• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI SAMPAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN KARO OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI SAMPAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN KARO OLEH"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI SAMPAH DAN

KONTRIBUSINYA TERHADAP RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN KARO

OLEH

CICA GRESTEFANI BR TARIGAN 182600015

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia kesehatan dan kesempatan, serta berkat yang tak terhingga setiap hari kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselasaikan dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar ahli Madya (A.Md) Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan politik universitas sumatera utara dengan judul “Tata Cara Pemungutan Retribusi Sampah Dan Kontribusinya Terhadap Retribusi Daerah di Kabupaten Karo”. Selama penyususnan tugas akhir ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis, untuk semua itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rasyudin Ginting, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera Utara. Juga selaku dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, memeriksa, serta memberikan petunjuk-petunjuk serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Drs. Kariono, M.Si. selaku sekretaris jurusan Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Terima kasih kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo Bapak Radius Tarigan, ST dan Kepala Bidang Kebersihan Bapak Esron Saragih, SH dan staf pegawai yang telah memberikan saya informasi serta data yang penulis dibutuhkan

6. Terima kasih kepada Bapak Anderiasta Tarigan sebagai kepala Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan Aset Daerah dan staf pegawai yang telah memberikan saya informasi serta data yang penulis dibutuhkan

(7)

7. Terima kasih yang sebesar besarnya kepada kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan arahan, baik secara moril, material dan doa yang tak pernah putus untuk penulis , dan rasa syukur yang tak terhingga karena telah dibesarkan dan dibimbing oleh kedua orang tua yang luar biasa.

8. Kepada bibik saya Betty Br Sinulingga yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

9. Teman-teman Diploma III Administrasi Perpajakan Stambuk 2018, khususnya Tax A yang selama ini berjuang bersama penulis menuntut ilmu selama kurang lebih dari tiga tahun ini yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.

10. Dan untuk sahabat-sahabat yang telah mau direpotkan oleh penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, terimakasih untuk doa dan dukungannya.

11. Kepada abang saya freldy Neo Fenda Tarigan yang telah banyak memberi banyak memberi semangat dan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

12. Serta semua pihak-pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan, kesalahan, dan kekhilafan kerena keterbatasan kemampuan penulis, untuk itu sebelumnya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan yang bersifat membangun atas laporan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi dapat memberikan manfaat baik bagi bagi penulis maupun pihak- pihak lain yang memerlukannya atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih

Medan, 03 Agustus 2021 Penulis,

Cica Grestefani Br Tarigan

(8)

ABSTRAK

TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI SAMPAH DAN

KONTRIBUSINYA TERHADAP RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN KARO

Cica Grestefani Br Tarigan, 182600015

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Pembimbing Drs. Rasudyn Ginting, M.si

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

Retribusi sampah merupakan bagian dari retribusi jasa umum yang mana merupakan pungutan atas jasa pelayanan yang disediakan oleh dari pemerintah daerah yang bertujuan untuk kepentingan massal dan dapat dirasakan manfaatnya untuk badan dan orang pribadi. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui tata cara pemungutan retribusi sampah di Kabupaten Karo, berapakah kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah di Kabupaten Karo tahun 2018-2020, dan yang menjadi penghambat di dalam mengoptimalkan penerimaan retribusi sampah di kabupaten karo.

Yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Jenis data penelitian yang penulis gunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Melalui hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan retribusi sampah dan kontribusinya terhadap retribusi daerah di kabupaten karo pada tahun 2018-2020 mengalami kenaikan dan penurunan. pemungutan retribusi sampah di kabupaten karo belum merata, hal ini disebabkan oleh jumlah armada pengambilan sampah yang masih kurang serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang retribusi sampah, maka dari itu diperlukan penambahan armada pengambilan sampah dan peningkatan kesadaran masyakat terhadap retribusi sampah dan dibuat sanksi kepada pengguna retribusi pelayanan persampahan yang tidak membayar retribusi sampah.

Kata Kunci : Retribusi Sampah, Retribusi Daerah

(9)

ABSTRACT

THE PROCEDURE FOR COLLECTION OF GARBAGE RETRIBUTION AND ITS CONTRIBUTION TOWARDS REGIONAL RETRIBUTIONS AT

KARO REGENCY

Cica Grestefani Br Tarigan, 182600015 Study Program Diploma III Tax Administration

Advisor Drs. Rasudyn Ginting, M.Si

Faculty Of Social and Political Sciences, Universitas Sumatera Utara

Retribution for Garbage is part of the public service levy which is a levy on services provided by the local government which aims for the benefit of the masses and it can be beneficial for both entities and individuals.The purpose of this research is to find out the procedures in collecting Garbage retribution in Karo Regency, what is the contribution of garbage retribution to regional retribution in Karo Regency in 2018 to 2020, and what is an obstacle to optimize the receipt of garbage retribution in Karo Regency.

The method of this research uses a descriptive method. The data that be used by the writer is Prime Data and secondary data. The technique in collecting data uses an interview and documentation. Based on the result of this research shows that receipts of garbage retribution and its contributions to regional retribution in Karo Regency in 2018 to 2020 has increased and degraded.

Garbage retribution collection in Karo Regency is not evenly distributed, this is caused by the number of garbage collection fleets that are still lacking and the lack of public awareness about garbage retribution, therefore additional must be provided by government and government should increase the awareness to garbage retribution and also make a penalty for garbage retribution service user who doesn’t pay for garbage retribution

Keywords: Retribution for Garbage, Regional Retribution

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...i

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ...iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...iv

KATA PENGANTAR ...v

ABSTRAK ( dalam bahasa indonesia) ...vii

ABSTRAK ( dalam bahasa inggris) ... viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ... ..x

DAFTAR GAMBAR ... ..xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...7

1.3.1 Tujuan Penelitian ...7

1.3.2 Manfaat Penelitian ...8

1.4 Uraian Teoritis ...9

1.4.1 Keuangan Daerah ...9

1.4.2 Pendapatan Asli Daerah ...11

1.4.3 Retribusi Daerah ...16

1.4.4 Retribusi Sampah ...20

1.5 Metode Penelitian...24

1.5.1 Jenis/Bentuk Penelitian...24

1.5.2 Data Penelitian ...24

1.5.3 Teknik Pengumpulan Data ...25

1.5.4 Alat Pengumpul Data...25

1.5.5 Informan Penelitian ...25

1.5.6 Metode Analisis ...26

(11)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo ...27 2.2 Visi Dan Misi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo ...28 2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo

... ….30 2.4 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo...32 BAB III HASIL PENELITIAN

3.1 Target Serta Realisasi Retribusi Persampahan Kabupaten Karo Tahun 2018-2020 Pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo ...35 3.2 Realisasi Kontribusi Retribusi Sampah Terhadap Retribusi Daerah Di

Kabupaten Karo Tahun 2018-2020 ...35 3.3 Wawancara ...36 BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Realisasi Kontribusi Sampah Terhadap Retribusi Daerah Di Kabupaten Karo Tahun 2018-2020 ...40 4.2 Hasil Wawacara ...41 4.2.1 Tata Cara Pemungutan Reribusi Sampah di Kabupaten Karo ...41 4.2.2 Faktor Penghambat Penerimaan Retribusi Sampah Di Kabupaten

Karo ...42 4.2.3 Strategi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo Untuk

Mencapai Target Penerimaan Retribusi Sampah Di Kabupaten Karo ...44 4.2.4 sanksi yang diberikan jika wajib retribusi sampah tidak

membayar ...44 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...45 5.2 Saran ...47 DAFTAR PUSTAKA ...49 LAMPIRAN ...

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Tarif Pelayanan Retribusi Persampahan/Kebersihan

Kabupaten Karo Tahun 2012 ...6 Tabel 1.2 Persentase Penerimaan Retribusi Sampah

Di Kabupaten Karo Tahun 2018-2020 ...6 Tabel 3.1 Target Serta Retribusi Sampah Tahun 2018-2020

Di Kabupaten Karo ...35 Tabel 3.2 Realisasi Kontribusi Sampah Terhadap Retribusi Daeah

Di Kabupaten Karo Tahun 2018-2020 ...36 Tabel 4.1 Jenis Dan Jumlah Armada Pengangkut Sampah

Di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo Tahun 2021 ...45

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo ...34

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut seorang ahli bernama Kansil, otonomi daerah adalah suatu bentuk hak, wewenang, serta kewajiban dari sebuah daerah untuk mengatur serta mengurus urusan daerah itu sendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang masih berlaku. Dengan adanya Keserakahan manusia maka bisa menjadikan kekayaan yang terkandung dialam akan habis, yang membuat Pemerintah daerah wajib mencari sumber lain yang terdapat di wilayahnya, yang mana bisa diandalkan sebagai tulang punggung Pendapatan daerah.

Otonomi daerah berhubungan dekat dengan keuangan daerah Menurut tangkilisan, Keuangan Daerah merupakan keseluruhan struktur anggaran, perangkat, kelembagaan dan kebijakan termasuk pendapatan dan belanja daerah.

oleh Karena hal tersebut Untuk dapat mengusahakan otonomi daerah yang terbaik, maka dibutuhkan dana yang memadai. Selain dari pada pajak daerah, sumber pendapatan yang dapat diandalkan adalah pendapatan yang diperoleh dari retribusi daerah. maka karena itu, pemerintah berupaya meningkatkan Pendapatan Daerah dengan memaksimalkan pendapatan yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah.

Seorang ahli bernama Indra Halim (2007:96) mendefinisikan tentang pendapatan asli daerah (PAD) yaitu semua penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan asli daerah yaitu pendapatan yang

(15)

diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Dimana Pemerintah telah menetapkan berbagai pemungutan daerah dengan melihat kondisi yang berkaitan dengan pokok usaha dalam menjaga kebersihan lingkungan setempat.

Retribusi daerah merupakan tarif yang dilaksanakan dari pemerintah dengan terdapat kontraprestasi langsung dengan pemerintah kepada masyarakat.

menurut Marihot (2016:616) Retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. dimana Dari dulu hingga saat ini pajak daerah dan retribusi daerah adalah sumber penerimaan yang dapat diandalkan bagi daerah untuk membantu membangun otonomi daerah.

Retribusi daerah memiliki peran yang cukup penting dalam mencakup Pendapatan Daerah, Pendapatan Daerah dikelola langsung oleh pemerintah daerah itu sendiri. Semakin tinggi pencapaian Pendapatan Daerah pada suatu daerah maka akan membuktikan bahwa daerah tersebut mampu melaksanakan desentralisasi (pengembangan otonomi daerah) fiskal. Oleh karena itu, dengan adanya pencapaian tersebut maka menunjukkan bahwa daerah tersebut bisa tidak bergantung kepada pemerintah pusat.

Pendapatan asli daerah terbesar terdapat pada sektor pajak daerah dan retribusi daerah. dimana pajak daerah merupakan pemungutan pemerintah daerah dimana pelaksanaanya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah terhadap orang/badan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku guna membayar pembiayaan mengurus daerahnya. Sedangkan retribusi daerah

(16)

merupakan tarif yang dilaksanakan bagi pemerintah daerah tersebut didasarkan atas prestasi/pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah yang langsung dinikmati secara perseorangan oleh warga masyarakat dan pelaksanaanya didasarkan peraturan yang berlaku. Pendapatan daerah harus selalu ditingkatkan, maka dari itu pemerintah daerah membuat retribsusi daerah untuk meningkatkan pendapatan Daerah salah satunya adalah berupa retribusi sampah.

Daerah kabupaten/kota diberi kesempatan untuk mengambil kesanggupan sumber-sumber finansialnya dalam menentukan pajak daerah dan retribusi daerah.

Undang-Undang No. 28 tahun 2009 berkenaan pajak daerah dan retribusi daerah, Bab VI Pasal 108 ayat 1 menentukan objek pajak pelayanan yang ditetapkan yang disediakan dari pemerintah daerah diantaranya :

1. Retribusi jasa umum 2. Retribusi jasa usaha

3. Retribusi perizinan tertentu

Menurut PERDA Kab. Karo Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum Bab II bagian ketiga retribusi pelayanan persampahan/kebersihan paragraf 1 pasal 9 ayat 1 yang berisi “dengan nama retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, dipungut retribusi atas pelayanan pengelolaan persampahan dan kebersihan”.

Manusia hidup dalam sebuah zona area dan Tentunya manusia membutuhkan lingkungan tempat tinggalnya harus dijaga agar tetap bersih dan nyaman untuk ditinggali. Sampah dari dulu hingga saat ini tetap menjadi masalah utama di setiap daerah, salah satunya di Kabupaten Karo. Kabupaten karo merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera utara,

(17)

Indonesia. Ibu kota Kabupaten Karo terletak di kecamatan kabanjahe. Kabupaten karo mempunyai luas kawasan 2.127,25 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 adalah 404.998 jiwa, dengan kepadatan 190 jiwa/km2.

Dimana pertambahan populasi penduduk merupakan suatu potensi yang cukup besar bagi Pemerintahan Kabupaten Karo dalam upaya meningkatkan retribusi daerah dan Pajak daerah. bertambah banyak masyarakat yang ada maka pengguna jasa retribusi daerah terkhususnya retribusi sampah juga bisa semakin meningkat. Retribusi sampah berpotensi memberikan kontribusi yang cukup besar dalam kontribusinya terhadap retribusi daerah, Dilihat didalam segi menggali potensi retribusi, maka seandainya masyarakat/badan membayar jasa retribusi secara merata akan membuat pemasukan yang cukup besar dan lingkungan sekitar menjadi lebih bersih, akan tetapi hal ini bisa menjadi kebalikannya jika pembayaran retribusi sampah tersebut tidak merata dibayarkan oleh wajib pengguna retribusi.

Pengelolahan sampah di beberapa tempat di kabupaten karo masih perlu banyak revolusi. ada pun salah satu penyebabnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan setempat dan masih banyak lagi yang menyebabkan kenapa kebersihan dan pemungutan retribusi sampah belum merata di Kabupaten Karo. Ada beberapa tempat di Kabupaten Karo yang standar kebersihan sampahnya sudah cukup bersih dan rapi (seperti kios-kios/toko-toko tempat pajak buah berastagi, hotel-hotel berkelas dll yang mana pembayaran retribusi sampahnya sudah pasti) tetapi secara umum masih banyak tempat yang kebersihannya masih jauh dari kata standar (seperti beberapa pasar yang ada di

(18)

Kabupaten Karo dimana disana merupakan tempat transaksi jual beli, rumah tangga yang masih membuang sampah sembarangan dan masih banyak lainnya).

Dalam hal ini banyak masyarakat yang belum menyadari tentang dampak yang ditimbulkan terkait sampah yang menumpuk dan membusuk, akan terdapat banyak penyakit dari bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit seperti diare, tifus, jamur dll. jika Dilihat dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat umum yang membuang sampah sembarangan, tidak pada tempatnya dengan berbagai alasan yang beragam-ragam.

Struktur dan Tarif Retribusi Sampah Kabupaten karo, besarnya biaya retribusi kebersihan/persampahan yaitu:

(19)

Tabel 1.1

Daftar Terbaru tarif Pelayanan Retribusi Persampahan/Kebersihan Kabupaten KaroTahun 2012

Table 1.2 Persentase Penerimaan Retribusi Sampah Di Kabupaten Karo Tahun 2018-2020

Tahun Target retribusi sampah Realisasi Persentase

2018 1.092.357.000 1.242.357.000 113,73

2019 1.242.357.000 1.102.000.000 88,70

2020 744.500.000 788.960.000 105,97

Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo

(20)

Diamati dari jumlah daftar biaya retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dan persentase penerimaan retribusi sampah Kabupaten Karo yang ada, maka potensi retribusi sampah itu cukup besar dalam dapat membatu kontribusinya terhadap retribusi daerah di kabupaten Karo, jika masyarakat membayar retribusi secara merata, mengingat Kabupaten Karo yang mempunyai cukup banyak penduduk dan wilayah yang cukup luas.

Kontribusi Retribusi sampah dalam retribusi daerah serta Pajak daerah cukup berpengaruh dalam keuangan daerah dan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dan membantu pemerintah daerah untuk hidup bersih dan nyaman dan juga dapat membantu Pendapatan Daerah.

Berdasarkan latar belakang dan deskripsi tersebut maka penulis tertarik memasukkan pembahasan dan analisis mengenai “Tata Cara Pemungutan Retribusi Sampah dan kontribusinya terhadap retribusi daerah di Kabupaten Karo”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tata cara pemungutan retribusi sampah di Kabupaten Karo 2. Berapakah kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah di

Kabupaten Karo tahun 2018-2020

3. Apa yang menjadi penghambat di dalam mengoptimalkan penerimaan retribusi sampah di kabupaten karo

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang tertulis diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

(21)

1. Untuk mengetahui tata cara pemungutan retribusi sampah di Kabupaten Karo

2. Untuk mengetahui berapakah kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah di Kabupaten Karo tahun 2018-2020

3. Untuk mengetahui yang menjadi penghambat di dalam mengoptimalkan penerimaan retribusi sampah di kabupaten karo

1.3.2 Manfaat Penelitian a. Manfaat akademis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat Bermanfaat sebagai sumber tambahan bagi mahasiswa di bidang perpajakan tentang retribusi sampah

2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber untuk menambah pandangan dan paham mahasiswa untuk dapat digunakan sebagai acuan atau bahan refrensi, serta dalam meningkatkan dan menerapkan ilmu yang diperoleh sebelumnya b. Manfaat praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan dan informasi sumber tambahan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Karo di dalam pentingnya penerimaan retribusi sampah terhadap retribusi daerah serta Pahak daerah di Kabupaten Karo

2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi untuk penduduk kabupaten karo tentang kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah dan pajak daerah

(22)

1.4 Uraian Teoritis 1.4.1 Keuangan Daerah

Daerah adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, oleh karena itu hubungan Keuangan Nasional dan Keuangan Daerah sangat erat. Hubungan tersebut tidak hanya hubungan Antara pemerintah, tetapi juga mencakup faktor-faktor mulai pembangunan dan kontrol terhadap daerah.

Menurut tangkilisan, Keuangan Daerah merupakan keseluruhan struktur anggaran, perangkat, kelembagaan dan kebijakan termasuk pendapatan dan belanja daerah. mengutip berdasarkan website resmi kemenkeu RI, didapat ada dua penjelasan tentang keuangan daerah yaitu:

a. Menurut Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 (tentang pengelolahan keuangan daerah), Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut

b. Menurut Undang-Undang No. 23 tahun 2014 Keuangan Daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Demi melaksanakan kekuasaan/kewenangan, pemimpin daerah melimpahkan beberapa ataupun semua kontrol finansial daerah untuk perangkat daerah. sumber pemasukan daerah meliputi dari sumber-sumber keuangan sebagai berikut:

(23)

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), menaungi retribusi daerah, hasil pengelolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, pajak daerah, dan lainnya.

b. Dana Perimbangan, meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi khusus, dan Dana Alokasi Umum

c. Pendapatan daerah lainnya yang sah

Sejak dimulainya era desentralisasi (pengembangan otonom daerah), setiap daerah memiliki kewenangan untuk dapat mengurus dan mengatur keuangannya sendiri dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen keuangan daerah. diikutip pada buku khusaini (2018:03) prinsip-prinsip tersebut Antara lain:

a. Akuntabilitas

Dalam prinsip akuntabilitas, pengambilan suatu keputusan sesuai dengan mandat yang diterima. Kebijakan harus dapat diakses dan dikomunikasikan serta dipertanggung jawabkan.

b. Transparansi

Dalam prinsip transparansi, diperlukan kelangsungan penguasa ketika membuat peraturan keuangan daerah sampai kemudian diawasi oleh pemerintah DPRD dan masyarakat.

c. Kejujuran

Dalam pengelolaannya, keuangan publik harus dipercayakan kepada pengelola yang mempunyai kredibilitas tinggi

d. Value for money

Prinsip ini dioperasionalkan dalam pengelolahan keuangan daerah dan anggaran daerah dengan memperhatikan ekonomis, efektivitas, dan efisiensi.

(24)

e. Pengendalian

Dalam prinsip pengendalian, dilakukan monitoring terhadap penerimaan maupun pengeluaran APBD

Tujuan diaturnya keuangan daerah oleh pemerintah daerah adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolahan sumber daya keuangan daerah. selain itu, untuk menumbuhkan ketenteraman daerah dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

1.4.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah adalah pemasukan yang didapat pemerintah atas pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pelayanan terhadap penduduk, bersama pendayagunaan sumber daya yang dipunyai oleh pemerintah daerah. Menurut seorang ahli bernama Indra Halim (2007 : 96) mendefinisikan tentang pendapatan asli daerah (PAD) yaitu semua penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber- sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. pendapatan ini terkadang menjadikan indeks tingkat peningkatan dari sebuah daerah. daerah yang dianggap mengalami kemajuan merupakan daerah dengan mempunyai Pendapatan Asli Daerah yang tinggi. Hal tersebut bisa dipahami karena melalui tingginya tingkat Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh suatu daerah bahwa tingat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintahan pusat dalam pendanaan APBDnya akan semakin berkurang, walau demikian, pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan- pungutan kepada masyarakat yang berakibat biaya ekonomi tinggi (high cost economy) yang pada akhirnya kurang mendukung dunia usaha/investasi Kemandirian daerah pada perwujudan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal

(25)

menjadi masalah karena setiap daerah, kebutuhan daerah (kebutuhan fiskal) yang tidak seimbang dengan kapasitas fiskal (kapasitas fiskal) akan memberi beban fiskal (kesenjangan fiskal).

Pemerintah daerah harus mengembangkan Pendapatan Asli Daerah tanpa mesti menerjang norma-norma melalui menggunakan cara mengoptimalisai potensi yang ada. Optimalisai PAD dari sisi penerimaan permintaan dikelola dengan pengelolaan angaran dari sisi pengolahan dan dikelola dengan baik dengan prinsip nilai untuk uang dan dilakukan secara komprehensif dengan berbagai strategi sesuai dengan kaidah pengelolahan keuangan daerah dan keuangan Negara, dengan peningkatan pengelolaan dari intern pemerintah daerah agar terpenuhi prinsip penatagunaan dan stabilitas.

Pendapatan asli daerah merupakan wewenang penguasa daerah dimana sebagai akta perkembangan anggaran kekayaan murni, dimana didapatkan melalui retribusi daerah, hasil pengelolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, pajak daerah, serta pendapatan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, izin yang diperoleh dalam UU No. 23 pada tahun 2014 berkenaan dengan pemerintah daerah di pasal 285 ayat (1), peraturan pemerintahan No. 58 pada tahun 2005 berkenaan dengan pengendalian keuangan daerah di pasal 21 ayat (1) dan peraturan menteri luar negeri No. 13 pada tahun 2006 berkenaan dengan pendoman pengendalian keuangan daerah di pasal 26 ayat (1).

Pengertian pendapatan asli daerah terdapat didalam peraturan perundang- undangan sudah yang telah disusun dengan mencolok, objek pendapatan asli daerah pada perwujudan mesti mempunyai dasar hukum yang jelas untuk dikenakan tarif atau tidaknya. Untuk retribusi daerah atau pajak daerah.

(26)

pelaksanaan daerah harus diatur dengan peraturan daerah, dan pemerintah dilarang melakukan pungutan diluar yang telah ditentukan dalam peraturan UU No. 23 tahun 2014 berkenaan dengan PERDA pada pasal 286 ayat (2). PERDA sebagai dasar perwujudan syarat sepenuhnya kepada penguasa daerah akan melakukan pemungutan.

Agar tidak terjadi presepsi bertentangan yang menyinggung pendapatan asli daerah, mesti ditemukan mana yang merupakan wewenang penguasa daerah.

hampir keseluruhan pendapatan daerah yang berawal dari Pendapatan Asli Daerah, pada prosedurnya mesti berdasarkan PERDA yang sudah ditentukan dan peraturan yang ditentukan tidak diatur kewenangan yang diatur dalam UU No. 28 tahun 2009 berkenaan dengan pajak daerah dan retribusi daerah dan peraturan menteri di dalam negeri No. 13 tahun 2006 berkenaan dengan pendoman pengelolahan keuangan daerah (dan revisinya yaitu peraturan menteri dalam negeri No. 59 tahun 2007 dan peraturan menteri No. 21 tahun 2011).

Perlu diketahui, khususnya untuk sektor perikanan. Penguasa daerah hanya bisa melaksanakan pengambilan tarif kepada Pendapatan Asli Daerah kepada sejenis retribusi yang telah ditentukan yakni retribusi jasa usaha yaitu kawasan pelelangan dan retribusi pelayanan kepelabuhan dengan kondisi fasilitasnya yang telah diberikan dari pemerintah daerah dan retribusi izin usaha perikanan. Dilain sisi dari uang bagi hasil perikanan dari pemerintah pusat seluruh kabupaten/kota hanya memperoleh peruntukan bagi yang sama besar.

Berikut beraneka macam pendapatan asli daerah yang bisa dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pasal 6 UU No.33 Tahun 2004 ayat 1 dan 2 yaitu sebagai berikut:

(27)

a. Pajak Daerah

Pajak daerah adalah macam pendapatan asli daerah yang berpokok dari iuran wajib badan atau perseorangan yang ditentukan pemungutannya dalam peraturan daerah, dan para pembayar pajak (wajib pajak) tidak menerima imbalan secara langsung dari pemerintah daerah.

Contoh pajak daerah untuk kabupaten/kota adalah pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame,pajak penerangan jalan, pajak parkir dan lain-lain b. Retribusi Daerah

Pendapatan suatu daerah juga berasal dari retribusi daerah. Hal ini terdapat di dalam UU No. 28 pada tahun 2009 yang mengatur jenis pendapatan daerah yang berdasar kepada pajak retribusi daerah. hal ini diperinci menjadi

1. Pajak provinsi 2. Pajak dari kabupaten

3. Pemasukan daerah dan retribusi

c. Hasil usaha/pengelolahan kekayaan daerah dari perusahaan daerah

Jenis penerimaan daerah ini berpokok berdasarkan hasil industri kepemilikan daerah yang dipisahkan.

Perusahaa daerah selain memperkerjakan tenaga kerja daerah yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat juga bisa dijadikan sumber penerimaan bagi daerah tersebut.

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Pendapatan daerah yang dapat menjadi pemasukan pendapatan daerah lainnya adalah bersumber dari pendapatan lainnya yang sah, yakni:

(28)

1. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing 2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah 3. Pendapatan bunga

4. Hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan

5. Komisi, potongan, ataupun bentuk lainnya sebagai akibat dari penjualan atau pengadaan barang dan jasa oleh daerah

6. Jasa giro

Pada Pasal 1 angka 18 UU pada Tahun 2004, pendapatan asli daerah yang diambil mengikuti PERDA yang selaras dengan peraturan perundang-undangan.

PAD merupakan pelaksanaan dari asas desentralisasi (sistem pemerintahan yang lebih banyak memberikan kekuasaan kepada Pemerintah daerah) dan menjadi asal Pendapatan Asli Daerah. melalui pendapatan asli daerah pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk membiayai perwujudan otonom daerah sesui dengan potensinya.

Peran Pendapatan Asli Daerah sebagai selaku penghasilan mewajibkan pemerintah untuk memaksimalkannya. pada pasal 5 ayat (1) Undang-Undang 33/2004 memberikan cakupan luas sumber Pendapatan Asli Daerah berasal dari beberapa jenis yang telah ditentukan . Ketetapan pengambilan pajak dan retribusi daerah terdapat di dalam UU No. 28 pada Tahun 2009. mengikuti Undang- Undang tercantum, beraneka macam retribusi dan pajak yang bisa diambil oleh pemerintah daerah. sedangkan, yang diartikan kekayaan Negara yang dapat dipisahkan diserahkan pada badan usaha milik daerah (BUMD). Berdasarkan penjelasan pasal 285 ayat (1) Undang-Undang No. 23/2014 penghasilan ini anatara dan berasal dari bagian dari laba BUMD. peran BUMD didalam

(29)

meningkatnya Pendapatan Asli daerah diperlukan sebagai penggerak kemajuan investasi dan ekonomi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. pada utamanya merupakan penerimaan daerah diluar retribusi daerah dan pajak daerah.

Ketentuan berkaitan pendapatan asli daerah juga terdapat di dalam UU No.

23 pada Tahun 2014, peraturan pemerintahan Nomor 58 tahun 2005, peraturan menteri dalam negeri No. 13 pada Tahun 20006, dan ketentuan lainnya yang diatur Menteri Keuagan.

1.4.3 Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah salah sebagian penghasilan daerah yang berguna menunjang penyelenggaran daearah dan pembentukan daerah untuk menentukan Otonomi Daerah. yang bersifat paksa dan dibebankan kepada masyarakat yang menerima layanan/jasa tersebut. Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 Pasal 1 ayat (28) dapat disimpulkan retribusi adalah pemugutan daerah sebagai pembayaran berdasarkan kepada jasa atau perizinan tertentu yang khusus disediakan dari pemerintah/penguasa daerah untuk kepentingan orang badan atau pribadi.

Mengikuti ketetapan tersebut, jadi retribusi ialah penghasilan yang berpokok dari kegiatan-kegiatan pemerintah daerah untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang ditunjukan untuk memenuhi keperluan penduduk baik badan maupun individu serta koperasi dengan kewajiban memberi pengganti berupa uang sebagai pemasukan kas daerah.

Retribusi dengan pajak keduannya memang sekilas mirip tapi mereka mempunyai perbedaan yaitu dimana pajak bersifat bisa dipaksakan (berdasarkan UU) Jadi, wajib dibayar. Jika tidak dibayar, bisa dikenakan sanksi, sedangkan

(30)

retribusi bisa juga dipaksakan , tetapi pemaksaanya lebih cendrung bersifat ekonomis yang berlaku terhadap badan atau individu yang mengunakan jasa pemerintah

Berikut ini beberapa pengertian retribusi menurut para ahli:

a. Menurut Windhu (2018: 185) retribusi adalah iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada daerah yang dapat dipaksakan yang mendapat prestasinya kembali secara langsung

b. Menurut Yoyo (2017: 108) Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan

c. Menurut Marihot (2016: 616) retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan

Objek retribusi daerah merupakan berbagai macam pelayanan tertentu yang diberikan oleh pemerintah daerah. tetapi, tidak bisa semua pelayanan diberikan dari pemerintah daerah dapat diambil retribusinya tetapi hanya macam- macam jasa tertentu saja yang menurut pertimbangan sosial-ekonomi bisa dijadikan sebagai objek dari retribusi. Penetapan jenis retribusi jasa usaha, perizinan tertentu dan retribusi jasa usaha untuk pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota disesuikan dengan daerah masing-masing dan dilakukan sesuai dengan jasa/layanan yang disediakan dari pemerintah/penguasa daerah maupun provinsi maupun kabupaten/kota. Rincian jenisnya adalah retribusi jasa usaha,

(31)

perizinan tertentu dan retribusi jasa usaha yang telah ditentukan di dalam PERDA yang telah ditentukan.

Dalam UU No. 28 Tahun 2009, Retribusi daerah dikelompokkan berdasarkan 3 jenis yaitu:

a. Retribusi Jasa Umum

Merupakan pungutan atas jasa pelayanan yang disediakan dan diberikan oleh pemerintah/penguasa daerah yang bertujuan untuk kepentingan universal dan bisa dinikmati oleh badan dan orang pribadi.

Retribusi jasa umum dibagi menjadi 15 bagian yaitu:

1. Pelayanan kesehatan

2. Pelayanan persampahan atau kebersihan

3. Pelayanan pengantian biaya cetak KTP dan akta catatan sipil 4. Pemakaman dan penguburan mayat

5. Pelayanan parkir

6. Pengujian kendaraan bermotor 7. Pelayanan pasar

8. Pemeriksaan alat pemadam kebakaran 9. Penggantian biaya cetak peta

10. Penyediaan dan/atau penyedotan kakus 11. Pelayanan tera/tera ulang

12. Pelayanan pendidikan 13. Pengendalian lalu lintas

14. Pengendalian menara telekomunikasi

(32)

b. Retribusi Jasa Usaha

Merupakan pengutipan atas jasa yang diberikan dari pemerintah/penguasa daerah dengan mengambil prinsip komersial.

Retribusi jasa usaha dibagi menjadi 11 bagian yaitu:

1. Retribusi pemakaian kekayaan daerah 2. Retribusi pasar grosir dan pertokoan 3. Retribusi tempat pelelangan

4. Retribusi terminal

5. Retribusi tempat khusus parkir

6. Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa 7. Retribusi rumah potong hewan

8. Retribusi pelayanan kepelabuhan 9. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga 10. Retribusi penyeberangan di air

11. Retribusi penjualan pokok usaha daerah a. Retribusi Perizinan Tertentu

merupakan pengutipan yang diberlakukan atas jasa perizinan tertentu dari pemerintah/penguasa daerah terhadap badan atau orang pribadi yang bertujuan sebagai pemeriksaan atas kegiatan pemakaian ruang pengunaaan sumber daya alam, barang, sarana, dan fasilitas tertentu demi mengikuti keperluan umum dan menjaga memelihara kelestarian lingkungan.

Retribusi perizinan tertentu dibagi menjadi 6 bagian yaitu:

1. Perpanjangan izin memperkerjakan tenaga asing (IMTA) 2. Izin mendirikan bangunan

(33)

3. izin usaha perikanan 4. Izin trayek

5. Izin gangguan Retribusi

6. Izin tempat penjualan minuman beralkohol

Yang bukan objek retribusi daerah adalah pelayanan izin yang dilakukan dari perangkat pemerintah/penguasa daerah melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berdasarkan pelayanan tersebut tidak dikenakan pungutan retribusi. jadi pelayanan yang akan menjadi objek dari retribusi hanyalah pelayanan yang dilakukan dari pemerintah/penguasa daerah secara langsung. Berkenaan dengan UU No. 28 pada Tahun 2009, pelayanan yang disediakan oleh Badan Usaha Milik Daerah bukan merupakan objek retribusi. pelayanan yang dikendalikan secara khusus dari suatu BUMD itu sendiri. Namun apabila Badan Usaha Milik Daerah memperoleh keuntungan atau manfaat dari jasa umum, jasa khusus atau perizinan tertentu yang diberikan dari pemerintah, Badan Usaha Milik Daerah wajib harus membayar jumlah retribusi.

Banyaknya jumlah retribusi daerah yang mesti dibayarkan dari badan atau orang pribadi yang berkaitan dihitung dari perkalian Antara tarif retribusi dan tingkat pengunaan pelayanan/jasa dengan rumus yakni:

1.4.4 Retribusi Sampah

Retribusi sampah merupakan bagian dari retribusi jasa umum yang mana merupakan pungutan atas jasa pelayanan yang disediakan oleh dari pemerintah/penguasa daerah yang bertujuan untuk kepentingan universal dan Retribusi Terutang = Tarif Retribusi X Tingkat Penggunaan Jasa

(34)

dapat dirasakan manfaatnya untuk badan dan orang pribadi. Retribusi sampah merupakan termasuk ke dalam intansi pajak kota/kabupaten

Pemerintah daerah berkewajiban memberikan layanan kebersihan/persampahan kepada warganya. warga sekitar wajib menjaga kebersihan lingkungan dan membayar biaya kebersihan atas layanan yang disediakan oleh pemerintah/penguasa daerah. Artinya memungut biaya kebersihan untuk jasa/pelayanan kebersihan yang disediakan oleh pemerintah kepada warga yang belum mendapat pelayanan kebersihan menjadi wajib retribusi kebersihan/persampahan. tarif retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dikenakan biaya yang bervariasi yang bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang tertera di peraturan daerah

objek dan subjek retribusi Pelayanan kebersihan/persampahan meliputi pengambilan, pengangkutan dan pembuangan serta penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan sampah rumah tangga, industri dan perdagangan. tidak termasuk pelayanan kebersihan jalan umum atau taman.

a. Objek Retribusi

Adalah Segala jenis pelayanan kebersihan/persampahan yang disediakan dari pemerintah daerah yaitu:

1. Pelayanan pengangkutan dan pembuangan kotoran/sampah dan air kotor 2. Pelayanan penyediaan lokasi pembuangan sampah dan air kotor

3.Pelayanan pemberian izin atas penyelenggaraan usaha di bidang kebersihan

4. Pelayanan pengunaan pembuangan air kecil dan besar b. Subjek/Wajib Retribusi

(35)

Adalah orang atau badan yang mendapatkan pelayanan kebersihan dari pemerintah daerah, yaitu:

1. Kepala keluarga bagi rumah tinggal

2. Pemilik/pengusaha bagi toko, rumah makan, bioskop, apotek, industri dan yang sejenisnya

besarnya pemanfaatan pelayanan persampahan/kebersihan diukur berdasarkan:

a. Kondisi geogafis sosial/ekonomi dan volume sampah yang dihasilkan wajib retribusi dan kawasan atau wilayah operasional pelayanan persampahan/kebersihan

b. Kawasan atau wilayah operasional pelayanan pengelolaan persampahan/kebersihan tersebut. Sebagaimana maksudnya adalah:

1. Kawasan I adalah semua desa/kelurahan yang berasal di wilayah perkotaan kecamatan

2. Kawasan II merupakan desa/kelurahan di luar wilayah perkantoran kecamatan

Di dalam buku Azhari (2015:197) Prinsip penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan persampahan/kebersihan adalah untuk menutup sebagian besar atau seluruh biaya jasa pelayanan persampahan/kebersihan mencakup biaya pengadaan barang/jasa, biaya perawatan/pemeliharaan sarana/prasarana, biaya tenaga kebersihan, biaya pengangkutan, biaya penyusutan, biaya pembinaan dan biaya administrasi.

Pembayaran dapat dilakukan pada:

a. Bank Pembangunan Daerah.

b. Kas Daerah

(36)

c. Kantor-kantor Kelurahan.

d. Tenaga lepas atau freelancer yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah

Cara Pembayaran:

a. Bagi objek retribusi yang sifatnya pelayanan berulang-ulang seperti rumah makan dan sejenisnya dengan mempergunakan Surat Pemberitahuan Retribusi Terutang (SPRT) yang akan disampaikan melalui petugas Dinas Kebersihan Kabupaten Karo dan / atau petugas kelurahan yang relevan.

b. Bagi objek retribusi yang sifat pelayanannya insidental, seperti tinja, sampah industri dan sejenisnya, retribusi wajib terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Dinas Kebersihan dengan mempergunakan Surat Permohonan yang telah disediakan

c. Selanjutnya atas dasar Surat Permohonan tersebut Menerbitkan Surat Setoran retribusi (SSR)

Jumlah Retribusi terutang yang dikenakan di wilayah daerah tempat jasa/pelayanan yang disediakan dari pemerintah daerah. waktu terutang retribusi pelayanan persampahan adalah dalam jangka waktu 1 (satu) bulan. Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. Dalam hal wajib retribusi tidak dapat membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan. Penguasa daerah/kepala daerah bisa memberikan pengajuan keringanan, pembebasan retribusi dan pengurangan dengan memperhatikan kesanggupan wajib retribusi.

Bagi Wajib retribusi yang tidak melakukan kewajibannya dapat menyebabkan

(37)

kerugian pada keuangan daerah dan dapat diancam pidana sesuai ketentuan hukum yang telah berlaku.

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam pembahasan ini adalah tentang tata cara pemungutan retribusi sampah dan kontribusinya terhadap retribusi daerah serta pajak daerah di Kabupaten Karo.

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Jenis/Bentuk Penelitian

Jenis/bentuk penelitian yang penulis digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah satu jenis penelitian yang tujannya untuk menampilkan gambaran secara lengkap berkenaan dengan settingan sosial yang dimaksud untuk explorasi dan klarifikasi terhadap suatu kejadian atau kenyataan sosial.

1.5.2 Data Penelitian a. Jenis Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penulisan tugas akhir ini yang terdiri dari :

1. Data Primer

Data yang penulis sendiri yang akan mencari data tersebut yang mana masih tersebar dan data yang diperoleh penulis langsung dari Dinas Lingkungan Hidup kabupaten karo dan diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok.

2. Data Sekunder

(38)

Data atau informasi yang diperoleh penulis melalui data yang sudah dikumpulkan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo dan bahan- bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan.

1.5.3 Teknik Pengumpulan Data 1. Metode wawancara

Pada penelitian ini penulis melaksanakan wawancara kepada kepala dinas lingkungan hidup dan kepala bidang kebersihan kabupaten karo yang bisa memberikan menjawab pertanyaan dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

2. Metode dokumentasi

Pada penelitian ini penulis juga menggunakan metode dokumentasi dimana penulis megumpulkan daftar-daftar dokumen semacam jurnal, perundang-undangan yang berkaitan dengan retribusi sampah dan dokumen lainnya yang dibutuhkan untuk penyempurnaan penelitian.

1.5.4 Alat pengumpul data

Adapun alat yang digunakan penulis selama melakukan penelitian ini adalah pedoman wawarancara dengan menggunakan alat bantu seperti alat perekam, kamera dan juga internet.

1.5.5 Informan Penelitian

Adapun untuk informan didalam penelitian Tugas Akhir ini ialah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo bapak Radius Tarigan, ST dan Kepala Bidang Kebersihan Bapak Esron Saragih, SH yang akan berwewenang untuk memberikan data kepada penulis dalam melakukan penelitian Tugas Akhir ini.

(39)

1.5.6 Metode Analisis

Metode analisis yang dipakai selama penelitian adalah metode deskriptif, dimana penulis menggambarkan atau menganalisis bagaimana kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah serta Pajak Daerah di Kabupaten Karo.

(40)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo

Dasar hukum pembentukan dinas lingkungan hidup terdapat pada peraturan daerah kabupaten karo nomor 5 tahun 2016 bab II pasal 2 ayat 12. Pada tahun 2017 dinas kebersihan dan pertamanan kabupaten karo berubah nama menjadi dinas lingkungan hidup yang mana dinas lingkungan hidup sekarang dikepalai oleh bapak Radius Tarigan, ST. pada dasarnya dinas lingkungan hidup sama dengan kementerian lingkungan hidup. Dinas lingkungan hidup berlokasi di ketaren, kabanjahe, kabupaten karo, sumatera utara 22152

Dinas lingkungan hidup termasuk ke dalam pemungutan retribusi jasa umum sebagaimana dalampasal 110 undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah merupakan kewenangan daerah otonon sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. yang mana dinas lingkungan hidup menyediakan jasa umum yang bertujuan untuk kepentingan umum serta dapat dinikmati badan atau orang pribadi. Dengan nama retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dipungut atas pelayanan pengelolaan persampahan dan kebersihan.

Objek pelayanan persampahan/kebersihan adalah pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah meliputi:

1. Pengambilan/pengumpulan sampah dari sumber ke lokasi pembuangan sementara

2. Pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan sementara ke lokasi pembuangan/pembuangan akhir sampah

(41)

3. penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah.

dikecualian dari objek retribusi pelayanan persampahan/kebersihan sebagaimana dimaksud adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah dan sosial serta tempat umum lainnya. Tempat umum lainnya sebagaimana dimaksud adalah tempat yang digunakan oleh masyarakat umum yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

Subjek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati jasa pelayanan transportasi sampah dan kebersihan. Wajib Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah orang pribadi atau badan yang diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi pelayanan jasa persampahan dan kebersihan. Tingkat penggunaan jasa pelayanan persampahan/kebersihan diukur berdasarkan jenis bangunan,usaha dan frekuensi pelayanan. Prinsip dan sasaran dalam penetapan dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektifitas pengendalian atas pelayanan tersebut.

Biaya yang dimaksud meliputi biaya operasi dan pemeliharan, biaya bunga dan biaya modal.

2.2 Visi Dan Misi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo

Visi merupakan suatu keadaan atau harapan yang harus diwujudkan pada masa yang akan datang. Dengan memiliki visi, arah kegiatan yang dilaksanakan menjadi jelas dan terfokus. Dinas lingkungan hidup kabupaten karo memiliki visi:

“Terwujudnya Pengelolaahan Lingkungan Hidup dan Energi Yang Yang Bersih, Indah, dan Lestari”

(42)

Visi dan misi dinas lingkungan hidup kabupaten karo dapat diuraikan secara ringkas seperti berikut ini sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup:

1. Pemantapan pemenuhan dokumen lingkungan dalam proses penetapan ijin usaha serta penegakan hukum lingkungan dan kehutanan

2. Meningkatkan pemanfaatan labotorium

3. Menigkatkan penyebaran informasi tentang lingkungan hidup 4. Peningkatan sarana prasarana lingkungan hidup

5. Inventariasi kawasan hutan lahan kritis untuk penghijauan dan perusakan lingkungan hidup

6. Meningkatkan pengelolan ruang terbuka hijau 7. Meningkatkan program adiwijaya

8. Meningkatkan kualitas pelayanan kebersihan, merupakan pengelolahan sampah melalui 3R reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali ) dan recyle (mendaur ulang) berbasis pemerdayaan masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran dan menambah pendapatan, dan mengelola tempat pemrosesan sampah (TPA) dengan memanfaatkan teknologi tempat guna dan ramah lingkungan.

9. Meningkatkan kualitas pengelolahan air limbah rumah tangga dan lumpur tinja dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat 10. Meningkatkan kinerja sumber daya aperatur penyelengara urusan

pemerintah di bidang lingkungan hidup, kehutanan, kebersihan, persampahan, dan energisumber daya mineral

11. Menigkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan

(43)

12. Perluasan akses pelayanan energy listrik pada wilayah perdesaan yang belum terjangkau listrik

13. Meningkatkan kontribusi sektor energi sumber daya mineral dan kebersihan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Misi Dari Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Karo:

1. Pemantapan dokumen lingkungan dan penegakan hukum 2. Meningkatkan pemanfaatan kualitas SDM

3. Meningkatkan Penyebaruasan Informasi Dan Sarana Prasarana 2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo Tugas dan fungsi dinas lingkungan hidup kabuaten karo adalah sebagai berikut:

1. Dinas Lingkungan Hidup Tipe A merupakan unsur pelaksana urusan Pemerintahan bidang Lingkungan Hidup, Kehutanan, Kebersihan, Persampahan dan Sumber Daya Mineral yang menjadi kewenangan Daerah.

2. Dinas Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

3. Dinas Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang Lingkungan Hidup Kehutanan, Kebersihan, Persampahan dan Sumber Daya Mineral diberikan kepada kabupaten.

4. Dinas Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya

(44)

b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan kegiatan d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan

tugas dan fungsinya

uraian tugas kepala dinas lingkungan hidup kabupaten karo

1. Kepala Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang Lingkungan Hidup, Kehutanan, Kebersihan, Persampahan dan Sumber Daya Mineral kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada kabupaten.

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud penjelasan Kepala Dinas sebagai berikut:

a. memimpin, merencanakan, mengatur, membina, Lingkungankan dan mengendalikan pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Kehutanan, Kebersihan, Persampahan, Sumber Daya Mineral sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal.

b. menetapkan, melaksanakan visi dan misi Dinas untuk mendukung visi dan misi Daerah

c. menyusun dan menetapkan rencana strategi dan program kerja Dinas sesuai dengan visi dan misi Daerah

d. menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah berkoordinasi dengan Instansi terkait di bawah koordinasi Tim Anggaran Pendapatan Daerah

(45)

e. memberikan saran, pertimbangan dan pendapat kepada Bupati dalam rangka penyelesaian tugas pokok dan sebagai penetapan kebijakan Pemerintah Kabupaten Karo

f. menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait, instasi vertikal terkait yang ada di daerah, provinsi dan pusat mauoun lembaga swasta dalam rangka kelancara pelaksanaan tugas pokok.

2.4 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo

Organisasi di Dinas lingkungan hidup kabupaten karo dibagi menjadi 6 bagian yaitu:

1. Kepala dinas lingkungan hidup 2. Sekretariat

a. Seketaris dinas lingkungan hidup

b. Kepala sub bagian bagian umum dan kepegawaian c. Kepala sub bagian keuangan

d. Kepala sub bagian perencanaan evalusi dan pelaporan e. Bendahara

f. Staf

3. Bidang penataan dan peningkatan kapasitas

a. Kepala bidang penataan-penataan dan peningkatan kapasitas

b. Kepala seksi pengaduan dan penegakan hukum lingkumgan hidup dan kehutanan

c. Kepala seksi perencarencana dan kajian dampak lingkungan d. Kasi peningkatan kapasitas

(46)

e. Staf

4. Bidang pengelolahan sampah

a. Kepala bidang pengelolaan sampah dan limbah bahan beracun berbahaya dan pengendalian

b. Kasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

c. Kepala seksi pengelolaan sampah dan limbah bahan beracun dan berbahaya

d. Staf 5. Bidang kebersihan

a. Kepala bidang kebersihan

b. Kepala seksi penyapuan dan pengangkutan c. Plt. Kepala seksi perbekalan

d. Kepala seksi peralatan e. Staf

6. Bidang energi sumber daya mineral

a. Kepala bidang energy dan sumber daya mineral b. Kepala seksi hidrologi

c. Kepala seksi energy dan panas bumi d. Staf

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo

(47)

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo

(48)

BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 Target Serta Realisasi Retribusi Persampahan Kabupaten Karo Tahun Tahun 2018-2020 Pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo

Mengikuti data yang telah diperoleh penulis dari dinas Lingkungan Hidup kabupaten karo, maka penulis akan menampilkan data sebagai berikut:

Tabel 3.1 Target Serta Realisasi Retribusi Sampah 2018-2020 Di Kabupaten Karo Tahun Target Retribusi Sampah Realisasi Persentase

2018 1.092.357.000 1.242.357.000 113,73

2019 1.242.357.000 1.102.000.000 88,70

2020 744.500.000 788.960.000 105,97

Sumber data: dinas lingkungan hidup kabupaten karo

Pada tabel 3.1 diatas digambarkan target serta realisasi retribusi sampah di kabupaten karo selama tiga tahun terakhir (2018-2020) megalami kenaikan dan penurunan .dimana target retribusi sampah selalu berubah dikarnakan ketentuan yang telah ditentukan pemerintah daerah. walaupun demikian target dan realisasi retribusi sampah selama tiga tahun (2018-2020) terakhir hampir semua mencapai target.

3.2 Realisasi Kontribusi Retribusi Sampah Terhadap Retribusi Daerah Di Kabupaten Karo Tahun 2018-2020

Mengikuti data yang telah diperoleh penulis dari Badan Pengelola Keuangan Pendapatan Dan Aset Daerah kabupaten karo, maka penulis akan menampilkan data sebagai berikut:

(49)

Table 3.2 realisasi kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah Tahun Realisasi retribusi sampah Realisasi retribusi daerah Persentase

2018 1.242.357.000 12.041.993.035,00 9,69%

2019 1.102.000.000 9.955.878.435,00 9,03%

2020 788.960.000 7.587.660.501,00 9,61%

Sumber Data: Badan Pengelola Keuangan Pendapatan Dan Aset Daerah Kabupaten Karo

3.3 Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara penulis kepada kepala dinas lingkungan hidup kabupaten karo Bapak Radius Tarigan, ST pada tanggal 21 juli 2021 adalah sebagai berikut:

Keterangan P = Penulis N = Narasumber

P : Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Cica Grestefani Br Tarigan saya mahasiswa dari universitas sumatera utara jurusan diploma III perpajakan saya ingin mewawancarai bapak tentang tugas akhir saya, silahkan perkenalkan diri anda pak

N : Baik, terima kasih nama saya Radius Tarigan, ST selaku kepala dinas lingkungan hidup kabupaten karo

P : Baik, terima kasih pak langsung saja ke pertanyaan pertama ya pak. Apakah penerimaan retribusi sampah di kabupaten karo sudah optimal ?

N : Sampai saat ini untuk pemungutan retribusi sampah di kabupaten karo belum optimal karena dari 17 kecamatan kita hanya focus melayani di kedua kecamatan yaitu kecamatan kabanjahe dan berastagi, mengingat armada kita masih terbatas, armada untuk mengangkut sampah masih terbatas dan prinsip retribusi ini kan bukan seperti pajak jadi ketika kita memeberikanjasa ke

(50)

masyarakat baru kita dapat memungut dari jasa tersebut yaitu jasa retribusi persampahan diamana di kabupaten karo melalui perda Nomor 04 tahun 2012 Dasar pemungutan kita

P : Baik pak terimakasih atas jawabannya, selanjutnya dilihat dari data yang ada kenapa retribusi sampah dari tahun ketahun mengalami penurunan ?

N : strategi kita saat ini melalui pihak ketiga kita akan meminta bantuan ke CSR untuk dapat menambah sarana prasarana kita begitu juga di dalam APBD kita akan menampung sarana prasarana agar layanan kebersihan ke masyarakat dapat dimaksimalkan.

P : baik pak, pertanyaan ke tiga apakah dikenakan sanksi jika wajib retribusi tersebut tidak membayar retribusi sampahnya ?

N : kita dapat memberilan sanksi nantinya karena ini prinsipnya seperti yang saya sampaikan di awal bahwa ini bukan pajak jadi selama kita belum maksimal pelayanan kepada masyarakat tentu kita tidak dapat memberikan sanksi, jadi kalau sanksi kita belum ada berpikiran ke arah sementara kita focus untuk melakukan pelayanan karena itu salah satu tugas dari pemerintah

P : ooo jadi begitu ya pak

N : kita memang ada aturan bahwa tidak dapat membuang sampah sembarangan, tapi kita belum maksimal karena keterbatasan sarana dan prasarana kita kita ada 17 kecamatam ya, jumlah truck kita hanya ada 28 unit sementara untuk kebutuhan kabanjahe berastagi saja habis 23 unit, nah ditambah becak roda tiga yang ada ditambah ada beberapa armada yang ada sudah rusak dan tidak bisa beroperasi.

(51)

P : jadi yang menjadi masalah utamanya itu armadanya ya pak. selain dari armadanya apalagi yang menjadi penghambat penerimaan retribusi sampah N : salah satu kesadaran dari masyarakat pun belum ada jadi disisni sumber

sampah itu selain dari masyarakat ada sampah kiriman. Gitu kira-kira dia P : jadi bisa dibilang sampah yang ada bisa juga sampah dari luar ?

N : ya diluar daerah kita

P : jadi walaupun begitu tetap kita yang mengambil sampahnya ?

N : ya itu wajib. Diangkut oleh pemerintah. Dan disini harus seimbang Antara pelayanan dan kesadaran masyarakat tadi

P : Baik pak terimakasih atas jawabannya, selanjutnya dilihat dari data yang ada kenapa retribusi sampah dari tahun ketahun mengalami penurunan ?

N : Baik, penerimaan realisasi retriusi sampah dari tahun ke tahun bisa mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena armada kita yang kurang memadai, yang mana karena hal tersebut kita tidak dapat mengambil sampah dengan optimal. Karena itu banyak masyarakat jadi tidak membayar tarif retribusi karena tidak mendapatkan pelayanan dari dinas lingkungan hidup kabupaten karo dan kita tidak bisa berbuat apa-apa karena kita bisa mengenakan pemungutan kepada masyarakat jika mendapat pelayanan dari kami.

P : baik pak, terima kasih atas waktunya mohon maaf telah mengganggu waktu bapak terima kasih

N : iya nakku sama-sama

(52)

hasil wawancara penulis kepada kepala bidang kebersihan dari kepala dinas lingkungan hidup kabupaten karo Bapak Esron Saragih, ST pada tanggal 22 juli 2021 adalah sebagai berikut:

keterangan P = Penulis N = Narasumber

P : selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Cica Grestefani Br Tarigan saya mahasiswa dari universitas sumatera utara jurusan diploma III perpajakan saya ingin bertanya bagaimana tata cara pemungutan retribusi sampah di kabupaten karo ?

N : Baik tata cara pemungutan retribusi sampah yang pertama dulukita buatkan SK, untuk menjalankan pemungutan retribusi sampah, jadi berdasarkan SK itulah nanti teman-teman kita yang ada di lapangan nantinya dapat mengutip retribusi sampah sesuai dengan PERDA 4 tahun 2012, jadi dalam teknisnya mereka itu setiap bulan atau minggu itu kita ada itu namanya berupa karcis yang telah diporporasi oleh BPKAD dari kantor bupati, karcis tersebut nanti sebagai tanda jika pemungutan tersebut resmi dari pemerintah, nah itulah artinya sebagai alat pungut atau alat kutip di dalam melaksanakan pengutipan retribusi sampah, demikian yang bisa saya sampaikan

P : baik pak, terimakasih atas waktu yang telah diberikan mohon maaf telah menggaggu waktu bapak terima kasih

N : ya terima kasih kembali

(53)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Realisasi Kontribusi Retribusi Sampah Terhadap Retribusi Daerah Di Kabupaten Karo Tahun 2018-2020

Mengikuti data yang telah diperoleh penulis dari dinas lingkungan hidup dan BPKPAD kabupaten karo dan telah diolah oleh penulis maka penulis. Pada tabel 3.2 diuraikan bahwa kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah mengalami kenaikan dan penurunan selama tiga (3) tahun terakhir. Dan berikut ini pembahasannya:

1. realisasi retribusi sampah terhadap realisasi retribusi daerah mengalami kenaikan dan penurunan selama tiga (3) tahun terakhir dimana pada tahun 2018 realisasi retribusi sampah di kabupaten karo adalah Rp.

1.242.357.000 dan realisasi retribusi daerah adalah Rp. 12.041.993.035,00 dengan persentase kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah adalah sebesar 9,69% dari 100% . dimana pada tahun 2018 mempunyai tingkat persentasi yang leih tinggi dibandingkan tahun 2019 dan 2020.

2. Pada tahun 2019 realisasi retribusi sampah adalah Rp. 1.102.000.000 dan realisasi retribusi daerah sebesar Rp 9.955.878.435,00 dengan persentase kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah adalah sebesar 9,03%

dari 100% . pada tahun 2019 persentasi kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah mengalami sedikit penurunan.

3. Pada tahun 2020 realisasi retribusi sampah adalah sebesar Rp. 788.960.000 dan realisasi Rp. 7.587.660.501,00 dengan persentase kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah adalah 9,61% dari 100%. Pada tahun

(54)

2020 persentase kontribusi sampah terhadap retribusi daerah mengalami sedikit kenaikan dibandingkan dengan tahun 2019. Walaupun hasil persentasenya masih di bawah tahun 2018.

Realisasi retribusi sampah dan kontribusinya terhadap retribusi daerah tiap tahun mengalamai penurunan. Karena Hal ini oleh kurangnya armada pengambilan sampah dan banyak armada pengambilan sampah yang sudah rusak dan tidak dapat beroperasi, jadinya pengambilan sampah tidak dapat dijalankan dengan optimal. Karena pengambilan sampah yang tidak optimal maka banyak masyarakat yang tidak membayar jasa retribusi sampah karena tidak mendapat pelayanan dari Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Karo. Dinas lingkungan hidup tidak dapat memaksa dalam pengenaan tarif karena pada dasarnya retribusi sampah tidak sama dengan pajak daerah dimana retribusi bisa dikenakan pemungutan jika diberikan pelayanan dan juga dinas lingkungan hidup tidak hanya fokus terhadap bidang kebersihan tetapi juga dengan bidang lain yang ada.

4.2 Hasil wawancara

4.2.1 Tata Cara Pemungutan Reribusi Sampah di Kabupaten Karo

Tata cara pemungutan retribusi sampah di kabupaten penulis dapatkan melalui wawancara dengan kepala bidang kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo Bapak Esron Saragih, SH adalah sebagai berikut:

1. Yang pertama Dibuatkan SK (Surat Keterangan) untuk menjalankan pemungutan retribusi sampah.

2. berdasarkan SK tersebut nanti para staff (yang telah ditentukan) di lapangan nantinya dapat mengutip retriusi sampah sesuai dengan PERDA Kabupaten Karo no 4 tahun 2012

(55)

3. Dalam teknisnya para staff tersebut setiap bulan atau minggu ada berupa karcis yang telah di porporasi dari BPKPAD dari kantor bupati kabupaten karo. Karcis tersebut berguna Sebagai alat pungut/alat kutip dalam melaksanakan pengutipan retribusi sampah di Kabupaten Karo dan dengan karcis tersebut merupakan tanda bahwa pemungutan retribusi sampah tersebut merupakan legal/resmi dari pemerintah.

4.2.2 Faktor Penghambat Penerimaan Retribusi Sampah Di Kabupaten Karo Mengikuti hasil wawancara yang telah penulis lakukan dengan kepala dinas lingkungan hidup kabupaten karo bapak Radius Tarigan, ST beliau mengatakan jika penerimaan retribusi sampah di kabupaten karo sampai saat ini belum optimal karena dari 17 kecamatan dinas lingkungan hidup hanya fokus melayani di dua kecamatan yaitu kecamatan kabanjahe dan berastagi mengigat armada untuk mengangkut sampah masih sangat terbatas dan prinsip retribusi bukan seperti pajak jadi ketika dinas lingkungan harus memberikan jasa kepada masyarakat maka dinas lingkungan hidup dapat memungut dari jasa tersebut yaitu retribusi persampahan dimana di kabupaten karo melalui PERDA 04 tahun 2012 dasar pemungutan retribusi sampah.

Memang harus ada jasa dari pemerintah untuk mengangkut sampah yang dihasilkan oleh masyarakat kabupaten karo, sudah ada aturan dari pemerintah bahwa dilarang membuang sampah sembaragan tapi pemerintah belum maksimal karna keterbatasan sarana prasarana pemerintah. Dimana juga ada beberapa armada yang tidak bisa beropersi karena rusak dan belum diperbaiki. Selain dari sarana prasarana yang ada maka hal lainnya adalah kesadaran masyarakat yang belum ada jadi sumber sampah itu disamping dari masyarakat ada sampah kiriman

Gambar

Table 1.2 Persentase Penerimaan Retribusi Sampah Di Kabupaten Karo  Tahun 2018-2020
Tabel 3.1 Target Serta Realisasi Retribusi Sampah 2018-2020 Di Kabupaten Karo  Tahun  Target Retribusi Sampah  Realisasi  Persentase
Table 3.2 realisasi kontribusi retribusi sampah terhadap retribusi daerah  Tahun  Realisasi retribusi sampah  Realisasi retribusi daerah  Persentase

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media e_Modul dapat dibuat menggunakan Adobe Flash yang kemudian dikombinasi dengan Adobe Air sehingga

Tenaga pengajar akan dilatih di School of Nursing , National Taipei University of Nursing and Health Sciences , Taipei Taiwan, selama satu bulan.. Tenaga pengajar terdiri dari

Explore Sumatera adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri olahraga yang berupa penjualan jasa yaitu kegiatan arung jeram.. Ada beberapa jasa

Persoalan yang secara ilmiah menarik untuk dikaji dari pelaksanaan agenda demokratisasi ini adalah persentuhan tradisi demokrasi yang berakar dari Barat dengan

Pada pemaparan ini akan didiskusikan perkembangan penelitian terhadap kharakterisasi pathogen CVPD yang selanjutnya diterapkan sebagai teknik deteksi atau diagnosis,

Pertama konsesi-konsesi tarip yang terlebih dahulu telah saling diberikan antara anggota-anggota GATT pada tahun 1947 di Jenewa dan pada tahun 1949 di Annecy seharusnya tidak

Bertitik tolak pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam rangka penyusunan

Berdasarkan Perma Nomor 4 tahun 2014 Tentang Tata Cara Pemberian Diversi, maka pemberian diversi oleh Aparat Penegak Hukum terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Narkotika perlu