• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN INKUIRI TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN KIMIA LARUTAN DI SMA KELAS XI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN NILAI KARAKTER SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN INKUIRI TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN KIMIA LARUTAN DI SMA KELAS XI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN NILAI KARAKTER SISWA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

KIMIA LARUTAN DI SMA KELAS XI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN KARAKTER SISWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

GRACE EUNIKE SINAGA NIM: 8126142009

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

GRACE EUNIKE SINAGA Implementasi Kombinasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Pada Pembelajaran Kimia Larutan Di SMA Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Nilai Karakter Siswa. Tesis. Medan. 2014. Program Studi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) Perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung , model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing, dan model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing dengan komputer, (2) Perbedaan yang signifikan karakter kerja keras, kreativitas, peduli lingkungan, gemar membaca dan rasa ingin tahu (KKPGR) siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung, model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing, dan model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing dengan komputer, dan (3) hubungan antara karakter siswa dengan hasil belajar kimia siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan. Penelitian ini bersifat eksperimental. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA kelas XI di kota Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Purposive Sampling, yaitu SMAN 2, SMAN 7 dan SMAN 17 Medan masing masing sebanyak 3 kelas. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar kimia dan observasi peningkatan nilai karakter siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians (Anova) 1 arah (One way Anova) dengan SPSS 20 for windows pada taraf signifikansi α = 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan data, disimpulkan (1) Secara signifikan terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung, model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing, dan model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing dengan komputer. (2) Secara signifikan terdapat perbedaan nilai karakter KKPGR yang terkembang antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung, model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing, dan model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing dengan komputer. (3) Secara signifikan terdapat hubungan hasil belajar dengan nilai karakter KKPGR yang terkembang diantara siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung , model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing, dan model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing dengan komputer.

(6)

ABSTRACT

GRACE EUNIKE SINAGA The Implementation Of Combination Model of Problem Based Learning and Guided Inquiry In Chemistry Solution for High School Class XI To Improve The Results of Chemistry Learning and Value of Students’s Character. Thesis. Medan. 2014. Chemistry Education Study Program Postgraduate School State University of Medan (UNIMED).

This study aims to analyzed (1) The difference of chemical enhancement of learning outcomes of students who were taught significantly between Direct Instruction model, Problem Based Learning and Guided Inquiry, and Problem Based Learning and Guided Inquiry with computers, (2) Differences of character KKPGR students enhancement as significantly were taught using Direct Instruction model, Problem Based Learning and Guided Inquiry and Problem Based Learning and Guided Inquiry with computers, and (3) the relationship between the character and chemical students outcomes with the learning towards learning model is applied. This studied was experimental. The population was all students high school of XI class in Medan as 2013/2014 Academic Year. Sampling technique used purposive sampling , that was SMAN 2, SMAN 7 and SMAN 17 Medan respectively 3 classes. The research instrument was studying chemistry test results and observations increased in the value of the character of students. The data analysis technique used the analysis of variance (ANOVA) 1

way (One way ANOVA) with SPSS 20 for windows at significance level α = 0.05. Based on the results of data processing, it was concluded (1)

Significantly there were differences in learning outcomes between students who were taught chemistry by learning model of Direct Instruction compared with the model of Problem Based Learning as compared with the integrated Guided Inquiry model of Problem Based Learning is integrated guided inquiry using computer. (2) Significantly there were differences of character values of hard work, creative, care for the environment, like to read, and curiosity that was developed between the students who were taught by the learning model of Direct Instruction compared with the model of Problem Based Learning integrated Guided Inquiry model than the Problem based Learning integrated Guided Inquiry using the computer. (3) Significantly there is a relationship with the learning outcomes of the character values of hard work, creative, care for the environment, like to read, and curiosity are spreading among the students who are taught by the model of Direct Instruction compared with the model of Problem Based Learning as compared with the integrated Guided Inquiry model of Problem Based Learning is integrated guided inquiry using computer.

(7)

DAFTAR ISI

Abstrak i

Abstract ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

Bab I : Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 9

1.6 Manfaat Penelitian 9

1.7 Defenisi Operasional 10

Bab II : Kajian Pustaka 12

2.1 Teoritis 12

2.1.1 Model Pembelajaran 12

2.1.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 12

2.1.3 Model Pembelajaran Inkuiri 16

2.1.4 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 16

2.1.5 Model Pembelajaran Inkuiri Bebas 19

2.1.6 Kerangka Model Pembelajaran Inkuiri Yang Dimodifikasi 19 2.1.7 Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) 20

2.1.8 Pendidikan Karakter 23

2.1.9 Media Pembelajaran 27

2.1.10Hasil Belajar 28

2.1.11Penelitian Relevan 28

2.2 Kerangka Konseptual 30

2.3 Hipotesis Penelitian 32

Bab III : Metode Penelitian 34

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 34

3.3 Rancangan dan Variabel Penelitian 33

3.3.1 Desain Penelitian 34

3.3.2 Variabel Penelitian 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data 37

3.5 Prosedur Penelitian 38

3.6 Prosedur Analisis Data 42

Bab IV : Hasil dan Pembahasan 54

4.1 Hasil Penelitian 54

(8)

4.1.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Kimia dan Karakter Siswa 54

4.1.3 Analisis Butir Soal 62

4.1.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data 66

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 95

4.3 Temuan Penelitian 100

4.4 Keterbatasan Penelitian 103

Bab V : Simpulan dan Saran 104

5.1 Simpulan 104

5.2 Saran 105

Daftar Pustaka 107

Surat Keterangan

(9)

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Sang Pemilik Kehidupan atas setiap berkat, kemurahan dan kasih setia yang tak

terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Tesis yang berjudul “Implementasi Kombinasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Pada Pembelajaran Kimia Larutan Di

SMA Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Dan Karakter Siswa”

disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada sumber

semangat, kedua orangtua yang telah bersusah payah dan berpeluh keringat,

Walan Sinaga dan Jimina Simanungkalit, kepada kedua adik Andreas Sinaga dan

Jessica Sinaga yang selalu memiliki persediaan cinta kasih dan dukungan untuk

penulis.

Ucapan terimakasih yang terdalam penulis sampaikan kepada dosen

pembimbing Dr. Iis Siti Jahro, M.Si dan Dr. Mahmud, M.Sc yang selalu

memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ramlan Silaban,

M.Si, Dr. Ajat Sudrajat,M.Si, Dr. Zainuddin Muchtar M.Si dan Alm. Prof. Dr.

Suharta sebagai narasumber yang telah memberikan saran dan masukan untuk

penyempurnaan tesis ini dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf

Pegawai Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana UNIMED yang sudah

banyak membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih juga

penulis sampaikan kepada Bapak kepala sekolah, Bapak/Ibu guru kimia serta

pegawai tata usaha SMAN 2, SMAN 7 dan SMAN 17 Medan yang telah banyak

membantu penulis dalam penelitian.

Tak lupa penulis ucapkan terimakasih buat orang – orang yang penulis

kasihi dan mengasihi penulis, saudara dan sahabat yang telah memberikan

semangat dan dukungan, teman-teman seperjuangan mahasiswa pascasarjana

angkatan XXII yang memberikan doa dan motivasi sehingga penulisan tesis ini

(10)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi

kesempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini memberi

manfaat bagi mahasiswa di lingkungan Program Studi Pendidikan Kimia Program

Pascasarjana Unimed dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Desember 2014

(11)

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) 15

Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) 18 Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) 22 Tabel 2.4. 18 Nilai Karakter dalam Pendidikan di Indonesia 25

Tabel 3.1. Desain Penelitian 35

Tabel 3.2. Kategori Validasi Butir Soal 42

Tabel 3.3. Tabel Kategori Realibilitas 44

Tabel 3.4. Kategori Daya Pembeda 45

Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Kimia Pada Kelas Eksperimen 1, Eksperimen 2

dan Eksperimen 3 55

Tabel 4.2. Data Karakter Yang Terkembang Pada Kelas Eksperimen 1,

Eksperimen 2, Dan Eksperimen 3 Pengukuran 1 58

Tabel 4.3. Data Karakter Yang Terkembang Pada Kelas Eksperimen 1,

Eksperimen 2, Dan Eksperimen 3 Pengukuran 1 59

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Butir Soal 63 Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Butir Soal 63 Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Uji Daya Beda Instrumen Butir Soal 64

Tabel 4.7. Distribusi Validitas Dan Daya Beda Soal 65

Tabel 4.8. Hasil Uji Realibilitas Instrumen Tes 65

Tabel 4.9. Normalitas Data Hasil Belajar Kimia dan Karakter Siswa

Yang Terkembang Pada Kelas Eksperimen 1 66

Tabel 4.10. Normalitas Data Hasil Belajar Kimia dan Karakter Siswa

Yang Terkembang Pada Kelas Eksperimen 2 67

Tabel 4.11. Normalitas Data Hasil Belajar Kimia dan Karakter Siswa

Yang Terkembang Pada Kelas Eksperimen 3 67

Tabel 4.12. Homogenitas Varians Data Hasil Belajar Kimia dan

Karakter Siswa Yang Terkembang 68

Tabel 4.13. Data Hasil Belajar Kimia dan Karakter Siswa 69 Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Hasil Belajar Kimia Menggunakan

Ancoova dengan GLM Univariate 70

Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Karakter KKPGR Yang Terkembang

Menggunakan One Way Anova 71

Tabel 4.16. Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan

Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Dibandingkan Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based Learning) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dan Dibandingkan Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing

(12)

Tabel 4.17. Perbedaan Karakter KKPGR yang terkembang Menggunakan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Dibandingkan

Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based Learning) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dan Dibandingkan Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing

(Guided Inquiry) Menggunakan Komputer 75 Tabel 4.18. Deskripsi Data Nilai Karakter Kerja Keras Pada Kelas Ekperimen 1,

Ekspermen 2 dan Eksperimen 3 80

Tabel 4.19. Deskripsi Data Nilai Karakter Kreatif Pada Kelas

Ekperimen 1, Ekspermen 2 dan Eksperimen 3 82

Tabel 4.20. Deskripsi Data Nilai Karakter Peduli Lingkungan Pada Kelas

Ekperimen 1, Ekspermen 2 dan Eksperimen 3 84

Tabel 4.21. Deskripsi Data Nilai Karakter Gemar Membaca Pada Kelas

Ekperimen 1, Ekspermen 2 dan Eksperimen 3 87

Tabel 4.22. Deskripsi Data Nilai Karakter Rasa Ingin Tahu Pada Kelas

Ekperimen 1, Eksperimen 2 dan Eksperimen 3 89

Tabel 4.23. Hubungan Antara Hasil Belajar Kimia dan

Nilai Karakter KKPGR Yang Terkembang Dengan

Model Pembelajaran Langsung (Direct Instrusction) 91 Tabel 4.24. Hubungan Antara Hasil Belajar Kimia dan Nilai

Karakter KKPGR Yang Terkembang Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terintegrasi

Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) 92

Tabel 4.25. Hubungan Antara Hasil Belajar Kimia Dan Nilai

Karakter KKPGR Yang Terkembang Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terintegrasi

Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Menggunakan Komputer 93 Tabel 4.26. Hubungan Antara Hasil Belajar Kimia Dan Nilai

Karakter KKPGR Dengan Pembelajaran Langsung (Direct Instrusction) , Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry), dan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terintegrasi

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Kimia 111

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 115 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 133 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 3 155

Lampiran 5 Materi Ajar 177

Lampiran 6 LKS Hidrolisis Garam 185

Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes 190

Lampiran 8 Soal Instrumen Tes 191

Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal 195

Lampiran 10 Lembar Observasi Untuk Mengamati Nilai Karakter

Kerja Keras, Kreatif, Peduli Lingkungan, Gemar Membaca,

dan Rasa Ingin Tahu 196

Lampiran 11 Uji Validitas Instrumen Tes 204

Lampiran 12 Analisis Tingkat Kesukaran 206

Lampiran 13 Analisis Daya Beda Soal 208

Lampiran 14 Analisis Realibilitas 210

Lampiran 15 Data Hasil Belajar Siswa Dalam Gain Ternormalisasi

Kelas Eksperimen 1 211

Lampiran 16 Data Hasil Belajar Siswa Dalam Gain Ternormalisasi

Kelas Eksperimen 2 217

Lampiran 17 Data Hasil Belajar Siswa Dalam Gain Ternormalisasi

Kelas Eksperimen 3 223

Lampiran 18 Uji Normalitas Dan Homogenitas Data Hasil Belajar Kimia

Dan Karakter KKPGR Siswa 229

Lampiran 19 Hasil Uji Hipotesis Gain Hasil Belajar Dan Nilai Karakter KKPGR

Dengan Analisis One Way Anova Menggunakan GLM Univariate 232 Lampiran 20 Hasil Analisis Nilai Karakter KKPGR dengan Analisis

Two Way Anova Menggunakan GLM Univariate 241 Lampiran 21 Data Hubungan Gain Dengan Karakter KKPGR Model

Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) 253

Lampiran 22 Data Hubungan Gain Dengan Karakter KKPGR Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Terintegrasi Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) 256 Lampiran 23 Data Hubungan Gain Dengan Karakter KKPGR Model

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Dengan

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu

bangsa, karenanya kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan

pendidikannya. Oleh karena itu, Indonesia sebagai Negara berkembang juga

menjadikan pendidikan sebagai salah satu aspek penting yang harus

dikembangkan.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) serta Kementerian Agama (Kemenag) telah melakukan berbagai

usaha untuk meningkatkan mutu dan hasil pendidikan nasional. Pasal 3 UU

Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis, serta bertanggung jawab.

Berdasarkan data, perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal

bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Menurut Education

For All Global Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap

tahun dan berisi hasil pemantauan pendidikan dunia, dari 127 negara, Education

Development Index (EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69, dibandingkan

Malaysia (65) dan Brunei (34).

Pemerintah telah melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan melalui

pergantian kurikulum yang saat ini digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013. Kegiatan pembelajaran pada kedua

(15)

Ada beberapa faktor yang diperhatikan dalam peningkatan kualitas bangsa

melalui jalur pendidikan diantaranya pembentukan karakter. Tahun 2010

pemerintah merancang pendidikan karakter yang berguna untuk memperbaiki

persoalan bangsa yang menyangkut perilaku. Pendidikan karakter menjadi

program unggulan pemerintah tahun 2010 sampai 2015. Ada 16 Kementerian

yang dilibatkan dalam pembangunan karakter bangsa (Suparlan, 2010).

Wanda (2005) menyatakan bahwa karakter seorang individu terbentuk

sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan lingkungan sekitar. Proses

pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan mempengaruhi cara

individu tersebut memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam

perilakunya sehari-hari. Mustaqim (2013) menunjukkan bahwa penerapan

pendidikan karakter memiliki pengaruh positif terhadap prestasi akademik dan

perilaku ilmiah serta social siswa. Ikhwanuddin (2013) menyatakan bahwa

integrasi karakter kerja keras mampu memberi sumbangan positif dalam

pembentukan karakter dan berdampak pada peningkatan prestasi akademik secara

lebih merata pada semua mahasiswa.

Pada hakekatnya dalam pembelajaran kimia sangat dibutuhkan suatu

kegiatan yang melibatkan siswa dalam memecahkan suatu masalah. Mempelajari

kimia bukan hanya membutuhkan pemahaman serta penguasaan konsep saja,

namun siswa dituntut aktif bekerjasama dengan guru untuk menerapkan ilmu yang

dipelajari melalui penggunaan strategi pembelajaran (Suyanti, 2010). Oleh karena

itu, agar siswa dapat mempelajari dan memahami materi pelajaran kimia lebih

bermakna diperlukan model pembelajaran yang tepat dan mampu meningkatkan

keterampilan siswa dalam memecahkan masalah. Untuk menjadikan pembelajaran

yang lebih bermakna seorang guru juga perlu menerapkan sebuah metode yang

mengarahkan siswa untuk berperan aktif dan menggali potensi yang ada pada diri

siswa, sehingga siswa mampu mengembangkan keterampilan – keterampilan

tertentu.

Salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif

dalam pemecahan masalah adalah model pembelajaran berbasis masalah

(16)

(Problem Based Learning) siswa dituntut untuk bertanggungjawab atas

pendidikan yang mereka jalani, serta diarahkan untuk tidak terlalu tergantung

pada guru. Model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) membentuk siswa mandiri yang dapat melanjutkan

proses belajar pada kehidupan dan karir yang mereka jalani. Seorang guru lebih

berperan sebagai fasilitator yang memandu siswa menjalani proses pendidikan.

Proses belajar pada model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) dibentuk dari ketidakteraturan dan kompleksnya

masalah yang ada di dunia nyata.

Menurut Killey (2005) model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based Learning) mempunyai kelebihan dalam hal membantu siswa memilih

masalah, mendefinisikan masalah, menyelesaikan masalah, membantu

mengembangkan berpikir kritis, komunikasi secara lisan dan tulisan dan

mengembangkan kerja kelompok. Model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) lebih memotivasi siswa untuk bekerja lebih keras

dibandingkan dengan pembelajaran tradisional dimana keikutsertaan siswa sangat

terbatas (Graaff dan Kolmos, 2003). Pembelajaran berbasis masalah

dikembangkan memperbaiki keterampilan interpersonal, berpikir kritis, pencarian

informasi, komunikasi, rasa hormat dan kerja kelompok (Sungur,2006). Menurut

Hall (2011) kunci sukses dari model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based Learning) adalah menemukan masalah yang tepat sehingga tujuan

pembelajaran tercapai.

Model lain yang dapat digunakan adalah model inkuiri. Sanjaya (2008)

menyatakan model inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Inkuiri

merupakan bagian penting dari pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan

dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan dari mengingat

seperangkat fakta – fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Inti dari model

pembelajaran inkuiri adalah memberi pembelajaran siswa untuk menangani

(17)

Pembelajaran inkuiri banyak memberikan kebaikan – kebaikan dalam pendidikan

yang meningkatkan intelektual siswa, memperoleh kepuasaan intelektual yang

datang dari dalam diri siswa dan memperpanjang proses ingatan. Dalam penelitian

ini yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided

Inquiry). Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) guru

mempunyai peranan lebih aktif dalam menetapkan permasalahan dan tahap-tahap

pemecahannya. Tetapi siswa juga memiliki ruang untuk menemukan konsep

sendiri, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Hasil penelitian Mutiara (2013) menunjukkan adanya perbedaan hasil

belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran

langsung (Direct Instruction) dan model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) tanpa media serta model pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning) dengan media internet pada materi Kimia

Larutan diperoleh rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran langsung (Direct Instruction) adalah 66,53; rata – rata hasil belajar

siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning) tanpa media adalah 72,46 dan rata – rata hasil belajar siswa yang diajar

dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan

media adalah 80,47.

Mellyzar (2013) menyatakan bahwa model pembelajaran yang paling

efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning) diintegrasikan dengan media

komputer dimana pada penelitian diperoleh rata – rata hasil belajar siswa yang

diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

diintegrasikan dengan media komputer adalah 81,94 dan rata – rata hasil belajar

siswa yang diajar dengan menggunakan model inkuiri terbimbing (Guided

Inquiry) dengan media komputer adalah 74,17. Model pembelajaran yang paling

efektif untuk meningkatkan kreativitas adalah Inkuiri diintegrasikan dengan media

komputer, rata – rata nilai kreativitas yang diajar dengan menggunakan model

inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) dengan media komputer adalah 74,76 dan

(18)

berbasis masalah (Problem Based Learning) diintegrasikan dengan media

komputer adalah 49,61.

Ratno (2013) menyatakan bahwa model pembelajaran yang paling optimal

untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning) diintegrasikan dengan media komputer pada

materi larutan penyangga. Pada penelitian tersebut diperoleh gain rata – rata hasil

belajar pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) diintegrasikan dengan media computer adalah 0,579 ±

0,111 lebih besar dibandingkan dengan gain rata – rata hasil belajar pada siswa

yang diajar dengan Advance Organizer diintegrasikan dengan media Komputer

yaitu sebesar 0,486 ± 0,113.

Situmorang (2013) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

dalam pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan media FrontPage terhadap

hasil belajar. Pada penelitian ini diperoleh gain rata – rata hasil belajar pada siswa

yang diajar dengan Inkuiri dengan menggunakan media FrontPage adalah 0,46

lebih besar dari gain rata – rata hasil belajar siswa yang diajar dengan

pembelajaran Ekspositori dengan menggunakan media Charta yaitu sebesar 0,29.

Hasil penelitian Aldila (2012) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) terhadap nilai

karakter kejujuran, disiplin, dan berpikir kritis pada pokok bahasan Hidrokarbon

dimana diperoleh dari hasil pengolahan data X2hitung>X2tabel yaitu 12,19 > 5,99.

Hasil penelitian Sianturi dan Silaban (2012) menunjukkan ada perbedaan

hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menggunakan media Macromedia

Flash, Powerpoint dan Peta Konsep pada Pokok Bahasan Hidrokarbon dari uji

gain ternormalisasi diperoleh adanya peningkatan hasil belajar kimia siswa oleh

media Flash sebesar 63 %, media program Powerpoint sebesar 65% dan media

peta konsep sebesar 50 %.

Penerapan model pembelajaran model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) dan inkuiri pada beberapa penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa keduanya member dampak positif pada pembangunan

(19)

penelitian sebagai dasar penulisan tesis yang berjudul “Implementasi Kombinasi

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Pada

Pembelajaran Kimia Larutan Di Sma Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Kimia Dan Karakter Siswa.”

1. 2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran kimia di SMA pada umumnya masih kurang

memberdayakan keaktifan siswa.

2. Pembelajaran kimia dewasa ini masih banyak menggunakan model belajar

konvensional sehingga menyebabkan prestasi belajar rendah.

3. Pembelajaran kimia terutama pada materi larutan perlu ditingkatkan karena

model dan metode pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan proses

pembelajaran yang melibatkan tumbuhnya karakter dan pemahaman siswa.

4. Faktor kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran yang melibatkan

keaktifan siswa sehingga berpengaruh pada prestasi belajar.

1. 3 Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti, baik dari segi kemampuan,

waktu dan biaya maka penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup yang dapat

dijangkau oleh peneliti. Adapun yang menjadi ruang lingkup dari pengembangan

ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini akan dilakukan di SMA kelas XI IPA semester genap T.A.

2013/2014, yaitu di SMA Negeri 2, SMA Negeri 7 dan SMA Negeri 17

Medan.

2. Materi yang akan diteliti dalam penelitian ini hanya meliputi kompetensi

(20)

melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis.”

3. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan inkuiri

terbimbing (Guided Inquiry) dengan media komputer.

4. Prestasi atau hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif taksonomi

Bloom (C1– C4)

5. Karakter siswa yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu : kerja

keras, kreativitas, peduli lingkungan, gemar membaca dan rasa ingin tahu

(KKPGR).

1. 4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang diuraikan di atas,

maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia siswa yang

diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct

Instruction), model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

dan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), dan model pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning) dan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry)

dengan media komputer?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya karakter

kerja keras siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

langsung (Direct Instruction), model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based Learning) dan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), dan model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan inkuiri

terbimbing (Guided Inquiry) dengan media komputer?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya karakter

kreativitas siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

(21)

Based Learning) dan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), dan model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan inkuiri

terbimbing (Guided Inquiry) dengan media komputer?

4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya karakter

gemar membaca siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

langsung (Direct Instruction), model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based Learning) dan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), dan model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan inkuiri

terbimbing (Guided Inquiry) dengan media komputer?

5. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya karakter

peduli lingkungan siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran langsung (Direct Instruction), model pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning) dan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry),

dan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan

inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) dengan media komputer?

6. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya karakter rasa

ingin tahu siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

langsung (Direct Instruction), model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based Learning) dan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), dan model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan inkuiri

terbimbing (Guided Inquiry) dengan media komputer?

7. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara hasil belajar kimia dan nilai

karakter yang berkembang untuk siswa yang diajar dengan model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) terintegrasi inkuiri

terbimbing (Guided Inquiry) dengan media komputer dengan model

pembelajaran langsung (Direct Instruction) dan model pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided

(22)

1. 5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia siswa yang

diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct

Instruction), model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

dan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), dan model pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning) dan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry)

dengan media komputer.

2. Untuk menganalisis perbedaan yang signifikan karakter kerja keras,

kreativitas, peduli lingkungan, gemar membaca dan rasa ingin tahu siswa yang

diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct

Instruction), model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

dan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), dan model pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning) dan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry)

dengan media komputer.

3. Untuk mengetahui hubungan antara karakter siswa dengan model

pembelajaran yang diterapkan terhadap hasil belajar kimia siswa.

1. 6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis dapat memperkaya data ilmiah dan sebagai rujukan bagi

peneliti lanjutan yang berminat dalam mendalami permasalahan yang sama.

2. Menghasilkan suatu model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan

hasil belajar kimia dan karakter kerja keras, kreativitas, peduli lingkungan,

gemar membaca dan rasa ingin tahu.

3. Memberikan informasi bagi tenaga kependidikan yang dapat memperluas

wawasan pengetahuan guru dan dapat dijadikan sebagai solusi menghadapi

kendala yang dihadapi saat pembelajaran yang berhubungan dengan

(23)

1. 7 Definisi Operasional

Defenisi operasional merupakan suatu defenisi yang diberikan kepada

suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional

yang diperlukan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini, digunakan

istilah-istilah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan

model pembelajaran yang berpusat pada siswa, membangun pembelajaran

aktif, keterampilan menyelesaikan masalah dan dasar pengetahuan, serta

berdasarkan pemahaman dan penyelesaian masalah.

2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) merupakan suatu

model pembelajaran dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau

petunjuk cukup luas kepada siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan

bimbingan kepada siswa dalam kegiatan-kegiatannya. Selain itu, guru

menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada

siswa.

3. Model pembelajaran langsung (Direct Instruction) merupakan model

pembelajaran yang berpusat pada guru. Secara khusus dirancang untuk

menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif

dan pengetahuan prosedural terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan

dengan pola kegiatan yang bertahap.

4. Hasil belajar siswa adalah merupakan indikator atau gambaran keberhasilan

guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga masalah hasil

belajar siswa merupakan salah satu problem yang tidak pernah habis

dibicarakan dalam dunia pendidikan. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil

belajar antara lain : strategi dan model pembelajaran yang diterapkan oleh

guru dalam kelas, lingkungan belajar siswa, dan media pengajaran yang

digunakan oleh guru. Ketidak-tepatan model pembelajaran guru akan

(24)

5. Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu

mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak

peserta didik, hal ini mencakup keteladan bagaimana perilaku guru, cara guru

berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan

berbagai hal terkait lainnya.

6. Media yang digunakan adalah media komputer. Penggunaan komputer adalah

untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, audio

dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna

(25)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang

dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia larutan antara siswa

yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) dengan media

komputer dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) dan

mode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) terintegrasi

inkuiri terbimbing (Guided Inquiry).

2. Terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya karakter kerja keras

antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry)

dengan media komputer dengan model pembelajaran langsung (Direct

Instruction) dan mode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry).

3. Terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya karakter kreatif

antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry)

dengan media komputer dengan model pembelajaran langsung (Direct

Instruction) dan mode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry).

4. Terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya karakter kerja

peduli lingkungan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing

(Guided Inquiry) dengan media komputer dengan model pembelajaran

langsung (Direct Instruction) dan mode pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry).

5. Terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya karakter gemar

(26)

masalah (Problem Based Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided

Inquiry) dengan media komputer dengan model pembelajaran langsung

(Direct Instruction) dan mode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry).

6. Terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya karakter rasa ingin

tahu antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry)

dengan media komputer dengan model pembelajaran langsung (Direct

Instruction) dan mode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry).

7. Terdapat hubungan yang signifikan antara hasil belajar kimia dan nilai

karakter yang terkembang antara siswa yang diajar dengan model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) terintegrasi inkuiri

terbimbing (Guided Inquiry) dengan media komputer dengan model

pembelajaran langsung (Direct Instruction) dan mode pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning) terintegrasi inkuiri terbimbing (Guided

Inquiry).

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, sesuai dengan

hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut

:

1. Dalam pembelajaran kimia khususnya pokok bahasan hidrolisis, guru dapat

menggunakan media komputer berupa power point, flash, video atau animasi

untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang akan dipelajari dan

sekaligus memberikan gambaran tentang bagaimana mempuat suatu perlakuan

ketika perlakuan tersebut tidak dapat dilakukan di kelas ataupun di

laboratorium

2. Guru hendaknya memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk merancang

pembelajaran melalui program komputer khususnya power point, sehingga

dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menstransfer materi pelajaran

(27)

3. Media komputer dapat diterapkan pada pokok bahasan yang membutuhkan

konsep, analisis dan praktikum, untuk memberikan gambaran yang lebih jelas

tentang pembelajaran.

4. Dalam proses pembelajaran, hendaknya guru menyertakan pembentukan

nilai-nilai karakter siswa, tidak hanya menekankan pada hasil pembelajarannya

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Aldila, P., (2012), Studi Keberhasilan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Dan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Nilai Karakter dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon., Tesis, PPs Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Medan, Medan.

Akınoğlu., Tandoğan., (2007), The Effects of Problem-Based Active Learning in

Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 3(1) :71-8.

Arends, R.I., (2008), Learning to Teach, McGraw-Hill, New York.

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Bandung.

Aqib, Z., (2012), Pendidikan Karakter di Sekolah, Yrama Widya, Bandung.

Elkind, D.H., Sweet, F., (2004), How to Do Character Education. Today’School, Sept/Oct 2004 Issue.

Erman., (2003), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, UPI, Bandung

Hall, White., (2011), Speaking Of Teaching : Problem Based Learning, Stanford University Newsletter On Teaching11(1) : 1 – 8

Handayani., Sapir,. (2009), Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Respon Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Malang. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JPE) 1(2) : 37 – 52. Ibrahim, M., Nur, M., (2005), Pengajaran Berdasarkan Masalah, University

Press, Surabaya.

Ikhwanuddin,. (2013), Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras Dan Kerja Sama Dalam Perkuliahan. Tesis, PPs UNY, Yokyakarta.

Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E., (2009), Model of teaching, Pearson Education Inc, New Jearsey.

(29)

Kemendiknas, (2010), Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama, Jakarta.

Mellyzar., (2012), Efektivitas Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kreativitas Siswa Pada Pelajaran Kimia Di Sekolah Menengah Atas, Tesis, PPs Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Medan, Medan.

Mustaqim, W., (2008), Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter Di Sekolah Terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas XI Teknik Komputer Jaringan Di SMK Piri 1 Yogyakarta. Skripsi, FT UNY, Yogyakarta.

Mutiara., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Karakter Komunikatif Serta Percaya Diri Pada Materi Kimia Larutan di SMA. Tesis PPs Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Medan, Medan.

Raharjo, R., (1991), Desain Media Pembelajaran, Depdikbud, Jakarta.

Rahman, J.R.; Setiawan, W.; dan Fitrajaya R.E., (2008), Optimalisasi Macromedia Flash Untuk Mendukung Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Program Studi Ilmu Komputer FPMIPA UPI, Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi2(1): 1-10.

Ramli, T., (2003), Pendidikan Moral dalam Keluarga, Grasindo, Jakarta.

Ratno ., Mahmud., Suharta. , (2013), Analisis Kreativitas Dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Advance Organizer Yang Diintegrasikan Dengan Media Berbasis Komputer Dan Media Benda Riil Pada Materi Larutan Penyangga, Jurnal Pendidikan Kimia Pascasarjana UNIMED Vol. 5, No. 3.

Sadiman, A., (2003), Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Stadar Proses Pendidikan, Perpustakaan CSIS, Jakarta.

Sianturi, D., Silaban, R., (2013), Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash, Program Powerpoint Dan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan

(30)

Situmorang., Suyanti., Mahmud., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Menggunakan Media Microsoft Frontpage Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Pada Pokok Bahasan Zat Aditif Kelas VIII SMP, Jurnal Pendidikan Kimia Program Pascasarjana UNIMED, Vol. 5, No. 3

Slameto., (2003), Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2005), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Sudrajat, A., (2008), Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran,http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pen dekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/akses Januari 2014

Sulaiman, F., Atan, H., Idrus, R., M., Dzakaria., (2004), Problem-based Learning : A study of Web-based Synchonous Collaboration, Malaysian Onlie Journal of Instructional Technology (MOJIT)1 (2) : 58-66.

Suparlan., (2010), Pendidikan Karakter dan Kecerdasan, http://www.suparlan.com/pages/pendidikan-karakter-dan-kecerdasan-288.php:artikelakses Januari 2014

Sungur, S., Tekkaya, C., and Geban, O., (2006), Improving Achievement Through Problem-based Learning, Journal of Biological Education (JBE) 40 (4) : 155-160.

Suyanti, D. R,. (2010), Strategi Pembelajaran Kimia. Graha Ilmu, Yokyakarta.

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta

(31)

Gambar

Tabel 4.17. Perbedaan Karakter KKPGR yang terkembang Menggunakan  Direct Instruction)

Referensi

Dokumen terkait

Berhubungan dengan hal tersebut disini penulis tertarik untuk meneliti mengenai perusahaan YAMAHA sebagai salah satu perusahaan besar di Indonesia dibidang otomotif yaitu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekologi yang berkaitan dengan epidemi penyakit VSD adalah penutupan tajuk, jarak tanaman kakao dari sungai, kandungan unsur K, Mg dan

Tujuan penelitian ini untuk : (1) Mengetahui pengaruh komposisi dan struktur mikro daerah las hasil repair welding dengan metode pengelasan TIG dengan perlakuan

Alhamdulillahi robbil alamin, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Media Science Education Quality

Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan di antara para siswa, namun perbedaan tersebut tidak signifikan terjadi pada jenis bahasa narasi, yaitu antara bahasa Sunda dan

[r]

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh pendidikan dan pelatihan tenaga kerja terhadap produktivitas kerja karyawan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERA. GURU DAN