• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT ACE HARDWARE TBK PERIODE OLEH: DANIEL ALEXANDER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT ACE HARDWARE TBK PERIODE OLEH: DANIEL ALEXANDER"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH:

DANIEL ALEXANDER 152101007

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)

karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan PT Ace Hardware Tbk Tahun 2015- 2017”. Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si., selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara.

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP., MBA., selaku Sekeretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara dan juga selaku Dosen Penguji saya.

4. Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran-saran serta petunjuk dan bimbingan kepada peneliti.

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara.

(4)

6. Teristimewa kepada kedua orang tua peneliti, yaitu Ayahanda tercinta Edy Ateta Purba dan Ibunda tercinta Clara Netty br. Silaban serta yang telah memberikan segalanya kepada peneliti, dari kasih sayang, perhatian pengorbanan serta dorongan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara dan doa yang tiada hentinya kepada penulis dengan tulus dan ikhlas.

Atas bantuan dan dorongan tersebut, penulis hanya bisa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan kiranya dibalas oleh Allah SWT, dan penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan,………...2019 Peneliti

Daniel Alexander 152101007

(5)

DAFTAR TABEL ……….. iv

DAFTAR GAMBAR ………... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Rumusan Masalah ………... 4

1.3. Tujuan Penelitian ………..…... 4

1.4. Manfaat Penelitian ………..……. 5

1.5. Jadwal Kegiatan ………...……… 5

1.6. Sistematika Penulisan ………...……… 6

BAB II PROFIL PT. ACE HARDWARE,TBK 2.1. Sejarah Singkat ………..………... 7

2.2. Visi dan Misi PT.Ace Hardware...………... 9

2.3. Struktur Organisasi ………..…………. 10

2.4. Job Description ………..………….. 11

2.5. Jaringan Usaha Kegiatan ………..………….... 17

2.6. Kinerja Usaha Terkini ………..………….... 18

2.7. Rencana Kegiatan ………...……….. 20

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Laporan Keuangan PT. Ace Hardware...…..…………... 21

3.2. Tujuan Laporan Keuangan ………..….... 22

3.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan ………. 23

3.4. Analisa Laporan Keuangan ………..……... 24

3.5. Rasio Keuangan ………... 24

3.6. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan ………..……….. 24

3.7. Jenis-jenis Rasio keuangan ………..………… 25

3.8. Penyajian Laporan Keuangan ………..………… 28

3.9. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan ………….………. 36

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ………... 47

4.2. Saran ………. 48

DAFTAR PUSTAKA ………... 49

(6)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1. Ikhtisar data keuangan PT Ace Hardware Indonesia Tbk tahun

2015-2017………... 3

1.2. Jadwal Kegiatan Observasi Tugas Akhir………... 5

2.1. Jaringan Usaha Kegiatan PT Ace Hardware Indonesia Tbk………….. 17

3.1. Laporan Posisi Keuangan PT Ace Hardware Indonesia Tbk…... 29

3.2. Laporan Posisi Keuangan PT Ace Hardware Indonesia Tbk Lanjutan.. 30

3.3. Laporan Posisi Keuangan PT Ace Hardware Indonesia Tbk Lanjutan.. 31

3.4. Laporan Posisi Keuangan PT Ace Hardware Indonesia Tbk Lanjutan.. 32

3.5. Laporan Posisi Keuangan PT Ace Hardware Indonesia Tbk Lanjutan.. 33

3.6. Laporan Laba Rugi PT Ace Hardware Indonesia Tbk………... 34

3.7. Laporan Laba Rugi PT Ace Hardware Indonesia Tbk Lanjutan... 35

3.8. Rasio Likuiditas akhir tahun 2015 hingga 2017………. 39

3.9. Rasio Profitabilitas akhir tahun 2015 hingga 2017……….... 41

3.10. Perhitungan Total Assets Turnover akhir tahun 2015 hingga 2017... 42

3.11. Perhitungan Fixed Assets Turnover akhir tahun 2015 hingga 2017….. 43

3.12. Perhitungan Debt Ratio akhir tahun 2015 hingga 2017………... 45

3.13. Perhitungan Debt To Equity Ratio akhir tahun 2015 hingga 2017….... 46

(7)

2.2. Jaringan Usaha Kegiatan PT Ace Hardware Indonesia Tbk………….. 17

(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, dioperasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun tujuan tersebut antara lain adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dan juga terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.

Tujuan tersebut akan tercapai apabila setiap tingkat operasional perusahaan dilakukan secara teliti dan akurat.

Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan memerlukan perencanaan dan menganalisis laporan keuangan agar dapat mengetahui anggaran pemasukan dan pengeluaran. Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. (Kasmir, 2015 : 280).

Laporan keuangan yang disusun perusahaan seperti neraca, daftar laba rugi, laporan laba ditahan dan laporan keuangan lainnya memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Pentingnya laporan keuangan tersebut tidak hanya sebagai sumber informasi tentang posisi keuangan tetapi laporan keuangan juga ditujukan untuk menilai prestasi perusahaan, mengetahui sampai dimana keberhasilan perkembangan perusahaan, apakah ada peningkatan, ataukah penurunan dari periode sebelumnya.

Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan dapat

(9)

dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. “Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis” (Syahrial dan Purba, 2013 : 1)

PT Ace Hardware Tbk (ACES) adalah perusahaan yang bergerak sebagai Pusat Perlengkapan Rumah & Gaya Hidup Terlengkap, dengan 172 toko di beraneka pusat keramaian pada kota-kota besar di Indonesia. Toko ACE terbesar, yang sekaligus paling besar di Dunia, terletak di Alam Sutera, Serpong – Tangerang. ACE Alam Sutera ialah Flagship dari Toko ACE di negeri ini, yang memiliki luas 15.000 meter persegi, dan menyediakan lebih dari 75.000 tipe produk berkualitas dalam kategori lengkap. Terobosan dalam hal menyediakan banyak macam produk dibawah satu atap membuat ACE menjadi destinasi utama dalam mencari solusi perlengkapan rumah dan gaya hidup keluarga modren Indonesia.

(10)

3

Tabel 1.1

Ikhtisar data keuangan PT. Ace Hardware Tbk.

Tahun 2015, 2016 dan 2017 (Rp. Miliar)

Tahun

Total Aset Lancar

Total Aset Tidak Lancar

Hutang Lancar

Hutang Jangka Panjang

Equitas Laba

2015 2.467,4 800,1 412,3 226,4 2.628,8 591,8 2016 2.822,1 909,0 388,6 293,7 3.048,7 682,8 2017 3.358,3 1.070,6 478,2 440,2 3.510,4 741,8

Sumber : ACES Annual Report http://www.idx.co.id (2019)

Dari Tabel 1.1 berisikan ikhtisar data keuangan tahun 2015, 2016 dan 2017, yang memberikan gambaran perubahan posisi keuangan PT Ace Hardware pada tahun-tahun tersebut. Setiap tahun terlihat peningkatan, baik jumlah total aset lancar, total aset tidak lancar, hutang jangka panjang, ekuitas dan laba perusahaan. Hanya saja hutang lancar yang mengalami penurunan pada tahun 2016 dan meningkat pada tahun 2017 tetapi tidak berpengaruh terhadap laba perusahaan.

Perubahan posisi keuangan tersebut belum cukup untuk menjelaskan perubahan kinerja perusahaan disetiap tahunnya. Diperlukan analisis yang lebih spesifik untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang peningkatan maupun penurunan kinerja perusahaan disetiap tahunnya.

Untuk hal ini digunakan suatu standart pembanding (Rasio) yang disebut dengan rasio keuangan. Rasio keuangan menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan. Dengan penyederhanaan ini, penulis dapat menilai secara cepat hubungan antara pos-pos tersebut dan dapat memberikan suatu indikasi mengenai kondisi keuangan melalui laporan keuangan perusahaan.

(11)

Hasil analisis laporan keuangan ini akan sangat bermanfaat bagi pihak- pihak tertentu. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan tersebut adalah Manajer/Pimpinan perusahaan, pemilik perusahaan/pemegang saham, investor, kreditor dan pemerintah. Bagi pemilik perusahaan fungsi laporan keuangan adalah untuk melihat berapa keuntungan atau kerugian yang ada dan dialami oleh perusahaan tersebut, bagi pemegang saham fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan, bagi investor fungsi laporan keuangan adalah untuk membantu menentukan apakah perusahaan harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut, bagi kreditor fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi hutang beserta bunganya dan kegunaan laporan keuangan bagi pemerintah adalah untuk mengetahui pendapatan negara dalam hal pajak.

Dari uraian ini maka penulis tertarik untuk membahas dan mengadakan penelitian dengan judul Tugas Akhir “ Analisis Laporan Keuangan PT Ace Hardware Tbk Tahun 2015-2017 ”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Kondisi Keuangan PT Ace Hardware Tbk tahun 2015, 2016 dan 2017?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan PT Ace Hardware Tbk pada tahun 2015, 2016 dan 2017 berdasarkan Rasio Keuangan.

(12)

5

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Dapat digunakan sebagai pengembangan wawasan serta pemahaman mengenai penilaian kinerja dilihat dari rasio keuangan.

b. Bagi PT. Ace Hardware

Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi atas kebijakan yang telah dibuat dimasa lalu dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pada masa yang akan datang.

c. Bagi Pihak Lain

Dapat mempelajari cara-cara/teknik menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan yang dilihat dari rasio-rasio keuangannya.

1.5. Jadwal Kegiatan

Adapun penelitian ini mulai berlangsung mulai tanggal 1 Januari 2019 s/d 28 Februari 2019. Penelitian dilakukan di PT Ace Hardware Tbk.

Tabel 1.2.

Jadwal Kegiatan Observasi Tugas Akhir No Kegiatan

Januari Februari Maret Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke I II III IV I II III IV I II III IV 1 Persiapan 2 Pengumpulan

Data

3 Penulisan

(13)

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan Laporan tugas akhir ini terdiri dari 4 bab, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai sejarah, visi, misi, struktur organisasi, job description, jaringan usaha kegiatan, kegiatan usaha terkini dan rencana kegiatan.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari hasil pengujian.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran yang akan diajukan untuk pengembangan proses pengolahan data di PT Ace Hardware Tbk.

(14)

BAB II

PROFIL PT. ACE HARDWARE,TBK 2.1. Sejarah PT.Ace Hardware,Tbk

PT Ace Hardware adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembelian dan penjualan alat-alat rumah tangga dan perkakas. Sebagai distributor alat-alat rumah tangga dan perkakas, Ace Hardware memiliki banyak pesaing, beberapa pesaing PT Ace Hardware adalah Mitra dan Homesmart. Bermula dari Mr. Richard Hesse mengambil alih sebuah usaha toko perkakas kecil tahun 1920 di Chicago, Illionis, Amerika Serikat. Pada tahun 1922, MR. Hesse mengumpulkan beberapa pemilik toko perkakas dan mengusulkan untuk menggabungkan toko mereka menjadi suatu koperasi yang menjual alat-alat kebutuhan rumah tangga yang memiliki posisi lebih kuat dan berpengaruh terhadap para produsen barang, khususnya dalam hal penentuan harga. Pada tahun 1924, Mr. Hesse bertemu dengan Mr.

Frank Burke dari Waukagen, Illionis yang juga memiliki ide yang sama tentang pembentukan koperasi, sehingga pada tahun itu juga, mereka resmi menggabungkan kedua perusahaan tersebut. Pada tahun 1928, secara resmi, The ACE Company didirikan.

Pada tahun 1930, Amerika Serikat mengalami depresi ekonomi yang berkepanjangan, tetapi Ace Hardware tetap tumbuh berkembanng dengan ditandai semakin bertambahnya anggota yang bergabung, jenis produk yang dijual dan pembukaan cabang-cabang baru di seluruh Amerika.

Pada tahun 1931, kantor pusat Ace Hardware pindah dari Cikago ke Winconsin dan kemudian berkembang pesat ke area Midwest sampai dengan

(15)

pertengahan tahun 1940. Pada tahun 1950, Ace Hardware mulai melakukan standarisasi penampilan toko dan aspek-aspek operasionalnya.

Pada tahun 1974, Mr. Hesse, pendiri Ace Hardware, menjual seluruh sahamnya kepada para dealer. Semenjak itu Ace Hardware berkembang menjadi koperasi terbesar di Amerika Serikat. Hingga saat ini “Ace” telah memiliki pabrik sendiri yang memproduksi produk-produknya dengan merk “Ace” dengan jumlah produk mencapai 7000 jenis barang. Ace Paint, menduduki ranking ke-2 dari 10 pabrik cat terbesar di Amerika.

Perusahaan Ace Hardware telah berkembang menjadi sebuah korporasi yang mendunia. Di mulai dengan sebuah toko kecil di Chicago, kini Ace Hardware telah merambah ke banyak negara termasuk Indonesia. Di kota-kota besar Indonesia, Ace Hardware relatif mudah ditemui, karena memiliki 172 toko.

Markas utama perusahaan berlokasi di Oak Brook, Illinois, Amerika Serikat (AS).

Selain di Indonesia, tokonya sudah merambah di lebih dari 60 negara. Mulai dari Asia Tengah sampai Inggris, dan dari Indonesia sampai Meksiko. Dengan total lebih dari 5000 toko di seluruh dunia. Ace Hardware mencetak total volume usaha lebih dari 3 miliar dolar AS per tahun. Di setiap negara, termasuk Indonesia, Ace Hardware hadir tak ubahnya sebuah toko korporasi biasa. Ikhtisar harga saham yang tercatat sebesar Rp.4.100 pada akhir tahun 2011 terus meningkat menjadi Rp.810 (setara dengan Rp.8.100 sebelum pemecahan saham/stock split) atau meningkat sebesar 97,6%. Di tahun 2012, perseroan melakukan aksi korporasi berupa pemecahan saham yang berlaku efektif sejak 1 november 2012, dengan rasio 1:10 yang membuat nilai Rp.100 menjadi Rp.10. Tujuannya adalah untuk meningkatkan likuiditas perdagangan dan memperluas kepemilikan saham.

(16)

9

2.1.1. Sejarah Perkembangan PT Ace Hardware Di Indonesia

PT Ace Hardware Indonesia Tbk di dirikan awalnya bernama PT Kawan Lama pada tanggal 3 Februari 1995 oleh Kuncoro Wibowo. Pada tanggal 28 Oktober 1997, nama perusahaan berubah menjadi PT Ace Indoritel Perkakas, dan kemudian pada tanggal 28 Agustus 2001 nama perusahaan selanjutnya berubah menjadi PT Ace Hardware Indonesia. Ace Hardware hadir di Indonesia pada tahun 1995, awalnya terdaftar di Departemen perdagangan dengan nama PT Ace Indoritel Perkakas. Namun pada tahun 2001 berganti nama menjadi PT Ace Hardware Indonesia Tbk. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi usaha perdagangan umum termasuk kegiatan ekspor impor serta menjalankan usaha sebagai agen atau distributor. Kegiatan usaha perusahaan adalah penjualan eceran atau ritel barang-barang untuk kebutuhan rumah tangga, gaya hidup, dan mainan anak-anak.

2.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan

“Berusaha menjadi pusat ritel perlengkapan rumah dan gaya hidup terdepan di Indonesia”.

Misi Perusahaan

“Menawarkan ragam produk berkualitas tinggi dengan harga bersaing dan didukung oleh layanan terpadu dari tim profesional”.

2.3. Struktur Organisasi PT Ace Hardware Indonesia Tbk.

Untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh PT. Ace Hardware Indonesia Tbk maka disusun suatu struktur organiasi yang tujuannya

(17)

akan memberikan gambaran secara komprehensif akan tugas dan wewenanng dari masing-masing karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut sehingga dapat mencapai tujuan mereka dalam bekerja.

Sumber : http://www.acehardware.co.id/id/about/page/organization-structure/403(2019)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi PT Ace Hardware Indonesia Tbk.

2.4. Job Description

Masing – masing bagian memiliki tugas atau perintah dan wewenang yang berbeda, berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang tiap bagian :

(18)

11

1. Rapat Umum Pemegang Saham

Merupakan organ perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan yang mewakili kepentingan pemegang saham dan mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang atau anggaran dasar.

Kewenangan RUPS antara lain mengangkat dan memberhentikan angggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan anggaran dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta mengambil keputusan terkait tindakan korporasi atau keputusan strategis lainnya yang di ajukan Direksi.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris merupakan organ Perusahaan yang bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kebijakan dan pengelolaan perusahaan yang dijalankan oleh Direksi, dan memberikan nasihat kepada Direksi demi kepentingan perusahaan. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS.

Dewan Komisaris berwenang memberhentikan sementara anggota Direksi dengan menyebutkan alasannya. Dewan Komisaris dapat pula melakukan tindakan pengurusan Perusahaan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu.

Dalam melaksanakan tugasnya dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris dibantu oleh komite penunjang yaitu Komite Audit yang merupakan organ pendukung perusahaan.

(19)

3. Komite Audit

Tugas utama Komite Audit adalah mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan objektivitas akuntan publik dan Komite Audit juga bertugas memberikan laporan kepada Dewan Komisaris mengenai berbagai risiko yang dihadapi perseroan.

4. Direksi

Direksi merupakan organ perusahaan yang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan perusahaan dengan senantiasa memperhatikan kepentingan dan tujuan perseroan dan unit usaha serta mempertimbangkan kepentingan para pemegang saham dan seluruh stakeholders. Direksi mewakili perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, tunduk pada semua peraturan yang berlaku terhadap perusahaan terbuka dan tetap berpegang pada penerapan prinsip Good Corporate Governance. Disamping itu, Direksi bertanggung jawab melakukan pengawasan internal secara efektif dan efesien; memantau resiko dan mengelolanya, menjaga agar iklim kerja tetap kondusif sehingga produktivitas dan profesionalisme menjadi lebih baik, mengelola karyawan dan melaporkan kinerja Perseroan secara keseluruhan kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

Untuk membantu tugas-tugas Direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan, Direksi menunjuk seorang Sekretaris Perusahaan dan membentuk Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

(20)

13

5. Sekretaris Perusahaan

Tugas utama Sekretaris Perusahaan sebagai mediator yang menghubungkan kepentingan perusahaan yang diwakili dengan para pemegang saham, lembaga- lembaga pasar modal maupun pasar keuangan serta pihak terkait lainnya.

Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab dalam menyebarluaskan informasi kepada para pelaku kepentingan dengan tepat waktu, akurat dan transparan.

6. Human Capital

Human Capital dibentuk dengan tujuan untuk membantu Direksi dalam memberikan arahan strategis dibidang sumber daya manusia perseroan.

Tugas utama Human Capital adalah :

1) Memberikan arahan strategi dibidang sumber daya manusia, membuat kebijakan umum dibidang sumber daya manusia termasuk perubahan- perubahannya, antara lain bidang-bidang sebagai berikut :

a. Kebijakan umum tentang ketenagakerjaan b. Kompensasi dan benefit karyawan

c. Manajemen penilaian kerja d. Manejemen talenta

e. Struktur organisasi dan jenjang kepangkatan f. Pelatihan dan pengembangan karyawan g. Pengembangan budaya perusahaan h. Pengembangan iklim kerja yang baik

i. Pengembangan hubungan karyawan dan industri

j. Penyelarasan kebijaksanaan dan sinergi sumber daya manusia dengan anak perusahaan

(21)

2) Melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab lain yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada Komite Human Capital.

3) Melaporkan hasil rapat kepada Direksi.

7. Controller & Support

Tugas Controller & support :

1) Memilih dan menentukan metode akutansi yang digunakan 2) Monitoring

3) Mengawasi proses pelaksanaan akutansi keuangan 4) Mengawasi proses pelaksanaan akutansi manajemen 5) Mengawasi pelaksanaan perpajakan perusahaan 8. Bisnis Development

Tugas Bisnis Development :

1) Melihat dan menganalisa potensi pasar dan trend belanja customer 2) Mereposisi produk yang sudah ada, melalui analisis swot

9. Marketing communication

Tugas marketing communication : 1) Melakukan promosi

Berupa aktivitas menjual produk yang sifatnya jangka pendek/panjang.

2) Melakukan iklan

Bentuk representasi terhadap produk namun tidak dilakukan secara langsung oleh orang.

3) Melakukan pemasaran langsung

Bisa melalui email, telepon, fax dan lainnya

(22)

15

4) Melakukan penjualan pribadi

Melakukan negoisasi langsung secara tatap muka dengan calon pembeli

5) Menjalin hubungan dengan pihak lain.

Pihak lain disini bisa dari masyarakat atau instansi yang tujuanya untuk memberikan program dalam rangka mempromosikan produk.

Misalnya menjalin kerjasama sponsorship, dll.

10. Merchandiser

Tugas merchandiser adalah:

1) Memajang, mendisplay, merapikan dan menata produk 2) Menjaga kebersihan produk

3) Menjalankan semua program promosi perusahaan

4) Membantu menjaga stok produk dan memperlebar shelving di etalase toko modern market/tradisional market

5) Membuat hasil laporan yang ditentukan oleh perusahaan 6) Menjalankan tugas kunjungan ke toko sesuai dengan rencana 7) Memberikan informasi tentang produk baru

11. Operation

Tugas operation adalah:

1) Mengelola dan meningkatkan efektivitas dan efesiensi operasi perusahaan.

2) Memangkas habis biaya-biaya operasi yang sama sekali tidak menguntungkan perusahaan.

3) Meneliti teknologi baru dan metode alternatif efesiensi

(23)

4) mengawasi persediaan, distribusi barang dan tata letak fasilitas operasional.

5) Mengawasi produksi barang

6) Mengatur anggaran dan mengelola biaya.

7) Meningkatkan sistem operasional, proses dan kebijakan dalam mendukung visi dan misi perusahaan.

2.5. Jaringan Usaha Kegiatan

Sumber: http://www.acehardware.co.id (2019)

Gambar: 2.2

Jaringan Usaha Kegiatan PT Ace Hardware Indonesia Yang Terdiri Dari 127 Gerai Di 33 Kota Dengan 75.000 Jenis Produk

(24)

17

Tabel 2.1

Jaringan usaha kegiatan PT Ace Hardware Indonesia Tbk, yang berada di 33 kota besar Indonesia beserta jumlah gerai yang terdapat disetiap kota.

Nomor Nama Kota Jumlah Gerai

1 Jakarta 36 gerai

2 Bogor 2 gerai

3 Depok 3 gerai

4 Tanggerang 10 gerai

5 Bekasi 7 gerai

6 Bandung 6 gerai

7 Cibinong 1 gerai

8 Cirebon 3 gerai

9 Karawang 1 gerai

10 Tasikmalaya 2 gerai

11 Malang 2 gerai

12 Sidoarjo 1 gerai

13 Surabaya 8 gerai

14 Semarang 4 gerai

15 Solo 2 gerai

16 Yogyakarta 2 gerai

17 Balikpapan 1 gerai

18 Samarinda 2 gerai

19 Banjarmasin 2 gerai

20 Pontianak 1 gerai

21 Makasar 4 gerai

22 Manado 1 gerai

23 Aceh 1 gerai

24 Batam 2 gerai

25 Jambi 1 gerai

26 Lampung 1 gerai

27 Medan 6 gerai

28 Palembang 2 gerai

29 Pekanbaru 2 gerai

30 Bali 8 gerai

31 Ambon 1 gerai

32 Kupang 1 gerai

33 Lombok 1 gerai

Sumber: http://www.acehardware.co.id (2019)

(25)

2.6. Kinerja Usaha Terkini

Dinamika perilaku masyarakat dalam berbelanja kini berubah dan semakin beragam. Kemudahan akses informasi dan perkembangan teknologi yang pesat turut berperan dalam menciptakan fenomena baru cara berbelanja yang lebih praktis, cepat, dan aman. Impian akan The Omnichannel experience, pelayanan terpadu yang dapat membedakan dari situs e-commerce lainnya menjadi sebuah rencana bisnis yang siap untuk diluncurkan dan diperkenalkan kepada pasar.

Inilah mengapa PT Ace Hardware Indonesia Tbk, meluncurkan sebuah situs belanja online dengan nama “ruparupa” (www. ruparupa.com) pada 25 April 2016.

Dengan kepemilikan saham sebesar 30%, Perseroan membuka gerai online

“ruparupa.com” sebagai pilihan destinasi belanja baru bagi para Ruppers (sebutan untuk pelanggan ruparupa.com). Kehadiran gerai online ini diharapkan akan menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin berbelanja produk Ace Hardware, Informa Furnishings, Toys Kingdom, Ofice 1, dan produk Group lainnya meskipun brand tersebut belum hadir di kota mereka. Singkatnya, ruparupa.com menyediakan The Omni-channel untuk produk-produk tersebut, yang memungkinkan pelanggan untuk memesan produk secara online dan mengambilnya di toko, menikmati penawaran promosi online yang sama dengan toko isik, namun tak menutup kemungkinan adanya penawaran spesial berupa promo retail untuk produk-produk tertentu, serta mendapatkan pelayanan customer service yang sama.

Saat ini, lebih dari 25.000 jenis produk telah tersedia dalam 10 kategori pilihan, seperti Rumah Tangga, Dapur Minimalis, Bed & Bath, Home Improvement, Furniture, Otomotif, Hobi & Gaya Hidup, Kesehatan & Olahraga,

(26)

19

Elektronik & Gadget, serta Mainan & Bayi. Ratusan produk baru juga akan terus ditambah setiap harinya, dengan penawaran harga di gerai online yang sama dengan harga di gerai isik. Pelanggan yang memiliki kartu anggota Ace Hardware Rewards akan mendapatkan keuntungan lebih bila berbelanja di ruparupa.com, yaitu point redemption, dengan menukarkan poin yang dimiliki untuk mendapatkan voucher belanja di ruparupa.com. Sebanyak 32 STOPS (Store Pick Up Service) juga telah disiapkan di berbagai gerai Ace Hardware maupun Toys Kingdom. Layanan ini disediakan untuk memudahkan Ruppers pelanggan yang membeli secara online dan ingin mengambilkan barangnya di gerai yang diinginkan.

2.7. Rencana Kegiatan

PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), masih berniat ekspansi gerai pada tahun 2019. Perusahaan akan fokus menambah gerai di luar pulau jawa untuk memetakan pertokoan milik perseroan di Indonesia dan memudahkan akses Konsumen pada produk ACES.

Helen Tanzil, sekretaris perusahaan ACES menyampaikan tahun 2019 ini PT Ace Hardware Indonesia Tbk merencanakan “pembukaan gerai 10 – 15 toko”.

Target pembukannya akan dibagi rata pada semester pertama dan kedua tahun 2018.

Menurutnya, pasar luar Jawa bakal semakin diintensifkan lantaran mencatat pertumbuhan penjualan setiap gerai atau Same Store Sales Growth (SSSG) yang lebih baik dari pada gerai di pulau jawa.

(27)

Laporan keuangan merupakan bentuk paling umum dari informasi keuangan. Laporan keuangan adalah produk manajemen dalm rangka mempertanggung jawabkan penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, penggabungan, dan pengikhtisaran pristiwa penting yang terjadi di perusahaan dan transaksi yang dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan kegiatan usahanya (Syahyunan, 2013:25).

Menurut Kasmir (2015:280), ”Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan dalam suatu periode. Laporan keuangan juga akan mementukan langkah apa yang dilakukan perusahaan pada saat sekarang dan pada masa yang akan datang dengan melihat kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Biasanya laporan keuangan dibuat per periode pada umumnya dilakukan satu tahun sekali.

3.2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Nurzaimah dan Rambe (2010:4), tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut:

a. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk memyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan General Accepted Accounting Principle (GAAP).

(28)

21

b. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud:

a) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.

b) Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya.

c) Untuk menilai kemampuannya menyelesaikan utang-utangnya.

2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud:

a) Memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham.

b) Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditur, supplier, pegawai, pajak, dan pengumpulan dana untuk perluasan.

3. Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.

3.3. Jenis-jenis laporan keuangan

Laporan Keuangan yang di publikasikan umumnya terdiri dari 4, yaitu Neraca, Laporan Rugi Laba, Laporan Ekuitas Pemegang Saham dan Laporan Arus Kas.

1. Neraca

(29)

Menurut Kasmir (2015:284), ”Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Pembuatan neraca biasanya dibuat berdasarkan periode tertentu (tahunan)”.

2. Laporan Laba-Rugi

Menurut Sirait (2014:20), “Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang memberikan informasi kinerja perusahaan menjalankan operasinya dalam jangka waktu tertentu”. Laporan ini pada hakekatnya melaporkan pendapatan dan beban serta laba-rugi selama periode tertentu.

3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham

Menurut Syahrial dan Purba (2013:7) Laporan ekuitas pemegang saham menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas.Pada umumnya rincian pos-pos ekuitas, yaitu modal saham, tambahan modal disetor, laba ditahan, saham perbendaharaan (treasury stock).

4. Laporan Arus Kas

Menurut Hery (2013:24), ”Laporan arus kas merupakan sebuah arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode tertentu.”

3.4. Analisa Laporan Keuangan

Menurut Subramanyam dan Wild (2010:4) “Analisa laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisi bisnis”. Analisis laporan keuangan mengurangi

(30)

23

ketergantungan pada filsafat , tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.

3.5. Rasio Keuangan

Menurut Syahrial dan Purba, (2013:36) “Rasio keuangan merupakan salah satu analisis yang banyak digunakan karena sangat sederhana, dengan menggunakan operasi aritmatika, namun interpetasinya sangat kompleks”.

Analisis rasio sangat bermakna untuk investigasi lebih lanjut karena angka rasio yang diperoleh dari pos yang saling terkait dan berhubungan secara ekonomis.

3.6. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya keunggulan tersebut adalah:

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana daripada informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

5. Menstandarisir size perusahaan.

6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

7. Lebih mudah melihat trend serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

(31)

3.7. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Syahyunan (2013:92) penggolongan rasio sebaiknya dilihat sebagai cara pembahasan saja, sebab memang terdapat variasi dalam penggolongan rasio, jenis rasio keuangan ini antara lain:

3.7.1. Rasio Likuiditas

Menurut Sunyoto (2013:85) “Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu”. Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam kaitannya dengan analisis likuiditas atau analisis modal kerja antara lain:

a) Apakah perusahaan mampu melunasi utang-utang jangka pendeknya tepat pada waktunya?

b) Apakah manajemen menggunakan modal kerja dengan efektif?

c) Apakah perusahaan mempunyai credit rating yang menguntungkan?

d) Apakah posisi keuangan jangka pendek lebih baik?

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan jangka pendek yang kuat jika:

a) Mampu memenuhi tagihan dari kreditur jangka pendek tepat pada waktunya.

b) Mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk membelanjakan operasi perusahaan yang normal.

c) Mampu membayar bunga utang jangka pendek dan dividen.

Macam-macam Rasio Likuiditas:

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

(32)

25

Rasio lancar untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang tersedia. Rasio lancar yang ideal adalah 200% atau 2:1.

Rasio Lancar =

Sumber: Data Diolah,2019

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aset yang lebih liquid(tanpa persediaan). Rasio cepat yang ideal adalah 100% atau 1:1

Rasio Cepat =

Sumber: Data Diolah,2019

3) Rasio Kas (Cash Ratio)

Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia.Tidak terdapat standarkhusus pada rasio kas sehingga penilainnya tergantung kebijakan perusahaan.

Rasio Lancar = Sumber: Data Diolah,2019

3.7.2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, di mana pengguna aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal.

1) Total Assets Turnover

(33)

Merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah aktiva.

Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan Revenue

Total Assets Turnover = Sumber: Data diolah,2019

2) Fixed Assets Turnover

Mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aset dalam menghasilkan penjualan.

Fixed Assets Turnover=

Sumber: Data Diolah,2019

3.7.3.Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya (Regar, 2012:84).

Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return On Investment – ROI) yaitu perbandingan antara laba dan biaya setelah bunga dan pajak (Laba Bersih/EAT) dengan total aktiva perusahaan. Return on investment yang baik adalah 100%.

ROI =

x 100%

Sumber: Data diolah,2019

3.7.4. Rasio Leverage

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-

(34)

27

1) Rasio Hutang (Debt Ratio)

Mengukur jumlah aset perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur.

Debt Ratio =

x 100%

Sumber: Data diolah,2019

2) Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ( Debt To Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan perbandingan utang dan equity dalam pendanaan perusahaan danmenunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhiseluruh kewajibannya.

Debt To Equity Ratio =

x 100%

Sumber: Data diolah,2019

3.8. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan pada PT Ace Hardware Indonesia Tbk dilihat dari laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca, Laporan Penerimaan Dana dan Laporan Pengeluaran Dana 2015 hingga 2017.

Adapun Laporan Neraca, Laporan Penerimaan dan Laporan Pengeluaran Dana pada tahun 2015 hingga 2017 dilihat sebagai berikut:

(35)

TABEL 3.1

PT ACE HARDWARE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Per 31 Desember 2015, 2016 dan 2017 (Dalam Rupiah Penuh)

2015 2016 2017

Rp Rp Rp

ASET

Aset Lancar

Kas dan Setara Kas 621,846,414,979 703,935,050,166 902,227,973,886

Piutang Usaha

Pihak Berelasi 4,998,125,693 4,469,686,870 47,136,653,365

Pihak Ketiga 11,148,341,516 23,673,111,173 42,700,492,063

Aset Keuangan Lancar Lainnya 1,613,929,678 3,156,632,197 9,887,210,386

Persediaan 1,522,348,116,750 1,590,127,218,809 1,849,188,643,329

Pajak Dibayar di Muka 31,492,692,667 18,326,867,961 10,401,102,675

Biaya Dibayar di Muka 164,514,757,276 164,817,349,468 177,989,954,600

Uang Muka 109,432,462,237 313,563,827,834 318,740,272,008

Total Aset Lancar 2,467,394,840,796 2,822,069,744,478 3,358,272,302,312

Sumber : ACES Annual Report http://www.idx.co.id (2019)

(36)

29

TABEL 3.2

PT ACE HARDWARE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)

Per 31 Desember 2015, 2016 dan 2017 (Dalam Rupiah Penuh)

2015 2016 2017

Rp Rp Rp

Aset Tidak Lancar

Piutang Pihak Berelasi 27,745,659,787 6,388,568,935 10,435,264,373

Biaya Dibayar di Muka Jangka Panjang 112,168,660,255 95,540,968,700 98,580,247,058

Aset Tetap 457,127,128,671 588,764,731,189 359,229,296,682

Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 44,706,659,201 47,711,456,281 51,152,903,113 Aset Non-Keuangan Tidak Lancar Lainnya 83,737,946,076 75,637,593,984 79,975,511,832

Investasi Saham -- 1,617,220,990 --

Aset Pajak Tangguhan 74,668,779,217 93,371,383,334 125,047,650,022

Total Aset Tidak Lancar 800,154,833,207 909,031,923,413 1,070,568,248,167 TOTAL ASET 3,267,549,674,003 3,731,101,667,891 4,428,840,550,479

Sumber : ACES Annual Report http://www.idx.co.id (2019)

(37)

TABEL 3.3

PT ACE HARDWARE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)

Per 31 Desember 2015, 2016 dan 2017 (Dalam Rupiah Penuh)

2015 2016 2017

Rp Rp Rp

LIABILITAS

Liabilitas Jangka Pendek

Utang Bank 22,497,405,596 5,339,714,500 --

Utang Usaha

Pihak Berelasi 31,744,928,874 2,480,274,274 43,496,855,805

Pihak Ketiga 95,622,110,674 105,041,372,631 125,212,823,036

Uang Muka Pelanggan 60,418,018,654 60,813,912,932 58,396,939,515

Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 21,368,786,416 32,183,946,096 35,233,840,167

Utang Pihak Berelasi 10,062,400,081 14,615,237,754 2,868,752,126

Beban Akrual 27,660,777,632 24,475,763,182 32,275,986,067

Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek 349,802,234 424,057,769 807,799,859 Pendapatan Ditangguhkan 101,325,012,250 113,816,265,500 122,729,046,500

Utang Pajak 40,684,042,817 29,462,478,034 57,186,513,672

Bagian Utang Bank Jangka Panjang yang

Jatuh Tempo dalam Satu Tahun 555,555,540 -- --

Total Liabilitas Jangka Pendek 412,288,840,768 388,653,022,672 478,208,556,747

Sumber : ACES Annual Report http://www.idx.co.id (2019)

(38)

31

TABEL 3.4

PT ACE HARDWARE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)

Per 31 Desember 2015, 2016 dan 2017 (Dalam Rupiah Penuh)

2015 2016 2017

Rp Rp Rp

Liabilitas Jangka Panjang

Utang Bank Jangka Panjang setelah Dikurangi

Bagian Jatuh Tempo dalam Satu Tahun -- -- --

Liabilitas Keuangan Jangka Panjang Lainnya 4,943,549,775 6,531,474,423 20,628,247,942 Liabilitas Imbalan Pascakerja Jangka Panjang 221,491,767,000 287,189,476,000 419,581,898,000 Total Liabilitas Jangka Panjang 226,435,316,775 293,720,950,423 440,210,145,942 Total Liabilitas 638,724,157,543 682,373,973,095 918,418,702,689

Sumber : ACES Annual Report http://www.idx.co.id (2019)

(39)

TABEL 3.5

PT ACE HARDWARE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)

Per 31 Desember 2015, 2016 dan 2017 (Dalam Rupiah Penuh)

Sumber : ACES Annual Report http://www.idx.co.id (2019)

2015 2016 2017

Rp Rp Rp

EKUITAS

Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada

Pemilik Entitas Induk:

Modal Saham -

Nilai Nominal Rp10 per Saham

Modal Dasar - 48.000.000.000 Saham

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh -

17.150.000.000 Saham 171,500,000,000 171,500,000,000 171,500,000,000

Tambahan Modal Disetor – Bersih 368,122,496,948 368,122,496,948 369,147,496,948

Saham Treasuri (54,085,682,400) (54,085,682,400) (54,085,682,400)

Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas

Entitas Anak 239,797,199 239,797,199 239,797,199

Saldo Laba

Telah Ditentukan Penggunaannya 227,994,713,034 285,994,713,034 356,594,713,034 Belum Ditentukan Penggunaannya 1,914,274,004,814 2,281,850,584,826 2,669,380,365,072 Total Ekuitas yang Dapat Diatribusikan

kepada Pemilik Entitas Induk 2,628,045,329,595 3,053,621,909,607 3,512,776,689,853 Kepentingan Non-Pengendali (780,186,865) (4,894,214,811) (2,354,842,063) Total Ekuitas 2,628,825,516,460 3,048,727,694,796 3,510,421,847,790 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 3,267,549,674,003 3,731,101,667,891 4,428,840,550,479

(40)

33

TABEL 3.6

PT ACE HARDWARE INDONESIA TBKDAN ENTITAS ANAK

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPERHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada

31 Desember 2015, 2016 dan 2017 (Dalam Rupiah Penuh)

2015 2016 2017

Rp Rp Rp

PENJUALAN 4,694,947,302,382 4,884,064,456,253 5,877,966,680,390 PENJUALAN KONSINYASI – BERSIH 47,578,631,843 51,838,436,772 60,609,564,675 PENJUALAN BERSIH 4,742,525,934,225 4,935,902,893,025 5,938,576,225,065 BEBAN POKOK PENJUALAN 2,488,809,039,678 2,584,146,388,181 3,103,860,086,251 LABA KOTOR 2,253,716,894,547 2,351,756,504,844 2,834,716,138,814

Beban Usaha (1,576,319,777,383) (1,621,838,145,709) (1,965,431,936,688)

Pendapatan Lain-lain 92,838,213,455 163,579,913,442 111,281,839,313

Beban Lain-lain (1,308,098,319) (12,908,793,780) (12,208,262,617)

LABA USAHA 768,927,232,300 880,589,478,797 968,357,778,822

Bagian atas Rugi Entitas Asosiasi -- (2,882,779,010) (3,376,280,622)

Beban Keuangan – Bersih (32,315,721,968) (14,579,138,302) (5,001,150,817) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 736,611,510,332 863,127,561,485 959,980,347,383 MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN

Pajak Kini (158,563,154,913) (167,884,936,326) (198,006,006,660)

Pajak Tangguhan 6,825,108,570 10,907,457,117 18,712,473,938

Total Beban Pajak Penghasilan – Bersih (151,738,046,343) (156,977,479,209) (179,293,532,722) LABA TAHUN BERJALAN 584,873,463,989 706,150,082,276 780,686,814,661

Sumber : ACES Annual Report http://www.idx.co.id (2019)

(41)

TABEL 3.7

PT ACE HARDWARE INDONESIA TBKDAN ENTITAS ANAK

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPERHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada

31 Desember 2015, 2016 dan 2017 (Dalam Rupiah Penuh)

2015 2016 2017

Rp Rp Rp

Penghasilan Komprehensif Lain Pos yang Tidak akan Direklasifikasikan ke Laba Rugi

Pengukuran Kembali atas

Program Imbalan Kerja 9,271,822,000 (31,180,588,000) (51,855,171,000)

Pajak Penghasilan atas Pengukuran

Kembali atas Program Imbalan Kerja (2,317,955,500) 7,795,147,000 12,963,792,750

Penghasilan Komprehensif

Lain Setelah Pajak 6,953,866,500 (23,385,441,000) (38,891,378,250) TOTAL LABA KOMPREHENSIF

TAHUN BERJALAN 591,827,330,489 682,764,641,276 741,795,436,411

Total Laba Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada:

Pemilik Entitas Induk 588,324,832,959 710,580,264,384 777,727,071,793

Kepentingan Non Pengendali (3,451,368,970) (4,430,182,108) 2,959,742,868

584,873,463,989 706,150,082,276 780,686,814,661 Total Laba Komprehensif Yang Dapat Diatribusikan

Pemilik Entitas Induk

595,064,223,52 688,439,042,952 739,256,063,663

Kepentingan Non Pengendali (3,236,893,035) (5,674,401,676) 2,539,372,748

591,827,330,489 682,764,641,276 741,795,436,411

(42)

35

3.9. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, dapat dianalisis beberapa rasio keuangan untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kembali seluruhnya kewajiban-kewajiban jangka pendeknya apabila telah jatuh tempo.

a. Rasio Lancar (Current Rasio) Rasio Lancar =

2015 =

x 100%

= 598,46%

2016 =

x 100%

= 726,11%

2017 =

x 100%

= 702,26%

Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2015, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 598,46% aktiva lancar, artinya perusahaan mampu membayar setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 598,46 aktiva lancar.

Pada tahun 2016, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 726,11% aktiva lancar, artinya perusahaan mampu membayar setiap Rp 100

(43)

hutang lancar dengan Rp 726,11 aktiva lancar. Dan pada tahun 2017 perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 702,26% aktiva lancar, artinya perusahaan mampu membayar setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 702,26 aktiva lancar. Dari tahun 2015 sampai 2016 rasio perusahaan mengalami kenaikan sebesar 128%.Sedangkan pada tahun 2016 sampai 2017 rasio perusahaan mengalami penurunan sebesar 24%.Meskipun mengalami penurunan pada tahun 2017 akibat peningkatan hutang lancar yang jauh lebih tinggi dari peningkatan aktiva lancarnya, perusahaan masih mampu menjamin setiap rupiah hutang lancarnya dengan lebih dari dua rupiah asset lancar. Hal ini ditunjukkan tingkat rasionya yang melebihi 200% yang merupakan standar rasio cepat yang baik.

Artinya, perusahaan memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk menjamin likuiditasnya.

b. Rasio Cepat ( Quick Ratio )

Rasio Cepat =

2015 =

x 100%

= 229,21%

2016 =

x 100%

= 316,97

2017 =

x 100%

= 315,57%

(44)

37

Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2015, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 229,21% aktiva lancar, artinya perusahaan dapat membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 229,21 aktiva lancer.Pada tahun 2016 perusahaan juga mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 316,97%

aktiva lancar, artinya perusahaan dapat membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp316,97 aktiva lancar dan pada tahun 2017 perusahaan juga mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 315,57% aktiva lancar, artinya perusahaan dapat membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 315,57 aktiva lancar. Dari tahun 2015 sampai 2016 rasio perusahaan mengalami kenaikan sebesar 87%.Sedangkan pada tahun 2016 sampai 2017 rasio perusahaan mengalami penurunan sebesar 1%

akibat peningkatan hutang lancar yang lebih tinggi tanpa diimbangi dengan meningkatnya aktiva lancar.Meskipun demikian, kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek cukup baik ditandai dengan angka rasio cepat diatas 100%.

c. Rasio Kas ( Cash Ratio )

Rasio Kas =

x 100%

2015 =

x 100%

= 150,82%

2016 =

x 100%

= 181,12%

(45)

2017 =

x 100%

= 188,66%

Berdasarkan rasio kas, pada tahun 2015 perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar sebesar 150,82%, artinya perusahaan dapat membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 150,82 kas. Pada tahun 2016, kemampuan perusahaan menjamin setiap hutang lancar menurun menjadi 181,12%, artinya perusahaan dapat membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 181,12 kas. Dan pada 2017, kemampuan perusahaan dalam menjamin setiap hutang lancar kembali meningkat menjadi 188,66%, artinya perusahaan dapat membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 188,66 kas. Dari tahun 2015 sampai 2016 rasio perusahaan mengalami peningkatan 30%. Sedangkan pada tahun 2016 sampai 2017 rasio perusahaan mengalami kenaikan sebesar 8%. Tidak terdapat standar khusus pada rasio kas sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan.

Tabel 3.8

Rasio Likuiditas akhir tahun 2015 hingga 2017 No

Rasio- Rasio Liquiditas

2015 2016 2017

Perbandi- ngan 2015

dan 2016

Perbandi- ngan 2016

dan 2017 1 Rasio

Lancar 598,46% 726,11% 702,26% 128% (+) 24% (-) 2 Rasio Cepat 229,21% 316,97% 315,57% 24% (+) 1% (-) 3 Rasio kas 150,82% 181,12% 188,66% 30% (+) 8% (+)

Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah) (2019)

Dari Tabel 3.1 rasio likuiditas tersebut, kemampuan perusahaan melunasi hutang jangka pendeknya menurun, ini disebabkan oleh peningkatan hutang lancar yang tidak sebanding dengan peningkatan aktiva lancar.Akan tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid

(46)

39

atau baik, hal ini ditunjukkan dengan hasil rasio yang sesuai dengan standar khusus yang ditetapkan dalam rasio-rasio likuiditas.

2. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manjemen.

a. Pengembalian/imbalan atas investasi (Return On Investment – ROI) ROI =

2015 =

x100%

= 18,11%

2016 =

x 100%

= 18,29%

2017 =

x 100%

= 16,74%

Berdasarkan perhitungan return on investmentpada tahun 2015 sebesar 18,11%. dalam hal ini setiap Rp 100 investasi yang ditanamkan dalam perusahaan akan menghasilkan laba keuntungan sebesar Rp 18,11. Dan pada tahun 2016 return on investment sebesar 18,29% artinya setiap Rp 100 investasi yang ditanamkan dalam perusahaan akan menghasilkan laba keuntungan sebesar Rp18,29 atau mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan dengan return on investment sebesar 16,74% artinya setiap Rp 100 investasi yang ditanamkan dalam perusahaan akan

(47)

menghasilkan laba keuntungan sebesar Rp 16,74. Penurunan ROI pada tahun 2017 ini disebabkan oleh peningkatan laba bersih yang tidak sebanding dengan peningkatan total aktiva.

Tabel 3.9

Rasio Profitabilitas akhir tahun 2015 hingga 2017 No Rasio-Rasio

Profitabilitas 2015 2016 2017

Perbandi- ngan 2015

dan 2016

Perbandi- ngan 2016

dan 2017

1

Pengembalian /imbalan atas investasi ROI

18,11% 18,29% 16,74% 0,18%(+) 1,55% (-)

Sumber : Hasil Penelitian, (Data diolah) (2019)

Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa pada tahun 2016 perusahaan mampu melakukan efesiensi sebesar 18,29% yang mengalami peningkatan sebesar 0,18% dari tahun sebelumnya sebesar 18,11%.

Sedangkan pada tahun 2017 perusahaan mengalami penurunan sebesar 1,55% dari tahun sebelumnya menjadi 16,74%. Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya total aktiva, tetapi laba bersihnya tidak meningkat secara signifikan. Tetapi kemampuan perusahaan memperoleh laba sudah sesuai dengan standar rata-rata industri sebesar 10%.

3. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.

(48)

41

a) Total Assets Turnover

Total Assets Turnover =

x100%

2015 =

x 100%

= 143,68%

2016 =

x 100%

= 130,90%

2017 =

x 100%

= 132,72%

Tabel 3.10

Perhitungan Total Assets Turnover akhir tahun 2015 hingga 2017 Tahun Penjualan Total Aktiva Rasio

2015 4.694.947.302.382 3.267.549.674.003 1,43 2016 4.884.064.456.253 3.731.101.667.891 1,30 2017 5.877.966.660.390 4.428.840.550.479 1,32

Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah) (2019)

Dari tabel 3.3. dapat dilihat bahwa perputaran total aktiva tahun 2015 sebanyak 1,43 kali. Artinya setiap Rp.1 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp.1,43 penjualan. Pada tahun 2016 perputaran total aktiva sebanyak 1,30 kali artinya Rp.1 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp.1,30 penjualan. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan penjualan yang tidak sebanding dengan total aktiva perusahaan. Dan pada tahun 2017 perputaran total aktiva sebanyak 1,32 kali artinya setiap Rp.1 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp.1,32 penjualan. Hal ini berarti dari tahun 2015 hingga 2016 terjadi penurunan rasio. Dan pada 2016

(49)

hingga 2017 terjadi peningkatan. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total assets turnover yaitu 2 kali, berarti perusahaan diharapkan meningkatkan lagi penjualannya.

b) Fixed Assets Turnover.

Fixed Assets Turnover=

2015 =

x

100%

= 586,75%

2016 =

x 100%

= 537,28%

2017 =

x 100%

= 549,05%

Tabel 3.11

Perhitungan Fixed Assets Turnover akhir tahun 2015 hingga 2017 Tahun Penjualan Total Aktiva

Tetap Bersih Rasio 2015 4.694.947.302.382 800.154.833.207 5,86 2016 4.884.064.456.253 909.031.923.413 5,37 2017 5.877.966.660.390 1.070.568.248.167 5,49

Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah) (2019)

Dari tabel 3.4. dapat dilihat bahwa perputaran aktiva tetap tahun 2015 sebanyak 5,86 kali artinya setiap Rp 1 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 5,86 penjualan. Pada tahun 2016 terjadi penurunan, perputaran aktiva tetap tahun 2016 sebanyak 5,37 kali artinya Rp 1 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 5,37 penjualan. Dan pada tahun tahun 2017 terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya,

(50)

43

perputaran aktiva tetap tahun 2017 sebanyak 5,49 kali artinya Rp 1 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 5,49 penjualan. Hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total assets turnover yaitu 5 kali, berarti perusahaan sudah mampu memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

4. Rasio Leverage

Rasio Leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan dalam mendanai kegiatan usahanya apakah lebih baik menggunakan utang atau ekuitas.

Debt Ratio =

x 100%

2015 =

x 100%

= 19,54%

2016 =

x 100%

= 18,28%

2017 =

x 100%

= 20,73%

(51)

Tabel 3.12

Perhitungan Debt Ratio akhir tahun 2015 hingga 2017 Tahun Total Hutang Total Aktiva Rasio

2015 638.724.157.543 3.267.549.674.003 0,1954 2016 682.373.973.095 3.731.101.667.891 0,1828 2017 918.418.702.689 4.428.840.550.479 0,2073

Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah) (2019)

Rasio hutang yang optimal adalah rasio yang proporsi hutang dan ekuitasnya sama seperti debt to equity ratio. Jika rasio hutang kurang dari 0,5 kali, berarti sebagian besar aset perusahaan dibiayai melalui ekuitas. Jika rasionya lebih besar dari 0,5 kali sebagian besar aset perusahaan dibiayai melalui hutang.

Dari tabel 3.5. dapat dilihat bahwa rasio hutang pada tahun 2015 hingga 2017 kurang dari 0,5 kali. Hal ini berarti sebagian besar aset perusahaan dibiayai oleh ekuitas.

b) Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ( Debt To Equity Ratio) Debt To Equity Ratio =

x 100%

2015 =

x 100%

= 24,29%

2016 =

x 100%

= 22,38%

2017 =

x 100%

= 26,16%

(52)

45

Tabel 3.13

Perhitungan Debt To Equity Ratio akhir tahun 2015 hingga 2017 Tahun Total Hutang Total Modal Rasio

2015 638.724.157.543 2.628.825.516.460 0,2429 2016 682.373.973.095 3.048.727.694.796 0,2238 2017 918.418.702.689 3.510.421.847.790 0,2616

Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah) (2019)

Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt To Equity Ratio) yang dapat diterima adalah berkisar antara 1,5 kali hingga 2 kali. Bagi perusahaan besar yang sudah go publik, Debt To Equity Ratio bisa mencapai 2 kali atau lebih dan masih dianggap bisa diterima. Namun bagi perusahaan kecil menengah angka tersebut tidak dapat diterima.

Secara umum, Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mungkin tidak dapat menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang rendah juga dapat menandakan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peningkatan profit/labanya secara maksimal.

Dari tabel 3.6. dapat dilihat bahwa Rasio Hutang terhadap Ekuitas pada tahun 2015 hingga 2017 kurang dari 1,5 kali. Hal ini berarti perusahaan tidak memanfaatkan peningkatan profit/labanya secara maksimal.

(53)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT Ace Hardware Tbk, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran yang dianggap sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.

4.1. Kesimpulan

1. Dilihat dari rasio likuiditas, perusahaan mampu memenuhi kewajiban- kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar maupun aktiva yang lebih likuid

2. Dilihat dari rasio profitabilitas, kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih menurun, ini berarti perusahaan tersebut belum maksimal dalam memanfaatkan aset yang ada untuk mendongkrak penjualan.

3. Dilihat dari rasio leverage, perusahaan belum mampu memanfaatkan labanya secara maksimal agar Debt to Equity Ratio sesuai dengan standar rata-rata industri Debt to Equity Ratio.

4. Dilihat dari rasio aktivitas, perusahaan belum efektif memanfaatkan aktiva dalam menjalankan kegiatan perusahaan sesuai dengan standar rata-rata industri sebanyak 2 kali

(54)

47

4.2. Saran

1. Perusahaan sebaiknya dapat menstabilkan keuntungan agar perusahaan tetap berada dalam keadaan likuid, guna menjamin pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan secara tepat waktu.

2. Sebaiknya perusahaan mampu menstabilkan, meningkatkan dan memperbaiki kinerja perusahaan pada tahun akan datang dimana perusahaan mengalami naik turun pendapatan laba pada rentang tahun 2015 hingga 2017

3. Perusahaan harus lebih memanfaatkan peningkatan profit/labanya secara maksimal agar Debt To Equity Ratio sesuai dengan standart rata- rata industry Debt To Equity Ratio.

4. Perusahaan harus mampu meningkatkan dalam memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Rasio Aktivitas merupakan rasio yang dipakai untuk mengetahui sejauh mana perusahaan menggunakan sumberdaya yang dimiliki dalam meningkatkan aktivitas perusahaan, dimana

Bagi Anda yang memeluk agama yang berbeda atau tidak memeluk agama tertentu, Anda tetap harus menempatkan diri Anda dalam kerangka pikir yang bajik, yaitu untuk

Seringkali dalam perjalan waktu, mimpi besar dan action plans luntur karena tekanan- tekanan psikologis yang muncul, benturan dan sandungan yang menghambat pencapaian tujuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pada penulis akan pentingnya analisis laporan keuangan bagi suatu perusahaan, yang mana hasil perhitungan rasio-rasio keuangan

Karyawan yang menunjukkan komitmen organisasi yang tinggi memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih untuk menyokong

Menurut (Kaser, 2013) dikatakan bahwa kupon adalah sebuah sertifikat yang diberikan kepada konsumen atau calon pembeli untuk mendapatkan harga yang lebih murah atau

menelusuri seluruh transaksi penerimaan yang tercantum dalam Daftar Laporan Penerimaan Dana Kampanye ke fotokopi identitas penyumbang. b) Jika terdapat yang tidak

Menurut Kuswandi (1996), untuk mewujudkan pembelajaran yang optimal guru dituntut memiliki minimal 10 kompetensi dasar, yaitu: pengelolaan bahan pelajaran ,