• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Bamindo Agrapersada adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengolahan bambu menjadi kertas budaya cina atau dalam istilah etnis cina dinamakan dengan uang doa. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 155 Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dan memiliki luas areal 3 ha.

PT. Bamindo Agrapersada berdiri pada tahun 1990 dan pada awalnya hanya mengolah bambu menjadi sumpit. Perusahaan ini mulai memproduksi kertas budaya cina pada tahun 1993 karena adanya permintaan dari Taiwan. Pada awal tahun 1993, perusahaan ini masih menitikberatkan produksi sumpit karena masih minimnya permintaan kertas budaya cina dan minimnya peralatan serta mesin produksi yang digunakan.

Seiring dengan melonjaknya jumlah permintaan kertas budaya cina dari beberapa Negara di Asia Tenggara, maka pada tahun 1996 perusahaan mulai mengembangkan usaha dalam produksi kertas budaya cina dan hingga saat ini produk utama yang dihasilkan perusahaan adalah kertas budaya cina (uang doa).

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Bamindo Agrapersada bergerak dalam bidang pengolahan bambu menjadi kertas budaya cina (uang doa). Bahan baku yang digunakan adalah jenis bambu yang masih muda (bambu hijau) yang diperoleh dari Bohorok, Pematang Siantar, dan Telaga.

(2)

Produk yang dihasilkan adalah kertas budaya cina dengan ukuran dan kaligrafi yang berbeda. Beberapa produk yang dihasilkan antara lain:

1. Kongma 2. Fulukso 3. Zupai SD

PT. Bamindo Agrapersada melaksanakan produksinya berdasarkan pesanan dari pelanggan (job order). Pelanggan memilih produk yang tersedia di perusahaan lengkap dengan jumlah serta spesifikasi yang diinginkan.

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan pada PT. Bamindo Agrapersada adalah struktur organisasi campuran antara lini dan fungsional. Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi di mana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal.

Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih tinggi lagi. Disebut juga fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan dengan anggota maupun kepala bagian secara langsung.

Struktur organisasi PT. Bamindo Agrapersada dapat dilihat pada gambar 2.1.

(3)

2.3.2. Jumlah Pekerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja di PT. Bamindo Agrapersada terdiri atas tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja tetap terdiri dari staff dan kepala bagian, sedangkan tenaga kerja harian biasanya karyawan yang bekerja pada bagian produksi. Jumlah tenaga kerja tetap pada PT. Bamindo Agrapersada sebanyak 92 orang, tenaga kerja borongan sebanyak 30 orang, tenaga kerja kontrak sebanyak 30 orang dan tenaga kerja harian sebanyak 5 orang. Rincian jumlah tenaga tetap kerja dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja Tetap PT. Bamindo Agrapersada

No Keterangan Total

(Orang)

1 Dewan Direksi 1

2 Sekretariat 1

3 Penasehat Teknik 1

4 Personalia 1

5 Pembukuan 1

6 Kepala Pabrik 1

7 Pembelian 2

8 Administrasi 1

9 Keuangan 2

10 Asisten Kepala Pabrik 1

11 Satpam 3

12 Bagian Gudang 2

13 Bagian Produksi 75

Jumlah 92

Sumber: PT. Bamindo Agrapersada

Jumlah jam kerja pada bagian produksi PT. Bamindo Agrapersada adalah 6 hari kerja selama seminggu (senin s/d sabtu) dan dibagi atas 3 shift kerja sebagai berikut:

1. Shift I : Pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB 2. Shift II : Pukul 16.00 WIB – 00.00 WIB 3. Shift III : Pukul 00.00 WIB – 08.00 WIB

(4)

2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan pada PT. Bamindo Agrapersada diatur berdasarkan status karyawan, yakni karyawan harian, bulanan dan borongan. Pemberian upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja, dan sebagainya dari karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi tanggung jawab masing-masing karyawan. Pengupahan pada perusahaan ini terdiri atas :

a. Upah pokok b. Insentif

Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan yang dihitung berdasarkan tarif upah lembur (TUL). Selain upah pokok yang diterima oleh karyawan, perusahaan juga memberikan suatu jaminan sosial dan tunjangan kepada karyawan. Adapun tunjangan yang diberikan antara lain:

a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru b. Tanggungan kecelakaan kerja

c. Tunjangan kemalangan, dan lain sebagainya

(5)

Dewan Direksi

Penasehat Teknik Sekretariat

Pembukuan Personalia Kepala Pabrik Pembelian Administrasi Keuangan

Ass Kepala Pabrik Kepala Bahan

Baku Kas Kecil

Satpam Kepala Bengkel Finishing Pulp Kepala Gudang Listrik

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Bamindo Agrapersada

(6)

2.4. Daerah Pemasaran

Pemasaran produk PT. Bamindo Agrapersada hanya dilakukan pada pasar internasional yaitu beberapa Negara di Asia Tenggara antara lain Vietnam, India, Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja dan Taiwan.

2.5. Proses Produksi

2.5.1. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk yang memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainnya dan akan mengalami perubahan fisik maupun kimia dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. PT. Bamindo Agrapersada menggunakan bahan baku berupa bambu yang bersumber dari daerah Bohorok, Pematang Siantar dan Telaga.

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi tetapi tidak ikut dalam proses, baik itu dikenakan langsung maupun tidak langsung terhadap bahan baku dalam suatu proses produksi.

Bahan penolong yang digunakan PT. Bamindo Agrapersada adalah Air soda untuk melunakkan bambu pada saat proses perendaman.

(7)

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses pengolahan untuk melengkapi dan memperbaiki mutu dari produk yang dihasilkan.

Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah:

1. Plastik

Digunakan untuk membungkus kertas doa yang telah selesai diproduksi dan siap untuk dikirim.

2. Tali Plastik

Digunakan untuk mengikat plastik yang membungkus kertas doa yang telah siap diproduksi.

3. Tinta

Digunakan untuk membuat kaligrafi/gambar pada kertas.

2.5.2. Uraian Proses Produksi

Blok diagram dari proses pembuatan kertas budaya cina pada PT.

Bamindo Agrapersada dapat dilihat pada gambar 2.2.

Bahan Baku Bambu

Proses Chopping

Proses Extenuation

Proses Mushing

Rolling &

Drying Printing Cutting Packing

Gambar 2.2. Block Diagram Proses Pembuatan Kertas Budaya Cina

Berikut ini adalah urain proses pembuatan kertas budaya cina (uang doa) pada PT. Bamindo Agrapersada.

(8)

1. Chopping

Proses ini disebut dengan pencacahan. Gelondongan-gelondongan bambu dicacah dengan menggunakan chopper dengan kapasitas 2 ton/jam hingga menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (10-30 mm) dan dikumpulkan dalam bak penampungan. Pada proses ini, gelondongan-gelondongan bambu dimasukkan ke dalam chopper dengan cara manual hingga gelodongan-gelondongan tersebut menjadi ukuran yang lebih kecil.

2. Extenuation

Proses ini disebut juga dengan proses perendaman ataupun pelunakan.

Bambu yang dicacah dan dikumpulkan dalam bak penampungan, kemudian disiram dan direndam dengan air dan ditambahkan dengan soda api (NaOH) dengan konsentrasi 7% serta direndam selama 3-4 hari hingga bambu menjadi lebih lunak dan lebih mudah untuk dibuburkan.

3. Mushing

Proses ini merupakan proses pembuburan kertas. Bambu yang sudah direndam dengan soda selama 3-4 hari dipindahkan ke bagian pembuburan dengan menggunakan truk. Pada proses ini, bambu yang sudah lunak dihaluskan hingga menjadi bubur kertas dengan menggunakan musher untuk selanjutnya diproses pada bagian rolling & drying.

4. Rolling & Drying

Proses ini adalah proses pembentukan kertas dari bubur kertas. Bubur kertas selanjutnya diproses hingga menjadi lembaran-lembaran kertas.

Pada proses ini kualitas kertas yang dihasilkan harus selalu dijaga dengan

(9)

ketebalan kertas 100-124 gram dan kadar air harus dijaga antara 18-22%.

Warna kertas yang dihasilkan juga harus selalu diperhatikan yaitu warna kuning/putih. Apabila kualitas kertas yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, maka proses dihentikan.

5. Printing

Pada proses ini, lembaran-lembaran kertas yang dihasilkan dari proses rolling & drying selanjutnya dibawa ke bagian pencetakan (printing)

dengan menggunakan konveyor. Proses ini merupakan proses pencetakan kaligrafi pada lembaran-lembaran kertas yang dihasilkan. Kaligrafi yang dibuat disesuaikan dengan pesanan.

6. Cutting

Proses ini merupakan proses pemotongan kertas menjadi ukuran yang lebih kecil. Kertas doa yang dihasilkan dari proses pencetakan kemudian dibawa ke proses pemotongan (cutting) dengan menggunakan kereta sorong dan kemudian dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran berdasarkan kaligrafi yang dibuat. Adapun ukuran pemotongan yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Ukuran Pemotongan Kertas No Nama Produk Ukuran

1 Kongma/KMY 3,05 x 3,55 2 Fulukso/FLSY 2,65 x 3,45 3 Zupai SD 3,45 x 5,35

Sumber: PT. Bamindo Agrapersada

(10)

7. Packing

Proses ini merupakan proses akhir pada pembuatan kertas budaya cina.

Kertas yang sudah dipotong sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan kemudian dibawa ke stasiun pengepakan (packing) secara manual dan kemudian dibungkus menggunakan plastik dan diikat dengan menggunakan tali plastik. Proses pengepakan dilakukan dengan ukuran tiap bungkus sebanyak 550 lembar kertas budaya cina.

2.5.3. Mesin Produksi

Mesin-mesin produksi yang digunakan pada PT. Bamindo Agrapersada dapat dilihat sebagai berikut:

1. Mesin Pencacah (Chopper)

Fungsi : Memotong bambu menjadi ukuran lebih kecil.

Jumlah : 2 unit Kapasitas : 2 ton/jam Daya : 18-22 Kw Ukuraan chop : 10-30 mm 2. Mesin Pembuburan (Musher)

Fungsi : Menggiling potongan bambu menjadi bubur kertas Jumlah : 2 unit

Kapasitas : 0,1 ton/jam Daya : 18-22 Kw

(11)

3. Rolling & Drying

Fungsi : Mengubah bubur kertas menjadi lembaran kertas.

Jumlah : 4 unit Kapasitas : 65 m/menit Putaran : 1430 rpm Tegangan : 220 volt 4. Mesin Pencetak (Printing)

Fungsi : Mencetak simbol (kaligrafi) pada lembaran kertas.

Jumlah : 4 unit Kapasitas : 55 m/menit Putaran : 700 rpm Tegangan : 220 Volt 5. Mesin Pemotong (Cutting)

Fungsi : Memotong lemabaran kertas Jumlah : 6 unit

Kapasitas : 2 ton/jam Daya : 2 HP Tegangan : 380 Volt Putaran : 1720 rpm

(12)

6. Mesin Pengepakan (Packing)

Fungsi : Mengemas dan mengikat kertas dalam 1 bag.

Jumlah : 4 unit Daya : 2HP Tegangan : 380 Volt

Gambar

Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja Tetap PT. Bamindo Agrapersada
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Bamindo Agrapersada
Gambar 2.2. Block Diagram Proses Pembuatan Kertas Budaya Cina
Tabel 2.2. Ukuran Pemotongan Kertas  No  Nama Produk  Ukuran

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan ini didasarkan berdasarkan beberapa aturan yang antara lain adalah (1) Lima pengguna dibutuhkan untuk memasukan data dengan jumlah yang sama pada tiap aplikasi,

Game “Belajar Mengeja” merupakan game berbasis mobile yang dibuat pada platform android dengan menggunakan aplikasi Corona SDK.. Corona SDK didalam aplikasinya

Lebih lanjut dapat dipahami bahwa pemilihan umumlah penentu jalannya penyelenggaraan pemerintahan, ini didasarkan pada dalil-dalil yang dikemukakan oleh para ahli,

Komunikasi antara penulis dengan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten kerinci dan kepala dinas Peternakan Provinsi Jambi, kegiatan pemurnian dan budi daya itik Kerinci

Jika melihat dari kemampuan diri praktikan sendiri, saya merasa bahwa kemampuan saya masih kurang jika dibandingkan dengan kemampuan tenaga pengajar SDN Purwoyoso

Karawang/Bekasi bagian selatan, Bogor utara bagian timur, Purwakarta bagian utara, Cianjur/Sukabumi bagian selatan, Sukabumi bagian utara, Sukabumi utara bagian

Setiap pelaksanaan A3 algoritma dilakukan dengan nilai baru dari RAND nomor acak yang tidak dapat ditentukan; dengan cara ini rekaman transmisi saluran dan bermain

Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas- fasilitas pabrik dengan memanfaatkan luas area secara optimal guna menunjang kelancaran