KARYA TULIS ILMIAH
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI UNTUK PENDERITA
CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI DI PNTC KARANGANYAR
Oleh :
OKTAVIARI DWI SAPUTRI J100141044
Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi
Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Diploma III Fisioterapi
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MOTTO
Semangat adalah sebetulnya kepingan-kepingan bara kemauan yang kita sisipkan pada setiap celah
dalam kerja keras kita, untuk mencegah masuknya kemalasan dan penundaan
(penulis)
v
PERSEMBAHAN
Karya Tulis ini Kupersembahkan kepada :
Allah SWT yang telah memberikan rahmad serta hidayahNya kepada saya sehingga
saya dapat menuntut ilmu sesuai harapan saya. Ibuku Sri Purwani dan Bapakku
Riyatno Tercinta, yang senantiasa menyemangati, mendoakan dan menasehatiku,
yang selalu menjadi motivasi besar dalam hidupku.
Kakakku Oktavia Ika yang selalu memberiku semangat dan dukungan dalam
mengerjakan laporan. Muhammad Ridwan Hidayat yang merupakan kekasih, teman,
dan saudara yang selalu menjadi penyemangat serta tak pernah henti hentinya
menasehati dan mengajak saya untuk selalu berusaha ketika saya lelah dan orang
yang selalu setia dan sabar menjadi pendengar cerita dan menghadapi kekesalan saya,
Sahabat sahabatku Conny Cakrawati, Fresha Putri Rahmarwati, Ista Suhada
Marasinta yang sudah mengisi perjalanan kuliah saya dan telah membuat hidup saya
berwarna dengan tawa, canda, bahagia, kekesalan. Hidup saya lengkap dengan
adanya kalian teman.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGIA DI PNTC KARANGANYAR
(Oktaviari Dwi Saputri, 2014, 42 Halaman)
Abstrak
Latar Belakang: Cerebral Palsy merupakan suatu gangguan tumbuh kembang
motorik anak yang disebabkan adanya kerusakan pada otak yang terjadi pada periode sebelum, sesudah, dan selama kelahiran yang ditandai dengan kelemahan pada anggota gerak atas, dengan karakteristik tonus postural otot yang tinggi terutama pada
ekstremitas bawah. Diplegi adalah tipe dari cerebral palsy yang mengenai kedua
tungkai dimana ekstremitas atas lebih ringan dari pada ekstremitas bawah. Permasalahan yang muncul pada kondisi ini adalah abnormalitas tonus otot berupa spastisitas pada ekstremitas bawah sehingga keterbatasan kemampuan fungsional
diantaranya berdiri dan berjalan.
Tujuan: Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastic
diplegi dengan menggunakan terapi diantaranya adalah NDT atau Bobath untuk
mengurangi spastisitas melalui efek rileksasi yang dihasilkan.
Hasil: Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapatkan hasil penilaian spastisitas
dengan skala asworth T1: Hip 3, ankle 2, knee 3 menjadi T6: Hip 3, ankle 2, knee 3.
Peningkatan kemampuan motorik kasar dengan GMFM T1: Total skor 27,56%
menjadi T6: 27,58%.
Kesimpulan: Pemberian terapi bobath mampu memberikan efek rileksasi sehingga
mempengaruhi penurunan tingkat spastisitas. Latihan dengan pendekatan metode inhibisi mampu meningkatkan kemampuan motorik kasar dan kemampuan aktifitas
pada penderita cerebral palsy spastic diplegi.
ix
PHYSHIOTERAPY TREATMENT IN PATIENTS CEREBRAL PALSY SPASTIC DIPLEGIA AT PNTC KARANGANYAR
(Oktaviari Dwi Saputri, 2014, 42 pages)
Abstract
Background: Cerebral Palsy is a disorder of motor child's growth caused by brain
damage that occurred in the period before, after, and during birth which is characterized by weakness in the upper limbs, with the characteristics of postural muscle tone is high, especially in the lower extremities. Diplegi is the type of cerebral palsy that affects both legs where the upper limb is lighter than the lower extremities. The problems that arise in this condition is abnormal muscle tone in the form of spasticity in the lower limbs so that the limitations of functional capabilities such standing and walking.
Objective: To investigate the implementation of physiotherapy in cases of spastic
cerebral palsy diplegi using such therapy is NDT or Bobath to reduce spasticity
through relaxation effect sproduced.
Results: After treatment for 6 times the obtained results of the assessment of
spasticity with asworth scale T1: Hip 3, 2 ankle, knee 3 to T6: Hip 3, 2 ankle, knee 3. The increase in gross motor skills with GMFM T1: Total score of 27.56 % to T6:
27.58%.
Conclusion:The administration of therapy is able to provide relaxation bobath
thereby affecting the reduction of spasticity. Exercise with inhibition method approach can improve gross motor skills and abilities activity in patients with spastic
cerebral palsy diplegi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN……… iv
MOTTO... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penulisan ... 4
D. Manfaat Penulisan ... 4
xi BAB III PROSES FISIOTERAPI
A. Pengkajian Fisioterapi ... 18
B. Diagnosa Fisioterapi ... 25
C. Tujuan Fisioterapi ... 25
D. Pelaksanaan Fisioterapi ... 25
E. Evaluasi ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 35
B. Pembahasan ... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40
B. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
A. Laporan Status Klinis
B. Blangko GMFM
C. Lembar Konsultasi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pemeriksaan Kekuatan Otot………... 23
Tabel 4.1 Hasil evaluasi spastisitas dengan skala Asworth ... 35
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Susunan Saraf Pusat ... 7
Gambar 2.2 Traktus Piramidalis ... 11
Gambar 2.3 Traktus Extrapyramidalis ... 12
Gambar 3.1 Inhibisi di atas bola ... 27
Gambar 3.2 Mobilisasi punggung ... 28
Gambar 3.3 Inhibisi fleksor hip dan fleksor knee ... 28
Gambar 3.4 Inhibisi adduksi dan endorotasi hip... 29
Gambar 3.5 Inhibisi plantar fleksor ankle………..30
Gambar 3.6 Latihan penumpang berat badan……….31
Gambar 3.7 Latihan berjalan dengan fasilitasi pelvic……….32
DAFTAR SINGKATAN
CP Cerebral Palsy
GMFM Gross Motor Function Measurement
CMV Cytomegalovirus