• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

ARTIKEL ILMIAH

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

Oleh:

LENI MARLINA EA1D209032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

JANUARI 2012

(2)

2

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

Oleh:

LENI MARLINA

Program Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

Bantuan yang diberikan guru pembimbing di SMP Negeri 16 Kota Jambi ada yang melalui bimbingan kelompok, bimbingan individual, serta pemanggilanl orang tuanya untuk mengkonsultasikan kesulitan belajar siswa. Namun masih ada yang mengalami kesulitan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi yang berkaitan dengan layanan orientasi, informasi, pembelajaran dan layanan penempatan dan penyaluran. Sampel penelitian berjumlah 41 orang siswa dari seluruh populasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari ke 4 (empat) indikator layanan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa secara keseluruhan berada pada proporsi sebagian besar (64,4%). Pada indikator (1) layanan orientasi berada pada proporsi sebagian besar (67%), (2) indikator layanan informasi berada pada proporsi sebagian (62,8%), (3) indikator layanan penguasaan konten berada pada proporsi sebagian (64,1%), dan (4) indikator layanan penempatan dan penyaluran berapa pada proporsi sebagian (63,7%). Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa yang dilakukan guru disekolah diharapkan dapat dimaksimalkan pelaksanaannya karena dengan pelaksanaan pelayanan yang maksimal sehingga siswa merasa termotivasi dalam belajar dan diharapkan guru pembimbing harus berperan aktif dalam memberikan bimbingan kepada siswa secara sistimatis, terarah dan berkesimanbungan agar dapat membantu pengentasan masalah – masalah yang hadapi siswa baik melalui kunjungan rumah, bertemu dengan orang tua siswa, membicarakan keadaan siswa di sekolah dan dirumah, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

I. Pendahulan

Untuk mencapai apa yang digariskan dalam tujuan pendidikan nasional diperlukan realisasi nyata dalam kegiatan pendidikan baik di lembaga formal maupun informal. Bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting untuk membantu pencapaian tujuan itu. Pada dasarnya kegiatan proses bimbingan yang dilakukan guru pembimbing agar siswa mampu berkembang secara optimal. Namun masih ada dijumpai siswa yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya, bahkan masih ada siswa yang tidak mengerti tentang kemampuan dan kelemahan dirinya sendiri. Kondisi seperti ini hampir terjadi pada setiap peserta didik, begitu juga yang dialami oleh peserta didik di SMP Negeri 16 Kota Jambi. Guru pembimbing di SMP Negeri 16 Kota Jambi merupakan figur sumber daya manusia yang menempati posisi dan memegang peranan sangat penting dalam membimbing serta membantu siswa yang mengalami masalah terutama kesulitan belajar. Karena kesulitan belajar merupakan masalah yang sering dialami oleh siswa.

(3)

3

Melihat kenyataan hasil temuan penelitian dilapangan semua peserta didik di SMP Negeri 16 Kota Jambi yang mengalami kesulitan belajar membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama guru pembimbing kesulitan belajar yang dialami siswa harus cepat ditanggulangi oleh guru pembimbing karena bila siswa mengalami kesulitan dalam belajar bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa itu sendiri untuk itu guru pembimbing harus melaksanakan layanan bimbingan konseling sehingga dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan layanan BK di SMP N 16 kota Jambi yang yang dibatasi pada layanan orientasi, layanan informasi, layanan penguasaan konten, dan layangan penempatan dan penyaluran. Adapaun pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Pada proporsi manakah pelaksanaan layanan layanan orientasi dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi?

2. Pada proporsi manakah pelaksanaan layanan informasi dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi?

3. Pada proporsi manakah pelaksanaan layanan pembelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi?

4. Pada proporsi manakah pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi?

II. TINJUAN PUSTAKA Bimbingan dan Konseling

Kata bimbingan merupakan jembatan dari istilah Guidance dalam bahasa inggris.

Sesuai istilah maka bimbingan dan konseling dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan, namun pengertian yang sebenarnya tidak setiap bantuan itu adalah bimbingan.

Bentuk bimbingan dalam arti bimbingan membutuhkan syarat tertentu, bentuk tertentu, prosedur tertentu, pelaksanaan tertentu.

Menurut Dewa Ketut Sukardi (1983:64) menjelaskan bahwa :

Bimbingan merupakan bentuk bantuan yang diberikan oleh pribadi yang terdidik wanita atau pria yang terlatih kepada setiap individu yang usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalankan kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangnya, mengambil keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.

Sedangkan menurut Prayitno (1997:25) Bimbingan merupakan batuan yang diberikan kepada siswa dalam rangkan upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Selanjutnya Kasmiati dalam Prayitno (1994:4) mengemukakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dan siswi baik secara perseorangan maupun kelompok agar mereka dapat berkembang secara pribadi-pribadi yang mandiri.

Dari pengertian bimbingan yang dikemukakan diatas, maka dapat dipahami bahwa bimbingan adalah bantuan diberikan individu itu bisa mandiri mempergunakan berbagai bahan, asuhan, interaksi, nasehat, gagasan dalam suasana yang bersifat normatif.

Menurut Prayitno (2004:ii) Program Bimbingan dan Konseling disekolah meliputi 6 Bidang pelayanan bimbingan konseling (bidang pengembangan pribadi, bidang pengembangan social, bidang pengembangan kegiatan belajar, dll, 7 jenis layanan BK (layanan orientasi, layanan informasi, layanan penguasaan konten, layanan penyaluran dan

(4)

4

penempatan, dll.) dan 5 kegiatan pendukung (Aplikasi instumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan).

Kesulitan Belajar

Belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk mencapai prestasi.

Dalam belajar siswa kadang kal mengalami hambatan, untuk mendapat gambaran bahwa siswa mengalami hambatan dalam belajar dengan melihat hasil belajar siswa. Hasil belajar dapar merupakan hasil ulangan, ujian caturwulan atau melihat sikap siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.

Kesulitan belajar yang di alami siswa bermacam-macam, Dimyati (1994:228) menjelaskan faktor internal yang mempengaruhi siswa dalam belajar yaitu sikap dan kebiasaan belajar, konsentrasi belajar, motivasi belajar, kemampuan berprestasi, untuk lebih rinci dapat dijelaskan dibawah ini:

1. Sikap dan kebiasaan belajar 2. Konsentrasi belajar

3. Motivasi belajar.

4. Kemampauan berprestasi

Dari keseluruhan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada juga faktor eksternal Dimyati (1994:230)yaitu sarana dan prasarana, dan lingkungan belajar, untuk selanjutnya dapat dijelaskan dibawah ini:

1. Sarana dan prasarana 2. Lingkungan belajar

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling mengatasi kesulitan belajar

Untuk memperkirakan bantuan yang memungkinkan akan diberikan, sebaiknya guru pembimbing perlu mengetahui beberapa langkah dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Menurut Kasmiati (1993:53) ada beberapa langkah untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yaitu : Identifikasi masalah belajar, Identifikasi kemungkinan sumber penyebab, Merencanakan dan memperkirakan bantuan yang akan diberikan, Evaluasi, dan Tindak lanjut

1. Langkah-langkah guru pembimbing dan konseling membantu siswa dalam belajar.

Secara garis besar langkah-langkah yang ditempuh dalam langkah-langkah mengatasi kesulitan belajar menurut (Ahmadi, A dan Widodo, S. 1990:91) adalah :

a) Pengumpulan data

Pengamatan langsung untuk memperoleh informasi penyebab kesulitan belajar menurut Sam Isbani dan R. Isbani Dem ahmadi (1990:92). Pengupulan data dapat dipergunakan berbagai metode yaitu :

(1) Observasi, pengamatan terhadap pengembangan setiap didik dari hari kehari agar dapat mengambil tindakan tepat bagi mereka.

(2) Kunjungan Rumah, memperoleh berbagai data dan keterangan tentang anak didik yang berhubungan dengan kondisi lingkungan keluarga dan latar belakangnya.

(3) Data Pribadi, data yang terdokumentasikan sejak awal siswa memasuki sekolah yang berguna bagi guru kelas dalam memantau dan mengamati perkembangan siswa.

(5)

5

(4) Meneliti pekerjaan anak, untuk mengetahui kelemaha dan kebersihan dan kelabilan siswa dapat dilaksanakan untuk mengetahui letak kesulitan yang dihadapi anak.

(5) Melaksanakan tes (IQ maupun tes prestasi).

b) Pengolahan data

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data : (1) Identifikasi

(2) Membandingkan antar kasus (3) Membandingkan dengan hasil tes (4) Menarik kesimpulan

c) Diagnosa

Daharnis (1989:9) menjelaskan bahwa diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memilih kasus, menemukan penyebab timbulnya masalah serta usaha menemukan letak dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa selanjutnya ditetapkan kemungkinan-kemungkinan bantuan yang akan diberikan sehingga terlepas dari kesulitan yang dialaminya.

Berabagai jenis layanan juga perlu dilakukan sebagai wujud nyata dalam membantu mengatasi kesulitan belajar siswa. Kesembilan jenis layanan tersebut menurut Prayitno (2004:ii) yaitu :

Layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layanan mediasi.

Selain kegiatan layanan tersebut diatas, dalam memberikan bantuan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan sejumlah kegiatan pendukung lainnya.

Kegiatan pendukung dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan tentang diri siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sejumlah kegiatan pendukung yang pokok adalah aplikasi instrumentasi, penyelenggaraan himpunan data, konfrensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.

Melalui bentuk-bentuk bantuan seperti yang telah diuraikan diatas diharapkan siswa dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya. Secara singkat dapat juga diuraikan bahwa jenis bantuan tersebut diatas diklasifikasikan dalam wujud bantuan secara kelompok dan bantuan secara individual.

Kegiatan usaha pemberian bantuan kepada siswa dalam penelitian in mengambil kesimpulan dari yang telah dipaparkan para ahli tersebut diatas. Adapun rinciannya meliputi pemberian bantuan dalam bentuk bimbingan kelompok, bimbinga pribadi/individual. Kedua bentuk bantuan inilah yang akan diungkapkan dalam penelitian, hal ini memang dibatasi supaya dapat melihat secara rinci bantuan tersebut diberikan oleh guru pembimbing. Usaha bantuan yang diberikan juga mengungkapkan kerjasama antara guru pembimbing dengan orang tua siswa, guru pembimbing dengan guru mata pelajaran, guru pembimbing dengan wali kelas.

III. METODE PENELITIAN.

Penelitian deskriptif ini akan menjelaskan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 262 orang di SMP Negeri 16 Kota Jambi dengan Sampel sebanyak 41 orang yang diambil secara acak dari populasi. .

(6)

6

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 16 Kota Jambi tahun ajaran 2012-2013. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket tertutup yang disebar kepada responden, karena responden tinggal memilih 2 alternatif jawaban yakni ya atau tidak). Analysa data dilakukan dengan menggunakan perhitungan persentase yang dikemukakan oleh Sutja. A, dkk (2010:106).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data pada penelitian ini sesuai dengan batasan masalah yang telah dikemukakan dalam bab I tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi

kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi dengan memilah beberapa indikator yaitu layanan orientasi dengan jumlah 12 item yang terdiri dari 4 deskriptor. Indikator layanan informasi dengan jumlah 12 item yang terdiri dari 4 deskriptor. Indikator layanan penguasaan konten, dengan jumlah 11 item yang terdiri dari 4 deskriptor. Indikator layanan penempatan dan penyaluran, dengan jumlah 9 item yang terdiri dari 4 deskriptor.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh dari pengisian angket dari 41 responden tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi, maka di dapat bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi maka didapat jumlah bobot adalah 4662. Untuk mendapatkan prosentase bobot, maka jumlah bobot dibagi dengan perkalian (n x jumlah item x bobot ideal) = (41x 44 x 4) = 7216. Hasil bagi yang didapat adalah 4662/7216 x 100% = 64,4% atau berada pada proporsi sebagian besar artinya pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa sebagian besar telah dilaksanakan oleh guru melalui pelaksanaan layanan orientasi, pelaksanaan layanan informasi, pelaksanaan layanan pembelajaran, dan pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran. Hasil penelitian di atas akan diuraikan secara lebih rinci lagi yaitu pada masing-masing indikator.

1. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dilihat layanan orientasi

Temuan penelitian tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi pada indikator layanan orientasi dengan indikator materi, metode, tujuan, dan pelaksanaan layanan orientasi adalah jawaban responden secara keseluruhan yang dihitung melalui bobot tertinggi adalah 4 dan terendah adalah 0 (Sutja. A, dkk, 2010:113) maka didapat jumlah bobot adalah 1319. Maka untuk mendapatkan prosentase bobot adalah jumlah bobot dibagi dengan perkalian (n x jumlah item x bobot ideal) = (41x 12 x 4) = 1968. Hasil bagi yang didapat adalah 1319/1968 x 100% = 67% atau berada pada proporsi sebagian besar, artinya sebagian besar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi dilakukan oleh guru melalui layanan orientasi.

2. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dilihat layanan informasi

Temuan penelitian tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi pada indikator layanan

(7)

7

informasi adalah bahwa jawaban responden secara keseluruhan yang dihitung melalui bobot tertinggi adalah 4 dan terendah adalah 0 (Sutja. A, dkk, 2010:113) maka didapat jumlah bobot adalah 1236. Maka untuk mendapatkan prosentase bobot adalah jumlah bobot dibagi dengan perkalian (n x jumlah item x bobot ideal) = (41x 12 x 4) = 1968. Hasil bagi yang didapat adalah 1236/1968 x 100% = 62,8% atau berada pada proporsi sebagian, artinya sebagian pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi dilakukan melalui layanan informasi.

3. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dilihat layanan penguasaan konten

Hasil penelitian tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi pada indikator layanan penguasaan konten adalah bahwa jawaban responden secara keseluruhan yang dihitung melalui bobot tertinggi adalah 4 dan terendah adalah 0 (Sutja. A, dkk, 2010:113) maka didapat jumlah bobot adalah 1157. Maka untuk mendapatkan prosentase bobot adalah jumlah bobot dibagi dengan perkalian (n x jumlah item x bobot ideal) = (41x 11 x 4) = 1804. Hasil bagi yang didapat adalah 1157/1804 x 100% = 64,1% atau berada pada proporsi sebagian, artinya sebagian pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi adalah melalui layanan penguasaan konten.

4. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dilihat layanan penempatan dan penyaluran

Hasil penelitian tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi pada indikator layanan penempatan dan penyaluran adalah bahwa jawaban responden secara keseluruhan yang dihitung melalui bobot tertinggi adalah 4 dan terendah adalah 0 (Sutja. A, dkk, 2010:113) maka didapat jumlah bobot adalah 940. Maka untuk mendapatkan prosentase bobot adalah jumlah bobot dibagi dengan perkalian (n x jumlah item x bobot ideal) = (41x 9 x 4) = 1476.

Hasil bagi yang didapat adalah 940/1476 x 100% = 63,7% atau berada pada proporsi sebagian, artinya sebagian pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi dilakukan guru melalui layanan penempatan dan penyaluran.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi melalui layanan orientasi, yang terdiri materi, metode, tujuan dan pelaksanaan layanan orientasi berada pada proporsi sebagian besar (67%), layanan informasi pada proporsi sebagian besar ( 62,8 %), layanan penguasaan konten berada pada proporsi sebagian besar (64,1 %), layanan penempatan dan penyaluran berada pada proporsi sebagian besar (63,7%). Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dilakukan guru sebagian besar melalui layanan orientasi, layanan informasi, layanan penguasaan konten, dan layanan penyaluran dan penempatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Prayitno (2004:ii) yaitu berbagai jenis layanan juga perlu dilakukan sebagai wujud nyata dalam membantu mengatasi kesulitan belajar siswa melalui : layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan

(8)

8

penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layanan mediasi.

Selain kegiatan layanan tersebut diatas, dalam memberikan bantuan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan sejumlah kegiatan pendukung lainnya.

Kegiatan pendukung dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan tentang diri siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sejumlah kegiatan pendukung yang pokok adalah aplikasi instrumentasi, penyelenggaraan himpunan data, konfrensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.

Menurut Prayitno (1997:13) menyatakan bahwa layanan orientasi, layanan informasi, layanan penguasaan kontendan layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan yang membantu peserta didik memperoleh orientasi, mendapatkan informasi, dan layanan penguasaan konten membantu siswa dalam menguasi materi pelajarannya, serta layanan penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.

V. SIMPULAN DAN SARAN

Pelaksanaan bimbingan dan konseling pada SMP Negeri 16 Kota Jambi dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dilakukan guru sebagian besar sudah berjalan dengan baik, dimana layanan orientasi berada pada proporsi sebagian besar (67%), layanan informasi pada

proporsi sebagian besar ( 62,8 %), layanan penguasaan konten berada pada proporsi sebagian besar (64,1 %), layanan penempatan dan penyaluran berada pada proporsi sebagian besar (63,7%). Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan layanan orientasi, layan informasi, layanan penguasaan konten, dan layanan penyaluran dan penempatan telah berjalan dengan baik. Namun pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam

mengatasi kesulitan belajar siswa diharapkan dapat ditingkatkan demi pemenuhan pelayanan baik kepada siswa disekolah maupun lembaga lain yang membutuhkan.

Penelitian ini berimplikasi pada guru BK terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa disekolah diharapkan dapat dimaksimalkan pelaksanaannya karena dengan pelaksanaan pelayanan yang maksimal sehingga siswa merasa termotivasi dalam belajar dan diharapkan guru pembimbing harus berperan aktif dalam memberikan bimbingan kepada siswa secara sistimatis, terarah dan berkesimanbungan agar dapat membantu pengentasan masalah – masalah yang hadapi siswa baik melalui kunjungan rumah, bertemu dengan orang tua siswa, membicarakan keadaan siswa di sekolah dan dirumah, sehingga proses belajar mengajar dalam berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1990. Psikologi Belajar. Jakarta. PT. Riniko Cipta.

Daharnis. 1983. Diagnosa Kesulitan Belajar, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Padang. Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP

Daharnis. 1989. Evaluasi Hasil Belajar. Departemen P & K Dirjen Dikti. Jakarta : Proyek Pembinaan tenaga Kependidikan.

(9)

9

Dewa Ketut Sukardi. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya. Usaha Nasional.

Dimyati. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Gramedia

Kasmiati. 1993. Kiat Sukses Belajar di Program Sarjana Ekstensi BK Fkip Universitas Jambi (makalah) Disampaikan pada penyambutan Mahasiswa Baru Program Ekstensi BK. Jambi. FKIP Universitas Jambi

Prayitno, 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. DIKTI

Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta. P2LPTK.

Prayitno. 1997. Buku II Pelayanan Bimbingan dan Konseling disekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta. Penebar Aksara.

Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. DIKTI

Sutja, A. dkk. 2010. Panduan Penulisan Skripsi. Jambi. Program Ekstensi FKIP Universitas Jambi

Referensi

Dokumen terkait

Prosentase (%) skor dari kuesioner tersebut adalah 90% yang diperoleh dari total skor yang diperoleh (9) yaitu 9 jawaban ya dan 1 jawaban tidak, dibagi skor maksimum yang bisa

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Penerapan metode quantum

Pengoperasian alat tangkap huhate target utamanya ikan cakalang. Huhate adalah jenis alat tangkap yang terdiri dari joran, tali pancing, dan mata pancing yang tidak

ABSTRAK PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI SISWA KELAS IV SD Laurensius Bayu Supriyadi Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini dilakukan karena adanya guru yang

Hal tersebut sama dengan pernyataan yang dikemukakan oleh peneliti (18) pada penelitiannya dengan menyatakan tingkat risiko akan semakin meningkat seiring dengan

Hasil pengujian menunjukkan tingkat keberhasilan menerima perintah suara dari kondisi yang sudah ditentukan dan pengucapan perintah suara yang memiliki variasi sama

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas dalam waktu yang relatif lama