Hubungan
Nilai
Antropometri
dengan
Kadar
Glukosa
Darah
Abstralt
Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa nilai antro-pometri seperti nilai
Indek
Massa Tubuh {IMT), Lingkar
Pinggang (LP), dan Rasio
Ling-kar Pinggnng-Panggul (RIPP)
mempunyai hubungan
erat
dengan kadar gula damh.Fe-nelitian
png
berijuan
untukmelihat hubungan nilai
anbo-pometri dengan kadar gula
danh telah dilakukan terhadap
70 penduduk dewasa yang
berusia 20 tahun ke atas di Kabupaten Padang Pariaman.
Padang hriaman adalah salah
satu kabupaten
di
Sumatem Earat yang konsumsi kelapadan ikannya cukup tinggi. Nilai
anbopomebi yang diukur ada.
lah Indek Massa Tubuh
(IMl),
Lingkar Pinggang (LPi, dan Rasb Lingkar
Pinggang-pang-gul (RLPF). Kadarglulcm darah
puasa diukur secara enzimatik.
Hasil peneliban menunjukkan
jumlah penderib obese
ber-dasarkan
IMr
fiebih dad2$
adalah 34,3olo; berdasa*an LP
berjumlah 38,60lo; dan
berdmr-kan RLPP berjumlah 24,4o/o.
Dari hasil analisis kolelasi dF
Fendahuluan
Obesitas merupakan
ke-iainan mebbolisme yang
pal-ing serpal-ing diderita
manusia.Saat
ini,
penderita obesitasCi dunia terus meningkat. Pe'
nelitian sejak
tahun
1990-anrnenunjukkan
terjadinya
pe-ningkabn prevalensi obesitas
:i
Asia. Lebihdari
59open-:.rduk Asia menderib obesitas
dapafl<an nilai korelasi (r) kadar
glukox darah dengan BMI adalah
0,101(p0,05); deirgan LP 0,168
(p>0,05); dan dengan RLPF Q186
(p>0,05). Trdak adanya
respon-dm 1ang mempunyai kadar gula
danh lebih dari 120 mg% dan
-
hanyaterdapatl.43olor@ondenyang kadar gula darahnla antara
110 mgo/o hingga 120 mgP/o
ke-mungkinan menyebabkan tidak
terdapafrya hubungan anhra n-rlai
ant'oprreff i dengan kadar gluke sa darah dalam penelitian ini.
Abstract
Some studies have
consis-tenUy found rebtionship befiruen anthropometric indices such aE
Body Mass Index (BMI), Waist
Circumference (WC),
and
Waistto Hip Ratio (WHR)
wih
serumblmd glucme. A s&dy has been
done to invatigate the
relation-ship between anthroPometric
indices and serum blood gluco*
arnong 70 adult, age 20 and over
in Padang Pariaman ppulation.
Padang Pariaman is one of sub
pmvince in West Sumaia where
coconut and fish are commonlY
consumed. The an&roPme&ics
indices were Body Mass Index
dan lebih dan 20o/o menderita
bent
badan lebih.'z Penduduk Indonesia sendiri, pada 1997dikebhui 4,7olo menderih obe-sitas dan penderih terbanyak adalah wanih.3
Obesitas didefi nisikan se-bagai penimbunan lemak
ber-lebihan dalam Bringan tubuh.+s
Penimbunan ini dapat terjadi di seluruh tubuh atau
ditemPat-tempat
tertentu,
misalnya di{BMI), Waist Circumference
(WC),
and
Wai* to Hip Ratio{WHR). Fasting blood glucose were {etermined
enzimatic-cally. The resuhs of
fte
studyshowd that obese population
was A,3Vo;
fi
,60/o; arfr 24,4Vabased on BMI, WC and WHR
systematically. As estimated
by correlation analysis, the mnelation value
(r)
betweenfasting blood glucose wi*r BMI
was 0.101 (p>0,05), wi8t WC
wm 0,168 (p>Q05) and with
WHR was 0,186 (p>0,05).
lhe
resuHs imply that thereaie
no correlation betweenanthropometric indices with
blood glucose among adultage
in both mgt and women in this
study, No one had serum blood
glucose over 120 mgo/o and only 1,43olo had serum
blod
glucose between 110-
120mgo/o may oplained the incon-sistent resulb in this stud.
Keywords:
fasting blood glumse, obe
sity,
My
MassIndex,
Wal* Grrumference, Walst Hip Ratior
daemh perut yang lebih sering disebut sebagai obesihs sentral atau obesitas abdominal. Salah
satu cara untuk
mengukurdistribusi lemak dalam tubuh
adalah dengan metode
anfoP-ometri, yaihr dengan mengukur
Indeks
Masia Tubuh (IMT)
untuk
menentukan obesitasseluruh
tubuh dan
LingkarPinggang serta Rasio Lingkar Pinggang-Panggul untuk
me-iF
$l1srr.Tc?ft{)6PtfrlaaH
I{I'R ITIDRAWATY LIPOEMI EII
YERUEL AJUGNflAIT{ EDWARD, DAil rilTAH$IDURI
Fakullas KeddGran Universitasfudas
nentukan obesitas sentral.aj'6
Pada Penderita obesitas
diketahui
terjadi
berbagaigangguan metabolisme,
diantaranYa diabetes melitus tiPe
2, hipertensi, PenPkit jantung'
dan batu
emPedu' BesarnYarisiko menderita
PenYakit-penyakit ini sebanding dengan
besar penumPukan lemak Yang
terjadi't'+s'r
Pada PenYakit diabetes
melitus tiPe
2,
Peranan obe'sitas d'rjelaskan dalam berbagai
teori. Salah satu teori
menye-butkan
bahwa sel-sel lemakyang
mengalami hiPertrofi
menurunkan
jumlah
resePtor insulin. Teori lain menYebutkan tingginfa asam lemak,Pening-katan hormon resistin,
danpenurunan adiPonektin akibat penumpukan lemak Pada
Pn-derih
obesitas memPengaruhikerja
insulin sehingga daPatmenyebabkan tingginYa kadar glukosa danh.asp
Berdasarkan Penjelasan
di
atas makaterlihat
adanYahubungan
antara
besarnYapenumpukan
lemak
denganpeningkatan kadar glukosa
da-nh.
Hubungananhn
disfibusilemak tubuh dan risiko timbul-nya diabetes melitus tiPe 2 ini telah banyakditeliU di berbagai
negan,
di
antaranya JePang,Cina, Finlandia, dan Amerika
$gril13[.zto,tt,tz,13
Penelitian
ini
bertujuan
mengetahui hubungan
nilaiantropometri,
yakni
IndeksMassa Tubuh (IMT), Lingkaran
Pinggang
(LP), serta
RasioLingkar Pinggang dan Panggul (RLPP) dengan kadar glukosa darah pada orang dewasa.
Mateil dan Metode Penelitian
knelitian ini menggunakan
desain *cross sectional studY".
Penelitian dilakukan pada Juli
sampai Desember
2004
diDesa Parit Malintang dan Desa
Kampung Paneh, Kecamatan
Enam Ungkung, Pakandangan,
Kabupaten Padang Pariaman.
Sampel sebesar
70
orangsampel berasal
dari
PoPulasipada kedua
dea
tersebut Yangmemenuhi
kkeria
dan diPilih secaraaak
sedehana'
Krit*
ria sampel adalah lakilaki danperempuan berusia
di- atas20
bhun,
belum menoPause,tidak
diketahui sedang hamildan mengidap suatu PenYakit
kronis seperti hiPettensi,
diab*
tes melitus, atauPun gangguantiroid.
Dab
dikumPulkanme-lalui wawancan menggunakan kuesioneryang berisi data
ten-bng
demognfis, riwaYat kesehatan dan pengukuran indeks
Massa Tubuh (BBffB'?), lingkar
pinggang,
seda
rasio lingkarpinggang-Panggul.
Semuapeserta diberitahukan
agarberpuasa
sejak
Pukul 20.00sebelum
pemeriksaan Padapagiharinya. Serum darah vena diambil untuk kemudian dibawa
ke
laboratorium BiokimiaFa-, kultas Kedokteran Universitas
Andalas,
untuk
menentukankadar gula darah puasa.
Pengolahan dan Penyajian
Data
an antara variabel lMeks
Mas-sa Tubuh, Lingkar Pirqgang
dan
Rasio Lingkar Pinggarig-Panggul Yang masing-masir4 merupakan Yariabel X dengarkadar glukosa darah
Puas;yang
merupakan variabel Y,digunakan uji korelasi dengar derajat kePercaYaan 95olo dar batas kemaknaan P<0.05.
HasilPenelitian
NilaiAntopometi
1. lndels Massa Tubuh (lMT)
SebanYak 47,7o/o rcsPon den dalam Penelitian ini mem punyai IMT normal' Sedangkat
jumlah
resPonden
dengatiMT >25
kg/m'z {Penderit:obesitas)
sebanYak 34,3o/adari seluruh PriaZIa/o dan dat
seluruh
wanib
38,1olo. Rabrata IMT
resPonden adala23,7Lt4,09.
2.pingkar Pinggang (LP)
Gnfik
t
Disbibusi resPonden menurut lingkar Pinggang danienb kelamin.
Data yang diperoleh meli-puti data indeks Massa Tubuh, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Panggul, dan kadar glukosa darah puasa.
Dah
inidiklasifi kasikan terlebih dahulu
serb dimjikan dalam
tabeldis-tibusi
frekuensi dangnfik.
Unhrk mengebhui
hubung-Keh-arEBn:
NofiTEh prb <90 cm, wanh <80 cm 0bese: gia >90 cm, {adb >80 cm
Dari grafik 1 diketahui ba
wa
responden
yang
menliki
lingkar
pinggang normberjumtah 6L,4D/o. SebanYi
*bcsik:+!
-innxlr--
-n|oIO lllAEE OEtlrIE
.F
H*r":nai*
: -:a.
Keterangan:
* : pria <0,9, wanih <Q85
*
: pia 2Q9, wanib.e0,8538,60lo p-enderita obesitas ada-lah wanita.
Rata-nb
nilailing-kar pinggang responden adalah 79,05 cm
*
10,86.3. Rmio Ungkar
Pinggang-panggul (RLPP)
Dari gmfik 2 dik&hui bahwa
responden yang memiliki Rasio
Lingkar Pinggang-Panggul nor-mal berjumlah 7 5,6a/o.
Penderi-ta
obesitas berjumlah24,4olo-Dari seluruh resPonden wanita penderita obesitas berjumlah 29,1o/o,sedangkan dari seluruh responden pna 6,70/o.
Kadar Glukosa Darah ResPonden
Dalam Penelitian
ini
didapatkan
98,57o/a resPondenmemiliki kadar glukosa normal (<110 mgldl). Sedangkan
Pen-derita yang diduga menderita
toleransi glukosa terganggu
(kadargula darah Puasa
110-125
mgldl)
sebanYak 1,430/oterdapat pada resPonden
wani-ta.
Seluruh
resPonden Priamemiliki kadar glukosa darah normal. Tidak terdaPat Pender-ita diabetes melitus. Rata-nta
kadar glukosa
darah
adalah83,06+11,12.
Gnfik 2:
Disbibusi resPnden menurut rasb lirqlor pinggang-panggul dan jenis kelamin
fibegiias
**
*asi* Lingi{aN Fing*a:!*"li#:"9$'il
Hubungan Nilai AntroPometri
dengan Kadar Glukosa Darah
Uji
korelasimemPerlihat-kan hubungan antara
indek
Massa Tubuh dengan kadarglukosa darah
Yang sangatrendah
(r=0,101;
P>0,05).Berdasarkan
jenis
kelamin,hubungan tersebut juga lemah, yakni pria {r=0,007) dan wanib
(r=0,110).
iDemikian pula hubdngan
positif
lemah didaPat antaraLingkar Pinggang dengan kadar
glukosa darah
(r=0,168
danp>0,05).
Uji
korelasi antaraLingkar Pinggang dengan kadar glukosa darah Pada kelomPok pria dan wanila mendaPatkan
masing-masing
r=0,009
danr=0,128.
Berda-sarkan' uji
keberartian koefisien korelasi
(r)
dikebhui
Pula bahwa nilair
pada kedua
kelomPokti-dak bermakna secara statistik
(p>0,05 untuk
Pria rnaupunwanita).
Uji
korelasiantara
RasioLingkar
Pinggang-Panggul
dengan kadar glukosa darah
didapat
dengan
nilai
Yang. sangat rendah
(r=0,186
danp>0,05).
Berdasarkanjenis
kelamin, hubungan antara
Ra-sio
Lingkar Pinggang-Pangguldengan kadar glukosa darah
pada kedua kelomPok
Priadan wanita juga rendah, Yakni
masing-masing
r=0,106
danr=0,202 dan
tidak
bermaknasecam
sbtistik
p>0,05'Pembahasan
a. lndeks Massa Tubuh (lMI)
Dari nilai
Indeks
Massa Tubuh (iMT) dengan nilairata-rata
23,71x4,09,
diketahuiresponden yang memiliki nilai
normal sebanyak 47,!o/o dan
responden
penderita
obesi-tas (IMT>25
kg/m')
sebesar34,3o/o.
Penderita
obesitasdari seluruh
responden Priasebesar 20olo
dan
Penderitaobesitas
dari
seluruhrespon-den wanita berjumlah 38,10/0.
Penderita obesitas terbanYak
terdapat pada kelomPok usia
30-39
tahun. Angka ini jauh lebih besar dari hasil Penelitianpemantauan kesehatan dan
gizidi Propinsi Sumaten Barat
2004 yang mendapa&an angka penderita obesitas
di
KabuPa-ten
Padang Pariamansebe-sar
18,10/0, dengan Penderitaobesitas pada Penduduk Pria
14,80/o dan penduduk wanita
21olo.1a Untuk usia dan jenis
ke-lamin penderita obesitas, hasil
yang
didapat sesuai denganhasil
penelitian DePartemenKesehatan
tahun
1997, Yaitujumlahnya meningkat
Padausia di atas 30 bhun dan lebih banyak timbul Pada kelomPok
wanita.3
b. Lingkar Pinggang (LP) Dan Rasio Lingkar Pinggang'Fanggul
a.
*.;I'i:',i:::::
(RIPP}
Berbeda
dengan
IndeksMassa Tubuh Yang
menggam-barkan dishibusi lemak
di
se-luruh htbuh, nilai antroPometriLingkar Pinggang
dan
RasioUngkar Pinggang-hnggul
me-nggamhrkan distribusi lemak
di
daenh
abdomen. Dari nilaiLP yang diPeroleh dengan nilai
rata-rata
79,05*10,86,
dike-bhui
bahwa seluruh resPondenpria memiliki LP normal, tidak
terdapat
Penderita obesitas.Sedangkan resPonden wanita
yang memiliki LP normal
se-banyak 51olo
dan
selebihnYamenderita obesitas, Yaitu
se-banyak
49ol0.Berdasarkin
RLPP dengan
nilai
rata-rata0,82+0,06 terdaPat 6,70/o
re'
sponden pria Yang menderib
obesitas
dan
hanYa 29,Lo/oresponden wanita Yang
men-derita
obesitas.
SelebihnYamemiliki
nilai
RLPP normal.Dari data seluruh raPonden
diketahui penderita obesitas
berdasarkan LP adalah 38,60lo
sedangkan berdasarkan RLPP
berjumlah
24,4Yo. Dengandemikian,
jumtah
Penderitaobesitas berdasarkan LP jauh lebih besar daripada berdasar-kan RLPP.
Banyaknya jumlah
pended-b
obesitas berdasarkan LP dan jauh lebih besamya simpangan deviasi nilainta-rata
nilai LPdibandingkan
dengan
RLPP,kemungkinan disebabkan
klasi-flkasi nilai
Lingkar Pinggangyang ditetaPkan
tidak
sesuaidengan kankter fi sik Penduduk setempat. Selain itu, mungkin
juga
disebabkannilai
Ling-kar
Pinggangdiukur
secaratunggal tanPa
Pembanding'sedangkan RLPP menggunakan pembanding. Oleh sebab itu,
untuk menilai obesibs senFal
sebaiknya menggunakan RLPP,
kecuali
jika
telah ada kriteria yang tepat untuk menentukanobesitas sentral berdasarkan
LP, karena menurut Halim 5., sesungguhnYa LP
lebih
ber-korelasi dengan lemak
inba-aMomen dibandinglcn dengan
RLPP dan lfvl-r.4
c Hubungan Nilai AntroPometri
dengan Kadat Glukosa Barah
Dari hasil pengukuran
ka-dar glukosa
danh
didaPatkandab 9B,6Yo responden memiliki
kadar glukosa darah normal.
Sebanyak t,4o/o
di
antamnYa didrEa menderib toleransiglu-kosa terganggu. fidak terdaPat
penderita diabetes melitus.
Berdasarkan hasil analisis
data ke{ga n4lai
antropo'm*i
dan
kadar glukosadanh
di-dapatkan bentuk
hubunganyang positif
antaranilai
an-topometri dengan kadar gluko
sa
danh. Haliniberarti
setiapkenaikan
nilaillf[
LP, maupunRLPP diikut! dengan kenaikan
kadar glukosa darah. Namun, ketiga korelasi ini sangat
ren-dah dan tidak bermakna.
Dapt
dinpbkan
Oatrua tiOakadat<o-rclasi
antan
nilai antropomefti dengan kadar glukosa danh.Hasil
png
didapatmenun-jukkan
jumlah
dan distribusilemaktubuh tidak dapat
meng-gambarkan keadaan
metabo-lisrne lorbohidnt dalam tubuh.
hdahal, secara teoritis,
pening-kabn jumlah lemaktubuh dapat menimbulkan resistensi insulin
yang
merupakan salah satufuktor utama penyebab
menin-gkatnfa kadar glukosa darah.
Namun, hal inidapat dijelaskan
dengan Patofi siologi timbulnYa
diabetes melitus tiPe
2.
Padafase awal
dimana resistensiinsulin telah terjadi, Pankeas
meningkatkan sekresi insulin
sehingga kadar glukosa darah
masih
daPat diPertahankandalam kadar normal. Pada fase lanjut di mana sel*sel Pankreas
mengalami "kelelahan" maka
sekesi
insulin akan menurun*cara
bertahaP sehinggabaru-lah Umbul hiperglikemia Puasa
ringan sampai berat.&ls
Berdasarkan Penjelasan
di
atas, daPat diketahui Pulapenyebab tingginYa
angkaobesitas. Namun, rendahnYa
angka kelainan metabolisme
glukosa kemungkinan disebab-kan belum lamanYa resPonden
menderita obesitas.
Sesuaidengan pendaPat Sukaton U.,
dkk., selain derajat obesitas,
lamanya menderita obesitas
juga berpengaruh Pada
terjadi-nya diabetes melitus
tipe 2't
Walaupun demikian,
mengring-at
banyaknya penelitian Yangmenyatakan besamya petttnan obesitas dalam menimbulkan diabetes melitus
tipe
2
maka hasil yang didapat dalamPe-nelitian ini kemungrkinan daPat
pula disebabkan oleh pola
kon-sumsi masyarakat yang masih
tradisional. Karena diketahui
Uihwa pota konsumsi
tradisio-nal dapat melindungi
masya-nkat dari penyakit-penyakit
d*
generatlf selama pola hidupnP
juga masih kadisional.blT
Dari
nilai
korelasi ketiganilai antropmebi tersebut,
da-pat pula dianalisis bahwa RLPP
lebih berkorelasi dengan kadar glukosa
danh jika
dibanding-kan dengan nilai antroPometri lainnya, dengan nilai korelasi terbesar unfuk seluruh
respon-den yaitu r=0,186. Selain [tu,
didapatkan pula nilai korelasi LP dengan kadar glukosa
da-nh
lebih besar dibandingkandengan nilai korelasi IMT. Hal
distri-b,:s
lEnalabde*=:r
tebShb=s-s:.eia*
dergan kadar g?ukasadarah.
Ini
semakna denganhasil penelitian World Health
Organization (wHO) irdng
me
nyatakan bahwa obesitassen-tral
lebih berkorelasi dengantimbulnp
berbagai PenYakit'iBedasarkan
jenis
kelaminmaka daPat Pula terlihat bahwa
hubungan
nilai
antroPometridengan kadar glukosa darah
memiliki
nilai
korelasi
lebihbesar pada resPonden wanita, unhrk ketiga nilai anfoPometri. illalaupun nilai korelasinYa
san-gat rendah dan Udak
bermak-na, hal ini tetaP Perlu menjadi perhatian bahwa Peningkatan nilai antroPometri Pada wanita
lebih
berpengaruh terhadaPkadar glukosa
danh
diband-ingkan pria.
Kesimpulan
Dari penelitian
ini
daPatdisimpulkan bahwa:
1.
Indek
Massa Tubuhres-ponden
rata-rata
adalah23/ t4,09,
danberdasar.-kan Indeks Massa Tubuh
{BBff
Bl
terdapat 47,1oloresponden
memiliki
nilainormal dan 34,3olo mende' rita obesltas.
2.
Lingkar Pinggangrespon-den rata-rata
adalah
79,05*10,86,
dan
berda-sarkan Lingkar Pinggang
terdapat 61,4% resPonden
memiliki nilai normal dan
38,60lo menderita obesi-tas.
3.
RasioLingkar
Pinggang-Panggul rata-rata adalah0,82*0,06, dan
berdasar-kan
RasioLingkar
Ping-gang:Panggul terdaPat
.
-. 75,60lo resPonden memiliki-
.-nitai..mr,maL.danz++e/o-menderita obesilas.
4.
Tldak terdaPathubungal
anbra
Indeks MassaTu-buh, lingkar pinggang, dan
Rasio
Lingkar
Pinggang-Panggul
dengn
kadarglu-kosa darah.
llcapanTe*ma Kmih
Penelitian
ini
dibiaYaiPro-yek Penelitian
Ilmu
Pengeta-huan Da*r, Direklorat
Pembina-an Penelitian dan PengaMian
MaqBnkaf
Direktorat JendenlPendidikan Tinggi, DePartemen
kndidikan
Nasional,20M'
s
0aftar Pustaka
;. Sofats il, Si{4r'de S, oEBdi *[- ohira5. Oal4n us
Si:ikfiilt" $@.dii S. €e. &rq a{5 *ro c$ydit dltam t$d l'disi-3..h!3le: r,cjl1gs6.
Z f-Sio@, I€- ob*ily !! Asie Frtralw and is# in
s6ffit esod0lo€i*. Asia P&iie J Clin fi* 'AS?:
11€f Se+l.
3 Sd0b. K;4atS Bld*l€rtrEirTS@Pr&i€A,Kdih!"tBn
ie@han. 0&*B tu lerfdll@Fs*t €9iidnilogi {b! Siltgi SwEgltl$ga D?bri: Prcsidiaq uidFbF e$@l langar dai giri Vl. S6!.i4, 1?-20 F&sl 1S8.
L Halins.ltEBte0lshiiFdpllflqpsaft sblis. l,ffil
Jsslj d ttdseLi 2C1,3:1112!532
5- ltis JS. 0l6il)'- 0?1ffi Bqmr"ld E!g€e. et al. eds'
ttaai$njlrimjgtrotiileaEl F€diciee{isi 15, iot.€trdion
$11 lr66s-Hil?001.
t rglibw.t6ltartLtftfio6isitlblh$[aFiirdiislostsi{6 fi*bliL *aid:n Gni l/€fihdffii.284q1)*9.
z $d$$tn,SydmKonrdeariobFistatu*pl€l&l 1 :iJc@qErlalldintspe{FrutbaatbdalS!@ie
sdoki@logi btan panfalA italil li}lltas lEdo*leEn
uni6!ib5 &&ba diahs &ri h{r$dsjtHlrlmd. ry.id4lr*lssi-oberilas-laiB&t-*6endatrh8n. Jsi
2$1.
8- Siousi. Ha6ina. Prtlees6is hipttslitemia diabetes
mkls lipe 2. J Med H6 2t01 : 22:
131-7-I Fcn! JL ilis#:oIs'dodift !6rkr6 Ddte Llc-FlE Slda! edrP*l4irFrol4grotGs@edsi4. 9nF@is
McGGH-11'll,ZIg
lrsrp al6*ng 9@'s #ily in ClliF PRddiE rJs
d btriy 6 iiis dd Ei$ cilw&rffi ls ds* l3.St d
€i*r rd*!d distss it tJtirtr drlh s{xt s olttel o!{S qids oI b,ldy 16 iod{ ad €ist cis6ds*
!s dtiw dJti .sia bh J clifi {0b 2w; 11{s!9rU-s6&t3.
tt. xioifi*yrgarc*i.ldal.wai$ l0 ftiF rd,q@
rci66dqtuie;tdtlre in td{& PofrAlia
- b€d d#s srv?t
inJ@rfollol!'LEa.6ard-19S9.1SS{1}112. diab6 eri h&Jr'iowl.medlot6lu.
&.i!i1$$gur?-'@ $riao4.
12- Aia! 0. KeiEns li ftul@nnimiil S, Krela Sllshotl
Ellrl*sqidim d€islto$pdios&ldi#aMg
mirdlddqd subirds Eih i{FaiEd qltre le{ffi. El@ Jo@l et Publc H*[h.l${}1ffii9' dids
0rflIn6.sEbs. ltil Juii A[4.
13, *10- R@t{iw sl dai# *rirrs fws bdt; r€90,t
: - vis) {19351-Adm. pffiisrSt- P&elahatr diittd.6
rdrtE.hlertr tllFoitfdlgffI
1.1. B6 X6dEho FoFimi Sin@t SaEl tatord psdtliafl
'"-@e6
t=h:tuLeo girt 6 FaFi6i s!ffi 86d dm zFl, Padia.
0itrK6:2Gn-1t F6!eJ Da. D€iips lrdits &hE Bffild k4sEd al'
6 Hafiiw.s pri&jpl6 0l iiLdBl fiEdiie glsi 13,w1
Sifsr#lilgffi ffif AlFdH.Asdr-tldmtbnis: PriF+Fi6ip
'tu 9$tald ddan $i@E 5- J&ft
EEC-20ql
1S- Sulono S l*4.tsh diabdd di lndffiia thh
h-SFifttdhh, Sfasrtt S. eds. g&b aid ik! p@fd$ dei
iitr 1idisl3. .klh FXlr.lS.
lL lr'po€to Nl, Als Z, owrit a. 1r'5$l ll. $'afilfld lIL
CsrEfiWE y Mi€tg&l lood @hre i0 $6 gr*ri