• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gorontalo: Prof. Dr. H. Ansar, M.Si dan Dra Meity Mononimbar, M.Pd Dosen pembimbing Universitas Negeri Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Gorontalo: Prof. Dr. H. Ansar, M.Si dan Dra Meity Mononimbar, M.Pd Dosen pembimbing Universitas Negeri Gorontalo"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

EVALUASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMAD UGGULAN KOTA GORONTALO

Sri Wulan Pilomonu, Ansar, Meity

Jurusan manajemen pendidikan, program studi S1. Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Gorontalo Email: Sriwulan_Pilomonu@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar kompetensi lulusan, 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) Standar pembiayaan, 8) standar penilaianpendidikan. Desain penelitian ini bersifat studi evaluasi dengan jenis deskriptif menggunakan model evaluasi goal attainment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Standarisi sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku, hal ini terlihat pada penerapan KTSP, adanya kegiatan remedial untuk semua mata pelajaran, serta penyusunan kalender pendidikan.2)Standar proses telah memenuhi criteria sesuai dengan prosedur, hal tersebut dapat terlihat dari penyusunan perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP yang dibuat oleh masing-masing guru kemudian ditindak lanjuti kegiatan evaluasi dan supervisi. 3) standar kompetensi lulusan,sudah memenuhi criteria sesuai dengan SPM hal ini terlihat dari adanya menentukan KKM di setiap mata pelajaran.4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, sudah berjalan sesuai dengan prosedur dalam SPM hal ini terlihat dari tenaga pengajar yang mencapai 98% berpendidikan sarjana. 5) standar sarana dan prasarana, sudah sesuai dengan standar pelayanan minimal hal ini terlihat pada bangunan serta fasilitas yang merupakan milik sendiri 6) standar pengelolaan,memenuhikriteriasesuaidenganprosedur ,halini terlihat pada kegiatan meliputi adanya rumusan visi dan misi, program kerja tahunan seperti penyusunan perangkat pembelajaran,kalender pendidikan dan struktur organisasi.7) Standar pembiayaan, sudah berjalan sesuai dengan prosedur hal ini dapat dilihat dari data pembayaran gaji.

Kata Kunci: Evaluasi,Standar Pelayanan Minimal

(3)

Pendidikan adalah agenda penting negara yang merupakan kunci suksesnya pembangunan negara tercinta ini. Urgensi pendidikan semakin terlihat jelas jika dibaca sejarah turunya wahyu pertama kepada Rasullullah Muhammad SAW, dimana ayat pertama diwahyukan Allah SWT berbunyi “Iqra” yang berarti

“Bacalah”. Maka jelaslah ilmu pengetahuan yangmerupakan hasil dari proses pendidikan adalah kebutuhan terpenting bagi manusia untuk berinteraksi baik dengan alam, sesama manusia maupun dengan Tuhannya. Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota bahwa sistem pelayanan minimal bidang pendidikan yang selanjutnya disebut SPM adalah jenis dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang harus disediakan oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

Menurut Arikunto (2012:2) mengadakan evaluasi meliputi dua langkah yakni mengukur dan menilai. Di dalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, sedangkan penilaian adalah evaluation. Di evaluation inilah diperoleh kata indonesia evaluasi yang berarti menilai (tetapi dilakukan mengukur terlebih dahulu). Sedangkan istilah “evaluasi” merupakan kegiatan mengukur dan menilai Arikunto, (2009). Evaluasi dapat juga diartikan penafsiran atau interpretasi yang sering bersumber dari data kuantitatif Sudijono, (dalam Meldariani, 2009). Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur.

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan output. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen. Implementasi program harus senantiasa di evaluasi untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan program yang telah ditetapkan sebelumnya.

Standar nasional pendidikan terdiri atas komponen standar: isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,

(4)

pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah pelayanan yang melibatkam seluruh perangkat/fasilitas yang ada di setiap satuan pendidikan.

standar pelayanan minimal juga merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang berhak diperoleh setiap peserta didik secara minimal di setiap satuan pendidikan.

Setiap Sekolah Dasar dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah yang meliputi masa empat (4) tahun. Rencana kerja tersebut meliputi sekurang-kurangnya tentang: a) Kalender pendidikan atau akademik seperti: jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur, b) Jadwal penyusunan kurikulum efektif untuk tahun ajaran berikutnya, c) Mata pelajaran yang ditawarkan untuk semester genap dan ganjil; d) Penugasan pendidik pada mata pelajaran dan kegiatan lainnya e) Buku teks pelajaran yang dipakai pada masing- masing mata pelajaran, f) Jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran, g) Pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis pakai, h) Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi sekuxang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan penyelenggaraan program;, i) Jadwal rapat dewan pendidik, rapat konsultasi sekolah dengan orang tua peserta didik, rapat sekolah dengan komite sekolah, dan rapat lainnya, j) Rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah untuk masa kerja satu tahun, k) Jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja sekolah untuk satu tahun terakhir.

Menurut Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 Pasal 5 tentang standar isi disebutkan bahwa (1) Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (2) Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.

(5)

Menurut Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 Pasal 19 tentang standar proses disebutkan bahwa (1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. (3) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Salah satu indikator rendahnya mutu pendidikan dasar dan menengah ditengarai karena kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

Siswa cenderung hanya menghafal materi, tidak memahami esensi makna materi, bahkan tidak mengetahui aplikasi tentang materi pembelajaran di dunia nyata. Hal ini karena materi dan cara pembelajaran di sekolah kurang terkait dengan konteks lingkungan kehidupan siswa, baik konteks sosial, budaya, geografi, dan karakteristik siswa itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa ada hal yang kurang tepat dalam pendekatan pembelajaran yang selama ini berlangsung di sekolah.

Padahal, pembelajaran diyakini merupakan faktor paling esensial yang berpengaruh terhadap kualitas lulusan.

Menurut Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 Bab V Pasal 25 tentang standar kompetensi lulusan di sebutkan bahwa (1) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. (2) Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah. (3) Kompetensi lulusan untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada kemampuan membaca dan menulis yang sesuai dengan jenjang pendidikan. 4) Kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(6)

Menurut Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 Pasal 28 tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan disebutkan bahwa (1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta dimungkinkan untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui 1) evaluasi standar isi 2) evaluasi standar proses 3) evaluasi standar kompetensi lulusan 4) evaluasi standar pendidik dan tenaga kependidikan . Rumusan masalah pada penelitian ini adalah 1) evaluasi standar isi 2) evaluasi standar proses 3) evaluasi standar kompetensi lulusan 4) evaluasi standar pendidik dan tenaga kependidikan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat studi evaluasi dengan jenis deskriptif menggunakan model evaluasi goal attainment. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Standar Pelayanan Minimal yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Muhamadiyah Unggulan Kota Gorontalo. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah instrumen kriteria evaluasi. Instrumen kriteria evaluasi disusun dan dikembangkan berdasarkan indikator dari 8 aspek

(7)

Standar Pelayanan Minimal. Indikator tersebut antara lain: a) standar isi, b) standar proses, c) standar kompetensi lulusan, d) standar pendidik dan tenaga kependidikan, e) standar sarana dan prasarana, f) standar pengelolaan, g) Standar pembiayaan, h) standar evaluasi dan akreditasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan dengan presentase. Setiap poin pernyataan dalam instrumen dibuat tabel. Kegunaan tabel tersebut adalah untuk memperoleh gambaran presentase, skor capaian serta skor ideal yang dicapai dalam instrumen setiap indikator dengan melalui cara memprekuensi masing-masing alternativ jawaban.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan temuan lapangan yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa standar pelayanan minimal berjalan dengan sangat baik hal tersebut ditunjukkan oleh presentase yang ditemukan pada standar isi sebesar 93,75% , presentase pada standar proses sebesar 98,75 %, presentase pada standar kompetensi lulusan mencapai 100 %, prsentase pada standar pendidik dan tenaga kependidikan sebesar 77,5%, presentase pada standar sarana dan prasarana sebesar 82,5 %, presentase pada standar pengelolaan sebesar 93,75 %, presentase pada standar pembiayaan mencapai 100 %, dan presentase standar penilaian pendidikan juga mencapai 100 %.

Standar isi, merupakan kegiatan pengembangan kurikulum yang dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional, pengembangan kurikulum pada semua jenjang pendidikan, salah satunya adalah sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah. Syaiful sagala (2013:146) mengemukakan bahwa Pengembangan kurikulum, antara lain :1) pengembangan kurikulum dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan, 2) pengembangan kurikulum digali dari berbagai khalayak sepeti peserta didik,dosen,pengelola,ahli,alumi,pengguna,dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), 3) pengembangan kurikulum diawali dngan merumuskan terlebih

(8)

dahulu (a) visi,misi,dan kontribusi, (b) tujuan: standar komptensi lulusan,rumusan kompetensi,standar kompetensi dan kompetensi dasar (c) merumuskan isi : substansi kajian,penetapan nama mata pelajaran,waktu,jumlah,SKS,dan merumuskan silabus dan rencana pembelajaran,(d) merumuskan media/metode pembelajaran,dan(e) sistem evaluasi, 4) memungkinkan dikembangkannya mata pelajaran baru yang sebelumnya idak ada dalam kurikulum, 5) silabus yang berisi informasi yang lengkap tentang suatu mata pelajara membawa dampak pada pembelajaran yang sistematik dan, 6) peserta didik harus memperoleh kejelasan gambaran tentang apa dan bagaimana pembelajaran akan dijalani agar mereka siap belajar.

UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 19 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi,dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyalenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Standar proses, sangatlah penting dalam pelaksanaan pembelajaran karena disetiap pelaksanaan pembelajaran harus menyiapkan seluruh perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP, sebaiknya dalam penyusunan atau pembuatan perangkat pembelajaran di kembangkan oleh masing-masing guru agar rencana pembelajaran lebih terarah dan proses pembelajaran terlaksana secara efektif dan efisien.

Salim (1987:98) Silabus merupakan produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin di capai,dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Masnur muslich (2011:25) Penyusunan silabus dilaksanakan bersama- sama oleh guru kelas /guru mata pelajaran, kelompok guru kelas/mata pelajaran,atau kelompok kerja guru (PKG/MGMP) pada tingkat satuan

(9)

pendidikan untuk satu sekolah atau kelompok sekolah dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing sekolah

Pada standar kompetensi lulusan, harus menentukan kriteria kentutasan minimal agar dapat mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa sehingga dapat dilihat perubahan atau perkembangan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.

Sudjana (2013:106) Penilaian tidak hanya diarahan kepada tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan yang tersembunyi termasuk efek samping yang mungkin timbul pada peserta didik, dan penilaian tidak hanya melalui pengukuran perilau siswa, tetapi juga melauan pengajian terhadap komponen-komponen pendidikan, baik masukan proses maupun keluaran. Batas kelulusan yang berorientasi kepada penilaian acuan norma, yani batas lulus aktual dan batas lulus ideal. Batas lulus ini menentukan batas lulus dengan menggunakan nilai rata-rata.

Batas lulus purposif mengacu pada penilaian patokan sehingga tidak perlu menghitung nilai rata-rata dan simpang baku.Dalam hal ini ditentukan kriterianya, misalnya 75. Makin tinggi kriteria kelulusannya, maka makin tinggi pula kualitas hasil belajar yang dituntunya. Sebaliknya makin rendah kriterianya, makin rendah pula kualitas hasil belajar yang dihasilkannya.

Pada standar pendidik dan tenaga kependidikan, tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik dan tenaga kependidikan minimal S.1 yang dibuktikan dengan ijasah atau sertifikat keahlian yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendidik pada sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah terdiri dari guru-guru mata pelajaran yang mengajar sesuai dengan keahlian atau kompetensinya dan tenaga kependidikan pada sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga pustakawan dan tenaga kebersihan sekolah. Guru sebagai pendidik guru adalah semua orang Yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid,baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut PP No.19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3

(10)

dan UU No.14 tahun 2005 pasal 10,ayat 1, menyatakan ‘kompetensi pendidik sebagai agenda pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan anak usia dini meliputi:(a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi kepribadian ,(c) kompetensi profesional dan (d) kompetensi sosial.

Simpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dalam penulisan ini dapat diuraikan simpulan sebagai berikut : Standar pelayanan minimal di Madrasah Ibtidaiyah Muhamadiyah Unggulan kota gorontalo telah memenuhi kriteria keberhasilan seperti yang telah di uraikan pada indikator-indikator SPM yaitu : Standar Isi di Madrasah Ibtidaiyah Muhamadiyah Unggulan Kota Gorontalo memenuhi kategori sangat baik. Standar Proses di Madrasah Ibtidaiyah Muhamadiyah Unggulan Kota Gorontalo memenuhi kategori sangat baik. Standar Kompetensi Lulusan di Madrasah Ibtidaiyah Muhamadiyah Unggulan Kota Gorontalo memenuhi kategori sangat baik. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Madrasah Ibtidaiyah Muhamadiyah Unggulan Kota Gorontalo memenuhi kategori baik.

Saran

Berdasarkan saran-saran dalam penelitian ini adalah 1) Pelaksanaan SPM mutlak dilaksanakan setiap satuan pendidikan sebagai upaya perbaikan kualitas mutu pendidikan 2) SPM dapat mendukung program pada setiap program satuan pendidikan, 3) Hendaknya perlu ada dukungan dari berbagai pihak khususnya orang tua siswa serta masyarakat dan pada umumnya pemerintah setempat untuk meminimalisasikan pelayanan yang ada, 4) Sebagai sekolah unggulan lebih ditingkatkan lagi pelayanan ditinjau dari pembangunan di Madrasah Ibtidaiyah Muhamadiyah Unggulan Kota Gorontalo.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Sharsimi. 2002. Prosedur penelitian Suatu pendekatan praktek Edisi Revisi V, Rineka Cipta Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan Edisi 2. Rineka Cipta Jakarta

Anonim. 2012. Standar Pelayanan Minimal. http://20211867.siap- sekolah.com/2012/03/30/Standar-pelayanan-minimal-spm/, diakses tanggal 06 februari 2013

Bafadal,Ibrahim. 2008. Manajemen perlengkapan sekolah teori dan aplikasinya.

Jakarta : Bumi Aksara

Kompasiana. 2012. Pengoptimalan Standar pelayanan Minimal Untuk Memenuhi Standar Nasional Pendidikan Di Sekolah-Sekolah http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/13/pengoptimalan-standar-

pelayanan-minimal-untuk-memenuhi-standar-nasional-pendidikan-di- sekolah-sekolah/diakses tanggal 06 februari 2013

Meldariani Roy. 2009. Hakikat Evaluasi pendidikan.

http://blog.unsri.ac.id/meldarianiroy/kependidian/-hakikat-evaluasi- pendidikan, diakses tanggal 19 maret 2013

Made, Ansar. 2013. Pemberdayaan Supervisor Dalam Peningkatan Kompetensi Guru Penerbit Ideas Publishing

Muslich, Masnur. 2011. KTSP Dasar pemahaman dan pengembangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Nawawi, Hadari. 1982. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Gunung Agung

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan PERMENDIKBUD Nomor 23 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan

menteri pendidikan nasional nomor 15 tahun 2010 tentang SPM pendidikan dasardi kabupaten kota.

Riduwan. 2005. Dasar-Dasar Statistik. Penerbit ALFABETA. Bandung

(12)

Riduwan. 2007. Pengantar Statistik untuk penelitian pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi Dan Bisnis. Penerbit ALFABETA. Bandung

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Alfabeta Bandung Standar Pelayanan Minimal (SPM). Departemen Pendidikan Nasional Direktorat

Jenderal pendidikan Dasar Dan Menegah Direktorat Pendidikan lanjutan Pertama. Jakarta, 2005

Sagala, Syaiful. 2013. Kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan.

Bandung : Alfabeta

Sudjanah, Nana. 2013. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya

Salim, Peter : 1987. The Contemporary English Indonesian Dictionary. Jakarta : Modern English Press.

Referensi

Dokumen terkait

STANDAR ISI STANDAR PROSES STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR PENGELOLAAN STANDAR PEMBIAYAAN STANDAR PENILAIAN STANDAR SARANA & PRASARANA STANDAR PENDIDIK/ TENAGA

Capaian SNP 2016 2017 2018 Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian Pendidikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Sarana dan

Pengelolaan Proses Penilaian Pembiayaan Sarana Prasarana Kompetensi Lulusan Pendidik & Tenaga

Instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merujuk pada delapan SNP, yaitu Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan yang berisi Standar Isi (SI), Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tujuan nasional  Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan  bangsa.

Capaian SNP 2016 2017 2018 Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian Pendidikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Sarana dan

proses; 3) standar kompetensi lulusan; 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; 5) standar sarana dan prasarana; 6) standar pengelolaan; 7) standar pembiayaan; dan