• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Gula Darah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Gula Darah."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan

Nilai

Antropometri

dengan

Kadar

Glukosa

Darah

Abstralt

Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa nilai antro-pometri seperti nilai

Indek

Massa Tubuh {IMT), Lingkar

Pinggang (LP), dan Rasio

Ling-kar Pinggnng-Panggul (RIPP)

mempunyai hubungan

erat

dengan kadar gula damh.

Fe-nelitian

png

berijuan

untuk

melihat hubungan nilai

anbo-pometri dengan kadar gula

danh telah dilakukan terhadap

70 penduduk dewasa yang

berusia 20 tahun ke atas di Kabupaten Padang Pariaman.

Padang hriaman adalah salah

satu kabupaten

di

Sumatem Earat yang konsumsi kelapa

dan ikannya cukup tinggi. Nilai

anbopomebi yang diukur ada.

lah Indek Massa Tubuh

(IMl),

Lingkar Pinggang (LPi, dan Rasb Lingkar

Pinggang-pang-gul (RLPF). Kadarglulcm darah

puasa diukur secara enzimatik.

Hasil peneliban menunjukkan

jumlah penderib obese

ber-dasarkan

IMr

fiebih dad

2$

adalah 34,3olo; berdasa*an LP

berjumlah 38,60lo; dan

berdmr-kan RLPP berjumlah 24,4o/o.

Dari hasil analisis kolelasi dF

Fendahuluan

Obesitas merupakan

ke-iainan mebbolisme yang

pal-ing serpal-ing diderita

manusia.

Saat

ini,

penderita obesitas

Ci dunia terus meningkat. Pe'

nelitian sejak

tahun

1990-an

rnenunjukkan

terjadinya

pe-ningkabn prevalensi obesitas

:i

Asia. Lebih

dari

59o

pen-:.rduk Asia menderib obesitas

dapafl<an nilai korelasi (r) kadar

glukox darah dengan BMI adalah

0,101(p0,05); deirgan LP 0,168

(p>0,05); dan dengan RLPF Q186

(p>0,05). Trdak adanya

respon-dm 1ang mempunyai kadar gula

danh lebih dari 120 mg% dan

-

hanyaterdapatl.43olor@onden

yang kadar gula darahnla antara

110 mgo/o hingga 120 mgP/o

ke-mungkinan menyebabkan tidak

terdapafrya hubungan anhra n-rlai

ant'oprreff i dengan kadar gluke sa darah dalam penelitian ini.

Abstract

Some studies have

consis-tenUy found rebtionship befiruen anthropometric indices such aE

Body Mass Index (BMI), Waist

Circumference (WC),

and

Waist

to Hip Ratio (WHR)

wih

serum

blmd glucme. A s&dy has been

done to invatigate the

relation-ship between anthroPometric

indices and serum blood gluco*

arnong 70 adult, age 20 and over

in Padang Pariaman ppulation.

Padang Pariaman is one of sub

pmvince in West Sumaia where

coconut and fish are commonlY

consumed. The an&roPme&ics

indices were Body Mass Index

dan lebih dan 20o/o menderita

bent

badan lebih.'z Penduduk Indonesia sendiri, pada 1997

dikebhui 4,7olo menderih obe-sitas dan penderih terbanyak adalah wanih.3

Obesitas didefi nisikan se-bagai penimbunan lemak

ber-lebihan dalam Bringan tubuh.+s

Penimbunan ini dapat terjadi di seluruh tubuh atau

ditemPat-tempat

tertentu,

misalnya di

{BMI), Waist Circumference

(WC),

and

Wai* to Hip Ratio

{WHR). Fasting blood glucose were {etermined

enzimatic-cally. The resuhs of

fte

study

showd that obese population

was A,3Vo;

fi

,60/o; arfr 24,4Va

based on BMI, WC and WHR

systematically. As estimated

by correlation analysis, the mnelation value

(r)

between

fasting blood glucose wi*r BMI

was 0.101 (p>0,05), wi8t WC

wm 0,168 (p>Q05) and with

WHR was 0,186 (p>0,05).

lhe

resuHs imply that there

aie

no correlation between

anthropometric indices with

blood glucose among adultage

in both mgt and women in this

study, No one had serum blood

glucose over 120 mgo/o and only 1,43olo had serum

blod

glucose between 110

-

120

mgo/o may oplained the incon-sistent resulb in this stud.

Keywords:

fasting blood glumse, obe

sity,

My

Mass

Index,

Wal* Grrumference, Walst Hip Ratio

r

daemh perut yang lebih sering disebut sebagai obesihs sentral atau obesitas abdominal. Salah

satu cara untuk

mengukur

distribusi lemak dalam tubuh

adalah dengan metode

anfoP-ometri, yaihr dengan mengukur

Indeks

Masia Tubuh (IMT)

untuk

menentukan obesitas

seluruh

tubuh dan

Lingkar

Pinggang serta Rasio Lingkar Pinggang-Panggul untuk

me-iF

$l1srr.Tc?ft{)6PtfrlaaH

I{I'R ITIDRAWATY LIPOEMI EII

YERUEL AJUGNflAIT{ EDWARD, DAil rilTAH$IDURI

Fakullas KeddGran Universitasfudas

(2)

nentukan obesitas sentral.aj'6

Pada Penderita obesitas

diketahui

terjadi

berbagai

gangguan metabolisme,

di

antaranYa diabetes melitus tiPe

2, hipertensi, PenPkit jantung'

dan batu

emPedu' BesarnYa

risiko menderita

PenYakit-penyakit ini sebanding dengan

besar penumPukan lemak Yang

terjadi't'+s'r

Pada PenYakit diabetes

melitus tiPe

2,

Peranan obe'

sitas d'rjelaskan dalam berbagai

teori. Salah satu teori

menye-butkan

bahwa sel-sel lemak

yang

mengalami hiPertrofi

menurunkan

jumlah

resePtor insulin. Teori lain menYebutkan tingginfa asam lemak,

Pening-katan hormon resistin,

dan

penurunan adiPonektin akibat penumpukan lemak Pada

Pn-derih

obesitas memPengaruhi

kerja

insulin sehingga daPat

menyebabkan tingginYa kadar glukosa danh.asp

Berdasarkan Penjelasan

di

atas maka

terlihat

adanYa

hubungan

antara

besarnYa

penumpukan

lemak

dengan

peningkatan kadar glukosa

da-nh.

Hubungan

anhn

disfibusi

lemak tubuh dan risiko timbul-nya diabetes melitus tiPe 2 ini telah banyakditeliU di berbagai

negan,

di

antaranya JePang,

Cina, Finlandia, dan Amerika

$gril13[.zto,tt,tz,13

Penelitian

ini

bertujuan

mengetahui hubungan

nilai

antropometri,

yakni

Indeks

Massa Tubuh (IMT), Lingkaran

Pinggang

(LP), serta

Rasio

Lingkar Pinggang dan Panggul (RLPP) dengan kadar glukosa darah pada orang dewasa.

Mateil dan Metode Penelitian

knelitian ini menggunakan

desain *cross sectional studY".

Penelitian dilakukan pada Juli

sampai Desember

2004

di

Desa Parit Malintang dan Desa

Kampung Paneh, Kecamatan

Enam Ungkung, Pakandangan,

Kabupaten Padang Pariaman.

Sampel sebesar

70

orang

sampel berasal

dari

PoPulasi

pada kedua

dea

tersebut Yang

memenuhi

kkeria

dan diPilih secara

aak

sedehana'

Krit*

ria sampel adalah lakilaki dan

perempuan berusia

di- atas

20

bhun,

belum menoPause,

tidak

diketahui sedang hamil

dan mengidap suatu PenYakit

kronis seperti hiPettensi,

diab*

tes melitus, atauPun gangguan

tiroid.

Dab

dikumPulkan

me-lalui wawancan menggunakan kuesioneryang berisi data

ten-bng

demognfis, riwaYat kese

hatan dan pengukuran indeks

Massa Tubuh (BBffB'?), lingkar

pinggang,

seda

rasio lingkar

pinggang-Panggul.

Semua

peserta diberitahukan

agar

berpuasa

sejak

Pukul 20.00

sebelum

pemeriksaan Pada

pagiharinya. Serum darah vena diambil untuk kemudian dibawa

ke

laboratorium Biokimia

Fa-, kultas Kedokteran Universitas

Andalas,

untuk

menentukan

kadar gula darah puasa.

Pengolahan dan Penyajian

Data

an antara variabel lMeks

Mas-sa Tubuh, Lingkar Pirqgang

dan

Rasio Lingkar Pinggarig-Panggul Yang masing-masir4 merupakan Yariabel X dengar

kadar glukosa darah

Puas;

yang

merupakan variabel Y,

digunakan uji korelasi dengar derajat kePercaYaan 95olo dar batas kemaknaan P<0.05.

HasilPenelitian

NilaiAntopometi

1. lndels Massa Tubuh (lMT)

SebanYak 47,7o/o rcsPon den dalam Penelitian ini mem punyai IMT normal' Sedangkat

jumlah

resPonden

dengat

iMT >25

kg/m'z {Penderit:

obesitas)

sebanYak 34,3o/a

dari seluruh PriaZIa/o dan dat

seluruh

wanib

38,1olo. Rab

rata IMT

resPonden adala

23,7Lt4,09.

2.pingkar Pinggang (LP)

Gnfik

t

Disbibusi resPonden menurut lingkar Pinggang dan

ienb kelamin.

Data yang diperoleh meli-puti data indeks Massa Tubuh, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Panggul, dan kadar glukosa darah puasa.

Dah

ini

diklasifi kasikan terlebih dahulu

serb dimjikan dalam

tabeldis-tibusi

frekuensi dan

gnfik.

Unhrk mengebhui

hubung-Keh-arEBn:

NofiTEh prb <90 cm, wanh <80 cm 0bese: gia >90 cm, {adb >80 cm

Dari grafik 1 diketahui ba

wa

responden

yang

men

liki

lingkar

pinggang norm

berjumtah 6L,4D/o. SebanYi

*bcsik:+!

(3)

-innxlr--

-n|oIO lllAEE OEtlrIE

.F

H*r":nai*

: -:a.

Keterangan:

* : pria <0,9, wanih <Q85

*

: pia 2Q9, wanib.e0,85

38,60lo p-enderita obesitas ada-lah wanita.

Rata-nb

nilai

ling-kar pinggang responden adalah 79,05 cm

*

10,86.

3. Rmio Ungkar

Pinggang-panggul (RLPP)

Dari gmfik 2 dik&hui bahwa

responden yang memiliki Rasio

Lingkar Pinggang-Panggul nor-mal berjumlah 7 5,6a/o.

Penderi-ta

obesitas berjumlah

24,4olo-Dari seluruh resPonden wanita penderita obesitas berjumlah 29,1o/o,sedangkan dari seluruh responden pna 6,70/o.

Kadar Glukosa Darah ResPonden

Dalam Penelitian

ini

dida

patkan

98,57o/a resPonden

memiliki kadar glukosa normal (<110 mgldl). Sedangkan

Pen-derita yang diduga menderita

toleransi glukosa terganggu

(kadargula darah Puasa

110-125

mgldl)

sebanYak 1,430/o

terdapat pada resPonden

wani-ta.

Seluruh

resPonden Pria

memiliki kadar glukosa darah normal. Tidak terdaPat Pender-ita diabetes melitus. Rata-nta

kadar glukosa

darah

adalah

83,06+11,12.

Gnfik 2:

Disbibusi resPnden menurut rasb lirqlor pinggang-panggul dan jenis kelamin

fibegiias

**

*asi* Lingi{aN Fing*a:!*"li#:"9$'il

Hubungan Nilai AntroPometri

dengan Kadar Glukosa Darah

Uji

korelasi

memPerlihat-kan hubungan antara

indek

Massa Tubuh dengan kadar

glukosa darah

Yang sangat

rendah

(r=0,101;

P>0,05).

Berdasarkan

jenis

kelamin,

hubungan tersebut juga lemah, yakni pria {r=0,007) dan wanib

(r=0,110).

i

Demikian pula hubdngan

positif

lemah didaPat antara

Lingkar Pinggang dengan kadar

glukosa darah

(r=0,168

dan

p>0,05).

Uji

korelasi antara

Lingkar Pinggang dengan kadar glukosa darah Pada kelomPok pria dan wanila mendaPatkan

masing-masing

r=0,009

dan

r=0,128.

Berda-sarkan' uji

keberartian koefisien korelasi

(r)

dikebhui

Pula bahwa nilai

r

pada kedua

kelomPok

ti-dak bermakna secara statistik

(p>0,05 untuk

Pria rnaupun

wanita).

Uji

korelasi

antara

Rasio

Lingkar

Pinggang-Panggul

dengan kadar glukosa darah

didapat

dengan

nilai

Yang

. sangat rendah

(r=0,186

dan

p>0,05).

Berdasarkan

jenis

kelamin, hubungan antara

Ra-sio

Lingkar Pinggang-Panggul

dengan kadar glukosa darah

pada kedua kelomPok

Pria

dan wanita juga rendah, Yakni

masing-masing

r=0,106

dan

r=0,202 dan

tidak

bermakna

secam

sbtistik

p>0,05'

Pembahasan

a. lndeks Massa Tubuh (lMI)

Dari nilai

Indeks

Massa Tubuh (iMT) dengan nilai

rata-rata

23,7

1x4,09,

diketahui

responden yang memiliki nilai

normal sebanyak 47,!o/o dan

responden

penderita

obesi-tas (IMT>25

kg/m')

sebesar

34,3o/o.

Penderita

obesitas

dari seluruh

responden Pria

sebesar 20olo

dan

Penderita

obesitas

dari

seluruh

respon-den wanita berjumlah 38,10/0.

Penderita obesitas terbanYak

terdapat pada kelomPok usia

30-39

tahun. Angka ini jauh lebih besar dari hasil Penelitian

pemantauan kesehatan dan

gizidi Propinsi Sumaten Barat

2004 yang mendapa&an angka penderita obesitas

di

KabuPa-ten

Padang Pariaman

sebe-sar

18,10/0, dengan Penderita

obesitas pada Penduduk Pria

14,80/o dan penduduk wanita

21olo.1a Untuk usia dan jenis

ke-lamin penderita obesitas, hasil

yang

didapat sesuai dengan

hasil

penelitian DePartemen

Kesehatan

tahun

1997, Yaitu

jumlahnya meningkat

Pada

usia di atas 30 bhun dan lebih banyak timbul Pada kelomPok

wanita.3

b. Lingkar Pinggang (LP) Dan Rasio Lingkar Pinggang'Fanggul

a.

*.;I'i:',i:::::

(4)

(RIPP}

Berbeda

dengan

Indeks

Massa Tubuh Yang

menggam-barkan dishibusi lemak

di

se-luruh htbuh, nilai antroPometri

Lingkar Pinggang

dan

Rasio

Ungkar Pinggang-hnggul

me-nggamhrkan distribusi lemak

di

daenh

abdomen. Dari nilai

LP yang diPeroleh dengan nilai

rata-rata

79,05*10,86,

dike-bhui

bahwa seluruh resPonden

pria memiliki LP normal, tidak

terdapat

Penderita obesitas.

Sedangkan resPonden wanita

yang memiliki LP normal

se-banyak 51olo

dan

selebihnYa

menderita obesitas, Yaitu

se-banyak

49ol0.

Berdasarkin

RLPP dengan

nilai

rata-rata

0,82+0,06 terdaPat 6,70/o

re'

sponden pria Yang menderib

obesitas

dan

hanYa 29,Lo/o

responden wanita Yang

men-derita

obesitas.

SelebihnYa

memiliki

nilai

RLPP normal.

Dari data seluruh raPonden

diketahui penderita obesitas

berdasarkan LP adalah 38,60lo

sedangkan berdasarkan RLPP

berjumlah

24,4Yo. Dengan

demikian,

jumtah

Penderita

obesitas berdasarkan LP jauh lebih besar daripada berdasar-kan RLPP.

Banyaknya jumlah

pended-b

obesitas berdasarkan LP dan jauh lebih besamya simpangan deviasi nilai

nta-rata

nilai LP

dibandingkan

dengan

RLPP,

kemungkinan disebabkan

klasi-flkasi nilai

Lingkar Pinggang

yang ditetaPkan

tidak

sesuai

dengan kankter fi sik Penduduk setempat. Selain itu, mungkin

juga

disebabkan

nilai

Ling-kar

Pinggang

diukur

secara

tunggal tanPa

Pembanding'

sedangkan RLPP menggunakan pembanding. Oleh sebab itu,

untuk menilai obesibs senFal

sebaiknya menggunakan RLPP,

kecuali

jika

telah ada kriteria yang tepat untuk menentukan

obesitas sentral berdasarkan

LP, karena menurut Halim 5., sesungguhnYa LP

lebih

ber-korelasi dengan lemak

inba-aMomen dibandinglcn dengan

RLPP dan lfvl-r.4

c Hubungan Nilai AntroPometri

dengan Kadat Glukosa Barah

Dari hasil pengukuran

ka-dar glukosa

danh

didaPatkan

dab 9B,6Yo responden memiliki

kadar glukosa darah normal.

Sebanyak t,4o/o

di

antamnYa didrEa menderib toleransi

glu-kosa terganggu. fidak terdaPat

penderita diabetes melitus.

Berdasarkan hasil analisis

data ke{ga n4lai

antropo'm*i

dan

kadar glukosa

danh

di-dapatkan bentuk

hubungan

yang positif

antara

nilai

an-topometri dengan kadar gluko

sa

danh. Haliniberarti

setiap

kenaikan

nilaillf[

LP, maupun

RLPP diikut! dengan kenaikan

kadar glukosa darah. Namun, ketiga korelasi ini sangat

ren-dah dan tidak bermakna.

Dapt

dinpbkan

Oatrua tiOakada

t<o-rclasi

antan

nilai antropomefti dengan kadar glukosa danh.

Hasil

png

didapat

menun-jukkan

jumlah

dan distribusi

lemaktubuh tidak dapat

meng-gambarkan keadaan

metabo-lisrne lorbohidnt dalam tubuh.

hdahal, secara teoritis,

pening-kabn jumlah lemaktubuh dapat menimbulkan resistensi insulin

yang

merupakan salah satu

fuktor utama penyebab

menin-gkatnfa kadar glukosa darah.

Namun, hal inidapat dijelaskan

dengan Patofi siologi timbulnYa

diabetes melitus tiPe

2.

Pada

fase awal

dimana resistensi

insulin telah terjadi, Pankeas

meningkatkan sekresi insulin

sehingga kadar glukosa darah

masih

daPat diPertahankan

dalam kadar normal. Pada fase lanjut di mana sel*sel Pankreas

mengalami "kelelahan" maka

sekesi

insulin akan menurun

*cara

bertahaP sehingga

baru-lah Umbul hiperglikemia Puasa

ringan sampai berat.&ls

Berdasarkan Penjelasan

di

atas, daPat diketahui Pula

penyebab tingginYa

angka

obesitas. Namun, rendahnYa

angka kelainan metabolisme

glukosa kemungkinan disebab-kan belum lamanYa resPonden

menderita obesitas.

Sesuai

dengan pendaPat Sukaton U.,

dkk., selain derajat obesitas,

lamanya menderita obesitas

juga berpengaruh Pada

terjadi-nya diabetes melitus

tipe 2't

Walaupun demikian,

mengring-at

banyaknya penelitian Yang

menyatakan besamya petttnan obesitas dalam menimbulkan diabetes melitus

tipe

2

maka hasil yang didapat dalam

Pe-nelitian ini kemungrkinan daPat

pula disebabkan oleh pola

kon-sumsi masyarakat yang masih

tradisional. Karena diketahui

Uihwa pota konsumsi

tradisio-nal dapat melindungi

masya-nkat dari penyakit-penyakit

d*

generatlf selama pola hidupnP

juga masih kadisional.blT

Dari

nilai

korelasi ketiga

nilai antropmebi tersebut,

da-pat pula dianalisis bahwa RLPP

lebih berkorelasi dengan kadar glukosa

danh jika

dibanding-kan dengan nilai antroPometri lainnya, dengan nilai korelasi terbesar unfuk seluruh

respon-den yaitu r=0,186. Selain [tu,

didapatkan pula nilai korelasi LP dengan kadar glukosa

da-nh

lebih besar dibandingkan

dengan nilai korelasi IMT. Hal

(5)

distri-b,:s

lEnalabde*=:r

tebSh

b=s-s:.eia*

dergan kadar g?ukasa

darah.

Ini

semakna dengan

hasil penelitian World Health

Organization (wHO) irdng

me

nyatakan bahwa obesitas

sen-tral

lebih berkorelasi dengan

timbulnp

berbagai PenYakit'i

Bedasarkan

jenis

kelamin

maka daPat Pula terlihat bahwa

hubungan

nilai

antroPometri

dengan kadar glukosa darah

memiliki

nilai

korelasi

lebih

besar pada resPonden wanita, unhrk ketiga nilai anfoPometri. illalaupun nilai korelasinYa

san-gat rendah dan Udak

bermak-na, hal ini tetaP Perlu menjadi perhatian bahwa Peningkatan nilai antroPometri Pada wanita

lebih

berpengaruh terhadaP

kadar glukosa

danh

diband-ingkan pria.

Kesimpulan

Dari penelitian

ini

daPat

disimpulkan bahwa:

1.

Indek

Massa Tubuh

res-ponden

rata-rata

adalah

23/ t4,09,

dan

berdasar.-kan Indeks Massa Tubuh

{BBff

Bl

terdapat 47,1olo

responden

memiliki

nilai

normal dan 34,3olo mende' rita obesltas.

2.

Lingkar Pinggang

respon-den rata-rata

adalah

79,05*10,86,

dan

berda-sarkan Lingkar Pinggang

terdapat 61,4% resPonden

memiliki nilai normal dan

38,60lo menderita obesi-tas.

3.

Rasio

Lingkar

Pinggang-Panggul rata-rata adalah

0,82*0,06, dan

berdasar-kan

Rasio

Lingkar

Ping-gang:Panggul terdaPat

.

-. 75,60lo resPonden memiliki

-

.-nitai..mr,maL.dan

z++e/o-menderita obesilas.

4.

Tldak terdaPat

hubungal

anbra

Indeks Massa

Tu-buh, lingkar pinggang, dan

Rasio

Lingkar

Pinggang-Panggul

dengn

kadar

glu-kosa darah.

llcapanTe*ma Kmih

Penelitian

ini

dibiaYai

Pro-yek Penelitian

Ilmu

Pengeta-huan Da*r, Direklorat

Pembina-an Penelitian dan PengaMian

MaqBnkaf

Direktorat Jendenl

Pendidikan Tinggi, DePartemen

kndidikan

Nasional,

20M'

s

0aftar Pustaka

;. Sofats il, Si{4r'de S, oEBdi *[- ohira5. Oal4n us

Si:ikfiilt" $@.dii S. €e. &rq a{5 *ro c$ydit dltam t$d l'disi-3..h!3le: r,cjl1gs6.

Z f-Sio@, I€- ob*ily !! Asie Frtralw and is# in

s6ffit esod0lo€i*. Asia P&iie J Clin fi* 'AS?:

11€f Se+l.

3 Sd0b. K;4atS Bld*l€rtrEirTS@Pr&i€A,Kdih!"tBn

ie@han. 0&*B tu lerfdll@Fs*t €9iidnilogi {b! Siltgi SwEgltl$ga D?bri: Prcsidiaq uidFbF e$@l langar dai giri Vl. S6!.i4, 1?-20 F&sl 1S8.

L Halins.ltEBte0lshiiFdpllflqpsaft sblis. l,ffil

Jsslj d ttdseLi 2C1,3:1112!532

5- ltis JS. 0l6il)'- 0?1ffi Bqmr"ld E!g€e. et al. eds'

ttaai$njlrimjgtrotiileaEl F€diciee{isi 15, iot.€trdion

$11 lr66s-Hil?001.

t rglibw.t6ltartLtftfio6isitlblh$[aFiirdiislostsi{6 fi*bliL *aid:n Gni l/€fihdffii.284q1)*9.

z $d$$tn,SydmKonrdeariobFistatu*pl€l&l 1 :iJc@qErlalldintspe{FrutbaatbdalS!@ie

sdoki@logi btan panfalA italil li}lltas lEdo*leEn

uni6!ib5 &&ba diahs &ri h{r$dsjtHlrlmd. ry.id4lr*lssi-oberilas-laiB&t-*6endatrh8n. Jsi

2$1.

8- Siousi. Ha6ina. Prtlees6is hipttslitemia diabetes

mkls lipe 2. J Med H6 2t01 : 22:

131-7-I Fcn! JL ilis#:oIs'dodift !6rkr6 Ddte Llc-FlE Slda! edrP*l4irFrol4grotGs@edsi4. 9nF@is

McGGH-11'll,ZIg

lrsrp al6*ng 9@'s #ily in ClliF PRddiE rJs

d btriy 6 iiis dd Ei$ cilw&rffi ls ds* l3.St d

€i*r rd*!d distss it tJtirtr drlh s{xt s olttel o!{S qids oI b,ldy 16 iod{ ad €ist cis6ds*

!s dtiw dJti .sia bh J clifi {0b 2w; 11{s!9rU-s6&t3.

tt. xioifi*yrgarc*i.ldal.wai$ l0 ftiF rd,q@

rci66dqtuie;tdtlre in td{& PofrAlia

- b€d d#s srv?t

inJ@rfollol!'LEa.6ard-19S9.1SS{1}112. diab6 eri h&Jr'iowl.medlot6lu.

&.i!i1$$gur?-'@ $riao4.

12- Aia! 0. KeiEns li ftul@nnimiil S, Krela Sllshotl

Ellrl*sqidim d€islto$pdios&ldi#aMg

mirdlddqd subirds Eih i{FaiEd qltre le{ffi. El@ Jo@l et Publc H*[h.l${}1ffii9' dids

0rflIn6.sEbs. ltil Juii A[4.

13, *10- R@t{iw sl dai# *rirrs fws bdt; r€90,t

: - vis) {19351-Adm. pffiisrSt- P&elahatr diittd.6

rdrtE.hlertr tllFoitfdlgffI

1.1. B6 X6dEho FoFimi Sin@t SaEl tatord psdtliafl

'"-@e6

t=h:tuLeo girt 6 FaFi6i s!ffi 86d dm zFl, Padia.

0itrK6:2Gn-1t F6!eJ Da. D€iips lrdits &hE Bffild k4sEd al'

6 Hafiiw.s pri&jpl6 0l iiLdBl fiEdiie glsi 13,w1

Sifsr#lilgffi ffif AlFdH.Asdr-tldmtbnis: PriF+Fi6ip

'tu 9$tald ddan $i@E 5- J&ft

EEC-20ql

1S- Sulono S l*4.tsh diabdd di lndffiia thh

h-SFifttdhh, Sfasrtt S. eds. g&b aid ik! p@fd$ dei

iitr 1idisl3. .klh FXlr.lS.

lL lr'po€to Nl, Als Z, owrit a. 1r'5$l ll. $'afilfld lIL

CsrEfiWE y Mi€tg&l lood @hre i0 $6 gr*ri

Referensi

Dokumen terkait

Konsumsi pangan, aktivitas fisik, dan status antropometri (indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang pinggul) merupakan beberapa faktor yang

2011.Pengaruh Frekuensi Konseling Gizi dan Gaya Hidup terhadap Indeks Massa Tubuh, Lingkar Pinggang, Tekanan Darah, dan Glukosa Darah pada Penderita Diabetes

Dari data tersebut dapat ditemukan nilai rasio prevalensi (RP) sebesar 3 dengan nilai indeks kepercayaan (IK) 95% yang berarti bahwa rasio lingkar pinggang panggul merupakan

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan kadar glukosa plasma menggunakan metode Tes Toleransi

Hasil uji Rank spearman didapatkan bahwa variabel rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan dengan glukosa darah puasa pada lansia menunjukkan tidak adanya korelasi

Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-pinggul memiliki korelasi yang bermakna dengan kadar glukosa darah puasa pada wanita premenopause usia 30- 50 tahun

Uji statistik yang digunakan untuk mengeta- hui interaksi antara Indeks Massa Tubuh dan rasio lingkar pinggang pinggul terhadap kadar kolesterol LDL menunjukkan nilai

Hubungan kadar leptin serum, indeks massa tubuh, persentase lemak tubuh dan rasio lingkar pinggang panggul dengan usia menars. Fakultas