• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bangsa-bangsa sapi luar negeri. Setidak-tidaknya kita harus mengenal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bangsa-bangsa sapi luar negeri. Setidak-tidaknya kita harus mengenal"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dewasa ini di dunia terdapat banyak bangsa sapi yang jumlahnya cukup banyak. Sehubungan dengan itu, peternak yang maju pasti akan selalu mengikuti perkembangan dunia peternakan, khususnya perkembangan bangsa sapi potong. Apalagi jika kita berkeinginan memperbaiki mutu sapi lokal, disamping harus mengetahui bangsa-bangsa sapi luar negeri. Setidak-tidaknya kita harus mengenal bangsa-bangsa sapi tropis dan subtropis dan keturunannya. Sebab peternak yang telah berpengalaman di lapangan cukup banyak akan lebih mampu menilai dan memperbandingkan antara satu dengan yang lainnya, dalam hal sapi yang paling cocok dan lebih banyak memberikan keuntungan ekonomis. Sehingga bangsa sapi yang demikian bisa dipertahannkan untuk diternakkan dan dibiakkan di daerahnya.

Perlu diketahui bahwa setiap bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang bisa membawa resiko yang kurang menguntungkan. Untuk membuktikan segi-segi resiko yang kurang menguntungkan dan yang lebih menguntungkan atas keunggulan yang mereka miliki, masing-masing bangsa sapi masih perlu diuji lebih jauh di lapangan. Sebelum melangkah lebih jauh untuk mencoba dan menguji bangsa sapi yang akan kita ternakkan, sebaikknya kita mempelajari dan mengenal ciri-ciri sapi yang mereka miliki.

(2)

1.2. Rumusan Masalah Bagaimana asal usul sapi ?

Apa Definisi Sapi, Bangsa dan Tipe ?

Apa Bangsa-Bangsa yang Membedakan Jenis Sapi ?

1.3. Maksud dan Tujuan  Mengetahui asal usul sapi

 Mengetahui definisi sapi, bangsa dan tipe

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Asal-Usul

Dari sejarahnya, semua bangsa sapi yang dikenal di dunia berasal dari Homacodantidae yang dijumpai pada zaman palaeocene. Adapun jenis primitifnya ditemukan pada zaman pliocene di India, Asia. Perkembangan dari jenis primitif itulah yang sampai sekarang menghasilkan tiga kelompok nenek moyang sappi hasil penjinakkan yang kita kenal (Murtidjo,1990).

Dari beberapa literatur, tidak diketahui secara pasti kapan awal penjinakan sapi dilakukan oleh manusia. Namun di pusat perkembangan kebudayaan seperti di Mesopotamia, India, Bangkok dan Eropa dikenal pada tahun 600 SM. Sedangkan dimesir kuno, konon sudah dikenal pemeliharaan sapi pada tahun 8000 SM (Murtidjo, 1990)

2.2 Definisi

Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Hasil sampingan, seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai penggerak alat transportasi, pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain (seperti peremas tebu). Karena banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.Sapi berasal dari famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa.

(4)

Bangsa / ras adalah kelompok ternak yang merupakan bagian dari kelompok yang sama atau hampir sama, dimana sifat sifat tersebut dapat diturunkan kepada keturunannya.

Tipe ternak adalah pembagian ternak yang didasarkan atas kemampuan ternak yang bersangkutan dalam hal memproduksi suatu hasil atau jasa.

2.3 Bangsa-Bangsa Sapi

2.3.1 Bangsa Sapi Sub Tropis

Bangsa sapi potong subtropis (Bos taurus) adalah bangsa sapi potong yang berasal dari kawasan beriklim subtropis (Sudarmono dan Sugeng, 2008).

Ciri-ciri umum bangsa sapi pedaging subtropis adalah sebagai berikut : 1) Tidak berponok (tidak berkelasa), Ujung telinga berbentuk tumpul/bulat. 2) Kepala pendek dengan dahi yang lebar, Kulit tebal (7-8 mm).

3) Timbunan lemak sapi dewasa cukup tebal, Garis punggung lurus & rata. 4) Tulang pinggang lebar & menonjol keluar, Rongga dada berkembang baik. 5) Bulu panjang dan kasar, Kaki pendek sehingga bergerak lambat.

6) Cepat dewasa ditandai oleh pertumbuhan maksimal pada umur 4 tahun. 7) Tidak tahan pada suhu tinggi, Relatif banyak minum, Kotorannya basah. 8) Sapi dewasa tumbuh besar, dimana jantan dapat mencapai 900 kg. Bangsa sapi Sub Tropis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

2.3.1.1 Sapi pedaging asal Inggris 1) Sapi Aberdeen Angus

Sapi ini termasuk kedalam sapi potong dengan bentuk tubuh yang panjang dan kompak, karkasnya menghasilkan daging yang sangat baik mutunya dan terkenal terdapat marbling atau penyebaran lemak dalam daging. Sapi Aberdeen Angus

(5)

adalah sapi potong impor yang berasal dari Skotlandia, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1873. Bangsa sapi potong ini didatangkan ke Indonesia sejak tahun 1973, memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut :

 Pertumbuhan cepat dan serasi

 Mampu tumbuh dengan pakan yang sederhana  Cepat mencapai dewasa kelamin (masak dini)

 Karkas bermutu tinggi dengan persentase yang tinggi jika dipotong pada umur 2,5 tahun

 Daging tebal dan empuk pada umur 18 bulan

 bobot badan dewasa rata-rata 900 kg pada jantan dan 700 kg pada betina. Adapun ciri-ciri fisik yang menandakan sapi Aberdeen Angus ditunjukkan oleh hal-hal di bawah ini :

 Tubuh rata, lebar dalam dan pendek berbentuk panjang dan kompak seperti balok.

 Bulu panjang, keriting dan halus berwarna hitam, kadang-kadang ditemui warna putih pada bagian bawah di belakang pusar

 Tidak bertanduk 2) Sapi Shorthorn

Sapi Shorthorn adalah sapi potong impor yang berasal dari Inggris, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1873. Bangsa sapi yang termasuk sapi terberat di antara bangsa sapi yang berasal dari Inggris ini dapat mencapai bobot badan dewasa rata-rata 1.000 kg pada jantan dan 750 kg – 770 kg pada betina. Sapi Shorthorn merupakan salah satu bangsa sapi potong subtropis yang digunakan peternak Indonesia sebagai bibit sapi potong.

(6)

Ciri-ciri fisik Sapi Shorthorn :

 Tubuh besar dan kompak berbentuk segi empat atau bujur sangkar.  Badan rata pada sisinya.

 Punggung berbentuk garis lurus sampai pangkal ekor.  Kepala pendek dan lebar

 Tanduk pendek menjurus ke samping dan berujung melengkung ke depan.  Bulu berwarna merah muda atau merah tua atau kombinasi merah putih

atau kombinasi merah kelabu.  Cepat gemuk

3) Sapi Hereford

Sapi Hereford dikenal sebagai white face cattle adalah sapi potong impor yang berasal dari Inggris, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1840. Dalam perkembangannya, sapi Hereford banyak dikembangkan di Amerika Latin, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Afrika Selatan. Bangsa sapi yang sangat baik jika digemukan dengan sistem pastur atau padang penggembalaan karena cara merumputnya yang baik memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut :

 Mutu daging sangat baik

 Daya adaptasi tinggi terhadap suhu tinggi dan suhu rendah  Pakan sederhana

 BB jantan dewasa rata-rata 850 kg dan 650 kg pada betina. Ciri-ciri fisik Sapi Hereford :

Tubuh rendah, tegap dan berurat daging padat Punggung lebar dan rata

(7)

 Bulu berwarna merah, dimana pada bagian muka, dada, sisi badan, perut bawah, bahu, ekor dan keempat kaki dari batas lutut berwarna putih

2.3.1.2 Sapi Pedaging Asal Inggris 1) Limousin

Sapi Limousin dikembangkan di Prancis Tengah bagian selatan.sapi ini sebagai tenaga kerja dan sebagai sapi pedaging.Warna bulu merah coklat /coklat hitam,kecuali pada ambingnya. Pada jantan tanduknya mencuat keluar dan sedikit melengkung. Sapi ini termasuk sapi potong berkalitas baik, bentuk tubuhnya panjang dan tingkat pertumbuhannya tinggi. Sapi Limousin dengan perototan yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental. Secara genetik Sapi Limousin dari wilayah beriklim dingin, tipe besar, volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur. Sapi jenis limousin ini merupakan salah satu yang merajai pasar-pasar sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, karena perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bisa sampai 1,1 kg/hari saat masa pertumbuhannya

2) Simental

Bangsa sapi simental ini berasal dari negara switzerland dan merupakan salah satu bangsa sapi yang paling terkenal di eropa, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

 Sapi simmental ini berwarna merah dan bervariasi mulai dari merah gelap sampai hampir kuning, totol-totol serta mukanya berwarna putih.

(8)

 Sapi ini terkenal karena memiliki kemampuan menyusui anaknya dengan baik serta pertumbuahan yang cepat dengan penimbunan lemak di bawah kulit rendah.

 Tergolong sapi yang berukuran berat, baik pada saat kelahiran, penyapihan maupun saat mencapai dewasa.dengan pertumbuhan yang baik.

 Berat badan dapat mencapai 800 kg untuk sapi yang betina sedang untuk sapi yang jantan dapat mencapai 1150 kg.

3) Charolais

Sapi Charolais adalah sapi potong import yang berasal dari Perancis, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat. Bangsa sapi yang didatangkan ke Amerika Serikat terutama untuk disilangkan dengan sapi Brahman dan sapi lainnya ini memiliki bobot badan dewasa rata-rata 1.000 kg pada jantan dan 750 kg pada betina.

Ciri-ciri fisik sapi Charolais :

 Tubuh berpostur besar, padat dan kasar

 Bulu berwarna krem muda atau keputih-putihan.

 Warna putih cream dengan pigmentasi kemerahan pada kulit, khususnya disekitar hidung, mata dan perut.

 Sapi charolais umumnya bertanduk, tetapi ada pula yang tidak bertanduk.  Berat lahir maupun berat sapih tergolong berat, yaitu berat lahir dapat

mencapai 45 kg dan berat sapih dapat mencapai 275 kg.

 Tergolong sapi yang berukuran besar, dengan berat badan yang dicapai 1200 kg untuk yang jantan dan mencapai 750 kg untuk yang betina.

(9)

Sifat-sifat yang disukai yaitu perdagingan yang sempurna khususnya bagian loin dan paha belakang, tulang-tulang kuat, memiliki kemampuan mengasuh anak, kecepatan pertumbuhan tinggi, persentase karkas tinggi serta mempunyai daya

tahan yang baik terhadap panas dan dingin.

Bangsa sapi charolais ini di Indonesia dikembangkan di daerah kabupaten Banjarnegara dengan hasil silangnya (keturunannya) dapat memiliki ADG sebesar 0,71 kg/hari. Sapi Charolais merupakan salah satu bangsa sapi pedaging subtropis yang digunakan peternak Indonesia sebagai bibit sapi pedaging.

2.3.2 Bangsa Sapi Tropis

Bangsa sapi potong tropis adalah bangsa sapi potong yang berasal dari belahan dunia beriklim tropis. Bos indicus (sapi bangsa Zebu) merupakan bangsa sapi potong berponok dari daerah tropis di Asia yang kita kenal sekarang ini. Bangsa sapi potong tropis merupakan salah satu bangsa yang menjadi bibit sapi potong. Bibit ternak merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam usaha peternakan sapi potong, selain faktor pakan, perkandangan, penyakit, limbah dan penanganan panen. (Sudarmono dan Sugeng , 2008).

Ciri-ciri umum bangsa sapi potong tropis adalah sebagai berikut :

 Umumnya berponok disebut juga istilah berkelasa, walaupun ada yang tidak berponok.

Pada bagian ujung telinga meruncing, kepala panjang dengan dahi sempit. Kulit longgar dan tipis (5-6 mm), Kelenjar keringat besar.

Timbunan lemak rendah.

 Garis punggung bagian tengah berbentuk cekung dan bagian tunggingnya miring.

(10)

Kakinya panjang sehingga bergerak lincah.

 Lambat dewasa, rata-rata berat maksimal 250-650 kg dapat dicapai pada umur 5 tahun.

Bentuk tubuh sempit dan kecil.

Ambing kecil. dan produksi susu rendah. Tahan terhadap suhu tinggi dan kehausan.

Kadar air yang terkandung dalam kotoran rendah.

Toleran berbagai jenis pakan sederhana yang kandungan serat kasar tinggi. Tahan terhadap gigitan nyamuk dan caplak.

Bangsa sapi potong tropis yang dikenal sebagai bibit sapi potong di masyarakat peternakan Indonesia adalah :

1) Sapi Bali

Sapi Bali adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari banteng (Bibos banteng) yang telah dijinakkan berabad-abad yang lalu. (Hardjosubroto dan Astuti, 1994).

Populasinya saat ini ditaksir sekitar 526.031 ekor. Menurut sumber saat ini sapi bali masih hidup liar di Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional ujung Kulon dan sekarang sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Sapi Bali mempunyai angka reproduksi yang tinggi, tingkat adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi pakan yang jelek dan lingkungan yang panas serta mempunyai % karkas dan kualitas daging bagus. Kelemahan sapi Bali adalah rentan terhadap penyakit jembrana dan MCF serta tingkat kematian pedet pra sapih yang mencapai 15 sampai 20 % (SNI, 7355-2008)

(11)

Ciri-ciri Sapi Bali

 Warna bulunya pada badannya akan berubah sesuai usia dan jenis kelaminnya, sehingga termasuk hewan dimoprhism-sex. Pada saat masih ―pedet‖, bulu badannya berwarna sawo matang sampai kemerahan, setelah dewasa Sapi Bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi Bali betina. Warna bulu sapi Bali jantan biasanya berubah dari merah bata menjadi coklat tua atau hitam setelah sapi itu mencapai dewasa kelamin sejak umur 1,5 tahun dan menjadi hitam mulus pada umur 3 tahun. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata apabila sapi itu dikebiri, yang disebabkan pengaruh hormon testosterone  Kaki di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Kulit

berwarna putih juga ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih tersebut berbentuk oval (white mirror). Warna bulu putih juga dijumpai pada bibir atas/bawah, ujung ekor dan tepi daun telinga. Kadang-kadang bulu putih terdapat di antara bulu yang coklat (merupakan bintik-bintik putih) yang merupakan kekecualian atau penyimpangan ditemukan sekitar kurang dari 1% . Bulu sapi Bali dapat dikatakan bagus (halus) pendek-pendek dan mengkilap.

 Ukuran badan berukuran sedang dan bentuk badan memanjang.  Kepala agak pendek dengan dahi datar.

 Badan padat dengan dada yang dalam.

 Tidak berpunuk dan seolah tidak bergelambir

 Kakinya ramping, agak pendek menyerupai kaki kerbau.

 Pada punggungnya selalu ditemukan bulu hitam membentuk garis (garis belut) memanjang dari gumba hingga pangkal ekor.

(12)

 Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam

 Tanduk pada sapi jantan tumbuh agak ke bagian luar kepala, sebaliknya untuk jenis sapi betina tumbuh ke bagian dalam.

 Sapi bali ini merupakan sapi lokal yang memiliki tipe pedaging karena persentase karkas dapat mencapai 56,9 %.

2) Sapi Madura

Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu , yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak. (Hardjosubroto dan Astuti, 1994)

Sapi Madura adalah salah satu sapi asli Indonesia. Sapi Madura berasal dari pulau madura dan pulau-pulau di sekitarnya. Pulau Sapudi sangat dikenal sebagai tempat sapi Madura berkembang pesat. Sapi Madura merupakan persilangan Bos sondaicus dengan Bos indicus. Ciri-ciri punuk diperoleh dari Bos indicus sedangkan warna diwarisi dari Bos sondaicus. Pola karyotipik sapi Madura menunjukkan adanya kemiripan dengan Bos taurus, kecuali pada kromosom Y-nya yang mirip dengan Bos indicus. Sehingga Popescu dan Smith menyimpulkan sapi Madura merupakan hasil perkawinan silang antara indukan Bos taurus atau Bos javanicus dengan pejantan Bos indicus. (Popescu dan Smith,1998)

Karena kekhususannya, sejak tahun 1934 pemerintah telah menetapkan bahwa sapi Madura seragam dalam bentuk dan warna. Hal ini untuk menjaga keaslian sapi Madura. Sapi Madura mudah hidup dan berbiak dimana saja. Sapi Madura juga tahan terhadap berbagai penyakit. Karena kelebihan tersebut , sapi Madura biasanya banyak dikirim ke lain daerah, lain pulau sebagai bantuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, selain dikirim juga sebagai sapi potong. Bila

(13)

tidak diperhitungkan dengan baik, bisa jadi populasi sapi Madura di pulau Madura akan terkuras. Dan keaslian sapi Madura juga terancam. Sejak tahun 1957 telah dicoba meningkatkan mutu genetik dengan menyilangkan dengan sapi Red Deen. Apalagi program-program upgrading atau pengembangan genetik ternak dengan cara inseminasi terus digalakkan, sehingga muncul istilah Madrasin, yaitu sapi Madura yang dikawinsilangkan dengan Limousin. Saat saya kecil dulu dikenal istilah Madrali yaitu sapi Madura yang dikawinsilangkan dengan ―sapi Australi‖ yang saya tahu sebetulnya adalah bangsa sapi Santa gertrudis. Di luar pulau Madura sendiri tidak ada jaminan keaslian genetik sapi Madura tetap terjaga dengan baik. Untuk itu seharusnya ada langkah-langkah untuk tetap menjaga kelestarian plasma nutfah ini agar bangsa sapi yang hanya ada di Indonesia ini tetap lestari.

Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura :

 Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata.  Paha belakang berwarna putih

 Kaki depan berwarna merah muda.

 Tanduk pendek beragam. Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm.

 Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.

 Persentase karkas dari sapi madura ini dapat mencapai 48 %. Sedangkan Keunggulan Sapi Madura Secara Umum :

 Mudah dipelihara.

 Mudah berbiak dimana saja.  Tahan terhadap berbagai penyakit.

(14)

 Tahan terhadap pakan kualitas rendah. 3) Sapi Aceh

Sapi Aceh adalah sapi potong turunan dari grading-up persilangan antara sapi Ongole dengan sapi lokal setempat. Bangsa sapi yang juga banyak ditemukan di Sumatera Utara selain di Aceh ini memiliki bobot badan dewasa yang dapat mencapai rata-rata 300 kg – 450 kg pada jantan dan 200 kg – 300 kg pada betina. Ciri-ciri sapi Aceh :

 Tubuh dominan: merah kecokelatan pada yang jantan dan merah bata pada yang betina

 Kepala: sekeliling mata, telinga bagian dalam dan bibir atas berwarna keputihputihan;

 Leher: lebih gelap pada yang jantan;  Garis punggung: cokelat kehitaman;  Paha belakang: merah bata;

 Pantat: cokelat muda;  Kaki: keputih-putihan;

 Ekor: bagian ujung berwarna hitam;  Rambut: merah bata sampai cokelat;  Bentuk muka: pada umumnya cekung;  Bentuk punggung: pada umumnya cekung;

 Bentuk tanduk: mengarah ke samping dan melengkung ke atas;  Bentuk telinga: kecil, mengarah ke samping, tidak terkulai.  Persentase karkas: 49 – 51%

(15)

4) Sapi Ongole

Sapi Ongole sapi potong impor berasal dari India, dibudidayakan di Indonesia secara murni di pulau Sumba, sapi ini dikenal pula sebagai sapi Sumba Ongole. Pada perkembangannya selain di pulau Sumba, saat ini sapi Ongole telah tersebar di Sulawesi Utara, Kalimantan dan Jawa. Di pulau Jawa, sapi ini dikenal sebagai sapi Benggala. Bangsa sapi yang dikenal di Eropa sebagai sapi Zebu ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : Pertambahan Berat Badan (PBB) bisa mencapai 0,47 kg – 0,81 kg per hari, Berat Badan jantan dewasa rata-rata 550 kg – 600 kg dan betina 350 kg – 450 kg, Tahan terhadap panas dan parasit, Daya hidup pedet sangat baik, Daya produksi yang baik dalam kondisi jelek, dapat dimanfaatkan juga sebagai sapi pekerja dan jinak

5) Sapi Peranakan Ongole (PO)

Sapi Peranakan Ongole atau sapi PO adalah sapi potong hasil grading up, sapi lokal setempat dengan sapi Ongole. Pada perkembangannya sapi ini banyak ditemukan di Grobogan, Wonogiri dan Gunung Kidul (Jawa Tengah), di Magetan, Nganjuk dan Bojonegoro (Jawa Timur), serta di Aceh dan Tapanuli Selatan. Bangsa sapi yang diyakini populasinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan sapi lokal lain ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : - BB dewasa mencapai 584 kg – 600 kg, masa fattening 3 bulan – 5 bulan, PBB 0,8 kg – 1 kg, persentase karkas 45%, tahan terhadap panas dan parasit, mampu berproduksi dengan baik dalam kondisi jelek, daya hidup pedet sangat baik, dapat dimanfaatkan juga sebagai sapi pekerja dan jinak. (SNI,7356-2008)

6) Sapi Brahman

Sapi Brahman (sapi pedaging) impor, berasal dari India dan berkembang dengan sangat baik di Amerika Serikat, sehingga dikenal pula sebagai sapi American

(16)

Brahman.Pada perkembangannya sapi Brahman telah tersebar di daerah tropis dan subtropis termasuk Australia dan Indonesia. Bangsa sapi yang termasuk sapi Zebu ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : masa fattening 3 bulan – 4 bulan, PBB bisa mencapai 0,83 kg – 1,5 kg per hari, bahkan ada juga yang menyebut dapat 1,5 kg – 2 kg per hari, BB jantan dewasa mencapai 800 kg dan betina 550 kg, persentase karkas 48,6% – 54,2%, tingkat fertilitas yang tinggi, mampu tumbuh sama baiknya di daerah tropis dan subtropis, mampu tumbuh cepat di daerah yang kurang subur dengan pakan yang sederhana, tahan terhadap panas dan parasit, bobot pascasapih dan daya hidup pedet yang baik Ciri – ciri fisik sapi brahman sebagai berikut : tubuh berukuran besar dan panjang dengan kedalaman yang sedang, punggung lurus, kaki berukuran sedang sampai panjang, bulu berwarna abu-abu muda atau merah atau hitam, dimana pada jantan menunjukkan , warna yang lebih gelap daripada pada betina, kepala panjang, telinga menggantung, tanduk berukuran sedang, lebar dan besar, kulit longgar dan halus dengan ketebalan yang sedang, ponok berukuran besar pada jantan dan berukuran kecil pada betina, gelambir berukuran besar dan tumbuh hingga bawah perut dan tali pusar .

7) Sapi Pesisir

Sapi pesisir memiliki bobot badan dan ukuran tubuh lebih kecil dibandingkan dengan sapi lokal lainnya. Bobot badan dan ukuran tubuh sapi dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, terutama pakan. Betapapun tingginya potensi genetik ternak, tanpa diikuti pemberian pakan yang baik, maka penampilan optimal dari sifat produksi ternak tidak akan tercapai, demikian juga sebaliknya. Sapi pesisir jantan dewasa (umur 4−6tahun) memiliki bobot badan 160 kg, jauh lebih rendah dibandingkan dengan bobot badan sapi bali (310 kg), sapi PO (388

(17)

kg),sapi aceh (302 kg), dan sapi madura (248kg). Dengan bobot badan yang kecil, sapi Pesisir berpeluang dijadikan sebagai hewan kesayangan bagi penggemar sapi mini. Penampilan bobot badan merupakan salah satu penciri suatu bangsa sapi (breed ). Dengan demikian, sapi pesisir merupakan sumber daya genetik (plasma nutfah) nasional yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pertambahan bobot badan harian sapi pesisir jantan dari lahir sampai sapih rata-rata 0,32 kg/ ekor/ hari, lepas sapih sampai umur 2 tahun 0,21 kg/ ekor/ hari, dan umur 3−4 tahun 0,12 kg/ ekor/ hari. Untuk sapi Pesisir betina, pertambahan bobot badan dari lahir sampai sapih rata-rata 0,26 kg/ ekor/ hari, lepas sapih sampai umur 2 tahun 0,19 kg/ ekor/ hari, dan umur 3−4 tahun 0,12 kg/ ekor/ hari (Saladin 1983). Anwar (2004) melaporkan bahwa warna bulu sapi pesisir memiliki pola tunggal. Warna bulu dikelompokkan menjadi lima warna utama, yaitu merah bata (34,35%), kuning (25,51%), coklat (19,96%), hitam (10,91%), dan putih (9,26%). Sapi pesisir bersifat jinak sehingga mudah dikendalikan saat pemeliharaan. Sapi memiliki tanduk kecil, pendek, dan mengarah ke luar seperti tanduk kambing. Sapi jantan memiliki kepala pendek dan membulat, sedangkan sapi betina mempunyai kepala agak panjang dan tipis, kemudi miring, pendek dan tipis (Saladin 1983).

8) Sapi Jabres

Sapi jabres merupakan salah satu sumber daya genetik ternak (SDGT) lokal khas Brebes. Sapi jabres diduga merupakan hasil persilangan antara sapi madura atau sapi bali dengan sapi lokal atau ongole. Sapi ini berkembang dengan baik di daerah dataran tinggi Kabupaten Brebes bagian selatan. Daerah tersebut berada pada ketinggian > 800m dpl, dengan curah hujan rata rata berkisar antara 233— 565 mm dan jumlah hari hujan berkisar antara 76—140 hari per tahun.

(18)

Keberadaanya penting sebagai salah satu sarana dalam mengembangkan industri peternakan dan mempunyai peran yang menentukan dalam upaya peningkatan produktivitas ternak. SDGT lokal seperti ini pada umumnya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan setempat, mampu memanfaatkan pakan yang berkualitas rendah dan mempunyai daya reproduksi yang baik.

Analisis Restriction Fragment length Polymorphism (RFLP) merupakan salah satu

metode untuk mendeteksi kekerabatan pada tingkat sekuen DNA yang dapat dilakukan pada plasma nutfah sapi potong di Indonesia. Pentingnya informasi mengenai hubungan kekerabatan ini diharapkan dapat mendukung program

breeding untuk pemanfaatan dan pengembangan plasma nutfah sapi potong yang

ada di Indonesia. Penelitian ini merupakan kerja sama antara Lolit sapi Potong dengan Laboratorium Biologi Molekuler Universitas Brawijaya Malang, sampel darah berasal dari sapi potong lokal yang ada di Indonesia antara lain Sapi jabres, Galekkan, SO, Pesisir, Madura, PO, Bali, Mandras, Aceh, Benggala dan sapi Bengkulu.

Ciri - ciri Sapi jabres

 Warna bervariasi dari coklat, coklat keputihan, putih, coklat kehitaman dan hitam, yang jantan biasanya coklat kehitaman sampai hitam dan yang betina umumnya coklat.

 Pada umumnya tidak berpunuk

 Bentuk tubuh ramping dan padat, struktur dagingnya padat

 Ciri khusus yang membedakan dengan jenis sapi lain adalah pantat dan kaki belakang berwarna putih, adanya garis hitam mulai dari punggung sampai ekor.

(19)

Keunggulan Sapi jabres

 Resisten terhadap serangga

 Tahan terhadap kondisi lingkungan dan pakan yang terbatas  Struktur dagingnya padat

 Persentase karkas berkisar antara 45 - 50%  Kualitas kulitanya bagus

 Dapat berfungsi sebagai ternak kerja 9) Sapi Wagyu

Wagyu (和牛 Wagyū?, sapi Jepang) mengacu pada beberapa ras sapi. Satu ras di antaranya memiliki kecenderungan genetik berupa pemarmeran (marbling) tinggi dan memproduksi lemak tak jenuh berminyak dalam jumlah besar. Sapi wagyu terkenal karena pola marmer pada dagingnya dan kualitasnya. Daging jenis ini umumnya dijual mahal. Di beberapa daerah di Jepang, daging diberi nama sesuai wilayah produksinya, contohnya daging Kobe, Mishima, Matsusaka, Ōmi, dan Sanda. Kecenderungan genetik ras Wagyu menghasilkan daging dengan kandungan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang lebih tinggi[1] daripada daging sapi pada umumnya. Pemarmeran terus-menerus juga memperbaiki rasio lemak tak jenuh tunggal dan lemak jenuh.Karena daratan Jepang tidak rata dan terisolasi, berbagai teknik pembiakan dan pemberian pakan diterapkan seperti memijat atau menambahkan bir atau sake ke pakan mereka Hal ini diduga dilakukan untuk membantu pencernaan dan menambah nafsu makan saat musim hujan, namun tampaknya tidak berpengaruh pada rasa daging. Pemijatan dilakukan untuk mencegah kram otot di sejumlah peternakan di Jepang yang hewan ternaknya tidak diberi cukup ruang untuk memanfaatkan otot-otot mereka.

(20)

Ada empat ras wagyu: Sapi Hitam Jepang (黒毛和種 Kuroge washu), Sapi Cokelat Jepang (赤毛和種 Akage Washu?), Sapi Tanpa Tanduk Jepang (無角和 種 Mukaku Washu), dan Sapi Tanduk Pendek Jepang (日本短角和種 Nihon Tankaku Washu).

Sapi Hitam Jepang mencakup 90% dari seluruh sapi yang digemukkan di Jepang. Galur sapi Hitam Jepang meliputi Tottori, Tajima, Shimane, dan Okayama. Sapi Cokelat Jepang, dikenal pula sebagai sapi Merah Jepang, adalah ras utama lainnya; galurnya meliputi Kochi dan Kumamoto. Sapi Tanduk Pendek Jepang mencakup kurang dari 1% dari seluruh sapi di Jepang.

(21)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

 Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya

 Bangsa / ras adalah kelompok ternak yang merupakan bagian dari kelompok yang sama atau hampir sama

 Bangsa-Bangsa Sapi dibedakan menurut iklim yaitu : Bangsa Sapi Sub Tropis dan Bangsa Sapi Tropis

(22)

DAFTAR PUSTAKA

A.S. Sudarmono dan Y. Bambang Sugeng. 2008. Sapi Potong Pemeliharaan, Perbaikan Produksi. Penebar Swadaya:Jakarta.

Badan Standar Nasional Indonesia 7355-2008 Badan Standar Nasional Indonesia 7356-2008

Mohamad Agus Setiadi, dkk (Tim Penulis Agriflo). 2012. Sapi dari Hulu ke Hilir dan Info Mancanegara. Penebar Swadaya: Jakarta

Murtidjo, B.A. 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius Yogyakarta.

Santoso, Undang. 2011. Mengelola Peternakan sapi secara profesional. Penebar Swadaya:Jakarta.

Sastroamidjojo .S.M. 1983. Ternak Potong dan Ternak Kerja. CV. Yasaguna : Jakarta.

(23)

LAMPIRAN 1. Aberdeen Angus

Sumber : Ditjennak Pertanian 2. Sapi Shorthorn

(24)

3. Sapi Hereford

Sumber : supriyandi 4. Limousin

(25)

5. Simental

Sumber : Ditjennak Pertanian 6. Charolais

(26)

7. Sapi Bali

sumber : Ditjennak Pertanian 8. Sapi Madura

(27)

9. Sapi Aceh Betina

Sumber : Ditjennak Pertanian Jantan

(28)

10. Sapi Ongole

Sumber : Ditjennak Pertanian

11. Sapi Peranakan Ongole (PO)

(29)

12. Sapi Brahman

Sumber : Supriyandi 13) Sapi Pesisir

(30)

14) Sapi Jabres

Sumber : Ditjennak Pertanian 17) Sapi Wagyu

Referensi

Dokumen terkait

Tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari tujuan pemeriksaan sementara (tentative audit objective) yaitu kriteria, penyebab dan

Hambatan dalam penyelesaian Kasus Minyak Montara, antara lain : belum adanya aturan hukum internasional yang khusus mengatur pencemaran akibat kegiatan eksploitasi

Gambar 4.25 Distribusi Tegangan yang Terjadi Akibat Gaya Geser pada Fondasi Tiang Kelompok .... Gambar 4.26 Distribusi Tegangan yang Terjadi Akibat Gaya

Šia pra- sme nestandartiniams darbuotojams gali priklausyti ne tik sudarę nestandartinę sutartį, bei ir visai neturintys jokios sutarties (pavyzdžiui, savarankiškai dirbantieji

Persaingan di antara AS dan USSR tersebut tentu tidak lain adalah untuk memperebutkan hegemoni dunia dimana keduanya ingin menjadi penguasa tunggal yang dapat

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Total

ada di Desa Bangunsari Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna dapat dilihat dari hak dan kewajiban masing-masing pihak, baik pengusaha maupun buruh mebel yaitu: 1. Hak dan

Dikelolanya Pasar Bandar Buat oleh Pemerintah Kota Padang yaitu di bawah Dinas Pasar Kota Padang, menjadikan Pasar Bandar Buat sebagai pasar wilayah yang bertujuan membantu