LAMPIRAN A: TRANSKRIP WAWANCARA
DENGAN PSIKOLOG ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ELLY WULANDARI
Penulis (P): Bagaimana karakteristik anak down syndrome?
Elly Wulandari (E): Karakterisitik anak down syndrome kebanyakan aktif,
terus senang untuk bergaul sehingga tidak ada masalah dalam sosialnya, Ceria lalu yang suka ingin tahu secara sosial suka bergaul. Ciri mereka itu terlihat dari mukanyanya yang mongoloid yang disebakan karena kelainan kromosom dari lahir. Rata-rata banyak yang mengalami speech delay, jadi bicaranya itu kurang jelas untuk anak down syndrome.
P: Apa yang seharusnya orang tua lakukan bila mendapati anaknya down
syndrome?
E: Harus membimbing dengan melihat karakter down syndrome seperti
apa? Misalnya anak tersebut mempunyai masalah di speech-nya, berarti orang tua harus lebih banyak untuk mengajak ngobrol sebagai terapi speech-nya. Anak down syndrome yang seharusnya senang bergaul, tiba-tiba anaknya menjadi diam saja, berarti ada something dengan anak ini dan sebagai orang tua mempunyai peranan harus tahu kenapa anaknya seperti itu.
Dalam kasus deriel kan sewaktu ditemui pertama kali pada saat dia
assesment disini, dia diam saja seperti menyerupai karakteristik anak
xix
Ternyata setelah diobservasi terus ketahuannya dia sempat masuk sekolah berkebutuhan khusus, tetapi teman-temanya kebanyakan autistik. Dan kecenderungan down syndrome juga imitasi, imitasi berarti dia melihat sekelilingnya, jadi seperti meniru, kalau sekelilingnya seperti gimana ya dia akan berprilaku seperti itu saja.
P: Apa yang harus kita lakukan dalam membantu anak down syndrome? E: Ga mencap dia aneh, karena kebanyakan orang melihat pertama kali saja
melihat bentuk mukanya saja sudah beda kan? Nah pasti ni anak aneh ni, kelainan, dan tidak semua orang tahu bahwa dia ini down syndrome. Istilah down syndrome kan istilah klinis, ya mostly ga semua orang ngerti. Ya paling kalau memang ngerti ya kita bantu aja, dengan mengajak ngobrol, berprilaku seperti kita ngobroll ke anak-anak yang lain juga. Satu lagi kalau anak down syndrome IQnya cenderung rata-rata kebawah, jadi ya tidak terlalu pintar biasanya.
P: Apakah mereka orang yang fokus pada satu hal?
E: Tidak juga, tergantung dari minatnya dia. Kalau down syndrome yang
hubungan fokus tidaknya kita melihat lagi dari sikap kerjanya, mungkin ada down syndrome yang fokus, tapi ada down syndrome yang atensinya mudah terganggu yaitu kurang fokus, nah berarti itu kita melihat bukan dari down syndromenya, tetapi dari perilakunya itu yang harus kita benerin.
P: Adakah hubungan umur orang tua yang semakin tua kemungkinannya
semakin besar mempunyai anak down syndrome?
E: Memang sih, memang ada kecenderungan seperti itu karena usianya
semakin tua untuk melahirkan. otomatis banyak faktor yang mempengaruhi, tidak cuma down syndrome doank sih, sebenarnya gangguan yang lain sama juga kansnya.
Kebetulan Deriel ini kan anak terakhir memang, cuma di sini kita anak
down syndrome yang lain, ada juga yang anak pertama. Jadi sebenarnya
prosentase anak pertama dana anak terakhir belum diketahui dengan pasti.
P: Bagaimana chance kehidupan anak down syndrome yang dikatakan
rendah?
E: Yang setahu aku chance hidupnya tidak tinggi itu penderita CP(cerebral palsy), itu sudah pasti usia remaja tidak akan bertahan hidup lama. Kalau down syndrome bisa sampai 40an, asal pola hidupnya yang dibenahi.
Deriel ini down syndrome-nya cenderung high function, dari segi IQ dia juga sudah rata-rata, jadi tidak kaya down syndrome lainnya yang IQ-nya dibawah rata-rata. Rata-rata kan borderline, yang sekitar 80an. Nah, kalau Deriel ini sudah dites dia itu IQ-nya 90, sudah masuk ke rata-rata. Jadi memang case-nya Deriel agak berbeda dari down syndrome pada umumnya, cuman Deriel dari kecil memang sudah di terapi, dari pertama kali lahir, terus ketika diketahui memang dia ada gangguan, ada kelainan dan disebut sebagai down syndrome itu mamanya kan panik. maka dari itu diterapi dari kecil dan bahkan dibawa ke Australi dari kecil, karena Opanya juga concern dan si Deriel ini sebenarnya satu dari sekian saudara-saudara dari maminya
xxi
ni, memang ada faktor genetik di sini. Sepupu-sepupu maminya itu juga memiliki anak kebutuhan khusus. Salah satunya adik dari maminya deriel, dia punya anak menderita ASD (Asperger), ada juga yang autistik. Jadi kita lihat di sini memang ada faktor genetik keturunan.
LAMPIRAN B: TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN IBU LILA GURU TERAPI WICARA DERIEL PENULIS (P): Terapi wicara buat Deriel itu apa ya?
GURU (G): Ehm, permasalahan Deriel dulu yah. Permasalahannya, dia kan
pernafasanya pendek, kalo pernafasannya pendek itu mempengaruhi untuk suaranya dia, Jadi suaranya dia nada suara lebih pelan. Dia ada kesulitan ngunyah, jadi ada latihan untuk massage, brushing, itu sih fungsinya untuk ngerangsang otot-ototnya dia biar lebih lemas.
P: Efek positifnya apa yah terapi wicara ini?
G: supaya meninggkatkan kualitas bicara kelancaran bicaranya dia, dalam
hal kalo dia pernafasnya pendek, berarti kita memperpanjang nafasnya dia. Tujuannya biar saat dia bicara kualitas suaranya dia lebih jelas dan lebih kedengaran aj.
P: Apa yang dimaksud terapi wicara?
G: Terapi yang berhubungan dengan komunikasi. Komunikasikan bisa
berbagai cara. Bisa dengan suara, bisa dengan non verbal juga. Intinya kan, komunikasi antara 2 orang atau lebih itu, ada tujuannya tersampaikan. Kalo dalam kasusnya deriel kalo seumpama dia bicara suara pelan otomatiskan komunikasinya kan tidak berjalan dengan seharusnya gitu, jadi itu yang ditingkatin. Kalo latihan pernafasan, deriel itu latihan tiup lilin, itu tujuannya untuk meningkatkan nafasnya dia. Ada targetnya, misalkan dia harus bisa mematikan lilinnya sampai mati sekali tiupan dengan jarak pertama 10cm, nanti nambah 15,20 sampai 30. Kalo sekarang deriel uda
xxiii
bisa, waktu awal itu dia masi sulit karena nafasnya pendek, jadi kemampuan udara yang dihasilkan ga maksimal.
P: Kenapa dia mesti ‘say goodbye’ ke semua orang?
G: Karena kasusnya diakan dasarnya pemalu, ada kaya minder juga. kaya
minder jadi kalo ketemu sama orang sosialnya jelek, kenapa kita selalu latihan atau membiasakan dia untuk ketemu orang harus ‘say hi’ atau ‘say goodbye’, itu tujuannya biar dia terbiasa dan tahu gitu untuk sosial
lingkunya dia harus ngapain, karena sehari-hari nya dia ga biasa kaya gitu.
LAMPIRAN C: SCRIPT TREATMENT
Fade in gambar yang mewakili anak down syndrome dan timelapse gambar anak-anak down syndrome.
Kita melihat stok gambar dari anak down syndrome yang sedang terapi wicara. Menunjukan kesusahan anak yang menderita down syndrome yang sedang di ajak bicara. Narasi bicara tentang Pengetahuan umum anak
down syndrome dan penderita di Indonesia setiap tahunya.
Kita melihat stok gambar tentang anak down syndrome yang berusaha untuk mengeluarkan 1 kata demi kata dengan bantuan semangat dari pembimbingnya. Cut to gambar wawancara guru tentang anak ini dengan beberapa potongan pengajaran anak yang menderita down syndrome ini dengan gurunya disertai dengan V.O. dari wawancara dengan guru tersebut. Sang guru menceritakan kegunaan dari terapi-terapi wicara dan kegunaan penumbuhan kepercayaan diri pada anak ini.
Wawancara guru yang menceritakan kehidupan keluarga dari anak yang menderita down syndrome dimana terdapat penolakan dari sang ibu dan anak ini dimasukan kedalam anak berkebutuhan khusus, hanya saja ia bukan masuk ke tempat yang menderita hal yang sama, tetapi dimasukan ke kelas anak autis. Melihat gambar anak ini yang menggambarkan beberapa gejala autis dikarenakan kesalahan memasuki kelas yang bersama anak autis. Cut to gambar deriel yang diajari untuk makan makananya dengan ditunggui oleh sang guru/terapisnya.
xxv
Melihat gambar dari anak down syndrome yang di ajari makan di ajarkan oleh terapisnya, lalu cut to wawancara dengan ahli yang memberikan petunjuk tetang terapi dari anak down syndrome yang seharusnya bisa juga dibantu oleh orang tuanya di rumah dan terapi-terapi yang bisa diberikan untuk anak penderita disability ini.
LAMPIRAN D: NASKAH DUA KOLOM
Film Dokumenter Tentang Kepedulian Terhadap Anak Down
Syndrome Script
Scene Video Audio
1. Montage yang lambat yang
menggambarkan anak penderita down
syndrome yang dengan ekspresi yang
bahagia.
Cross dissolve ke scene 2
2. Penolakan Deriel untuk bicara dengan terapisnya pada sesi terapi wicaranya
3. Pemberitahuan data penderita down
syndrome di Indonesia akhir-akhir ini
berupa tulisan
4. Wawancara guru/terapis di sesi terapi wicaranya apa yang dilakukan pada sesi ini dan kegunaan dari terapi ini lalu
Suara asli dari guru guru yang diwawancara.
xxvii 5. Deriel yang mencoba mengeluarkan
kata dari suara pelan dengan bantuan dorongan dari guru/terapisnya
6. Wawancara guru/terapisnya tentang apa yang terjadi pada deriel dan
keluarganya, sampai dia perlu diterapi seperti ini dan untuk apa terapi yang dilakukan
7. Sesi terapi gerak motorik dimana ia dipaksa untuk makan
8. Sesi wawancara dengan ahli dimana ia menceritakan semua hal tentang down syndrome
9. Pada akhirnya deriel mau makan dan memberikan kepada orang-orang walaupun masi malu-malu
LAMPIRAN E: JADWAL
Year No Activity Duration Start Finish Month Fe bruary Aprox. Week 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1Development Brainstorning ide
3 d a ys 25-F eb-13 2-F eb-13 Research 5 d a ys 3-M a r-13 8-M a r-13 2
Pre-Production Script writing
2 d a ys 12-A p r-13 13-A p r-13 Scheduling 1 d a ys 23-M a r-13 23-M a r-13 3 Production Pe nde katan 2 months 5-M a r-13 5-M a y-13 Shooting 1 Month 26-A p r-13 7-J u n -13 4 Post-Production Edt it in g 2 w eek s 31-M a y-13 15-J u n -13 Revision 5 d a ys 17-J u n -13 21-J u n -13 Render 2 d a ys 21-J u n -13 22-J u n -13 5 Deliv er y 1 d a ys 25-J u n -13 25-J u n -13 Notes: *
Waktu bertemu di subjek pada hari, Selasa, rabu/kamis, dan jumat.
Perencanaan Jadwal Pembuatan Film Dokumenter
March
April
May
June
xxix
LAMPIRAN F: SURAT PERNYATAAN ORANG TUA
DERIEL
xxxi
LAMPIRAN H: SURAT PERJANJIAN PEMAKAIAN LAGU EQUIV BAND
xxxiii