• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU HARIAN ORANGUTAN SUMATERA (PONGO ABELII) DALAM KANDANG PERMANEN DI STASIUN KARANTINA ORANGUTAN BATU MBELIN KECAMATAN SIBOLANGIT SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERILAKU HARIAN ORANGUTAN SUMATERA (PONGO ABELII) DALAM KANDANG PERMANEN DI STASIUN KARANTINA ORANGUTAN BATU MBELIN KECAMATAN SIBOLANGIT SUMATERA UTARA."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU HARIAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) YANG SAKIT DI STASIUN KARANTINA ORANGUTAN BATU MBELIN

KECAMATAN SIBOLANGIT SUMATERA UTARA

Oleh:

Puspita septiyani 4102220011 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Memperolah Gelar Sarjana Sain

lURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kuasaNya yang telah memberi kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Perilaku Harian Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dalam Kandang Permanen di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Kecamatan Sibolangit Sumatera Utara”.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Kepada Bapak Drs.Tonggo Sinaga, M.S selaku dosen pembimbing, terimakasih atas bimbingan, arahan, dan dukungannya. Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik penulis dan juga Bapak Drs. Puji Prastowo M.Si, Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D dan Ibu Dra. Melva Silitonga, M.S selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan seluruh dosen pengajar di Progam studi Biologi FMIPA UNIMED dan para stafnya, dan terkhusus untuk seluruh jajaran petinggi di Universitas Negeri Medan.

Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Ian Singleton, Ph.D selaku Direktur Lembaga Sumatran Orangutan Concervation Programme (SOCP), Bapak Asril Abdullah dan Bang Mistar yang telah memberikan banyak saran dan bimbingan serta memberikan arahan mengenai penelitian di lapangan. Beserta Ibu drh. Yenni selaku Manager Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Stasiun Karatina Orangutan Batu Mbelin. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bang Ayub, bang Jeckson, bang Aris, bang Edy, Elvi, bang Hendrik, Ibu Rubiah, Bapak Pulung, dan Tukang Las, terimakasih untuk Persahabatan dan kekeluargaan yang penulis dapatkan selama penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bang Zulius yang telah banyak memberikan motivasi dan membantu penulis dalam penyelesaian Skripsi ini. Terimakasih telah menjadi sosok abang yang sempurna bagi penulis.

(4)

vi

penulis. Ungkapan terimakasih yang luar biasa juga penulis sampaikan untuk Orangtua tercinta. Bapak yang terbaik J.R.Purba, dan Mama terhebat terimakasih untuk semua kasih sayang, dukungan dan seluruh doa yang tak ternilai harganya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua ini untuk kalian orangtua yang terhebat. Juga kepada Amangtua/Inangtua di Medan, terimakasih untuk semua Semangat, Doa, Pertolongan dan kasih sayang yang diberikan kepada Penulis dan kepada My Beloved Brotha Hotma Purba dan Lina, beserta seluruh keluarga besar yang tidak dapat dituturkan satu persatu, terimakasih untuk semua Doa dan semangat yang diberikan kepada Penulis. Tuhan Memberkati.

Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan anak-anak BIO NK 10, salam SEMPAK (Semangat Kompak), buat sahabat-sahabat Terkasih Rani, Ratih, Lastry, Herti, Jenny dan Fretty, terimakasih untuk kebersamaan yang kita ciptakan sampai saat ini. Our Almighty God Jesus Hhrist always bless you all guys. Juga untuk yang teristimewah Bilhardto Hamonangan Simorangkir, terimakasih telah menjadi abang, teman curhat, dan sosok yang terus mendampingi dan selalu memberi semangat dalam suka maupun duka kepada penulis. Dan kepada sahabat yang hobby nya Galau Junita Verawati Manurung, terimakasih telah mempercayakan penulis sebagai teman berbagi untuk semua kisah-kisah yang dialami. Dan untuk Ramona Purba yang berperan sebagai Saudara, kakak, teman seperjuangan dan berbagi, terimakasih untuk semua kebaikan, motivasi dan semangat yang diberikan saat penulis dalam berbagai masalah. Semangat Terus untuk Kita.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada seluruh penghuni Kost Pak Purba (Jl.Peratun Unjung No.13). Kepada Uda (Pak Purba) terimakasih untuk seluruh kasih sayang, perhatian dan semangat yang diberikan kepada penulis walaupun terkadang sering berbeda pendapat dengan penulis. Kepada Nanguda (Wanita yang paling Tegar, Hare dan Gaul) yang berperan sebagai Ibu kost, Teman Sharing, dan teman Hekcok, terimakasih telah menjadi sosok Orangtua yang selalu mendengar keluhan dan memberikan ide-ide yang gila kepada Penulis.

(5)

vii

Naga dalam perut penulis. Kepada Pak Tua, Naek, Joginto, Ady dan Murdani terimakasih untuk kekeluargaan dalam rumah kita.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Mari kita mencintai dan melindungi orangutan sumatera. Salam lestari, Syalom. Tuhan Memberkati.

Medan, 18 Juni 2014

(6)

iii

PERILAKU HARIAN ORANGUTAN SUMATERA(Pongo abelii)DALAM KANDANG PERMANEN DI STASIUN KARANTINA ORANGUTAN

BATU MBELIN KECAMATAN SIBOLANGIT SUMATERA UTARA

PUSPITA SEPTIYANI (4102220011)

ABSTRAK

Penelitian mengenai “Perilaku Harian Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dalam Kandang Permanen di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Kecamatan Sibolangit Sumatera Utara” telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku harian orangutan Sumatera yang berada dalam kandang permanen. Penelitian ini menggunakan 3 sampel orangutan yang memiliki penyakit dan kelainan yang berbeda-beda dengan metode Focal Animal Sampling, sedangkan pencatatan data dilakukan secara Instantaneous. Dari hasil penelitian, didapatkan persentase perilaku harian orangutan yang paling banyak dilakukan adalah perilaku istirahat (62,65%) dengan kategori perilaku yang mendominasi adalah berbaring (62,38%), kemudian diikuti oleh perilaku makan (17,45%) dengan jenis makanan yang mendominasi adalah buah (68,58%), perilaku sendiri (15,95%) dengan kategori perilaku yang mendominasi adalah memperhatikan (23,52%) dan persentase yang paling rendah adalah perilaku bergerak (3.95%) dengan kategori perilaku yang mendominasi adalah memanjat (1.46%).

(7)

iv

THE DAILY BEHAVIOR OF ORANGUTAN (Pongo abelii) INSIDE PERMANENT STALL IN ORANGUTAN QUARANTINE STATION BATU

MBELIN SUBDISTRICT SIBOLANGIT NORTH SUMATERA

PUSPITA SEPTIYANI (4102220011)

ABSTRACT

The research about “The Daily Behavior Of Orangutan (Pongo abelii) Inside Permanent Stall In Orangutan Quarantine Station Batu Mbelin Subdistrict Sibolangit North Sumatera” was conducted from January to March 2014. The goal of research is to study the daily behavior orangutan sumatera inside permanent stall. The research used 3 sample orangutan that have disease and anomaly diversely with was using Focal animal sampling method, as the same time the data recording was using instantenous method. From data analysis, the highest daily behavior by orangutan is Resting (62,65%) that the category of behavior was dominated by lying (62,38%), feeding (17,45%) with that the category was dominated feeding by fruit (68,58%), solitaire behavior (15,95%) that the category of behavior was dominated by observe (23,52%) and the lowest daily behavior by orangutan is Moving (3,95%) that the category of behavior was dominated by moving climb (1.46%),

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi viii

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Batasan Masalah 3

1.3. Rumusan Masalah 3

1.4. Tujuan Penelitian 3

1.5. Manfaat Penelitian 4

1.6. Defenisi Operasional 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Klasifikasi Orangutan 5

2.2. Morfologi dan Biologi Orangutan 5 2.3. Penyebaran Orangutan

7

2.4. Perilaku Orangutan 7

2.4.1. Perilaku Harian 7

2.4.2. Perilaku Makan 9

2.4.3. Perilaku Bersarang 10

2.5. Langkah-langkah proses rahabilitasi 11 2.6. Pusat pelepasliaran Jambi

21

2.7. Para pendukung dan penyandang Dana bagi Orangutan 26

BAB III. METODE PENELITIAN 29

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 29

3.2. Populasi dan Sampel 29

3.2.1. Populasi 29

(9)

ix

3.3. Tlat dan Bahan 29

3.4. Metode Penelitian 29

3.5. Instrumen Penelitian 30

3.6. Tehnik Pengumpulan Data 30

3.7. Prosedur kerja 32

3.8. Tehnik Tnalisis Data 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34

4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian 34

4.2. Karakteristik Objek Penelitian 35

4.2.1. Dek Nong 35

4.2.2. Leuser 36

4.2.3. Tila 36

4.3. Perilaku Harian Individu Orangutan Sumatera yang sakit

di Stasiun Karantina Orangutan Batu mbelin 37

4.3.1. Perilaku Istirahat 38

4.3.2. Perilaku Sendiri 41

4.3.3. Perilaku Bergerak 42

4.3.4. Perilaku Makan 44

4.4. Keragaman Pakan Ketiga Orangutan 46

4.5. Pembahasan 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 49

5.1. Kesimpulan 49

5.2. Saran 50

(10)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Persentase Perilaku Istirahat pada ketiga Orangutan 39 Tabel 4.2. Persentase Pembagian Perilaku Sendiri 41 Tabel 4.3. Waktu yang diperlukan untuk perilaku sendiri 42 Tabel 4.4. Persentase Pembagian Perilaku Bergerak 42 Tabel 4.5. Waktu dan Persentase Perilaku makan 44

Tabel 4.6. Persentase jenis pakan 44

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Orangutan Sumatera(Pongo abelii) 6 Gambar 2.2. Klinik kesehatan di Stasiun Karantina Batu Mbelin 13

Gambar 2.3. Pemeriksaan Kesehatan Rutinitas 1S

Gambar 2.S. Kandang Sosialisasi di Karantina 15

Gambar 2.5. Kandang Isolasi di Karantina 16

Gambar 2.6. Proses Pelepasliaran Orangutan 17

Gambar 2.7. Kandang Besar Saat Dilepasliarkan 18 Gambar 2.8. Wakiki, Orangutan Pertama yang

dirilis Ke Hutan Jambi 21

Gambar 2.9. Orangutan Saat Bergerak di Pohon 2S Gambar 2.10. Orangutan Saat Makan di Hutan Jambi 25 Gambar 2.11. Induk dan Anak Orangutan Beristirahat di Tanah 25

Gambar 2.12. Sarang Orangutan di atas pohon 26

Gambar S.1. Dek Nong 35

Gambar S.2. Leuser 36

Gambar S.3. Tila 37

Gambar S.S. Persentase perilaku harian secara umum 38

Gambar S.5. Perilaku istirahat Leuser 39

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian 53 Lampiran 2. Daftar Orangutan di Karantina Batu Mbelin 54 Lampiran 3. Tally Sheet Pengamatan Aktivitas Harian Orangutan 56 Lampiran 4. Tabel Ethogram Perilaku Orangutan 64 Lampiran 5. Jenis-jenis Tumbuhan di Hutan Reintroduksi 65

Lampiran 6. Lokasi Proyek SOCP 69

(13)

1 BAB B PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keanekaragaman satwa yang hidup di hutan Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Diketahui bahwa 20% spesies primata dunia dapat ditemukan di Indonesia. Primata yang hidup di hutan memiliki ciri dan ukuran yang bervariasi, mulai dari primata terkecil seperti tangkasi (Tarsius pumilis) yang terdapat di Sulawesi, hingga jenis yang terbesar seperti Orangutan (Pongo abeliidanPongo Pygmaeus) yang hanya terdapat di Sumatera dan Kalimantan.

Permasalahan yang dihadapi Orangutan Sumatera adalah penyebarannya yang sangat terbatas dan populasinya yang menurun dengan cepat karena habitatnya banyak dirusak. Selain rusaknya habitat, laju kepunahan Orangutan yang tinggi juga disebabkan oleh tingginya perburuan orangutan di habitat alaminya. Perburuan yang tinggi ini disebabkan oleh semakin banyaknya orang yang memiliki hobi memelihara satwa langka khususnya orangutan. Apabila tidak ada usaha mencegah maka dalam waktu yang tidak lama orangutan akan punah.

Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengurangi permasalahan adalah dengan merelokasi orangutan ke lokasi baru yang diperkirakan lebih aman dan mempunyai daya dukung yang cukup untuk menjamin keberlangsungan populasi orangutan di tempat itu. Relokasi memerlukan biaya tidak sedikit, yang meliputi tindakan penyelamatan (rescue), proses rehabilitasi, pencarian lokasi baru, dan pemindahan orangutan ke tempat baru (reintroduksi). Untuk itu, diperlukan kerjasama dari semua pihak yang terlibat untuk mengatasi permasalahan ini.

(14)

2

Sebagian besar orangutan yang berada pada pusat rehabilitasi berasal dari proses penyitaan yang dilakukan oleh Balai Konservasi dan Sumberdaya Alam (BKSDA) terhadap masyarakat yang memelihara dan memperjualbelikan satwa itu. Selain itu, dengan meningkatnya konflik yang terjadi semakin banyak pula orangutan yang diselamatkan dari lokasi konflik dan ditempatkan di pusat rehabilitasi. Sebagian kecil lainnya berasal dari masyarakat yang menyerahkan secara sukarela orangutan peliharaannya, setelah mereka mengetahui bahwa kepemilikan satwa liar yang dilindungi itu merupakan tindakan melanggar hukum, selain berpotensi menjadi sumber penyakit bagi keluarga (Dephut, 2007).

Program rehabilitasi dan reintroduksi Orangutan di Indonesia terdapat di beberapa tempat, salah satunya adalah Stasiun Karantina Orangutan Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Aktifitas harian Orangutan di Karantina Orangutan Pangkalan Bun Kalimantan Tengah secara umum melakukan aktivitas istirahat yang tinggi sepanjang hari, kemudian di ikuti dengan aktivitas bergerak berpindah yang disertai dengan interaksi sosial, selain itu Orangutan rehabilitasi setelah direintroduksi banyak mengalami permasalahan seperti sering sakit dan kurang survive, hal ini dipengaruhi karena adanya perilaku menyimpang selama proses rehabilitasi di Karantina (Minarwanto, 2008).

Stasiun rehabilitasi orangutan di Bahorok pertama kali didirikan pada tahun 1973 oleh Regina Frey dan Monica Borner, dengan dana bantuan dari WWF dan perkumpulan ilmu hewan Frankfurt, Jerman. Beberapa wakil dari WWF mengelolah stasiun rehabilitasi orangutan ini bersama-sama dengan pekerja Indonesia hingga tahun 1980. Bencana banjir bandang yang melanda kawasan ini pada bulan November 2003 menyebabkan dua ekor orangutan mati dan merusak kelestarian kawasan ini, sehingga kawasan ini ditutup untuk sementara. Bencana ini dikarenakan rusaknya hutan yang berada disekitar kawasan sungai Bahorok akibat penebangan pohon yang tidak terkendali.

(15)

3

peliharaan secara ilegal (SOCP, 2004). Kecilnya tingkat keberhasilan dari program reintroduksi karena adanya perubahan atau penyimpangan perilaku sebelum direintroduksi dari orangutan selama berada ditempat rehabilitasi, berkaitan dengan hal tersebut perlu diketahui perilaku individu Orangutan sebelum direintroduksi di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit. Jika proses reintroduksi berhasil dilaksanakan, maka akan membawa pengaruh besar bagi masyarakat terutama dalam mata pencaharian mereka. Selain itu, membantu akses informasi pasar bagi petani sekitar habitat orangutan dan mendukung konservasi orangutan (misalnya: ekowisata).

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul: “Perilaku Harian Orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang Sakit di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin, Kecamatan Sibolangit, Sumatera Utara“.

1.2. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, ruang lingkup permasalahan dibatasi pada pengamatan perilaku harian Orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang dilihat dari Perilaku Istirahat, Perilaku Sendiri, Perilaku bergerak dan perilaku makan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bagaimana perilaku harian Orangutan sumatera yang sakit di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit?

2. Bagaimana persentase dari setiap perilaku harian Orangutan sumatera yang sakit di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit?

3. Perilaku harian Orangutan mana yang paling mendominasi dilakukan di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit?

(16)

4

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perilaku harian Orangutan sumatera yang sakit di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit.

2. Untuk mengetahui persentase dari setiap perilaku harian Orangutan sumatera yang sakit di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit.

3. Untuk mengetahui perilaku harian Orangutan yang paling mendominasi di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain:

1. Sebagai informasi bagi Lembaga Sosial Masyarakat untuk menjadi dasar pemikiran dalam menentukan tahap-tahap pengelolaan orangutan selama proses karantina.

2. Sebagai data awal bagi Mahasiswa untuk penelitian selanjutnya.

3. Sebagai informasi bagi masyarakat untuk melatih penduduk lokal menjadi guide/pemandu wisatawan dan terlibat dalam unit pengamanan dan pemantauan orangutan(orangutan protection monitoring unit).

4. Sebagai informasi bagi Pemerintah Daerah dalam membantu akses informasi pasar bagi petani sekitar habitat orangutan.

1.6. Defenisi Operasional

1. Perilaku: Segala aktivitas yang dilakukan dalam keseharian, seperti makan, berjalan, bersosialisasi, beristirahat dan sebagainya.

2. Karantina: Tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit.

(17)

49 BAB B

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan yaitu Pengamatan perilaku harian Orangutan dalam kandang Permanen pada bulan Januari-Maret 2014 dan pembahasan yang telah dibahas di bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Perilaku harian Orangutan radang sendi kronis dan Lepra yang paling tinggi berturut-turut adalah perilaku Istirahat (62,49%), kemudian diikuti oleh perilaku makan (17,68%), perilaku sendiri (16,37%) dan persentase yang paling rendah adalah perilaku bergerak (3,45%).

2. Perilaku harian Orangutan buta yang paling tinggi berturut-turut adalah perilaku Istirahat (72,92%), kemudian diikuti oleh perilaku makan (18,25%), perilaku sendiri (6,13%) dan persentase yang paling rendah adalah perilaku bergerak (2,70%).

3. Perilaku harian Orangutan buta yang paling tinggi berturut-turut adalah perilaku Istirahat (72,92%), kemudian diikuti oleh perilaku sendiri (25,36%), perilaku makan (16,43%) dan persentase yang paling rendah adalah perilaku bergerak (5,70%).

4. Persentase perilaku harian ketiga orangutan sakit yang paling tinggi berturut-turut adalah perilaku istirahat (62,64%), kemudian diikuti oleh perilaku makan (17,45%), perilaku sendiri (15,95%), dan persentase yang paling rendah adalah perilaku bergerak (3,95%).

(18)

50

Begitu juga dengan Tila yang banyak menghabiskan waktunya untuk perilaku Istirahat dengan persentase (52,51%).

5.2. Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian diatas, beberapa hal yang perlu disarankan antara lain:

1. Perlunya membuat suatu media atau tempat permainan bagi orangutan, agar orangutan tidak hanya beristirahat saja didalam kandang.

2. Penelitian mengenai perilaku harian orangutan yang memiliki kelainan perlu dilakukan kembali pada kandang yang berbeda seperti kandang Isolasi.

3. Pada saat pemberian pakan, sebaiknya pakan tidak diletakkan di lantai, karena dapat membuat makanan tidak steril lagi dan monyet-monyet akan mencuri makanan orangutan tersebut.

4. Dalam setiap kandang Orangutan sebaiknya diperbanyak enrichment tali, untuk merangsang pergerakan setiap orangutan, agar orangutan tidak hanya beristirahat didalam kandang.

(19)

51

DAFTAR PUSTATA

Altman, J., (1974), Observation Study Of Behavior Saipling Methods. Behavior Academic Press, London.

Departemen Kehutanan dan Perkebunan Sumatera Utara., (2007),Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia,Jakarta.

Minarwanto, H., (2008),Study Aktivtas Harian Orangutan di Orangutan Care Center

and Quarantine Pangkalan Bun, Kaliiantan Tengah, Skripsi, Kehutanan

IPB, Bogor.

Ginting, Y., (2006), Studi Reintroduksi Orangutan Suiatera (Pongo abelii) yang dikeibangkan di Stasiun Karantina Medan dan Stasiun Reintroduksi Jaibi., Skripsi, Fakultas Kehutanan, IPB, Bogor.

Groves, C., (2001), Priiate Taxonoiy.Smithsonian Instution Press, Washington.

Hendras, E., (2005), Mengenal Beberapa Priiata di Provinsi NAD dan Suiatera Utara.Conservation International Indonesia, Jakarta.

Mackinnon, J.,R., (1974), The Ape Within Us, Holt, Rinehard and Winston, New York.

Maple, T., L., (1980), Orangutan Behavior, Van Nostrand.Reinhold Company, New York.

Meijaard, E., Rijksen, H., D., dan Kartikasari, S., N., (2001), Diaibang Kepunahan,

Kondisi Orangutan Liar di AMal Abad ke 21, The Gibbon Foundation

Indonesia, Jakarta.

Rijksen, H., D., (1978), A Field Study On Suiatran Orangutan (Pongo abelii). Ecology, Behavior and Conservation. Wageningen, The Netherlands.

SOCP, (2004), Prograi Konservasi Orangutan Suiatera, Yayasan Ekosistem Lestari, Medan.

(20)

52

Sujarno, R., (2000), Analisis Hubungan Antara Diiensi Sarang dan Karakteristik Individu Orangutan di Taian Nasionaal Tanjung Puting Kaliiantan

Tengah.,Skripsi, Konservasi Sumber Daya Hutan Fakultas Kehutanan, IPB,

Bogor.

Supriatna, J., Dan Edy, H., (2000), Panduan Lapangan Priiata Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Utami, S.,S., (1991), Perilaku Seksual Orangutan (Pongo pygiaeus abeli, Lesson 1827) Betina DeMasa di Pusat Peneltan Ketaibe, Aceh Tenggara., Skripsi, Biologi, Fakultas Biologi Unversitas Nasional, Jakarta.

Van Schaik, C., Van Duijnhoven, P., (2006),Diantara Orangutan, Kera Merah, dan Bangkitnya Kebudayaan Manusia,Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS), Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

White (2010: 15) membagi 4 tahapan proses berpikir kritis, meliputi: (1) Pengenalan ( Recognition ) yaitu siswa memahami masalah kemudian menentukan pokok permasalahan

a) Karakteristik pada jam sibuk pagi, cenderung tidak memiliki daerah stabil. b) Karakteristik pada jam sibuk siang, akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum

Panitia ULP/ Panitia Pengadaan pada Satker Direktorat Advokasi dan KIE akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

Diterangkan bahwa individu yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan bertanggung jawab untuk mencari solusi dari tugas maupun permasalahan, merancang ulang dengan

dibandingkan dengan verbal semata. 19 Kelebihan media gambar di bandingkan media tulis yaitu lebih efisien dan mempersingkat waktu pengajaran. b) Gambar dapat mengatasi

dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). 2) Bahwa Bank Permata bertanggung jawab atas akibat hukum dalam perjanjian. jual beli piutang dan akta cessie antara Silver

Kepastian hukum bukan hanya berupa Pasal-Pasal dalam undang-undang, melainkan juga adanya konsistensi dalam putusan Hakim antara putusan yang satu dengan putusan Hakim yang

[r]