• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA DIGITAL WEBSITE UNTUK SISWA KELAS V SD SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA DIGITAL WEBSITE UNTUK SISWA KELAS V SD SKRIPSI"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERBASIS PROBLEM

BASED LEARNING DENGAN MEDIA DIGITAL WEBSITE

UNTUK SISWA KELAS V SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh:

VEGA SANRISA WINASTI NIM : 171134051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

i

PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERBASIS PROBLEM

BASED LEARNING DENGAN MEDIA DIGITAL WEBSITE

UNTUK SISWA KELAS V

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh:

VEGA SANRISA WINASTI NIM : 171134051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(3)

ii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERBASIS PROBLEM

BASED LEARNING DENGAN MEDIA DIGITAL WEBSITE

UNTUK SISWA KELAS V

Oleh:

Vega Sanrisa Winasti 171134051

Telah disetujui oleh: Pembimbing I

Drs. YB. Adimassana, M. A Tanggal 23 Juli 2021

Pembimbing II

(4)

iii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERBASIS PROBLEM

BASED LEARNING DENGAN MEDIA DIGITAL WEBSITE

UNTUK SISWA KELAS V

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Vega Sanrisa Winasti

171134051

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 30 Juli 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd ………

Sekretaris Apri Damai Sagita K, S.S., M.Pd ………

Anggota Drs. Y. B. Adimassana, M.A ………

Anggota Andreas Erwin Prasetya, M.Pd ………

Anggota Laurensia Aptik Evanjeli M.A. ………

Yogyakarta, 30 Juli 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT atas rahmat yang telah dilimpahkan selama proses penyusunan skripsi.

2. Ayah tercinta Adhi Winarto dan ibu tersayang Endang Surwiyanti Astuti yang tiada henti memberikan semangat dan mendoakan sampai saat ini.

3. Adek kandung saya M. Farhan Winasto, tante Hironima Endang S, tante Erna Yuliastuti, adek sepupu Adhika Nanda B, Prastya Alvito D.

4. Sahabat terkasih Fransiska Stefany, Birgita Raferi Kanesari, V. Ajeng Aprillia P, Felisita Marceliana A, M Fikri Maulana, Koleta Mega, Theresia Rena, Theresia Reni, M. Reza Brahmantya, Koko Endra Saputra, Bonaventura Aji. 5. Teman sepayung V. Ajeng Aprillia P, Filza Putri P, Miko Fajar, Nyoman

Lina.

6. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setia proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

(6)

v MOTTO

Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al-Baqarah 286)

Successful people don't fear failure but understand that it's necessary to learn and grow

(Robert Kiyosaki)

Hiduplah Seperti Pohon Kayu yang Lebat Buahnya: Hidup di Tepi Jalan dan Dilempari Orang dengan Batu, Tetapi Dibalas dengan Buah

(Abu Bakar Sibli)

What you think, you become. What you feel, you attract What you imagine, you creat.

(Gautama Budha)

Berjalan tak s'perti rencana adalah Jalan yang sudah biasa Dan jalan satu-satunya Jalani sebaik kau bisa

(Fstvlst-Gas)

Nikmati alurnya

Kamu bisa menjalani ini semua

Kamu akan mendapatkan di waktu yang tepat walau tak cepat (Vega Sanrisa)

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Juli 2021

Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Vega Sanrisa Winasti

Nomor Induk Mahasiswa : 171134051

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA DIGITAL WEBSITE UNTUK SISWA

KELAS V

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lainnya untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 Juli 2021 Yang menyatakan

(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERBASIS PROBLEM BASED

LEARNING DENGAN MEDIA DIGITAL WEBSITE UNTUK SISWA

KELAS V SD Vega Sanrisa Winasti Universitas Sanata Dharma

2021

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan pengembangan buku ajar dengan menggunakan media digital berbasis model pembelajaran Problem Based Learning. Tujuan penelitian ini: (1) Untuk mengembangkan buku ajar tema 5 subtema 1 berbasis Problem Based Learning dengan media digital website untuk siswa kelas V SD; (2) Mengetahui kualitas buku ajar berbasis problem based learning dengan media digital website. Produk yang dikembangan adalah Buku ajar berbasis problem based learning dengan media digital website.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan (R&D). Peneliti menggunakan 7 dari 10 langkah dalam prosedur pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono yang diadopsi dari desain R&D Borg and Gall (2012:409). Subjek penelitian ini adalah 1 guru kelas 5 SDK K, 1 dosen PGSD, 2 guru kelas 5 SD lain, dan 4 siswa kelas 5 dari beberapa SD. Objek dalam penelitian ini adalah buku ajar kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan angket. Instrumen yang digunakan yaitu lembar kuesioner dan lembar wawancara. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif.

Prosedur pengembangan yang telah dilakukan yakni: 1) Menggali potensi dan permasalahan, (2) Mengumpulkan informasi dan studi literatur, (3) Mendesain produk yang akan dihasilkan, (4) Memvalidasi desain, (5) Merevisi desain, (6) Menguji coba produk, dan (7) Merevisi produk. Dari hasil validasi produk pengembangan buku ajar guru oleh validator ahli 1(dosen), validator ahli 2 (guru 1), dan validator ahli 3 (guru 2) diperoleh skor rata-rata 4,2 (sangat baik) dan buku ajar siswa oleh validator ahli 1(dosen), validator ahli 2 (guru 1), dan validator ahli 3 (guru 2) diperoleh skor rata-rata 4,3 (sangat baik). Hasil ujicoba dengan 4 siswa SD kelas 5 mendapatkan skor rata-rata 4,46 (sangat baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa pengembangan buku ajar guru dan buku ajar siswa tema 5 subtema 1 berbasis Problem Based Learning dengan media digital website untuk siswa kelas V SD layak digunakan sebagai sumber belajar tambahan di sekolah.

Kata Kunci: Buku Ajar Guru dan Buku Ajar Siswa, Penelitian dan Pengembangan, Model Pembelajaran Problem Based Learning, dan Media Digital

(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF TEACHING BOOKS BASED ON PROBLEM BASED LEARNING USING DIGITAL WEBSITE MEDIA FOR STUDENT OF

CLASS V PRIMARY SCHOOL

Vega Sanrisa Winasti

Sanata Dharma University 2021

This research is motivated by the need for the development of textbooks using digital media based on the Problem Based Learning model. The objectives of this study: (1) To develop a textbook with 5 subtheme 1 themes based on Problem Based Learning with a digital media website for fifth grade elementary school students; (2) Knowing the quality of textbooks based on problem based learning with digital media websites. The product being developed is a problem-based learning textbook with a digital media website.

This type of research is Research and Development (R&D). The researcher used 7 out of 10 steps in the development procedure proposed by Sugiyono which was adopted from the Borg and Gall R&D design (2012:409). The subjects of this study were 1 grade 5 teacher at SDK K, 1 PGSD lecturer, 2 grade 5 teachers from other elementary schools, and 4 grade 5 students from several elementary schools. The object of this research is the 2013 curriculum textbook. Data collection techniques used interviews, observations, and questionnaires. The instruments used are questionnaire sheets and interview sheets. This study uses quantitative and qualitative data analysis techniques.

The development procedures that have been carried out are: 1) Exploring potentials and problems, (2) Collecting information and literature studies, (3) Designing the product to be produced, (4) Validating the design, (5) Revising the design, (6) Testing the product, and (7) Revise the product. From the results of product validation of teacher textbook development by expert validator 1 (lecturer), expert validator 2 (teacher 1), and expert validator 3 (teacher 2), it was obtained an average score of 4.2 (very good) and student textbooks by validator expert 1 (lecturer), expert validator 2 (teacher 1), and expert validator 3 (teacher 2) obtained an average score of 4.3 (very good). The results of the trial with 4 5th grade elementary school students got an average score of 4.46 (very good). This shows that the development of teacher textbooks and student textbooks with theme 5 sub-theme 1 based on Problem Based Learning with digital media websites for fifth grade elementary school students is appropriate to be used as an additional learning resource in schools.

Keywords: Teacher's Textbook and Student's Textbook, Research and Development, Problem Based Learning Model, and Digital Media

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkahNya, sehingga skripsi berjudul pengembangan buku ajar berbasis problem based learning dengan media digital website siswa untuk kelas v dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program S1 PGSD Universitas Sanata Dharma dan prasyarat mendapatkan gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan dukungan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tak langsung. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa.

2. Dr.Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Kintan Limiasih, S.Pd., M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

5. Drs. YB. Adimassana, M.A., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Andreas Erwin Prasetya, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran dengan sabar dan pengertian dalam penyusunan skripsi ini sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen PGSD yang telah mendidik dan memberikan bekal selama perkuliahan kepada peneliti.

(12)

xi

9. Kepala Sekolah SD Kanisius Kintelan I yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di SD tersebut.

10. Bu Nungki selaku guru kelas 5 SD Kanisius Kintelan I yang sudah memberikan informasi melalui wawancara.

11. Bu Asmi selaku guru kelas 5 dan Bu Olivia selaku guru kelas 6 SD Kanisius Sengkan yang sudah memberikan informasi melalui wawancara.

12. Orangtua yang terkasih yang senantiasa mendoakan peneliti agar semangat dalam penyelesaian skripsi dan mendoakan lancarnya skripsi.

13. Saudara sepupu saya yang senantiasa mendukung dan menyemangati saya dalam penyelesaian dan pengerjaan skripsi.

14. Sahabat-sahabat penulis yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi.

15. Teman-teman nonton konser yang senantiasa menanyakan kapan sidang, terimakasih telah memberikan semangat menyala-nyala sehingga penulis semangat untuk menyelesaikan skripsi.

16. Last but not least. I wanna thank me for believing in me. I wanna thank me for doing all this hard work. I wanna thank me because I can out of the box and finishing this final test and following our progress. I love me

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

(13)

xii

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Definisi Operasional ... 5

1.6 Spesifikasi Produk ... 6

BAB II LANDASAN TEORI... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Teori Yang Mendukung ... 8

2.1.2 Penelitian Yang Relevan ... 22

2.2 Kerangka Berpikir ... 25

2.3 Pertanyaan Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Setting Penelitian ... 28

3.3 Prosedur Pengembangan ... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 32

... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

PERSEMBAHAN ... iv

(14)

xiii

3.5 Instrumen Penelitian ... 34

3.6 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Hasil Penelitian ... 41 4.2 Pembahasan ... 93 BAB V PENUTUP ... 98 5.1 Kesimpulan ... 98 5.2 Keterbatasan penelitian ... 98 5.3 Saran ... 99 DAFTAR PUSTAKA ... 100

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara ... 35

Tabel 3.4 Pedoman Observasi ... 35

Tabel 3.5 Pedoman Kuesioner ... 36

Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Angket Validasi Produk ... 37

Tabel 3.7 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata ... 38

Tabel 3.8 Jadwal Penelitian ... 40

Tabel 4.1 Hasil Wawancara ... 42

Tabel 4.2 Hasil Wawancara ... 44

Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Produk Buku Guru ... 67

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Produk Buku Siswa ... 67

Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Produk Buku Guru ... 69

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Penelitian Yang Relevan ... 24

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ... 26

Gambar 3.1: Langkah-langkah R&D menurut Sugiyono ... 28

Gambar 3.2 Diagram Langkah Pengembangan Dalam Penelitian ... 32

Gambar 4.1 Sampul Buku Guru ... 46

Gambar 4.2 Judul Buku Siswa ... 46

Gambar 4.3 Nama Pengarang Buku Guru dan Siswa ... 47

Gambar 4.4 Kata Pengantar Buku Guru ... 47

Gambar 4.5 Kata Pengantar Buku Siswa... 48

Gambar 4.6 Petunjuk Penggunaan Buku Guru ... 48

Gambar 4.7 Petunjuk Penggunaan Buku Siswa... 49

Gambar 4.8 Daftar Isi Buku Guru ... 49

Gambar 4.9 Daftar Isi Buku Siswa ... 50

Gambar 4.10 Kompetensi Inti ... 50

Gambar 4.11 KD dan Indikator ... 51

Gambar 4.12 Kegiatan 1 Buku Guru ... 52

Gambar 4.13 Cara Mengakses Barcode ... 53

Gambar 4.14 Bacaan Sumpah Pemuda ... 54

Gambar 4.15 Mengidentifikasi Materi pada Barcode ... 56

Gambar 4.16 Mencari Tahu Mengenai Permasalahan ... 56

Gambar 4.17 Mengumpulkan Data ... 57

Gambar 4.18 Mencari Permasalahan Pada Bacaan... 58

Gambar 4.19 Kolom Pengisian Solusi... 59

Gambar 4.20 Kegiatan 3 Buku Guru ... 60

Gambar 4.21 Menganalisis Video ... 61

Gambar 4.22 Mencari Solusi ... 62

Gambar 4.23 Kegiatan 4 Buku Guru ... 63

Gambar 4.24 Membuat Karya ... 64

(17)

xvi

Gambar 4.26 Kegiatan Merefleksikan ... 66

Gambar 4.27 Uji Coba ... 73

Gambar 4.28 Uji Coba ... 73

Gambar 4.29 Uji Coba Hasil Karya ... 75

Gambar 4.30 Uji Coba Hasil Karya ... 75

Gambar 4.31 Uji Coba Kenampakan Alam ... 76

Gambar 4.32 Cover Buku Ajar Sebelum Direvisi ... 79

Gambar 4.33 Cover Buku Ajar Setelah Direvisi ... 80

Gambar 4.34 Perintah Pada Buku Siswa Sebelum Direvisi ... 81

Gambar 4.35 Perintah Pada Buku Siswa Setelah Direvisi ... 81

Gambar 4.36 Perintah Pada Buku Guru Sebelum Direvisi ... 82

Gambar 4.37 Perintah Pada Buku Guru Setelah Direvisi ... 83

Gambar 4.38 Perintah Pada Buku Siswa Sebelum Direvisi ... 84

Gambar 4.39 Perintah Pada Buku Siswa Setelah Direvisi ... 85

Gambar 4.40 Perintah Pada Buku Siswa Sebelum Direvisi ... 86

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Wawancara ... 100

Lampiran 2. Surat Izin Validasi ... 101

Lampiran 3. Surat Izin Uji Coba ... 104

Lampiran 4. Surat Izin Telah Uji Coba ... 105

Lampiran 5. Hasil Validasi Buku Ajar Dosen ... 106

Lampiran 6. Hasil Validasi Buku Ajar Guru Ahli 1 ... 112

Lampiran 7. Hasil Validasi Buku Ajar Guru Ahli 2 ... 118

Lampiran 8. Hasil Validasi Buku Ajar Siswa Oleh Siswa 1 ... 124

Lampiran 9. Hasil Validasi Buku Ajar Siswa Oleh Siswa 2 ... 126

Lampiran 10. Hasil Validasi Buku Ajar Siswa Oleh Siswa 3 ... 128

Lampiran 11. Hasil Validasi Buku Ajar Siswa Oleh Siswa 4 ... 130

Lampiran 12. Hasil Wawancara Guru Kelas 1 ... 132

Lampiran 13. Hasil Wawancara Guru Kelas 2 ... 135

Lampiran 14. Hasil Wawancara Guru Kelas 3 ... 138

Lampiran 15. Hasil Penilaian Observer Teman Sejawat ... 140

(19)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat berjalan dengan baik ketika mengikuti kurikulum yang diberikan pemerintah. Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah Suryabrata (2004:32). Sukses tidaknya sebuah pembelajaran tergantung pada kurikulum yang digunakan. Kurikulum juga merupakan sarana penunjang keberhasilan pembelajaran. Semua sarana prasarana dalam pendidikan yang berguna untuk anak didik merupakan kurikulum. Maka dari itu, kurikulum merupakan pedoman bagi buku ajar yang beredar di masyarakat.

Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana implementasi Kurikulum Tahun 2013 dalam pembelajaran. Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa. Di dalam buku guru terdapat panduan pembelajaran yang terbagi menjadi beberapa tema, subtema dan juga pembelajaran. Di dalam sebuah tema memuat beberapa sub tema, pada setiap sub tema memuat beberapa pembelajaran. Setiap pembelajaran memuat muatan pembelajaran yang beragam. Pada pembelajaran terdapat 2 hingga 3 muatan pembelajaran.

Di dalam buku guru juga terdapat pedoman pembelajaran pada setiap tema dan subtema bahkan pembelajaran. Tak hanya itu, dalam buku guru juga diberikan pedoman penilaian. Pengalaman belajar yang bermakna dapat membangun sikap dan perilaku positif. Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik. Di dalam buku siswa terdapat peta konsep,

(20)

2

petunjuk penggunaan buku, bagian kegiatan siswa baik eksperimen maupun non eksperimen atau diskusi, latihan soal, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.

Menurut bu N (guru kelas 5 SDK K) pada 27 Juli 2020 buku kurikulum yang beredar pada saat ini dinilai kurang efektif dikarenakan kurangnya materi yang terdapat pada buku tersebut. Maka dari itu, pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan sumber belajar lain seperti buku paket guna menambah dan melengkapi materi yang ada. Buku yang beredar sedikit menyulitkan siswa dikarenakan materi yang diberikan sedikit dan juga tidak semua siswa mampu mencerna isi buku yang terlalu banyak tulisan. Maka dari itu, guru harus mengkaitkan beberapa buku dalam memberikan pembelajaran dan siswa juga harus aktif untuk bertanya maupun memberikan pendapat mengenai materi yang diberikan. Guru dan peserta didik juga dapat mengembangkan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuan. Kegiatan yang tersedia di dalam buku siswa sebisa mungkin memaksimalkan potensi belajar siswa. Kegiatan yang diberikan juga dapat disesuaikan dengan kondisi siswa, guru, sekolah dan juga lingkungan sekitar. Peserta didik juga dapat belajar untuk berinteraksi dengan baik dengan teman-temannya karena di dalam buku siswa atau berdasarkan indikator pembelajaran mengajak siswa untuk berkelompok dan berdiskusi. Kegiatan tersebut dapat mengembangkan komunikasi, tingkat kepercayaan diri peserta didik, dan juga mengemukakan pendapat di muka umum. Kegiatan tersebut digunakan untuk membekali peserta didik untuk masa yang akan datang. Dalam buku ajar tersebut terdapat pendekatan, yaitu pendekatan saintifik. Pendidikan saintifik merupakan pendekatan yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Pendekatan ini memberikan proses pembelajaran dimana peserta didik akan belajar dan mendapatkan pengalaman berbasis sains atau keilmuan.

Arends (dalam Hosnan,2014:295) mengemukakan bahwa model pembelajaran Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran peserta didik pada masalah autentik sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi, memandirikan peserta didik dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Di dalam model pembelajaran tersebut guru diminta

(21)

3

untuk memberikan sebuah masalah, dimana peserta didik berusaha untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Namun untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, peserta didik bekerja dalam tim untuk menyelesaikan masalah di dunia nyata. Masalah yang diberikan untuk memancing rasa ingin tahu pada peserta didik terhadap pembelajaran yang dipelajari. PBL juga di dorong oleh tantangan, masalah nyata, dan peserta didik dalam kelompok kolaborasi kecil. Peserta didik juga diminta untuk bertanggung jawab terhadap kelompoknya dan mengikuti proses pembelajaran dengan bantuan guru. Menurut bu A (guru kelas 5 SDK S) pada 22 Maret 2021 model pembelajaran dengan PBL bagus dan bermanfaat bagi siswa agar melatih mereka dalam penyelesaian permasalahan.

Peran media digital juga membantu pembelajaran yang terjadi. Media digital adalah media yang kontennya berbentuk gabungan data, teks, suara dan berbagai jenis gambar yang disimpan dalam format digital dan disebarluaskan melalui internet yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Dengan adanya media digital, setiap individu dapat dengan mudah mencari apa yang mereka inginkan. Oleh sebab itu, karena adanya media digital peneliti berpresepsi jika media digital dapat membantu dan meringankan dalam pengerjaan pekerjaan. Dengan media digital, semua individu dapat mengakses dengan mudah melalui handphone maupun laptop.

Menurut bu N (guru kelas 5 SDK K) pada 27 Juli 2020 para siswa menjadi malas menulis karena terbiasa mendengarkan dan melihat video dari media elektronik. Maka dari itu, guru mengajak siswa untuk belajar menulis sejak kelas bawah. Berbeda dengan narasumber sebelumnya, yaitu bu A (guru kelas 5 SDK S) pada 22 Maret 2021 menurut beliau media digital dinilai bagus dan sesuai dengan perkembangan zaman. Media dapat secara efektif mendukung pembelajaran di masa pandemi seperti saat ini. Efektivitasnya juga dipengaruhi oleh bagaimana penyajian media tersebut. Menurut peneliti media digital memiliki fungsi dan peran dalam meningkatkan semangat belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat pada anak-anak sekarang yang lebih tertarik menggunakan handphone dibandingkan membaca buku. Maka dari itu buku ajar yang berbasis media digital yang akan dikembangkan peneliti diharapkan dapat menyelesaikan

(22)

4

permasalahan tersebut. Hal ini dikarenakan buku ajar yang dikembangkan peneliti mencakup buku ajar berbasis media digital dimana di dalam buku memuat barcode dan link yang dapat di akses pengguna menggunakan media elektronik.

Kurikulum merupakan sarana penunjang keberhasilan pembelajaran di sekolah. Hal tersebut juga didukung oleh buku ajar yang tersebar di sekolah-sekolah yang didalamnya terdapat tema, subtema, serta muatan beberapa pembelajaran. Lalu model pembelajaran yang digunakan yaitu problem based learning dimana peserta didik diajak untuk menemukan permalasahan dan mencari solusi penyelesaian permasalahan tersebut. Produk yang akan dibuat oleh peneliti akan menyajikan buku ajar yang didalamnya terdapat barcode yang akan mengantarkan pengguna ke website dan youtube channel. Maka dari itu untuk menghadapi permasalahan diatas, peneliti ingin mengembangkan produk buku ajar melalui penelitian R&D berjudul “pengembangan buku ajar berbasis Problem Based Learning dengan media digital website siswa untuk kelas 5”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar latarbelakang masalah di atas adanya kebutuhan pengembangan buku ajar, maka dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1.2.1 Bagaimana pengembangan buku ajar berbasis Problem Based Learning dengan media digital website untuk siswa kelas 5?

1.2.2 Bagaimana kualitas buku ajar berbasis Problem Based Learning dengan media digital website untuk siswa kelas 5?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1.3.1 Untuk mengembangkan buku ajar berbasis Problem Based Learning dengan media digital website untuk siswa kelas 5.

1.3.2 Untuk mengetahui kualitas buku ajar berbasis Problem Based Learning dengan media digital website untuk siswa kelas 5.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Guru

(23)

5

Sebagai umpan balik bagi guru SD Kanisius Kintelan I dalam usaha mengembangkan ketelitian siswa kelas V, dapat memberikan masukan dan bahan alternatif dalam pembelajaran yang diterapkan oleh guru, dan juga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.

1.4.2 Bagi Peserta didik

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan ketelitian peserta didik dengan media digital website. Tak hanya itu, peneliti juga berharap dengan dibuatnya buku ajar ini, peserta didik menjadi lebih bersemangat dan teliti dalam mengerjakan suatu hal dan mengurangi tingkat kebosanan pada peserta didik jika hanya mengerjakan dari buku siswa yang sehari-hari mereka bawa dan kerjakan. 1.4.3 Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini untuk memberikan penjelasan mengenai pengaruh media digital dalam bentuk website terhadap peningkatan sikap teliti kepada guru dan peserta didik. Dengan di buatnya buku ajar ini kiranya siswa dapat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

1.4.4 Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman dengan melakukan penelitian jenis Research and Development (RnD) dengan menggunakan model pembelajaran tipe Problem Based Learning. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku ajar berbasis Problem Based Learning.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Buku ajar adalah buku yang digunakan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu. Buku ajar ini dibagi menjadi 2 yaitu buku siswa merupakan sumber belajar bagi peserta didik yang berisikan materi pembelajaran, sedangkan buku guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa.

1.5.2 Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan model pembelajaran dimana peserta didik diminta untuk mencari solusi atau penyelesaian sebuah permasalahan yang diberikan.

(24)

6

1.5.3 Media digital adalah media yang berbentuk gabungan data, teks, dan berbagai jenis gambar yang disimpat dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan internet yang mana dapat diakses dimanapun dan kapanpun dengan bantuan handphone atau laptop.

1.5.4 Website adalah aplikasi software yang memungkinkan pengguna untuk menerbitkan atau mencari dokumen di internet.

1.6 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu:

1.6.1 Produk yang dikembangkan yaitu buku ajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning.

1.6.2 Produk buku yang dikembangkan berisikan materi pembelajaran mengenai persatuan dan kesatuan yang disertai video penjelasan.

1.6.3 Perangkat pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan materi mata pelajaran IPS di SD kelas V tema 5 Ekosistem subtema 1 komponen ekosistem dan dimodifikasi menjadi tema yang baru yaitu “indahnya persatuan dan kesatuan”. 1.6.4 Pembelajaran yang tersedia pada buku ini yaitu Bahasa Indonesia, IPS, dan PPKn. 1.6.5 Buku guru dan siswa ini memiliki isi yang sedikit berbeda dengan buku guru dan

buku siswa pada umumnya, namun dalam buku ini terdapat penjelasan mengenai langkah-langkah kegiatan dengan model problem based learning dan juga memiliki beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di luar kelas.

1.6.6 Buku yang dikembangkan didukung dengan barcode yang akan menghubungkan ke perangkat handphone maupun laptop dengan cara scan barcode yang tersedia pada buku.

1.6.7 Buku yang dikembangkan memiliki ukuran panjang 29,4 cm, lebar 21 cm, dan ketebalan 0,2 cm dan memiliki Bahasa yang mudah dipahami peserta didik.

(25)

7 BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. Kajian pustaka membahas mengenai teori yang mendukung dalam penelitian, penelitian yang relevan membahas mengenai hasil penelitian yang pernah ada, dan untuk kerangka berpikir membahas mengenai alur berpikir dalam memecahkan masalah.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Yang Mendukung 2.1.1.1 Buku Ajar

1. Pengertian Buku Ajar

Buku ajar terdiri dari beberapa jenis. Salah satu dari buku ajar yaitu buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran adalah buku yang berisi ilmu pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, dimana buku tersebut digunakan oleh peserta didik untuk belajar menurut Lia (dalam Prastowo,2011:168). Buku ajar menurut Tarigan (1986:13) adalah buku yang digunakan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya untuk maksud dan tujuan intruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh pengguna. Tak hanya itu, buku teks pelajaran atau buku ajar merupakan salah satu jenis buku pendidikan, berisi uraian bahan tentang bidang studi tertentu, disusun secara sistematis dan diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran dan disesuaikan dengan perkembangan siswa menurut Muslich (2010:24). Lalu menurut Sitohang (2015:4) buku ajar adalah seperangkat pelajaran pokok yang dikembangkan berdasarkan isi kurikulum yang harus dicapai peserta didik untuk menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

(26)

8

Menurut peneliti, buku ajar merupakan buku yang berisikan ilmu/materi mengenai suatu pembelajaran. Buku ajar juga dapat berupa pedoman dalam pembelajaran.

2. Fungsi Buku Ajar

Fungsi buku ajar menurut Nasution (2008:103) yaitu:

a. Membantu guru melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku

b. Buku pelajaran sebagai pegangan dalam menentukan metode pengajaran

c. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulangi pelajaran d. Memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan, sekalipun

guru berganti

e. Memberikan pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap dari tahun ke tahun.

Menurut Prastowo (2013:169) fungsi buku ajar yaitu: a. Sebagai referensi bagi peserta didik

b. Sebagai bahan evaluasi

c. Sebagai alat bantu pendidik untuk melaksanakan kurikulum

d. Sebagai penentu metode atau teknik pengajaran yang digunakan pendidik

e. Sebagai sarana peningkatan karir dan jabatan.

Buku ajar yang dikembangkan pada penelitian ini berfokus pada fungsi bahan ajar poin 1-3 menurut Nasution dan 1-4 menurut Prastowo.

3. Karakteristik buku ajar:

Karakteristik buku ajar menurut Prastowo (2014:245) dapat dirinci sebagai berikut:

a. Buku ajar yang diterbikan oleh penerbit tertentu memiliki ISBN (kode pengidentifikasian buku yang sifatnya unik). Yang di dalamnya terdapat judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN.

(27)

9

b. Dalam penyusunan buku ajar ada 2 fungsi: optimalisasi pengetahuan yang ringkas, pengetahuan sesuai dengan prosedur, dan pengetahuan menjadi target dari buku ajar yang digunakan di sekolah.

c. Buku ajar dikembangkan oleh penulis senantiasa mengacu pada pemprograman kemendikbud.

Karakteristik buku ajar menurut Tarigan (2009:22) dapat dirinci sebagai berikut:

a. Konsep yang digunakan dalam buku ajar jelas b. Berkaitan dengan kurikulum

c. Menarik minat pembaca

d. Memberi motivasi pada pengguna e. Dapat mendorong aktivitas siswa

f. Isi membantu kelancaran mata pelajaran lain

Karakteristik buku ajar yang digunakan oleh peneliti yaitu berkaitan dengan kurikulum, menarik minat pembaca, mendorong aktivitas siswa, dan membantu kelancaran mata pelajaran lain.

2.1.1.2 Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Kurikulum merupakan rencana yang telah dibuat oleh pihak yang mengurus mengenai Pendidikan dan digunakan untuk seluruh bidang Pendidikan baik sekolah maupun universitas. Kurikulum merupakan suatu rencana yang telah disusun untuk melancarkan proses belajar dan mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau Lembaga Pendidikan beserta pengajarnya menurut Nasution (2008:5).

Selain itu, kurikulum juga dapat diartikan dengan niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program Pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Menurut Trianto (2010:13) dalam bahasa Yunani kuno, Curriculum berasal dari kata Curir yang artinya pelari; dan Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum di artikan jarak yang harus di tempuh oleh pelari. Dari makna yang terkandung berdasarkan rumusan masalah tersebut kurikulum dalam pendidikan di

(28)

10

artikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau disekesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.

Kurikulum secara umum menurut Hamid (2009:231) diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Kurikulum adalah rencana yang telah dibuat pihak berwajib atau dinas yang mengurus Pendidikan di Indonesia untuk mengembangkan pembelajaran di Indonesia agar menjadi lebih baik dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tak hanya itu, kurikulum 2013 juga mendefinisikan standar kompetensi kelulusan yakni sebagai kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Adapun pengertian Kurikulum 2013 menurut Mulyasa (2013: 6-7), Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Kurikulum 2013 mendefinisikan standar kompetensi lulusan (SKL) sesuai dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

2. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki kerakteristik yang berbeda dengan karakteristik kurikulum sebelumnya. Yang mana pada kurikulum 2013 peserta didik mampu menguasai sendiri materi yang diberikan dan menekankan peserta didik memahami mengenai materi yang mereka terima.

Menurut Kemendikbud (2013) karakteristik kurikulum 2013 sebagai berikut:

(29)

11

a. Meningkatkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, dan kerja sama

b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana siswa menerapkan sesuatu yang dipelajari di sekolah ke masyarakat serta memberi manfaat kepada masyarakat sebagai sumber belajar

c. Meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan lingkungan masyarakat

d. Memberi waktu yang leluasa untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang lebih dirinci dalam kompetensi dasar mata pelajaran

f. Kompetensi inti menjadi unsur pengorganisasian/ organizing elements kompetensi dasar yang mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajarannya dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti

g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip terkumpul, saling memperkuat/ reinforced dan memperkaya/ enriched antar mata pelajaran dan jenjang Pendidikan.

Demikian dapat peneliti simpulkan bahwa karakteristik kurikulum 2013 lebih menekankan pada pengembangan terhadap sikap, pengetahuan, serta keterampilan peserta didik serta penerapan dalam berbagai situasi di sekolah maupun di masyarakat.

3. Tujuan Kurikulum 2013

Dalam menciptakan sebuah kurikulum pasti sudah ada sebuah konsep yang dibuat secara matang. Selain itu hal utama dalam kurikulum yaitu tujuan dari kurikulum itu sendiri. Kurikulum yang diterapkan di Indonesia saat ini yaitu kurikulum 2013 yang mana memiliki tujuan tersediri.

(30)

12

Menurut Fadillah (2014:25) mengatakan bahwa tujuan kurikulum 2013 sebagai berikut:

a. Meningkatkan mutu Pendidikan yang mana menyeimbangkan hard skill dan soft skill melalui kemampuan sikap, keterampilan, serta pengetahuan menghadapi tantangan masa akan dating

b. Meningkatkan dan membentuk potensi manusia yang produktif, kreatif, dan inovatif dalam membangun bangsa dan negara

c. Meringankan tenaga pendidik dalam kegiatan belajar mengajar dan menyiapkan administrasi mengajar

d. Meningkatkan keikutsertaan pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat yang seimbang dalam mengendalikan kualitas kurikulum e. Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan Pendidikan

mengenai kualitas Pendidikan yang akan dicapai.

Jadi berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa tujuan kurikulum 2013 yaitu kurikulum ini mengajak peserta didik untuk aktif, kreatif, dan juga inovatif melalui peningkatan mutu melalui sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2.1.1.3 Model Pembelajaran Problem Based Learning

1. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning

Problem Based Learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Menurut Barrow (dalam Huda (2013:271)) Problem Based Learning sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman atau resolusi suatu masalah. Lalu menurut Triyadi (dalam Darmadi,2017:117) pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga dapat merangsang peserta didik untuk belajar. Sedangkan menurut Triyadi (dalam Hamdayama,2016:116) berpendapat bahwa model pembelajaran problem based learning adalah pembelajaran yang memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. The principal idea behind problem based learning is…that the starting point for learning

(31)

13

should be a problem, a query or a puzzle that the learner wishes to solve menurut Boud (1985a:13).

Menurut peneliti, Problem based learning merupakan model pembelajaran yang berisikan permasalahan yang ditemukan, dianalisis, lalu menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Model pembelajaran ini mengajak peserta didik untuk mencari solusi dari permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Tak jarang dalam menyelesaikan permasalahan, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.

2. Prinsip Model Pembelajaran Problem Based Learning

Problem Based Learning lebih dari sekedar lingkungan yang efektif untuk mempelajari pengetahuan tertentu. Ia dapat membantu pembelajar/ peserta didik membangun kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerja sama tim, dan berkomunikasi menurut Donalds Woods (dalam Amir,2009:13).

Problem based course use stimulus material to engage students in considering a problem which, as far as possible, is presented in the same context as they would find it in real life; this often means that it crosses traditional disciplinary boundaries menurut Boud (1991:15).

Jadi, prinsip dari model pembelajaran ini yaitu untuk mempelajari pengetahuan untuk membangun kecakapan dalam memecahkan masalah, kerja sama tim, dan berkomunikasi. Tak hanya itu, model pembelajaran ini menggunakan stimulus untuk melibatkan siswa dalam mempertimbangkan masalah yang mungkin disajikan dalam konteks yang dapat ditemukan pada kehidupan nyata.

3. Ciri-ciri Model Pembelajaran Problem Based Learning

Pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah, biasanya masalah memiliki konteks dengan dunia nyata, pembelajar secara kelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah dan melaporkan solusi dari permasalahan mereka menurut Tan (dalam Amir,2009:12). Tak hanya itu, menurut Wee (dalam

(32)

14

Amir,2009:13) menyebutkan ciri proses PBL sangat menunjang pembangunan kecakapan mengatur diri sendiri (self directed), kolaboratif, berpikir secara metakognitif, cakap menggali informasi, yang semuanya relatif perlu untuk dunia kerja.

Menurut Nur (2008:3) ciri Problem Based Learning berfokus pada interdisiplin. Dalam pembelajaran masalah yang dihadapkan kepada peserta didik meskipun berpusat pada masalah pembelajaran tertentu solusi yang dikehendaki melibatkan banyak mata pelajaran. PBL menghendaki peserta didik menggeluti penyelidikan otentik dengan memperoleh pemecahan nyata terhadap masalah-masalah nyata. Mereka menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen (bila diperlukan) membuat inferensi dan membuat kesimpulan. Serta menghasilkan karya nyata dan memamerkan.

Ciri dari model ini yaitu pemberian masalah kepada peserta didik, masalah yang diberikan yaitu masalah dalam kehidupan nyata, lalu menyelesaikan masalah dengan kelompok maupun individu, lalu analisis masalah.

4. Lingkungan Belajar Dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning Lingkungan belajar yang sesuai untuk menerapkan model pembelajaran ini yaitu lingkungan yang memiliki sebuah permasalahan yang sesuai dengan konsep dan prinsip yang akan di pelajari dan lingkungan yang menyajikan masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Model ini dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.

5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

Langkah dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning menurut Amir (2009:24-26):

Langkah pertama yaitu mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. Yang mana pada tahap pertama mengajak peserta didik dapat memiliki sebuah pandangan mengenai konsep yang ada dalam masalah.

(33)

15

Lalu pada tahap ke2 peserta didik diajak untuk merumuskan masalah, yang mana permasalahan yang ada diperjelas dengan hubungan yang ada diantara permasalahan. Jadi, pada langkah ke 2 ini peserta didik di ajak untuk memperjelas permasalahan yang telah di berikan. Lalu langkah ke3 yaitu menganalisis masalah yang mana pada tahap ini anggota kelompok berdiskusi untuk mencari solusi bagi permasalahan yang telah diberikan. Untuk itu, terjadilah diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum dalam permasalahan) dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah gagasan) dilakukan dalam tahap ini. Untuk langkah 4 yaitu peserta didik diminta untuk menata gagasan anda dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam yang mana pada bagian yang telah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan; mana yang saling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilah-milah sesuatu menjadi bagian yang membentuknya. Pada langkah selanjutnya peserta didik diajak untuk memformulasikan tujuan pembelajaran dimana kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok telah mengetahui pengetahuan mana yang dirasa kurang dan mana yang belum jelas. Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat.

Untuk langkah selanjutnya yaitu mencari informasi tambahan dari sumber lain.

Pada langkah ini kelompok sudah mengetahui informasi yang tidak dimiliki dan sudah punya tujuan pembelajaran. Saat ini mereka harus mencari informasi tambahan dan menentukan dimana hendak dicari. Mereka harus mengatur jadwal, menentukan sumber informasi. Setiap anggota harus mampu belajar sendiri dengan efektif untuk tahapan ini agar mendapatkan informasi yang relevan, seperti misalnya menentukan kata kunci dalam pemilihan, memperkirakan topik, penulis, publikasi dari sumber pembelajaran. Keaktifan anggota harus terbukti dengan laporan yang harus disampaikan oleh setiap individu/sub kelompok yang bertanggung jawab atas setiap tujuan pembelajaran.

(34)

16

Selanjutnya peserta didik diminta untuk mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk guru/kelas. Laporan individu/kelompok yang di presentasikan di hadapan kelompok lain, maka kelompok lain akan mendapatkan informasi baru. Anggota yang mendengarkan harus kritis tentang laporan yang disajikan. Terkadang laporan yang disajikan dibuat untuk menghasilkan pertanyaan baru dan harus disikapi oleh kelompok. Pada tahap ini, kelompok sudah dapat membuat sintesis; menggabungkannya dan mengkombinasikan hal-hal yang relevan.

Pada tahap ini, keterampilan yang dibutuhkan adalah bagaimana meringkas, mendiskusikan, dan meninjau ulang hasil diskusi untuk nantinya disajikan dalam bentuk paper/makalah. Di sinilah kemampuan menulis dan kemudian mempresentasi sangat dibutuhkan dan dikembangkan.

Menurut (Shofiyah dalam Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, Vol 3, No 1:33-38) langkah-langkah pembelajaran model Problem Based Learning yaitu:

Tahap pertama yaitu peserta didik diajak untuk mengorientasikan siswa pada masalah. Untuk itu guru menginformasikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan logistik penting, dan memotivasi agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri. Selanjutnya guru mengorganisasikan siswa untuk belajar yang mana guru membantu peserta didik menentukan dan mengatur tugas belajar yang berhubungan dengan masalah itu.

Selanjutnya guru membantu penyelidikan mandiri dan kelompok namun tidak membantu peserta didik dalam penyelesaian hanya mendampingi. Lalu guru mendorong peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan dan solusi. Setelah itu peserta didik mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta mempresentasikan. Disini guru membantu peserta didik dalam

(35)

17

merencanakan dan menyiapkan hasil karya peserta didik yang sesuai seperti laporan.

Yang terakhir peserta didik diajak untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi atau penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.

Menurut Arends (2004:406):

Tahap pertama yaitu orientasi siswa terhadap masalah autentik. Lalu mengorganisasi siswa dalam belajar. Setelah itu membantu siswa secara individual atau kelompok dalam melaksanakan penyelidikan. Selanjutnya mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Yang terakhir yaitu analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

Berdasar langkah-langkah yang telah dijelaskan oleh para ahli dapat diberi kesimpulan bahwa dalam menyusun Problem Based Learning peneliti harus mengetahui fase yang ada pada model pembelajaran tersebut. Pada awalnya peneliti menemukan sebuah permasalahan yang dapat diangkat menjadi sebuah penelitian oleh peneliti. Setelah menemukan permasalahan lalu dianalisis hingga pada akhirnya menganalisis hasil akhir dan menemukan solusi atas permasalahan yang telah ditemukan.

6. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning menurut Taufik (2009:32-33):

a. Memiliki keaslian seperti di kehidupan sehari-hari/lingkungan sekitar. b. Dibangun dengan memperhitungkan pengetahuan sebelumnya. c. Membangun pemikiran yang metakognitif dan konstruktif. d. Meningkatkan minat dan motivasi dalam pembelajaran.

Menurut Kurniasih dan Berlin (2015:49-50) kelebihan PBL adalah: a. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif peserta

(36)

18

b. Dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah para peserta didik dengan sendirinya

c. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar

d. Membantu peserta didik dalam belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi yang serba baru

e. Dapat mendorong peserta didik mempunyai inisiatif untuk belajar mandiri

f. Mendorong kreativitas peserta didik dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan

Menurut Hamdayama (2016: 117) kelebihan PBL adalah:

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik karena peserta didik dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga mampu menyerap pengetahuan dengan baik.

b. Jiwa sosial peserta didik berkembang karena peserta didik dilatih untuk bekerja sama dengan peserta didik lain dalam menyelesaikan masalah c. Peserta didik memperoleh pengetahuan baru dari beberapa sumber. Berdasarkan uraian kelebihan di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari model pembelajaran problem based learning yaitu peserta didik mampu berfikir secara kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah, mampu menciptakan kebersamaan karena peserta didik dibiasakan untuk bekerja bersama kelompok, peserta didik juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru.

Sedangkan untuk kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning oleh Kurniasih dan Berlin (2015:50-51) dideskripsikan sebagai berikut:

a. Model ini membutuhkan pembiasaan, karena dalam teknis pelaksanaannya yang rumit dan peserta didik dituntut untuk berkonsentrasi dan memiliki daya kreasi yang tinggi.

b. Persiapan proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lama, hal tersebut karena sedapat mungkin persoalan yang ada harus dipecahkan sampai tuntas, agar maknanya tidak terpotong.

(37)

19

c. Peserta didik tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar, terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya.

d. Tak jarang guru juga merasa kesulitan, hal tersebut disebabkan karena guru kesulitan dalam menjadi fasilitator dan mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan yang tepat daripada menyerahkan mereka solusi.

Menurut Hamdayama (2016:117) kelemahan PBL adalah sebagai berikut:

a. Jika Peserta didik yang malas, tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.

b. Membutuhkan banyak waktu dan dana.

c. Tidak semua pembelajaran dapat diterapkan dengan model ini

Menurut Susanto (2014:90) kelemahan PBL adalah sebagai berikut:

a. Bila peserta didik tidak memiliki minat karena masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

b. Keberhasilan pendekatan pembelajar melalui pemecahan masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

c. Tanpa pemahaman mereka untuk berusaha memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar dari apa yang mereka pelajari.

Berdasarkan uraian kelemahan diatas dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari model pembelajaran problem based learning yaitu pelaksanaan model problem based learning membutuhkan pembiasaan diri dan waktu yang relatif lama dan dana yang lumayan, model pembelajaran juga tidak dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, jika peserta didik malas maka tujuan pembelajaran ini tidak dapat tercapai.

2.1.1.4 Media Digital

(38)

20

Media digital/baru adalah media yang berbasis internet dengan menggunakan komputer dan telepon genggam canggih. Dua kekuatan utama perubahan awalnya adalah komunikasi satelit dan pemanfaatan komputer menurut Carey (dalam McQuail,2011:43). Tak hanya itu, media digital adalah media yang kontennya berbentuk gabungan data, teks, suara, dan berbagai jenis gambar yang disimpan dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan berbasis kabel optic broadband, satelit dan system gelombang mikro menurut Flew (2008:2-3). Media baru merupakan media yang pada saat ini sedang berkembang dan akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman menurut Ardianto (2007:26). Media digital merupakan media berbasis internet yang dapat menjangkau PC maupun Handphone. Tak hanya itu, media digital merupakan sarana/ akses yang dapat digunakan untuk mencari sesuatu hal dengan mudah dan dengan waktu yang singkat tanpa biaya yang besar. Media digital merupakan sumber informasi yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Dengan adanya media digital, kita dapat mengikuti berita yang ada dengan cepat dan mudah. Tak hanya sebagai sumber informasi, media digital juga dapat membantu kita dalam berbisnis melalui media. 2. Ciri Media Digital

Menurut Arsyad (2010:32) ciri media digital yaitu:

a. Dapat digunakan secara acak, non-konsekuensi, atau secara linier/ngikutin alur

b. Dapat digunakan berdasarkan keinginan pengguna sebagaimana direncanakan

c. Gagasan yang disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol, atau grafik

d. Prinsip ilmu factual untuk meningkatkan media

e. Pembelajaran dapat meninjau peserta didik dan mengajak peserta didik berinteraksi

Jadi ciri media digital dapat digunakan dimanapun dan kapanpun sesuai dengan apa yang dicari oleh pengguna.

(39)

21 2.1.1.5 Website

1. Pengertian Website

Menurut Moriarty, Sandra (2011:347) Website merupakan sumber informasi yang memuat perpustakaan berita dan data tentang produk, kategori produk, dan topik relevan yang dapat dicari secara online. Tak hanya itu, Menurut Greenlaw dan Hepp (2002:18), web adalah suatu aplikasi software yang memungkinkan setiap pengguna atau user untuk menerbitkan atau mencari dokumen hypertext di internet.

Menurut Bekti (2015:35) website merupakan halaman-halaman yang menampilkan informasi teks, gambar, animasi, dll yang bersifat diam atau bergerak dalam satu rangkaian yang bersifat terkait. Setelah itu menurut Rahmadi (2013:1) website merupakan sejumlah halaman web yang memiliki topik berkaitan yang disertai berkas gambar, video, dll. Website merupakan sumber informasi yang dapat kita akses melalui PC maupun Handphone, dengan bermodalkan internet kita dapat membuka website dan dapat berselancar di jaringan tersebut.

2. Manfaat Website

Website memiliki manfaat yang mana berfungsi untuk menyebarkan informasi yang lebih cepat kepada masyarakat luas.

Menurut Ulfa (2019) manfaat website diantaranya yaitu:

a. Sebagai sarana informasi yang lebih mudah dan cepat untuk di dapatkan

b. Memberikan kemudahan dalam kegiatan pemasaran dan promosi c. Sarana komunikasi di berbagai belahan dunia

d. Sarana edukasi bagi masyarakat e. Sarana hiburan yang murah

Jadi manfaat website menurut peneliti yaitu sebagai sarana informasi yang dapat digunakan secara mudah dan dapat dijangkau dimanapun jika terhubung dengan internet.

(40)

22

2.1.2.1 Penelitian 1 yang dilakukan oleh Sary (2020) yang berjudul “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI GERAK LURUS DI MTS” di MTsN 7 Aceh Besar dengan hasil penelitian yakni: 1) Desain pengembangan bahan ajar berbasis PBL untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis berada dalam kategori layak; 2) Kelayakan bahan ajar berbasis PBL untuk meningkatkan berpikir kritis yang dinilai oleh desain media berada pada kategori layak (79,25%) dan ahli substansi materi juga berada pada kategori layak (79,25%).

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, peneliti juga menggunakan model yang sama yaitu model Problem Based Learning. Namun perbedaan terdapat pada penerapan model, hasil dari penelitian, subjek penelitian yang mana pada penelitian Sary (2020) adalah siswa MTSn sedangkan subjek peneliti yaitu untuk siswa kelas 5 dan guru kelas 5 SD.

2.1.2.2 Penelitian 2 yang dilakukan oleh Krina (2016) yang berjudul “PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETELITIAN DAN RASA INGIN TAHU SERTA HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning dengan KKM 68 pada siklus I siswa yang tuntas terdapat 95,2% dan siklus II sebesar 97,6% (meningkat sebesar 2,4%). Sikap siswa yang dicapai setelah menggunakan Problem Based Learning pada siklus I sikap teliti sebesar 56,3% dan pada siklus ke II sebesar 90,1% (meningkat sebesar 33,8%).

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, peneliti juga menggunakan model yang sama yaitu model Problem Based Learning. Namun untuk perbedaan terdapat pada penerapan model, hasil dari penelitian, dan juga variabel pada penelitian Krina mengenai matematika sedangkan peneliti meneliti mengenai IPS.

2.1.2.3 Penelitian yang dilakukan oleh Harwati (2018) yang berjudul “IMPLEMENTASI MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KETELITIAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV B”.

(41)

23

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning meningkat dari nilai tertinggi 80 pada siklus I menjadi 90 pada siklus ke II. Pada siklus I rata-rata 75,81dengan tingkat ketuntasan 81,8% dan pada siklus II rata-rata 85,3 dan tingkat ketuntasan 100%. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model tersebut, peningkatan ketelitian dan hasil belajar mencapai 9,49% dimana pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan hingga 18,2%.

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, peneliti juga menggunakan model yang sama yaitu model Problem Based Learning. Namun untuk perbedaan terdapat pada penerapan model, hasil dari penelitian dan juga variabel pada penelitian Harwati yaitu mengimplementasi model pembelajaran PBL sedangkan peneliti mengembangkan buku ajar berbasis model PBL.

2.1.2.4 Penelitian yang dilakukan oleh Karina (2015) yang berjudul

“PENGEMBANGAN BUKU AJAR KETERAMPILAN MENULIS

BERDASARKAN STRATEGI 3W2H UNTUK SMA KELAS XI”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan buku ajar berdasar Karina mendapatkan skor rata-rata tahap 1 3,06 “Cukup” dan rata-rata tahap 2 “Baik”. Rendahnya skor pada tahap 1 karena masih banyak kekurangan terutama pada aspek isi dan penyajian.

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, peneliti juga mengembangkan buku ajar. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu buku ajar yang dikembangkan menggunakan model pembelajaran PBL untuk kelas 5 SD dan untuk kualitas buku yang dikembangkan sangat baik dan layak digunakan.

Sary (2020) yang berjudul “PENGEMBANGAN BAHAN

AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI

GERAK LURUS DI MTS”

Krina (2016)

“Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Ketelitian dan Rasa Ingin Tahu Serta

Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika”

(42)

24

Gambar 2.1 Bagan Penelitian Yang Relevan Harwati (2018)

“Implementasi Model PBL Untuk Meningkatkan Ketelitian dan

Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas IV B”

Yang Diteliti: Pengembangan Buku Ajar berbasis Problem Based Learning

dengan Media Digital Website Untuk Siswa Kelas V SD

Heksari (2015)

“PENGEMBANGAN BUKU AJAR KETERAMPILAN MENULIS BERDASARKAN STRATEGI 3W2H UNTUK SMA

(43)

25 2.2 Kerangka Berpikir

Pemerintah Indonesia telah menerapkan kurikulum yaitu kurikulum 2013 yang menekankan pada pendidikan berkarakter yang dimulai sejak tingkat dasar pada sekolah. Kurikulum 2013 ini melengkapi dan menyempurnakan dari kurikulum sebelumnya dan mengajak peserta didik untuk turut aktif dan kreatif pada pembelajaran berlangsung. Dengan perkembangan kurikulum yang menekankan mengenai sikap, pengetahuan, keterampilan, dan sosial. Pembentukan karakter ditanamkan sejak diri agar peserta didik dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, dalam membentuk karakter siswa dan ketercapaiannya kompetensi, guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik dan tercapainya kompetensi yang hendak dicapai. Untuk itu, guru dapat menggunakan pembelajaran inovatif untuk mengembangkan bakat yang ada pada peserta didik. Lalu, peneliti menemukan permalahan pada kelas yaitu ketelitian yang dimiliki oleh siswa belum maksimal.

Buku ajar berisikan materi yang disusun secara lengkap dan sistematis sesuai dengan prinsip pembelajaran guru dan siswa. Dengan pengembangan buku guru dan buku siswa kelas 5 tema 5 subtema 1 dengan model pembelajaran Problem based Learning, guru akan mengajak peserta didik untuk mengetahui mengenai persatuan dan kesatuan. Dengan adanya buku ajar guru dan siswa yang berisikan materi mengenai komponen ekosistem, maka kemampuan siswa untuk lebih kreatif dan teliti dapat terasah dan bertambah menjadi lebih baik. Buku ajar guru dan siswa dibuat sebagai buku alternatif buku ajar sehari-hari, dengan tujuan agar peserta didik tidak mudah bosan dengan buku yang telah ada dan mereka kerjakan sehari-hari. Tak hanya itu, dengan model pembelajaran ini peserta didik diajak untuk aktif mengamati, melakukan, dan menyelesaikan permasalahan yang disediakan oleh guru maupun permasalahan yang mereka temukan.

Untuk itu, peneliti menemukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan untuk meningkatkan ketelitian peserta didik dengan menciptakan buku ajar di kelas. Guru dan siswa dapat menggunakan buku tersebut dengan cara menyambungkan dengan media digital website.

(44)

26

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

2.3 Pertanyaan Penelitian

2.3.1 Bagaimana prosedur pengembangan buku ajar berbasis Problem Based Learning dengan media digital website untuk siswa kelas 5!

2.3.2 Bagaimana kualitas buku ajar berbasis Problem Based Learning dengan media digital website untuk siswa kelas 5!

2.3.2.1 Bagaimana kualitas buku ajar berbasis Problem Based Learning dengan media digital website untuk siswa kelas 5 menurut dosen?

2.3.2.2 Bagaimana kualitas buku ajar berbasis Problem Based Learning dengan media digital website untuk siswa kelas 5 menurut guru?

2.3.2.3 Bagaimana kualitas buku ajar berbasis Problem Based Learning dengan media digital website untuk siswa kelas 5 menurut siswa?

Wawancara dan Observasi yang dilakukan bersama Guru kelas 5 SD Kanisius Kintelan I dan Guru Kelas 6 SD Kanisius Sengkan

Pengembangan Buku Ajar yang berbasis Media Digital Website 1. Buku ajar yang mengajak siswa untuk berpikir kritis.

2. Buku ajar yang digunakan menggunakan model PBL

3. Terdapat barcode dan link yang dapat diakses di buku tersebut. 4. Buku ajar menggunakan media digital.

Analisis Kebutuhan

Guru membutuhkan sumber pembelajaran lebih banyak agar siswa tidak mudah bosan dengan buku ajar yang digunakan saat ini.

(45)

27 BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D). Desain penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain dari Sugiono (2010:297) yang biasa digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang dihasilkan yaitu buku ajar untuk guru dan siswa. Adapun langkah-langkah dalam pengembangan produk mengikuti 7 langkah-langkah pertama dari 10 langkah dalam desain Sugiyono, yaitu (1) Menggali potensi dan Masalah, (2) Mengumpulkan informasi dan studi literatur, (3) Mendesain Produk, (4) Memvalidasi desain, (5) Merevisi Desain, (6) Menguji Coba Produk, dan (7) Merevisi Produk.

Produk buku ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini berfungsi sebagai buku alternatif untuk guru dan siswa yaitu sebuah sumber belajar alternatif ini berisikan materi pembelajaran untuk muatan pelajaran tertentu, untuk membantu atau melengkapi buku siswa dan guru kurikulum 2013 yang sudah ada. Di dalam buku ajar tersebut terdapat materi pembelajaran, media pembelajaran, barcode yang mengantar siswa ke materi pembelajaran. Peneliti memilih penelitian ini untuk mengembangkan buku ajar kelas V SD dengan menggunakan media digital. Menurut Sugiono (2011:408) terdapat langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu dan untuk menguji keefektifan produk. Prosedur pengembangan dalam desain Sugiyono dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Penelitian Yang Relevan Harwati (2018)
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 3.1: Langkah-langkah R&D menurut Sugiyono
Gambar 3.2 Diagram Langkah Pengembangan Dalam Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Assessment for Learning dan Problem Based Learning terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Assessment for Learning dan Problem Based Learning

Pada penulisan tesis ini penulis memilih judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa

Dari hasil uji tersebut maka dapat dikatakan bahwa bahan ajar tematik terpadu berbasis problem based learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa berada

Berdasarkan perhitungan ES tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning memberikan pengaruh yang sedang terhadap hasil belajar siswa pada

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar Siswa Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) penerapan model pembelajaran Problem

Judul Skripsi : Pembelajaran Lingkungan Melalui Pengembangan Subjek Spesifik Pedagogi Berbasis Problem Based Learning untuk Menguatkan Literasi Lingkungan Siswa

Keefektifan Model Pembelajaran Problem Based Learning Tabel 14 Keefektifan Model Pembelajaran Problem Based Learning Hasil Belajar Aktivitas Siswa Respon Siswa E 3.5 3.6 2.8 3.5