasarkan grafik 4.1 di atas bahwa perputaran modal kerja mengalami fluktuasi. Dimana tahun 2006 merupakan tahun dasar. Pada tahun 2007 naik sebesar 9,04 dari tahun sebelumnya menjadi 6.020 kali, mengalami peningkatan di tahun 2008 sebesar 39,69% menjadi 9.982 kali.

Mengalami penurunan di tahun 2009 sebesar 55,27% hingga menjadi 6.429 kali.

Peningkatan kembali terjadi di tahun 2010 hingga tahun 2011. Dimana tahun 2010

naik sebesar 10% menjadi 7.143 kali dan tahun 2011 naik sebesar 13,95% menjadi 8.301 kali.

b) Current ratio (variabel Y)

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT. HM.

Sampoerna, Tbk, melalui idx. Co.id didapatkan informasi tentang perkembangan Current ratio Tahun 2007 - 2011 yang dpat dilihat pada grafik 4.2 :

Grafik 4.2 Sumber: Data diolah

Berdasarkan grafik 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa, current ratio mengalami ketidakstabilan akibat perputaran modal kerja mengalami fluktuasi. Dimana tahun 2006 merupakan tahun dasar. Pada tahun 2007 naik sebesar 1,34% sehingga current ratio menjadi 1,78%. Mengalami penurunan sebesar 2,36% menjadi 1,44% di tahun 2008. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan kembali sebesar 2,34%. Kemudian mengalami penurunan kembali di tahun 2010 sebesar 1,67%. Hingga tahun 2011 meningkat sebesar 1,14% menjadi 1,75%.

- 5,000 10,000

Perputaran Modal Kerja

Perputaran Modal Kerja

0 0.5 1 1.5 2

2007200820092010 2011

Current ratio

Current ratio

(10)

10 Semakin menurun rasio perputaran modal kerja maka semakin baik untuk tingkat likuiditas perusahaan karena hal tersebut mengindikasikan bahwa penurunan rasio perputaran modal kerja, maka semakin cepat perputaran modal kerja tersebut untuk kembali menjadi kas/aktiva sehingga dapat meningkatkan rasio lancar (current ratio) perusahaan karena semakin cepat pula tingkat likuiditas perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

4.2 Pengujian Hipotesis a. Analisis Regresi Sederhana

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan persamaan ŷ = 2.183 + 0.004X yang telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikan  = 5% (0,05). Hal ini menunjukkan nilai constant variabel y (Current ratio) sebesar 2.183. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 0.004X menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Perputaran Modal Kerja dapat mempengaruhi Current ratio dengan anggapan bahwa variabel bebas lainnya konstan.

Persamaan regresi linier sederhana di atas, dapat dilihat pada hasil SPSS sebagai berikut:

Tabel 4.3 Coefficient

b. Koefisien Determinasi ( R Square ) Untuk mengetahui pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Current ratio PT. HM. Sampoerna, Tbk dapat dilihat pada tabel 4.4 koefisien determinasi ( R Square ).

Tabel 4.4 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .911a .829 .773 .08146

a. Predictors: (Constant), PMK b. Dependent Variable: CR

Mencermati tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Current ratio PT.

HM. Sampoerna, Tbk dapat dilihat pada kolom R Square yakni sebesar 0.829 atau 82,9 %. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Current ratio PT. HM.

Sampoerna, Tbk sebesar 82,9% dan sisanya sebesar 17,1% dipengaruhi oleh

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.183 .134 16.337 .000

PMK .004 .001 .911 3.819 .032

a. Dependent Variable: CR

(11)

11 faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang mempengaruhi Current ratio bisa dipengaruhi oleh rasio profitabilitas seperti return on assets, return on eguity, dan lain-lain karena profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas. Current ratio juga bisa dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI.

c. Pengujian Keberartian ( Uji t )

Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada taraf signifikan () = 0.05, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan kriteria sebagai berikut :

Ho = Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh terhadap Current ratio PT. HM. Sampoerna, Tbk.

H1 = Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap Current ratio PT. HM. Sampoerna, Tbk.

Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima atau H1 ditolak.

Jika t hitung ≥ t tabel : Ho ditolak atau H1

diterima.

Sementara nilai t hitung dari koefisien (b1) hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan derajat kebebasan (df) 4 = 2.776. Perbandingan antara t hitung dan t tabel dari koefisien regresi (b1) dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5

Perbandingan antara t hitung dan t tabel

dari koefisien regresi

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Current ratio

PT. HM. Sampoerna, Tbk Tahun 2007 - 2011

Koefisien Regresi t hitung t tabel Variabel X 3,819 2.776

Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa nilai t hitung variabel X lebih besar dari nilai t tabel yaitu 3,819 > 2.776, adapun nilai Pvalue (0,032) <  = 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Current ratio PT. HM.

Sampoerna, Tbk.

4.3 Pembahasan

Menurut Agus Sartono (2008 : 495) Modal Kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan. Modal kerja kotor didefinisikan sebagai total aktiva lancar perusahaan. Modal kera bersih adalah merupakan kelebihan total aktiva lancar diatas utang lancar.

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan.

Selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja ( working capital turnover

(12)

12 period ) dimulai saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen- komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya, atau makin tinggi perputarannya. Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen modal kerja tersebut.

Modal kerja yang berlebihan terutama modal kerja dalam bentuk uang tunai dan surat berharga dapat merugikan perusahaan karena menyebabkan berkumpulnya dana yang besar tanpa penggunaan secara produktif. Kelebihan modal kerja juga akan menimbulkan tidak efektif dalam operasi perusahaan.

Sebaliknya adanya ketidak cukupan dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan. Modal kerja dapat dilihat dari perputaran kas (cash turnover), perputaran piutang (receivable turnover), dan perputaran persediaaan (inventory turnover).

Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Kemudian, sebab lainnya adalah sebelumnya pihak manajemen perusahaan tidak menghitung

rasio keuangan yang diberikan sehingga tidak mengetahui bahwa sebenarnya kondisi perusahaan sudah dalam keadaan tidak mampu lagi karena nilai utangnya lebih tinggi dari harta lancarnya.

Seandainya perusahaan sudah menganalisis rasio yang berhubungan dengan hal tersebut, perusahaan dapat mengetahui dengan mudah kondisi dan posisi perusahaan sebenarnya. Kemudian, perusahaan dapat berusaha untuk mencarikan jalan keluarnya. Analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau kewajibannya dikenal dengan nama analisis rasio likuiditas.

Menurut Djarwanto ( 2004 : 149 ) menyatakan bahwa ” Perusahaan dikatakan mempunyai posisi likuiditas yang kuat apabila mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk membelanjai operasi perusahaan yang normal ”.

Dari teori di atas dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Semakin cepat perputaran modal kerja, semakin baik tingkat likuiditas perusahaan karena tersedia aktiva lancar untuk membayar hutang lancar tepat pada waktunya.

Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa Ho yang diuji ditolak dan sebaliknya penelitian H1 yang

(13)

13 diajukan diterima. Hal ini terlihat dari hasil t hitung yang lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan  = 0.05. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Current ratio PT. HM. Sampoerna, Tbk.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa persamaan ŷ = 2.183 + 0.004X yang telah teruji keberartiannya pada  = 0.05. Hal ini menunjukkan nilai constant sebesar 2.183 merupakan nilai dari variabel Current ratio. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 0,004X menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Perputaran Modal Kerja dapat mempengaruhi Current ratio dengan anggapan bahwa variabel bebas lainnya konstan. Faktor lain yang mempengaruhi Current ratio bisa dipengaruhi oleh rasio profitabilitas seperti return on assets, return on eguity, dan lain-lain karena profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas. Current ratio juga bisa dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI.

Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.829. Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Current ratio PT.

HM. Sampoerna, Tbk sebesar 82,9%. Hal ini membuktikan bahwa pergerakan

Perputaran Modal Kerja menjadi tolak ukur Current ratio.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan mengamati penelitian di atas, terdapat hubungan antara Perputaran Modal Kerja dengan Current ratio perusahaan. Dimana perusahaan memiliki posisi likuiditas yang kuat apabila mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk membelanjai operasionalisasi perusahaan. modal kerja yang yang cukup apabila mampu mengontrol aktiva lancar dan hutang lancar. Adapun komponen perputaran modal kerja yakni penjualan harus dalam keadaaan lebih besar dibandingkan modal kerja perusahaan sehingga akan menghasilkan perputaran modal kerja yang baik.

Semakin cepat perputaran modal kerja, semakin baik tingkat likuiditas perusahaan karena tersedia aktiva lancar untuk membayar hutang lancar tepat pada waktunya.

2. Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa terdapat hubungan antara variabel Perputaran Modal Kerja

(14)

14 dengan Current ratio PT. HM.

Sampoerna, Tbk. Nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan koefisien determinan perputaran modal kerja sebesar 82,9% terhadap current ratio.

Serta sisanya 17,1% merupakan faktor lain diluar penelitian. Faktor lain yang mempengaruhi Current ratio bisa dipengaruhi oleh rasio profitabilitas seperti return on assets, return on eguity, dan lain-lain karena profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas. Current ratio juga bisa dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. PT. HM. Sampoerna, Tbk harus mempertahankan kestablian modal kerjanya, karena ketidakcukupan modal kerja perusahaan akan menghambat operasionalisasi perusahaan. Begitupun sebaliknya, adanya kelebihan modal kerja akan membuat perusahaan tidak produktif dan tidak efisien karena terdapat dana yang menganggur. Tingkat keuntungan

dari penjualan perusahaan pun harus lebih ditingkatkan melebihi modal kerja yang ada, sehingga tingkat likuiditas perusahaan tinggi tidak akan mempengaruhi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

2. PT. HM. Sampoerna, Tbk harus dapat memperhitungkan faktor lain yang mempengaruhi tingkat likuiditasnya (Curren ratio) selain faktor perputaran modal kerja. Faktor lain yang mempengaruhi Current ratio bisa dipengaruhi oleh rasio profitabilitas seperti return on assets, return on eguity, dan lain-lain karena profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas. Current ratio juga bisa dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI.

DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah dan Pandji. 2005. Kamus Istilah Akuntansi. CV Yrama Widya: Bandung

Atmaja, lukas setia. 2003. Manajemen Keuangan. ANDI: Yogyarta.

Bambang Riyanto. 2005. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh.

YBPFE UGM: Yogyakarta

(15)

15 Fransiscca, S. Novrida. 2009. Pengaruh

Perputaran Modal Kerja Investasi, Aktiva Tetap Dan Return Spread Terhadap Likuiditas: Studi Pada Industri Barang Konsumsi Yang Go Public Di Indonesia. Skripsi, Medan.

Gill, James O. 2002. Dasar-Dasar Analisis Keuangan. Penerbit PPM:

Jakarta.

Hartono, Jogiyanto, 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ke Tujuh. BPFE: Yogyakarta.

Marihot manullang, sinaga dearline. 2005.

Pengantar Manajemen Keuangan. ANDI: Yogyakarta.

Mesno. 2011. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Dan Return Spread Perusahaan Consumer Goods Industri Yang Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Medan.

Slamet, Sugiri dan Bogat Agus R. 2004.

Akuntansi Pengantar 1, Edisi 5.

AMP YKPN: Yogyakarta

Sugiyono, Prof. Dr. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono, Prof. Dr. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Alfabeta:

Bandung.

Syahputra, Erlangga. 2011. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Medan.

Website:

www.sampoerna.com/id_id/about_us/inve stor_information/disclosures_and_reports/

pages/financial_reports.aspx

http://ilmumanajemen.wordpress.com/200 7/08/08/modal-kerja/

Gambar

Grafik 4.1   Sumber: Data diolah
Tabel 4.3       Coefficient

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil tanggapan responden terhadap konstruk penelitian maka dapat dilihat hasil deskriptif data responden yakni konstruk kondisi lingkungan, perilaku berbagi

Capaian Pembelajaran : KU1: Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis framing Zhondang Pan dan Gerald M.Kosicki, mengenai pemberitaan kasus korupsi simulator sim yang melibatkan

Dalam pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan tekhnik convenience sampling, dimana sampelnya adalah setiap konsumen atau orang yang sudah pernah melihat iklan

 Sortir atau rework ialah status materi yang saat dilakukan proses inspeksi ditemukan ketidaksesuaian dan diputuskan untuk dilakukan pemeriksaan materi secara menyeluruh

Meningkatnya jumlah kasus DBD serta bertambah luasnya wilayah yang terjangkit dari waktu ke waktu di Indonesia disebabkan multi faktorial antara lain semakin

Bila dibandingkan dengan angka kecukupan gizi untuk anak 0-2 tahun, kandungan energi dari makanan pen damping ASI sebelum diberikan penyuluhan pada umumnya sangat

a) Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh padangan yang holistik