• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERBUKAAN INFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KETERBUKAAN INFORMASI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

-

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT WIJAYA KARYA TBK Kegiatan Usaha Utama:

Usaha di bidang Industri Konstruksi, Industri Pabrikasi, Investasi, Industri Energi, Energi Terbarukan dan Energi Konversi, Penyelenggaraan Perkeretapian, Penyelenggaraan Pelabuhan, Engineering

Procurement Construction, Layanan Peningkatan Kemampuan di bidang Jasa Konstruksi, Jasa Enjinering dan Perencanaan, Investasi dan/atau Pengelolaan Usaha di bidang Prasarana dan Sarana

Dasar (Infrastruktur) Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

KANTOR PUSAT Jl. D.I. Panjaitan Kav. 10 Jakarta 13340, Indonesia

Telepon: (021) 8067 9200 Fax : (021) 2289 3830 www.wika.co.id

[email protected]

Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi atas Transaksi Pemberian Fasilitas Non Cash Loan Milik PT Wijaya Karya Persero Tbk kepada PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur selaku Perusahaan Terkendali

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

Keterbukaan Informasi diterbitkan di Jakarta pada tanggal 19 November 2021

KETERBUKAAN INFORMASI

Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42/POJK.04/2020 tanggal 2 Juli 2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan

Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggungjawab atas kelengkapan dan kebenaran seluruh informasi atau fakta material yang dimuat dalam Keterbukaan Informasi ini dan menegaskan bahwa informasi yang dikemukakan adalah benar dan tidak ada fakta material yang tidak dikemukakan yang dapat menyebabkan informasi ini menyesatkan.

(2)

2 DAFTAR ISI

I. UMUM………... 3

II. INFORMASI TENTANG TRANSAKSI... 6

III. MANFAAT TRANSAKSI... 7

IV. SIFAT HUBUNGAN AFILIASI... 7

V. PIHAK INDEPENDEN DAN RINGKASAN PENDAPAT PIHAK INDEPENDEN ... 8

VI. DAMPAK TRANSAKSI TERHADAP KEUANGAN PERSEROAN ... 10

VII. PERNYATAAN DIREKSI DAN KOMISARIS... 11

VIII. INFORMASI TAMBAHAN ... 12

(3)

3 I. UMUM

A. Umum

Perseroan dahulu merupakan Perusahaan Negara yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1961 tanggal 29 Maret 1961 Tentang Pendirian Perusahaan Negara Widjaja Karja dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1971 tanggal 22 Juli 1971, Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja dinyatakan bubar dan dan dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) yang didirikan berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia sebagaimana termaktub dalam akta Perseroan Terbatas No. 110 tanggal 20 Desember 1972, yang dibuat di hadapan Dian Paramita Tamzil, pengganti dari Djojo Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta juncto akta Perubahan No. 106 tanggal 17 April 1973 yang dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No.Y.A.5/165/14 tanggal 8 Mei 1973 serta telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta di bawah No. 1723 dan 1724 tanggal 16 Mei 1973 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 683 BNRI No. 76 tanggal 21 September 1973 (“Akta Pendirian Perseroan”).

Sebagaimana yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2007 Tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham Negara Melalui Penerbitan dan Penjualan Saham Baru Pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya, Perseroan melaksanakan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering) yang diikuti dengan perubahan status dan nama menjadi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dan melakukan resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek pada tanggal 29 Oktober 2007 (“Penawaran Umum Perdana”).

Akta Anggaran Dasar sebagaimana dalam Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Nomor 58 tanggal 25 Juni 2021, dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H, Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan

penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-AH.01.03-0429345 tanggal 16 Juli 2021 (“Anggaran Dasar Perseroan”).

B. Kegiatan Usaha

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, industri energi, energi terbarukan dan energi konversi, penyelenggaraan perkeretaapian, penyelengaraan pelabuhan, penyelenggaraan kebandarudaraan, logistik, perdagangan, engineering procurement construction, pengembangan dan pengelolaan kawasan, layanan peningkatan kemampuan dibidang jasa konstruksi, teknologi informasi, jasa enjinering dan perencanaan, investasi dan pengelolaan usaha dibidang prasarana dan sarana dasar (infrastruktur) untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Kegiatan Usaha Utama:

Usaha di bidang Industri Konstruksi, Industri Pabrikasi, Investasi, Industri Energi, Energi Terbarukan dan Energi Konversi, Penyelenggaraan Perkretapian, Penyelenggaraan Pelabuhan, Engineering Procurement Construction, Layanan Peningkatan Kemampuan di bidang Jasa Konstruksi, Jasa Enjinering dan Perencanaan, Investasi dan/atau Pengelolaan Usaha di bidang Prasarana dan Sarana Dasar (Infrastruktur).

(4)

4 C. Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan

Struktur permodalan Perseroan sesuai dengan Akta No. 58 tanggal 25 Juni 2021 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH., Notaris di Jakarta, telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0429345 Tahun 2021 tanggal 16 Juli 2021 dan berdasarkan keterangan dari Biro Administrasi Efek Perseroan, struktur kepemilikan saham Perseroan per tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebagai berikut :

KETERANGAN JUMLAH SAHAM NILAI NOMINAL

Rp.100,- Per Saham %

Modal Dasar 35.000.000.000 3.500.000.000.000 -

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. Negara Republik Indonesia 5.834.850.001 583.485.000.100 65,05 2. Masyarakat dengan kepemilikan

kurang dari 5% 3.135.101.371 313.510.137.100 34,95

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor

Penuh 8.969.951.372 896.995.137.200 100,00

Saham Dalam Portepel 26.030.048.628 2.603.004.862.800 - D. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan

1. Dewan Komisaris

Berdasarkan Akta Susunan Pengurus Perseroan sebagaimana dalam Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk No.14 tanggal 14 September 2021 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH., Notaris di Jakarta yang pemberitahuannya telah dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0447957, tanggal 14 September 2021 susunan Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal Keterbukaan Informasi ini adalah sebagai berikut :

Komisaris Utama : Jarot Widyoko

Komisaris : Firdaus Ali

Komisaris : Satya Bhakti Parikesit

Komisaris Independen : Rusmanto

Komisaris Independen : Adityawarman Komisaris Independen : Harris Arthur Hedar Komisaris Independen : Suryo Hapsoro Tri Utomo 2. Direksi

Berdasarkan Akta Susunan Pengurus Perseroan sebagaimana dalam Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk No.14 tanggal 14 September 2021 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH., Notaris di Jakarta yang pemberitahuannya telah dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0447957, tanggal 14 September 2021 susunan Direksi Perseroan pada tanggal Keterbukaan Informasi ini adalah sebagai berikut :

Direktur Utama : Agung Budi Waskito

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko : Ade Wahyu

(5)

5 Direktur Quality, Health, Safety

and Environment : Ayu Widya Kiswari

Direktur Human Capital

dan Pengembangan : Mursyid

Direktur Operasi I : Hananto Aji

Direktur Operasi II : Harum Akhmad Zuhdi

Direktur Operasi III : Rudy Hartono

D. Komite Audit

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No.88/DK/WIKA/2021 tanggal 1 Oktober 2021, susunan Komite Audit pada saat Keterbukaan Informasi ini adalah sebagai berikut :

Ketua merangkap Anggota : Suryo Hapsoro Tri Utomo Wakil Ketua merangkap Anggota : Adityawarman

Anggota : Nirsihing Asmoro

Anggota : Nanda A. Wijayanti

E. Sekretaris Perusahaan

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.SK.02.01/A.DIR.04640/2019 tanggal 28 Mei 2019, Sekretaris Perseroan pada tanggal Keterbukaan Informasi ini adalah sebagai berikut :

Nama : Mahendra Vijaya

Alamat Kantor : Jl. D.I. Panjaitan Kav.10 Jakarta 13340, Indonesia

No. Telepon : (021) 8067 9200

No. Fax : (021) 2289 3830

Email : [email protected]

(6)

6 II. INFORMASI TENTANG TRANSAKSI

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk selanjutnya disingkat “Perseroan”, saat ini merupakan pemegang saham PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur untuk selanjutnya disingkat “WTJJ” sebesar 80,00 %. Menurut Perjanjian Kerjasama Badan Usaha Sistem Penyediaan Air Minum Regional Jatiluhur I Nomor:

HK.01.01-DC/151 dan Nomor: TP.01.01/A.DIR.II/ WTJJ/II/2021 tanggal 19 Februari 2021, sebagaimana terakhir diubah melalui Addendum I Perjanjian Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Sistem Penyediaan Air Minum Regional Jatiluhur I, Nomor: (i) PJPK No. HK.0101-DC/812 dan (ii) WTJJ No.

TP.01.03/A.DIR.00057/2021 tanggal 19 Agustus 2021 (“Perjanjian KPBU”) Pasal 8.1 huruf (a), sebagai jaminan kepada Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (“PJPK”) terhadap pelaksanaan oleh WTJJ selaku Badan Usaha Pelaksana (“BUP”) atas kewajibannya sehubungan dengan pembangunan fasilitas berdasarkan Perjanjian KPBU, pada saat atau sebelum tanggal efektif, BUP harus menyerahkan kepada PJPK suatu Bank Garansi permintaan pertama yang tidak dapat dibatalkan dan tidak bersyarat, yakni Jaminan Pelaksanaan Tahap II.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan dalam rangka untuk menunjang kegiatan operasional WTJJ selanjutnya, WTJJ telah menyampaikan permohonan penggunaan fasilitas Non Cash Loan dari Perseroan sebagaimana dalam Surat Direksi WTJJ Nomor : KU.01.01/A.DIR.00035/2021 tanggal 27 Oktober 2021 perihal Permohonan Fasilitas Bank NCL (Non Cash Loan) untuk Penerbitan Jaminan Pelaksanaan Tahap II. Kegiatan WTJJ melakukan penggunaan fasilitas berupa Non Cash Loan dari Pemegang Saham tersebut selanjutnya dalam laporan ini disebut dengan “Transaksi”.

Mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 42/POJK.04/2020 tanggal 2 Juli 2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan (“POJK 42/2020”) dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/POJK.04/2020 tanggal 20 April 2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha (“POJK 17/2020”), Perseroan berpendapat bahwa Transaksi ini :

1. Berdasarkan POJK 42/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan, Transaksi tersebut merupakan Transaksi Afiliasi karena Perseroan merupakan salah satu pemegang saham WTJJ dengan kepemilikan sebesar 80% serta pada jajaran pengurus yakni anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris WTJJ berasal dari pegawai internal Perseroan.

2. Berdasarkan POJK 17/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha, Rencana Transaksi tidak termasuk transaksi material, karena Transaksi pemberian fasilitas non cash loan sebanyak-banyaknya sebesar Rp88.000.000.000,- (delapan puluh delapan miliar rupiah) apabila dibandingkan dengan Ekuitas Perseroan pada periode 30 Juni 2021 sebesar Rp16.786.847.209.000,- (Enam belas triliun tujuh ratus delapan puluh enam miliar delapan ratus empat puluh tujuh juta dua ratus sembilan ribu rupiah), hanya senilai 0,52% dari total ekuitas Perseroan.

Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, bertanggung jawab sepenuhnya atas kelengkapan dan kebenaran informasi yang disajikan dan setelah mengadakan penelitian dan pemeriksaan yang cukup, dan sepanjang yang diketahui dan diyakini, menegaskan bahwa informasi yang dimuat dalam informasi ini adalah benar dan tidak ada fakta material yang disembunyikan atau tidak diungkapkan yang dapat membuat atau mengakibatkan informasi atau fakta material menjadi tidak benar dan/atau menyesatkan.

(7)

7 KETERANGAN TENTANG TRANSAKSI AFILIASI

Bahwa untuk menunjang kegiatan operasional WTJJ dan dalam rangka pemenuhan persyaratan pendahuluan sebagaimana diatur dalam Perjanjian KPBU, WTJJ disyaratkan untuk menyampaikan dokumen Jaminan Pelaksanaan Tahap II kepada PJPK berupa bank garansi. Pemberian Jaminan Pelaksanaan Tahap II merupakan salah satu syarat pendahuluan yang harus dipenuhi oleh WTJJ pada saat/sebelum tanggal efektif Perjanjian KPBU, yang akan jatuh pada tanggal 19 November 2021.

Adapun atas rencana pemberian Jaminan Pelaksanaan Tahap II oleh WTJJ kepada PJPK dan untuk menunjang kegiatan operasional WTJJ selanjutnya, WTJJ berencana untuk memanfaatkan fasilitas perbankan milik Perseroan selaku Pemegang Saham WTJJ, dalam hal ini adalah fasilitas Non Cash Loan.

Berdasarkan Perjanjian antara WIKA dan WTJJ tentang Pemanfaatan Fasilitas Non Cash Loan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tanggal 17 November 2021 (“Perjanjian NCL”), Perseroan memberikan plafon fasilitas Non Cash Loan yang dapat dimanfaatkan oleh WTJJ sebanyak-banyaknya sebesar Rp88.000.000.000,- (delapan puluh delapan miliar Rupiah).

Selanjutnya Transaksi ini merupakan transaksi yang berkelanjutan, sepanjang Transaksi tersebut telah tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Perseroan.

III. MANFAAT TRANSAKSI

Dengan dilakukannya Transaksi, WTJJ dapat menerbitkan Jaminan Pelaksanaan Tahap II untuk memenuhi kewajibannya kepada Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (“PJPK”) sebagai pemenuhan salah satu persyaratan pendahuluan Perjanjian KPBU dan sebagai jaminan pelaksanaan pembangunan fasilitas Sistem Penyediaan Air Minum Regional Jatiluhur I.

IV. SIFAT HUBUNGAN AFILIASI

Hubungan Afiliasi Dari Segi Kepemilikan

Perseroan merupakan salah satu pemegang saham di WTJJ dengan kepemilikan sebesar 80,00%.

Gambar Struktur Pemegang Saham WTJJ

Hubungan Afiliasi Dari Segi Kepengurusan

Salah seorang Anggota Dewan Komisaris WTJJ, yaitu Bimo Prasetyo, dan salah seorang Anggota Direksi WTJJ, yaitu Hendra Rachmanto merupakan pegawai internal Perseroan.

PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk PT Wijaya Karya

(Persero) Tbk 80,00%

PT Wika Tirta Jaya Jatilihur

17,44%

PT Tirta Gemah Ripah 2,56%

(8)

8 V. PIHAK INDEPENDEN DAN RINGKASAN PENDAPAT PIHAK INDEPENDEN

Perseroan telah menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik Doli Siregar & Rekan (“KJPP DSR”) sebagai penilai independen untuk memberikan pendapat kewajaran atas Transaksi. Penilai independen menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Pasar Modal. KJPP DSR dalam rangka memberikan pendapat atas kewajaran Transaksi menggunakan laporan keuangan konsolidasian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk per 30 Juni 2021 yang telah direviu oleh Kantor Akuntan Publik Slamet Riyanto, Aryanto

& Rekan. Berikut adalah ringkasan Laporan Pendapat Atas Kewajaran Transaksi pemberian fasilitas Non Cash Loan kepada WTJJ yang termuat dalam laporan Pendapat Kewajaran Nomor 00188/2.0042- 00/BS/03/0405/1/XI/2021 tanggal 16 November 2021 :

1. Pihak-Pihak yang Terkait dalam Transaksi

- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai perusahaan akan memberikan fasilitas Non Cash Loan kepada anak perusahaannya yaitu PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur;

- PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur sebagai perusahaan yang akan menerima fasilitas Non Cash Loan dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

2. Obyek Penilaian

Obyek penilaian adalah Transaksi pemberian fasilitas Non Cash Loan milik Perseroan kepada WTJJ sebanyak-banyaknya Rp88.000.000.000,- (delapan puluh delapan miliar rupiah).

3. Maksud dan Tujuan Penilaian

Laporan Pendapat Kewajaran ini bertujuan untuk mengkaji kewajaran atas Rencana Transaksi yang berhubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.

4. Asumsi dan Kondisi Pembatas

Dalam penyusunan pendapat independen ini Penilai menggunakan beberapa asumsi, antara lain : - KJPP DSR mengasumsikan bahwa sejak Rencana Transaksi hingga penerbitan pendapat kewajaran ini tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap Rencana Transaksi.

- KJPP DSR berasumsi bahwa Perseroan mentaati semua peraturan yang ditetapkan pemerintah, khususnya yang terkait dengan operasional Perseroan, baik di masa lalu maupun di masa mendatang.

- KJPP DSR berasumsi bahwa legalitas yang dimiliki oleh Perseroan tidak ada masalah baik secara hukum atau masalah lainnya baik sebelum maupun setelah Rencana Transaksi.

- KJPP DSR berasumsi bahwa Perseroan telah dan akan memenuhi kewajiban yang berkenaan dengan perpajakan, retribusi dan pungutan-pungutan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

- KJPP DSR telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penilaian.

- Laporan Pendapat Kewajaran ini bersifat non-disclaimer opinion.

- Pendapat kewajaran merupakan laporan yang terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional Perseroan.

- KJPP DSR bertanggung jawab atas pendapat kewajaran dan kesimpulan pendapat kewajaran.

(9)

9 - KJPP DSR telah memperoleh informasi atas syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam

perjanjian-perjanjian yang terkait dengan Rencana Transaksi dari Perseroan.

- Laporan disusun hanya untuk maksud dan tujuan sesuai dengan yang dicantumkan pada laporan. Penilai tidak bertanggung jawab kepada pihak lain selain Pemberi Tugas dimaksud.

Pihak lain yang menggunakan laporan ini bertanggung jawab atas segala risiko yang timbul.

- Penilai tidak melakukan penelitian dan penyelidikan yang ada hubungannya dengan kebenaran legalitas serta hutang piutang yang mengakibatkan kerugian atas properti yang dinilai karena bukan merupakan ruang lingkup pekerjaan penilai. Penilai berasumsi bahwa obyek yang dinilai tersebut telah bebas dari segala tuntutan hukum.

5. Metodologi Pengkajian Kewajaran Transaksi

Dalam melakukan evaluasi kewajaran atas Transaksi, Penilai melakukan analisis dengan tahapan- tahapan sebagai berikut :

1. Analisis Transaksi yang meliputi identifikasi dan hubungan antara pihak-pihak yang terlibat Transaksi, analisis perjanjian pengikatan dan persyaratan dalam Transaksi, analisis manfaat dan risiko Transaksi.

2. Analisis kualitatif atas Transaksi yang meliputi riwayat Perseroan dan kegiatan usaha Perseroan, analisis industri, analisis operasional dan prospek Perseroan, analisis alasan dilakukannya Transaksi, keuntungan dan kerugian Transaksi.

3. Analisis kuantitatif atas Transaksi yang meliputi analisis laporan keuangan historikal Perseroan, analisis arus kas Perseroan, analisis rasio keuangan Perseroan, analisis proyeksi keuangan Perseroan, analisis nilai tambah.

6. Analisis Kewajaran Transaksi

- Berdasarkan informasi di atas, Rencana Transaksi merupakan Transaksi Afiliasi dikarenakan terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan dengan WTJJ, dimana WTJJ merupakan perusahaan patungan Perseroan dengan nilai penyertaan sebesar sebesar 30% saham.

Sementara itu hubungan afiliasi dari susunan pengurus yaitu Salah seorang Anggota Dewan Komisaris WTJJ, yaitu Bimo Prasetyo, dan salah seorang Anggota Direksi WTJJ, yaitu Hendra Rachmanto merupakan pegawai internal Perseroan.

- Berdasarkan draft perjanjian Pemanfaatan Fasilitas Non Cash Loan, tidak ada persyaratan khusus yang akan merugikan pihak-pihak yang bertransaksi sehingga syarat-syarat yang ada pada Rencana Transaksi adalah wajar.

- Manfaat Rencana Transaksi yaitu dengan dilakukannya Rencana Transaksi, WTJJ dapat menerbitkan Jaminan Bank Garansi Tahap II untuk memenuhi kewajibannya kepada Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (“PJPK”) sebagai jaminan pelaksanaan pembangunan fasilitas Sistem Penyediaan Air Minum Regional Jatiluhur I. Risiko Rencana Transaksi yaitu Risiko tidak tercapainya proyeksi keuangan, risiko ini berkaitan terhadap pencapaian kinerja WTJJ dalam menjalankan usahanya.

- Berdasarkan gambaran umum industri konstruksi dan gambaran umum air bersih di DKI Jakarta, maka diperkirakan industri konstruksi dan industri sistem pengolahan air minum masih memiliki prospek yang bagus ke depannya, sehingga Rencana Transaksi yang dilakukan Perseroan agar dapat menunjang kegiatan usaha WTJJ adalah wajar.

- Alasan melakukan Rencana Transaksi adalah guna kepentingan dan pengembangan kegiatan operasional WTJJ yang berkaitan dengan pemenuhan kewajibannya memberikan Bank Garansi kepada Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK).

(10)

10 - Berdasarkan analisa rasio leverage yang dilihat dari rata–rata rasio liability terhadap modal dan rata-rata rasio liability terhadap aset Perseroan berada dibawah Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio perusahaan sejenis.

- Berdasarkan perhitungan rasio proyeksi keuangan Perseroan, nilai rasio lancar dan rasio cepat Perseroan diatas 1 (satu) kali yang menunjukkan Perseroan mampu memenuhi kewajiban dalam jangka pendek.

- Berdasarkan proyeksi keuangan Perseroan diperkirakan bahwa Perseroan memiliki kinerja yang bagus kedepannya, Perseroan masih mampu menghasilkan pendapatan dan laba bersih dengan pertumbuhan yang positif. Dengan demikian Rencana Transaksi yang dilakukan Perseroan adalah wajar.

- Berdasarkan selisih Laba (Rugi) Perseroan dengan dan tanpa Rencana Transaksi, diperkirakan dengan dilakukannya Rencana Transaksi Perseroan akan memperoleh tambahan laba bersih lebih besar dibanding tidak melakukan Rencana Transaksi.

7. Pendapat Kewajaran atas Transaksi

Berdasarkan Analisa kewajaran Transaksi di atas, maka Penilai berpendapat bahwa Transaksi ini adalah WAJAR.

VI. DAMPAK TRANSAKSI TERHADAP KEUANGAN PERSEROAN (PROFORMA)

Berikut adalah proforma laporan keuangan Perseroan sebelum dan sesudah dilakukan transaksi (proforma) :

Ringkasan Laporan Keuangan Proforma

(dalam juta rupiah)

Keterangan Sebelum Rencana

Transaksi Penyesuaian Setelah Rencana Transaksi ASET

Kas dan Setara Kas 7.566.762 302 7.567.064

Jaminan Usaha 137.561 -302 137.259

Aset Lancar 41.570.966 - 41.570.664

Aset Tidak Lancar 21.022.884 - 21.022.884

JUMLAH ASET 62.593.851 - 62.593.851

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas Jangka Pendek 33.116.669 - 33.116.669

Liabilitas Jangka Panjang 12.690.335 - 12.690.335

JUMLAH LIABILITAS 45.807.004 - 45.807.004

EKUITAS

Modal Saham 896.995 - 896.995

Modal Saham diperoleh kembali (110) - (110)

Tambahan Modal Disetor 6.555.499 - 6.555.499

Perubahan ekuitas pada Entitas Anak 1.245.659 - 1.245.659

Surat Berharga Perpetual 597.600 - 597.600

Saldo Laba 4.473.481 - 4.473.481

Sub Jumlah 13.769.123 - 13.769.123

Kepentingan Non Pengendali 3.017.724 3.017.724

Total Ekuitas 16.786.847 - 16.786.847

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 62.593.851 - 62.593.851

(11)

11 Dampak keuangan atas Rencana Transaksi yaitu ada penambahan di kas dan setara kas. Namun pada aset lancar ada pengurangan karena pengurangan jaminan usaha. Sementara itu dampak Rencana Transaksi terhadap rasio likuiditas dan rasio solvabiltas adalah sebagai berikut :

Dampak Transaksi Terhadap Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas

Deskripsi Sebelum Rencana Transaksi Setelah Rencana Transaksi Rasio Likuiditas

Current Ratio 1,25529 1,25528

Cash Rasio 0,22849 0,22850

Rasio Solvabilitas

Debt to Total Aset Rasio 0,73 0,75

Debt to Equity Rasio 2,73 3,03

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Rencana Transaksi memiliki dampak terhadap rasio likuiditas yaitu terjadi peningkatan cash ratio dari 0,22849 kali menjadi 0,22850 kali, namun untuk current ratio mengalami penurunan dari 1,25529 kali menjadi 1,25528 kali. Sementara itu untuk rasio solvabilitas tidak ada perubahan

VII. PERNYATAAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

1. Keterbukaan Informasi yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 19 November 2021 telah lengkap dan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam POJK 42/2020

2. Setelah dilakukan penelaahan secara cermat dan seksama, kami yakin bahwa Pernyataan Keterbukaan Informasi yang disampaikan tidak memuat pernyataan-pernyataan atau informasi atau fakta yang tidak benar atau menyesatkan;

3. Transaksi tidak mengandung Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK 42/2020.

(12)

12 VIII. INFORMASI TAMBAHAN

Untuk Informasi lebih lanjut mengenai hal-hal tersebut di atas dapat menghubungi Perseroan pada jam-jam kerja dengan alamat :

Sekretaris Perusahaan

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Jl. D.I. Panjaitan Kav.10

Jakarta 13340, Indonesia

Telp. : (021) 8067 9200 Fax. : (021) 2289 3830

Email : [email protected] Situs web : www.wika.co.id

Hormat kami,

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Sekretariat Perusahaan,

Mahendra Vijaya Sekretaris Perusahaan

Gambar

Gambar Struktur Pemegang Saham WTJJ

Referensi

Dokumen terkait

Pengalihan hak tagih atas piutang terhadap BTL dari PI kepada MAG sehubungan dengan pinjaman yang diberikan oleh PI kepada BTL dengan nilai fasilitas pinjaman

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah/madrasah kami, dengan ini kami menyampaikan permohonan Bantuan Operasional Sekolah Daerah Pendidikan Dasar

Fasilitas Non-Cash Loan ini akan dipergunakan Elnusa maupun anak perusahaan sebagai jaminan tender dan pelaksanaan dari setiap pekerjaan atau proyek yang dilakukan,

Keterbukaan Informasi kepada pemegang saham ini (selanjutnya disebut sebagai “Keterbukaan Informasi”) dibuat  untuk  memberikan  penjelasan  kepada  publik 

Keperluan Pelapor dalam rangka penerapan manajemen risiko antara lain informasi yang dibutuhkan untuk pengelolaan risiko dalam menunjang kegiatan operasional Pelapor,

lnformasi sebagaimana tercantum dalam Keterbukaan Informasi ini dibuat dalam rangka pemenuhan kewajiban Perseroan untuk menyampaikan keterbukaan informasi atas

Sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat menemukan titik signifikansi dari pengaruh kredit dalam memediasi Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Biaya Operasional dan

Selanjutnya, sehubungan akan berakhirnya tahun anggaran 2022 dan akan dimulainya tahun anggaran 2023 kami bermaksud megajukan Proposal Permohonan Dana Hibah Bantuan Operasional Sekolah