• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh background music dan industrial music terhadap produktivitas kerja karyawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh background music dan industrial music terhadap produktivitas kerja karyawan"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH BACKGROUND MUSIC DAN INDUSTRIAL

MUSIC

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

YOANNES CHRYSOSTOMUS AWANG ADHY WIBOWO NIM: 119114149

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO

Percayalah terang akan datang

disaat yang tidak terduga.

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Aku persembahkan untuk

Dia yang mengajarkanku kasih

dan

mereka yang aku kasihi

(6)
(7)

vii

PENGARUH BACKGROUND MUSIC DAN INDUSTRIAL MUSIC TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Yoannes Chrysostomus Awang A. W.

ABSTRAK

Penelitian kuasi eksperimen dengan metode pretest posttest design ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh background music dan industrial music terhadap produktivitas kerja karyawan. Hipotesis penelitian yaitu background music dan industrial music berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Subjek penelitian adalah 30 orang karyawan bidang produksi industri sapu ijuk di Kulon Progo yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 14 orang perempuan yang berusia 20 tahun sampai dengan 40 tahun. Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data hasil rekaman/ catatan yang yang berupa jumlah produk yang dihasilkan selama waktu pelaksanaan penelitian. Melalui uji perbedaan menggunakan Paired Sample t-test, diperoleh nilai t sebesar -10.352 dengan nilai p = 0,000 (p≤0,05) pada uji hipotesis background music. Berdasarkan uji perbedaan menggunakan Wilcoxon, diperoleh nilai Z sebesar -3,412 dengan nilai p = 0,001 (p≤0,05) pada uji hipotesis industrial music. Kesimpulannya background music dan industrial music berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.

(8)

viii

THE EFFECT OF BACKGROUND MUSIC AND INDUSTRIAL MUSIC ON EMPLOYEES’ PRODUCTIVITY

Yoannes Chrysostomus Awang A. W.

ABSTRACT

This Quasi-experimental research with pretest posttest design method aims to determine the effect of background music and industrial music on employee productivity. The study hypothesis was that the background music and industrial music significantly influence employee productivity. The subjects were 30 employees in the field of industrial production broom fibers in Kulon Progo which consisted of 16 men and 14 women aged 20 to 40 years old. The data collection was done by collecting data recording/ records in the form of the number of products produced during the time of the study. Through difference test using Paired Sample t-test, t value obtained at -10.352 with a value of p=0.000 (p≤0,05) on background music hypothesis testing. Based on the difference of using the Wilcoxon test, the Z value obtained at -3.412 with p=0.001 (p≤0,05) on industrial music hypothesis testing. In conclusion, background music and industrial music significantly influence employee productivity.

(9)
(10)

x

KATA PENGANTAR

Berangkat dari kecintaan penulis terhadap musik serta keinginan penulis untuk mengembangkan musik kedalam ranah ilmu psikologi, maka terciptalah karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Background Music dan Industrial Music Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan”. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat

berguna dan menjadi bahan pembelajaran serta bekal untuk langkah penulis selanjutnya.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya ilmiah ini penulis tidak sendiri. Tentunya banyak dukungan dari orang lain. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan yang Maha Rock ‘n Roll yang telah memberkati dan melimpahkan kehidupan. Thanks God!

2. Pak Priyo selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Pak Eddy selaku Kaprodi Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Pak Eddy selaku dosen pembimbing akademik. Tidak lupa juga kepada Pak Adi Wijoyo selaku dosen pembimbing akademik yang sebelumnya. 5. Mbak Etta’ selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar melayani

dan mendengarkan keluh kesah selama proses penulisan skripsi ini.

(11)

xi

7. Terimakasih juga untuk Dani dan Tika yang tidak henti-hentinya memberikan semangat.

8. Seluruh subyek penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu mengikuti rangkaian penelitian dari awal hingga akhir.

9. MITRA SARI CEMPOL yang telah mengijinkan dan memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian serta membantu dalam proses penelitian.

10.Bapak Markus Aris Rahmadi selaku pimpinan MITRA SARI CEMPOL yang telah mengijinkan dan memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian serta membantu dalam proses penelitian.

11.Martha Veronica Sihombing, my MVS, my everythings. I can’t say anything or bring you something. Love you so much~

12.Cah-cah kantin psikologi yang selalu menghibur. Kalian tetap punk! 13.Teman-teman Psikologi 2011, teman seperjuangan.

14.Teman-teman satu pembimbing, Bendot, Lia, Ayik, dan teman-teman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Tetap semangat!

15.ANTSC. CLOTHING EST 2016 MAKE TSHIRT NOT WAR!

(12)

xii

Penulis sadar bahwa karya ilmiah ini tidaklah sempurna. Maka dari itu penulis perlu mendapatkan saran dan masukan agar menjadi semakin baik dan bermanfaat. Penulis sangat terbuka dan menerima dengan senang hati segala kritik dan saran yang sifatnya membangun penelitian ini.

(13)

xiii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………...vi

ABSTRAK ………vii

ABSTRACT ………...viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………..ix

KATA PENGANTAR ………x

A. Produktivitas Kerja Karyawan ………....9

1. Pengertian produktivias kerja karyawan ………9

(14)

xiv

b. Cognitivist theories ………26 c. Symbol theories ………..26 6. Pengaruh Musik ………...27

a. Aspek fisiologi ………...27

b. Aspek biokimia-imunologi ………27 c. Aspek psikologi ……….28

(15)

xv

3. Langkah-langkah penelitian ………...41

G. Metode dan Alat Pengumpulan Data ………42 H. Validitas Penelitian ………...42 I. Metode Analisis Data ………...44 1. Uji Asumsi ………..44 2. Uji Hipotesis ………...44 BAB IV. Hasil dan Pembahasan ………...45

A. Pelaksanaan Penelitian ……….45

B. Deskripsi Subyek Penelitian ……….46

C. Hasil Penelitian ……….46

BAB V. Kesimpulan dan Saran ………54

A. Kesimpulan ………...54

B. Saran ……….54

DAFTAR PUSTAKA ………...55

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Pretest and Posttest Design ……….36

Tabel 3.2. Daftar Lagu yang Diputar ………39 Tabel 3.3. Waktu Pemutaran Musik ………..41

Tabel 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian ………46

Tabel 4.2. Uji Normalitas Background Music dan Industrial Music ………47

Tabel 4.3. Uji Hipotesis Background Music ……….48

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed consent ………..59

Lampiran 2. Penilaian Rater ………..60

Lampiran 3. Hasil penelitian ……….61

Lampiran 4. Hasil uji normalitas ………...62

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produktivitas kerja menjadi salah satu tolak ukur dalam menentukan keberhasilan sebuah perusahaan. Semakin tinggi produktivias kerja karyawannya, maka semakin tinggi pula keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Poniman dan Yayan (2015) yaitu bahwa tingkat produktivitas yang bisa diraih oleh perusahaan akan sangat menentukan tinggi rendahnya keuntungan perusahaan tersebut.

(20)

dikontribusikan sebagai sumber masukan dengan rupiah atau unit produksi lainnya sebagai dimensi tolak ukurnya.

Pada kenyataannya, perusahaan tidak selalu mendapat produktivitas kerja karyawan yang tinggi. Tidak sedikit perusahaan yang mengalami penurunan produktivitas kerja. Seperti yang dikeluhkan oleh Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Persepatuan Indonesia (API), Harjanto, yang mengungkapkan bahwa kenaikan upah pekerja selama ini tidak berbanding lurus dengan produktivitas mereka (dikutip dari Liputan6.com 17 Februari 2015). Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Imam Haryono, mengungkapkan bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand sehingga menjadi kelemahan sumber daya manusia industri Indonesia (dikutip dari Liputan6.com tanggal 17 Februari 2015).

(21)

(ability) dari pekerja tersebut dan yang lain adalah motivasi kerja yang merupakan pendorong kearah kemajuan dan peningkatan prestasi kerja seseorang. Kedua faktor tersebut sama-sama memegang peranan penting dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan (Wignjosoebroto, 2008). Jadi, bukan hanya faktor manusia saja yang harus diperhatikan melainkan faktor teknis juga perlu diperhatikan.

Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas suatu perusahaan adalah memperbaiki situasi lingkungan kerja (Anorogo dan Widiyanti, 1990). Menurut Idrus (2006), lingkungan kerja yang menyenangkan membuat sikap pegawai positif dan memberi dorongan untuk bekerja lebih tekun dan lebih baik. Lingkungan kerja merupakan keadaan sekitar tempat kerja baik secara fisik maupun non-fisik yang dapat memberikan kesan menyenangkan, mengamankan, menentramkan, serta memberikan kesan betah bekerja (Supardi, dalam Maya, dkk, 2015). Lingkungan kerja sendiri, menurut Aysia dan Palit (2014), dibedakan menjadi lingkungan kerja non-fisik dan lingkungan kerja fisik. Lingkungan kerja non-fisik lebih mengarah pada suasana mental pekerja pada saat bekerja. Sedangkan lingkungan kerja fisik antara lain meliputi pewarnaan, kebersihan, pertukaran udara, penerangan, kebisingan, dan musik.

(22)

Djohan (2009), keyakinan yang terutama adalah setiap orang memerlukan musik (tidak ada satupun masyarakat/ budaya yang tidak memiliki musik). Musbikin (2009) mengatakan bahwa musik merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Djohan (2009) mengungkapkan bahwa menurut laporan penelitian bidang medis dan neurologis bahwa sebenarnya pada usia 38 minggu masa kehamilan janin sudah selektif merespons musik.

Secara keseluruhan, musik dapat berpengaruh secara fisik maupun psikologis (Musbikin, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Putra (2014) menunjukkan bahwa musik berpengaruh secara signifikan terhadap aspek aspek yang berkaitan dengan aktivitas latihan fisik. Musik juga dapat mempengaruhi pernapasan, denyut jantung, denyut nadi, tekanan darah, mengurangi ketegangan otot, memperbaiki koordinasi tubuh, memperkuat ingatan, suhu tubuh, serta mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan stres (Musbikin, 2009). Musik juga berpengaruh terhadap emosi, membuat seseorang merasa senang atau sedih (Mori, Naghsh, dan Tezuka, 2014).

(23)

menyenangkan. Pada umumnya, para pekerja senang mendengarkan musik yang mengiringi kerja mereka selama berjam-jam bekerja. Mayoritas pekerja menghendaki agar diperdengarkan musik selama berjam-jam secara terus menerus tanpa henti saat bekerja. Dengan adanya musik pengiring kerja, perasaan bosan dan ketidakpuasan yang dialami tenaga kerja dapat dikurangi sehingga produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan (Sumihardi, 2000).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lesiuk (2005) dalam studi tentang performansi kerja menunjukkan bahwa musik secara signifikan berpengaruh terhadap suasana hati/ mood (state positive effect) dan waktu dalam bekerja. Ketika musik dimainkan, suasana hati/ mood dan emosi akan ikut terangkat (Kaufmann, dalam Shih et al., 2009). Suma’mur (dalam Puspitaratna & Dwiyanti, 2013), menyatakan bahwa musik pengiring kerja mempunyai efek stimulus terhadap tenaga kerja sehingga tenaga kerja dapat lebih bergairah dan bersemangat dalam melakukan pekerjaannya.

Packalen (2008) dalam tulisannya yang berjudul Music, Emotions, and Truth, menerangkan teori yang dapat menjelaskan tentang musik dan emosi,

(24)

bahwa musik memiliki sifat yang mampu membangkitkan emosi dan perasaan pendengarnya (Packalen, 2008).

Menurut Yerkes-Dodson Law (dalam Suharnan, 2005), untuk tugas-tugas yang mudah atau sederhana, seperti membungkus roti, melinting rokok, membungkus teh, orang cenderung mencapai hasil kerja yang lebih baik bersamaan dengan peningkatan arousal. Sebab, untuk tugas-tugas yang mudah, seseorang lebih terfokus sehingga dapat memilah informasi yang relevan dengan tugas. Sebaliknya, untuk tugas-tugas yang sulit, seperti menyusun makalah, menulis buku, mengerjakan tes psikologi, orang cenderung menunjukkan hasil kerja yang buruk bersamaan dengan peningkatan arousal. Sebab, untuk tugas-tugas yang sulit seseorang tidak terfokus dalam memilah informasi yang relevan dengan tugas (Suharnan, 2005).

(25)

membuat konsumen tinggal lebih lama. Menurut Oborne (1995), pengaruh dari background music dapat terlihat dari pengurangan ketidakhadiran karyawan, managemen waktu, dan turnover sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Sedangkan industrial music menurut Fox (dalam Oborne, 1995), merupakan jenis musik yang muncul pada waktu-waktu tertentu saja, misalnya pada awal pekerjaan, pertengahan, dan akhir pekerjaan. Industrial music tidak diputar sepanjang hari, melainkan hanya pada periode yang

telah ditentukan. Menurut Oborne (1995), penentuan waktu pemutaran musik perlu dikaji secara empirik pada lingkungan kerja yang berbeda karena setiap lingkungan kerja mempunyai iklim kerja yang berbeda. Akan tetapi, industrial music diputar ketika arousal mulai menurun.

Penelitian tentang pengaruh industrial music terhadap produktivitas kerja dilakukan oleh Fox pada tahun 1971 dan 1983 dengan setting laboratorium dan setting industri (Oborne, 1995). Dalam setting laboratorium, subyek mengalami peningkatan performansi kerja. Sedangkan dalam setting industri, subyek menunjukkan pengurangan kesalahan, pengurangan turnover, manajemen waktu yang lebih baik, serta meningkatkan kualitas output dan kualitas produksi.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh background music dan industrial music terhadap produktivitas kerja

(26)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh yang signifikan antara background music dan industrial music terhadap produktivitas kerja karyawan?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh background music dan industrial music terhadap produktivitas kerja karyawan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan informasi dalam bidang psikologi, khususnya tentang pengaruh background music dan industrial music dan produktivitas kerja

karyawan serta mendukung penelitian-penelitian sebelumnya. 2. Manfaat Praktis

(27)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Produktivitas Kerja Karyawan

1. Pengertian produktivias kerja karyawan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, produktivitas mengandung pengertian kemampuan untuk menghasilkan sesuatu atau daya untuk berproduksi. Siagian (dalam Ratrinawati, 2004) mengatakan bahwa produktivitas adalah kemampuan memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang terbaik bahkan kalau mungkin dalam jumlah maksinal.

(28)

mengandung arti pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang.

Menurut Sinungan (1997), pengertian mengenai produktivitas dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah ratio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input). b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang

selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset, manajemen, dan tenaga kerja.

Cronbach (dalam Ratrinawati, 2004) mengemukakan bahwa ditinjau dari sudut sumber daya manusia, produktivitas kerja adalah human resources outcomes yaitu produksi yang dapat dihasilkan oleh

(29)

semakin banyak tenaga kerja menghasilkan barang atau jasa, maka semakin besar pula produktivitas kerjanya.

Akan tetapi, tidak setiap tenaga kerja yang menghasilkan produksi itu produktif. Seorang tenaga kerja dikatakan atau dinilai produktif jika mampu menghasilkan output atau keluaran yang lebih banyak dari tenaga kerja yang lain untuk satuan waktu yang sama (Susiyatri, 2004). Selain itu, seorang tenaga kerja dikatakan atau dinilai produktif apabila telah menunjukkan output kerja yang paling tidak telah mencapai ketentuan minimal (Ratrinawati, 2004). Ketentuan minimal ini didasarkan atas besarnya output yang normal yang dikerjakan dalam jangka waktu kerja yang layak.

Dari pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja karyawan merupakan kemampuan karyawan dalam menghasilkan barang atau jasa dalam proses produksi dalam waktu tertentu yang biasanya dinyatakan dengan seberapa besar hasil akhir yang diperoleh didalam proses produksi tanpa mengabaikan kualitas barang atau jasa.

2. Pengukuran produktivitas kerja karyawan

(30)

2004) menjelaskan bahwa ada dua tujuan penilaian produktivitas kerja, yaitu penilaian yang bersifat umum, yaitu untuk menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan produktivitas kerja; dan penilaian yang bersifat khusus, yaitu untuk tujuan evaluatif dan untuk tujuan pengembangan karir karyawan.

Menurut Maier (dalam Susiyatri, 2004) untuk memudahkan dalam pengukuran produktivitas kerja, pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Pekerjaan produksi, yang hasilnya dapat langsung dihitung dan mutunya dapat dinilai melalui pengujian hasil sehingga standar yang obyektif dapat dibuat secara kuantitatif.

b. Pekerjaan non-produksi, yang hasilnya dapat diperoleh melalui pertimbangan-pertimbangan subyektif, misalnya penilaian atasan, teman, atau diri sendiri. Menurut Siagian (dalam Setyawan, 2004), penilaian produktivitas pada jenis pekerjaan non-produksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Metode checklist

(31)

2) Metode skala peringkat

Metode ini dapat mengurangi subyektivitas penilaian karena penilaiannya oleh karyawan yang bersangkutan, rekan kerja, dan atasan langsung.

Menurut Ravianto (1987), pengukuran produktivitas kerja karyawan pada umumnya adalah rasio yang berhubungan dengan keluaran (barang dan jasa) terhadap satu atau lebih dari masukan (tenaga kerja, modal, energy, dsb) yang menghasilkan keluaran tersebut. Secara lebih spesifik, produktivitas kerja adalah volume barang atau jasa yang sebenarnya dihasilkan secara fisik dibagi dengan volume masukan yang sebenarnya secara fisik pula.

Selanjutnya Ravianto (1987) menjelaskan bahwa ukuran produktivitas yang paling sering digunakan adalah keluaran per unit tenaga kerja. Perhitungan dapat berupa keluaran per orang, atau per jam kerja, per hari, per minggu, per tahun, atau per jumlah jam kerja. Dapat pula meliputi jumlah jam yang digunakan seluruh tenaga kerja serta ada pula yang dihitung per pekerja secara terbatas saja.

(32)

mutunya dapat dinilai melalui pengujian hasil, sehingga standar yang obyektif dapat dibuat secara kuantitatif.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu. Wignjosoebroto (2008) menyebut faktor tersebut sebagai faktor manusia, yaitu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap usaha-usaha yang dilakukan manusia didalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Faktor tersebut meliputi motivasi kerja, disiplin kerja, ketrampilan kerja, sikap/ etika kerja, gizi dan kesehatan karyawan serta latar belakang kebudayaan dan pendidikan.

1) Motivasi kerja

(33)

2) Disiplin kerja

Disiplin tenaga kerja atau karyawan sangat erat hubungannya dengan motivasi kegairahan atau semangat kerja. Menurut Mangkuprawira (2007), karyawan yang lebih senang dengan waktu santai dan etos kerja kurang juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja yang rendah.

3) Ketrampilan kerja

Ketrampilan kerja sangat dibutuhkan untuk menunjang produktivitas kerja karyawan. Syarif (dalam Ratrinawati, 2004) menjelaskan bahwa produktivitas individu tergantung pada ketrampilan kerjanya.

4) Sikap/ etika kerja

Etika dalam bekerja sangat penting karena dengan tercapainya hubungan yang selaras dan serasi serta seimbang antara perilaku dalam proses produksi tentunya akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan (Susiyatri, 2004). 5) Gizi dan kesehatan

Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan karyawan sehingga akan berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya. 6) Latar belakang pendidikan

(34)

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu atau faktor situasional. Faktor eksternal meliputi lingkungan kerja, kebijaksanaan pemerintah, lingkungan internasional, dan umpan balik.

1) Lingkungan kerja, dibagi menjadi dua yaitu,

a) Lingkungan kerja fisik, meliputi penerangan/ iluminasi, warna, kebisingan/ noise, dan musik dalam bekerja.

i. Penerangan

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penerangan yaitu kadar cahaya, distribusi cahaya, dan sinar yang menyilaukan.

ii. Warna

Penggunaan warna pada ruangan dan peralatan kerja dapat digunakan sebagai upaya menghindari timbulnya ketegangan mata, sebagai alat untuk menciptakan ilusi tentang besarnya dan suhunya ruangan kerja yang memiliki efek psikologis, dan dapat sebagai alat sandi atau sebagai alat cipta kontras warna.

iii. Kebisingan

(35)

menjengkelkan. Bising merupakan bunyi yang tidak memiliki hubungan informasi dengan tugas atau aktivitas yang dilaksanakan.

iv. Musik dalam bekerja

Berbeda dengan bising, musik cenderung dicari dan diingankan oleh para pekerja. Para pekerja berpendapat bahwa musik yang mengiringi kerja dapat membuat perasaan senang, bekerja lebih keras, tidak banyak absen, dan kurang merasa lelah pada akhir hari kerja (Munandar, 2006).

b) Lingkungan kerja non-fisik, lebih mengarah pada suasana mental pekerja pada saat bekerja.

2) Kebijakan pemerintah, meliputi kondisi ekonomi dan perdagangan, struktur sosial dan politik, struktur industri, tujuan pengembangan jangka panjang, pengakuan/ pengesahan, kebijakan ekonomi pemerintah, kebijakan tenaga kerja, dll. 3) Lingkungan internasional meliputi kondisi perdagangan dunia,

masalah perdagangan internasional, dll.

(36)

B. Musik

1. Pengertian Musik

Musik diartikan sebagai ilmu atau seni menyusun nada atau suara dengan urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan). Musik dikatakan ilmu karena selain dapat dinikmati, musik juga dapat dipelajari oleh manusia (Djohan, 2009).

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan musik sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang mengunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Bernstein & Picker (dalam Pendit, 2005) mengartikan musik sebagai suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni serta dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari komposer kepada pendengarnya.

(37)

Musik adalah bentuk konkret perilaku manusia yang unik dan saling pengaruh-memengaruhi (Djohan, 2009). Musik dapat mempengaruhi hidup pikiran dan hidup perasaan pendengarnya. Musik sanggup membuat pendengarnya merasakan emosi tertentu seperti terharu, gembira, takut, gelisah, tenang, atau bahkan geli. Musik juga dapat meredam stress atau depresi.

Dari uraian berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa musik merupakan hasil karya seni yang diwujudkan dalam serangkaian nada dan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan irama dan lagu.

2. Unsur Musik

Menurut Musbikin (2009), secara umum unsur musik terdiri dari dinamika harmoni, alat musik, meter, melodi, ritme, tempo, dan timbre (warna suara). Dinamika adalah istilah untuk tingkatan keras lembutnya suara dalam musik. Harmoni merujuk pada dua pengertian, keselarasan nada dalam pembuatan kunci/ chord dan sistem keselarasan nada yang mengatur alur kunci/ chord.

Unsur-unsur musik menurut para ahli (Banoe, 2013):

(38)

b. Aaron Copland berpendapat musik mempunyai 4 unsur yaitu melodi, ritme, harmoni, dan tone color (warna nada).

c. Bapak Drs. Suthasoma, Dosen Akademi Musik Indonesai Yogyakarta, berpandangan bahwa musik adalah suatu totalitas atau suatu pandangan hidup yang bila diuraikan terdiri atas 3 unsur pokok yakni unsur yang bersifat materil seperti ekspresi, dinamis, tempo, timre nada, metrik; unsur yang bersifat moral seperti ritme, melodi, teks (kata-kata, syair); dan unsur yang bersifat spiritual yaitu harmoni.

Menurut Jamalus (1988), unsur-unsur musik terdiri dari beberapa kelompok yang secara bersama merupakan kesatuan membentuk sebuah lagu atau komposisi musik. Pada dasarnya unsur-unsur musik itu dapat dikelompokkan atas:

a. Unsur-unsur pokok, yang terdiri dari:

1) Irama, yaitu urutan rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar dalam musik dan tari. Irama dalam musik terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam dengan bermacam-macam lama waktu ayau panjang pendeknya.

2) Melodi, yaitu susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama, dan mengungkapkan suatu gagasan.

(39)

4) Bentuk/ struktur lagu, yaitu susunan serta hubungan antara unsur-unsur musik dalam suatu lagu sehingga menghasilkan suatu komposisi atau lagu yang bermakna.

b. Unsur-unsur ekspresi, yang terdiri atas:

1) Tempo, yaitu kecepatan suatu lagu dan perubahan kecepatan lagu. 2) Dinamik, yaitu tanda untuk menyatakan tingkat volume suara atau

keras lemahnya suara.

3) Warna nada, yaitu ciri khas bunyi yang terdengar bermacam-macam yang dihasilkan oleh bahan sumber bunyi yang berbeda dan yang dihasilkan oleh cara memproduksi nada yang bermacam-macam.

3. Jenis Musik

Menurut Munandar (2006), musik tampaknya memiliki pengaruh yang baik pada pekerjaan-pekerjaan yang sederhana, rutin, dan monoton. Banyak yang berpendapat bahwa musik yang mengiringi kerja dapat meningkatkan produktivitas karyawannya.

Menurut Fox (dalam Oborne, 1995), musik dalam setting pekerjaan dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Background Music

Background music tidak sama dengan noise. Noise merupakan

(40)

cenderung sering dicari dan dinikmati oleh para pekerja (Oborne, 1995).

Musik mulai diperdengarkan pada tahun 1940 dibanyak perusahaan di Amerika Serikat sebagai latar belakang pada karyawan bekerja (Munandar, 2006). Schultz (dalam Munandar, 2006) mengemukakan bahwa musik sebagai latar belakang akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan. Dengan adanya musik pengiring kerja, perasaan bosan dan ketidakpuasan yang dialami tenaga kerja dapat dikurangi sehingga produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan (Sumihardi, 2000). Pada umumnya, para pekerja senang mendengarkan musik yang mengiringi kerja mereka selama berjam-jam bekerja. Mayoritas pekerja menghendaki agar diperdengarkan musik selama berjam-jam secara terus menerus tanpa henti saat bekerja.

Background music diartikan sebagai jenis musik yang sepanjang

hari muncul, seperti musik yang sering didengar dalam toko dan supermarket. Background music sangat populer di hotel, restoran, kantor, bank, dan toko karena dapat membuat konsumen tinggal lebih lama (Bitner dalam Shih et al., 2009). Background music juga sering digunakan dalam rumah sakit sebagai stimulus akustik atau acoustic wallpaper (Oborne, 1995).

(41)

sering muncul. Sehingga background music tidak hanya dapat memengaruhi perhatian dan kewaspadaan karyawan, akan tetapi juga perasaan dan kepuasan pekerja. Menurut Oborne (1995), pengaruh dari background music dapat terlihat dari pengurangan ketidakhadiran karyawan, managemen waktu, dan turnover sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan produktivitas kerja.

b. Industrial Music

Industrial music menurut Fox (dalam Oborne, 1995),

merupakan jenis musik yang muncul pada waktu-waktu tertentu saja, misalnya pada awal pekerjaan, pertengahan, dan akhir pekerjaan. Industrial music tidak diputar sepanjang hari, melainkan hanya pada

periode tertentu yang telah ditentukan.

Pada tahun 1945, Benson membuat program industrial music untuk perusahaan di Amerika Serikat dengan musik diputar selama jam kerja, awal kerja, dan waktu istirahat makan siang (McGehee & Gardner, 1949). Kemudian McGehee & Gardner (1949) membuat program industrial music yang mengacu pada program industrial music yang dibuat oleh Benson, yaitu musik yang diputar saat awal

(42)

Penelitian tentang pengaruh industrial music terhadap produktivitas kerja dilakukan oleh Fox pada tahun 1971 dan 1983 dengan setting laboratorium dan setting industri (Oborne, 1995). Dalam setting laboratorium, subyek mengalami peningkatan performansi kerja. Sedangkan dalam setting industri, subyek menunjukkan pengurangan kesalahan, pengurangan turnover, manajemen waktu yang lebih baik, serta meningkatkan kualitas output dan kualitas produksi.

4. Fungsi dan Manfaat Musik

Menurut Banoe (2013), musik mempunyai beberapa fungsi yang bersifat:

a. Psikologis, bahwa seorang yang mendengar musik akan dapat terpengaruh jiwanya yang berarti dapat berfantasi, mengingat suatu kejadian yang telah lau, memikirkan, berasosiasi, mereproduksi dan memproduksi sesuatu.

b. Pedagogis, yaitu musik dapat bersifat mendidik sehingga musik dapat merupakan katarsis atau pembersihan jiwa manusia.

(43)

d. Kultural, yaitu bahwa musik sendiri dapat membangun budaya baru melalui proses akulturasi yang tidak lepas dari 3 dimensi hidup yakni masa dulu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.

Menurut Campbell (dalam Dewi, 2009), musik memiliki beberapa manfaat, yaitu: (1) Musik menutupi bunyi dan perasaan yang tidak menyenangkan; (2) Musik dapat memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak; (3) Musik mempengaruhi pernapasan; (4) Musik mempengaruhi denyut jantung, denyut nadi, dan tekanan darah; (5) Musik mengurangi ketegangan otot dan memperbaiki gerak serta koordinasi tubuh; (6) Musik juga mempengaruhi suhu badan; (7) Musik dapat mengatur hormon‐hormon yang berkaitan dengan stres; (8) Musik dapat memperkuat ingatan dan pelajaran; (9) Musik mengubah persepsi kita tentang waktu; (10) Musik dapat meningkatkan produktivitas; (11) Musik meningkatkan asmara dan seksualitas; (12) Musik merangsang pencernaan; (13) Musik meningkatkan daya tahan; (14) Musik meningkatkan penerimaan tak sadar terhadap simbolisme; dan (15) Musik dapat menimbulkan rasa aman dan sejahtera.

5. Teori tentang Musik

Packalen (2008) dalam tulisannya yang berjudul Music, Emotions, and Truth, menerangkan bahwa ada tiga teori yang dapat menjelaskan

(44)

a. Arousal theories

Dasar dari arousal theories yaitu bahwa musik memiliki sifat yang mampu membangkitkan emosi dan perasaan pendengarnya (Packalen, 2008). Arousal adalah keadaan emosi seseorang yang berkaitan dengan gairah, nafsu, semangat, termotivasi, atau kebangkitan. Jadi, arousal dapat bergerak dari keadaan yang penuh semangat, gairah, atau kebangkitan, sampai pada keadaan sebaliknya yakni tidak bersemangat tidak bergairah sama sekali atau malas.

b. Cognitivist theories

Dalam cognitivist theories, ekspresi terhadap musik dijelaskan sebagai pengalaman kesamaan antara musik dan ekspresi emosi manusia (Packalen, 2008). Jadi, musik sebagai ekspresi emosi manusia mempunyai sifat yang dalam beberapa cara mengingatkan manusia terhadap ekspresi emosinya, bukan untuk membangkitkan emosi dan perasaan manusia.

c. Symbol theories

(45)

6. Pengaruh Musik

Musik dapat berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan manusia, antara lain aspek fisiologi, aspek biokimia-imunologi, dan aspek psikologi.

a. Aspek fisiologi

Penelitian yang dilakukan oleh Putra (2014) menunjukkan bahwa musik berpengaruh secara signifikan terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan aktivitas latihan fisik. Beberapa aspek fisik yang dihubungkan dengan musik antara lain denyut jantung, nilai power-output tertentu, running task, dan kadar asam laktat. Musik juga dapat mempengaruhi pernapasan, denyut nadi, tekanan darah, mengurangi ketegangan otot, memperbaiki koordinasi tubuh, memperkuat ingatan, suhu tubuh, serta mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan stress (Musbikin, 2009).

b. Aspek biokimia-imunologi

(46)

keadaan stress dan fungsi limfosit sebagai penanda kekebalan tubuh. Kondisi mendengarkan musik yang tidak menyenangkan terbukti merangsang kecemasan. Konsentrasi hormon testosteron, vasopressin, dan aldosteron sedikit meningkat sebagai respon terhadap stress dan peningkatan kecemasan. c. Aspek psikologi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lesiuk (2005) dalam studi tentang performansi kerja menunjukkan bahwa musik secara signifikan berpengaruh terhadap suasana hati/ mood (state positive effect) dan waktu dalam bekerja. Ketika musik dimainkan, suasana hati/ mood dan emosi akan ikut terangkat (Kaufmann, dalam Shih et al, 2009). Suma’mur (dalam

(47)

C. Pengaruh Background Music dan Industrial Music Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Musik merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena menurut Djohan (2009) keyakinan yang terutama adalah setiap orang memerlukan musik (tidak ada satupun masyarakat/ budaya yang tidak memiliki musik). Sudah sejak lama budaya masyarakat Indonesia juga mengenal antara bernyanyi dan bekerja (Anorogo dan Widiyanti, 1990).

Fox (dalam Oborne, 1995) membedakan musik dalam pekerjaan menjadi dua jenis, yaitu background music dan industrial music. Background music diartikan sebagai jenis musik yang sepanjang hari muncul, seperti musik yang sering didengar dalam toko dan supermarket. Background music sangat populer di hotel, restoran, kantor, bank, toko, dan

rumah sakit (Bitner dalam Shih et al., 2009) karena dapat membuat konsumen tinggal lebih lama. Sedangkan industrial music menurut Fox (dalam Oborne, 1995), merupakan jenis musik yang muncul pada waktu-waktu tertentu saja, misalnya pada awal pekerjaan, pertengahan, dan akhir pekerjaan. Industrial music tidak diputar sepanjang hari, melainkan hanya pada periode yang telah ditentukan.

(48)

berpengaruh secara signifikan terhadap aspek aspek yang berkaitan dengan aktivitas latihan fisik. Musik juga dapat mempengaruhi pernapasan, denyut jantung, denyut nadi, tekanan darah, mengurangi ketegangan otot, memperbaiki koordinasi tubuh, memperkuat ingatan, suhu tubuh, serta mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan stres (Musbikin, 2009).

(49)

Gambar 1. Skema pengaruh background music dan industrial music terhadap produktivitas kerja karyawan

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis penelitian bahwa (1) background music berpengaruh secara signifikan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan (2) industrial music berpengaruh secara signifikan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Musik dalam setting perusahaan:

1. Background music 2. Industrial music

Meningkatkan gairah/ arousal

karyawan

Produktivitas kerja karyawan

(50)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu/ quasi-experimental research, yaitu penelitian yang menerapkan prosedur eksperimen namun tidak memungkinkan untuk menerapkan penempatan subyek secara acak ke dalam suatu kondisi tertentu (Coolican dalam Hutagalung, 2005). Menurut Seniati (2009), penelitian eksperimen semu tidak memenuhi tiga karakteristik atau syarat utama dari suatu penelitian eksperimen, yaitu manipulasi, kontrol, dan randomisasi. Tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/ atau memanipulasikan semua variael yang relevan (Suryabrata, 2006).

Desain penelitian ini disebut juga dengan istilah penelitian lapangan/ field experiment, yaitu penelitian yang tidak dilakukan dalam sebuah

(51)

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Menurut MacLin dan Solso (2008), variabel bebas merupakan variabel yang dimanipulasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah musik yang dibagi menjadi dua kelompok manipuasi yaitu background music dan industrial music.

2. Variabel Tergantung

Menurut MacLin dan Solso (2008), variabel tergantung merupakan variabel yang reaksinya sedang diamati atau diukur. Variabel tergantung adalah segala respon yang diukur sebagai akibat dari variasi variabel bebas (Seniati, 2009). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja karyawan.

C. Definisi Operasional 1. Musik

Musik merupakan hasil karya seni yang diwujudkan dalam serangkaian nada dan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan irama dan lagu. Musik dalam penelitian ini yaitu berupa lagu/ kumpulan lagu yang akan diputar selama waktu pelaksanaan penelitian berlangsung sesuai dengan rancangan penelitian.

(52)

Sedangkan pemutaran industrial music dilakukaan diawal pekerjaan, saat jam istirahat siang, dan pada akhir pekerjaan. Durasi waktu pemutaran musik pada program industrial music menyesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat bekerja.

2. Produktivitas kerja karyawan

(53)

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 30 orang karyawan bidang produksi industri sapu ijuk di Kulon Progo. Penelitian dilakukan pada karyawan bidang produksi karena dalam bidang tersebut berkaitan langsung dengan proses produksi untuk menghasilkan produk-produk industri dan berkaitan langsung dengan produktivitas kerja karyawan.

(54)

E. Desain Penelitian

Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah pretest and posttest design. Christensen (dalam Seniati, 2009) menyebut desain ini dengan

before-after design. Pada rancangan ini, diawal penelitian dilakukan

pengukuran terhadap variabel tergantung yang telah dimiliki subyek.

Setelah diberikan manipulasi/ perlakuan, dilakukan pengukuran kembali terhadap variabel tergantung. Simbol dari desain ini adalah:

Pengukuran (O1)  Manipulasi (X)  Pengukuran (O2)

Efektivitas atau pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tergantung dilihat dari perbedaan antara pretest (O1) dengan posttest (O2).

Tabel 3.1. Pretest and Posttest Design

Subyek

Manipulasi 1

Subyek

Manipulasi 2

O1 X O2 O1 X O2

N1 N16

. .

. .

. .

. .

(55)

F. Prosedur Penelitian 1. Pemilihan musik

Penelitian diawali dengan melakukan survey terhadap lagu yang akan dipakai/ diputar. Peneliti melakukan survey dengan menyebar angket kepada 71 orang karyawan bagian produksi yang terdiri dari 30 subyek dari Mitra Sari Cempol dan 41 orang sisanya dari dua perusahaan yang lain. Subyek diminta untuk menyebutkan genre musik yang mereka sukai dan yang ingin mereka dengar. Survey dilaksanakan pada tanggal 9 November 2016 sampai tanggal 13 November 2016. Dari hasil survey diperoleh presentase genre musik yang paling banyak disukai oleh subyek dan juga lagu-lagu yang paling banyak ingin didengar oleh subyek. Genre musik dan lagu-lagu tersebut yang nantinya akan diputar untuk program background music dan industrial music.

Setelah peneliti melakukan survey, didapat hasil bahwa musik yang paling disukai dan yang paling ingin didengar yaitu jenis musik dangdut. Maka jenis musik inilah yang akan diputar selama penelitian berlangsung. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap tiga orang yang berkompeten/ profesional dalam bidang seni musik pada tanggal 15 November 2016 untuk mengetahui kriteria musik seperti apa yang dapat membangkitkan semangat. Hasilnya, musik yang dapat membangkitkan semangat adalah musik dengan beat cepat. Menurut Mudjilah (2010), beat atau pukulan yaitu getaran yang teratur. Getaran tersebut dapat

(56)

Selanjutnya peneliti mengumpulkan lagu-lagu dangdut untuk selanjutnya akan didengarkan kemudian diberikan penilaian oleh penilai. Penilai adalah tiga orang yang berkompeten/ profesional dalam bidang seni musik, yang terdiri dari satu orang mahasiswa seni musik dan dua orang guru/ pengajar seni musik. Kriteria penilaian lagu meliputi beat cepat dan dapat membangkitkan semangat. Penilai memberikan nilai “1” untuk “Sangat Tidak Setuju” sampai “5” untuk “Sangat Setuju”.

(57)

Tabel 3.2. Daftar Lagu yang Diputar

Oplosan Wiwik Sagita 7:22

6.

Masbuloh Sarah Brilian 4:04

7.

Jarang Pulang Sita Saputri 5:04

8.

Bara Bere Wiwik Sagita 4:42

9.

Berondong Tua Sita Saputri 5:31

10.

Masa Lalu Suliana 5:36

11.

Munaroh Ina Samantha 4:43

12.

Bukak Sithik Joss Eny Sagita 5:42

13.

Gelombang Asmara Nurbayan 3:54

14. Aku Ra Popo Anjar Agustin 5:08

15.

Sayidan Deviana Safara 4:11

2. Pemutaran musik

Penelitian dilakukan selama enam hari dalam dua minggu. Tiga hari minggu pertama untuk pretest dan tiga hari lagi minggu kedua untuk posttest. Peneliti membagi subyek ke dalam dua kelompok untuk

(58)

perlakuan background music dan satu kelompok lagi mendapatkan perlakuan industrial music. Pemilihan waktu disesuaikan dengan jadwal pabrik dan karyawan. Selama tiga hari pretest, hasil kerja karyawan akan dihitung dan diambil rata-rata penghasilan. Begitu pula saat posttest dilakukan.

Pemutaran background music dilakukan seharian penuh saat karyawan bekerja. Pemutaran background music akan diulang ketika daftar lagu yang dimainkan habis. Sedangkan pemutaran industrial music dilakukaan diawal pekerjaan, saat jam istirahat siang, dan pada

akhir pekerjaan. Durasi waktu pemutaran musik pada program industrial music menyesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat bekerja. Untuk

(59)

Tabel 3.3. Waktu Pemutaran Musik

a. Pemilik pabrik membagi subyek secara acak ke dalam dua kelompok untuk masing-masing mendapatkan satu perlakuan. Satu kelompok mendapat perlakuan background music, dan satu kelompok lagi mendapatkan perlakuan industrial music. Masing-masing kelompok terdiri dari 15 subyek.

b. Peneliti memberikan informed consent pada subyek.

c. Penelitian dilakukan selama enam hari dalam dua minggu. Tiga hari minggu pertama untuk pretest dan tiga hari lagi minggu kedua untuk posttest.

d. Pemutaran background music dilakukan seharian penuh saat karyawan bekerja. Sedangkan pemutaran industrial music dilakukaan diawal pekerjaan, saat jam istirahat siang, dan pada akhir pekerjaan.

(60)

f. Peneliti mengumpulan data penelitian dengan cara pengumpulan data hasil rekaman/ catatan yang telah dilakukan oleh pihak lain.

G. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara pengumpulan data hasil rekaman/ catatan yang telah dilakukan oleh pihak lain. Data diperoleh dari catatan atau arsip perusahaan mengenai tingkat produktivitas kerja karyawan yang berupa skor hasil/ jumlah produk yang dihasilkan selama waktu pelaksanaan penelitian.

H. Validitas Penelitian

Menurut Seniati (2009), validitas penelitian berkaitan dengan hubungan sebab akibat yang dihasilkan. Berbeda dengan validitas alat ukur, validitas penelitian tidak berkaitan dengan perhitungan statistik seperti pada validitas alat ukur, melainkan berkaitan dengan kontrol terhadap variabel sekunder.

(61)

ditemukan dalam penelitian. Semakin kuat hubungan sebab-akibat antara VB dan VT maka semakin besar validitas internal suatu penelitian. Sedangkan validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil penelitian, yaitu sejauhmana hasil penelitian dapat diterapkan atau digeneralisasikan pada subyek, situasi, dan waktu yang berbeda.

Kontrol terhadap variabel sekunder dilakukan dengan mengontrol faktor proactive history, yaitu faktor perbedaan individu yang dibawa kedalam penelitian, yang merupakan faktor bawaan maupun sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya antara lain usia, jenis kelamin, kepribadian, inteligensi, dll (Seniati, 2009). Dalam penelitian ini, faktor proactive history yang dimaksud adalah usia. Kontrol terhadap usia dilakukan dengan teknik kontrol konstansi, yaitu peneliti menggunakan subyek dengan rentang usia yang sama pada masing-masing kelompok eksperimen. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan faktor perbedaan individu yang dibawa kedalam penelitian.

(62)

I. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi

Sebelum dilakukan uji terhadap hipotesis, akan dilakukan uji asumsi, yaitu uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat distribusi sebaran skor hasil pengukuran (distribusi data normal/ tidak). Pengujian dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Jika p > 0,05 maka distribusi data normal.

2. Uji Hipotesis

Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan uji paired sample t-test dengan menggunakan program SPSS. Paired sample

t-test digunakan untuk menguji perbedaan dua mean dalam kelompok penelitian, yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan adanya indikasi bahwa background music dan industrial music mempunyai pengaruh terhadap

(63)

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di pabrik Mitra Usaha Cempol yang beralamat di Klegen RT 13 RW 07 Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo. Mitra Usaha Cempol merupakan industri pengolahan sabut kelapa dan sapu lidi pimpinan Bapak Markus Aris Rahmadi. Industri ini merupakan hasil binaan DISPERINDAG ESDM Kabupaten Kulon Progo. Subjek penelitian adalah 30 orang karyawan bidang produksi dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berusia 20 tahun sampai dengan 40 tahun.

Sebelum penelitian dimulai, subyek mengisi informed consent sebagai tanda kesediaan mengikuti proses penelitian selama waktu yang telah ditentukan. Peneliti membagi subyek ke dalam dua kelompok untuk masing-masing mendapatkan satu perlakuan. Satu kelompok mendapat perlakuan background music dan satu kelompok lagi mendapatkan perlakuan

industrial music.

(64)

Selama penelitian berlangsung, peneliti melibatkan pemilik pabrik, Bapak Markus Aris Rahmadi, untuk membantu peneliti dalam melakukan eksperimen.

B. Deskripsi Subyek Penelitian

Peneliti memilih subyek penelitian yaitu karyawan bagian produksi yang minimal telah bekerja selama satu tahun, dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, dengan rentang usia 20 tahun sampai 40 tahun. Berdasarkan kriteria tersebut, terpilih subjek penelitian ini adalah 30 orang karyawan bidang produksi yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 14 orang perempuan yang berusia 20 tahun sampai dengan 40 tahun. Penjabaran lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Jenis Kelamin Rentang Usia

Total Laki-laki Perempuan 20-30 31-40

16 14 16 14 30

C. Deskripsi Data Penelitian

Uji deskriptif berguna untuk menggambarkan ciri-ciri khas dari sampel atau data yang akan dikumpulkan. Ciri-ciri khas tersebut antara lain, nilai rata-rata, nilai minimum, nilai maksimum, simpangan baku (standar deviation), dll. Dalam penelitian ini, untuk menguji deskriptif statistik

(65)

Tabel 4.2. Deskripsi Data Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PreBackground 15 31.67 34.33 32.7113 .80490

PostBackground 15 34.67 39.67 37.5780 1.48238

PreIndustrial 15 32.00 34.33 32.6653 .71259

PostIndustrial 15 36.33 41.33 37.8013 1.35527

Valid N (listwise) 15

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa skor mean pada pretest background music (N=15) yaitu 32,71 dengan nilai minimum sebesar 31,67

dan nilai maksimum sebesar 34,33. Sedangkan pada posttest background music (N=15), skor meannya yaitu 37,58 dengan nilai minimum sebesar

34,67 dan nilai maksimum sebesar 39,67. Skor mean pada pretest industrial music (N=15) yaitu 32,66 dengan nilai minimum sebesar 32,00 dan nilai

maksimum sebesar 34,33. Sedangkan pada posttest industrial music (N=15), skor meannya yaitu 37,8 dengan nilai minimum sebesar 32,00 dan nilai maksimum sebesar 41,33.

D. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi

a. Background Music

(66)

pre-test, dan nilai p=0,642 pada post-test. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kedua data tersebut terdistribusi dengan normal. b. Industrial Music

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan nilai signifikansi variabel p≥0,05 menggunakan SPSS For Windows, diperoleh nilai p=0,016 pada pre-test, dan nilai p=0,020 pada post-test. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kedua data tersebut tidak terdistribusi dengan normal. Tabel 4.3. Uji Normalitas Background Music dan Industrial Music

Tests of Normality

*. This is a lower bound of the true significance.

2. Uji Hipotesis

a. Background Music

(67)

Tabel 4.4. Uji Hipotesis Background Music

Uji beda yang digunakan yaitu Wilcoxon karena data tergolong non parametrik atau data tidak terdistribusi dengan normal. Wilcoxon adalah uji perbedaan dua kali pengukuran untuk statistik non-parametrik atau untuk data yang tidak terdistribusi dengan normal (Natanael & Sufren, 2014).

Berdasarkan uji perbedaan menggunakan Wilcoxon, diperoleh nilai Z sebesar -3,412 dengan nilai p=0,001 (p≤0,05). Berdasarkan hasil analisa tersebut terbukti bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian industrial music.

Tabel 4.5. Uji Hipotesis Industrial Music

Test Statisticsb

PostIndustrial -

PreIndustrial

Z -3.412a

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Based on negative ranks.

(68)

E. Analisis Tambahan

Analisis tambahan digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara background music dan industrial music.

Tabel 4.6. Uji beda background music dan industrial music

Test Statisticsb

data potstest

Mann-Whitney U 112.500

Wilcoxon W 232.500

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok musik

Berdasarkan uji perbedaan menggunakan Mann-Whitney U, diperoleh nilai Z sebesar 0,000 dengan nilai p=1,000 (p≥0,05). Berdasarkan hasil analisa tersebut, tidak ada perbedaan yang signifikan antara background music dan industrial music.

F. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh background music dan industrial music terhadap produktivitas kerja karyawan. Subjek

(69)

Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan skor sebelum (M=32, 71) dan sesudah (M=37,58) pemberian background music dengan nilai p=0,000 (p≤0,05). Hal ini artinya ada perbedaan pengaruh yang signifikan sebelum

dan sesudah pemberian background music. Pada industrial music, berdasarkan hasil penelitian ada perbedaan skor sebelum (M=32,66) dan sesudah (M=37,80) pemberian industrial music dengan nilai p=0,001 (p≤0,05). Hal ini artinya ada perbedaan pengaruh yang signifikan sebelum

dan sesudah pemberian industrial music.

Menurut Wignjosoebroto (2008), pada hakikatnya produktivitas kerja ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor teknis dan faktor manusia. Kedua faktor tersebut sama-sama memegang peranan penting dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan (Wignjosoebroto, 2008). Jadi, bukan hanya faktor manusia saja yang harus diperhatikan melainkan faktor teknis juga perlu diperhatikan.

(70)

antara lain meliputi pewarnaan, kebersihan, pertukaran udara, penerangan, kebisingan, dan musik.

Penelitian tentang musik, khususnya dalam perusahaan, sebenarnya sudah dimulai sejak lama. Pada tahun 1940-an banyak perusahaan di Amerika Serikat mulai memperdengarkan musik yang mengiringi sebagai latar belakang pada karyawan bekerja (Munandar, 2006). Fox (dalam Oborne, 1995) membedakan musik dalam pekerjaan menjadi dua jenis, yaitu background music dan industrial music. Lebih lanjut, Fox (dalam Oborne, 1995) mengartikan background music sebagai jenis musik yang sepanjang hari muncul, seperti musik yang sering didengar dalam toko dan supermarket. Background music sangat populer di hotel, restoran, kantor, bank, toko, dan rumah sakit (Bitner dalam Shih et al., 2009) karena dapat membuat konsumen tinggal lebih lama. Sedangkan industrial music menurut Fox (dalam Oborne, 1995), merupakan jenis musik yang muncul pada waktu-waktu tertentu saja, misalnya pada awal pekerjaan, pertengahan, dan akhir pekerjaan. Industrial music tidak diputar sepanjang hari, melainkan hanya pada periode yang telah ditentukan. Menurut Oborne (1995), penentuan waktu pemutaran musik perlu dikaji secara empirik pada lingkungan kerja yang berbeda karena setiap lingkungan kerja mempunyai iklim kerja yang berbeda. Akan tetapi, industrial music diputar ketika arousal mulai menurun.

(71)

menunjukkan bahwa musik berpengaruh secara signifikan terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan aktivitas latihan fisik. Musik juga dapat mempengaruhi pernapasan, denyut jantung, denyut nadi, tekanan darah, mengurangi ketegangan otot, memperbaiki koordinasi tubuh, memperkuat ingatan, suhu tubuh, serta mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan stress (Musbikin, 2009).

Musik juga berpengaruh terhadap emosi, membuat seseorang merasa senang atau sedih (Mori, Naghsh, dan Tezuka, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lesiuk (2005) dalam studi tentang performansi kerja menunjukkan bahwa musik secara signifikan berpengaruh terhadap suasana hati/ mood (state positive effect) dan waktu dalam bekerja. Ketika musik dimainkan, suasana hati/ mood dan emosi akan ikut terangkat (Kaufmann, dalam Shih et al., 2009). Suma’mur (dalam Puspitaratna & Dwiyanti, 2013), menyatakan bahwa musik pengiring kerja mempunyai efek stimulus terhadap tenaga kerja sehingga tenaga kerja dapat lebih bergairah dan bersemangat dalam melakukan pekerjaannya. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan sehingga produktivitas kerja dapat meningkat.

(72)

sulit, seperti menyusun makalah, menulis buku, mengerjakan tes psikologi, orang cenderung menunjukkan hasil kerja yang buruk bersamaan dengan peningkatan arousal. Sebab, untuk tugas-tugas yang sulit seseorang tidak terfokus dalam memilah informasi yang relevan dengan tugas (Suharnan, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan skor sebelum dan sesudah pemberian background music dan industrial music. Meningkatnya produktivitas kerja ditandai dengan hasil posttest yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil pretest. Dengan demikian berdasarkan hasil pengujian hipotesis, tujuan dari penelitian ini dapat tercapai, yang artinya “ada pengaruh yang signifikan antara background music dan industrial

(73)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, ada peningkatan produktivitas kerja karyawan sesudah pemberian background music dan industrial music. Kesimpulannya background music dan industrial music

berpengaruh secara signifikan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Akan tetapi, tidak ada perbedaan yang signifikan antara background music dan industrial music.

B. Saran

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk menggunakan industrial music untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan agar karyawan tidak bosan karena mendengarkan lagu berulang-ulang.

2. Bagi subyek, penelitian ini dapat menjadi pemicu atau memotivasi diri agar dapat meningkatkan produktivitas kerja.

(74)

56

DAFTAR PUSTAKA

Anorogo, P. & Widiyanti. 1990. Psikologi dalam Perusahaan. Jakarta: Rineka Cipta.

Aysia, Debora Anne Yang dan Herry Christian Palit. 2014. Pengaruh Preferensi Musik Terhadap Performa Kerja Mental. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI, ISBN: 978-602-70604-0-1.

Azwar, Saifuddin. 2009. Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Banoe, Pono. 2013. Metode Kelas Musik. Jakarta Barat: PT. Indeks.

Deny, Septian. 2015. “Produktivitas Pekerja Thailand Lebih Tinggi Dibanding RI”. Diunduh dari Liputan6.com tanggal 15 September 2015, pukul 13.27.

Dewi, Mahargyantari P. 2009. Studi Metaanalisis: Musik Untuk Menurunkan Stres. Jurnal Psikologi Volume 36, No. 2.

Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher.

Dwiyanti, Rizki. 2015. Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja, dan Human Relations Terhadap Motivasi Kerja Yang Relevan Terhadap Produktivitas Kerja. Jurnal Manajemen Volume 1 No 1.

Gardner, James E., & William McGehee. 1949. Music in a Complex Industrial Job. Diunduh dari http://www.google.com tanggal 27 September 2015, pukul 14.57.

Haslam, Alexander. 2004. Psychology in Organizations the Sosial Identity Approach: Second Edition. London: SAGE Publcations Ltd.

Henry, Adolf. 2009. Motivasi Kerja, Budaya Organisasi, dan Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal Psikologi Volume 2, Nomer 2.

Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi 5). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hutagalung, Ulin Sari Kartika. 2005. “Pengaruh Aroma Terapi Terhadap Stres Kerja Karyawan”. Skripsi di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

(75)

Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Landy, Frank J. 2004. Work in the 21st Century: An Introduction to Industrial and Organizational Psychology. America: The McGraw-Hill Companies.

Lesiuk, Teresa. 2005. The effect of music listening on work performance. Psychology of Music Society for Education, Music and Psychology Research vol 2005 33: 173. Diunduh dari www.sagepublications.com. Mangkuprawira, Sjafri dan A.V. Hubeis. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya

Manusia. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Maya, Mangundap., Sylvia Mandey., Petrus Tumade. 2015. Analisis Disiplin, Kompensasi, Lingkungan Kerja, Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo. Jurnal EMBA Volume 3 Nomer 1 Halaman 726-736 ISSN 2303-1174.

MacLin, M. Kimberly dan Robert L. Solso. 2008. Experimental Psychology: a case approach (8th Edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Mudjilah, Hanna Sri. 2010. Teori Musik. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Yogyakarta.

Munandar, Ashar Sunyoto. 2006. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Musbikin, Imam. 2009. Kehebatan Musik untuk Mengasah Kecerdasa n Anak. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Natanael, Yonathan & Sufren. 2014. Belajar Otodidak SPSS Pasti Bisa. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Oborne, David J. 1995. Ergomonics at Work third edition Human Factors in Design and Development. Chichester: John Wiley & Sons Ltd.

Packalen, Elina. 2008. Music, Emotions, and Truth. Philosophy of Music Education Review, Vol. 16, No. 1 (Spring, 2008), pp. 41-59. Indiana University Press. Diunduh dari http://www.jstor.org/stable/40327289

(76)

Pendit, Putu Ayu Nova Andina. 2005. “Pengaruh Musik Mozart Terhadap Short -term Memory Pada Anak”. Skripsi di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Poniman, Farid dan Yayan Hadiyat. 2015. Manajemen HR STIFIn Terobosan untuk Mendongkrak Produktivitas. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Prasetyo, Bambang. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Purnamasari, Anggun Octavia. 2011. “Hubungan Antara Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Fisik dan Produktivitas Kerja Karyawan di Industri Garmen”. Skripsi di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Puspita, Marisa Widya., Handoyo Djoko W., dan Reni Shinta Dewi. 2015. Pengaruh Budaya Kerja, Motivasi dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pabrik Rokok Bagian Linting PT. Gentong Gotri Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis Volume 4 Nomer 2. Puspitaratna, Murwanti Dan Endang Dwiyanti. 2013. Perbedaan Sebelum dan

Sesudah Pemberian Musik Pengiring Kerja Terhadap Peningkatan Produktivitas Pada Pekerja Wanita Pabrik Rokok Gagak Hitam Kabupaten Bondowoso. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 2, No. 2.

Putra, Adnyana. 2014. “Musik dan Latihan Fisik”. Diunduh dari website Undhiksa tanggal 15 September 2015, pukul 14.07.

Ratrinawati, Cornelia Riris. 2004. “Hubungan Antara Hasil Tes Kraepelin dengan Produtivitas Kerja Karyawan”. Skripsi di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Ravianto, C. J. 1987. Produktivitas dan Pengukuran. Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.

Sakti, Satria. 2010. “Eksperimen Mengenai Emosi oleh Musik Bahagia dengan Sedih dengan Emosi Tertentu”. Skripsi di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Seniati, Liche, dkk. 2009. Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT. Indeks.

(77)

Jawa Tengah dengan Produktivitas Kerja sebagai Variabel Intervening. Journal of Management ISSN 2442-4064 Volume 1 No 1.

“Seri Panduan Praktis: SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik”. 2009. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Setyawan, Agus. 2004. “Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Pendidikan dengan Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. COLUMBINDO PERDANA Klaten”. Skripsi di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Shih et al. 2009. Correlation between work concentration level and background music: A pilot study. Taiwan: IOS Press.

Sinungan, Muchdarsyah. 1997. Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudiarta, I Gede Arya dan Ayu Desi Indrawati. 2015. Pengaruh Motivasi, Kompensasi Finansial dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT. Artha Prima Finance Denpasar. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana Volume 4 Nomer 2.

Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif Edisi Revisi. Surabaya: Penerbit Srikandi. Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

Susanti, Devi Winja & Faridah Ainur Rohmah. 2011. Efektivitas Musik Klasik dalam Menurunkan Kecemasan Matematika (Math Anxiety) Pada Siswa Kelas XI. Jurnal Humanitas, Vol. Viii No.2.

Susiyatri, Andriyani. 2004. “Hubungan Stres Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan”. Skripsi di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Tezuka, Taro., Fumiya Mori., dan Fatemeh Azadi Naghsh. 2014. The Effect of Music on the Level of Mental Concentration and its Temporal Change. CSEDU 2014 6th International Conference on Computer Supported Education.

(78)

LAMPIRAN 1

(79)

LEMBAR PERSETUJUAN

Dengan ini saya menyatakan persetujuan saya untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Yoannes Chrysostomus Awang Adhy Wibowo, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, selama waktu yang telah disepakati. Saya menyatakan bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini saya lakukan dengan sukarela dan dengan kesadaran penuh atau tanpa paksaan dari pihak manapun.

Kulon Progo, ………

Subyek,

(80)

LAMPIRAN 2

(81)

63 Nge-beat Semangat Nge-beat Semangat Nge-beat Semangat

(82)

LAMPIRAN 3

Gambar

Gambar 1. Skema pengaruh background music dan industrial music terhadap
Tabel 3.1. Pretest and Posttest Design ………………………………………….36
Gambar 1. Skema pengaruh background music dan industrial music terhadap
Tabel 3.1. Pretest and Posttest Design
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, finansial insentif merupakan faktor yang dominan berpengaruh secara langsung terhadap produktivitas kerja karyawan, sebab tujuan utama pemberian finansial insentif

Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yaitu : (1) Faktor yang berhubungan dengan perusahaan seperti tanah, modal, manajemen, lingkungan dan iklim kerja

Menurut ivancevich , et al (2007, h.90) mengemukakan faktor penting yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu: imbalan, pekerjaan itu sendiri, peluang promosi, supervisi,

Menurut Anizar bahwa, “ Secara umum penyebab kecelakaan ada dua faktor yaitu faktor manusia (unsafe action) dan faktor lingkungan (unsafe condition) dan menurut penelitian bahwa

Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja diantaranya yaitu kecerdasan emosional dan kepercayaan diri karyawan, dimana seorang karyawan mempunyai

Kinerja seseorang dan produktivitas kerjanya ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu (1) Motivasi, (2) Kemampuan, (3) Ketetapan penugasan. P., 2011) yang dimaksud

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PT XYZ Oleh IMAN UTAMA KADARSAH Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen

Produktivitas kerja sangat penting untuk meningkatkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan maka dalam meningkatkan produktivitas kerja, pengawasan mempunyai peran penting, pengawasan