• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Metode Line Balancing dan Motion Study untuk Meningkatkan Produktivitas Lini Produksi Spring Bed

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Metode Line Balancing dan Motion Study untuk Meningkatkan Produktivitas Lini Produksi Spring Bed"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

94 | I t e k s V o l 1 2 N o 2

Implementasi Metode Line Balancing dan Motion Study untuk Meningkatkan Produktivitas Lini Produksi Spring Bed

Line Balancing and Motion Study Methods Implementation to Increase Productivity of Spring Bed Production Line

Muhamad Soleh1*, Yuliyanti Dian Pratiwi2, Warso3

1,2,3 Sekolah Tinggi Teknik Wiworotmo Purwokerto

Corresponding Author email: muhamadsoleh@stt.wiworotomo.ac..id* Abstrak

Kurangnya kemampuan UKM dalam melakukan efisiensi dan merencanakan proses produksi yang efektif menyebabkan tingginya biaya produksi dan lama waktu produksi, sehingga UKM Indonesia kalah saing dari segi harga produk dan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini juga dialami oleh perusahaan manufaktur yang memproduksi springbed yang ada di Kabupaten Banyumas dimana masih banyaknya ketidak efisienan dalam produksi menyebabkan perusahaan tidak bisa meningkatkan kapasitas produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi letak permasalahan yang dimiliki perusahaan dan memberikan rekomendasi perbaikannya. Metode line balancing digunakan untuk mengurangi bottleneck yang menghambat lini produski menghasilkan output yang lebih banyak. Sedangkan motion study digunakan untuk menganalisis aktivitas yang tidak efektif yang memperlama proses produksi. Hasil penelitian menunjukkan terjadi bottleneck pada stasiun matlas. penyeimbangan lini produksi dilakukan dan menghasilkan efisiensi lini produksi 76 % dan balance delay 24%. Dari analisa Motion Study diketahaui aktivitas yang kurang efektif yaitu waktu istirahat (R), mengambil/ menjangkau (TE) dan membawa (TL).

Aktivitas tersebut dapat dikurangi dengan memperbaiki Layout stasiun kerja tersebut.

Hasilnya terdapat pengurangan waktu proses sebesar 95,85 sec jadi total waktu produksi menjadi 8,11 menit. Kemudian nilai line eficiency menjadi 83,86 % dan nilai balance delay sebesar 16,14%.

Kata kunci: bottleneck, line Balancing, Motion study, spring bed, UKM Abstract

The lack of SMEs ability to conduct efficient and effective production plan processes causes high production costs and long production times. It makes Indonesian SMEs lose competitiveness in terms of product prices and the ability to meet consumer needs. This is also experienced by manufacturing companies that produce spring beds in Banyumas Regency where there are still many inefficiencies in production causing the company to be unable to increase its production capacity. This study aims to find the company's problems and provide recommendations for improvement. We use the Line balancing method to cut bottlenecks that prevent production lines from producing more output. Meanwhile, we use motion study to analyze ineffective activities that prolong the production process. The results showed that there was a bottleneck at the Matlas station. Line balancing implementation resulted in line efficiency of 76% and a balance delay of 24%. From the analysis of the Motion Study, it is known that the activities that are less effective are resting time (R), take/reach (TE), and carry (TL). We improve the layout of the workstation to reduce the ineffective activities. The result is a reduction in the processing time of 95.85 sec so the total production time is 8.11 minutes. Then the line efficiency value becomes 83.86% and the balance delay value is 16.14%.

Keywords: bottleneck, line Balancing, Motion study, spring bed, SMEs

(2)

95 | I t e k s V o l 1 2 N o 2 1. Pendahuluan

Sejak diberlakukanya AFTA dan APEC menyebabkan persaingan industri di Indonesia khususnya UKM semakin ketat(8). Untuk dapat bertahan di era globalisasi, industri-industri kecil dan menengah di Indonesia harus dapat bersaing baik dengan perusahaan lokal maupun global.

Pada kenyataannya, UKM di Indonesia memiliki banyak permasalahan. Seperti kurangnya permodalan, pemanfaatan sumber daya yang kurang optimal, masalah keterbatasan sarana dan prasarana usaha kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi(1) serta permasalahan klasik yang dihadapi industri menengah yaitu rendahnya produktivitas(2).

Permasalahan-permasalahan tersebut mengakibatkan UKM-UKM di indonesia memiliki daya saing yang rendah. Kurangnya kemampuan UKM dalam melakukan efisiensi dan merencanakan proses produksi yang efektif menyebabkan tingginya biaya produksi dan lama waktu produksi, sehingga UKM Indonesia kalah saing dari segi harga produk dan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen.

Hal ini juga dialami oleh perusahaan manufaktur yang memproduksi springbed yang ada di Kabupaten Banyumas dimana masih banyaknya ketidak efisienan dalam produksi menyebabkan perusahaan tidak bisa meningkatkan kapasitas produksinya. Hal ini menyebabkan pangsa pasar perusahaan tersebut banyak diambil oleh perusahaan pesaing.

Berdasarkan hasil observasi pada perusahaan ditemukan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah kurang seimbangnya lini produksi dan masih tingginya waktu yang tidak memiliki Value added (Waste) dalam prodes produksi. Hal ini dibuktikan adanya penumpukan material dalam proses pada beberapa stasiun kerja yang terindikasi mengalami bottleneck. Oleh karena itu, Diperlukan sebuah metode yang tepat untuk dapat memaksimalkan utilitas semua stasiun kerja dengan menyeimbangkan lini produksi pada setiap stasiun kerja.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyeimbangkan lini perakitan adalah dengan menganalisis line efficincy pada proses produksi pembuatan springbed. Penelitian mengenai permasalahan lini produksi dan metode line balancing sudah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu seperti Stephani melakukan analisis Line Efficiency pada proses Assembly produk F- 25TGU pada Business Unit Fan di PT. Panasonic Manufacturing Indonesia(6). Sugeng dan Ari melakukan penelitian tentang meningkatakan kapasitas produksi line rear axle assy dengan metode line balancing di PT. XYZ untuk meningkatakan efisiensi lintasan yang nantinya berdampak pada peningkatan kapasitas produksi dan juga akan menurunkan LVC (Loading vs Capacity)(11). Djunaidi dan Angga melakukan penelitian tentang analisis keseimbangan lintasan (line balancing) pada proses perakitan body bus pada karoseri guna meningkatkan efisiensi lintasan(5). Wisnuadi dan Fakhrina menggunakan analisis line balancing untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi chanel 7 agar dapat memenuhi target produksi(15). Rangare dan Arun melakukan penelitian menggunakan konsep simulasi kejadian diskrit untuk menemukan efisiensi keseimbangan dalam perakitan akhir(10). Mazduber menggunakan analisis line balancing untuk menyeimbangkan jalur produksi melalui distribusi pekerjaan diantara stasiun kerja dengan menyeimbangkan lini (9).

Hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa analisa line balancing dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas lini produksi. Line balancing digunakan untuk menyeimbangkan penugasan elemen-elemen dari suatu stasiun produksi untuk meminimumkan total Idle time dan mengurangi bottleneck pada lintasan produksi(7). Untuk meningkatkan kecepatan produksi pada perusahaan juga dapat dilakukan perbaikan pada stasiun kerja yang bottleneck. Salah satu cara yang dapa dilakukan adalah dengan menganalisa aktivitas yang memiliki value added dan tidak memiliki value added dan selanjutnya melakukan upaya untuk menghilangkan aktivitas yang tidak memiliki value added (Waste). Analisis wase pada proses produksi dapat dilakukan dengan metode motion study. Motion study merupakan analisis pada gerakan manusia dalam melakukan pekerjaannyadengan tujuan untuk mengurang dan menghilangkan gerakan yang tidak efektif, sehingga dapat mengurang waktu pekerjaan dan kelelahan pekerja(12). Sehingga dalam penelitian ini akan mengiplementasikan metode line balancing dan motion study untuk meningkatkan efisiensi

(3)

96 | I t e k s V o l 1 2 N o 2

lini produksi pada bagian produksi spring bed sehingga perusahaan dapat meningktakan produksinya.

2. Metodologi Penelitian 2.1. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efisiensi lini produksi pada produksi spring bed. Subjek penelitian dalam dalam penelitian ini adalah sistem produksi springbed pada salah satu perusahaan spring bed di Kabupaten Banyumas.

2.2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan interview dengan kepala produksi, untuk mendapatkan permasalahan yang terjadi di lintasan produksi, melakukan pengamatan langsung pada obyek untuk mendapatkan data faktual yaitu data primer antara lain masalah yang terjadi di lantai produksi Springbed dan mencari referensi berkaitan penelitian sehingga diperoleh teori-teori yang relevan untuk mencari informasi tentang Line Balancing

2.3. Metode Pengolahan Data

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada permasalahan perusahaan spring bed yang tidak bisa meningkatkan kapasitas produksinya akan tetapi perusahaan kesulitan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Pada penelitian ini akan mengimplementasikan metode line balancing dan motion studi untuk meningkatkan efisiensi lini produksi. Adapun prosedur pengolahan data dengan line balancing adalah sebagai berikut(3):

a. Membuat Precedence Diagram

Precedence Diagram adalah urutan dari proses produksi dan keterkaitan antar setiap proses pekerjaan yang digambarkan dengan diagram alir produksi (13).

b. Membuat Precendence Matrik

Bentuk tabel dari precedence diagram yang berisi urutan dan hubungan antar pekerjaan beserta waktunya.

c. Menentukan bobot posisi tiap pekerjaan dengan menghitung berdasarkan jumlah waktu pekerjaan dan pekerjaan – pekerjaan yang mengikutinya.

d. Urutkan pekerjaan dari bobot terbesar hingga terkecil.

e. Menentukan waktu siklus optimal

Adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk. Waktu siklus atau cycle time (CT) adalah sama atau lebih besar dari waktu pekerjaan terbesar dari semua stasiun kerja.

CT dihitung Dengan rumus(3):

TMax ≤ Coptimal ≤ ∑ t ……… (1) Dimana : TMax = Waktu Proses

Coptimal = Waktu Siklus

∑tᵢ = Waktu Semua Operasi

f. Menghitung waktu menganggur (Balance Delay)

Balance delay merupakan perbandingan antara waktu menganggur (idle) selama proses produksi dengan waktu yang tersedia. Rumus menentukan balance delay adalah sebagai berikut(3) :

D = (𝑁 × 𝐶)− ∑ 𝑡ᵢ

(𝑁 × 𝐶) x 100%... (2) Dimana : D = Balance delay

N = Jumlah stasiun kerja C = Waktu Siklus

∑tᵢ = Waktu semua operasi

g. Menghitung Efisiensi Stasiun kerja (Line Efficiency)

Untuk menghitung efisiensi stasiun kerja digunakan rumus sebagai berikut(3) :

(4)

97 | I t e k s V o l 1 2 N o 2

Effisiensi stasiun kerja = 𝑊𝑖

𝐾𝑥𝑊𝑠 × 100% …… (3) Dimana : Wᵢ = Waktu stasiun kerja

K = jumlah stasiun kerja Ws = Waktu siklus terlama 2.4. Metode Studi Gerakan (Motion Study)

Studi gerak digunakan untuk menganalisis gerakan manusia dalam melakukan pekerjaannyadengan tujuan untuk mengurang dan menghilangkan gerakan yang tidak efektif, sehingga dapat mengurang waktu pekerjaan dan kelelahan pekerja (12). Menurut Sutalaksana et al.

suatu pekerjaan yang utuh dapat dibagi menjadi gerakan dasar(14). Setiap pekerjaan mempunyai uraian pekerjaan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaanya. Gerakan dasar atau unsur gerakan Therbligh 17 gerakan. Sebagian gerakan tersebut merupakan gerakan tangan yang terjadi pada pekerjaan manual.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Proses Produksi Spring-bed

Proses produksi pembuatan spring bad terdiri dari beberapa proses dan stastiun kerja antara lain seperti ditunjukan pada gambar 1:

Gambar 1. Proses Produksi Spring Bed Mulai

Quiltyng

Potong

Jahit

Combining inti

Combining list

Matras

Jahit Rotary

QC & Packing

Selesai

(5)

98 | I t e k s V o l 1 2 N o 2

Identifikasi permasalahan dilakukan dengan pengukuran waktu proses dari setiap stasiun kerja sebanyak 26 kali, Berikut tabel hasil penelitian berdasarkan waktu produksi perstasiun :

Tabel 1. Waktu Proses pada Setiap Stasiun Kerja

No Quiltyng Potong Jahit Commbining

Inti

Commbinning List

Matlas Jahit Rotary

QC &

paking

1 7,7 2,28 2,80 6,16 5,09 7,12 5,17 4,47

2 7,3 2,6 3,10 6,17 4,77 7,28 5,23 4,35

3 7,8 2,24 2,87 6,12 5,19 7,56 5,16 3,47

… … … …

… … … …

25 7,05 2,34 3,23 6,1 5,38 7,08 5,15 4,45

26 7,03 2,37 3,23 6,13 5,43 7,11 5,16 4,33

Ẋ 7,40 2,40 3,20 6,15 5,22 7,23 5,27 4,52

∑x 191,33 62,47 83,1 159,8 135,8 187,9 137,1 117,6

∑(x)2 366607,4 3902,5 6911,4 25534,4 18444,4 35289,5 18797,8 13939,2

∑x2 1410,8 150,4 266,2 982,5 710,4 1358,1 723,9 537,9

k/s 20 20 20 20 20 20 20 20

Dari hasil penelitian diatas maka dilakukan uji kecukupan data dari setiap stasiun yang telah dilakukan pengukuran menggunakan jam henti (stopwatch), adalah sebagai berikut ini :

Perhitungan manual Uji Kecukupan data Mesin Quiltyng

(4)

: Perhitungan = N′

= 𝒌/𝒔 √𝒏∑𝒙𝟐−∑(𝒙)²

∑𝒙

= 𝟐𝟎 √𝟐𝟔 . 𝟏𝟒𝟏𝟎,𝟖 −𝟑𝟔𝟔𝟔𝟎𝟕,𝟒 𝟏𝟗𝟏,𝟑𝟑

= 0,802064

Tabel 2. Hasil Uji Kecukupan Data

Mesin Nilai

Quiltyng 0,802064

Potong 0,83017

Jahit 0,61262

Combinning inti 0,1598 Commbinning list 0,578

Matlas 0,2423

(6)

99 | I t e k s V o l 1 2 N o 2

Tanda data telah mencukupi adalah ketika jumlah N'<N(4), karena nilai N adalah 26 makan data dinyatakan cukup.

3.2. Perhitungan Waktu Baku

Perhitungan waktu baku pada proses pembuatan Springbed sebagai berikut:

Tabel 3. Perhitungan Waktu Baku Mesin Waktu

Siklus (menit)

Performance Rating

%

Waktu Normal (menit)

Allowance %

Waktu Baku (menit)

A 7,4 100 7,47 0 7,47

B 2,4 80 3,43 16 2,81

C 3,2 80 3,23 16 3,74

D 6,15 75 6,20 25 7,75

E 5,22 80 5,26 25 6,58

F 7,23 80 7,29 25 9,11

G 5,27 80 5,31 16 6,16

H 4,52 100 4,47 16 5,19

Pembuatan Precedence Diagram

Proses ini digunakan untuk mengetahui gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lain yang tujuanya untuk memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait.

Gambar 2. Precendence Diagram

Stasiun F merupakan Cycle time dari lini produksi yang memiliki waktu terlama

oleh sebab itu merupakan tingkat produksi maksimum dari produksi Springbed. Maka

untuk mengetahui waktu Idle time dari setiap lini dengan mengurangi waktu Cycle time

tertinggi kewaktu tiap stasiun kerja, jadi nilai produksi maksimum dari produksi springbed

tiap harinya adalah sebagai berikut :

(7)

100 | I t e k s V o l 1 2 N o 2

Tabel 4. Persentasi waktu Idle time

Tugas Proses Waktu

proses (menit)

Idle time (menit)

Persentasi (%)

Predececcors

A Quiltyng 7,13 1,98 21,73 None

B Potong 2,81 6,3 69,15 A

C Jahit 3,74 5,37 58,95 B

D Combinning Inti 7,75 1,36 14,93 None

E Combinning List 6,58 2,53 27,77 D

F Matlas 9,11 0 0 B, D

G Jahit Rotary 6,16 2,95 32,38 F

H QC & Paking 5,19 3,92 43,03 G

Berdasarkan data diatas menunjukan kurangnya keseimbangan lini produksi yang menyebabkan tingkat idle time masih tinggi, nilai idle time tertinggi terjadi pada proses Potong sebesar 69,54 % hal tersebut menujukan tingkat efisiensi lini produksi berkurang.

3.3. Analisa Line Balancing

Analisa Line Balancing menggunakan metode Ranked Potitional Weight dengan bantuan software POM for Windows 3 hasilnya sebagai berikut:

Gambar 3. Output Pengolahan Line Balancing menggunakan software POM for Windows 3.

Hasil analisis line balancing menghasilkan bahwa perusahaan dapat mengurangi satu stasiun kerja dengan mengelompokan stasiun kerja B dan D menjadi satu stasiun kerja.

Menghasilkan efisiensi lini produksi 76 % dan balance delay 24%. Akan tetapi hasil tersebut masih kurang optimal karena efisiensi masih dibawah 80%. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan lain untuk dapat meningkatkan efisiensi lini produksi tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan studi Gerakan (motion study) pada stasiun kerja yang bottleneck untuk mengurangi cycle time (CT).

(8)

101 | I t e k s V o l 1 2 N o 2

3.4. Motion Study pada Stasiun Kerja Bottleneck

Berdasarkan hasil analisa line balancing diperoleh fakta bahwa stasiun kerja bottleneck berada pada stasiun kerja matlas karena memiliki CT yang paling besar. Oleh karena itu studi Gerakan hanya dilakukan pada pekerjaan matlas untuk mengurangi CT.

Tabel 5. Motion Study Proses Matlas Tangan kanan

Nama Therbligh Lambang Jumlah Waktu

Mengambil material dari proses sebelumnya

TE 25, 27 sec

Membawa dengan beban TL 27,16 sec

Istirahat Untuk menghilangkan Fatique R 31,18 sec

Mengambil kain dasaran (MC) G 22, 66 sec

Membawa TL 25,26 sec

Memegang C-ring Gun H 07, 22 min

Memegang C-ring Gun H 06, 02 min

Mengenggam motif samping kasur G 05, 17 min

Memindahkan TL 20, 01 sec

Istirahat Untuk menghilangkan Fatique R 30,34 sec

Berdasarkan tabel diatas menunjukan gerakan yang kurang efektif adalah gerakan menganggur/ istirahat (R), proses mengambil/ menjangkau (TE) dan membawa (TL). Hal itu bisa dikurangi dengan memperbaiki penempatan Layout satsiun kerja tersebut.

Tabel 6. Motion Study Tangan Kiri

Nama Therbligh Lambang Jumlah Waktu

Menjangkau TE 25, 27 sec

Membawa TL 27,16 sec

Istirahat Untuk menghilangkan Fatique R 31,18 sec

Mengambil kain dasaran (MC) G 22, 66 sec

Membawa TL 25,26 sec

Memegang kain (MC) G 06, 02 min

Memegang kain motif G 07, 02 min

Mengenggam motif samping kasur G 05, 17 min

Memindahkan TL 20, 01 sec

Istirahat Untuk menghilangkan Fatique R 30,34 sec

Berdasarkan tabel diatas menunjukan gerakan yang kurang efektif adalah gerakan waktu menganggur/ istirahat (R), proses mengambil/ menjangkau (TE) dan membawa (TE) dengan memperbaiki penempatan Layout satsiun kerja tersebut.

Dalam mengurangi perbaikan waktu Idle maka dilakukan perancangan tata letak

fasilitas di proses Matlas dengan luas area Panjang 7 meter dan Lebar 5,7 meter , adalah sebagai berikut :

(9)

102 | I t e k s V o l 1 2 N o 2

A

B

A1

A2

C2 C1

D

Person 1 Person 1

Person 1

Gambar 4. Layout Proses Matlas sebelum perbaikan Keterangan : A, A1 dan A3 = Meja Proses Produksi

B = WIP Rangkaian Spring

C1 = WIP busa dan Kain MC

C2 = WIP motif kain

D = Hasil proses

Kondisi tatletak diatas kurang efektif dikarenakan proses pengambilan materian dari beberapa lini masih jauh dari posisi operator sehingga operator perlu berjalan menjangkau part ditambah dengan proses memindahkan hasil produksi harus membalik badan terlebih dahulu.

Berikut merupakan usulan perbaikan tata letak fasilitas di lini produksi springbed pada proses Matlas.adalah sebagai berikut:

A

B

C C2

C1 D

Person 1

A A

Person 1 Person 1

1

2

3 1

2

3 1

2

3

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Gambar 5. Usulan Layout Proses Matlas Perbaikan Keterangan : A, A1 dan A2 = Meja Proses Produksi

B = WIP rangkaian spring C = Meja kain MC dan Busa C1 dan C2 = Meja Motif dan Busa D = Penempatan Hasil Proses

(10)

103 | I t e k s V o l 1 2 N o 2

Berdasarkan perbaikan yang dilakukan maka diperoleh penghematan waktu sebesar 95,85 sec jadi, jumlah waktu perakitan setelah perbaikan setelah melakukan penempatan ulang layout pada proses Matlas menjadi yaitu sebesar 66,85 sec dari total 161,87 sec. Jadi total waktu produksi untuk proses matlas menjadi 6,44 menit. Setelah diperoleh CT baru pada proses matlas selanjutnya dilakukan analisis line balancing Kembali untuk mengetahui apakah ada perbaikan efesiensi lini produksi.

Gambar 6. Output Analisis Line Balancing setelah Perbaikan Menggunakan Software POM for Windows 3

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas diperoleh bahwa setelah dilakukan perbaikan pada stasiun kerja yang bottleneck dapat meningkatkan efisiensi lini produksi menjadi 84,42% dan balance delay turun jadi 15,58 %.

. 4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas diperoleh kesimpulan kombinasi metode line balancing dan motion study dapat meningkatkan efisiensi lini produksi pada proses pembuatan springbed. Jika hanya menggunakan metode line balancing saja hanya menghasilkan efisiensi lini produksi 76 % dan balance delay 24%. Setelah dilakukan motion study dan perbaikan lay out stasiun kerja bottleneck yaitu proses matlas. Diperoleh hasil efisiensi lini produksi menjadi 84,42%

dan balance delay turun jadi 15,58 %.

Saran pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode lain untuk mengurangi waste yang ada pada stasiun kerja yang bottleneck. Karena efisiensi lini masih 84,42 % mungkin masih dapat ditingkatkan lagi dengan melakukan perbaikan dengan penggunaan metode lain yang lebih efektif.

5. Daftar Pustaka

[1] Anggraeni, F. D., Hardjanto, I., Hayat, A. (2013). Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Umkm) Melalui Fasilitasi Pihak Eksternal Dan Potensi Internal. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295.

[2] Etty, P.L., (2010). Penguatan Ekonomi Industri Kecil dan Menengah Melalui Platform Klaster Industri. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 6, Nomor 2, September 2010, 146-157.

[3] Azwir, H. H., Pratomo, H. W. (2017). Implementasi Line Balancing untuk Peningkatan Efisiensi di Line Welding Studi Kasus: PT X. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1.

(11)

104 | I t e k s V o l 1 2 N o 2

[4] Barnes, R. M. 1980. Motion and Time Study, Design and Measurement of Work. New York:

John Willey & Sons.

[5] Djunaidi, M., Angga. (2017). Analisis keseimbangan lintasan (Line Balancing) pada proses perakitan body bus pada karoseri guna meningkatkan efisiensi lintasan. Jurnal Ilmiah Teknik IndustriVol 5, No 2.

[6] Floratiara , D, S., Priadythama, Ilham. (2017). Analisa Line Efficiency pada proses Assembly produk F-25TGU pada Business Unit Fan pada PT Panasonic Manufacture Indonesia. Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2017.

[7] Gaspersz, Vincent. (2004). Production Planning and Inventory Control, Cetakan Keempat.

Jakarta: Gramedia.

[8] Hidayat, H.A., Farah, Alfa. (2015). Dampak Liberalisasi Perdagangan Terhadap Kinerja Industri Manufaktur di Indonesia (Pendekatan Structure-Conduct-Performance). Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume XVIII, No. 1.

[9] Mazduber, Sumon .(2014). Productivity Improvement Readymade Garments Industry a Case Study. Departement of Industrial and production engineering Thesis for: Master in Advanced Engineering Management, Bangladesh University of Engineering and Technology Dhaka, Bangladesh.

[10] Rangare, Minakshi dan Arun, Buneria .(2014). Assembly Line Balancing In Eicher Group Trucktor Using Future Factory Concept. International Journal of Application or Innovation in Engineering & Management (IJAIEM), Volume 3, Issue 12, December 2014

[11] Sugeng, Margono dan Ari, S. (2017). Meningkatkan kapasitas produksi line rear axle assy dengan metode line balancing di PT XYZ. Bina Teknika, Volume 12, Nomor 1, Edisi Juni 2016, Hal. 31-40.

[12] Sitohang, E. P. , Norita, Defi. (2015). Analisa Gerak dan Waktu Kerja, Sampel Inkubasi Teh Botol Sosro Kemasan Kotak. Jurnal PASTI Volume IX No 1, 83 – 101

[13] Suputra, I. G. N. O,. (2011). Penjadwalan Proyek dengan Precedence Diagram Method (PDM) Dan Ranked Position Weight Method (RPWM)

[14] Sutalaksana, Iftikar Z. (2006), Teknik Tata Cara Kerja. Laboratorium Tata Cara Kerja &

Ergonomi, Departemen Teknik Industri ITB, Bandung.

[15] Wisnuadi, A, R dan Fakhrina, Fahma 2017. Analisis tidak terpenuhinya target output produksi chanel 7 pada proses permesinan di PT. SKF Indonesia. Jurusan Teknik Industri Universitas Negeri Surakarta. Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2017

Referensi

Dokumen terkait

Suku Asmat meyakini bahwa mereka berasal dari keturunan dewa Fumeripitsy yang turun dari dunia gaib yang berada di seberang laut di belakang ufuk, tempat matahari terbenam tiap

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa, permainan musikal dengan alat-alat sederhana dan pemakaian simbol

Namun demikian, penilaian pengendalian emosi dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan nilai total 3 rater bukan menggunakan nilai rata-rata 3 rater sudah

pandangan yang optimistis yang memandang bahwa pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu untuk memberntuk pribadi individu.  Teori tabularasa yang memandang

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga laporan Tugas Akhir dengan Judul Analisis Bauran Pemasaran

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor produksi padi sawah dan mengetahui komparatif efisiensi teknis usaha tani padi sawah pada sistem tanam jajar

Agar sistem didalamnya bisa menjalankan fungsinya dengan baik tanpa mengalami adanya suatu kegagalan, maka beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan antara

Akhir kata, Alhamdulillah terimakasih atas selaga bantuan yang telah diberikan dari segala pihak higga terselesaikannya skripsi ini dan terimakasih kepada pihak yang tidak dapat