STUDI TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA CURUP NOMOR : 0142/Pdt.G/2013/PA.CRPMENGENAI KEABSAHAN IZIN BERISTRI LEBIH DARI SATU AKIBAT HAMIL DILUAR NIKAH DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
Abstrak
Terdapat fenomena dalam masyarakat dimana suami memiliki hubungan dengan wanita lain yang bukan istrinya dan bahkan hingga terjadi kehamilan. Calon istri telah hamil kemudian menjadi alasan bagi suami untuk mengajukan permohonan izin beristri lebih dari satu ke pengadilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keabsahan mengajukan permohonan izin beristri lebih dari satu akibat hamil diluar nikah dikaitkan dengan Undang-Undang No: 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan akibat hukum dari putusan tersebut terhadap anak Man.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif, data-data yang relevan dengan penelitian ini lebih difokuskan pada data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan, yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif-analitis yaitu menggambarkan secara menyeluruh dan sistematis mengenai Undang-Undang No: 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, serta Kompilasi Hukum Islam dikaitkan dengan teori hukum dan praktik.
Berdasarkan penelitian diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, pemberian izin beristri lebih dari satu pada Putusan Pengadilan Agama Curup Nomor: 0142/Pdt.G/2013/PA.CRP tidak sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang No: 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Undang-undang Perkawinan dan KHI hanya menyebutkan tiga alasan yang dapat digunakan dalam pemberian izin beristri lebih dari satu, yakni jika istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri, mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak dapat melahirkan keturunan. Kedua, Akibat Hukum status anak Man yang merupakan anak sah memberikan anak tersebut hak waris terhadap pemohon sebagai ayahnya. Walaupun anak tersebut berstatus anak sah menurut Undang-undang No: 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, namun menurut hukum islam anak tersebut tetap merupakan anak luar nikah sehingga tidak memiliki hubungan nasab dengan pemohon.
CASE STUDY ON VERDICT NUMBER 0142/PDT.G/2013/PA.CRP
OF CURUP COURT OF RELIGIOUS CONCERNING THE LEGALITY OF POLYGAMY PERMIT DUE TO EXTRAMERITAL PREGNANCY ACCORDING TO THE ACT NUMBER
1 YEAR 1974 CONCERNING THE LAW OF MARRIAGE
Abstract
There is a phenomenon in a society where the husband has a relationship with another woman who is not his wife , and even to conceive . The mistress being pregnant then become the reason for a husband to apply for permission to do polygamy . This study aims to determine the validity of applying for a permit to have more than one due to pregnancy outside of marriage is associated with the Act No: 1 of 1974 on Marriage and the legal impact of that verdict.
This research is a juridical - normative , the data relevant to this study is more focused on secondary data obtained through the study of literature , which is subsequently analyzed by descriptive - analytical that is thoroughly and systematically describe the Act No: 1 Year 1974 Concerning The Law of Marriage and Government Regulation Number 9 Year 1975 on the Implementation of Act No. . 1 Year 1974 Concerning The Law of Marriage , as well as the compilation of Islamic law associated with the theory and practice of law .
