i ABSTRAK
Raden Arsi Agnitasari, 210110100182, 2015. Skripsi ini berjudul, Pemberitaan Rencana Interpelasi Kepada Presiden Joko Widodo Terkait Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Tahun 2014. Analisis Pembingkaian Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki pada Koran Tempo dan Pikiran Rakyat edisi 24-26 November 2014. Pembimbing utama Drs. Sahat Sahala Tua Saragih, M.I.Kom dan pembimbing pendamping Pandan Yudhapramesti S.Sos., MT. Program studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Hak interpelasi menjadi berita utama pada halaman satu sejumlah media massa pada 24 - 26 November 2014. Hal ini berhubungan dengan rencana DPR mengajukan hak interpelasi terhadap Presiden Joko Widodo terkait kenaikan harga BBM bersubsidi tahun 2014. Penelitian ini mengkaji pemberitaan pada
Koran Tempo dan Pikiran Rakyat yang memiliki sudut pandang berbeda dalam
masalah interpelasidan terjadi pro-kontra dalam pemberitaan tersebut.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara Koran Tempo dan Pikiran
Rakyat dalam membingkai pemberitaan rencana interpelasi kepada Presiden Joko
Widodo terkait kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014 dilihat dari penyusunan fakta, pengisahan fakta, penulisan fakta, dan penekanan fakta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis pembingkaian model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
Hasil penelitian menunjukkan Koran Tempo menyusun fakta permasalahan rencana interpelasi BBM sebagai dampak dari kurang harmonisnya hubungan antara Presiden Joko Widodo dan DPR Koalisi Prabowo. Koran Tempo mengisahkan fakta dengan menekankan bahwa orang-orang yang ingin menggalang interpelasi adalah orang-orang dari Koalisi Prabowo. Koran Tempo dalam menuliskan faktanya berkeyakinan bahwa interpelasi terhadap Presiden Joko Widodo tidak perlu dilakukan. Dari unsur penekanan fakta, Koran Tempo memaksimalkan grafis dan pemilihan kata yang cenderung negatif. Penyusunan fakta Pikiran Rakyat menunjukan rencana interpelasi harus dilakukan dengn banyak pertimbangan. Pikiran Rakyat mengisahkan faktanya dengan menjelaskan perlu atau tidaknya interpelasi dilakukan. Penulisan fakta Pikiran Rakyat dalam penulisan faktanya memunculkan dua pandangan berbeda tentang rencana interpelasi oleh DPR.
Dari hasil penelitian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa Koran Tempo
dan Pikiran Rakyat memiliki pandangan yang berbeda dalam memahami dan
mengonstruksikan rencana interpelasi. Koran Tempo bersudut pandang pada rencana interpelasi sebagai dampak dari permasalahan antara Presiden Joko Widodo dengan para pendukung koalisi Prabowo Subianto. Pikiran Rakyat memiliki sudut pandang bahwa rencana interpelasi sebagai bentuk penggunaan hak anggota DPR dan melihat permasalahan ini sebagai akibat kenaikan harga BBM, sehingga menimbulkan pro dan kontra. Pikiran Rakyat tidak banyak menggunakan penekanan fakta dengan grafis.
ii ABSTRACT
Raden Arsi Agnitasari, 210110100182, 2015. This undergraduate thesis is titled, News Report of the Interpellation Plan Againts President Joko Widodo Related to the Raised Subsidized-Fuel Prince in 2014. Framing analysis with Zhongdang
Pan and Gerald M. Kosicki models in Koran Tempo and Pikiran Rakyat
newspapers November 24th-26th 2014 edition. Main supervisor Drs.Sahat Sahala Tua Saragih, M.I.Kom and assistant supervisor Pandan Yudhapramesti S.Sos., MT. Department of Journalism, Faculty of Communication Science, University of Padjadjaran, Jatinangor.
Interpellation was being a headline at the first page at some mass medias
in 24th-26th November 2014. This happened due to the House of Representatives’
(DPR) plan in submitting interpellation proposal against Presiden Joko Widodo related to the raised of subsidized BBM price in 2014.
This objective of this research is to analyze how Koran Tempo and
Pikiran Rakyat cover the issue, due to the different perspective they presented and there are some pros and cons in the reporting.
This research is aimed to know how Koran Tempo and Pikiran Rakyat in
framing the report of interpellation plan to Presiden Joko Widodo, relates to the subtlety of BBM price increasing in 2014, seen from how the media arrange the facts, narrate the facts, write the fact, and emphasis the facts.
This research using qualitative research methods with Framing Analysis Zhongdang Pan and Gerald M Kosicki model.
The result of the research show that Koran Tempo arrange the
interpellation problem facts as the result of the less harmonious relationship
between Presiden Joko Widodo and Prabowo DPR Coalition. Koran Tempo
narrates the facts by supressing that people who want to make interpellation are
people from Prabowo coallition. When writing the facts, Koran Tempo have the
faith that interpellation to Presiden Joko Widodo doesn’t have to be done. From
the emphasis facts side, Koran Tempo put a great effort in graphic and the
choosing of negative words. In arranging their facts, Pikiran Rakyat show that
interpellation must be done with many consideration. Pikiran Rakyat narrates the
fact with explaining the most need and the least need why interpellation have to
be done. Facts writing in Pikiran Rakyat showsn two different opinion in DPR
interpellation.
Summary of the research is Koran Tempo and Pikiran Rakyat have
different point of views in understanding and constructing the interpellation plan. Koran Tempo has a view in interpellation plan as the result of the less harmonious relationship between Presiden Joko Widodo and the Prabowo
Subianto coallition supporters. Pikiran Rakyat has a view in interpellation plan
that it is a form of the price increasion, that arise pros and cons. Pikiran Rakyat
do not suppress the facts using graphics.
Researcher suggest that Koran Tempo and Pikiran Rakyat also writes the