• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

39

BAB III

PELAKSANAAN KERJA MAGANG

3.1 Kedudukan dan Koordinasi

Kerja magang dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo, dan Rekan sebagai junior auditor. KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo dan Rekan berlokasi di Cyber 2 Tower lantai 21, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X-5, Jakarta Selatan. Junior auditor melaksanakan jasa audit sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan memastikan pelaksanaan audit tersebut sesuai dengan standar mutu yang ada.

Junior auditor bertanggung jawab kepada senior auditor atas tugas yang diberikan. Dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, junior auditor mendapat bimbingan dan arahan dari bapak Heru selaku manager 3 tetapi untuk pelaksanaan tugasnya junior auditor mendapatkan arahan dari Jordan Vincent selaku senior auditor. Kerjasama dan arahan yang baik pada saat melakukan pekerjaan membantu proses pengerjaan dan pelaksanaan audit menjadi lebih cepat dan produktif dalam menyelesaikan tugas – tugas yang menjadi tanggung jawab junior auditor selama proses kerja magang berlangsung.

3.2 Tugas yang Dilakukan

Tugas-tugas yang dilakukan selama magang adalah sebagai berikut:

(2)

40 1. Melakukan rekalkulasi akumulasi depresiasi aset tetap.

Rekalkulasi berarti melakukan perhitungan kembali dari perhitungan matematika yang dibuat oleh klien. Perhitungan ulang termasuk pemeriksaan kembali dengan melakukan uji untuk menilai keakuratan dari setiap perhitungan yang dilakukan. Dalam pekerjaan ini, junior auditor melakukan perhitungan ulang terhadap akumulasi depresiasi aset tetap (predictive value). Predictive value of depreciation adalah salah satu bentuk rekalkulasi yang dilakukan oleh auditor dengan membuat prediksi atas nilai akumulasi depresiasi dan melakukan pemeriksaan untuk memastikan perusahaan sudah melakukan penyusutan atas aset tetap yang dimiliki dengan benar, serta memastikan tidak adanya indikasi salah saji yang material dari akun – akun depresiasi yang akan dibebankan sehingga akan berpengaruh terhadap statement of financial position, statement of profit or loss, dan saldo laba perusahaan.

Rekalkulasi akumulasi depresiasi dan prediksi depresiasi ini dilakukan menggunakan program Ms. excel. Dokumen atau data yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan ini adalah laporan keuangan beserta catatan atas laporan keuangan perusahaan 1 tahun periode sebelumnya, kertas kerja pemeriksaan aset tetap (B3 – Fixed Assets), dan list excel aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Langkah – langkah yang dilakukan adalah:

1) Memperoleh dokumen yang dibutuhkan seperti laporan keuangan

beserta catatan atas laporan keuangan perusahaan 1 tahun periode

(3)

41 sebelumnya, kertas kerja pemeriksaan aset tetap (B3 – Fixed Assets) dan list excel aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan dari senior auditor.

2) Melihat tanggal pembelian dan harga perolehan aktiva tetap perusahaan klien yang terdapat pada data excel list fixed assets.

3) Melihat metode depresiasi yang dipergunakan oleh perusahaan dan masa manfaat aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang terdapat pada notes to the financial statement nomor 2 dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan mengenai aset tetap dan pada list excel.

4) Menghitung depresiasi per tahun dan per bulan sesuai dengan metode penyusutan dan masa manfaat aset pada kolom baru dalam excel pada kertas kerja pemeriksaan aset tetap (B3 – Fixed Assets) bagian supporting schedule B320.

5) Melakukan input pada kolom “Prediktif Akumulasi Akhir Tahun 2017” menggunakan data predictive value ending 2017 yang telah dikerjakan pada audit periode sebelumnya dan melakukan rekalkulasi terhadap prediktif akumulasi akhir tahun 2017 yang dimasukkan ke dalam kolom “Control” pada supporting schedule B320.

6) Menghitung beban depresiasi tahun berjalan.

7) Menghitung akumulasi depresiasi aset tetap sampai dengan tahun

berjalan pada kolom baru dalam excel.

(4)

42 8) Melakukan input jenis kendaraan dan nominal angka pada kolom

“GL” dari data yang terdapat pada lead schedule (sheet B300) dalam kertas kerja pemeriksaan aset tetap (B3 – Fixed Assets).

9) Menjumlahkan angka perhitungan ke dalam kolom “Predictive”.

Untuk nilai aset tetap, perhitungan didapat dari penjumlahan subtotal kolom harga perolehan, sedangkan untuk akumulasi depresiasi didapat dari penjumlahan subtotal kolom “Prediktif Akumulasi Akhir 2018”.

10) Mencocokkan akumulasi depresiasi yang dihitung oleh klien dengan saldo prediktif yang telah dihitung auditor untuk melihat ada atau tidaknya selisih perhitungan atau salah saji material.

11) Melaporkan hasil pekerjaan ini dan temuan audit kepada senior auditor.

2. Merekapitulasi mutasi dan melakukan mapping aset tetap.

Merekapitulasi mutasi berarti menghitung adanya pergerakan saldo pada

suatu akun berupa penambahan atau pengurangan pada periode

pembukuan, sedangkan dalam melakukan mapping auditor

mengelompokkan bagian-bagian kecil pada sub-account menjadi suatu

sub-account dalam laporan keuangan berdasarkan jenis dari sub-account

tersebut. Tujuan dari dilakukannya proses rekapitulasi mutasi adalah untuk

mengetahui jumlah penambahan atau pengurangan pada aset tetap,

sedangkan mapping aset tetap dilakukan untuk memudahkan auditor

(5)

43 memasukkan saldo aset tetap ke dalam draft financial report audited yang sudah dikelompokkan berdasarkan jenis aset tetap.

Dokumen yang dibutuhkan adalah kertas kerja pemeriksaan aset tetap (B3 – Fixed Assets), serta list excel aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan:

1. Memperoleh dokumen yang dibutuhkan seperti kertas kerja pemeriksaan aset tetap (B3 – Fixed Assets) tahun 2018 dan 2017, serta list excel aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan tahun 2018.

2. Melakukan input data saldo awal dan saldo akhir pada supporting schedule sheet B330 – Mutation of Fixed Assets. Data saldo awal dan saldo akhir diambil dari Lead schedule sheet B300.

3. Melakukan perhitungan mutasi dengan mengurangkan jumlah saldo akhir dengan saldo awal. Apabila terdapat penambahan, masukkan ke dalam kolom “Penambahan”, sedangkan jika saldo berkurang, maka dimasukkan ke dalam kolom “Pengurangan”.

4. Melakukan penjumlahan pada kolom saldo akhir, baik untuk harga perolehan aset tetap maupun akumulasi depresiasi aset tetap.

5. Menghitung nilai buku aset dengan cara mengurangkan total harga perolehan aset tetap dengan akumulasi depresiasi aset tetap.

6. Melakukan mapping dengan berdasarkan mapping aset tetap audit

tahun sebelumnya, kemudian menghitung jumlah per kelompok aset

tetap pada kertas kerja pemeriksaan B3 – Fixed Assets, sehingga

(6)

44 nantinya dapat dimasukkan dengan lebih mudah ke dalam draft financial report audited.

7. Menginformasikan hasil pekerjaan dan mengirimkannya kepada senior auditor untuk di-review.

3. Membuat supporting schedule akun cash and bank.

Supporting schedule merupakan lembar kerja yang dibuat oleh klien atau auditor dan berisi detail untuk mendukung suatu jumlah angka secara spesifik pada laporan keuangan. Dalam pekerjaan ini supporting schedule yang dibuat adalah untuk akun cash and bank. Tujuan dilakukannya pekerjaan ini adalah agar auditor memiliki dokumentasi audit terkait akun kas dan bank yang disertai dengan jumlah angka yang lebih detail. Selain itu, dengan dibuatnya supporting schedule auditor juga melakukan input data terkait saldo kas dan bank.

Dokumen yang diperlukan adalah working paper A5 – Cash and Bank, dan rekening koran. Langkah-langkah untuk membuat supporting schedule akun cash and bank adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh dokumen yang dibutuhkan, yaitu working paper A5 – Cash and Bank 2018 dan 2017, dan rekening koran tahun 2018 dari senior auditor.

2. Membuat sheet supporting schedule A510 dengan mengikuti

template pada working paper A5 – Cash and Bank 2017.

(7)

45 3. Memasukkan daftar cash in bank beserta angka pada kolom “GL”

sesuai angka pada sheet A500.

4. Memasukkan angka yang terdapat pada rekening koran ke dalam kolom “Original Amount”.

5. Menghitung selisih antara angka pada kolom “GL” dengan angka pada kolom “Rp” dan dimasukkan pada kolom “Difference (Rp)”

6. Menjumlahkan total dari masing-masing kolom “GL”, “Original Amount”, “Rp”, dan “Difference (Rp)”.

7. Membandingkan total pada kolom “Rp” dengan total pada kolom

“GL” untuk memperoleh persentase jumlah kas pada bank terhadap jumlah kas yang dicatat menurut klien.

8. Melaporkan hasil dan temuan audit kepada senior auditor.

4. Merekapitulasi dan memasukkan data pada supporting schedule akun taxations (Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan (PPh)

pasal 15, PPh pasal 21, PPh pasal 23, dan PPh pasal 25).

Dalam melakukan proses audit, auditor juga melakukan pemeriksaan

terhadap akun perpajakan. Tujuan dari merekapitulasi dan memasukkan

data terkait perpajakan adalah mendokumentasikan data dari Surat

Pemberitahuan (SPT) pajak yang merupakan bukti-bukti perpajakan ke

dalam kertas kerja pemeriksaan untuk memastikan bahwa jumlah tercatat

terkait perpajakan sudah dicatat dengan lengkap, akurat, dan disajikan

dengan wajar. Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib

(8)

46 Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak, objek pajak dan/atau harta serta kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ke Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak terdaftar.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang atau jasa di dalam daerah pabean. PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri. Untuk PPh pasal 23, auditor melakukan rekapitulasi penghasilan yang merupakan objek pemotongan PPh Pasal 23 dengan tarif sebesar 2% dari jumlah bruto berupa imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lainnya. Terkait PPh pasal 25, wajib pajak badan wajib membayar angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan. PPh 15 merupakan pajak penghasilan atas semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak berdasarkan perjanjian charter dari pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri.

Dokumen yang diperlukan untuk merekapitulasi dan memasukkan

data pada supporting schedule akun taxations (Pajak Pertambahan Nilai

(PPN), Pajak Penghasilan (PPh) pasal 15, PPh pasal 21, PPh pasal 23, dan

(9)

47 PPh pasal 25) adalah working paper F – Taxations, Bukti Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN, SPT Masa PPN, Bukti Penerimaan SPT Masa PPh pasal 15, Surat Setoran Pajak (SSP) PPh pasal 15, SPT Masa PPh final pasal 15, Bukti Pemotongan PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang kepada Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri (Final), bukti bayar PPh 15, SPT masa PPh 21, bukti bayar PPh 21, SPT Masa PPh 23, dokumen bukti pemotongan PPh pasal 23, bukti bayar PPh 23, Bukti Penerimaan Surat (BPS) SPT Masa PPh pasal 25, Surat Setoran Pajak (SSP) PPh pasal 25, dan bukti bayar PPh 25.

1. Untuk rekapitulasi PPN, langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Memperoleh dokumen yang dibutuhkan, yaitu working paper F – Taxations, Bukti Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN, dan SPT Masa PPN.

b. Membuka sheet F250 pada working paper F – Taxations, kemudian melakukan input pada kolom “Bulan” sesuai dengan Masa PPN dan kolom “Pajak Keluaran” bagian “DPP harus dipungut sendiri (Rp)” sesuai dengan yang tertera pada SPT Masa PPN.

c. Mengisi bagian “Total DPP” dengan menjumlahkan kolom

“Ekspor”, “DPP harus dipungut sendiri (Rp)”, dan “DPP tidak dipungut”

d. Memasukkan angka pada kolom “Total DPP” ke dalam kolom

“Total Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang terkena PPN”

(10)

48 e. Menghitung “PPN Penyerahan” dengan cara Total DPP yang terkena PPN dikali dengan 10%. Setelah itu memasukkannya pada kolom “Subtotal PPN (PK) Dibayar”

f. Mengisi kolom “Pajak Masukan” dengan mengisi bagian kolom

“PM yang dapat diperhitungkan” dan menjumlahkan kolom

“PPN disetor dimuka” dengan kolom “PM yang dapat diperhitungkan” untuk memperoleh angka “Subtotal PPN (PM) Dibayar.”

g. Mengisi kolom “PPN Kurang (Lebih) Bayar” dengan cara mengurangkan jumlah pada kolom “Subtotal PPN (PK) Dibayar” dengan “Subtotal PPN (PM) Dibayar” dan

“Kompensasi Bulan Sebelumnya.”

h. Mengisi kolom “PPN Kurang (Lebih) Pada SPT Pembetulan”

apabila terdapat pembetulan pada SPT Masa PPN.

i. Mengisi kolom “PPN Kurang (Lebih) Karena Pembetulan”

dengan mengurangi angka pada kolom “PPN Kurang (Lebih) Bayar” dengan kolom “PPN Kurang (Lebih) Pada SPT Pembetulan”.

j. Mengisi kolom “Reported (SPT)” sesuai dengan tanggal pelaporan SPT Masa PPN.

k. Menghitung selisih pada saldo akhir PPN kurang atau lebih

bayar dengan jumlah PPN keluaran yang terdapat pada lead

schedule F200. Jika terdapat perbedaan, maka dijadikan sebagai

(11)

49 temuan audit.

l. Melaporkan hasil temuan audit kepada senior auditor.

2. Untuk rekapitulasi PPh pasal 15, langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Memperoleh dokumen yang dibutuhkan, yaitu working paper F – Taxations tahun 2018, Bukti Penerimaan SPT Masa PPh pasal 15, Surat Setoran Pajak (SSP) PPh pasal 15, SPT Masa PPh final pasal 15, Bukti Pemotongan PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang kepada Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri (Final), dan bukti bayar PPh 15.

b. Membuka sheet F260 pada working paper F – Taxations, kemudian mencocokkan jumlah angka pada Bukti Penerimaan SPT Masa PPh pasal 15, Surat Setoran Pajak (SSP) PPh pasal 15, SPT Masa PPh final pasal 15, Bukti Pemotongan PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang kepada Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri (Final), dan bukti bayar PPh 15.

c. Melakukan input pada kolom “Period” sesuai dengan periode SPT Masa PPh pasal 15, mengisi kolom “Description” sesuai dengan uraian yang tertulis pada SPT Masa PPh pasal 15.

d. Mengisi kolom “Gross Income” sesuai dengan jumlah bruto imbalan pada SPT Masa PPh pasal 15 dan mengisi tarif pajak pada kolom “Rate.”

e. Melakukan perhitungan pada kolom “Tax Payable ART 15”

(12)

50 dengan mengalikan angka pada kolom “Gross Income” dan

“Rate.”

f. Mengisi kolom tanggal sesuai dengan tanggal pembayaran dan pelaporan SPT.

g. Memasukkan nama bank yang digunakan untuk melakukan transfer terkait PPh 15.

h. Melakukan perhitungan total pada kolom “Gross Income” dan

“Tax Payable ART 15”.

i. Menghitung selisih pada total kolom “Tax Payable ART 15”

dengan jumlah PPh 15 yang terdapat pada lead schedule F200.

Jika terdapat perbedaan, maka dijadikan sebagai temuan audit.

j. Melaporkan hasil temuan audit kepada senior auditor.

3. Untuk rekapitulasi PPh pasal 21, langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Memperoleh dokumen yang dibutuhkan, yaitu working paper F – Taxations tahun 2018, SPT masa PPh 21, serta bukti bayar PPh 21.

b. Mencocokkan angka pada Bukti Pemotongan Pajak PPh 21 (Tidak Final) dengan angka pada SPT Masa PPh 21.

c. Membuka sheet F220 pada working paper F – Taxations, kemudian melakukan input pada kolom “Period” sesuai dengan periode SPT Masa PPh pasal 21, mengisi kolom “Description”

dan “Headcount” sesuai dengan uraian penerima penghasilan

(13)

51 yang tertulis pada SPT Masa PPh pasal 21.

d. Mengisi kolom “Gross Income” sesuai dengan jumlah penghasilan bruto pada SPT Masa PPh pasal 21.

e. Melakukan input pada kolom “Tax Payable” dengan berdasarkan pada angka dalam “Jumlah Pajak Dipotong” SPT Masa PPh pasal 21.

f. Mengisi kolom tanggal sesuai dengan tanggal pembayaran dan pelaporan SPT.

g. Memasukkan nama bank yang digunakan untuk melakukan transfer terkait PPh 21.

h. Melakukan perhitungan pada bulan Desember kolom “Tax Payable” dan “Gross Income”.

i. Menghitung selisih pada total kolom “Tax Payable” bulan Desember dengan jumlah PPh 21 yang terdapat pada lead schedule F200. Jika terdapat perbedaan, maka dijadikan sebagai temuan audit.

j. Melaporkan hasil temuan audit kepada senior auditor.

4. Untuk rekapitulasi PPh pasal 23, langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Memperoleh dokumen yang dibutuhkan, yaitu working paper F – Taxations tahun 2018, SPT Masa PPh 23, dokumen bukti pemotongan PPh pasal 23, dan bukti bayar PPh 23.

b. Membuka sheet F230 pada working paper F – Taxations,

(14)

52 kemudian melakukan input pada kolom “Period” sesuai dengan periode SPT Masa PPh pasal 21, mengisi kolom “Description”

sesuai dengan uraian yang tertulis pada SPT Masa PPh pasal 23.

c. Mencocokkan angka pada Daftar Bukti Pemotongan Pajak PPh 23 dengan angka pada SPT Masa PPh 23 dan jumlah transfer yang dilakukan.

d. Mengisi kolom “Gross Income” sesuai dengan jumlah penghasilan bruto pada SPT Masa PPh pasal 23.

e. Melakukan input pada kolom “Rate” sesuai dengan tarif pajak PPh 23 yaitu 2%, dan menghitung jumlah pada kolom “Tax Payable” dengan berdasarkan perkalian angka “Gross Income”

dengan “Rate”.

f. Mengisi kolom tanggal sesuai dengan tanggal pembayaran dan pelaporan SPT.

g. Memasukkan nama bank yang digunakan untuk melakukan transfer terkait PPh 23.

h. Melakukan perhitungan pada bulan Desember kolom “Tax Payable”.

i. Menghitung selisih pada total kolom “Tax Payable” bulan Desember dengan jumlah PPh 23 yang terdapat pada lead schedule F200. Jika terdapat perbedaan, maka dijadikan sebagai temuan audit.

j. Melaporkan hasil temuan audit kepada senior auditor.

(15)

53 5. Untuk rekapitulasi PPh pasal 25, langkah-langkah yang dilakukan

adalah:

a. Memperoleh dokumen yang dibutuhkan, yaitu working paper F – Taxations tahun 2018, Bukti Penerimaan Surat (BPS) SPT Masa PPh pasal 25, Surat Setoran Pajak (SSP) PPh pasal 25, dan bukti bayar PPh pasal 25.

b. Membuka sheet F120 pada working paper F – Taxations, melakukan input pada kolom “Month” sesuai dengan periode pada Surat Setoran Pajak (SSP) PPh pasal 25, kemudian mengisi kolom “Amount” sesuai dengan jumlah yang tertera pada Surat Setoran Pajak (SSP) PPh pasal 25.

c. Mencocokkan angka pada Surat Setoran Pajak PPh pasal 25 dengan jumlah transfer yang dilakukan.

d. Mengisi kolom tanggal sesuai dengan tanggal pembayaran dan pelaporan SSP.

e. Memasukkan nama bank yang digunakan untuk melakukan transfer terkait PPh 25.

f. Melakukan perhitungan pada kolom “Amount”.

g. Menghitung selisih pada total kolom “Amount” dengan jumlah PPh 25 yang terdapat pada lead schedule F100. Jika terdapat perbedaan, maka dijadikan sebagai temuan audit.

h. Melaporkan hasil temuan audit kepada senior auditor.

(16)

54 5. Melakukan vouching akun revenue.

Vouching adalah suatu proses audit yang dilakukan auditor dengan menggunakan dokumentasi untuk mendukung transaksi atau jumlah yang tercatat. Auditor melakukan pemeriksaan dokumen, catatan atau bukti- bukti yang cukup untuk meyakinkan auditor bahwa transaksi perusahaan benar-benar ada pada tanggal pelaporan dan berasal dari transaksi atau kejadian tercatat yang terjadi dan berkaitan dengan entitas/perusahaan selama periode akuntansi. Vouching akun revenue dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa transaksi pendapatan tercatat pada perusahaan didukung oleh bukti memadai yang lengkap dan sesuai, mendukung keterjadian/keberadaan dan akurasi pencatatan transaksi, serta memastikan tidak adanya salah saji material dalam pencatatan transaksi dan pelaporan akun pendapatan. Dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan vouching atas akun revenue adalah file excel working paper D2 – Revenue, dokumen bukti jurnal, invoice, faktur pajak, berita acara serah terima barang, serta surat keterangan yang mendukung transaksi penjualan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses melakukan vouching atas akun revenue adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh file atau dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan

vouching atas akun revenue, seperti file excel working paper D2 –

Revenue, dokumen bukti jurnal, invoice, faktur pajak, berita acara

(17)

55 serah terima barang, serta surat keterangan yang mendukung transaksi penjualan.

2. Memasukkan jumlah nominal yang tertera pada dokumen bukti jurnal terkait penjualan pada file excel working paper D2 – Revenue dalam sheet D210 “Revenue – Vouching” kolom “Per Document”. Apabila terdapat selisih antara angka nominal pada kolom “Per General Ledger (GL)” dengan kolom “Per Document” maka selisihnya dimasukkan ke dalam kolom “Difference” dan dijadikan sebagai temuan audit.

3. Mencocokkan antara data pada file excel working paper D2 – Revenue dengan dokumen bukti jurnal. Apabila jumlah dan deskripsi pada data excel sama dengan yang tertera pada dokumen bukti jurnal, maka diberikan tanda centang (V) pada kolom nomor 1. Apabila tidak, maka diberikan tanda silang (X) pada kolom tersebut.

4. Melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung mengenai otorisasi yang tertera pada dokumen untuk menunjukkan bahwa dokumen telah dibuat, diperiksa, dan disetujui oleh pihak yang memiliki otorisasi yang tepat. Apabila dokumen memiliki otorisasi yang tepat, diberikan tanda centang (V) pada kolom nomor 2. Apabila tidak ada yang mengotorisasi dokumen tersebut, diberikan tanda silang (X) pada kolom tersebut.

5. Memeriksa dokumen-dokumen pendukung lain yang berasal dari

pihak ketiga dan mampu memberikan keterangan atau bukti

(18)

56 keterjadian penjualan. Apabila terdapat dokumen pendukung tersebut, maka diberikan tanda centang (V) pada kolom nomor 3. Apabila tidak ada dokumen pendukung, diberikan tanda silang (X) pada kolom tersebut.

6. Memeriksa dokumen bukti jurnal dengan dokumen-dokumen pendukung lain yang berasal dari pihak ketiga untuk memastikan bahwa jumlah dan deskripsi pada kedua dokumen tersebut telah sama dan mampu membuktikan transaksi penjualan. Apabila dokumen- dokumen tersebut cocok, diberikan tanda centang (V) pada kolom nomor 4. Apabila tidak, maka diberikan tanda silang (X) pada kolom tersebut.

7. Memberikan keterangan apabila diperlukan (seperti jika terdapat kekurangan dokumen) pada kertas kerja pemeriksaan.

8. Memberikan kode referensi pada kolom “Vo Reff” dan menuliskan kode referensi pada bukti fisik terkait pekerjaan vouching ini.

9. Mengirimkan hasil vouching kepada senior auditor dan menginformasikan apabila terdapat temuan audit.

6. Melakukan vouching akun operating expense.

Vouching yang dilakukan untuk akun operating expense bertujuan untuk

mendukung asersi keterjadian/keberadaan, akurasi, dan kelengkapan

pencatatan transaksi, serta memastikan tidak adanya salah saji material

dalam pencatatan transaksi dan pelaporan terkait akun operating expense.

(19)

57 Dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan vouching atas akun operating expense adalah file excel working paper E6 – Operating Expense, dokumen permohonan pembayaran (expense), dokumen bukti pengeluaran bank, invoice, bukti transfer bank, dan faktur pajak.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses melakukan vouching atas akun operating expense adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh file atau dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan vouching atas akun operating expense, seperti file excel working paper E6 – Operating Expense, general ledger bagian operating expense, dokumen permohonan pembayaran (expense), dokumen bukti pengeluaran bank, invoice, bukti transfer bank, dan faktur pajak.

2. Memasukkan jumlah nominal yang tertera pada dokumen bukti pengeluaran bank pada kolom “Per Document”. Apabila terdapat selisih antara angka nominal pada kolom “Per General Ledger (GL)”

dengan kolom “Per Document” maka selisihnya dimasukkan ke dalam kolom “Difference” dan dijadikan sebagai temuan audit.

3. Mencocokkan antara data pada file excel working paper E6 –

Operating Expense dengan dokumen bukti pengeluaran bank. Apabila

jumlah dan deskripsi pada data excel sama dengan yang tertera pada

dokumen bukti pengeluaran bank, maka diberikan tanda centang (V)

pada kolom nomor 1. Apabila tidak, maka diberikan tanda silang (X)

pada kolom tersebut.

(20)

58 4. Melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung mengenai otorisasi yang tertera pada dokumen untuk menunjukkan bahwa dokumen telah dibuat, diperiksa, dan disetujui oleh pihak yang memiliki otorisasi yang tepat. Apabila dokumen memiliki otorisasi yang tepat, diberikan tanda centang (V) pada kolom nomor 2. Apabila tidak ada yang mengotorisasi dokumen tersebut, diberikan tanda silang (X) pada kolom tersebut.

5. Memeriksa dokumen-dokumen pendukung lain yang berasal dari pihak ketiga dan mampu memberikan keterangan atau bukti keterjadian beban operasional. Apabila terdapat dokumen pendukung tersebut, maka diberikan tanda centang (V) pada kolom nomor 3.

Apabila tidak ada dokumen pendukung, diberikan tanda silang (X) pada kolom tersebut.

6. Memeriksa dokumen bukti pengeluaran bank dengan dokumen- dokumen pendukung lain yang berasal dari pihak ketiga untuk memastikan bahwa jumlah dan deskripsi pada kedua dokumen tersebut telah sama dan mampu membuktikan transaksi beban operasional. Apabila dokumen-dokumen tersebut cocok, diberikan tanda centang (V) pada kolom nomor 4. Apabila tidak, maka diberikan tanda silang (X) pada kolom tersebut.

7. Memberikan keterangan apabila diperlukan (seperti jika terdapat

kekurangan dokumen) pada kertas kerja pemeriksaan

(21)

59 8. Memberikan kode referensi pada kolom “Vo Reff” dan menuliskan

kode referensi pada bukti fisik terkait pekerjaan vouching ini.

9. Mengirimkan hasil vouching kepada senior auditor dan menginformasikan apabila terdapat temuan audit.

7. Melakukan input hasil stock opname inventory.

Stock opname adalah proses kegiatan perhitungan fisik persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Melakukan input hasil stock opname inventory bertujuan untuk memastikan adanya asersi keberadaan dan kelengkapan yang ditunjukkan dengan adanya kesamaan persediaan tercatat antara data stock opname dengan laporan keuangan klien dan menghitung nilai persediaan akhir. Dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan input hasil stock opname inventory adalah hardcopy catatan hasil (berita acara) stock opname, kertas kerja pemeriksaan persediaan, dan beban pokok penjualan (C1 – Inventory dan E2 – Cost of Good Sold).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses melakukan input hasil stock opname inventory adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh hardcopy catatan hasil (berita acara) stock opname yang

didapat dari hasil perhitungan fisik persediaan, kertas kerja pemeriksaan

persediaan dan beban pokok penjualan (C1 – Inventory dan E2 – Cost

of Good Sold) dari senior auditor.

(22)

60 2. Memasukkan data pada catatan hasil stock opname seperti jenis kayu, saldo awal, jumlah produksi, jumlah penjualan (pengapalan), dan saldo akhir ke dalam kertas kerja pemeriksaan persediaan.

3. Membandingkan nilai stock opname dengan kertas kerja pemeriksaan persediaan.

4. Memberikan kepada auditor senior untuk di-review kembali.

8. Merekapitulasi Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR).

Dalam Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia

No.P.68/MENHUT-II/2014 menjelaskan bahwa Provisi Sumber Daya

Hutan (PSDH) adalah pungutan sebagai pengganti nilai intrinsik dari hasil

hutan yang dipungut dari hutan negara dan atau terhadap hasil hutan yang

berada pada kawasan hutan yang telah dilepas statusnya menjadi bukan

kawasan hutan dan atau hutan negara yang dicadangkan untuk

pembangunan di luar sektor kehutanan. Sedangkan Dana Reboisasi (DR)

adalah dana untuk reboisasi dan rehabilitasi hutan serta kegiatan

pendukungnya yang dipungut dari pemanfaatan hasil hutan kayu alam

yang berasal dari hutan negara dan atau terhadap hasil hutan kayu hutan

alam yang telah dilepas statusnya menjadi bukan kawasan hutan dan atau

hutan negara yang dicadangkan untuk pembangunan di luar sektor

kehutanan dan atau terhadap hasil hutan yang berada pada kawasan hutan

yang dilepas statusnya menjadi bukan kawasan hutan dan atau hutan

(23)

61 negara yang dicadangkan untuk pembangunan di luar sektor kehutanan.

Tujuan dilakukannya rekapitulasi terhadap PSDH dan DR adalah untuk memastikan bahwa nilai PSDH dan DR yang ada sudah dicatat secara lengkap dan tepat.

Dokumen yang dibutuhkan adalah bukti jurnal, invoice penjualan dan kertas kerja pemeriksaan persediaan (C1 – Inventory). Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan rekapitulasi Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR) adalah:

1. Memperoleh bukti jurnal, invoice penjualan dan kertas kerja pemeriksaan persediaan (C1 – Inventory).

2. Memasukkan data pada invoice penjualan terkait nilai PSDH dan DR ke dalam kertas kerja pemeriksaan persediaan sheet PSDH.DR.

3. Kolom tanggal diisi dengan tanggal invoice.

4. Kolom “Voucher” dan “Description” diisi dengan nomor dan penjelasan pada bukti jurnal

5. Kolom “Per Document” diisi dengan mengambil jumlah pada kolom PSDH dan DR yang terdapat pada invoice.

6. Mengisi kolom “Stated per book” dengan angka yang terdapat pada sheet C111.

7. Menjumlahkan masing-masing kolom “Per Document” dan

“Stated per book”, kemudian menghitung selisih antara jumlah pada kedua kolom tersebut

8. Memberitahukan kepada auditor senior untuk di-review.

(24)

62 9. Membuat surat konfirmasi akun utang pemegang saham dan utang

pihak berelasi.

Konfirmasi adalah suatu cara untuk memperoleh bukti audit berupa respon dan penjelasan tertulis dari pihak ketiga yang melakukan verifikasi atas akurasi dari informasi yang diajukan oleh auditor pada saat melakukan proses audit. Surat konfirmasi utang adalah surat yang menyajikan jumlah hak yang dimiliki kreditur pada tanggal tertentu sesuai dengan permintaan berdasarkan informasi yang dibutuhkan oleh auditor. Surat konfirmasi utang dibuat oleh auditor agar klien mengajukan permintaan kepada pemilik utang untuk memberikan keterangan atau informasi mengenai saldo utang klien pada tanggal laporan keuangan yang diaudit. Tujuan dalam membuat konfirmasi utang pemegang saham dan utang pihak berelasi adalah untuk memperoleh bukti dari pihak pemegang saham dan pihak berelasi bahwa jumlah saldo yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan telah disajikan dengan benar. Surat konfirmasi utang dibuat dengan mengacu pada saldo utang dari buku besar perusahaan klien untuk periode yang berakhir pada tanggal tutup buku perusahaan. Selama proses kerja magang, konfirmasi yang dibuat merupakan konfirmasi positif.

Dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan ini adalah daftar

utang beserta saldo, alamat pihak yang memiliki piutang kepada klien, dan

template untuk membuat konfirmasi utang yang berasal dari surat

konfirmasi tahun lalu.

(25)

63 Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses membuat konfirmasi utang pemegang saham dan utang pihak berelasi adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh informasi utang beserta saldo, alamat pihak yang memiliki utang usaha kepada klien, dan template untuk membuat konfirmasi utang usaha. Informasi mengenai jumlah utang dan alamat diperoleh langsung dari senior auditor yang diberikan secara lisan.

2. Melengkapi data template konfirmasi utang, seperti tanggal diserahkannya konfirmasi kepada klien, nomor surat konfirmasi, nama perusahaan klien, nama pemilik piutang, tanggal tutup buku yang diaudit beserta saldo utang tercatat, contact person Kantor Akuntan Publik, dan tanggal diharapkannya balasan surat konfirmasi.

3. Memberikan surat konfirmasi utang yang sudah dibuat kepada senior auditor untuk dikirimkan kepada klien.

10. Melakukan footing, tie up, dan pemeriksaan kesalahan kata pada laporan audit.

a. Footing

Footing berarti penjumlahan pada kolom angka untuk menunjukkan

kesamaan total perhitungan dengan angka pada klien. Footing

merupakan bagian dari prosedur rekalkulasi yang membuktikan

ketelitian penjumlahan secara vertikal (dari atas ke bawah) maupun

horizontal (dari kiri ke kanan) pada laporan keuangan. Dokumen yang

dibutuhkan dalam melakukan footing adalah final financial report

(26)

64 audited. Proses footing dilakukan dengan cara perhitungan manual menggunakan kalkulator untuk menghitung penjumlahan angka-angka yang terdapat di laporan keuangan dan setiap subtotal. Dalam melakukan footing auditor perlu memperoleh draft final audit report.

Kemudian auditor akan melakukan perhitungan dengan menjumlahkan angka-angka yang terdapat di setiap subtotal akun- akun dalam laporan keuangan. Jika perhitungannya sudah benar, maka akan diberikan tanda berupa V terbalik (^), tetapi jika salah, maka angka yang salah dilingkari dan angka yang seharusnya tertera harus ditulis di sebelah angka yang salah.

b. Tie-up

Tie-up merupakan tugas yang dilakukan untuk mencocokkan catatan atas laporan keuangan dengan laporan keuangan. Fungsi dari tie-up adalah memastikan angka-angka yang tertera dalam laporan keuangan sudah cocok dan sesuai dengan angka yang tertera dalam notes to the financial statement, dan juga memastikan nomor-nomor pada catatan atas laporan keuangan yang ada pada laporan keuangan sudah cocok dengan penjelasan yang tertera dalam nomor catatan atas laporan keuangan. Dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan tie-up adalah final financial report audited. Jika sudah benar, maka tidak perlu dilakukan apapun, sedangkan jika tidak cocok, maka akan dilingkari dan diberikan pembenaran.

c. Pemeriksaan kesalahan kata pada laporan audit.

(27)

65 Final financial report audited. merupakan laporan yang diberikan oleh auditor kepada klien atas audit yang telah dilakukan. Untuk memastikan tidak adanya kesalahan dalam penulisan di final financial report audited maka dilakukan pemeriksaan ulang terhadap penulisannya. Dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan tie-up adalah final financial report audited. Langkah-langkah yang dikerjakan setelah memperoleh final financial report audited adalah melakukan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan atas kesalahan penulisan, kesalahan perhitungan, kesalahan pembulatan angka, kesalahan format tulisan, dan lainnya. Jika menemukan kesalahan, maka penulisan yang salah dilingkari dan memberikan pembenaran pada penulisannya. Setelah selesai melakukan footing, tie up, dan pemeriksaan kesalahan kata pada laporan audit, langkah terakhir adalah melaporkan hasilnya kepada senior auditor.

11. Membuat blank report.

Laporan Audit (Audit Report) merupakan laporan auditor yang

menyatakan bahwa pemeriksaan sudah dilakukan sesuai dengan standar

audit dan berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan. Pada awal

proses audit, auditor perlu mempersiapkan dokumentasi yang dapat

mendukung laporan audit, seperti blank report. Persiapan blank report

bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses pengisian

financial report audited yang dilakukan oleh auditor. Membuat blank

(28)

66 report dapat dilakukan dengan menggunakan template draft financial report pada periode sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor terkait blank report adalah:

a. Memperoleh format draft financial report tahun 2017.

b. Memindahkan saldo tahun 2017 untuk menggantikan saldo pada kolom tahun 2016 draft financial report tahun 2017 dan mengganti judul kolom tahun 2017 menjadi tahun 2018. Kemudian mengosongkan saldo pada kolom tersebut, sehingga saldo pada tahun 2018 menjadi kosong dan siap untuk diisi, sedangkan tahun 2017 menjadi berada di sebelah kanan draft financial report sebagai informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya.

12. Melakukan input data saldo awal Working Balance Sheet (WBS) dan Working Profit or Loss (WPL).

Kertas kerja (working paper) merupakan dokumentasi auditor dalam melakukan dan melaksanakan proses audit sehingga mendapatkan hasil prosedur audit yang telah dilakukan beserta temuan audit. Akun yang terdapat dalam WBS adalah akun-akun yang terdapat pada laporan posisi keuangan, seperti aset, liabilitas dan ekuitas. Sedangkan pada WPL terdapat akun pada laporan laba rugi, seperti pendapatan dan beban-beban.

Pembuatan WBS dan WPL bertujuan untuk merangkum keseluruhan saldo

dari seluruh akun dalam buku besar. Dokumen yang dibutuhkan adalah

rincian laporan keuangan klien dan working paper - Top cycle. Langkah-

(29)

67 langkah yang dilakukan untuk melakukan input data saldo awal Working Balance Sheet (WBS) dan Working Profit or Loss (WPL) untuk audit tahun berjalan adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh rincian laporan keuangan klien dan working paper - Top cycle.

2. Melakukan input pada working paper - Top cycle menggunakan data yang ada pada rincian laporan keuangan klien.

3. Memberikan hasil pekerjaan kepada senior auditor untuk di-review.

13. Melakukan mapping terhadap akun expense dan memasukkannya pada supporting schedule expense.

Mapping dilakukan dengan mengelompokkan data-data yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan klien menjadi satu jenis kelompok.

Tujuan dari mapping adalah agar jumlah angka yang dimasukkan ke dalam WPL untuk kertas kerja pemeriksaan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan tepat. Dokumen yang dibutuhkan adalah rincian laporan keuangan klien dan kertas kerja pemeriksaan E2 – Cost of Goods Sold. Langkah- langkah dilakukannya mapping dan input tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh data rincian laporan keuangan klien dan kertas kerja pemeriksaan E2 – Cost of Goods Sold dari senior auditor.

2. Mengelompokkan data yang terdapat pada biaya operasional dengan

mengikuti jenis kelompok biaya yang terdapat pada rincian laporan

keuangan.

(30)

68 3. Memasukkan data yang telah dikelompokkan ke dalam supporting

schedule kertas kerja pemeriksaan E2- Cost of Goods Sold.

14. Merekapitulasi utang dan utang lain-lain.

Merekapitulasi utang dan utang lain adalah proses kerja dengan mengumpulkan saldo akhir pada buku besar utang dan mengelompokkannya ke dalam akun utang dan utang lain-lain. Pekerjaan ini bertujuan untuk mengetahui kelompok utang-utang yang termasuk ke dalam working paper E1 – Account Payable. Dokumen yang diperlukan adalah General Ledger (GL) bagian utang dan working paper E1 – Account Payable. Langkah-langkah dalam merekapitulasi utang dan utang lain-lain adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh General Ledger bagian utang dan working paper E1 – Account Payable.

2. Melakukan input jumlah saldo akhir utang dagang dan utang lain-lain dari setiap pemilik piutang yang terdapat pada GL ke dalam working paper E1 – Account Payable.

3. Melakukan perhitungan ulang terkait utang dagang dan utang lain-lain.

4. Membandingkan jumlah pada perhitungan ulang dengan jumlah yang terdapat pada lead schedule dalam working paper E1 – Account Payable.

5. Melaporkan hasil pekerjaan kepada senior auditor.

(31)

69 15. Merekapitulasi piutang per pelanggan dan melakukan recalculate

jumlah piutang.

Merekapitulasi piutang per pelanggan dan melakukan recalculate jumlah piutang bertujuan untuk memastikan bahwa perhitungan dan pencatatan piutang per customer sudah dilakukan dengan benar dan tepat, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dokumen yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah GL bagian piutang. Langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh General Ledger bagian piutang.

2. Membuka Ms. Excel.

3. Membuat tabel dengan format “Nomor”, “Nama Perusahaan”, dan

“Saldo Per 31 Desember 2018” pada dokumen excel.

4. Membuka GL dan mencari nama perusahaan yang memiliki saldo piutang pada tanggal tutup buku.

5. Memasukkan nama perusahaan tersebut beserta dengan saldo akhir piutang ke dalam tabel excel yang telah dibuat.

6. Menjumlahkan total saldo piutang dan membandingkannya dengan saldo akhir piutang pada GL untuk melihat ketepatan jumlah angka yang telah direkapitulasi.

7. Memberikan hasil pekerjaan ini kepada senior auditor.

16. Menghitung mutasi piutang.

Menghitung mutasi piutang bertujuan untuk memastikan bahwa

(32)

70 perhitungan dan pencatatan piutang per customer sudah dilakukan dengan benar dan tepat, serta mengetahui pergerakan saldo piutang per bulannya.

Dokumen yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah invoice kepada pelanggan, GL bagian piutang, serta kertas kerja pemeriksaan D1 – Trade Receivable. Langkah-langkah dalam melakukan perhitungan mutasi piutang adalah seperti berikut:

1. Memperoleh dokumen invoice kepada pelanggan, GL bagian piutang, serta kertas kerja pemeriksaan D1 – Trade Receivable.

2. Membuat tabel baru pada kertas kerja pemeriksaan D1 – Trade Receivable dengan format nama perusahaan, saldo awal, mutasi (penambahan dan pengurangan) per bulan, serta saldo akhir piutang.

3. Kolom saldo awal didapat dari lead schedule dalam kerja pemeriksaan D1 – Trade Receivable, sedangkan pada kolom penambahan didapat dari nilai invoice yang ditagihkan kepada pelanggan, sedangkan pengurangan diambil dari saldo kredit pada GL piutang. Untuk mengetahui pengurangan kepada customer yang tepat, auditor harus memerhatikan keterangan pada GL saat dilakukannya pelunasan piutang tersebut.

4. Menghitung saldo akhir dengan perhitungan saldo awal ditambah dengan penambahan dan dikurang dengan pengurangan piutang.

5. Menjumlahkan total saldo awal, mutasi perbulan dan saldo akhir.

6. Mencocokkan data hasil perhitungan dengan data pada lead schedule.

(33)

71 7. Memberikan hasil pekerjaan kepada senior auditor untuk dilakukan

review.

17. Melakukan prosedur subsequent payment pada akun account payable.

Dalam melakukan proses audit, terkadang diperlukan prosedur untuk melakukan penyesuaian terhadap saldo yang terdapat pada laporan keuangan yang sedang diaudit. Prosedur subsequent payment adalah salah satu prosedur yang dilakukan oleh auditor untuk menyesuaikan saldo akun utang. Subsequent event adalah kejadian yang terjadi setelah periode tutup buku pada laporan keuangan tetapi masih berada pada periode sebelum diterbitkannya laporan audit, sehingga pada periode tersebut masih merupakan periode auditor untuk memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai untuk mendukung opini yang akan diterbitkan auditor. Dalam melakukan prosedur subsequent payment, auditor harus memperhitungkan dan menilai kejadian setelah tanggal neraca, atau peristiwa kemudian terkait pembayaran akun utang dagang. Tujuan dilakukannya prosedur subsequent adalah untuk memeriksa adanya transaksi material dalam periode setelah tanggal tutup buku pada laporan keuangan tetapi masih berada pada periode sebelum diterbitkannya laporan audit yang mengakibatkan diperlukannya penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Output dari prosedur subsequent payment dihasilkan berdasarkan 2 kondisi, yaitu:

1. Apabila ada suatu kejadian terkait subsequent payment yang material

(34)

72 dan merupakan kejadian pada atau sebelum tanggal pelaporan, maka laporan keuangan harus disesuaikan berdasarkan perubahan estimasi yang dihasilkan dari adanya tambahan bukti audit tersebut.

2. Apabila kejadian tersebut merupakan fakta yang muncul setelah tanggal laporan posisi keuangan/neraca, maka atas kejadian ini tidak perlu dilakukan penyesuaian pada jumlah nominal yang dinyatakan pada laporan keuangan, tetapi harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan agar informasi yang diungkapkan tidak menyesatkan.

Dokumen yang dibutuhkan adalah working paper E1 – Trade Payables dan bukti transfer pengeluaran bank. Langkah-langkah yang dilakukan auditor dalam melakukan subsequent payment adalah:

1. Memperoleh dokumen/file yang dibutuhkan seperti working paper E1 – Trade Payables dan bukti transfer pengeluaran bank.

2. Membuka supporting schedule sheet E120 mengenai utang dagang pihak ketiga dan memasukkan data utang paling signifikan/material dari lead schedule sheet E100 kolom “Balance at 31 Dec 18 (Rp)”.

3. Mengisi kolom “Balance at 31 Dec 18 (Rp)” pada bagian “Total Samples Value” diisi dengan jumlah utang yang akan dilakukan prosedur subsequent, sedangkan bagian “Population” diisi menggunakan data jumlah total utang dagang pada sheet E100.

Kemudian membandingkan kedua jumlah data tersebut untuk

mendapatkan persentase prosedur subsequent yang akan dilakukan

(35)

73 dan mengisinya pada bagian “Coverage”.

4. Memasukkan nominal angka pada bukti transfer pengeluaran bank yang telah diperoleh kedalam tabel “Bukti Pembayaran”. Kolom

“Nomor” berisi nomor referensi pembayaran atau berita/keterangan.

Kolom “Tanggal” diisi sesuai dengan tanggal dilakukannya transfer atau pembayaran utang. Kolom “Nilai” diisi sesuai dengan nilai transfer pada bukti transfer pengeluaran bank. Kolom “Bank” diisi dengan nama bank yang digunakan saat dilakukannya transfer.

5. Setelah semua bukti transfer pengeluaran bank di isi, auditor melakukan penjumlahan total nominal pada kolom “Nilai” dan diisi pada kolom “Total Subsequent”.

6. Kemudian melakukan perbandingan dengan membagi jumlah pada kolom “Total Subsequent” dengan kolom “Balance at 31 Dec 18 (Rp)” untuk memperoleh persentase jumlah kecukupan pada prosedur subsequent. Hasil persentase tersebut dimasukkan ke dalam kolom

“Percentage of Subsequent”

7. Mengisi kolom “Total Subsequent” pada bagian “Total Samples

Value” diisi dengan jumlah utang yang telah dilakukan prosedur

subsequent sesuai dengan jumlah total nominal transfer bank,

sedangkan bagian “Population” diisi menggunakan data jumlah

populasi utang yang dilakukan prosedur subsequent. Kemudian

membandingkan kedua jumlah data tersebut untuk mendapatkan

(36)

74 persentase prosedur pembayaran dari subsequent event yang telah terjadi dan mengisinya pada bagian “Coverage”.

8. Setelah itu, auditor melaporkan hasil pekerjaan subsequent payment ini kepada senior auditor untuk di-review.

18. Menyusun laporan keuangan audited.

Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan audited berarti laporan keuangan yang disajikan telah diperiksa oleh auditor dan dapat diandalkan sesuai dengan adanya opini audit yang dikeluarkan.

Tujuan disusunnya laporan keuangan audited adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi yang telah diaudit dan memperoleh opini atas laporan keuangan terkait.

Dokumen yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah blank report tahun buku yang sedang diaudit, working paper top cycle (WBS and WPL), dan working paper lead schedule. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun laporan keuangan audited adalah:

1. Memperoleh blank report tahun buku yang sedang diaudit, working paper top cycle (WBS and WPL), dan working paper lead schedule.

2. Melakukan proses input angka pada akun-akun yang terdapat dalam

laporan keuangan dengan menggunakan angka yang berasal dari

(37)

75 working paper top cycle (WBS and WPL) untuk laporan posisi keuangan serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Data yang berasal dari working paper lead schedule digunakan untuk mengisi angka pada catatan atas laporan keuangan.

19. Merekapitulasi mutasi akun inventory per bulan.

Merekapitulasi mutasi akun inventory per bulan bertujuan untuk memudahkan senior auditor dalam melakukan pemeriksaan terkait persediaan, jumlah produksi dan perhitungan biaya pada beban pokok penjualan. Dokumen yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah laporan hasil produksi per bulan dan laporan hasil stock opname. Langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh laporan hasil produksi per bulan tahun periode audit dan laporan hasil stock opname.

2. Membuat dokumen baru pada Ms. Excel.

3. Membuat tabel dengan format nama material, saldo awal, jumlah produksi (per bulan), persediaan yang tersedia untuk dijual, saldo akhir, dan jumlah persediaan terjual pada dokumen excel.

4. Melihat dokumen laporan hasil produksi per bulan, menuliskan nama- nama produk sesuai dengan jenis dan kelompoknya masing-masing, serta memasukkan angka saldo awal dan jumlah produksi ke masing- masing produk.

5. Melakukan perhitungan untuk persediaan yang tersedia untuk dijual

(38)

76 dengan cara menjumlahkan saldo awal dan jumlah produksi selama satu tahun.

6. Memasukkan data saldo akhir menggunakan angka yang terdapat pada laporan hasil stock opname.

7. Menghitung jumlah persediaan terjual dengan mengurangi persediaan yang tersedia untuk dijual dan saldo akhir.

8. Memberikan hasil pekerjaan yang telah dilakukan kepada senior auditor.

20. Melakukan vouching terkait capital expenditure pada akun aset tetap.

Capital expenditure adalah biaya-biaya yang bernilai signifikan terhadap harga suatu aset dan merupakan biaya yang tidak sering dikeluarkan, dapat menambah efisiensi dari operasional aset, kapasitas produksi, manfaat ekonomis suatu aset, dan menambah umur ekonomis aset tersebut, sehingga biaya ini dapat dikapitalisasi dan menambah nilai suatu aset.

Vouching yang dilakukan terhadap capital expenditure bertujuan untuk

mendukung asersi keterjadian/keberadaan, akurasi, dan kelengkapan

pencatatan transaksi, serta memastikan tidak adanya salah saji material

dalam pencatatan transaksi dan pelaporan terkait capital expenditure aset

tetap. Dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan vouching atas capital

expenditure adalah file excel working paper B3 – Fixed Assets, dokumen

permohonan pembayaran (expense), dokumen bukti pengeluaran bank,

kuitansi, bukti transfer bank, faktur pajak, dan dokumen pendukung lain.

(39)

77 Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses melakukan vouching atas capital expenditure adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh file atau dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan vouching atas capital expenditure, seperti file excel working paper B3 – Fixed Assets, dokumen permohonan pembayaran (expense), dokumen bukti pengeluaran bank, kuitansi, bukti transfer bank, faktur pajak, dan dokumen pendukung lainnya.

2. Memasukkan jumlah nominal yang tertera pada dokumen bukti pengeluaran bank pada kolom “Per Document”. Apabila terdapat selisih antara angka nominal pada kolom “Per General Ledger (GL)”

dengan kolom “Per Document” maka selisihnya dimasukkan ke dalam kolom “Difference” dan dijadikan sebagai temuan audit.

3. Mencocokkan antara data pada file excel working paper B6 – Fixed Assets dengan dokumen bukti pengeluaran bank. Apabila jumlah dan deskripsi pada data excel sama dengan yang tertera pada dokumen bukti pengeluaran bank, maka diberikan tanda centang (V) pada kolom nomor 1. Apabila tidak, maka diberikan tanda silang (X) pada kolom tersebut.

4. Melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung mengenai

otorisasi yang tertera pada dokumen untuk menunjukkan bahwa

dokumen telah dibuat, diperiksa, dan disetujui oleh pihak yang

memiliki otorisasi yang tepat. Apabila dokumen memiliki otorisasi

yang tepat, diberikan tanda centang (V) pada kolom nomor 2. Apabila

(40)

78 tidak ada yang mengotorisasi dokumen tersebut, diberikan tanda silang (X) pada kolom tersebut.

5. Memeriksa dokumen-dokumen pendukung lain yang berasal dari pihak ketiga dan mampu memberikan keterangan atau bukti keterjadian beban operasional. Apabila terdapat dokumen pendukung tersebut, maka diberikan tanda centang (V) pada kolom nomor 3.

Apabila tidak ada dokumen pendukung, diberikan tanda silang (X) pada kolom tersebut.

6. Memeriksa dokumen bukti pengeluaran bank dengan dokumen- dokumen pendukung lain yang berasal dari pihak ketiga untuk memastikan bahwa jumlah dan deskripsi pada kedua dokumen tersebut telah sama dan mampu membuktikan transaksi beban operasional. Apabila dokumen-dokumen tersebut cocok, diberikan tanda centang (V) pada kolom nomor 4. Apabila tidak, maka diberikan tanda silang (X) pada kolom tersebut.

7. Memberikan keterangan apabila diperlukan (seperti jika terdapat kekurangan dokumen) pada kertas kerja pemeriksaan

8. Memberikan kode referensi pada kolom “Vo Reff” dan menuliskan kode referensi pada bukti fisik terkait pekerjaan vouching ini.

9. Mengirimkan hasil vouching kepada senior auditor dan

menginformasikan apabila terdapat temuan audit.

(41)

79 21. Melakukan input hasil konfirmasi saldo rekening koran untuk

supporting schedule akun cash and bank.

Input hasil konfirmasi saldo rekening koran adalah sebuah proses untuk mencocokkan transaksi antara catatan mengenai saldo cash and bank yang dimiliki oleh perusahaan klien dengan catatan saldo yang ada pada bank.

Tujuan dilakukan proses input hasil konfirmasi saldo rekening koran adalah untuk memasukan data yang telah diperoleh dari pihak ketiga (bank) sebagai bukti yang didapat oleh auditor selama proses audit. Bukti ini digunakan untuk memberi keyakinan bahwa saldo akun kas dan bank yang tercatat sesuai, telah disajikan secara wajar, dan terbebas dari salah saji material. Dokumen yang dibutuhkan dalam prosedur ini adalah surat balasan konfirmasi saldo kas dan bank dan supporting schedule cash and bank.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan input hasil konfirmasi saldo rekening koran untuk supporting schedule akun cash and bank adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh surat balasan konfirmasi piutang usaha dan supporting schedule cash and bank.

2. Memasukkan data pada kolom “Confirmation” mengenai nomor surat

konfirmasi pada kolom “Number (No)”, tanggal dikirimkannya surat

konfirmasi pada kolom “Date Send”, tanggal diterima kembalinya

surat konfirmasi pada kolom “Date Receive”, dan jumlah yang tertera

pada surat balasan konfirmasi kas dan bank pada kolom “Rp”.

(42)

80 3. Mencocokkan saldo yang telah dimasukkan ke dalam kolom “Rp”

untuk dengan saldo kas dan bank menurut GL untuk mengetahui ada atau tidaknya kesamaan pencatatan antara saldo yang terdapat pada GL dengan saldo surat balasan konfirmasi kas dan bank yang diperoleh.

4. Apabila terdapat perbedaan, masukan selisih perbedaan nominal tersebut pada kolom “Difference” dan melaporkannya sebagai temuan audit kepada senior auditor.

5. Mengisi kode referensi pada kolom “Reff” untuk menghubungkan dokumen pendukung dengan kertas kerja pemeriksaan.

3.3 Uraian Pelaksanaan Kerja Magang

3.3.1 Proses Pelaksanaan

Proses pelaksanaan kerja magang dilakukan selama 3 bulan, dari tanggal 1 Juli 2019 hingga 30 September 2019. Rincian tugas yang dilakukan untuk masing- masing perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Tugas yang dilakukan untuk PT TBP

a. Melakukan rekalkulasi akumulasi depresiasi aset tetap tahun 2018.

Auditor melakukan perhitungan kembali untuk menilai keakuratan dari setiap perhitungan yang dilakukan terkait akumulasi depresiasi aset tetap (predictive value). Langkah – langkah yang dilakukan adalah:

1) Memperoleh dokumen yang dibutuhkan seperti laporan keuangan

perusahaan 1 tahun periode sebelumnya, kertas kerja pemeriksaan

(43)

81 aset tetap (B3 – Fixed Assets) (Gambar 3.1) dan list excel aset tetap (Gambar 3.2) yang dimiliki oleh perusahaan tahun 2018.

Gambar 3. 1

Lead Schedule Fixed Asset

Gambar 3. 2 List of Fixed Asset

2) Melihat tanggal penggunaan aset dan harga perolehan aktiva tetap perusahaan klien yang terdapat pada data excel (Gambar 3.3).

Gambar 3.3

Tanggal Penggunaan dan Harga Perolehan Aset Tetap

(44)

82 Pada aset jalan dan jembatan nomor 000004, awal bulan pakai adalah 200212, yang berarti aset tersebut mulai digunakan pada awal bulan Desember tahun 2002 dengan harga perolehan adalah sebesar Rp1.167.226.823.

3) Melihat metode depresiasi yang dipergunakan oleh perusahaan dan masa manfaat aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang terdapat pada notes to the financial statement nomor 2 dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan mengenai aset tetap dan pada list excel (Gambar 3.4).

Gambar 3.4

Metode Depresiasi dan Masa Manfaat Aktiva Tetap

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Aset

jalan dan jembatan termasuk ke dalam kategori bangunan dan

prasarana, sehingga diestimasikan memiliki masa manfaat selama

20 tahun.

(45)

83 4) Menghitung depresiasi per tahun dan per bulan sesuai dengan metode penyusutan dan masa manfaat aset pada kolom baru dalam excel.

Perhitungan depresiasi per tahun dilakukan dengan mengurangi nilai perolehan dengan nilai residu, kemudian membaginya dengan masa manfaat aset. Perusahaan menetapkan nilai residu nya nol (0), atau habis terpakai pada akhir masa manfaat. Sedangkan untuk depresiasi per bulan dihitung dengan depresiasi per tahun dibagi 12.

Perhitungan dilakukan pada kolom “Penyusutan per Tahun” dan

“Penyusutan per Bulan” (Gambar 3.5).

Gambar 3.5

Perhitungan Depresiasi Aktiva Tetap

Pada Gambar 3.5, jalan dan jembatan no 000004 dengan harga perolehan Rp1.167.226.823 disusutkan selama 20 tahun.

Penyusutan per tahun didapat dari Rp1.167.226.823 dibagi 20 sehingga menghasilkan Rp58.361.341,15. Sedangkan untuk penyusutan per bulan didapat dari Rp58.361.341,15 dibagi 12, sehingga menghasilkan angka Rp4.863.445,10.

5) Melakukan input pada kolom “Prediktif Akumulasi Akhir Tahun

2017” menggunakan data predictive value ending 2017 yang telah

(46)

84 dikerjakan pada audit periode sebelumnya dan melakukan rekalkulasi terhadap prediktif akumulasi akhir tahun 2017 yang dimasukkan ke dalam kolom “Control”.

Gambar 3.6

Predictive Value Ending 2017 dan Control (Before)

“Predictive akumulasi Ending 2017” diisi dengan data pada kolom

“Prediktif Akumulasi 2017”, sedangkan kolom “Control” diisi dengan perhitungan ulang akumulasi depresiasi aset tetap tersebut.

Berikut adalah Gambar 3.7 yang merupakan kertas kerja setelah dilakukannya input pada kolom “Prediktif Akumulasi Akhir Tahun 2017” dan rekalkulasi.

Gambar 3.7

Predictive Value Ending 2017 dan Control (After)

Untuk jalan dan jembatan 000004, kolom “Control” dilakukan

perhitungan penyusutan per tahun dikali 15, dan ditambah

penyusutan per bulan. Hal ini dikarenakan jalan dan jembatan

000004 telah dipakai selama 15 tahun 1 bulan sampai dengan

tanggal 31 Desember 2018. Hasil dari perhitungan adalah

(47)

85 Rp880.283.562,35. Hasil ini sudah sama dengan kolom “Predictive Akumulasi Ending 2017” sehingga akumulasi tersebut sudah dinyatakan benar dan dapat memasuki langkah berikutnya.

6) Menghitung akumulasi depresiasi aset tetap sampai dengan tahun 2018 pada kolom baru dalam excel.

Perhitungan ini dilakukan dengan menjumlahkan kolom “Control”

dan kolom “Expense 2018” seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8

Control dan Expense 2018

Pada Gambar 3.8, nilai expense 2018 didapat dari perhitungan beban selama tahun 2018. Selama tahun 2018, aset tersebut dipakai secara penuh oleh perusahaan, sehingga dapat dihitung nilai expense 2018 dari nilai penyusutan per bulan sebesar Rp 4.863.445,10 dikali dengan 12 dan menghasilkan Rp58.361.341,15 atau sama dengan penyusutan per tahunnya. Sedangkan nilai “Prediktif Akumulasi Ending 2018” didapat dari menghitung angka Rp58.361.341,15 ditambah dengan Rp880.283.562,35 sehingga menghasilkan angka Rp938.644.903,50.

7) Melakukan input jenis kendaraan dan nominal angka pada kolom

“GL” dari data yang terdapat pada lead schedule - sheet B300

Referensi

Dokumen terkait

TAPM yang berjudul Efektivitas Penerapan Cara Karantina Ikan yang Baik CKIB Untuk Pengendalian Penyakit lkan Hias Studi Kasus Unit Usaha Pembudidaya Ikan di Kota Jambi adalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dia tas maka dibutuhkan aplikasi yang berbasis mobile application dengan teknologi Java 2 Micro Edition (J2ME) untuk

Karena gaya yang bekerja pada benda bermuatan itu diasumsikan hanya gaya Lorentz, maka gaya sentripetal ini tidak lain adalah juga gaya Lorentz yang dialami oleh muatan

Tingkat pengetahuan berkorelasi positif terhadap tindakan petani dalarn perneliharaan tanaman teh, sehingga petani yang tingkat pengetahuannya tinggi lebih banyak

 Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran dan refleksi  Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya sikap disiplin  Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin

Bagi ibu/bapak dan saudara yang baru pertama kali hadir dalam ibadah sore hari ini, dipersilahkan berdiri… (selamat datang dan selamat beribadah, Tuhan Yesus

Buah sukun yang masih belum dikenal masyarakat banyak menjadikan buah ini tidak dikenal. Padahal buah sukun memiliki kelebihan lebih renyah dan gurih dibandingkan singkong

Antrian sering terjadi dalam kegiatan sehari-hari dalam suatu kegiatan baik orang atau benda yang sedang menunggu pelayanan seperti pada antrian pasien rumah