• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN A: TRANSKRIP WAWANCARA I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN A: TRANSKRIP WAWANCARA I"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

xix

LAMPIRAN A: TRANSKRIP WAWANCARA I

Wawancara dengan Dwi Oktarina selaku pengadaptasi dari cerita rakyat Asal- Usul Tanjung Penyusuk yang sekarang berkerja di kantor sastra dan bahasa Bangka Belitung pada hari Senin, 14 September 2020 melalui telepon (Whatsapp Call)

Dwi Oktarina: Narasumber (N) Dessy Lestari: Penulis (P)

N: Halo

P: Halo, Bu. Gimana kabarnya.. Sehat, Bu?

N: Sehat hehehe

P: Bu, kita langsung wawancara ya. Nanti kita pakai Bahasa Indonesia aja agar lebih enak juga.

N: Oh, oke oke.

P: Oke. Dari pertama saya memperkenalkan diri dulu nama saya Dessy Lestari dan saya disini ingin mewawancarai ibu terkait laporan terakhir saya yang berjudul Perancangan Media Informasi Mengenai Cerita Rakyat Asal-Usul Tanjung Penyusuk. Untuk ibu silahkan bisa memperkenalkan diri ibu juga.

N: Oke, nama saya Dwi Oktarina saat ini saya bekerja di kantor bahasa Kepulauan Bangka Belitung sebagai pengkaji bahasa dan sastra. Buku itu merupakan buku cerita pertama yang saya buat.

(2)

xx

P: Dari pertanyaan pertama apakah Bu Dwi bisa menjelaskan secara singkat asal usul Tanjung Penyusuk tersebut?

N: Sebenarnya cerita ini seperti kebanyakan cerita rakyat Bangka yang lainnya tidak bisa dilacak lagi asal usulnya, maksudnya siapa yang pertama kali menceritakan jadi memang cerita ini sudah ada di masyarakat gitu kan. Dan ini khususnya cerita yang ada di Belinyu, Bangka Utara. cerita ini pun bukan saya orang pertama yang menceritakan kembali. Jadi saya menceritakan kembali dari data cerita yang sudah ada, tapi buku yang saya jadikan model itu adalah kumpulan cerita rakyat Bangka jadi saya ambil satu cerita kemudian mengembangkannya menjadi satu buku khusus asal usul Tanjung Penyusuk kalau itu asal usul cerita buatnya. Kalau ceritanya sendiri sebenarnya terkait legenda Tanjung Penyusuk itu emang ada satu wilayah di Bangka Utara itu namanya Tanjung Penyusuk dia itu emang ujung yang paling Utara karena tanjung dia menjorok ke laut dan berbatasan dengan Laut Natuna jadi ombaknya agak besar memang. Nah, disana berdasarkan cerita orang2 Penyusuk itu berasal dari kata2 penyu busuk gitu.

P: Kalo misalnya ibu bilang ceritanya udah lama banget, ibu tau ga sih kira2 tahunnya kapan diceritakan cerita rakyat asal usul Tanjung Penyusuk ini ada?

N: Oh, kalau misalnya melacak itu kita butuh studi khusus yang lebih jauh ya.

Tapi saya kira kalau namanya cerita rakyat itu masuk ke sastra lisan jadi kita tidak bisa lagi melacaknya dari kapan dan tahun berapa rada susah. Kalau emang mau tau itu harus ke tindak lanjut sih. Tapi untuk kita sebagai masyarakat penikmat sastra itu biasanya sudah ada sejak dulu sejak kakek nenek gitu. Seperti itu.

(3)

xxi

P: Jadi emang ga bisa disebut kapan ya Bu kira-kiranya.

N: Iya ga bisa, kalau misalnya bisa disebut tahun berapa emmm jadi nanti ada klaim gtu kan seperti ini tahun segini tanggal segini loh bukan ini tahun segini tanggal segini jadi ga bisa karena itu sudah sejarah masyarakat, komunal jadi punya masyarakat.

P: Kenapa ibu mengadaptasi cerita rakyat Asal-Usul Tanjung Penyusuk ini sih Bu dari sekian banyak cerita rakyat di Bangka?

N: Kalau secara pribadi saya memiliki kedekatan dengan penulis yang bukunya saya adaptasi juga jadi saya bisa bertanya juga dengan mudah. Dengan buku yang saya ambil merupakan kumpulan cerita rakyat dengan mengambil salah satu cerita menjadi satu buku mengenai cerita tersebut dan diantara mereka terdapat satu cerita yang menarik yaitu Tanjung Penyusuk ini. kenapa? karena didalamnya relevan dengan pendidikan karakter anak-anak dan lebih dekat. dan dari awal juga tujuan dari buku cerita rakyat tersebut yaitu untuk menanam nilai kepribadian untuk anak. Seperti itu.

P: Apasih Bu tahap2 dalam mengadaptasi cerita tersebut?

N: Yang pasti saya membaca buku tersebut sampai hafal dan naskah yang asli itu hanya berkisar 2-4 halaman akan tetapi ketentuan dari Kemendikbud mengenai buku cerita yaitu 50 halaman minimal. Jadi saya kembangkan menjadi sekuen cerita yang baru dengan mengembangkan karakternya, alur, latar lalu menulisnya menjadi cerita yang baru tapi benang merahnya masih sama, ceritanya masih sama.

P: Dalam mengadaptasi cerita tersebut apakah ada kendala?

(4)

xxii

N: Kalau kendala sebenarnya tidak terlalu. Hanya saja susah untuk mendalami karakter tersebut. Karena harus menyesuaikan tingkat baca anak-anak jadi Kemendikbud mempunyai standar dari mulai jenjang pra membaca-membaca dini-membaca lanjut dan seterusnya dan kebetulan buku saya ini dikelompokkan menjadi anak SMP, mungkin saat itu bahasa yang saya gunakan untuk anak-anak terlalu ketinggian dan rumit untuk anak SD.

P: Oh begitu, kalau pesan moral yang ada pada cerita rakyat Tanjung Penyusuk itu apa sih bu yang bisa diterapkan oleh anak2 di Bangka Belitung?

N: Oleh anak-anak ya. Sebenarnya yang ada di cerita yaitu pola hubungan antara anak dan orang tua ya walaupun misalnya sebaik apapun orang tua tapi saat mendidik anaknya tidak baik, keras kepala, sewenang2 hal itu juga tidak baik.

Jadi tokoh disini sangat antagonis untuk umur segitu ya sangat jelek sehingga dia mendapatkan hukuman yang setimpal. Sehingga hal ini dapat membuat anak-anak jadi jera agar anak-anak tidak sewenang-wenang keras kepala dan tidak melawan orang tua juga.

P: Kan saya sempat membaca cerita asal-usul tanjung penyusuk ini, dimana kata2 Penyusuk sebenarnya singkatan dari penyu busuk yang dilontarkan dari anak2 tersebut. Kalau menurut ibu sebenarnya penyu hijau itu ada atau tidak ya bu?

N: Sebenarnya memang tidak ada seperti karena judulnya Penyusuk bukan berarti ada batu bentuk penyu beda sekali dengan ada yang di Bangka Selatan seperti batu besar yang bentuknya seperti belimbing ada batunya bentuk ular kalau di Belitung. Jadi sepertinya tidak ada, jadi penyusuk-penyusuk itu hanya benar-benar

(5)

xxiii

ucapan dari tokoh tersebut, bukan karena disana ada batu atau apa gitu. Setahu saya sih tidak ada ya.

P: Sekarang kita menuju pembahasan mengenai media ya bu, dari buku cerita rakyat ibu sendiri bagaimana menurut ibu pribadi ilustrasi dari buku cerita rakyat itu bu?

N: Kalau mau penilaian pribadi sih saya memang agak kurang puas, saat saya ke jakarta untuk workshop dan dikumpulkan dengan ilustrator juga tapi saya tidak menyangka jika ilustrasinya menjadi seperti itu. Maksud saya kan sementara ilustrator di Indonesia banyak yang mempunyai ilustrasi yang bagus ya. Tetapi saya tidak bisa protes karena memang sudah ditentukan dari sananya dan penulis tidak bisa mencari ilustrator jadi saya hanya bisa menerima.

P: Menurut anda, apabila cerita seperti ini saya angkat ke dalam sebuah media interaktif seperti webtoon, bagaimana? Apakah ini akan meningkatkan ketertarikan anak terhadap nilai budayanya?

N: Saya sebenarnya bukan penggemar webtoon, tapi saya punya banyak sekali teman penggila webtoon, komikus ataupun illustrator. yang biasanya saya lihat cerita rakyat diadaptasi menjadi film atau yg terbaru ini jadi podcast. tapi untuk semacam webtoon atau interaktif begini saya baru tahu dan oh menarik juga ya.

Apalagi anak-anak jaman sekarang sangat dekat dengan gawai/gadget/internet gitu ya menurut saya menarik karena menurut saya hal ini dapat menarik anak untuk membaca, ya membaca dulu lah ya baru habis itu mengenal nilai2 yang ada pada cerita rakyat.

(6)

xxiv

P: Kalau misalnya cerita rakyat media interaktif ini dan misalnya mempublikasikannya di sekitar daerah Bangka Belitung. menurut ibu bagaimana dalam segi teknologi kan Bangka Belitung agak tertinggal dengan ibu kota.

N: Saya mengira jika kamu benar-benar ingin mempublikasikannya menjadi media interaktif seperti webtoon justru pasarannya bukan lagi di lokal tapi ini akan jauh memberikan dampak jika hal ini disebarkan keluar wilayah karena dengan cara itu kamu bisa mempromosikan malah. Kalau cerita rakyat Bangka Belitung ini loh bisa dibaca dengan cara modern. Tapi kalau mau disebarkan ke lokal juga tidak masalah bagus juga tapi lebih enak di luar sih sehingga yang tidak di Bangka Belitung tau cerita mengenai Bangka Belitung gituu

P: Oh begitu ya bu, oke oke. Menurut ibu untuk mengadaptasi cerita rakyat yang baik itu gimana sih kayak batasan-batasan yang harus diperhatikan terutama untuk anak-anak yang SMP atau SD ?

N: Sebenarnya ada teori adaptasi tapi kebanyakan dari cerita ke film. Tapi menurut saya dengan mengadaptasi tulisan ke gambar yang mungkin harus diperhatikan adalah jumlah kata, seperti kalimat apa yang harus diambil dialog yg seperti apa yang harus saya gunakan begitu, ekspresinnya juga seperti apa kira- kira karena dari ekspresi kan bisa menampilkan dia sedang apa dan kenapa kalau seperti di buku saya yang saya tuliskan dengan yang digambarkan seperti Raja memegang bahu Ratu. Disitu butuh kejelian ya makanya ekspresi atau mimik itu harus penting ya untuk ilustrasi jangan sampai ga sinkron. Hmm apa ya, dan satu lagi yang penting yaitu desain pakaian adatnya seperti desain pakaian anak

(7)

xxv

Melayu seperti apa sih bajunya, yang ada pada tiap tokoh2nya jangan sampai salah karena ini kebudayaan Melayu jangan sampai ke Jawa.

P: Dua pertanyaan terakhir nih, Bu. Menurut ibu apakah ada saran mengenai media interaktif ini?

N: Kalau untuk saran seperti yang saya sampaikan aja sih sama salah satu adegan apa yang ingin ditonjolkan yang ingin disampaikan sisanya yang seperti saya sampaikan sebelumnya kayak ekspresi, mimik harus tepat agar pesannya tersampaikan.

N: Apa sih ibu Dwi pentingnya menceritakan kembali cerita rakyat kepada anak- anak ini? Khususnya untuk anak-anak Bangka

P: Kalau ditanya fungsinya cerita rakyat ini harus menarik, karena didalam akar- akarnya budaya ini kan ini budaya Melayu dan pada budayanya itu sastra lisan terutama sastra tuturnya dan cerita rakyat ini kita dapatkan penuturan dari orang tua dulu kan, sehingga dari situ juga ada pengajaran yang bisa kita dapatkan dimana orang tua bisa ngajarin anaknya, kakek-nenek ngajar cucunya. Dari situ pentingnya menceritakan cerita rakyat kembali itu untuk mengasah ingatan kita jadi sesuatu itu tidak begitu saja hilang dari ingatan, hal sederhana saja seperti pendidikan karakter bisa kita tanamkan dari cerita rakyat tapi masalahnya sekarang orang tua atau kakek-nenek tidak punya waktu untuk menceritakan. Kita harapkan dengan adanya cerita dalam bentuk tulisan ataupun media ini kita dapat atau bisa mewariskan nilai-nilai budaya itu ke generasi berikutnya.

P: Bagaimana jika kita tidak menceritakan cerita rakyat tersebut?

(8)

xxvi

N: Untuk tingkatan ekstrim sih, budaya lisan itu dapat terhapus. Satu ingatan generasi itu akan hilang jika kita tidak merawat itu, tidak menuturkan kembali cerita tersebut.

P: Oh begitu, baiklah kita sudah selesai terhadap sesi wawancara. Jika saya ada kendala dan ingin meminta bantuan ibu mohon ketersediaannya ya Bu.

N: Iyaa.. Hahahaha.

(9)

xxvii

LAMPIRAN B: TRANSKRIP WAWANCARA II

Wawancara dengan Astri Noviani seorang game artist yang berkerja di studio AGATE pada hari Minggu, 13 September 2020 melalui Google Meet (Video Call) wawancara dilakukan bersama teman bernama Steafani Trismulia.

Astri Noviani: Narasumber (N) Dessy Lestari: Penulis (P)

P: Sudah, Kak?

N: Ya, Sudah.

P: Oke kita mulai ya Kak, perkenalkan nama saya Dessy Lestari dan teman saya satunya lagi Steafani Trismulia. Disini kita meminta kakak sebagai narasumber kita mengenai media interaktif seperti interactive storytelling atau novel visual.

Sebelumnya perkenalkan kakak diri dulu dong.

N: Oh iya, perkenalkan nama saya Astri Noviani, terus apa lagi ya hehe.

P: Sudah bekerja berapa lama dalam visual novel atau interactive storytelling?

N: Oh saya lebih ke gamenya sih daripada visual novel atau interactive storytelling-nya jadi ga fokus hanya di visual novel atau interactive storytelling- nya aja sih.

P: Oh jadi mencakup banyak ya Kak.

N: Saya sudah di dunia game selama 5 tahun dan sekarang sedang ngerjain tesis juga sih.

(10)

xxviii

P: Oalah gitu.. Oke kita jadi mulai pertanyaan pertama. Kan kami disini ingin menanyakan seputar media yang ingin kami gunakan sebagai perancangan kami yaitu media informasi interaktif seperti visual novel atau interactive storytelling dengan tema yang akan kami angkat adalah budaya Indonesia dan target kami adalah anak-anak dengan umur 6 sampai 12 tahun. Apabila tema budaya ini kami angkat dengan media interaktif seperti visual novel atau interactive storytelling apakah ini dapat meningkatkan daya tarik anak terhadap konten “budaya”nya?

N: Pertama sih saya kan dulu pernah bikin visual game point and click untuk anak umur 6-8 tahun, itu tuh agak bermasalah karena bacanya belum lancar jadinya anak anak itu bacanya agak keras. Terus masalahnya lebih ke atensi anaknya itu kurang untuk bacaan teks itu selama saya ngedevelop game namanya game anak soleh di playstore ada itu targetnya untuk umur segitu kelas 1 sampai 3 SD gitu.

P: Oh berarti kurang di bacaannya ya kak kayak kurang niat bacanya gitu ya.

N: Iya..

P: Terus biasanya jenis game apa sih kak yang tepat untuk menyampaikan informasi untuk anak2 yang targetnya 6 sampai 12 tahun?

N: Kalo untuk itu lebih ke yang banyak suara-suara gitu yang mendistraksi begitu yang bisa di tap ada efeknya yang menarik, mereka lebih ke visualnya sih. Kalo visual novel atau interactive storytelling mungkin enakan ada fitur untuk membacanya gitu dan minim teks juga.

P: Untuk kontennya sendiri itu gimana kak yang mereka nikmati atau sukai?

(11)

xxix

N: Biasanya sih lebih ke kayak pendidikan karakter, masih sederhana kayak task sehari-hari mereka gitu, oh kalo dongeng itu juga bisa menarik semacam buku cerita anak gitu ya jadinya.

P: Ohhh begitu kak.. Pertanyaan selanjutnya mengenai game play yang ada di visual novel, seperti apa yang akan terlihat dan terasa menyenangkan untuk anak dalam menyampaikan informasi tentang sejarah seperti pakaian adat maupun cerita rakyat. Kecuali yang sebelumnya kakak mention seperti minim teks gitu selain itu ada ga kak?

N: Oh selain itu.. Efek visual kan udah, mungkin kalo pake UI lebih animated gitu ada spesial efeknya dimana anak-anak itu pengen pencet gitu.

P: Maksudnya kalo ngetap karakter, karakternya gerak gitu. Jadi ada animasi karakternya kalo di tap.

N: Ya, jadi kalo di tap layarnya bakal ada partikel gitu jadi ga diem aja. Kalo mau liat referensi anak bisa liat Educa kan itu bagus ada efek-efek suara terus semua tombolnya hidup gitu.

P: Kalo penyampaian informasi secara baik dan benar melalui teknik-tekniknya itu gimana sih kak?

N: Emm mungkin ke narasinya lebih ke imajinatif gitu mungkin ya, misalnya ya kayak tiba-tibs ada makhluk magical gitu kah ada guidenya dalam permainan.

jadikan mereka belum bisa mandiri sehingga harus ada penuntunnya.

P: Oalahhh... Ooke oke. Untuk visual novelnya kak kan dia punya banyak cabang cerita gitu kan kak kayak plot alur ceritanya nah untuk misalnya dongeng cerita

(12)

xxx

rakyat itu kan bisa istilahnya plot alur ceritanya linear kan kak, menurut kakak menggunakan plot apa sih kak yang cocok untuk menyampaikan cerita itu?

N: Mungkin semisal kalo yang mainnya anak-anak mungkin ga terlalu banyak cabangnya, pilihannya. Mungkin dia bisa diajarkan goodnya begini, badnya begini dan hikmah pembelajaran dongengnya begini tapi alur ceritanya masih tetap linear jadi dia istilahnya lebih membantu karakternya aja. Jadi kayak dia lebih menyelami ceritanya tapi dia tidak menentukan alur cerita dia jadi kayak Dora The Explorer.

P: Jadi kita lebih memperbanyak interaktifnya ya kak?

N: Iyaa he em

P: Nah untuk anak-anak umur segitu kak lebih tertarik pada isi cerita, design karakter atau quest, ya kak?

N: Mungkin kalo umur segitu lebih ke visualnya sih dari pada.. Emm gimana ya kalo side quest juga menarik tapi kalo visualnya kurang menarik ya susah. Jadi yang pertama visualnya dulu diandelin, emm untuk game playnya juga harusnya sederhana sih soalnya kan dia masih awal-awal mengakses dan belum ada referensi oh ini kalo misalnya UI nya gini jadi di drag atau di tap jadi gitu. Game playnya sederhana aja sih.

P: Terus biasanya untuk anak umur segitu, visual yang mereka sukai gitu ada refereensi ga kak atau contohnya gitu?

N: Kalo referensi yang pertama itu yang game Educa itu, kalau kayak Angry Bird gitu menarik, terus game-game yang kayak ada yang menarik seperti bajak laut bentar aku lihat dulu *sambil mencari referensi* Cookie Run juga menarik. Oh ini

(13)

xxxi

nama gamenya Ship Antic jadi dia warnanya colorful gitu dan ini referensi sih.

jadi dibuat lucu-lucu gitu

P: Lebih ke saturation dan colorful gitu ? N: He em

P: Nah kak untuk pertanyaan selanjutnya kalo misalnya kita mau bikin visual novel kan itu pasti ada batasan-batasannya ya kak menurut kakak apa sih batasan- batasannya untuk membuat media informasi untuk anak-anak ini?

N: Untuk teksnya ya ga usah banyak-banyak jadi cuma 2 line gitu karena mereka juga bacanya lama dan bikin bosen sehingga attention mereka cuma 10 menit gitu maksimal. Jadi bisa dibuat lebih ke banyak interaktif gitu..

P: Hmmm okay..

N: Lalu batasannya apa lagi ya, ohh untuk UI nya juga jangan terlalu kekecilan kalo dibandingin buat yang dewasa appsnya menurut kita kan sudah ok tapi untuk mereka kan masih terlalu kecil tapi jangan terlalu kegedean juga.

P: Terus kalau menurut kakak tuh media interaktif seperti visual novel ini lebih cocok di pasarkan ke target mana ya kak? Middle to low atau middle to high? Dan untuk umurnya tuh cocok ga sih kak untuk usia 6 sampai 12 tahun ini

N: Kalo untuk umur sih bisa cuma ya itu batasan-batasannya itu dibuat menjadi motion comic gitu kah atau buku cerita interaktif gitu mungkin, dan untuk pemasarannya sih kalo untuk monetisasi, jujur aja untuk pendidikan agama pun orang tuanya masih banyak mengeluarkan uang ya terus untuk spek hp juga diperhatikan untuk middle to high kadang kan mereka pake nya iphone tapi kita

(14)

xxxii

develop nya ke android seperti RAM karena aset-asetnya lebih berat untuk kompresnya gitu.

P: Jadi kalo middle to low kurang ya kak?

N: Kalo middle to low kurang sih, lebih cocoknya middle to high..

P: Untuk pertanyaan terakhir nih kak. Jadi kan kita berdua mengambil tema budaya kalau kami mengangkat media interaktif ini sebagai visual novel bisa meningkatkan daya tarik ga kak untuk belajar budaya?

N: Untuk storynya sih bisa dan visual juga bisa. Kalo baju adat yang dibuat bisa memperkenalkan ya ke anaknya dan bisa dipake buat ngenalin budaya, dan kadang kalo ngebicarain konten budaya bicara legenda dongeng gitu jadi masih masuk untuk anak-anak. Seperti laptop si unyil hahaha

P: Oh begitu. Iya kak.. Sekian dari pertanyaan kami..

N: Oh. Baiklah semoga membantu

P: Iya kak kalau kita ada pertanyaan mohon dibantu ya kak, N: Oia gpp di kontak aja, iya makasih dadah semangat TA nya.

(15)

xxxiii

LAMPIRAN C: TRANSKRIP WAWANCARA III

Wawancara dengan Anugrah G. Prima dan Ali merupakan perwakilan dari Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada hari Senin, 21 September 2020 dimana penulis mengujungi langsung ke kantor Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi di Pangkal Pinang.

Anugrah G. Prima: Narasumber 1 (N1) Ali: Narasumber 2 (N2)

Dessy Lestari: Penulis (P)

TRANSKRIP DALAM BAHASA BANGKA:

P: Siang kak, kite mulai ok wawancara a. Kenalin name ku Dessy Lestari ku disini nek nanya kakak kek pak Ali tentang budaya di Tanjung Penyusuk. Pertanyaan pertama ape ge kak yang lah dilakuin buat peningkatan budaya terutama tentang cerita rakyat Tanjung Penyusuk ne?

N1: Men khusus dari kite sih Penyusuk cuma POMDARWIS, Kelompok Sadar Wisata di Tanjung Penyusuk cem mane care jage kebersihan disane, nyambut tamu nah tuh kami kasih tau ke pengelola sanen. Men nek tau tentang pembangunan fisik a Dessy langsung ke DISBUDPAR Bangka e bai.

P: Tu kek pariwisata e.

N1: Men budaya a ge same, kite kalo kek Tanjung Penyusuk ne ade dak ge bang?

N2: Kebudayaan? Penyusuk? Kabupaten Bangka? Paling cuma dateng doang foto-foto lah sih. Men provinsi cem tu lom pernah ngape-ngape.

(16)

xxxiv

P: Men gambaran Tanjung Penyusuk secara umum cem mane kak, pak?

N2: Di Pantai Penyusuk to je to Tanjung paling ujung terus di sebrang a ade pulau ada Pulau Kecil, Pulau Putri dan Pulau Penyusuk. Di Pulau Putri to ge ad cerita tentang putri to men Penyusuk a sendiri ad mercusuar, ad bangunan tue ad kuburan ge. Men nek berenang deket batu-batu to enak keren, jadi nyebrang bai kelak.

P: Tu berarti secara umum e pak ok. Ku cuma penasaran kek keunikan Penyusuk yang diangkat jadi cerita rakyat to.

N1: Men tu ad deket sebelah kiri laot to ad batu yang ketak penyu name a Romodong, tapi je deket lah kek Penyusuk jadi agik masuk Penyusuk cem tu, ad ge yg bentuk a kodok *memperlihatkan foto*

P: Oh auk le..

N1: Men Dessy nek tau lengkep a agik acak tanya orang sanen siape tau ade versi lain a kek crosscheck bai. Biar data a makin kayo. Sebener a ge kite kebantu men Dessy nek bikin hal cem ni. Kalau buku cerita banyak, buku banyak cuma ya sampai situ bai dak sampai ke gambar a. Padahal kan jaman sekarang orang lah kesane, jadi sayang bai dak dimanfaatin sumber daya a. Padahal media informasi to kite butuh untuk identitas kite sendiri. Lah follow IG Dinas lom?

P: Lah kak.

N1: Due-due a?

P: Auk kak.

N1: Nah ape agik yang Dessy butuhin?

P: Men di Tanjung Penyusuk sane ade yang jage a dak ge?

(17)

xxxv

N1: Ade men pengelola a di warung tu, cuma dak tau men weekday cem ni ade dak a.

P: Ohh cem tu. Aukleh kak men ku ngangkat cerita ni ke bentuk macem webtoon cem tu tepat dak ge?

N1: Tepat Dess, tepat. Soal e anak-anak sekarang ge je harus a peka kek buku cuma men kek ngenalin cerita tuh dak mesti dari buku doang. Soal a buku to kesan a berat jadi orang males, terus media yang dibutuhin harus a media interaktif yang deket kek kite cem webtoon, medsos cem tu. Sekarang ge kami kesulitan sebener a, emang karakter sekarang ge berubah terus lebih efektif ge men pake medsos tapi men sekarang pakai care jadul ge dak bakal sampai cerita e terus anak-anak ne kan lebih ke IT oh cem webtoon, medsos jadi media yang nek Dessy pakai to tepat.

P: Oh, cem tu. Men target pemasaran a cem mane kak? Soal a kan sempet ngelakuin observasi terus dapet hasil men anak-anak umur 6 sampai 12 tahun ne masih lom tau tentang Tanjung Penyusuk. Jadi alung ditargetin ke Bangka dulu atau langsung ke luar kota?

N1: Men kek pengenalan sih mending di dalem dulu emang. Istilah a kite yang punye kite yang dak tau orang laen ge jadi cuek. Jadi maksud ku men kite sendiri yang punye ge dak tau ape agik orang laen yang dak punye hal tu. Kalo di Bangka ok mungkin FB dipakai kek semue orang, emm Facebook, Instagram, Twitter agik kurang lah, men Youtube lumayan. Men Dessy nek cobe dulu di Bangka cobe pertimbangin pake FB karena kalo webtoon kayak a orang-orang ge lom familiar ape agik aplikasi orang males, men kasar a ngape ku download aplikasi cuma kek

(18)

xxxvi

sikok cerita doang menoh-menoh memori bai. Mending ku liet di website atau FB selesai kan.

P: He eh iya..

N1: Kek jujur ok sebener a ge kami lom terlalu fokus disitu a terus kesan a cerita rakyat ne ade beberapa orang yang dak konsen kesane ade ge yang dak peduli kek dak de nek nyari tau. Hal ni aseku karena anak-anak ge dak tertarik atau cem mane jadi males nyari tau. Padahal disetiap daerah to ade cerita a, ngape name a Koba, ngape name a Perlang. Nah cem mane care a kite buat dekatin anak-anak ceritakan ini loh ade cerita di tiap daerah ne. Men di Jakarta webtoon seku agik pacak lah, men disini kurang.

P: Men ku pakai FB kek promosi pacak dak?

N1: Pacak kok, dak ngape.

P: Pertanyaan selanjut a, cem mane menurut kak Prima cerita ne ape harus dibudidaya? Seberape penting ge?

N1: Ya pentin men menurut kami tu penting, soal a kan tu identitas kite ap yang harus dijage kite ge harus tahu we. Jadi dengan ade cerita ni pacak jadi jati diri kite. Nah ni bang ade pertanyaan ngape cerita rakyat Bangka Belitung to harus di lestarikan? Seberape penting ge?

N2: Untuk memahami lokalitas setempat, cerita-cerita rakyat tersebut dapat mengandung bukti-bukti sejarah selain itu kebudayaan lokal kan kita bisa memahami dari situ, sejarah, budaya, karakter masyarakatnya, geografisnya dari satu cerita tersebut itu tuh kita bisa memahami itu semua. Nah maka dari itu penting kek kite cerita-cerita to dilestarikan contoh a ngape dari kata-kata

(19)

xxxvii

Penyusuk men kite sebagai orang awam kite dak tau dong ape arti a tapi pas ade cerita to kite jadi tahu kalo tu dari penyu busuk, lokasi a, terus kek sejarah a gitu kan.

P: Oh oklah pak. Makasih informasinya, jadi sekarang saya harus ke penyusuk ya pak hahaha.

N2: Iya men ka sekarang kesane paling butuh due jam.

P: Auk pak, he eh. Hahaha makasih banyak ok pak Ali kek kak Prima untuk waktu e.

N1: Auk men ade pertanyaan ape-ape atau data a kurang lengkep tanya bai.

P: Oke kak, makasih.

TRANSKRIP YANG DITERJEMAHKAN DALAM BAHASA INDONESIA:

P: Siang kak, kita mulai wawancaranya ya. Perkenalkan nama saya Dessy Lestari saya disini ingin menanyakan kak Prima dan pak Ali mengenai budaya yang ada di Tanjung Penyusuk. Pertanyaan pertama upaya apa saja yang sudah pernah dilakukan untuk meningkatkan kebudayaan di Bangka Belitung terutama pada cerita rakyat asal usul Tanjung Penyusuk ini?

N1: Kalau dari kita khusus untuk penyusuk itu hanya sebagai POMDARWIS, Kelompok Sadar Wisata di Tanjung Penyusuk dimana pengelola di Pantai Penyusuk kita kasih pembinaan agar bagaimana sih kalau tamu datang dan cara penyambutannya bagaimana, menjaga kebersihan juga intinya sadar wisata ga boleh kotor segala macem. Dinas kalo untuk pariwisata sampai itu. kalo untuk

(20)

xxxviii

interfensi lebih jauh seperti pembangunan fisik segala macam Dessy harus ke DISBUDPAR Bangkanya.

P: Itu untuk pariwisatanya.

N1: Untuk budayanya juga sama, kalau untuk fokus ke Tanjung Penyusuk ada ga kak untuk kebudayaan?

N2: Kebudayaan? Penyusuk? Kabupaten Bangka? Palingan datang saja, foto-foto tapi untuk provinsi belum pernah ngapa-ngapain juga.

P: Apakah kak Prima dan Pak Ali bisa beritahu tentang Tanjung Penyusuk secara umum?

N2: Di Pantai Penyusuk itu, itu dia adalah Tanjung yang paling ujung lalu di sebrangnya itu ada beberapa pulau ada Pulau Kecil, Pulau Putri dan Pulau Penyusuk. di Pulau Putri itu ada cerita mengenai putri itu dan untuk Pulau Penyusuknya itu sendiri ada mecusuar, ada bangunan tua dan ada kuburan juga disitu. Lalu untuk objek berenang paling enak itu disitu yang ada batu-batu paling keren. jadi nyebrang nanti.

P: Itu berarti secara umum ya Pak mengenai Tanjung Penyusuk. Saya hanya penasaran pak keunikan yang ada di Tanjung Penyusuk lalu diangkat menjadi sebuah cerita rakyat tersebut.

N1: Kalau keunikan yang ada dekat Pantai Penyusuk sebelah kiri ada batu yang mirip penyu namanya Pantai Romodong, tapi dekat dengan Pantai Penyusuk jadi masih termasuk lah sama Pantai Penyusuk ada juga yang bentuknya seperti kodok.

nih kayak gini *memperlihatkan foto*

P: Oh iyaa..

(21)

xxxix

N1: Kalau Dessy mau tau lebih lengkap lebih baik tanyakan ke warga lokal jadi ada versi lainnya. Buat crosscheck aja takutnya ada versi lainnya. Agar karyanya lebih kaya lagi. Kita terbantu sebenarnya kalau Dessy buat hal seperti ini. Kalau buku cerita banyak, buku banyak cuman sampai itu saja nggak diangkat sampai ke visual. Padahal jaman sekarang orang udah kesana mainnya jadi sayang kalau kita tidak memanfaatkan hal itu sumber dayanya. Padahal sebagai media informasi hal itu kita butuhkan sebagai identitasnya gitu.. Sudah follow IG dinas belum?

P: Ddah kak

N1: Dua-duanya udah?

P: Iya kak udah

N1: Nah apa lagi yang Dessy butuhkan

P: Kalau di Tanjung Penyusuk itu ada yang jaga ga sih kak?

N1: Ada kalau pengelolanya ada di warung itu cuma kalo weekday gini sih ga tau ada ngga nya.

P: Ohh begituu. Oh iya kak saya mau tanya menurut kak Prima kalo saya angkat cerita ini jadi seperti webtoon gitu apa itu upaya yang tepat kak?

N1: Tepat dess, tepat. Karena anak-anak sekarang tuh kan dia sebenarnya harus peka sama buku cuma untuk memperkenalkan cerita itu ngga mesti dari buku.

Karena buku itu kesannya terlalu berat jadi orang males, sehingga medianya yang dibutuhkan harusnya media interaktif yang dekat dengan kita seperti webtoon, media sosial seperti itu- sekarang juga kami kesulitan dess, emang karakter sekarang udah berubah dan lebih efektif kita masih pake media sosial tapi kalau

(22)

xl

sekarang pakai cara jadul ga bakal sampai ceritanya dan anak-anak sekarang lebih ke IT lah seperti webtoon, medsos jadi media yang mau Dessy pake itu tepat.

P: Oh begitu, kalau untuk target pemasarannya gimana kak? Soalnya kan saya sempat melakukan observasi dan mendapatkan hasil bahwa anak umur 6 sampai 12 tahun juga masih belum tau tentang tanjung penyusuk ini. Lebih baik saya targetkan di Bangka dahulu atau langsung ke luar kotanya kak?

N1: Kalau untuk pengenalan lebih baik di dalam dulu, istilahnya kalau kita yang punya dan kita yang ga tau orang lain juga cuek. jadi maksud kakak kalau kita sendiri yang ga tau apa orang lain yang merasa ga memiliki. kalau untuk di Bangka mungkin FB untuk semua umur ada yang pakai lah, emm Facebook, Instagram,Ttwitter masih kurang lah, kalau Youtube lumayan. Kalau Dessy mau dari Bangka dulu coba pertimbangkan untuk menggunakan FB karena webtoon sepertinya orang belom familiar apa lagi aplikasi orang males, kayak ngapain saya download aplikasi untuk ceritanya cuma satu doang kasarnya menuh-menuhin memory saya aja. mending saya liat di website atau FB. Selesai gitu kan..

P: He eh iyaa..

N1: Dan jujur kita juga belum fokus disitu dan kesannya cerita rakyat ini. Ada beberapa orang yang konsen disana dan sebagian besar ada juga orang yang tidak peduli dan tidak mau cari tahu.. Hal ini mungkin karena anak-anak juga tidak menarik atau gimana yaa jadi anak-anak juga males cari tahu. Padahal di setiap daerah ada cerita seperti kenapa namanya Koba, kenapa namanya Perlang. Nah gimana caranya kita untuk mendekatkan anak muda menceritakan ini loh ada

(23)

xli

ceritanya ditiap daerah. Kalau di Jakarta webtoon masih bisa lah kalau di sini agak kurang.

P: Kalau saya pakai FB sebagai media promosi?

N1: Bisa kok, ngga masalah.

P: Untuk pertanyaan selanjutnya, Menurut kak Prima cerita rakyat ini apa harus dibudidayakan? seberapa penting sih kak?

N1: Ya penting kalo menurut kita itu penting, karena itu identitas kita yang harus dijaga kita juga harus tahu hal tersebut. Jadi dengan ada cerita tersebut bisa menjadi jati diri kita. Nah ini bang ada pertanyaan kenapa cerita rakyat Bangka Belitung tuh harus dilestarikan? Seberapa penting?

N2: Untuk memahami lokalitas setempat, cerita-cerita rakyat tersebut dapat mengandung bukti-bukti sejarah selain itu kebudayaan lokal kan kita bisa memahami dari situ, sejarah, budaya, karakter masyarakatnya, geografisnya dari satu cerita tersebut itu tuh kita bisa memahami itu semua. Makanya penting bagi kita cerita-cerita itu dilestarikan. Dari contoh satu kata dari Penyusuk untuk kita sebagai orang awam kita tidak tahu apa arti dari kata Penyusuk, tapi dengan adanya cerita tersebut kita tahu itu berasal dari penyu busuk, lokasinya kita tahu dari cerita, terus sejarahnya apa gitu kan.

P: Oh oke pak terimakasih informasinya, jadi sekarang saya harus pergi ke penyusuk ya pak hahaha.

N2: Iyaa kalau sekarang kamu kesana paling butuh waktu dua jam.

P: Iya pak heeh hahaha makasih banyak ya pak Ali dan kak Prima atas waktunya.

N1: Iya kalau ada pertanyaan apa-apa atau datanya kurang lengkap tanyakan saja

(24)

xlii P: Oke kak makasih

(25)

xliii

LAMPIRAN D: KUESIONER PENELITIAN

(26)

xliv

(27)

xlv

(28)

xlvi

LAMPIRAN E: OBSERVASI

(29)

xlvii

(30)

xlviii

(31)

xlix

(32)

l

LAMPIRAN F: KUESIONER PROTOTYPE DAY

(33)

li

(34)

lii

(35)

liii

LAMPIRAN G: DOKUMENTASI BETA TEST

(36)

liv

LAMPIRAN H: KUESIONER BETA TEST

(37)

lv

(38)

lvi

(39)

lvii

(40)

lviii

(41)

lix

LAMPIRAN I: FORM BIMBINGAN

(42)

lx

Referensi

Dokumen terkait

dalam sebuah cerita serta dapat menceritakan kembali buku cerita bergambar dengan tingkat ketepatan yang memadai (Sujiono, 2007). Berdasarkan beberapa pendapat para ahli

Jadi, memang krisis air di Indonesia itu menjadi salah satu fenomena yang cukup mengkhawatirkan terutama untuk kita generasi-generasi yang akan hidup di kemudian hari, jadi

Perancangan Buku Ilustrasi untuk Mengenalkan Wisata Kuliner Kota Singkawang kepada Wisatawan Jabodetabek, Vonny Adelia Wijaya, Universitas Multimedia Nusantara?. Narasumber:

Berdasarkan indikator di atas dijelaskan perkembangan kemampuan bahasa reseptif anak dalam hal menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih

Yang dimaksud dengan bahan ajar dalam penelitian ini bahan ajar teks cerita pendek dari Buku Kumpulan Cerita Pendek Lukisan Kaligrafi Karya A. Mustofa Bisri yang akan digunakan

N: iya dia cerita pada saat itu memang, saat itu dia ini, jadi driver, puas dengan penghasilannya tetapi dia engga tahu awalnya, tapi seiring waktu dia

B : Perjalanan usaha batik Lasem ya naik dan turun, tetapi kalau dari cerita generasi ayah dan kakek saya dan seterusnya menurut beliau usaha batik pernah

tulisannya pada buku cerita Anak dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya, melakukan sesuai yang diminta dengan beberapa perintah, menceritakan kembali apa yang