FAKTOR-FAKTOR
YAI\TGBERHI'BUNGAN I}EI'rcAN
TII\IDAKAFIIB{]
TERHADAP*TI
DENcrrE
PAI}AT{G
Skripsi
Diajukan ke Fakuttas Kedokteren
universitrs
Andales pedeng Sebagai PeuenuhenSrhh
Setu Syaretuntuk
Mendapetkan Getsr Sarjana Kedolnteren
Oleh
MERrPONDA
sARr
BP.03l200gr
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNTVERSITAS
AI\IDALAS
PADAI\tG
FAI(.[0.R-FAKT(}RYAI-{GBE
'.rs
s,NS4StWil(4l:IIsIJ
SP'$scEc
P-BNGQ4;I ,:..:,::....:p,1[[}dffi:.;l.:'...:..::i..::.
,
.I
..
.,,
.,i,,
,-
i,,,t$l-{|i..,-,
,,
. : i, I :t .r::: . _
. .:. :j .::-:.:a : ..
Dqiqq$,ks,Sqlsrlta$ Kgdotte{tis;tjiill'crqitas Andolas Padang
'
.
'
, , :. Si:bsgii Pemenutmn S&lnh SsriL$y,4gtunsrk r,,-.''
,.
'
"',"
:' $deltdspttlq!!,Cetar$ariana,Kedokteran,
..
,
glg['...'
:1
;.,MERI
POI\DA SARI
,
8F.S3120050,, ". .rA{-,!{{iT{l
{SqgFTq+{
UNTVERSITAS
AI\DALAS.
TAKTOR-fffiffi
YANG BERIIUS$NGAN $EI.{CAI\I
TIIYDA.KAI$IBU
TESTIADAP'PENCEGAHAN
DET$AM
BERDABAH DSN6UE]ST.
.
.,. .'KELURAHAN
JATI
BARU
PADA,NGSKRIPSI
Olek:
\fpBI
Por{p,4
s..tRI
03r20
0s0'
.
,:
,'. ,,
.
'
:
.
, :
.''
Tdah diretujui
q, lghpeybimljng
skfi,pti
Tekultas
Kcdolderan
Universitas
Andalas:'':: '.':i;:-
'i
' :::: i .
''
Pembimbin
NAt{A
JABATAN
TA!$DATANGAN
Drs.'Adrialn'l\{oKes
Pembimbins
l
FAKTOR-FAKTOR YANG BERI{UBUNGAN DENGAII TINDAKAN IBU
TERHADAP PENCEGAHAN
DEIVIAMBERDARAH
DENGT,IEDI
KELURAHAN
JATI
BARU
PAITAIIIGSKRtrPSI
Oleh
I
w$'RIR,
$S*s*&[
03 r20 050
TeJ*hdtpcrtah*nkrndideprnTim3:nguii:$&ripsi
I
'
',,
FthltarKcdoktcran
Univcrsitac
Ardalat P*dmg
padaTanggal22
Agustus 2007!{AMA
JASATA$I
T4N,DA-fAI{GAl{
/
,r1:>t
.r'l
DR.lr.
H, Hafni
Baehtiar;
MPH
Kctua
ABSTRACT
SEVERAL
FACTORS
RELATED
TO
THE
ACTTON
SHOULD
BECARRIED OUT
BYTHE MOTHER
AS
TO
PREVENT
DENGUE
HEMORRHAGIC FEVER
{DHT)
IN
JATI
BARU
PADANG
By
Meri
Ponda
SariDengue hemorrhagic fever
is
a
major public health
problemin
lndonesia becameof
its
high prevalence andwide
spread.All
sortsof
reasons related tothis
points is
the
community itself
in
treating
theircircles,
in
this
case abouttheir
environment.How
hasit
cone
aboutin
Jati Barudistrict
guided usto
the factthat
DHF
patients growsrapidly
timeafter time-
This examinationis simply
directedto
let
us
know
deeplyabout the
preventiondue
to
DHF in Jati
Baru district,
Padang.This
research uses crosssectional
analyticdesign
studywhich
collectedforty
five sampleif
the respondents.It
applies multistage simple random sampling aswell
as questionnairefor
the instrument. Theanalytic
data isjust
simply come forward indistribution
and cross table format.The
researchshows
severalanalytic
product.
The
amountof
the
well-educated respondentsis
89%
andthe
poor-educated respondentsis
l1%.
The prosperous respondents is 60%. Thewell-knowledge
respondents is around 55olo,and the other side is takes 45%.The
good
reacted respondents is 53,33%, and theother
srde 46,67Yo. The well-prevented respondents ts 42Yo, and 58% comesfrom
the
other opposites. This bivariateinformation statistically
conducts us to thefact
that there is a relationwithin
social economic, knowledge, and the attitude itselfin
preventing
DHF.
Meanwhile
there
is
no
relation
between education
of
the respondentswith
DHF prevention.DHF
eradication requires toeffort
the handling diseasewith
theterritorial
law,
community participation, and cross progr?m"ffo.tr
coordinated by the headABSTRAK
FAKTOR.FAKTOR YANG
BERHUBTJNGAN DENGAN
TINDAKAN IBU
TERHADAP PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH
DENGUE
DI
KELURAHA}I JATI BARU
PADAI\G
Oleh
:Meri
PondaSari
Penydkit Demarn Berdarah Dengue
(DBD)
mqrupakan masalah kesehatandi
Indonesia" karena prevalensinya yangtinggi
dan penyebaran semakin luas.Hal
ini
dipengaruhi
oleh beberapa sebab, diantaranya tindakan masyarakat terutamamenyangkut lingkungan
sekelilingnya
Kejadian
DBD
di
Kelurahan Jati
Baru menunjukkan kecenderungan peningkatanjumlah
penderita. Tujuan penelitianini
adalahuntuk
mengetahuifaktor-faktor
yang berhubungan dengan tindakanlbu
terhadap pencegahan
DBD di
Kelurahan Jati Baru Padang.Penelitian
ini
menggunakan desain cross sectionalanalytic
study denganjumlah
sampel45 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalahmulti
stage simple random sampling dan
menggunakankuesioner
sebagai instrumen Analisis datadisajikandalam
bentuktabel frekuensidan tabel silang.Hasil
penelitian diketahui bahwa
responden dengantingkat
pendidikantrnggi
sebesar
89
%.
Respondenyang tidak
miskin
sebesar60
%.
Tingkat pengetahuan yang baik 67 Yo dan yang kurang 33 Vo. Sikap responden yangpositif
sebesar 62 yo dan negatif 38 oh. Sedangakan responden yang mempunyai tindakan pencegahan
baik
sebanyak42
o/o dan yangkurang
58
%.Hasil analisis
bivariatmenunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara status ekonomi, pengetahuan
dan sikap
respondendengan
tindakan
pencegahanDBD.
Sedangkan tingkat pendidikantidak
berhubungan dengan tindakan pencegahanDBD.
PBNGANTAR
As s al amu' aI aikum w a Rahm atul I ahi w a B ar aka at uh.
Segenap
limpahan
syukur
danpujian
tercurah hanya pada Rabb
yang Matra Rahmandan Rahim
untuk
segalakasih
dan hidayah-Nya hingga denganizin
sertapertolongan-Nya
penulis
mampu
menyelesaikanpenulisan
skripsi
yang
berjudul*Faktor-faktor Yang
BerhubunganDengan
Tindakan
Ibu
Terhadap
PencegahanDernam Berdarah Dengue
di
Kelurahan Jati Baru Padang",
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Andalas Padang.Sungguh
bukan
hal yang
mudahbagi
penulis
untuk
menuntaskan
penulisanskripsi
ini
tanpa
bantuan, dorongan,petunjuk
dandoa
dari berbagai pihak.Melalui
coretan
singkat
ini
penulis hendak mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:l"
Bapak Drs. Adrial, M.Kes
sebagaipembimbing
I
dan
ibu
Dr-
Firdawati,M.Kes,
sebagai pembimbingII
untuk segala perhatian, bimbingan serta saran-saran dan masukan selama penelitian dan penulisan skripsiini.
2.
Bapak DR.Dr.H.Hafni
Bachtiar,MPH
danIbu
Dra.
Hj. Nuzulia
lrawati,MS
sebagai
tim
penguji
skripsi yang telah
memberikan
banyak
saran
dan perbaikan demi kesempurnaan skripsi ini.4.
Bapak
Dr.H. Yorva
Sayoeti,Sp.A
(K)
sebagai pembimbing akademik yangtelah
meluangkanbanyak
waktunya dalam membantupenulis
selama masapendidikan.
5.
Teristimewa
kepada Papa danMama
tersayang,untuk
selagad cinta kasihyang tiada berhingga, doa-doa serta dorongan semangat yang tanpa henti.
Dan
atas semua petuah serta nasehat, semoga ananda sanggupmenjadi
anak yang sholehah, mirmpu rnemberikan kebahagiaan dan kebanggaan.Amin.
6.
Vivi
(My
lovely),Olis
(My
Hero), Vananda(My
Loph) atas semua dukungan, dorongan doa, semangat serta wejangan meski kadang dengan beragamwujud
dan bermacam ekspresi.7"
Teman-temankuDebie,
Mayang,Ria, Diqa, Astria
atas semua humornya selamaini
yang telah mencerahkan kehidupan penulis, yang selalu menempatibilik-bilik
khususdalam hati
ini,
atas semua bantuan,doa,
setnangatuntuk
terus maju.8.
Sobatku
Dona,Anen,
Vivi
yangtelah
setiamenjadi
temandalam
suka dan duka selama ini.Ihya
Allah-lah
yang
bisa
membalas segalabantuan yang
telah
diberikan
padag6ulis
dengan balasanyang
terbaik Penulis amat sadar skripsiini
masihjauh dari
Lta
sempurna. Namun terlepas dariitu
semua tersimpan hmap semoga skripsiini
dtpdmendatangkan
manfaat untuk kita semua-Amin-Padang, Agustus 2007
DATTAR
ISI
ABSTRACT
ABSTRAK
PENGESAIIAN
KATA
PENGAIYTAR
DAFTAR ISI
DAF"TAR
TABEL
...---.---'-..lv
DAFTAR
LAMPIRAN
...
v
BAB
1 PENDAHULUAII
...
I
1.1
LatarBelakang
I.2
PerumusanMasalah
41.3
Tujuan Penelitian1.3.1
TujuanUmum...
41.3.2 Tujuan
Khusus
41.4
ManfuatPenelitian
5BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
...
62.1
Definisi
DBD...
62-2
Faktor Penyebab PenYakit2.2.l
PenyebabDBD
...;...-..2.2.ZYektar DBD
dan Lingkungannya2.2.4 Hospes
DBD
dari Lingkungannya2.3
Epidemiologi...
....-.---.-.-2
-4
GambaranKlinis
dan Diagnostik...'..-6
7
I
9
Z-5
Pencegahan2.5.1 Terhadap
Veltor
2 -5 .2 Mercegah Terjadi
Kontak
LangsungdenganNyamuk
2.5.3
Penyuluhan
...2.6
Konsep Pengetahuarl Sikap, dan Tindakan2.6.1 Konsep
Pengetahuan
.-...-....l8
2.6.2 Konrep
Sikap
...
192.6.3 Konsep
Tindakan
..".-...-...2l
2.7 Masalah Sosial Ekonomi Yang Berhubungan DenganDBD
2.7.1 Fahor
Pendidikan
...
....
222.7.2
FaldorEkonomi
...-....-...- 23KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
PENELTTIAN
...
... 243.1 Kerangka Konseptual
Penelitian
---.- 243.2
HipotesisPenelitian...-...
... 24METODE PENELITIAI\
...4.1
DesainPenelitian
...
254.2
Waktu danLokasi
Penelitian..
...
25.
4.3
Populasi danSampe1...-....
...
254.4
Pengumpulan Data...4.5
Variabel danPengulanan
.----..-... 274.6
InstrumenPenelitian...
...- 274.7
Pengolahan dan AnalisisData...--.
.---'.----..--.. 2710
l3
l6
t7
BAB
3
BAB
54.8
Definisi
Operasional...
... 28HASIL
PENELITIAN
... 305.1 Analisis
Situasi....
... 305.2 Hasil
Penelitian
... 305.2. 1 Analisis
Univariat
...'... 5.2.2.AnalisisBivmiat
...-... 32PEMBAHASAI\...
... 356.1 Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi, Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pencegahan
DBD...
...
356.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Pencegahan
DBD...-..
...
376.2.1 Hubungan
Tingkat
Pendidikan dengan Tindakan PencegahanDBD
...
376.2.2 Hubungan Status
Ekommi
dengan TindakanBAB
6 PencegahanDBD
...-... 386.2.3 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan
DBD
...:...-... 396.2.4 Hubungan Sikap dengan Tindakan Pencegahan
DBD
..."..,... 40BAB
7
KESIMPULAFI DA}I
SARAN
,...
427-l
Kesimpulan...
...42
7.2
Saran..
-...-...-.-
..-...-.----.-.--- 43I}AFTAR PUSTAKA
II\MPIRAN
Tabel
5.1
:5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
DAFTAR TABEL
Distribusi
lbu-Ibu Rumah Tanggadi
Kelurahan Jati BaruBerdasarkan Tingkat
Pendidikan
....
3l
Distribusi
lbu-Ibu Ruamh TanggaDi
Kelurahan Jati BaruBerdasarkan Status
ekonomi....
-..-..-- 31Distribusi
Pengetahuan lbu-Ibu Rumah Tangga MengenaiDBD di
Kelurahan Jati BaruDistribusi
Sikaplbu-Ibu
Rumah Tangga MengenaiDBD
di Kelurahan Jati
Baru...-...
... 32Distribusi
Tindakan lbu-Ibu Rumah Tangga Terhadap PencegahanDBD
Di
kelurahan JatiBaru...
... 32 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan TindakanPencegahan
DBD...
...--. 32 Hubtrngan Antara Status Ekonomi dengan TindakanPencegahan
DBD...-...:...
...-... 33 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan TindakanPencegahan
DBD...
... 33 Hubungan Antara Sikap Dengan Tindakan PencegahanDBD
... 34Lampiran
I
Lampiran2
I-ampiran 3
Lampiran 4 Lampiran 5
Lampiran 6 Lampiran 7
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
Data Kasus
DBD
per KelurahanDi
KecamatanPadang
Timur
Kota Padang Tahun 2003-2006Analisis Statistik Perhitungan
Uji
Stbtistik Chi SquareMaster Tabel
BAB 1
PENDAHULUAAI
1.1
Latar
Belakang.
Demam berdarah Dengue adalah salah satu dari banyak penyakit yang disebabkan oleh virus, ditandai dengan demam dan disertai dengan perdarahan.Sejak
tiga
dekade terakhir penyakitini
begitu terkenal dibeberapa negara Asia Tenggara danAmerika
Selatan, karena tanpa dapat diterangkan telah terjadi perubahan dalam manifestasikliniknya.
Bila
sebelumnyaDBD
yang disertai renjatan-diFilipina
tahun 1953 penyakitini
kemudian menjadi penyakit yang ditakuti karena banyak menimbulkan kematian (Nathin,l99l).
Demam Berdarah Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat di lndonesia karena prevalensinya yang
tinggi
dan
penyebarannya semakin luas(Suroso, 1990). Letusan
DBD
pertamakali
di
Indonesiaterjadi tahun
1968' kemudian jumlah penderita semakin meningkat dan penyebarannya pun semakin luas seiring meningkatnya penyebaran penduduk dan transportasi yang semakin lancar- Pada Januari hinggaMaret
2004 Kejadian Luar Biasa DBDdi
lndonesia telah rnenimbulkan 39.938 kasus dengan 498 kematian atau Case Fatality Rate(CFR)
1,3 o/o. DibandingkanKLB
1997 dengan CFR2,2
o/o dantl-hun
1998dengan
cFR
1,9 yo, I<LB tahun 2004 terjadi penurunancFR
(cussidkh
2005;Santoso, 2004)
pada tahun 2003 dilaporkan sebanyak 306 dari 351 orang
p"nd"rita
DBD, berasaldari
kota Padang. Datadi
Dinas KesehatanKota
Padangjuga
melaporkansebanyak 554 orang penderita DBD pada tahun 2002, dengan jumlah kematian I I
orang (CFR 1,98 %). Tahun 2003 dilaporkan sebanyak 306 orang penderita DBD
dengan jumlah kematian 3 orang (CFR 0,98 %). Tahun 2004 dilaporkan sebanyak
:-
--:.5 f 3 oiang penderita DBD dengan jumlah kernatian 7 orang
(CFR
1,36 Yo\- Pada tahun 2005terjadi
peningkatan yang sangat tajam dari penderitaDBD
di
kotaPadang, yaitu sebanyak 1087 orang penderita Pada tahun 2006 penderita
DBD
di Kota Padang sebanyak 760 orang penderita.K6lurahan
Jati
Baru
adalah salahsatu
daerah endemisDBD
di
kota Padang.Menurut
Dinas
KesehatanKota
Padangpada tahun 2003
tercatat sebanyak12
kasusDBD,
tahun
2004 dilaporkan sebanyak 13 kasus DBD,sedangkan tahun 2005 tercatat 16 kasus
DBD,
tahun 2006 tercatat 17 kasus DBD-KelurahanJati
Baru merupakan salah satu daerahdi
wilayah
kerja puskesmas Andalas yangmemiliki tingkat
kerawanantinggi
terhadapDBD
dengan angkabebas
jentik
di
KelurahanJati
baru (ABJ) pada tahun 2000 ditemukzn94'
6o/o.Tahun 2003 ditemukan
ABJ
78, zyodan
pada tahun2004
ditemukan 88%" (Puskesmas.Andalas, 2004)Penyakit
DBD
disebabkan olehvirus
Dengueyang
disebarktn melalui gigitan nyamuk Aedes aegtpti sebagai vektor utamanya, yang mempunyai tempatistirahat dan aktivitas
di
dalam rumah(in
daor'1, disamping Aedes albopictusberhubungan langsung dengan tanah seperti ban bekas, kaleng bekas yang berisi air hujan, tempat minum burung, vas bunga dan
aki
bekas(Sugito,
1989). Dariberbagai tempat perindukan ini, bak mandi merupakan tempat penampungan air (TPA)
yang
paling banyak mengandung larva karena volumenya lebih besardibanding tempat lain (Suroso, 1990).
-
-:
t'-
''Kepadatan populasi Aedesaeglpti
sangat tergantungdari
pengetahuan,sikap dan tindakan masyarakat dalam menjaga kebersihan tempat penampungan
air dan sampah yang dapat menampung
air
(Ahmad,1997). Pencegahan penyakitDBD
dipengaruhioleh
pengetahuan masyaraka! terutamaibq
rumah tanggakarena i6'u-ibu inilah
yang
bertanggungiawab dalam mengurus masalah rumah tangga, termasuk masalah kebersihan rumalq pengadaanair
bersih,
menyapuhalaman dan mencuci alat perlengkapan rumah tangga. Dalam hal
ini
pengetahuan tentang pencegahan penyakit DBD (Ahm ad,l997)-Beberapa
hasil
penelitian menyimpulkan bahwa kejadianDBD
terjadi karenatingginya angka
kepadatanvektor
DBD
di
daerah tersebut, sehingga dengan menurunkan angka kepadatan nyamuk Ae.aegtpti akan berdampak positif dalam menurunkanangka
kejadianDBD
(Rezeki,2005).
Dengan tingginya insiden p.enyakitDBD
di
wilayahkerja
Puskesmas Andalas, maka perlu usaha pencegahan terhadap penyakitini.
Salah satu upaya pencegahan tersebut adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk Aedes yang menjadi perantaranya dengan tidak menyediakan tempat perkembangbiakannya yang berupa tempat lembab danair (Soeparmanto, 2002).
,berdekatan antara satu rumah dengan rumah yang lainnya, sehingga dengan jarak
terbang
vektor
40-100m,
memudahkan terjadinya penularanDBD.
Sebagianbesar
wilayah
ini
ditempatioleh
anak-anak kos,yang
biasanyapulang
kekampung
setiap
minggunya,sehingga
mengurasbak
mandi
dan
tempatpena.mpungan
air
lainnyarata-nta
tidak mereka lakukan.Dilihat dari
keadaan-.'
linltkriirgannya, ibu-ibu
di
Jati
Baru gemar memelihara tanaman hias, sehingga lingkungan sekitar rumah menjadi lembab.1.2
Perumusan MasalahBirdasarkan uraian
di
atas maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa yang berhubungan dengan tindakan ibu terhadap demam berdarah dengue di kelurahan Jati Baru Padang.1.3
Tujuan
Penelitian1.3.1
Tujuan
UmumMengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu terhadap
pencegahan demam berdarah dengue di kelurahan Jati Baru Padang.
13.2
Tujuan
Khusus
.
1.
Mengetahui distribusi tingkat pendidikan ibu di kelurahan Jati Baru2.
Mengetahuidistribusi
status ekonomi ibu di Kelurahan Jati Baru3.
Mengetahui distribusi pengetahuan ibu mengenaiDBD
di kelurahan Jati Baru5.
Mengetahui distribusi tindakan ibu mengenui p.n..gahunDBD
dikelurahan Jati Baru
6.
Mengetahui
hubungantingkat
pendidikan dengan
tindakan
ibu terhadap pencegahan DBD7.
Mengetahui hubungan status ekonomi dengan tindakanibu
terhadap_.-":-
:'?
pencegahan DBD.8.
Mengetahui hubungan pengetahuan dengantindakan
ibu
terhadap pencegahan DBD.9.
Mengetahui hubungan sikap dengan tindakan ibu terhadap pencegahan-DBD
1.4
Manfaat
Penelitian.Dengan mengetahui tindakan
ibu
rumah tangga mengenai pencegahan demam berdarah dengue, diharapkan memberikan manfaat seperti :l.
Bagi
instansi yang
berwenang memberikaninformasi yang
barutentang tindakan ibu rumah tangga Kelurahan Jati Baru khususnya dan
di
Kotamadya Padangumumny4
sehingga memberi masukan dalam --pengambilan tindakanuntuk
mengurangi kejadian demam berdarahdengue.
.
2.
Bagi institusi
pendidikan memberikaninformasi
terbaru
tentangtindakan
ibu
rumah tanggadi
Kelurahan Jati Baru khususny4 dandi
Kotamadya Padang umumnya mengenai pencegahanDBD,
sehinggadiharapkan
timbutnya suatu informasi baru
untuk
menanggUlangi
BAB
2TINJAUAN
PUSTAKA2-l
Definisi
DBD..
Demam
berdarah dengueadalah penyakit
infeksi
virus akut
yang.". ._.
diGbdbkan
oleh virus
dengue dan ditularkan melaluigigitan
nyamuk Aedes,terutama menyerang anak-anak
dengan
ciri+iri
demam
tinggi
mendadak,manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan
syok
dengue(SSD) yaitu DBD yang disertai oleh syok (renjatan) akibat kehilangan plaslna.(Syoeib, dkkt982).
'.
..
2.2
Faktor
Penyebab PenYakit2.2.1
Penyebab DBDPenyebab dari penyakit DBD adalah virus dengue anggota dari genus F/avi
virus (Arbo vl'rzs grup
B)
salah satu genus Familia Togaviridas. Arbovirus artinyapenyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh artropoda. Virus dengue
tergolong
RNA.
Virus yang mempunyai diameter 17-25 nm, dapat berkembang biak di dalam tubuh beberapa spesies nyamuk, darah manusia dan kultur jaringan(Harsono.-, 1992\.
Sebagian besar
virus itu
berada dalamkelenjar
liur
nyamuk-
Waktunyamuk
menggigit
orang lain,
maka setelahalat tusuk
nyamuk
(probosis) menemukankapiler
sebelum darah orangitu
diisap,terlebih
dahulu dikeluarkanair liur
dari kelenjar liurnya agar darah yang diisaptidak
membeku (Rezdki,dkk 2005 ).2.2.2
Vektor
DBDdan
LingkungannyaVirus
dengue sebagai agen penyebab demam berdarah memerlukan masainkubasi umumnya selama
4-? hari
(Chin,2000). Virus
dengue dibawa oleh nyamuk Aedesaegtpti
dan Aedes albopictus sebagai vektorke
tubuh
manusiamelalui
gigitan nyamuk
tersebut(Kapita
Selekta" 2001).Nyamuk A.aegpti
deWaSa secaraumum
ditandaioleh
garis-garisputih
keperakandan
hitam berselang seling yang arahnya longitudinaldi
daeiah scutum (pertemuan kedua sayap) dan transversal pada daerah abdomen. Probosis (lidah) bersisik hitam danpalpi (alat
peraba/antena) pendek denganujung hitam
bersisik
putih
perak.Femurnya bersisik putih sedangkan tibianya hitam. Sayapnya juga berbintik
lurik
berwarna gelap dan terang (Harsono, 1992\.Nyamuk betina meletakkan telurnya di atas permukaan air dalam keadaan
menempel pada dinding tempat perindukanny4 rata-rata 100
butir
telur tiap kali bertelur. Pertumbuhandari
telur rnenetas menjadi larva kemudian mengadakanpengelupasan
kulit
menjadi
pupadan
akhimya menjadi dewasa memerlukan waktu kira-kirat
hari. Dalam tempo 1-2 hari nyamuk yang baru menetas ini akanmenggigit
(mengisap darah) manusia dan siapuntuk
melakukan perkawinan dengan:lr*uo
jantan,
kemudian beristiiahat
sambil
menunggu
prosespematangan lelurnya. Siklus ini berulang setiap 3-4 hari (Depkes
RI
199-2).Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang
hari.
Alrivitas
menggigit biasanyamulai
pagi sampai petanghari
dengan dua puncak aktivitas antara pukul08.00-10.00 dan 15.00-17.00 WtB. Tidak seperti nyamuk lain" Aedessebagai penular penyakit. Kemampuan terbang nyamuk
ini
+b-tOOm.
Setelah mengisap darahsambil
menunggu proses pematangantelurnya,
nyamukini
hinggap pada tempat yangagak
lernbabdan gelap
serta benda-benda yangtergantung
seperti
pakaian, kelambu,
atau
tumbuhan
dekat
tempat perkembangbiakannya (Hendorwanto ,2004 dan Depkes RI ,1992).-'-
'-,
2.2.3
Hospes DBD dan LingkungannyaSeseorang yang
di
dalam darahnya mengandung virus dengue rnerupakan sumber penularanpenyakit
DBD
(Syoeibdkk
t982).
Menurut
teori
infeksi sekundei, seseorang dapat terserang DBDjika
mendapat infeksi ulangan dengan virus dengue yang berlainan dengan infeksi sebelumnya. Penularan DBD dapat terjadidi
semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya. Tempat yang potensialuntuk terjadi
penularan
DBD
adalah
wilayah yang banyak
kasus DBD
(rawan/endemis), sekolah, RS/puskesmas, holel, pasar, restoran, tempat ibadah, pemukiman baru di pinggir kota (Depkes RI1992)-Penyebaran
habitat
nyamuk Aedesaeglpti
disebabkan meningkatnya mobilitas penduduk dan transportasi dari satu daerah ke daerah lain serta adanyanerubahl
lingkungan misalnya banyaknya tanaman yang ditebang sehingga suhu udara menjaditinggi
dan penduduk menjadi padat sehingga keadaa4 tersebut sesuai dengan habitat nyamuk Aedes aegtpti. lnvestasi larva aedes tampaknya berhubungan denganfaktor-faktor
ekologisseperti
tipe rumah
dan
tempat2.3
f,pidemiologiEpidemi Dengue dilaporkan pertama
kali
di
Bataviaoleh
David Bylon pada tahun 1779, sedangkanDBD
mula-mula dikemukakan oleh Quintosdkk
di Manila pada tahun 1954 (DepkesRI
1995).Di
tndonesia penyakit tersebut baru ditemukan pada tahun 1968 di kota Jakarta dan Surabaya dengan jumlah penderita:-
-:.S&ordng, meninggal sebanyak
24
otang. Dalam tahun 1986 dilaporkanjumlah
penderita mencapai 16.421 orang dengan kematian'600orang
berasal dari 23propinsi. Tahun 1984 DBD tersebar di seluruh propinsi Indonesia kecuali
Timor-Timur
barutahun
1993 dengan ditemukannya kasusDBD di -Dili
pada bulan Maret 1993 {Samsidkh
1990, dan Soroso,
1991).KLB terbesar terjadi pada tahun 1998 denga Insiderce Rate (IR) 35,19 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate(CFR)
2
Yo. Pada tahun 1999IR
menurun tajam sebesar 10,17 o/o, namun tahun-tahun berikutnya[R
cenderung meningkat 15,99 yo tahun 2000;21,66 % tahun 2001 ;19,24 Yo pada tahun 2002dan23,87Yo pada tahun 2003
(Kristina,20H\.
Peningkatan insiden
DBD
tampaknya terjadi setiap kurang lebih 5 tahun. Kenaikan tersebut dapat disebabkan oleh penurunan kekebalan setiap5
tahun, akibat mptasi virus setiap 5 tahun sehingga muncul strain baru yang virulerL atau karena peningkatan laporan (Surveilance)(Hadi,2004).
j
sebagainya) terisi air sehingga dapat digunakan untuk tempat perkembangbiakan nyamuk ini (Sutrisno
A,
1991).2.4
GarnbaranKlinis
Dan Diagnostik.
Pada urnumnya, kasusDBD
ditandaidengan
adanya demam tinggi,
.^.-.-fe-nbmffa perdarahan, hepatomegali,
dan
seringkalidisertai
dengan kegagalansirkulasi.
Trombositopenia
ringan
atau
sedang'
yang
disertai
denganhemokonsentrasi merupakan
hasil
laboratoriumyang
penting.
Perubahanpatofisiologis utama menentukan derajat penyakit DBD dan membedakannya dari Demam Depgue yaitu adanya hemostasis yang abnormal dan kebocoran plasma yang
diperlihatkan
sebagai trombositopeniadan
meningkatnya hematokit(wHo,2003).
2.5
PencegahanPemberantasan
nyamuk penular
DBD
ditujukan
untuk
membasmi penularan penyakit dan mencegah terjadinya kejadianluar
biasa(KLB)
DBD. Sepertidiketahui cara
untuk
mencegah/memberantaspenyakit
DBD
adalahdengan memutuskan
rantai
penularanyaitu
memberantas/menurunkan populasinyamuk penulamya. Diharapkan bahwa dengan menurunnya populasj nyamuk Aedes
aeglpti
penularan akan berkurang sehingga kasus yang terjadipun akanberkurang (Samsi dklq 1990).
Mengingat sampai saat
ini
tidak
ditemukanvaksin
demarn berdarah,sehinlga
upaya
pemberantasanlebih
dititikberatkan
kepada pemberantasan nyamuk penularnya dalam halini
Aedes spp (Hadi,2004). Selamajentik
yang adadi tempat-tempat perindukan tidak diberantas setiap
hari,
akan muncul nyamuk-nyamukbaru yang
menetasdan
penularanpenyakit
akanterulang
kembali(Rezeki,2005).
lJpayapemberantasan DBD lebih ditekankan pada upaya preventif, yaitu
melaksanakan peny€mprotan massal sebelum musim penularan penyakit di desa/
_'t
tbiurahan endemis
DBD.
Strategi ini diperkuat dengan menggalakkan pembinaan peran serta masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarangnyamuk
(PS$;
melaksanakan penanggulangan fokus
di
rumah penderitadan
di
sekitar
tempatringgal penderita guna mencegah terjadinya Kejadian
Luar
Biasa
(KLB), danmelaksanakan penyuluhan kepada masyarakat
melalui
berbagai
media (Saleha 2005). pergerakan PSN pertu lebih digalakkan dan dilaksanakan tidakhanya mendadak pada saat terjadi peningkatan penderita DBD saja namun sebaiknya dilakukan berkala 3 butan sekali.(Hasyimi dkk, 1994).
untuk
msngurangi kecenderungan peny€barluasanwilayah
terjangkitDBD,
mengurangi
kecenderunganpeningkatan
jumlah
penderita
danmengusahakan agar angka kematian
tidak
melebihi3%
maka pemerintah terusmenyempurnakan pfogram pemberantasan DBD. Strategi pemberantasan DBD lebih ditekankan pada upaya preventif; yaitu melaksanakan penyemprotan masal sebelum
musim
penularanpenyakit
di
desa/kelurahan endemisDBD
yangrnerupakan pusat penyebaran
penyakit
ke
wilayah
lainnya.Strategi
itu juga didukung dengan menggatakkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSb0,penanggulangan fokus
di
rumah penderita dan di sekitar tempat tinggal penderitagunamencegahterjadinyaKLB,danmelaksanakanpenyuluhankepada
masyarakat melalui berbagai media. Peran dokter dan petugas kesehaan lainnya juga turut mendukung usaha penanggulangan
DBD
(Saleha, 2005).Program pemberantasan penyakit DBD
di
berbagai negara pada umumnyabelum
berhasil, terutama karena masih tergantung pada penyemprotan dengan insektisidauntuk
membunuhnyamuk
dewasa.Untuk
mencapai kelestarian..
.-:pmgrim
pemberantasan vektorDBD
sangat penting untuk memusatkan perhatianpada pembersihan sumber
jentik
dan harus bekerja sama dengan sektor non-kesehatan seperti organisasi non-pemerintaharl organisasi swasta dan kelompok masyarakat untuk memastikan pemahaman dan keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaanlya.Akan
tetapi partisipasi aktif masyarakat masih rendah, padahalpartisipasi tersebut merupakan
kunci
keberhasilan pencegahan/pemberantasanDBD (Samsi, 1990).
Pelaksanaan pencegahan
DBD
sangat
dipengaruhi
oleh
perilaku masyarakat. Perilaku manusia merupakan hasildari
segala macam pengalamandan
interaksi
manusia dengan lingkungannyayang
terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu danini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Pengetahuan
fni
sangat penting untuk terbentuknya
tindakan
seseorang(Sarwono,
1993)
.
Penelitian
teshmana
dkk mengenai pengetahuan masyarakatdi
kelurahan Penjaringan mengenaiDBD
didapatkanhasil
pengetahuan masyarakat masih rendah (Padmusuh4L993).
sedang penelitianM.
Hasyimidkk
di
Kecamatan Pulo -Gadung JakanaTimur
diketahui bahwaperan
s€rta masyarakat dalampencegahan DBD sangat kurang (Hasyimi dkk, 1997) .
Haluni Achmad telah melakukan penelitian
di
Kelurahan Karang Repek Kecamatanwonosari Kab. Gunung Kidul, dimana variabel yang
sangat berpengaruh terhadap partisipasiibu
rumah tangga dalam pemberantasan sarangnyamuk
DBD
adalah pengetahuanibu
rumah tangga tentang penyakitDBD
(Achmad, 1997) . Pengetahuan, sikap dan kebiasaan masyarakat merupakan faktor .urilo.yung erat kaitannya dengan kejadian DBDdi
Kab. Bantul (widyana t99g).Untuk
itu
perlu
diterapkan pendekatan yang terpadu terhadap pengendalian nyamuk dengan menggunakan semua metode yang tepat (lingkungan, biologi dan kimiawi)(wHq2003).
2.5.1
TerhadapVektor
l.
Pengelolaan LingkunganMeliputi
berbagai perubahan yang menyangkut upaya pencegahan atau mengurangi perkembangbiakan vektor sehingga mengurangi kontak antara vektor dengan manusia.wHo
(19s2)
telah
mendefinisikantiga
jenis
pengelolaan lingkungan:1. Mengubah lingkungan : perubahan fisik habitat vektog berahan lama
2...Pemrnnfaatan
lingkungan
:
melakukan perubahan sementara padaperindukan
vektor
yangmeliputi
pengelolaan wadah yang "penting"dan
'tidak
penting"
;dan
pengelolaanatau
menghilangkan tempat perkembangbiakan "alarni"..
3. Mengupayakan perubahan perilaku dan tempat tinggal manusia : sebagai usaha unfuk mengurangi kontak antara manusia-vektor..
Metode lingkungan untuk mengendalikan veklor se,ta mengurangi kontakdengan manusia adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSIO, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan buatan manusia dan perbaikan desain rumah. Metode pengelolaan lingkungan utama yangdigunakan untuk mengendalikan nyamuk Aedes aeglpti adalah:
.-.
:
"- 1. -Perbaikan saluran air
Harus diperhatikan kondisi penyimpanan
air
pada berbagai jenis wadah karenahal
tersebut dapat meningkatkan perkembangbiakan Aedes. Kebanyakan wadah tersebut besar dan berat (contohnya tangki penyimpanan)
dan sulit untuk dibersihkan..2.
Talangair atau sumber air bawah tanah anti nyamuk.Perindukan
jentik
Ae.aegypti termasuk di talang air /tangki air bawah tanahbangUnan dari batu (masonary), saluran pipa
air,
maka strukturnya harus dibuat anti nyamuk Bangunan dari batu untuk tutup pintu air dan meteran air juga harusdilengkapi dengan lubang pengering sebagai bagran dari tindakan pencegahan.
3.
Mengeringkan instalasi penampungan air.Genangan
air
lkebocorandi
ruang berdinding batu, pipa penyaluran , kotakkeran hidran;
dll
akan menampungair
dan menjadi tempat perindukanjentik
Ae.aegtpty bila tidak dirawat.4.
Tempat penampungan airdi
lingkungan rumah tanggaWadah penampungan
air
harus ditutup dengan penutup yang tapat at37.r kasa, Setelah air digunakan harus dijaga agar wadah tetap tertutup'5.
Jambangan/vas bunga dan perangkap semutSemuanya harus dilubangi sebagai lubang pengeringan. Sebagai alternatif,
untuk
bunga segar dapatdiberi
campuran pasir danair.
Bunga harus dibuang setiap minggudan
vas digosok dan dibersihkan sebelum digunakan kembali. Perangkap semut untuk melindungi rak penyimpanan makanan dapat dibubuhi garaniatau minyak.6.
Pembuangan Sampah Padat dan Ban Bekas.Sampah padato kering seperti kaleng, botol, ember
dll
harusdikubur
didalam
tanah. Sampah tanaman (tempurungkelap4
kulit
ari
coklat)
harusdimusnahkan segera. Perlengkapan rurnah dan
alat
berkebun harus disimpan terbalik untuk mencegah tertampungnyaair
hujan. Banmobil
bekas merupakan tempat pekembangbiakan utama Aedesdi
perkotaan. Penyimpananban
harusselalu ditutup untuk naencegah tertampungnya air hujan.
7.
Mengisi Lubang PagarPagar
dan
pembatas pagar yang terbuat dari tanaman berlubang sepertibambu harus dipotong pada masnya dan pagar beton harus dipenuhi dengan pasir
untuk mengurangi perindukan Aede s (WHO, 2003).
2.
Pl8endalian
BiologisPenerapan pengendalian biologis yang ditujukan langsung terhadap
jentik
vektor
denguedi
Asia
Tenggara hanya terbatas pada operasi berskala kecil. Pengendalian populasijentik
melalui predator alamiah misalnya ikan pemakanjentik
Poecilio reticulnta. Penelitian Ambar Sutrisno menunjukkan bahwa denganmemslihara ikan
jenis
apasaj4
larva nyamuk akan berkurang dan kasus DBD menurun (Sutrisno, 1991).3.
PengendalianKimiawi
Menggunakan insektisida pembasmi
jentik
(larvaisda)yaitu
Abatisasi.Larvasida yang biasa digunakan adalah butiran temephos (abate
l%),
dimasukkan ke dalam wadah dengan sendok plastik untuk mengatur dosisI
ppm. Dosis ini telah terbukti efektif selama 8-12 minggu, khususnyadi
dalam gentong tanah liat,...
:
dengaf pola pemakaian air normal (WHO,
2A03l-Penyemprotan
meliputi
penggunaanbutiran kec.il
ke
udara
untukmembunuh
nyamuk dewasa. Swing
-foS
(alat
semprot
'jinjing)
dapatdirekomendasikan apabila wilayah yang dikerjakan tidak terlalu-luas,
di
wilayahperumatran,padat, bangunan bertingkat tinggi, saluran tertutup, gudang dan tempat
penyimpanan" saluran
tertutup, tangki
pembuangan,dan
dasar
bangunan(wHo,2003).
2.5.2
MencegahTeriadi
Kontak Langsung denganNyamuk
Sarnpai saat ini pengobatan terhadap penyakit virus DBD hanya bersifat simptomatis. Vaksin sebagai pencegahan juga belum ada sehingga usaha terbaik
adatah melakukan pencegahan sedini mungkin. Upaya pencegahan yang palin efektif dan efisien adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) karena cara
kimiawi memerlukan biayayangsangat besar dan dampaknya tidak lama serta efek samping terhadap lingkungan (Samsi, 1990). Menurut WHO (2003)' hal dibawah ini dapat dilakukan untuk melindungi diri dari nyamukAedes sp:
1. Pakaian pelindung *Pakaian
dapat mengurangi resiko gigitan nyamuk bita pakaian cukup tebal
dan
longgar,
lenganpanjang dan celana
panjang dengan karirskaki
yangm€rupakan daerah
gigitan
nyamuk.
Anak
sekolah
seha.usnya mengenakan pakaian semacam itu.2. Obat nyamuk semprot, bakar, mats electric, Obat oles(repellent)
Produk insektisida rumah tangga digunakan sebagai alat perlindungan
diri
terha{ap nyamuk. Obat oles anti nyamuk diklasifikasikan menjadi dua; penangkal:-
--:.alarni
(minyak mumi
dari
tanaman seperti; minyak serai,minyak
sitrun), danpenangkal kimiawi( bahan seperti DEET/N-Diethyl-m-Toluamide).
3.
Tirai
dan kelambu nyamuk yang dicelup larutan insektisida.Tirai
yang telah dicelupkan ke larutan insektisida mempunyai manfaat yangterbatas
dalan
program pemberantasan dengue karena spesiesvektor
menggigit padasiang
hari.Namun dapat digunakan untuk melindungibayi
dan
pekerjamalam (WHO,2003).
2.5.3
PenyuluhanPenyuluhan
perlu
diberikan
kepada penduduk ditempat-tempat yangdiduga rawan
untuk
berkembangbiaknya nyamuk sedini
mungkin
bahkansebelum terjadi wabah. Penyuluhan lebih ditingkatkan pada masyarakat umum terutama .keluarga
dan
masyarakat sekolah.Survey yang dilakukan
oleh Kandepkes Ujung Pandang tahun 1994, dimana pengetahuan guru UKQ teniang DBD menjadi semakin baik setalah dilakukan penyuluhan pencegahan DBD bagi guruUKS
sekolah dasar dengandiskusi
kelompok dansimulasi
sebelumnyapengetahuan mereka
masih
kurangdari
50
%
(Purjonto 1997)
.Penyuluhanintensif melalui berbagai media seperti
TV, radio'
surat kabar,dan
lain-lairU.penyuluhan kelompok maupun penyuluhan tatap muka oleh kader-kader
di
desatermasuk kader dasawisma, tokoh-tokoh masyarakat dan agama (Rezeki, 2005) .
2.6
Konsep Pengetahuan, Sikap danTindakan
2.6.1
KonsepPengetahuan-_ --a
:
''
-?engetahuan adalah hasil "tahu" setelah melakukan penginderaan terhadapsuatu objek oleh pancainarru. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseirang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Rogers {1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang berperilaku
banr, terjadi proses yang berurutan, yakni:
l.
Kesadaran (Awareness)2.
Merasa tertarik Qnterest)3.
Menimbang-nimban g (Evaluation)4.
Melakukan percobaan(trial)
5.
Penerimaan {Adoption)Apabila adopsi perilaku baru melalui
proses
yang didasari
oleh pengetahgan, kesadaran, dansikap
yangpositil
maka perilaku tersebut akanbartahan lan:r.(long lasting). Pengetahuan yang dicakup di dalam domaln
kognitif
mempunyai enam tingkat, Yaitu:l.
Tahu (Know)Tahu diartikan
sebagai mengingatsuatu
materiyang telah
dipelajari sebelumnya2.
Memahami (Comprehe nsion):-Memahami
diartikan
sebagaisuatu
kemampuan menjelaskan danpenginterpretasi suatu rnateri yang diketahui secara benar.
3.
Aplikasi
{Application).
Aplikasi
diartikan sebagai suatu kemampauan untuk menggunakan materi:-
-
-',.'Jang
telah dipelajari pada situasi atau kondisiriil.
4.
Analisis (Analysis)Analisis
adalah suatu kernampuan untuk menjabarkan materike
dalam komponen-komponen,tetapi
masihdi
dalamsuatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaikmnya satu sama lain.5.
Sintesis (Synthesis)Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keselurutaan yang baru
6.
Evaluasi (Evaluation)Evaluasi
ini
berkaitan dengarr kemampuanuntuk
melakukanjustifikasi
atau penilaian terhadap suatu rnateri (Notoatmodjo S, 2003).
2.6.2
fnsen
SikapSikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari -seseorang terhadap sutau stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung
dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahuludari
perilaku yang tertutup. Sikap secaranyata,menur{ukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap yangpositif
terhadap suatunilai
kesehatan tidak selalu terwujud dalam bentuk yang nyata.Robert Kwick (r,g74)menyatakan sikap adalah hanya suatu kecenderungan
untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek. Newcomb menyatakan sikap adalah
kesiapan
atau
kesediaanuntuk
bertindak,
dan
bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
-.:
.'.
-Menurut
Allport
(1974\,sikap
yangutuh
terdiri dari tiga
komponenpokok, yaitu :
l.
Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.2.
Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek3.
Kecenderungan untuk bertindak. Tingkatan sikap terdiri dari :l.
Menerima ( Receiving)Menerima
diartikan
bahwaorang
(subjek)
mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).2.
Merespon (Responding)Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Meqghargai (Yaluing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu_masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggungiawab (Respons ib I e)
Sertanggungiawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo S, 2003).
.
2.6.3
KonsepTindakan
-
Tindakan merupakan
wujud
dari
sikapyang
nyata. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatuperbuatan yangnyatadiperlukan faktor-faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.
:-
--:.:
''
--Tindakan mempunyai beberapa tingkat, yaitu:l.
Persepsi (perception)Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek pertama.
2. Reipons Terpimpin (Guided Response)
Dapat
melakukan sesuatu sesuai denganurutan
yangbenar
dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua..3. Mekanisme (Mecanism)
Apabila
seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secaraotomatis,
atau
sesuatuitu
sudah merupakan kebiasaan,maka
ia
sudah mencapai praktek tingkattiga
4. Adopsi (Adoption)
Ad+ttasi
adalah
suatupraktek
atau tindakan yangsudah
berkembangdengan baik (Notoatmojo, 2003).
2.7
Masalah Sosial Dan Ekonomi Yang Berhubungan Dengan DBD..
Pengalaman menunjukkan bahwa upaya pemberantasanvektor
DBD akanberhasil
bila
tingkat
perkembangansosial
dan
ekonomi
rnasyrakat dapatmendukung.
Kegagalan
dalam
mencapai
atau
mempertahankan upayapemberantasan
tidak
hanya dipengeruhi oleh tingginya deralai penularan, tetapijuga oleh
perubahan lingkungan yangterjadi
selama kegiatan pemberantasanberlangsung. (Sukana 1993).
2.7.1
Faktor
Pendidikan..
Tujuan pendidikan adalah untuk mengubah perilakr.rindividu,
kelompok:.
--:.&lh
masyarakatmenuju
hal-hal yangpositif
secara terencana melalui prosesbelajar. Perubahan perilaku mencakup
tiga
ranah perilaku,yakni
pengetahuan,sikap, dan
keterampilanmelalui
proses pendidikan kesehataft (Notoatmodjo, lee3).Makin
tinggi
pendidikan seseorang, maka makintinggi
pula pemahamanseseorang
tentang
pencegahandan
pengobatanpenyakit
(Syaflimaidesi, 2003).Pendidikan merupakanfaktor
penentu dalam mengubah pengetahuan dansikap
seseorang. Masyarakatyang
mempunyai tingkat pendidikan yang lebihtinggi
akan lebih mudah untukdiberi
penyuluhan/ pengarahan, bimbingan dan pembinaan ( Ahmad, 1994).Pembangunan
di
bidang
pendidikan meningkatkan pengetahuan danpemahaman terhadap kesehatan. Konsep sehat dan sakit menjadi mantap yang
mempeng'aruhi persepsi / pandangan cara hidup dan upaya seseorang untuk dapat
meningkatkan
derajat
kesehatannya. Dengan demikian pemberantapan Aedesdirasakan sebagai suatu kebutuhan yang dilestarikan hasilnya sehingga upaya
untuk
menyehatkandiri
dan
lingkungannyaakan
mereka laksanakan secaraspontan. Hal ini akan menjadi suatu kebiasaan, sikap dan perilaku seseorang untuk hidup sehat. (Sukan4 1993).
Pendidikan kesehatan mempunyai peranan yang penting Outu* mengubah
perilaku masyarakat agar searah dengan tujuan pelaksanaan PSN
DBD,
sehinggamenimbulkan perilaku
positif
dari masyarakat terhadap program pemberantasansarang nyamuk yang bersifat non insektisida yang efelcif yaitu dengan melakukan pembersihan sarang
nyamuk
(lza;
2001).
Menurut Mandriwati
dari
hasil-.:
pehelitian peningkatan
peran
serta keluarga dalamPSN DBD
di
Denpasarpendidikan yang tinggi hasil petaksanaan PSN baik. sedangkan pendidikan rendah
hasil pelaksanaan PSN DBD kurang baik (Mandriwati, 2001).
2.7.2Faktor
EkonomiFhktpr ekonomi merupakan faktor yang
juga ikut
menentukan timbulnyaDBD,
sebagai contoh di daerah yang sulit akan air, dirnana untuk kebutuhan hidupsehari-hari air harus dibeli, maka pekerjaan untuk menguras bak mandi, tempayan
seminggu
sekali
sangat memberatkan kehidupan mereka-(Sukana
1993).Ekonomi
merupakansuatu
indikator keberhasilan keluarga.Apabila
tingkat keluarga sudah bailc, masyarakat cenderung untuk memperhatikan kesehatandirinya
maupun keluargadirinya
maupun keluargaagar
tidak sakit.
Apabilatingkat
ekonomi kurang memadai masyarakat cenderuug untuk memperhatikan kebutuhan sehari-hari untuk bertahan hidup dan sering mengabaikan kesehaan.Menurut Mandriwati dalam
penelitian meningkatkanperan
serta masyarakatdalam PSN
DBD di
Denpasar, ekonomi keluarga berpengaruh terhadap upaya pelaksanaan PSN DBD (Mandriwati, 200BAB
3KERANGKA
KONSEPTUAL
DAN HIPOTESISPENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
.
Variabel lndependent Variabel Dependenti
:::::'ii1
iKeterangan:
fl
: Variabel Yangditeliti
l--i
: VariabelYang tidak diteliti3.2
llipotesis
Penelitian3.>J.
Ada
hubungan antara
tingkat
pendidikan
dengan
tindakanpencegahan terhadaP DBD.
3.2.2.
Ada
hubungan antarastatus
ekonomi
dengan tindakanpencegahan DBD.
3.2.3.
Ada
hubunganantara tingkat
pengetahuandengan
tindakanpencegahan DBD'
3.2.4.Ada hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan DBD.
-
Tingkat PendidikanStatus Ekonomi
Tindakan [bu terhadap
Pencegahan
DBD
PengetahuanBAB 1
METODE
PENELTTIAN4.1 Desain Penelitian
.
Penelitianini
dilakukan denganjenis Cro.r'.r Sectional Analytic Study.:---.
4.2 Waktu
danLokasi
PenelitianPenelitian
ini
dilaksanakan pada bulan Desember2006
sampai Agustus 2007 danberlokasidi
Kelurahan Jati BaruPadrrg-4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi
Populasi penelitian
ini
adalah semua ibr-r rumah tangga yang berada danbertempat tinggal
di
Kelurahan Jati BaruPadang-4.3.2 Sampel
Sampel yang diambil dengan derajat kenclcayaan 90Yo dan penyimpangan
perkiraan sama dengan l0% dari populasi yang sebenarnya, maka jumlah sampel
diambil b.erdasarkan rumus berikut :
n-
Zq2
xP*Q
d2
n = Jumlahsampel
d :
presisi:0,l
Zu:
Deviat bakualpha
a
l'P
P
:
Proporsi partisipasi keluarga clalnr:r uemberantasan sarang nyamukDBD
17,5Yo:0,18
Dari
hasil
perhitungandidapat
sampel
sebesar45
orang,
denganmenggunakan perkiraan penambahan
sampel
t
l0%.
Pengambilan sampeldilakukan secara
Multi
Stage simplerstdom
sampling, dimana sampel diambil secara bertrahap- Tahap pertama diambil2
sampel secara acak sederhana padatingkat RW, tahap kedua diambil dari masing-masing RW
terpilih
3 sampel RT seilara acak sederhana, tahap ketiga diambil sejumlahKK dari
RTterpilih
secaraacak sederhana.
RW TI
tl
RT
I
RT2
tl
tt
ll
Ibul
lbuzKriteria sarnpel :
RT
1
RT2
rl
tt
Ibul
lbu21. Kriteria inklusi :
Ibu-ibu
rumah tangga yang berada dan bertempat tinggal di Kelurahan Jati Baru.2. Kriteria eklusi :
a
Responden tidak bersedia diwawancarai..
b. Responden tidak beiada
di
rumah dalamzkalikunjungan
c. Responden tidak nrampu berkomunikasi karena sakit, bisu atau
tuli.
d. Responden bedumlah lebih dari safir orang dalam satu rumah.
Keluratran
4.4
Pengumpulan DataData
primer
: diperoleh dengan menggunakan kuesioner terhadap respondenData
sekunder
: diperolehdari
PuskesmasAndalas
PadangLurah Jati
BaruPadang.
:.
--:.+.S lrariaUet dan Pengukuran
Variabel Skala Pencukuran Kateeori
[.Dependent
a.Tindakan
Ibu
terhadap oencesahanDBD
Ordinal Kuesioner, no 31 - 38 Baik
Kurang
2. Independent a. Status ekonorni
b. Tinekat pendidikan Ibu c. Pengetahuan
lbu
mengenaiDBD
d. Sikap lbu mengenai DBD
Ordinal
Ordinal Ordinal Ordinal
Standar nasional yang dikeluarkan BPS 2003 Kuesioner, no 2
Kuesioner, no7 -21,
Kuesioner, no22 - 3$
Miskin Tidak miskin Tinggi Rendah Baik Kurang Positif Nesatif
4.6 Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah kuesioner.
4.7
Peirgolahan dan Analisis DataData yang terkumpul
diolah
secammanual
dengan metode tabulasi.Sedangkan analisis data dilakukan secara deskriptif menggunakan tabel frekuensi yang disusun berdasarkan hasil kuesioncr dan untuk melihat hubungan antera
variabel
terikat dengan satu variabel bebas denganjenis data
ordinal, makaOiiatutan
pengsjian statistik Chi-square, dengan derajar bermakna bilaf
hiarng lebih besardxiP
tabel.Rumus statistikyang dipakai :
)cz
=
I
*t't'-X2 = Chi-square yang dicari>>
O
=
Hasil Observasij-
.-:.
E
=Nilaiyangdiharapkan- -_-. _l
Namun jika.nilai E<5, maka digunakan koreksi yates dengan rumus :
xcz
=
rt'o-t:-it
(Eko
Budiartq
2W2r.3.8 Defi nlf i Operasional 3.S.l.Pengetahuan
Pengetahuan
baik formal
maupun
informal
tentang
penyakit
DBD,pencegahan DBD.Pengetahuan dinilai dari tima belas pertanyaa4 setiap jawaban
yang benar diberi nilai satu, sedangkan jawaban yang salah diberi nilai
nol.
Hasilukur baik adalah
jika
skor total besar dari rata-rata.Nilai
kurang adalahjika
skortotal kecil atau sama dengan nata-rata. 3.E.2. Sikap
fitup
merupakansikap
ibu rumah-tangga fertradap perrcegahan DBD.Setiap jawaban diberi nilai. Sikap diukur
dari
pernyataan dari sikapSang terdiri
dari
lima
pemyataanpositif
(+),
dan4
pernyataannegatif
(-)
dengan skala Likert. untuk setiap pernyataan sikap positif(+)
: sangat setuju (ss) dibcri nilai 5,setuju (S) diberi nilai 4, xagu-ragu {RR) diberi nilai 3, tidak setuju OS) diberi nilai
2,
ao
sangattidak setuju
(srs)
dib€rinilai
l.
Danuntuk
pernyataan sikap(RR) diberi
nilai
3, tidak sehrju (TS) diberi nilai 4, dan sangat tidaksetuju
(srs)
diberi nilai 5. Hasil ukurpositifjika
skor total besar dari rata-ratq dan negatifjika
skor total kecil atau sama denganrata-rata-3.8.3. Tindakan
Tindakan merupakan tindakan
ibu
rumah tangga terhadap pencegahan:
DBD.-Tindakan dinilai dari delapan pertanyaan. Setiap jawaban dengan tindakan yang benar diberi nilai satu dan untuk tindakan yang salah diberi nilai nol.Hasil ukur baik
jika
skor total besar dari rata-rata-Nilai
kurangjika
skor total kecil atau sama dengan rata-rata.3.8.4.1bu rymah trngga
Wanita yang m€mpunyai suami dan anak
3.8.5. Pendidikan
Tingkat pendidikan dibagi dua :
i.
Tinggi
:
PT, SMA dan seder:ajatnya.ii.
Rendah:
SMP, SD dan sederajatnya" tidak sekolah.3.8.6.Pendapatan
adalah rata-rata pendapatan p€nxarngan perbulan menurut shndar nasional
yang dikeluarkan oleh
Biro
Pusat Statistik tahun 2003 untuk daerah perkotaan diSumatera Barat :
i.
Tidak midcin :-
Rp.
163.038,- I orang / bulanii. Miskin
: <Rp.
163.038,- / orang / bulanBAB
5I{ASTL
PENELITIAN
'-" t
5.1Aiafsis
SituasiKelurahan
Jati Baru
adalah salah satudari 10
kelurahan yang ada di Kecamatan PadangTimur.
Kelurahanini
memiliki
luas
wilayah
140 ha dan berada pada ketinggian 8 meter dari permukaan laut. KelurahanJati Baru didiamioleh
6.561,jiwa
penduduk, terdiridari
10 Rukun Warga (RW), dan33
RukunTetangga (RT) dengan 1.381 Kepala Keluarga.
Dalarn upaya pencegahan
DBD
di
KelurahanJati
Baruini
telah banyakusaha yang dilakukan
yaitu
penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk demam berdaraholeh
petugas Puskesmas, abatisasi serta fbgging. Kendala yang seringditemui dalam pembagian bubuk abatisasi adalah masih banyak masyarakat yang
tidak mau
memasukkanbubuk
abateke
dalambak
mandi. Karena mereka beranggapan bubuk abate tersebut terbuat dari bahankimia
yang dapat merusakkesehatan.
Usaha
penyuluhanjuga
belum
mencapai
sasaran keseluruhan penduduk karena baru dilakukandi
tingkat
Puskesmas dan Posyandu. Fogging yang dilakukandi
KelurahanJati Baru
adalahfoggrng
fokusyang
dilakukanapabila ditemukan penderita yang positif mengidap penyakit DBD.
5.2 -- Hasil Penelitian
Telah dilakukan pengumpulan data pada tanggal 15 sampai 16 Juli 2007 terhadap ibu rumah tangga
di
Kelurahan Jati Baru Kecamatan Padan! Timur KotaPadang
melalui
kuesioner dari.45
orang
sampel. Pengolahandata
kuesionerditampilkan pada tabel-tabel berikut :
5.2.1- Analisis
Univariat
'.
.-:'
'' ::
Tabel5.1.
Distribusi
Tingkat Pendidikan
lbu-Ibu
Rumah Tanggadi
KelurahanJati
Baru Tingkat PendidikanTinggi
RendahJumlah
45- -3
Pada tabel
5.1 terlihat
bahwa sebagian besar responden(89%)
dengan tingkat pendidikan yang tinggi.Tabel 5.2
Distribusi
Status Ekonomilbu-Ibu
Rumah Tangga diKelurahan
JatiBaru-Status
Ekonomi
n TidakMiskin
Miskin
Jumlah
100D-ari tabel 5.2
terlihat
bahwa pada umumnya responden status ekonomiresponden tidak miskin (60%).
Tabel
5.3.
Distribusi Tingkat
Pengetahuanlbu-Ibu
Rumah
TanggaMengenai
DBD di KelurahanJati
Baru.
Tingkat
n [image:44.456.46.418.494.611.2]Dari
tabel5.3
terlihat bahwa lebihdari
separuh responden mempunyaipengetahuan yang
baik
mengenai DBD {55%).5.4.
Distribusi
Sikap
lbu-Ibu
Rumah
Tangga Mengenai DBD Kelurahan JatiBaru
Sikap
di
o//o Positif Negatif 242l
53,33 46,67 Jumlah 100 - -fDari
tabel5.4
terlihat bahwa lebihdari
separuh responden mempunyai sikap yang positif mengenai DBD (53,33%).Tabel
5.5.
Distribusi
Tindakan
lbu-Ibu
Rumah
Tangga
Terhadap PencegahanDBD
di
Kelurahan JatiBaru.
Tindakan
n45 oh Baik Kurang T9 26 42 58
Jumlah 45 100
Dari tabel
5.5
terlihat
bahwa
lebih
dari
separuh responden masih mempunyai tindakan yang kurang terhadap pencegahan DBD (58%). [image:45.458.51.430.69.267.2]5.2.2 . Analisis
Bivariat
Tabel5.6
Hubungan
antara
Tingkat
Pendidikan
dengan.
Tindakan
Pencegahan DBDTindakan Pencegahan DBD
.-Tingkat
Pendidikan Baik Kurang
Total
X':2,388
19
Yo o//o
45 % 100 100 40 5 55 80 22 4 45 20
l8
ITinggi
RendahJumlah
26df:
I [image:45.458.28.427.396.666.2]Dari tabel 5.6
menunjukkan adanya kecenderungan responden yangberpendidikan
tinggi
memiliki
tindakan yang baik(45%\
terhadap pencegahanDBD_
bila
dibandingkan dengan responden dengantingkat
pendidikan rendah [image:46.456.36.426.175.678.2](2O%). Dari
uji
statistiktidak
terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan tindakan pencegahan DBD.Tabel 5.7 Hubungan
antara
Status ekonomi dengan Tindakan PencegahanDBD
Tindakan
Pencegahan DBDStat
us
Baik
KurangTotal
Ekonomi
n%n%ny"
Tidak
Miskin 17
63
10
37
27
100Miskin
2
L2
16
88
28
100Jumlah
19 45X':
I 1,9df:
1Dari data tabel S.Tmenunjukkan adanya kecenderungan bahwa responden
yang tidak miskin memiliki
tindakan pencegahanDBD
yang
baik
(63%)dibandingkan dengan responden yang miskin (12%\-
Dari
uji
statistik didapatkan hubungair.yang bermakna antara'status ekonomi dengan tindakan responden terhadap pencegahan DBD.Tabel5.8
Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan DBDTindakan
Pencegahan DBDP6ngetahuan Baik
KurangTotal
n%n%no/o
Baik
15
60
10
40
25
100Kurang 4
25
16
75
20
100Jumlah
19 2633
45
Dari hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan tindakan pencegahan DBD pada tabel 5.8
di
atas, diperoleh bahwa respondeny1lg,-"*punyai
tindakan pencegahanDBD
yang baiklebih
tinggi ditemukan pada iesponden dengantingkat
pengetahuanbaik
(60%) dibandingkan dengan tingkat pengetahuan yang kurangQ5%r.Dari
uji
statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan tindakan pencegahan DBD.Tabel
59 llubungan
antara Sikap dengan Tindakan Pencegahan DBDTindakan
PencegahanDBI)
Total
Sikap Baik Kurang
%
a//0
Baik
t7
81
4 19Kurang 2
8,33 22
91,67100 100
2l
24
Jumlah
t9
45X2:24,2
df=
IDari tabel 5-gterlihat bahwa tindakan pencegahan
DBD
yangbaik
lebihtinegi
didapatkan pada responden yang bersikappositif
dibandingkan dengan t"rpordp_n.yang bersikapnegatif
(81%:
8,33%).Denganuji
statistik terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan pencegahan DBD. [image:47.449.44.418.221.379.2]BAB
6PEMBATIASAN
.
..
- :e.t
fingt<at
Pendidikan, Status Ekonomi, Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pencegahan DBDDari
hasil penelitian yang dilakukandi
Kelurahan Jati Baru terhadap 45orang
responden, didapatkantingkat
pendidikan respondenlebih
banyak berpendidikan tinggi (89%). Hasilini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyana (1997)di
Kabupaten Bantul yang mendapatkanbahwa
87% dznresponden berpendidikan rendah. Hal
ini
diasumsikan Kelurahan Jati Baru beradadi daerah perkotaan, sehingga masyarakatnya mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dari masyarakat
di
Kabupaten Bantul.Pada umumnya status sosial ekonomi responden
yakni
tidak
miskin (60%\.Hasil
penelitianini
sama dengan Noviana (2001)di
Kelurahan Andalasyang mendapatkan bahwa 64Yo responden dengan status ekonomi tidak miskin.
Dilihat
dari segi pengetahuan, lebih dari separuh respondendi
KelurahanJati Baru
ini
mempunyai pengetahuan yang baik mengenai penyakit D*RD (55%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Holani Achmad (1992)di
Wonosari yang mendapatkan pengetahuan yangbaik
(50%) tentangDBD.
Hal ini
dapatdikaitkan dengan tingginya pendidikan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga
di
Keliuahan Jati Baru. Pendidikan yang
tinggi
melatarbelakangi penduduk untukbisa mengetahui tentang DBD.
Lebih
dari separuh responden sudah mengetahui pengertian dari DBD, penyebab penyakit, nyamuk penular. Umumnya respondenbelum
mengetahuidengan
benar
penyebab ataufaktor
yang menyebabkantimbulnya
penyakit demam berdarah.Mereka
beranggapanbahwa
penyebabpenyakit
demam bgrdgah dengue adalah nyamuk. Responden umumnyajuga
belum mengetahui.- .
:dengdii
benar
bagaimanasiklus hidup
.nyamuk, .kapan
nyamuk
beraktivitas menghisap darah manusia. Begitupula
mengenai konsep pemberantasan sarangnyamuk atau tempat berkembangbiaknya nyamuk belum diketahui dengan baik. Kurang efektifirya penyuluhan menyebabkan sebagian besar masyarakat kurang informasi untuk mengetahui manfaat pemberantasan (Kasnodihardjo, 1994). Hal
ini
dapat diketahui dengan sebagian besar responden tidak mengetahui tujuanpengilsapan (foggrng), abatisasi, dan PSN DBD.
Dari segi sikap, lebih dari separuh ibu-ibu rumah tangga
di
Kelurahan Jati Baru mempunyaisikap
yangpositif
(53,33%).Dan
ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Sumengen Kasnodihardjo (1994), dimana 71% ibu-ibu rumah tanggadi
Sukabumi menunjukkansikap
positif
terhadap pencegahanpenyakit
DBD.
Sikap dipengaruhi oleh beberapahal
yaitu pengalaman pribadi ,interaksi
.sosial, pengaruh
orang
lain
yang dianggappenting,
kebudayaan,informasi serta
faktor
emosional (Notoatrnodjo, 2003).Hasil
ini
mungkin dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang tinggi sehingga mereka bisabersikap dengan dasar pengetahuan yang baik.
Lebih
dari separuh ibu-ibu rumah tanggadi
KelurahanJati
Baru masih kurdng tindakannya dalam pencegahan DBD (58%). Angkaini
jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Sumengen Kasnodihardjo(199a)
di
Sukabumi (46%). Halini
mungkin dipengaruhi oleh perbedaan sosial budaya responden dari kedua tempat penelitian. Responden pada umumnya masihbelum
melakukantindakan penting seperti menguras bak mandi, dan tempat penampungan air, membersihkan halaman, tanaman hias, mengubur kaleng bekas dan lainlain yang
berhubungan dengan tindakan pencegahan penyakit DBD.
.
-''-
..
.-::--Tindakan
penting
ini
belum
dilakukan
sehinggadengan
sendirinya mendukung penyebaran penyakit demam berdarah dan kurang mendukung upaya pemberantasanpen