vi DAFTAR ISI
RIWAYAT HIDUP ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.5 Kerangka Konsep ... 3
1.6 Hipotesis ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Broiler ... 6
2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Broiler ... 7
2.3 Pakan Broiler ... 7
2.4 Manajemen Panen ... 9
2.5 Pertambahan Berat Badan ... 9
2.6 Konsumsi Pakan ... 9
2.7 Konversi Pakan ... 10
2.8 Asam Organik dan Anorganik (Orgacid®) ... 11
BAB III MATERI DAN METODE ... 14
3.1 Materi ... 14
3.1.1 Bahan penelitian ... 14
3.1.2 Alat penelitian ... 14
3.1.3 Rancangan penelitian ... 14
3.1.4 Variabel penelitian ... 15
3.1.5 Prosedur penelitian ... 16
3.2 Metode ... 16
3.2.1 Pemberian asam organic dan anorganik (orgacid®) ... 16
3.2.2 Cara pengumpulan data ... 17
3.2.3 Analisis data ... 17
3.2.4 Lokasi dan waktu penelitian ... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 18
4.2 Pembahasan ... 23
4.3 Pengujian Hipotesis ... 24
vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 26
5.2 Saran ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 27
LAMPIRAN ... 30
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kebutuhan Nutrisi Pakan Broiler Pada Periode Starter dan Periode Finisher
(NRC, 1994). ... 8
2.2 Standar Berat Badan Boiler Berdasarkan Jenis kelamin pada umur 1 sampai 6 minggu (NRC, 1994). ... 9
2.3 Standar Konversi Pakan Berdasarkan Umur ... 11
3.1 Rancangan Perlakuan Orgacid® pada Broiler ... 15
4.1 Data Rata-Rata Pertambahan Berat Badan Broiler Umur 14-35 Hari ... 18
4.2 Data rata-rata konsumsi pakan broiler ... 20
4.3 Data Konversi Pakan Broiler ... 22
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 4
x ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pegaruh asam organik dan anorganik sebagai acidifier dalam pakan terhadap bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan. Penelitian ini menggunakan 24 ekor broiler umur 14 sampai 35 hari. Bahan pakan yang digunakan adalah 511 B dan 512 B Produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Pakan perlakuan yang digunakan antara lain pakan tanpa Orgacid®, kombinasi Orgacid® dengan pakan 3g/kg pakan, kombinasi Orgacid® dengan pakan 6g/kg pakan, kombinasi Orgacid® dengan pakan 9g/kg pakan. Variabel yang diamati adalah bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi Orgacid® dalam pakan berpengaruh nyata (P.0,05) terhadap bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan.
Kata kunci : Pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, Orgacid®.
xi ABSTRACT
The research aimed to evaluate effect of organic acid and anorganic as an acidifier in diet on body weight, fedd concumption and feed convertion. The research used 24 broiler age 14 until 35 days. Feed stuffs used were 511 B and 512 B made in PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. The treatments given were feed without Orgacid, combination Orgacid® 3g/kg feed, combination Orgacid® 6g/kg feed, combination Orgacid® 9g/kg feed. Variables measured were body weight, feed concumption, feed convertion. Data were subjected to analysis of variance, if significant results were obtained, then followed by duncan’s multiple range test. The result of research showed that the use of orgacid® in feed did significantly affected (p>0,05) to body weight, feed concumption, feed convertion.
Keywords : Daily weght gain, feed concumption, feed convertion, Orgacid®.
xii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak pada peningkatan konsumsi produk peternakan. Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan khususnya daging.
Daging banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena mempunyai rasa yang enak dan kandungan zat gizi yang tinggi. Salah satu sumber daging yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah daging ayam. Broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak dan merupakan komoditas unggulan. Industri ayam broiler berkembang pesat karena daging ayam menjadi sumber utama menu konsumen. Daging broiler mudah didapatkan baik di pasar modern maupun tradisional. Produksi daging broiler lebih besar dilakukan oleh rumah potong ayam modern dan tradisional (Fadillah, 2008).
Broiler merupakan hasil teknologi yaitu persilangan antara ayam Cornish dengan Plymouth Rock. Karakteristik ekonomis, pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan rendah, dipanen cepat karena pertumbuhannya yang cepat, dan sebagai penghasil daging dengan serat lunak. Broiler adalah ayam yang pertumbuhannya cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah. Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain : ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi (Fadillah, 2008). Ayam broiler terutama unggas yang pertumbuhannya cepat pada fase hidup awal, setelah itu pertumbuhan menurun dan akhirnya berhenti akibat pertumbuhan jaringan yang membentuk tubuh. Broiler mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan dibandingkan dengan jenis ayam piaraan dalam klasifikasinya, karena broiler mempunyai kecepatan yang sangat tinggi dalam pertumbuhannya. Hanya dalam tujuh atau delapan minggu saja, ayam tersebut sudah dapat dikonsumsi dan dipasarkan padahal ayam jenis lainnya masih sangat kecil, bahkan apabila broiler
1
xiii
dikelola secara intensif sudah dapat diproduksi hasilnya pada umur enam minggu dengan berat badan mencapai 2 kilogram per ekor.
Selain itu untuk proses pertumbuhan dengan cepat, peternak biasanya menggunakan antibiotika ataupun antipiretika pada broiler untuk memacu pertumbuhan broiler. Namun penggunaan antibiotik pada ternak dibeberapa negara sudah dilarang karena adanya residu pada hasil daging yang dapat membahayakan konsumen (Barton dan Hart, 2001). Sehingga perlu di cari imbuhan pakan pengganti antibiotik yang pemakaiannya aman untuk dikonsumsi, salah satunya asam organik.
Asam organik berfungsi sebagai acidifier. Mekanisme kerja dari acidifier adalah perbaikan pencernaan dengan meningkatkan kualitas enzim, serta menurunkan pH lambung dan menurunkan bakteri pathogen dalam saluran pencernaan (Silalahi, 2013).
Belum diketahui apakah pemberian asam organik dapat mempengaruhi pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan pada broiler tersebut karena masalah ini kurang mendapat perhatian khusus dari peternak. Oleh karena itu penelitian mengenai dampak pemberian asam organik dan anorganik terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan pada broiler perlu dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah pemberian berbagai dosis asam organik dan anorganik yang dicampurkan dengan pakan meningkatkan bobot badan broiler?
2. Apakah pemberian berbagai dosis asam organik dan anorganik yang dicampurkan dengan pakan mengurangi jumlah konsumsi pakan broiler?
3. Apakah pemberian berbagai dosis asam organik dan anorganik yang dicampurkan dengan pakan mengurangi konversi pakan broiler?
xiv 1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan asam organik dan anorganik dalam meningkatkan:
1. Pertambahan bobot badan.
2. Konsumsi pakan.
3. Konversi pakan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai pengaruh asam organik dan anorganik sebagai campuran pakan dalam meningkatkan bobot badan, konsumsi pakan dan FCR pada broiler.
1.5 Kerangka Konsep
Broiler banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kepentingan.
Komoditas unggulan dari broiler adalah daging (Ardana 2009), dan untuk memenuhi tingginya kebutuhan akan daging, peternak dituntut untuk meningkatkan produksinya. Beberapa langkah yang dilakukan peternak adalah pemberian pakan yang lebih dan imbuhan pakan. Penggunaan asam organik dan anorganik dapat meningkatkan kualitas pakan.
Pemberian asam organik maupun anorganik dapat melalui pakan atau air minum. Penambahan asam organik dan anorganik dapat menjaga keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan dengan cara menurunkan pH saluran pencernaan, sehingga penyerapan protein meningkat (Natsir, 2008).
Perlakuan pemberian asam organik dan anorganik dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: genetik, jenis kelamin, umur.
Faktor eksternal meliputi: lingkungan kandang, jumlah pakan, kualitas pakan, air minum, suhu, kelembaban, penyakit. Kedua faktor tersebut perlu dikendalikan agar tidak mempengaruhi kinerja asam organik dan anorganik
xv Gambar 1.1
Bagan Kerangka Konsep Keterangan :
: Dikendalikan
: Diteliti
Asam Organik dan Anorganik (Orgacid®)
Faktor Eksternal
- Lingkungan - Jumlah pakan - Kualitas pakan - Air minum - Suhu - Kelembaban - Penyakit
Faktor Internal
- Genetik - Jenis kelamin - Umur
- Bobot badan - Konsumsi
pakan - FCR
Fungsi Orgacids : - Menurunkan pH
pada saluran
pencernaan sehingga bakteri yang tidak tanah asam seperti E.colli akan mati - Meningkatkan
proses penyerapan nutrisi pada saluran pencernaan
xvi 1.6 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut
1. Pemberian berbagai dosis asam organik dan anorganik yang dicampurkan dengan pakan dapat meningkatkan bobot badan broiler.
2. Pemberian berbagai dosis asam organik dan anorganik yang dicampurkan dengan pakan dapat menurunkan jumlah konsumsi pakan broiler.
3. Pemberian berbagai dosis asam organik dan anorganik yang dicampurkan dengan pakan dapat menurunkan konversi pakan broiler.