ABSTRAK
Sugiarto, Barasmara Dewa. 2016. Keefektifan Implementasi Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016. Skripsi Strata Satu (S1). Yogyakarta: Program Studi Peedidikae Bahasa Sastra Iedoeesia, Fakultas Keguruae dae Ilmu Peedidikae, Ueiversitas Saeata Dharma Yogyakarta.
Tujuae peeelitiae iei adalah uetuk meegetahui efektifitas implemeetasi peedekatae koetekstual pada pembelajarae meeulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP N 8 Yogyakarta. Pembelajarae deegae peedekatae koetekstual memberikae peeekaeae pada peeggueaae berpikir tiegkat tieggi, pemodelae, dae pemaefaatae ieformasi dae data dari berbagai sumber. Peeeliti merumuskae implemeetasi peedekatae Koetekstual pada tujuh kompoeee utama peedekatae koetekstual, yaitu koestruktivisme, iekuiri, bertaeya, masyarakat belajar, pemodelae, refleksi, dae peeilaiae eyata.
Jeeis peeelitiae iei adalah eksperimee semu. Peegumpulae data diperoleh deegae melakukae observasi guru dae kelas, peegisiae aegket, wawaecara, dae melakukae tes. Subjek dari peeelitiae iei adalah siswa kelas VII G dae VII J SMP N 8 Yogyakarta. Desaie peeelitiaeeya meeggueakae non-equivalent control group design. Tekeik aealisis dataeya meeggueakae metode deskriptif kuaetitatif deegae meeggueakae model PAP tipe I uetuk data deskriptif. Data kuaetitatif diolah deegae peeghituegae statistik meeggueakae SPSS 22. Data dalam peeelitiae iei berdistribusi eormal dae homogee. Sampel yaeg dipakai dalam peeelitiae iei sebaeyak 60 dari 210 populasi.
Berdasarkae aealisis data, dapat ditarik kesimpulae bahwa Peedekatae Koetekstual efektif diterapkae pada pembelajarae Bahasa Iedoeesia khususeya keterampilae meeulis teks eksposisi. Efektivitas peeerapaeeya dibuktikae deegae eilai sigeifikasi dalam uji-t pada perbedaae eilai post-test kelompok eksperimee dae post-test kelompok koetrol, yaitu 0,91. Dari eksperimee yaeg telah dilakukae, diperoleh hasil perseetase eilai post-test keterampilae meeulis teks eksposisi siswa deegae meeerapkae metode guru yaitu 85% sedaegkae perseetase eilai post-test keterampilae meeulis teks eksposisi siswa deegae meegimplemeetasikae peedekatae koetekstual adalah 91%. Berdasarkae hasil uji-t pada perbedaae rata-rata post-test kelompok koetrol dae kelompok eksperimee, dapat disimpulkae bahwa implemeetasi peedekatae koetekstual dalam keterampilae meeulis siswa meegalami peeiegkatae sebesar 6%.
ABSTRACT
Sugiarto, Barasmara Dewa. 2016. The Effectiveness of Implementation Contextual Approach to Exposition Writing Skills on Student Grade 7th at SMP N 8 Yogyakarta. S1 Thesis. Yogyakarta: Iedoeesiae Laeguage aed Literature Educatioe Study Program, Saeata Dharma Ueiversity.
This research aimed to dealt with the effectiveeess of coetextual teachieg aed leareieg approach implemeetatioe ie expositioe text writieg ie Bahasa Iedoeesia lessoe for 7th grade studeets of Jueior High School 8 of Yogyakarta. The researcher
assumed this approach was suitable to apply ie writieg skill. Coetextual Teachieg aed Leareieg approach provides emphasis oe high-level thiekieg, modelieg, ieformatioe aed data exploitieg from various literary. The researcher focused oe sevee maie compoeeets of coetextual approach implemeetatioe: coestructivism, iequiry, questioeieg, leareieg society, modelieg, reflectioe, aed real-time assessmeet.
The type of this research was pseudo-experimeet. The desige used eoe-equivaleet coetrol group desige. The data aealysis techeique used descriptive-quaetitative techeique by usieg PAP type I model for descriptive data. The quaetitative data was processed by statistical couetieg by usieg SPSS 22. This research data was distributed eormally aed homogeeeously. The data was obtaieed by observieg the teacher aed class, questioeeaire fillieg, ieterviewieg aed testieg. The research subject were VII G aed VII J studeets of Jueior High School 8 of Yogyakarta. The samples used ie this research were 60 from 210 populatioe.
Based oe the result, the researcher coecluded that Coetextual Teachieg aed Leareieg was effective to apply ie Bahasa Iedoeesia lessoe especially oe expositioe text writieg. The effectiveeess was proved by sigeificaece grade ie t-Test oe the differeece of experimeetal group’s post-test aed coetrol group post-test: 0.91. The other prove was the iecreasieg grade of writieg skill post-test. From the experimeet, the researcher obtaieed the perceetage of expositioe text writieg skill post-test grade by usieg teacher method: 85%.While, by usieg coetrol group, the perceetage was 91%. Based oe the T-Test result oe post-test average differeece betweee coetrol group aed experimeetal group, the researcher coecluded that the implemeetatioe of Coetextual Teachieg aed Leareieg ie studeets’ writieg skills iecreased 6%.
KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI
SISWA KELAS VII SMP N 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Barasmara Dewa Sugiarto NIM. 111224064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Lancarkanlah segala urusanku,
Dan jadikanlah aku orang yang beruntung.
-Barasmara Dewa S-
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut
oleh manusia adalah menundukkan diri sendiri.
-Ibu Kartini-
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.
-Lessing-
Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan/
diperbuatnya.
-Ali Bin Abi Thalib-
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
-Evelyn Underhill-
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Agustus 2016
Penulis,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Barasmara Dewa Sugiarto
Nomor Mahasiswa : 111224064
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI
SISWA KELAS VII SMP N 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal 16 Agustus 2016
Yang menyatakan
vii
ABSTRAK
Sugiarto, Barasmara Dewa. 2016. Keefektifan Implementasi Pendekatan
Kontekstual pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016. Skripsi Strata Satu (S1).
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas implementasi pendekatan kontekstual pada pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP N 8 Yogyakarta. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memberikan penekanan pada penggunaan berpikir tingkat tinggi, pemodelan, dan pemanfaatan informasi dan data dari berbagai sumber. Peneliti merumuskan implementasi pendekatan Kontekstual pada tujuh komponen utama pendekatan kontekstual, yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Pengumpulan data diperoleh dengan melakukan observasi guru dan kelas, pengisian angket, wawancara, dan melakukan tes. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII G dan VII J SMP N 8 Yogyakarta. Desain penelitiannya menggunakan non-equivalent
control group design. Teknik analisis datanya menggunakan metode deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan model PAP tipe I untuk data deskriptif. Data kuantitatif diolah dengan penghitungan statistik menggunakan SPSS 22. Data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan homogen. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak 60 dari 210 populasi.
Berdasarkan analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendekatan Kontekstual efektif diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis teks eksposisi. Efektivitas penerapannya dibuktikan dengan nilai signifikasi dalam uji-t pada perbedaan nilai post-test kelompok eksperimen dan post-test kelompok kontrol, yaitu 0,91. Dari eksperimen yang telah dilakukan, diperoleh hasil persentase nilai post-test keterampilan menulis teks eksposisi siswa dengan menerapkan metode guru yaitu 85% sedangkan persentase nilai post-test keterampilan menulis teks eksposisi siswa dengan mengimplementasikan pendekatan kontekstual adalah 91%. Berdasarkan hasil uji-t pada perbedaan rata-rata post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dapat disimpulkan bahwa implementasi pendekatan kontekstual dalam keterampilan menulis siswa mengalami peningkatan sebesar 6%.
viii ABSTRACT
Sugiarto, Barasmara Dewa. 2016. The Effectiveness of Implementation
Contextual Approach to Exposition Writing Skills on Student Grade 7th
at SMP N 8 Yogyakarta. S1 Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language
and Literature Education Study Program, Sanata Dharma University.
This research aimed to dealt with the effectiveness of contextual teaching and learning approach implementation in exposition text writing in Bahasa Indonesia lesson for 7th grade students of Junior High School 8 of Yogyakarta. The researcher assumed this approach was suitable to apply in writing skill. Contextual Teaching and Learning approach provides emphasis on high-level thinking, modeling, information and data exploiting from various literary. The researcher focused on seven main components of contextual approach implementation: constructivism, inquiry, questioning, learning society, modeling, reflection, and real-time assessment.
The type of this research was pseudo-experiment. The design used non-equivalent control group design. The data analysis technique used descriptive-quantitative technique by using PAP type I model for descriptive data. The quantitative data was processed by statistical counting by using SPSS 22. This research data was distributed normally and homogeneously. The data was obtained by observing the teacher and class, questionnaire filling, interviewing and testing. The research subject were VII G and VII J students of Junior High School 8 of Yogyakarta. The samples used in this research were 60 from 210 population.
Based on the result, the researcher concluded that Contextual Teaching and Learning was effective to apply in Bahasa Indonesia lesson especially on exposition text writing. The effectiveness was proved by significance grade in
t-Test on the difference of experimental group’s post-test and control group post-test: 0.91. The other prove was the increasing grade of writing skill post-test. From the experiment, the researcher obtained the percentage of exposition text writing skill post-test grade by using teacher method: 85%.While, by using control group, the percentage was 91%. Based on the T-Test result on post-test average difference between control group and experimental group, the researcher concluded that the implementation of Contextual Teaching and Learning in
students’ writing skills increased 6%.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Implementasi Pendekatan Kontekstual pada Keterampilan Menulis Teks
Eksposisi Siswa Kelas VII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam proses
penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia.
3. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum. dan Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen
pembimbing pertama dan kedua yang selalu memberikan semangat,
motivasi, dan menjadi fasilitator penulis untuk menyeselesaikan skripsi ini.
4. H. Suharno, S.Pd., S.Pd.T., M.Pd., selaku Kepala SMP N 8 Yogyakarta yang
telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.
5. Dwi Martati, S.Pd., M.Si., selaku Guru Bahasa Indonesia SMP N 8
Yogyakarta dan seluruh jajaran guru serta karyawan di SMP N 8 Yogyakarta
yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Siswa-siswa kelas VII G dan kelas VII J yang telah berkolaborasi dan
berpartisipasi aktif serta bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.
7. Kedua orang tua peneliti, Bapak Sugiarto dan Ibu Ninik Supatminingsih
yang telah memberikan doa, dukungan dan keprihatinannya dalam segala
x
8. Kakak-kakak dan adik tersayang, Bayu Andhika Sugiarto, Happy Nanda
Mustika dan Bazkara Pancar Sukma Sugiarto yang telah menemani,
memberikan semangat dan doa.
9. Okti Ika Trisnaningsari, S.Pd. yang telah memberikan semangat dan
menemani saat penulis menghadapi kesulitan.
10.Henricus Agil Galih P. yang telah memberikan semangat dan menghibur saat
kesulitan.
11. Teman-teman PBSI 2011, yang telah memberikan semangat dan dukungan
untuk menyelesaikan skripsi.
12. Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
semangat dan dukungan serta membantu menyelesaikan kelengkapan skripsi
ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
memberikan masukan, doa, semangat, dan menjadi inspirasi hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Meskipun
demikian, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca. Terima kasih.
Yogyakarta, 3 Agustus 2016
Penulis,
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ABSTRAK ...
BAB I PENDAHULUAN ...
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Rumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian...
D. Manfaat Penelitian ...
E. Batasan Istilah ...
F. Sistematika Penulisan ...
BAB II LANDASAN TEORI ...
A. Penelitian yang Relevan ...
B. Landasan Teori ...
1. Pendekatan Kontekstual ...
a. Hakikat Pendekatan Kontekstual ...
b. Komponen Pembelajaran Kontekstual ...
xii
2. Keterampilan Menulis sebagai Salah Satu
Keterampilan Berbahasa ...
a. Menulis sebagai Suatu Proses ...
b. Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi ...
C. Kerangka Berpikir...
D. Hipotesis Penelitian...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...
A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian ...
B. Langkah-langkah Penelitian ...
1. Tahap Pertama, Pre Experiment Measurement ...
2. Tahap Kedua, Treatment ...
3. Tahap Ketiga, Post Experiment Measurement ...
C. Sumber Data ...
1. Populasi ...
2. Sampel ...
D. Variabel Penelitian ...
1. Variabel Bebas ...
2. Variabel Terikat ...
E. Teknik Pengumpulan Data ...
1. Wawancara ...
2. Observasi ...
a. Lembar Observasi Aktivitas Guru ...
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ...
3. Tes ...
4. Angket ...
F. Validitas Instrumen ...
1. Validitas Konstruk ...
2. Validitas Isi ...
G. Uji Instrumen Pembelajaran ...
xiii
I. Analisis dan Pembahasan ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A. Data Penelitian ...
1. Data Hasil Pengamatan ...
2. Data Hasil Wawancara ...
3. Data Hasil Treatment Penelitian ...
B. Analisis dan Pembahasan ...
BAB V PENUTUP ...
A. Simpulan ...
B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...
37
40
40
40
42
43
45
74
74
77
78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Hasil Pre Test Siswa ...
Gambar 2 Hasil Post Test Siswa ... 121
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Non-Equivalent Control Group Design ...
Tabel 2 PAP Tipe 1 Tingkat Kemampuan Menulis …...
Tabel 3 Uji Normalitas ...
Tabel 4 Uji Homogenitas ...
Tabel 5 Uji-t Pada Nilai Pre-Test Post-Tes Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ...
Tabel 6 Uji-t Pada Nilai Post-Tes Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ...
Tabel 7 Uji-t Perbedaan Nilai Post-Tes Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ... 28
36
46
47
48
48
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Observasi ...
Lampiran 2 Lembar Wawancara ...
Lampiran 3 RPP ...
Lampiran 4 Rubrik Penilaian ...
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa ...
Lampiran 6 Angket ...
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ...
Lampiran 8 Surat Keterangan ... 80
88
91
110
121
139
142
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman membuat banyak lapangan kerja menuntut tenaga
kerja menguasai bahasa internasional atau bahasa asing. Oleh sebab itu, banyak
orang tua menuntut anak-anaknya mampu berbahasa asing salah satunya bahasa
Inggris. Dampaknya, minat anak untuk berbahasa Indonesia sendiripun mulai
berkurang dan bahasa Indonesia perlahan mulai dilupakan karena faktor
kebutuhan masa depan. Akibatnya, banyak siswa mengalami kesulitan belajar
bahasa Indonesia karena menurunnya minat mereka untuk mempelajari bahasa
Indonesia. Selain itu, tak sedikit juga siswa menganggap bahasa Indonesia itu
mudah sehingga ketika diuji, nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih rendah
dari mata pelajaran bahasa asing atau bahasa Inggris. Maka dari itu, perlu adanya
sebuah kreasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya yaitu dengan
mengemas pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan yang
menjadikan pembelajaran lebih menarik dan mengundang minat siswa.
Pembelajaran kontekstual adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang
mengakui bahwa belajar dapat terjadi jika siswa memroses informasi atau
pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan
kerangka berpikir yang dimilikinya (Agus Suprijono, 2011). Dengan demikian,
pemaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam
dan mendalam sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk
menyesuaikannya.
Menurut Depdiknas (2006d), pembelajaran kontekstual merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik yang bertujuan membantu siswa untuk
memahami makna materi yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi itu
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosio, kultural)
sehingga, siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat
diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/ konteks ke permasalahan/ konteks
yang lain. Konsep belajar dalam pembelajaran kontekstual membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan perencanaan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, belajar dengan
menggunakan pendekatan kontekstual ini memudahkan siswa berpikir dan
memproses pengetahuannya sehingga hasil yang didapat menjadi dasar
pengetahuan yang kuat. Pada akhirnya, siswa mampu menghadapi situasi
kehidupan nyata dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan pengetahuannya.
Dari pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
kontekstual mampu mengubah pola pikir siswa pada sebelum dan sesudah siswa
mengikuti pelajaran. Selain itu, pembelajaran dengan pendekatan Kontekstual
memberikan penekanan pada penggunaan berpikir tingkat tinggi, transfer
pengetahuan, pemodelan, informasi dan data dari berbagai sumber. Melalui
hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, pembelajaran kontekstual menjadikan
3
yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Dengan demikian,
dalam kegiatan pembelajaran pendekatan kontekstual membuat belajar lebih
mudah, sederhana, bermakna dan menyenangkan sehingga siswa mudah
menerima ide, gagasan, mudah memahami permasalahan dan pengetahuan serta
dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya secara aktif, kreatif dan
produktif.
Untuk itu, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
efektif diimplementasikan pada materi-materi pelajaran yang tergolong berat atau
sukar. Mengingat keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang
paling tinggi, peneliti ingin mengimplementasikan pendekatan kontekstual
sebagai sebuah model pembelajaran dalam kegiatan menulis. Diharapkan dengan
pendekatan kontekstual ini, keterampilan menulis khususnya menulis teks
eksposisi untuk siswa SMP khususnya pada siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta
mengalami perubahan yang lebih baik dari segi ide, tema, sistematika penulisan,
dan diksi.
Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa itu sendiri
oleh Tarigan (2008) dikatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan
makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Sedang untuk
Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan objek
dan menjadi alat untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara objek yang satu
dengan objek yang lain (Keraf, 2010: 7). Menurut pendapat Wahyu Wibowo
(2012: 59), eksposisi (paparan) adalah bentuk tulisan yang berupa paparan pikiran
atau pendapat seorang penulis, tanpa berkehendak memengaruhi pandangan
pembaca. Selanjutnya, menurut Nursisto (2010: 59) eksposisi adalah karangan
yang menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas
wawasan atau pengetahuan pembaca. Melalui eksposisi, penulis berusaha
menjelaskan suatu ide atau gagasan, menganalisis sesuatu, membatasi pengertian
sebuah istilah, dan sebagainya. Ismail Marahimin (2010: 193) mendefinisikan
eksposisi sebagai penyingkapan buah pikiran, perasaan atau pendapat penulisnya
yang selama ini tersembunyi untuk diketahui orang lain. Buah pikiran itu dapat
berupa gagasan, ide, bahkan informasi-informasi penting yang diketahui oleh
penulis. Widharyanto (2003: 1) mengatakan bahwa wacana eksposisi bertujuan
untuk menerangkan suatu hal kepada penerima (pembaca) agar yang bersangkutan
memahaminya.
Pendekatan kontekstual mampu menuntun siswa berpikir secara runtut dan
tidak keluar dari konteks. Dengan pendekatan kontekstual ini, guru mampu
memilih pengetahuan dasar apa yang paling cocok untuk ditanamkan pada anak
didiknya.
Atas dasar itu, peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tentang
keefektifan pendekatan kontekstual dalam memecahkan masalah siswa pada
5
penelitian ini dibuat dan diberi judul Keefektifan Implementasi Pendekatan
Kontekstual pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Kelas VII
SMPN 8 Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Dilandasi latar belakang masalah yang telah dipaparkan, masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah pendekatan kontekstual efektif jika diimplementasikan pada
pembelajaran keterampilan menulisteks eksposisi siswa kelas VII SMPN 8
Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan pendekatan
kontekstual pada keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMPN 8
Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif untuk
mengembangkan dan mengkombinasikan pendekatan dan model
pembelajaran yang biasa dipakai dengan pendekatan kontekstual.
c. Memudahkan membuat teknik pembelajaran sesuai dengan
karakter dan potensi siswa masing-masing.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan untuk dijadikan bahan
pertimbangan instansi dalam mengembangkan modul atau handout
dalam pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
terhadap peneliti lain bahwa pendekatan kontekstual ini sangat
penting bagi pembelajaran untuk menjadikan pengalaman siswa
sebagai pengetahuan dasar yang kuat khususnya dalam
keterampilan menulis teks eksposisi, sehingga peneliti lain dapat
melanjutkannya.
E. Batasan Istilah
Istilah yang perlu dibatasi dalam penelitian ini adalah teks eksposisi,
pendekatan kontekstual, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
kontekstual, efektivitas, implementasi
1. Teks Eksposisi
Bentuk tulisan yang berisi paparan pikiran atau pendapat orang lain tanpa memengaruhi pembaca.
2. Pendekatan Kontekstual
7
3. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
Sistem belajar yang mengimplementasikan tujuh komponen utama pendekatan kontekstual dengan menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
4. Efektif
Sejauh mana pendekatan kontekstual mampu mempengaruhi hasil belajar siswa.
5. Implementasi
Penerapan pendekatan kontekstual pada kegiatan pembelajaran teks eksposisi siswa
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab, yakni: pendahuluan, landasan teori, metode
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran. Penjelasan
dari masing-masing bab, yaitu Bab I yang berisi pendahuluan meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan istilah dan sistematika penulisan. Bab II adalah landasan teori yang
menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Isi dari Bab II ini
meliputi penelitian yang relevan, kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis.
Bab III berkaitan dengan metodologi penelitian yang berisi metode-metode
penelitian yang terdiri dari lima hal, yaitu jenis dan metode penelitian,
langkah-langkah penelitian, sumber data, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
validitas instrumen, uji instrumen pembelajaran, dan teknik analisis data.
Isi dari Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan yang menyajikan
penelitian secara keseluruhan. Bab terakhir yaitu Bab V yang berisi kesimpulan
dan saran, secara lebih lanjut bab ini menguraikan tentang kesimpulan hasil
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada landasan teori akan disajikan teori-teori yang berhubungan langsung
dengan judul dan masalah yang akan diteliti. Selain itu dalam landasan teori ini
akan dipaparkan penelitian yang relevan terlebih dahulu.
A. Penelitian yang Relevan
Ada dua penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan penelitian yang
dilakukan peneliti masih relevan untuk dilaksanakan, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Anggraeni (2010) dan Bekti Susanti (2011).
Penelitian Anggraeni (2010) berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis
Pengalaman Pribadi menggunakan Teknik Modeling dengan Pendekatan
Kontekstual pada Siswa Kelas VII C SMP N 1 Ulujami Tahun Ajaran 2009/2010.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis
pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan Kontekstual.
Pada pratindakan diperoleh nilai rata-rata kelas 62,91, pada siklus I diperoleh nilai
rata-rata kelas 57,5, dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas 73,63. Nilai
rata-rata aspek pengembangan gagasan pada siklus I adalah 59,44 dan pada siklus
II meningkat menjadi 67,77. Aspek kesesuaian dan kejelasan isi cerita nilai
rata-rata mencapai 58,61 dan pada siklus II meningkat 73,05. Nilai rata-rata-rata-rata aspek
kelengkapan unsur cerita pada siklus I 79,44 dan pada siklus II 80,46. Pada aspek
karangan nilai rata-rata pada siklus I 75,55 dan pada siklus II 77,5. Perubahan
perilaku siswa kelas VI1 C SMP Negeri 1 Ulujami mengalami peningkatan lebih
baik setelah mendapatkan pembelajaran keterampilan menulis pengalaman pribadi
melalui teknik modeling dengan pendekatan Kontekstual.
Penelitian Bekti Susanti (2011) berjudul Peningkatan Keaktifan dan
Kemampuan Siswa Kelas XI IPS SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran
2010/2011 Dalam Pembelajaran Menulis Proposal Kegiatan dengan
Menggunakan Pendekatan Kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan peningkatan keaktifan dan kemampuan siswa kelas XI IPS
dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan menggunakan pendekatan
Kontekstual. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS semester 2, yang
berjumlah 21 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penggunaan
pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa
kelas XI IPS dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan, (2) berdasarkan nilai
tes dan observasi, keaktifan dan kemampuan menulis meningkat dari siklus 1
sampai siklus 2. Pada kondisi awal hanya 6 (29%) siswa yang aktif. Peningkatan
terjadi pada siklus 1, sebanyak 11 (52%) siswa aktif. Pada siklus 2, yang aktif
sebanyak 16 (76%) siswa. Peningkatan juga terjadi pada kemampuan siswa kelas
XI IPS. Pada kondisi awal hanya 9 (43%) siswa yang tuntas KKM. Peningkatan
terjadi pada siklus 1, sebanyak 13 (62%) siswa tuntas KKM. Pada siklus 2 yang
tuntas KKM sebanyak (18) 86% siswa. Peningkatan ini telah melampaui indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui perbedaan per siklus,
11
menunjukkan adanya perbedaan pada siklus 1 dan siklus 2. Hasil penelitan ini
menunjukkan bahwa hipotesis tindakan dapat diterima. Pendekatan Kontekstual
yang digunakan dalam penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan dan
kemampuan siswa kelas XI IPS.
Relevansi kedua penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti
adalah sama-sama mengimplementasikan pendekatan Kontekstual. Dengan
begitu, ada referensi bagi peneliti untuk mengembangkan pendekatan Kontekstual
yang digunakan dalam upaya peningkatan kemampuan menulis selain menulis
pengalaman pribadi dan menulis proposal kegiatan.
Hal yang membedakan dari kedua penelitian di atas yaitu pendekatan
Kontekstual pada penelitian Anggraeni (2010) digunakan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi. Sedangkan, penelitian
yang dilakukan oleh Bekti Susanti (2011), pendekatan Kontekstual digunakan
untuk mengetahui keaktifan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis
proposal kegiatan. Sementara, peneliti akan mengimplementasikan pendekatan
Kontekstual dalam pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi untuk
mengetahui adakah perubahan yang signifikan pada pembelajaran sebelum
diterapkan pendekatan Kontekstual dan setelah diterapkan pendekatan
Kontekstual. Kedua penelitian tersebut termasuk ke dalam jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), sedangkan jenis penelitian yang akan dilakukan peneliti
yaitu penelitian eksperimen semu dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas
VII SMPN 8 Yogyakarta dan objek penelitian berupa proses pembelajaran
Berdasarkan pemaparan di atas, telah jelas mengenai perbedaan antara
penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan. Oleh karena itu, penelitian yang berjudul Keefektifan Implementasi
Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas
VII SMPN 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016 dapat dilakukan karena
masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya.
B. Landasan Teori
1. Pendekatan Kontekstual
a. Hakikat Pendekatan Kontekstual
Elaine B. Johnson (2002) menyatakan bahwa Contextual Teaching
Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dengan pemahaman ini, hasil belajar
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga
berlangsung alamiah, siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer
pengetahuan dari guru ke siswa.
Menurut Sanjaya (2006:109), pendekatan Kontekstual adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajarinya
13
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehati-hari. Dari pengertian di atas, dapat ditarik makna bahwa pendekatan
kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang mengajak siswa untuk
melaksanakan suatu aktivitas penting dalam membangun makna yang
berkualitas dengan menghubungkan materi pelajaran dengan
lingkungan sosial dan personal siswa.
b. Komponen Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Learning and Teaching
(CTL) yaitu membangun makna yang berkualitas dengan
menghubungkan pelajaran Bahasa Indonesia dengan lingkungan sosial
dan personal siswa. Dalam pembelajaran Kontekstual, ada beberapa
komponen utama pembelajaran efektif. Komponen-komponen itu
merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dalam pembelajaran
kontekstul. Komponen-komponen dimaksud adalah konstruktivisme,
inquiri, bertanya, masyarakat belajar (learning community), permodelan
(modeling), refleksi, dan penilaian sebenarnya (authentic assessment)
(Nurhadi dalam Sagala, 2009: 88-91; Suprijono, 2011: 85).
Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
dan digunakan secara proporsional, yakni:
1) Konstruktivisme
Landasan Filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi
belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar
atau keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka
alami dalam kehidupannya (Muslich, 2007: 41). Menurut
konstruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi
dikontruksi oleh dalam diri seseorang. Jadi, pembelajaran yang berciri
konstruktivisme menekankan pada proses membangun dan menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman. Oleh karena itu, pengetahuan terbentuk oleh dua faktor
penting yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan
subjek untuk menginterprestasi objek tersebut. Pembelajaran melalui
CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengonstruksi
pengetahuaannya melalui proses pemgamatan nyata yang dibangun
oleh individu si pembelajar.
2) Inkuiri
Pada pembelajaran kontekstual, Inkuiri adalah kegiatan inti. Inkuiri
merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencairan dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum,
proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu:
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis dan membuat kesimpulan. Penerapan inkuiri pada
CTL diawali dengan pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan
dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang
15
dan berpikir sistematis akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah,
sebagai dasar pembentukan kreativitas.
3) Bertanya
Bertanya adalah strategi pembelajaran kontekstual dan merupakan
bagian inti dari belajar dan menemukan pengetahuan (Muslich, 2007:
44). Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat
berkembang. Dalam pembelajaran ini guru tidak menyampaikan
informasi begitu saja, tetapi memancing siswa dengan bertanya agar
dapat menemukan jawabannya sendiri. Dengan demikian,
pengembangan keterampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan.
Hal ini sangat penting karena bertanya menjadikan pembelajaran lebih
produktif, yaitu berguna untuk menggali informasi tentang
kemampuan siswa dalam penguasaan pelajaran, membangkitkan
motivasi siswa untuk belajar, merangsang keingintahuan siswa
terhadap sesuatu, memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan,
dan membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan
sesuatu.
4) Masyarakat belajar (learning community)
Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh
dari kerja sama dengan orang lain (Muslich, 2007: 46). Permasalahan
tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan
orang lain untuk saling melengkapi. Dalam CTL, hasil belajar dapat
kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian,
learning community atau masyarakat belajar dapat diterapkan melalui
belajar kelompok dan sumber-sumber dari luar yang dianggap tahu
tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran.
5) Pemodelan (modeling)
Pemodelan (modeling) adalah proses pembelajaran dengan
memeragakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa, seperti
membaca berita, membaca lafal bahasa, dan mengoperasikan
instrumen. Kegiatan tersebut memerlukan contoh agar siswa dapat
mengerjakan dengan benar. Dengan demikian, modeling sangat
penting dalam pembelajaran melalui CTL karena melalui CTL siswa
dapat terhindar dari verbalisme atau pengetahuan yang bersifat
teoretis-abstrak. Perlu juga dipahami bahwa modeling tidak terbatas
dari guru tetapi dapat juga memanfaatkan siswa atau sumber lain yang
mempunyai pengalaman atau keahlian.
6) Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah
dipelajari dengan cara merenungkan kembali atas pengetahuan yang
baru dipelajari. Melalui refleksi siswa dapat memperbarui
pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khasanah
pengetahuaanya. Refleksi dapat berupa menyampaikan penilaian atas
pengetahuan yang baru diterima, membuat catatan singkat, diskusi
17
7) Penilaian nyata (authentic assesement)
Penilaian nyata (authentic assesement) adalah proses yang
dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian nyata
(authentic assesement) merupakan ciri khusus dari pendekatan
Kontekstual (Muslich, 2007: 47). Penilaian ini diperlukan untuk
mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, penilaian itu
berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai
pengaruh positf terhadap perkembangan siswa baik intelektual,
mental, maupun psikomotor. Penilaian ini dilakukan secara
komprehensif agar penilaiannya seimbang antara proses dan hasil
belajar. Oleh karena itu, penilaian ini dilakukan secara terintegrasi.
Dalam CTL, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh
perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan
seluruh aspek.
c. Implementasi Pendekatan Kontekstual
Sebuah kelas dikatakan menggunakan Pendekatan Kontekstual jika
menerapkan komponen utama pembelajaran efektif seperti yang
diuraikan di atas. Oleh karena itu, seorang guru perlu mengetahui dan
memahami penerapan pembelajaran Kontekstual itu sendiri.
Berdasarkan Center for Occupational Research and Development
(CORD), penerapan strategi pembelajaran Kontekstual digambarkan sebagai
1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan
nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk
membantu siswa agar apa yang dipelajarinya bermakna;
2) Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, siswa berproses
secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan
eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan
menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya;
3) Applyng, belajar menekankan pada proses pendemonstrasian
pengetahuan yang dimiliki dalam kenteks dan pemanfaatannya;
4) Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif
melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal, atau hubungan
intersubjektif; dan
5) Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan
memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru (Suprijono,
2011: 84).
Sagala (2009: 92) dan Riyanto (2010: 168-169) menguraikan
langkah-langkah penerapan pembelajaran Kontekstual sebagai berikut:
1) mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya;
2) melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua pokok
19
3) mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya;
4) menciptakan masyarakat belajar;
5) menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran;
6) melakukan refleksi di akhir pertemuan;
7) dan melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Berdasarkan langkah-langkah di atas, peneliti menbuat langkah-langkah
yang dapat dilakukan pada penelitian ini yaitu menyusun kembali teks
eksposisi siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta. Adapun
langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1) Peneliti menggali informasi mengenai pengetahuan siswa tentang teks
eksposisi. Siswa membuat kelompok yang terdiri dari 2-4 siswa yang
kemudian mengerjakan soal pre-test dan post-test. Siswa menulis
kembali teks eksposisi yang telah dibaca pada soal pre-test dan post-test
dengan bahasa sendiri.
2) Peneliti menjelaskan secara singkat mengenai teks eksposisi, kemudian
peneliti memberikan contoh teks eksposisi. Siswa diminta
mendiskusikan contoh yang telah diberikan dan menganalisis unsur teks
eksposisi.
3) Peneliti memberikan tema Lingkungan dan Mandiri Pangan dan
Teknologi Tepat Guna yang digunakan untuk tema teks eksposisi. Siswa
secara berkelompok mencari contoh-contoh teks eksposisi dengan tema
4) Kelompok mempresentasikan hasil penyusunan kembali teks eksposisi
dengan percaya diri. Hal ini dimaksudkan supaya siswa mampu
mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya dan mengasah rasa
percaya diri.
5) Pada akhir pelajaran, peneliti dan siswa melaksanakan refleksi dengan
berdiskusi mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa membuat catatan-catatan penting mengenai teks eksposisi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam keadaan santai. Hal ini
dimaksudkan supaya informasi yang diperoleh siswa selama kegiatan
pembelajaran dapat menjadi pengetahuan dasar siswa.
6) Peneliti membuat penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
yang diambil dari hasil dan pengamatan kepada siswa di dalam kelas.
Ketiga unsur diatas dinilai dengan porsi yang sama. Hal ini menjadikan
hasil penilaian terhadap siswa dapat digunakan untuk memahami
karakteristik siswa dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah
di kelas serta menjadi acuan untuk membuat rancangan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
2. Keterampilan Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa a. Menulis sebagai Suatu Proses
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi
berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kemampuan
mendengarkan, berbicara, dan membaca (Nurgiyantoro, 2010: 422).
21
kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli
bahasa yang bersangkutan sekalipun. Dalam memperoleh keterampilan
berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur.
Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian
berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak
dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan atau
catur tunggal. Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula
berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa
seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang
berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan
hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak
latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih
keterampilan berpikir.
Menulis dapat diartikan sebagai proses mengabdikan dengan
tanda-tanda grafis (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 292). Menulis dapat
dibedakan menjadi beberapa tujuan berdasarkan tingkatnya, yaitu
tingkat pemula, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Menulis teks
eksposisi termasuk dalam pembelajaran menulis tingkat menengah.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, menulis eksposisi pun
dapat dimanfaatkan untuk melatih dan mengungkap kemampuan
b. Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi
Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk menjadikan siswa
memiliki keempat keterampilan berbahasa dalam menyampaikan materi
yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan pada Kurikulum 2013
(K13). Materi dan tema memiliki kedudukan sebagai isi (pesan),
sedangkan proses penyampaiannya dilakukan melalui proses
komunikasi yang melibatkan aktivitas menyimak, berbicara, membaca
dan menulis (Kurniawan, 2015: 40). Untuk itu, pembelajaran Bahasa
Indonesia ini bersifat terpadu. Artinya, keempat keterampilan berbahasa
itu tidak disampaikan secara dikotomik, melainkan melalui satu
kesatuan yang komprehensif. Maka dari itu, lahirlah pembelajaran
Bahasa Indonesia yang komunikatif dan terpadu. Komunikatif dalam
arti pembelajarannya selalu melibatkan keempat keterampilan
berbahasa dan terpadu dalam arti bahwa keempat keterampilan
berbahasa tersebut dilakukan secara serentak. Jadi, proses
pembelajarannya adalah melakukan kegiatan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis dilakukan secara serentak dan tuntas untuk
membahasa materi dan tema (Kurniawan, 2015: 40).
Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa itu
sendiri oleh Tarigan (2008) dikatakan bahwa menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
23
pendapat Wahyu Wibowo (2012: 59), eksposisi (paparan) adalah
bentuk tulisan yang berupa paparan pikiran atau pendapat seorang
penulis, tanpa berkehendak memengaruhi pandangan pembaca. Melalui
eksposisi, penulis berusaha menjelaskan suatu ide atau gagasan,
menganalisis sesuatu, membatasi pengertian sebuah istilah, dan
sebagainya. Ismail Marahimin (2010: 193) mendefinisikan eksposisi
sebagai penyingkapan buah pikiran, perasaan atau pendapat penulisnya
yang selama ini tersembunyi untuk diketahui orang lain. Buah pikiran
itu dapat berupa gagasan, ide, bahkan informasi-informasi penting yang
diketahui oleh penulis.
Pembelajaran menulis teks eksposisi terdapat pada kelas VII
semester ganjil dengan kompetensi dasar menyusun teks eksposisi
sesuai dengan karakteristik teks. Jadi, dalam penelitian ini kegiatan
menulis yang dilakukan siswa diarahkan pada pembelajaran menulis
teks eksposisi dengan mengimplementasikan pendekatan kontekstual
dan memperhatikan kriteria penilaian menulis teks eksposisi.
Dalam penelitian ini, jenis penilaian otentik yang digunakan adalah
penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang dimaksudkan untuk menguji
kemampuan peserta didik dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan
keterampilan, menguji apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan,
sebagaimana ditemukan dalam situasi nyata dan dalam konteks tertentu
(Nurgiyantoro, 2010: 315). Kinerja kebahasaan yang paling mudah
berdiskusi, berdialog, berwawancara, dan lain-lain. Namun, kinerja juga
dapat berupa kegiatan penulisan yang menghasilkan karya tulis seperti
karangan, artikel, resensi, laporan, sampai menulis karya kreatif, dan
lain-lain.
Pada penelitian ini, kinerja yang dinilai adalah kinerja berbicara dan
kinerja menulis. Kinerja berbicara yang digunakan adalah berdiskusi
sedangkan kinerja menulis yang dinilai adalah keterampilan menulis
teks eksposisi. Kriteria penilian berdiskusi yaitu keakuratan dan
keaslian gagasan, keruntutan penyampaian gagasan, pemahaman, dan
kelancaran. Kriteria penilaian pada keterampilan menulis teks eksposisi
yaitu topik, bahasa, dan isi.
C. Kerangka Berpikir
Kurangnya minat siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia menjadi salah satu
faktor kesulitan belajar yang mereka alami. Akibatnya, sering kali siswa malas
untuk mengikuti pelajaran. Mengingat pelajaran Bahasa Indonesia menjadi mata
pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional, berarti bahasa Indonesia menjadi
salah satu penentu kelulusan siswa, semua materi dalam pelajaran Bahasa
Indonesia harus dikuasai, baik materi yang mudah hinggga sukar. Maka, peneliti
ingin mengemas pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi pembelajaran yang
menarik sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.
Menurut Depdiknas (2006d), pembelajaran kontekstual merupakan suatu
25
memahami makna materi yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi itu
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosio, kultural)
sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang dapat diterapkan
(ditransfer) dari satu permasalahan/ konteks ke permasalahan/ konteks yang lain.
Untuk itu, peneliti memilih Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) sebagai pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Bagi peneliti,
Pendekatan Kontekstual dirasa cocok digunakan untuk pembelajaran Bahasa
Indonesia karena Pendekatan Kontekstual mampu menjadikan materi-materi
pelajaran yang abstrak menjadi nyata sehingga siswa mampu mencapai standar
tinggi. Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual mampu
mengeluarkan potensi siswa secara alamiah karena Pendekatan Kontekstual
mengajak siswa belajar dengan mengaitkan pelajaran-pelajaran di sekolah dengan
lingkungan dan pengalaman mereka. Diharapkan dengan penerapan pendekatan
Kontekstual dalam kegiatan pembelajaran ini, minat belajar siswa meningkat dan
siswa lebih memahami teori dan mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Selain itu, hasil belajar yang diperoleh mampu menjadi pengetahuan dasar bagi
siswa sehingga proses transfer pengetahuan dari guru kepada siswa lebih optimal.
Untuk itu, peneliti ingin menyajikan pembelajaran Bahasa Indonesia yang
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu membantu siswa mendapatkan hasil
yang optimal. Mengingat keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa
yang paling tinggi, peneliti ingin mengimplementasikan Pendekatan Kontekstual
dalam pembelajaran menulis. Diharapkan dengan Pendekatan Kontekstual ini,
SMPN 8 Yogyakarta mengalami perubahan yang lebih baik dari segi ide, tema,
sistematika penulisan, dan diksi.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas, rumusan hipotesis
peneliti adalah sebagai berikut. Pendekatan Kontekstual efektif jika
diimplementasikan pada pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas VII
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut
Azwar (2007), penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,
menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan
metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dimaksudkan dalam
rangka pengujian suatu hipotesis. Penelitian dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif akan memperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi
hubungan antar variabel yang diteliti (Azwar 2007: 5). Pendekatan deskriptifyang
digunakan yaitu pendekatan yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang
ada dengan menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasikannya
(Moleong, 2002).
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Bentuk penelitian ini
banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan. Penelitian eksperimen semu
dilakukan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh suatu perlakuan
bila dibandingkan dengan pengaruh perlakuan lain yang pengontrolan variabelnya
disesuaikan dengan kondisi yang ada (situational).
Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain pretest-posttest
kelompok kontrol yang non-ekuivalen (Non-equivalent Pretest- Posttest Control
Group Design). Desain penelitian pretest-posttest kelompok kontrol yang
dengan melibatkan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya, kemudian
memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaannya atau kondisinya. Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Jumlah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibandingkan
dengan porsi yang seimbang. Nilai-nilai post-test kemudian dibandingkan untuk
menentukan keefektifan treatment atau perlakuan. Data kelompok dibagi dua,
separuh diberi perlakuan (kelompok eksperimen) dan separuh lagi tidak diberi
perlakuan (kelompok kontrol). Desain penelitian ini (mengikuti Sugiyono, 2010:
112) adalah sebagai berikut:
Tabel 1
non-equivalent control group design
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Keterangan:
X =Perlakuan implementasi Pendekatan Kontekstual pada keterampilan menulis siswa
O1 =Keterampilan awal menulsi pada kelompok eksperimen
O2 =Keterampilan akhir menulis pada kelompok eksperimen dengan
menggunakan Pendekatan Kontekstual
O3 =Keterampilan awal menulis pada kelompok kontrol
O4 =Keterampilan akhir menulis pada kelompok kontrol dengan menggunakan
29
Materi dan pokok bahasan yang diberikan pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen adalah sama, hanya saja model pembelajarannya berbeda.
Pada kelompok kontrol diajarkan materi menulis teks eksposisi dengan
menerapkan metode guru, sedangkan pembelajaran menulis teks eksposisi pada
kelompok eksperimen, mengimplementasikan pendekatan Kontekstual dengan
tujuh komponen utama pembelajaran Kontekstual yang menekankan pada
pengolahan pengalaman siswa.
B. Langkah-langkah Penelitian
1. Tahap Pertama, Pre Experiment Measurement
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu harus
melakukan observasi pada guru yang mengajar di dalam kelas.
Mewawancarai guru Bahasa Indonesia SMPN 8 Yogyakarta mengenai
model pembelajaran yang biasa diterapkan, karakteristik siswa kelas VII
SMPN 8 Yogyakarta, dan respons siswa terhadap pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya keterampilan menulis teks eksposisi. Setelah itu,
peneliti memberikan pre-test guna mengetahui kemampuan menulis siswa.
2. Tahap Kedua, Treatment
Tahap kedua dari penelitian ini adalah perlakuan atau treatment dengan
mengajar siswa kelas VII G dan VII J, SMPN 8 Yogyakarta. Peneliti
mengimplementasikan pendekatan Kontekstual dalam kelas VII J pada
kegiatan menulis teks eksposisi (kelas eksperimen), sedangkan pada kelas
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan treatment sebanyak dua kali pada
kelas eksperimen (VII J) dan dua kali pada kelas kontrol (VII G).
3. Tahap Ketiga, Post Experiment Measurement
Langkah ketiga sekaligus langkah terakhir adalah memberikan post test
menulis teks eksposisi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Bentuk soal post-test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
adalah sama. Hasil dari post-test itu berupa data kemampuan akhir siswa
yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat dari
pemberian perlakuan.
C. Sumber Data
1. Populasi
Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Sudjana mendefinisikan populasi bahwa semua anggota
kumpulan yang lengkap dan jelas memiliki karakteristik tertentu yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 8
Yogyakarta, tahun ajaran 2015/2016. Sumber data pendukung adalah guru
Bahasa Indonesia kelas VII SMPN 8 Yogyakarta. Siswa kelas VII SMPN 8
Yogyakarta terdiri dari 320 siswa.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan
31
acak sederhana adalah cara pengambilan sampel di mana setiap unsur yang
membentuk populasi diberikan kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN
8 Yogyakarta sebanyak 60 siswa yang terdiri dari dua kelas, yakni kelas VII
G dan kelas VII J. Dalam pengambilan sampel ini, populasi diasumsikan
berdistribusi normal dan dalam keadaan homogen.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek yang diteliti dan dipelajari kemudian
ditarik kesimpulan atau apa yang menjadi titik pusat suatu penelitian (Sugiyono:
38). Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2012: 41). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan Kontekstual.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah hasil belajar siswa pada kemampuan menulis teks
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMPN 8 Yogyakarta kelas VII tentang keterampilan menulis
siswa kelas VII dalam menulis teks eksposisi. Selain itu, peneliti juga
mewawancarai Dwi Martati, S.Pd., M.Si. selaku guru Bahasa Indonesia
tentang penggunaan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang
sedang diteliti. Observasi juga dapat diartikan kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah
mencapai sasaran (FKIP, 2011). Lembar observasi (pengamatan) dalam
menerapkan pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran ini ada dua
macam, yaitu:
a. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan
tindakan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas.
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi ini untuk mengetahui gambaran aktivitas siswa
selama berlangsungnya proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan
33
3. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan perkembangan
kemampuan menulis laporan pengamatan siswa. Jenis tes yang dilakukan
berupa post tes untuk mengetahui keterampilan akhir menulis laporan
pengamatan siswa dengan mengimplementasikan pendekatan Kontekstual
dan dengan metode guru, dilakukan sebagai evaluasi hasil belajar setiap
pertemuan dan untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis siswa.
4. Angket
Angket sering disebut juga dengan kuesioner. Angket atau kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
lain yang ia ketahui. Tata urut dalam angket dapat bermacam-macam,
misalnya tata urut berdasarkan sub pokok permasalahan. Tata urut lain yang
juga harus diperhatikan adalah tingkat kesukaran pertanyaan. Penyusunan
angket dalam penelitian ini berdasarkan sub pokok permasalahan.
F. Validitas Instrumen
Validitas instrumen dilakukan untuk menguji kevalidan instrumen
penelitian. Berikut penjelasan tentang validitas instrumen dalam penelitian ini.
Validitas menurut Azwar (2012: 8) berasal dari kata validity yang mempunyai arti
sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi
pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Akurat dalam
hal ini adalah tepat dan cermat sehingga apabila data tes yang dihasilkan tidak
relevan dengan tujuan pengukuran, dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki
validitas rendah. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas
konstruk dan validitas isi.
1. Validitas Konstruk
Menurut Djaali (2008: 50), validitas konstruk merupakan validitas yang
mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang
benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual
yang telah ditetapkan. Validitas konstruk biasa digunakan untuk
instrumen-instrumen yang dimaksudkan mengukur variabel konsep, baik sifatnya
performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri,
gaya kepemimpinan, motivasi dan prestasi, dan lain-lain. Validitas konstruk
dilakukan dengan cara menyebarkan angket tentang pendekatan Kontekstual di
dalam kelas.
2. Validitas Isi
Menurut Djaali (2008: 51), adalah suatu tes yang mempermasalahkan
seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi
tertentu yang seharusnya dikuasai dengan tujuan pengajaran. Dengan kata lain, tes
yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai dengan
konten pengajaran. Validitasi isi dilakukan dengan cara expert judgement atau
memberikan blueprint dari instrumen penelitian baik lembar observasi maupun