• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis perbandingan efektivitas iklan di jejaring sosial facebook, twitter dan instagram.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis perbandingan efektivitas iklan di jejaring sosial facebook, twitter dan instagram."

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN DI JEJARING SOSIAL

FACEBOOK TWITTER DAN INSTAGRAM

Yohanes Adhi Saputra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, efektivitas iklan di jejaring sosial Twitter, efektivitas iklan di jejaring sosial Instagram dan adanya perbedaan efektivitas iklan di Jejaring Sosial Facebook, Twitter dan Instagram. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 (Strata 1) Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang masih aktif pada semester genap 2014/2015 yang memiliki akun Facebook, Twitter dan Instagram dan pernah melihat iklan di jejaring sosial tersebut. Pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan One Way Anova. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Instagram memiliki skor efektivitas iklan paling besar di atas Facebook dan Twitter serta Ada perbedaan nyata efektivitas iklan dari ketiga jejaring sosial (Facebook, Twitter dan Instagram.

(2)

ABSTRACT

THE COMPARISON OF ADVERTISEMENT EFFECTIVENESS BETWEEN

SOCIAL NETWORKING SUCH AS FACEBOOK, TWITTER AND

INSTAGRAM

Yohanes Adhi Saputra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

This research aimed to discover the advertisement effectiveness between social networking such as Facebook, Twitter and Instagram to see if there was a difference of the advertisement effectiveness in social networking such as Facebook, Twitter and Instagram. This research was conducted from April until May 2015 in the Faculty of Economy Sanata Dharma University Yogyakarta. The demographic surveyed was all of the first undergraduate students in the Faculty of Economy Sanata Dharma University. The students were still active in their even semester of academic year 2014/2015 and had Facebook, Twitter and Instagram account on which they saw the advertisement in those social networking. The sample was taken by using Accidental Sampling Method from 100 respondents. The data gathering technique applied in this research was a questionnaire. The data was analyzed using One Way Anova. According to this research, it can be concluded that Instagram had the largest score of advertisement effectiveness beyond Facebook and Twitter as well as there was an obvious difference of advertisement effectiveness among those three social networking (Facebook, Twitter and Instagram).

(3)

ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK TWITTER DAN INSTAGRAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Yohanes Adhi Saputra NIM : 112214032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Kebanggaan kita yang terbesar

adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh” (Konfusius)

“Kenalilah diri anda sendiri maka anda akan memenangkan semua pertempuran” (Lao-Tzu)

Hidup itu bagaikan Game RPG, kita bisa melakukan apapun dan menjadi siapapun, bahkan menjadi jahat sekalipun. Hanya saja Game dapat diulang berkali kali, sedangkan hidup hanya sekali dan terus berjalan. Jadi jangan sia – siakan tiap detik

kehidupan, lakukan dengan hal yang bisa membuat diri berkembang terlebih membuat orang lain bahagia.

(Penulis)

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

 Tuhan Yesus Kristus pegangan hidupku  Kedua orang tuaku dan adik – adikku tercinta yang menjadi motivasiku dalam mengerjakan skripsi ini  Kekasih dan teman teman angkatan 2011 yang selalu hadir

(7)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Yohanes Adhi Saputra Nomor Mahasiswa : 112214032

Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK TWITTER DAN INSTAGRAM

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, mempublikasikannya di internet atau di media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 Juni 2015 Yang menyatakan

(8)

vi

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :

ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN DI JEJARING

SOSIAL FACEBOOK TWITTER DAN INSTAGRAM

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 26 Juni 2015 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tuisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta 30 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Perbandingan Efektivitas Iklan di Jejaring Sosial Facebook Twitter dan Instagram”. Skripsi ini ditulis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penuis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A, selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

5. Ibu M.T Ernawati, S.E,. M.A. selaku anggota tim penguji yang telah memberi masukan yang sangat berguna.

(10)

viii

7. Orang tuaku tersayang Bapak Agus Priyanto S.Pd dan Ibu Christina Karminah yang selalu ada dalam setiap langkah kehidupan saya serta selalu memberi kasih sayang, doa, dukungan, nasihat, kebahagiaan, dan memberikan penghidupan yang layak bagiku.

8. Adik – adikku tersayang Adrianus Anjar Saputra dan Stevanus Silent Saputra yang selalu membantu dalam dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kekasih dan Partner hidupku Maria Susan Ardi Wahyuning Tawi untuk segala waktu, kesabaran, perhatian, nasihat dan dukungan yang tiada henti diberikan padaku higga saat ini.

10.Sahabat dekat Rey, Richard dan Cin San atas dorongan yang diberikan agar lebih semangat dalam setiap langkah kehidupan.

11.Sahabat karib dan juga teman seperjuangan di Jogja, Jantra Handoko untuk pembelajaran hidup dan semangat untuk saling memotivasi.

12.Duo kampreto Welem dan Samuel atas hiburan yang membuat lebih bersemangat. 13.Couple Panutan Mbak Eka dan Mas Bleki atas teladan, saran dan masukannya. 14.Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) khususnya

senior – senior Bang Yosua, Mas Gusti, Mas Aji, Mas Bowo, Bang Satria, Mas Donny, Mbak Melin, Mbak Devi dan semuanya atas pembelajaran dalam organisasi yang membantu saya berkembang.

(11)

ix

16.JFF Group Sukabumi ; Bobon, AW, KC, Krist, Acew, Josh, Anus, Nanda, Hendri, Anto untuk segala hal yang luar biasa menginspirasi.

17.Teman teman satu angkatan seperjuangan keluarga besar Manajemen 2011 Welem, Samuel, Dian, Daniel, Binar, Yoga, Edwin, Praska, Galih, Valent, Jojo, dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu satu disini untuk segala kekompakan dan kebersamaannya. Kalian luar biasa guys \m/

18.Teman satu dosen bimbingan yang selalu meluangkan waktu untuk sharing bersama; Kecap, Bagio, Suster Amba, Tasya, Wati, Anes, Yoga dan Handoko.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan – rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta 30 Juni 2015 Penulis

(12)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

HALAMAN ABSTRAC ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... 5

(13)

xi

B. Penelitian Sebelumnya ... 18

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 20

D. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 22

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 23

D. Variabel Penelitian ... 23

E. Populasi dan Sampel ... 26

F. Teknik Pengambilan Sampel... 27

G. Sumber Data ... 28

H. Teknik Pengumpulan Data ... 28

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 29

J. Teknik Analisis Data ... 31

BAB 4 GAMBARAN UMUM ... 37

A. Media Massa ... 37

B. Pengertian Media Sosial ... 39

C. Produk Media Sosial ... 40

D. Pertumbuhan Media Sosial ... 44

E. Peran dan Fungsi Media Sosial dalam Dunia Bisnis ... 45

BAB 5 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48

(14)

xii

B. Profil Responden ... 49

C. Pengujian Instrumen... 50

D. Hasil Dimensi EPIC ... 54

E. Uji Statistik ... 88

F. Pembahasan ... 93

BAB 6 KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

C. Keterbatasan ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50

V.3 Hasil Uji Validitas ... 51

V.4 Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian ... 54

V.5 Dimensi Emphaty Responden Terhadap Iklan di Facebook ... 56

V.6 Dimensi Persuasion Responden Terhadap iklan di Facebook ... 58

V.7 Dimensi Impact Responden Terhadap iklan di Facebook ... 60

V.8 Dimensi Communication Responden Terhadap iklan di Facebook ... 63

V.9 Dimensi Emphaty Responden Terhadap iklan di Twitter ... 67

V.10 Dimensi Persuasion Responden Terhadap iklan di Twitter ... 69

V.11 Dimensi Impact Responden Terhadap iklan di Twitter ... 71

V.12 Dimensi Communication Responden Terhadap iklan di Twitter ... 74

V.13 Dimensi Emphaty Responden Terhadap iklan di Instagram... 78

V.14 Dimensi Persuasion Responden Terhadap iklan di Instagram ... 80

V.15 Dimensi Impact Responden Terhadap iklan di Instagram ... 83

V.16 Dimensi Communication Responden Terhadap iklan di Instagram ... 85

V.17 Hasil Perhitungan SPSS Uji Normalitas ... 89

V.18 Hasil Perhitungan SPSS Uji Homogenitas ... 90

V.19 Hasil Perhitungan SPSS Uji Homogenitas Setelah Transformasi Data ... 91

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

II.1 Kerangka Konseptual Pemikiran ... 20

V.1 Grafik EPIC Model Jejaring Sosial Facebook ... 65

V.2 Grafik EPIC Model Jejaring Sosial Twitter ... 76

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

(18)

xvi

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN DI JEJARING SOSIAL

FACEBOOK TWITTER DAN INSTAGRAM

Yohanes Adhi Saputra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, efektivitas iklan di jejaring sosial Twitter, efektivitas iklan di jejaring sosial Instagram dan adanya perbedaan efektivitas iklan di Jejaring Sosial Facebook, Twitter dan Instagram. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 (Strata 1) Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang masih aktif pada semester genap 2014/2015 yang memiliki akun Facebook, Twitter dan Instagram dan pernah melihat iklan di jejaring sosial tersebut. Pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan One Way Anova. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Instagram memiliki skor efektivitas iklan paling besar di atas Facebook dan Twitter serta Ada perbedaan nyata efektivitas iklan dari ketiga jejaring sosial (Facebook, Twitter dan Instagram.

(19)

xvii

ABSTRACT

THE COMPARISON OF ADVERTISEMENT EFFECTIVENESS BETWEEN

SOCIAL NETWORKING SUCH AS FACEBOOK, TWITTER AND

INSTAGRAM

Yohanes Adhi Saputra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

This research aimed to discover the advertisement effectiveness between social networking such as Facebook, Twitter and Instagram to see if there was a difference of the advertisement effectiveness in social networking such as Facebook, Twitter and Instagram. This research was conducted from April until May 2015 in the Faculty of Economy Sanata Dharma University Yogyakarta. The demographic surveyed was all of the first undergraduate students in the Faculty of Economy Sanata Dharma University. The students were still active in their even semester of academic year 2014/2015 and had Facebook, Twitter and Instagram account on which they saw the advertisement in those social networking. The sample was taken by using Accidental Sampling Method from 100 respondents. The data gathering technique applied in this research was a questionnaire. The data was analyzed using One Way Anova. According to this research, it can be concluded that Instagram had the largest score of advertisement effectiveness beyond Facebook and Twitter as well as there was an obvious difference of advertisement effectiveness among those three social networking (Facebook, Twitter and Instagram).

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan iklan lewat jejaring sosial semakin marak, bahkan dapat dikatakan bahwa iklan di jejaring sosial mampu menggeser media cetak yang sebelumnya memegang posisi puncak dalam media iklan. Buktinya saat ini sudah banyak perusahaan yang memiliki fans page di Facebook, Twitter, atau jejaring sosial lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dewasa ini menaruh perhatian khusus dalam ber-iklan di jejaring sosial. Cara untuk memasang iklan di jejaring sosial cukup sederhana, di Facebook misalnya yang dulunya tidak memiliki area khusus iklan, saat ini sudah ada area untuk iklan. Hanya dengan membuat akun kemudian melakukan pembayaran sudah dapat memasang iklan di Facebook dengan area wilayah dan waktu tertentu. Kemudahan akses menjadikan iklan di jejaring sosial semakin efektif dan efisien. Iklan melalui jejaring sosial dianggap sebagai iklan yang murah dan mudah.

(21)

saat ini sudah memiliki pengguna sebanyak 1,15 miliar pengguna di seluruh dunia. Lima Negara dengan pengguan terbanyak berasal dari Amerika Serikat, Brasil, India, Indonesia dan Meksiko. Twiter saat ini memiliki 400 juta pengguna aktif sedangkan Instagram 150 juta pengguna. Instagram memang masih memiliki pengguna yang sedikit, namun jejaring sosial yang satu perusahaan dengan Facebook ini memiliki pertumbuhan pengguna aktif sebanyak 23 persen mengalahkan Facebook yang hanya 3 persen saja. Mengutip Nisnanto (http://tekno.kompas.com/read/2014/01/

26/2030277/Instagram.Tumbuh.Pesat.Facebook.Masih.Berkuasa , akses 18 September 2014 )

Effendy (2002 : 32-33) mengatakan bahwa efektifitas iklan adalah kondisi sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti, dipahami, membangkitkan emosi dan menggerakkan sasarannya untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Pengukuran efektivitas iklan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah menggunakan metode EPIC Model yang dikembangkan oleh perusahaan AC Nielsen. EPIC Model menggunakan 4 dimensi kritis yaitu Empati, Persuasi, Dampak, dan Komunikasi.

(22)

Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud melakukan analisa perbandingan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yang dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

 Apakah ada perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial: Facebook, Twitter dan Instagram

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan pengguna jejaring sosial khususnya yang mengincar pasar mahasiswa sebagai media promosi dalam menentukan jejaring sosial mana yang akan digunakan dalam beriklan sehingga tepat untuk menyampaikan pesan dari sebuah produk atau jasa.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

(23)

3. Bagi Penulis

(24)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemasaran

Kotler (2002:9) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Sementara menurut American Marketing Association (AMA) dalam Alma (2004:3), mengungkapkan bahwa pemasaran adalah proses merencanakan kosepsi, harga, promosi dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi. a. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (dalam Kotler, 2002:9) merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran terhadap penetapan harga, promosi, dan penyaluran produk baik barang maupun jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

b. Bauran Pemasaran

(25)

4P yang terdiri dari produk (product), harga (price), tempat/saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).

Robert Lebron (dalam Kotler, 2002:18) menyebutkan bahwa bauran pemasaran (4P) merupakan gambaran pandangan penjualan terhadap alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli. Sehingga dalam menyikapinya, tiap alat pemasaran ini harus dirancang untuk memberi satu manfaat bagi pembeli.

1) Produk

Kotler (2002:448) mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produk-produk ini meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.

Produk sendiri jika dilihat dari penggunaannya (Kotler: 2002) dapat dibedakan menjadi barang konsumsi (consumer goods) dan produk industrial (industrial goods). Barang konsumsi (consumer goods) dibedakan menjadi convenience goods, shopping goods dan specialty goods. Sedangkan produk industrial (industrial goods) terdiri dari material and parts, capital items dan supplies and business services.

Convinence goods merupakan barang yang biasanya dibeli secara

(26)

Shopping goods merupakan barang yang dalam pembeliannya memerlukan proses seleksi, dimana konsumen akan membandingkan karakteristik barang tersebut berdasarkan kecocokan, kualitas, harga dan gaya. Contoh dari barang ini antara lain barang fashion, ponsel, mobil bekas, dan lain-lain.

Specialty goods merupakan barang-barang yang memiliki karakteristik yang unik atau identifikasi merk (brand identification) yang menyebabkan sejumlah pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Contohnya antara lain arloji, peralatan audio, dan lain-lain.

Industrial goods dibedakan menjadi tiga macam barang yaitu bahan baku dan suku cadang (material and parts) yang merupakan bahan mentah, barang setengah jadi, dan suku cadang.

Jenis kedua dari barang industrial ialah barang modal (capital items) yaitu barang-barang yang tahan lama yang memfasilitasi pembuatan barang jadi (finished goods)

Jenis ketiga dari barang industrial ialah perlengkapan dan jasa bisnis (supplies and business services); yaitu barang-barang yang berumur pendek dan jasa yang memfasilitasi produk barang jadi.

2) Harga

(27)

meliputi harga referensi (reference price), inferensi kualitas berdasarkan harga (price-quality inferences) dan petunjuk harga (price clues).

Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktik saingan dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down, dan sebagainya.

3) Tempat/ Saluran Distribusi

Distribusi berhubungan dengan berbagai tempat kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, dengan tujuan konsumen sasaran dapat dengan mudah memperoleh produk. Tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Distribusi menurut Kotler (2002:558) ialah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan produk (barang dan jasa) siap untuk digunakan/ dikonsumsi.

4) Promosi

(28)

Promosi sebagai salah satu dari 4 bauran pemasaran merupakan alat bagi perusahaan (produsen) untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan konsumennya. Melalui promosi, perusahaan menginformasikan produknya yang kemudian oleh konsumen digunakan sebagai preferensi merek dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian.

c. Bauran Promosi

Dalam marketing mix barang maupun jasa, iklan termasuk dalam kategori bauran promosi. Adapun dalam bauran promosi dikenal lima cara komunikasi yang utama (Durianto et.al, 2003:1), yaitu:

1) Advertising (Periklanan): semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor. 2) Sales Promotion (Promosi Penjualan): berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

3) Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas): berbagai macam program untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

4) Personal Selling (Penjualan secara Pribadi): interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.

(29)

melakukkan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan.

2. Periklanan (Advertising)

a. Definisi Periklanan

Periklanan (advertising) yang merupakan bauran promosi yang mudah dijumpai di berbagai media merupakan bentuk penyajian informasinon personal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya (pemasar). Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen-evaluasi, perasaan, pengetahuan, makna kepercayan, sikap, dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek (Peter & Olson, 2000:181).

(30)

personal yang dibayar oleh sponsor yang dikenali dengan menggunakan media massa untuk membujuk atau mempengaruhi pemirsa. Dari beberapa pengertian dan teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi secara massa (non personal) yang membutuhkan biaya dan didanai oleh pihak pembuat iklan yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring seseorang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.

b. Tujuan Periklanan

Tujuan periklanan setiap perusahaan adalah berbeda-beda tergantung dari kondisi intern dan ekstern perusahaan itu sendiri. Kotler dan Keller (2006:245) menyebutkan bahwa tujuan periklanan yang berkaitan dengan sasaran perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Periklanan untuk memberi informasi (informative)

Periklanan untuk memberi informasi (informative) adalah Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang seluk beluk suatu produk. Biasanya iklan dengan cara ini dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk dengan tujuan membentuk permintaan awal. Dalam hal ini, kebutuhan suatu produk

yang sebelumnya “tersembunyi” atau masih berupa persepsi dapat

(31)

2) Periklanan untuk membujuk (persuasive)

Periklanan untuk membujuk (persuasive), dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannnya adalah membentuk permintaan selektif produk tertentu. Dalam hal ini, perusahaan melakukan persuasi secara tidak langsung dengan memberikan informasi tentang kelebihan produk yang akan merubah pikiran orang untuk melakukan tindakan pembelian. Pada umumnya, periklanan yang bersifat membujuk digunakan untuk merk yang siklus kehidupannya pada taraf pertumbuhan (growth stage).

3) Periklanan untuk mengingatkan (reminding)

Periklanan untuk mengingatkan (reminding) digunakan untuk menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan ini sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan jenis ini adalah iklan penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan menyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan tindakan pembelian yang benar. Umumnya, iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan (maturity) suatu merk.

3. Efektivitas Iklan

(32)

tersedia untuk pengiklanan, serta sifat dari media, termasuk siapa yang akan dijangkau, dengan frekuensi seberapa sering, dengan dampak apa, dan pada biaya berapa besar.

Kemudahan pemahaman merupakan indikator yang penting dalam efektivitas pesan. Laskey et al (dalam Indriarto, 2006) menyatakan bahwa efektivitas suatu iklan bergantung pada apakah konsumen mengingat pesan yang disampaikan, memahami pesan tersebut, terpengaruh oleh pesan dan tentu saja pada akhirnya membeli produk yang diiklankan.

Shimp (2003) menyatakan iklan disebut efektif bila mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan. Pada taraf minimum, iklan yang efektif memiliki beberapa pertimbangan berikut:

a. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi.

b. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut. Oleh karena itu iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan, keinginan, serta apa yang dinilai oleh konsumen. c. Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi

(33)

d. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan iklan. Para pengiklan secara kontinyu berkompetisi dengan para pesaingnya dalam menarik perhatian konsumen.

e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan. Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik dalam pengertian etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas. f. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan.

Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi. Penggunaan humor yang tak efektif mengakibatkan orang hanya ingat humornya saja, tetapi melupakan pesannya.

Iklan yang efektif biasanya kreatif, yakni bisa membedakan dirinya dari iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja. Iklan yang sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu menerobos kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan menarik perhatian konsumen. Jack Smith (dalam Shimp, 2003), menggambarkan kreativitas sebagai suatu sensitivitas terhadap sifat alami manusia serta kemampuan untuk mengkomunikasikannya. Iklan kreatif yang terbaik hadir dari suatu pemahaman tentang apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan orang-orang. Secara keseluruhan, iklan yang efektif, kreatif, harus menghasilkan dampak abadi secara relatif terhadap konsumen. Dengan kata lain, iklan harus membuat suatu kesan.

4. Jejaring Sosial

(34)

lebih tipe hubungan yang spesifik. Simpul-simpul yang dimaksudkan disini dapat berupa individu maupun organisasi. Istilah jejaring sosial pertama kali diperkenalkan oleh Professor J.A Barnes pada tahun 1954. Jejaring sosial merupakan sebuah sistem struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individu atau organisasi. Jejaring sosial ini akan membuat mereka yang memiliki kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang telah dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga bisa saling berhubungan.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content"

a. Facebook

Facebook adalah situs jejaring sosial yang sedang populer saat ini. Didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama temannya sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Facebook dan jarang dimiliki oleh situs jejaring sosial lain adalah beragamnya aplikasi yang dapat memanjakan pengguna, baik yang dikembangkan oleh pihak internal maupun eksternal Facebook.

b. Twitter

Twitter merupakan jenis situs jejaring sosial pertemanan yang

(35)

Dorsey pada bulan Maret 2006, kemudian secara resmi diluncurkan pada bulan Juli. Twitter adalah jejaring sosial sejenis micro-blogging. c. Instagram

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan polaroid.

5. EPIC Model

EPIC Model dalam Durianto, et al. (2003:86) adalah salah satu alat ukur efektivitas iklan dengan pendekatan komunikasi yang dikembangankan oleh AC Nielsen salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia

– yang mencakup empat dimensi kritis yaitu: empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (emphaty, Persuasion, Impact and Communication – EPIC).

Berikut akan dipaparkan dimensi-dimensi dalam EPIC model: a. Dimensi Empati

Empati (Emphaty) merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

(36)

antara suatu iklan dengan pribadi mereka. Dimensi empati ini memiliki indikator yaitu: pertama, tingkat baik tidaknya iklan produk, dan kedua, tingkat kesukaan iklan suatu produk atau jasa.

b. Dimensi Persuasi

Persuasi (Persuasion) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Proses persuasi yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk.

Dimensi Persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan

untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Dimensi persuasi ini memiliki indikator yaitu: tingkat ketertarikan dengan produk, dan keinginan membeli produk.

c. Dimensi Impact

(37)

serupa; dan apakah iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dimensi dampak (impact) memiliki indikator yaitu tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) yaitu tahu betul tentang produk, dan tingkat kreatifitas iklan suatu produk dibandingkan iklan produk yang sejenis.

d. Dimensi Komunikasi

Dimensi Komunikasi (Communication) memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Dimensi komunikasi ini memiliki indikator yaitu pertama, kejelasan informasi iklan suatu produk dibandingkan dengan iklan produk sejenis. Kedua, kemampuan iklan suatu produk dalam mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan, dan ketiga, tingkat pemahaman pemirsa (audience) terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan suatu produk

B. Penelitian Sebelumnya

Riyantoro, Bagus melakukan penelitian dengan judul

EFEKTIVITAS IKLAN MELALUI JEJARING SOSIAL SEBAGAI

SALAH SATU STRATEGI PEMASARAN KERIPIK PEDAS MAICIH

(38)

Dari hasil penelitian Riyantoro, diperoleh kesimpulan bahwa strategi pemasaran iklan Maicih melalui jejaring sosial sangat efektif, hal tersebut dapat diukur dengan menggunakan EPIC Model sebesar 3,95 dilihat dari rentang skala EPIC RATE (0.0 – 4.0) dan posisi 3,95 adalah posisi sangat efektif.

(39)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas iklan di Jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram. Berikut kerangka pemikirannya:

Gambar II.1

Kerangka Konseptual Pemikiran

Iklan di Jejaring Sosial Facebook, Twitter dan Instagram

Pengukuran efektivitas iklan di Jejaring Sosial dengan EPIC

MODEL, meliputi: 1. Empati

2. Persuasi 3. Dampak 4. Komunikasi

Efektivitas iklan di Facebook

Efektivitas iklan di Twitter

(40)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu penelitian yang masih harus diuji kebenarannya melalui penelitian dan analisis data. Berikut ini adalah hipotesis untuk rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya :

Ho : Tidak adanya perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram.

(41)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang akan menjadi responden yang akan diberi pertanyaan dan akan menjadi informasi bagi penulis. Dalam penelitian ini, subjek yang akan digunakan adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang memiliki akun Facebook, Twitter dan Instagram.

2. Objek Penelitian

(42)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan dilakukan pada bulan Mei 2015.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2001:33).

1. Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal, yaitu Efektivitas Iklan. Sub Variabel dalam penelitian ini adalah Empati, Persuasi, Dampak, dan Komunikasi Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel tunggal. Menutur Hadari Nawawi dan H,.M Martini Hadari (1992:45) variabel tunggal adalah ”variabel yang hanya

mengungkapkan variabel untuk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor didalam setiap gejala yang termasuk variabel tersebut”.

2. Definisi Variabel

(43)

dikehendaki. Pengukuran efektivitas iklan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah menggunakan metode EPIC Model yang dikembangkan oleh perusahaan AC Nielsen. EPIC Model menggunakan 4 dimensi kritis yaitu Empati, Persuasi, Dampak, dan Komunikasi.

a. Empathy (empati) Indikatornya meliputi:

1) Tingkat baik tidaknya iklan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram

2) Tingkat kesukaan iklan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram

b. Persuasion (persuasi) Indikatornya meliputi:

1) Tingkat ketertarikan dengan produk yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram

2) Keinginan membeli produk yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram

c. Impact (dampak) Indikatornya meliputi:

(44)

2) Tingkat kreatifitas iklan yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram

d. Communication (komunikasi) Indikatornya meliputi:

1) Kejelasan informasi iklan yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram

2) Kemampuan iklan yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan

3. Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, skala yang digunakan adalah skala Likert. Menurut Sugiyono (2001:86), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Dalam penelitian ini digunakan peryataan tertutup dengan rentang skala penilaian:

a. Sangat Tidak Setuju : 1 b. Tidak Setuju : 2

c. Cukup : 3

d. Setuju : 4

(45)

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2002:58). Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 (Strata 1) Fakultas Ekonomi USD Yogyakarta yang masih aktif pada semester genap 2014/2015 yang memiliki akun Facebook, Twitter dan Instagram dan pernah melihat iklan di jejaring sosial tersebut.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2005:117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam suatu penelitian kita tidak perlu meneliti semua anggota populasi mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dari peneliti. Untuk itu maka perlu diambil sejumlah sampel yang representatif artinya sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi.

Karena jumlah populasi ini tersebar dan sulit untuk diketahui secara pasti, maka penentuan jumlah samel yang akan digunakan dalam penelitian ini akan menggunakan rumus berikut: (Rao Purba dalam Harjanto, 2010)

(46)

Keterangan:

n = jumlah sampel

Z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1, 96

Moe = Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan

sampel yang masih dapat ditoleransi atau yang diinginkan.

Dengan menggunakan margin of error sebesar 10%, maka jumlah sampel minimal yang diambil sebesar:

Berdasarkan hasil hitungan maka jumlah sampel yang digunakan adalah sebesar 96,4 responden atau dibulatkan menjadi 100 responden.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), pada dasarnya terdapat dua macam metode pengambilan sampel, yaitu:

1. Pengambilan sampel secara acak (random sampling).

2. Pengambilan sampel secara tidak acak (non random sampling).

(47)

Adapun pertimbangannya adalah:

1. Responden adalah mahasiswa S-1 FE USD Yogyakarta yang masih aktif sampai dengan semester gasal 2014/2015.

2. Responden memiliki akun Facebook, Twitter dan Instagram. 3. Responden pernah melihat iklan di tiap jejaring sosial.

G. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau yang menjadi responden peneliti. Data primer dari penelitian ini akan diperoleh dari responden secara langsung mencakup karakteristik responden dan pendapat responden mengenai empat dimensi EPIC Model pada efektivitas iklan di jejaring sosial.

H. Teknik Pengumpulan Data

(48)

I. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009:348) “Validitas atau valid yaitu berarti alat

ukur yang digunakan penelitian untuk mengukur, mendapatkan data yang

hendaknya diukur”. Uji validitas menurut menggunakan rumus korelasi

product moment yaitu:

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

Keterangan:

r : Koefisien korelasi setiap pertanyaan

X : Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari responden

Y : Nilai dari semua item pertanyaan

ΣX : Jumlah skor butir

ΣXY : Jumlah hasil kali antara X dan Y n : Banyaknya sampel uji coba

Instrumen dikatakan valid atau tidak dapat diputuskan dengan melihat ketentuan sebagai berikut:

a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut

dikatakan valid.

b. Jika rhitung ≤ rtabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut

(49)

2. Uji Reliabilitas

Alat ukur di samping valid juga harus memiliki keandalan atau reliabilitas, suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulang kali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak berbeda jauh).

Jika instrumen penelitian telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas diuji.Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:

{ ∑ }

keterangan:

k = mean kuadrat antara subjek

Σ = mean kuadrat kesalahan = varians total (Sugiyono, 2009:365)

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Hasil perhitungan Cronbach Alpha diinterpretasikan

dengan tingkat keandalan koefisien korelasi sebagai berikut: Antara 0,800 sampai 1,000 adalah sangat tinggi.

Antara 0,600 sampai 0,799 adalah tinggi. Antara 0,400 sampai 0,599 adalah cukup. Antara 0,200 sampai 0,399 adalah rendah.

(50)

J. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskripsi

Sebelum melakukan uji hipotesis, dicari terlebih dahulu skor untuk masing – masing dimensi pada EPIC model dengan langkah berikut :

a. Analisis Tabulasi Sederhana

Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase, dengan rumus sebagai berikut:

P = 100%

fi

fi

Dimana :

P = persentase responden yang memilih kategori tertentu fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu

Σfi = banyaknya jumlah responden

b. Skor Rata-rata

Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot.Cara menghitung skor adalah dengan menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi.

Rumus:

fi wi fi

x .

Dimana:

(51)

wi= bobot

Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus, sebagai berikut:

Rs = M bobot

R( )

Dimana:

R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot

Rentang skala Likert yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5,

maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:

Rs = 8

1 5

= 0,8

Sehingga posisi keputusannya menjadi: STE TE CE E SE

1,00 1,8 2,6 3,4 4,2 5,00 Keterangan:

(52)

CE = Cukup Efektif (masuk skala 2,60 – 3,40) E = Efektif (masuk skala 3,40 – 4,20)

SE = Sangat Efektif (masuk skala 4,20 – 5,00)

Setiap dimensi EPIC Model yaitu Empathy (empati); Persuasion (persuasi); Impact (dampak); Communication (komunikasi), akan dianalisis secara terpisah dengan menggunakan metode skor rata-rata untuk mengetahui efektifitas tiap dimensi tersebut dalam tiap produk jejaring sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) yang nantinya nilai rata-rata itu akan dimasukkan dalam rentang skala posisi keputusan dari sangat tidak efektif (STE) sampai dengan sangat efektif (SE).

2. Pengujian Hipotesis

Permasalahan yang ada adalah apakah ada perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram,maka yang akan dilakukan dalam menguji hipotesis pada masalah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

(53)

1) Hipotesis

Ho: Data rata- rata berdistribusi normal Ha: Data rata- rata tidak berdistribusi normal 2) Statistik uji: uji Kolmogorov Smirnov

3) α= 0.05

4) Daerah kritis: Ho ditolak jika Sig.< α

5) Menarik kesimpulan. Hasil analisis untuk melihat kenormalan data pada nilai Asymp. Sig. kurang dari 0.05 Ho ditolak artinya data tidak berdistribusi normal, sebaliknya jika lebih dari 0,05 Ho diterima artinya data berdistribusi normal.

b. Uji Hipotesis

1) Uji One Way ANOVA Hipotesis :

Ho: Tidak ada perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram

Ha: Ada perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram

Langkah-langkah: (1) Statistik Uji= Uji F

(2) α = 0.05

(3) H0 diterima jika sig ≥ α

H0 ditolak jika sig < α

(54)

Jik H0 ditolak berarti efektivitasiklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram tidak sama.

Jika H0 diterima berarti efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram adalah sama.

2) Transformasi Data

Transformasi data dilakukan jika data yang ada tidak memenuhi ketentuan uji One Way Anova. Tujuan utama dari transformasi data adalah untuk mengubah skala pengukuran data asli menjadi bentuk lain sehingga dapat memenuhi asumsi – asumsi yang mendasari analisis ragam.Dalam ANOVA yang variansnya tidak sama, biasa digunakan transformasi logaritma atau square (akar). Setelah dilakukan transformasi data, maka diuji kembali apakah data yang ada memenuhi ketentuan dalam uji One Way Anova. Apabila tetap tidak memenuhi ketentuan, maka dilakukan uji Kruskal – Wallis.

3) Uji Kruskal-Wallis:

Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis k sampel independen bila datanya berbentuk ordinal, rasio atau interval tetapi tidak berdistribusi normal. (Sugiyono 2009: 347)

a) Hipotesis:

H0 : Tidak ada perbedaan efektivitas iklan di ketiga jejaring sosial

(55)

b) Rumus Uji Kruskal-Walls:

Dimana:

N = Banyak baris dalam tabel k = Banyak kolom

Rj = Jumlah rangking dalam kolom c) Langkah- langkah perhitungan:

(1) Menentukan Hipotesis H0 : Mean1 = Mean2 = Mean3

Ha : Minimal ada satu pasang mean yang tidak sama (2) Tingkat signifikansi α = 0,05

(3) Daerah kritis (4) Keputusan:

(56)

37

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Media Massa

Salah satu dari unsur tersebut yaitu medium (media) tempat di mana proses komunikasi berlangsung. Dengan demikian media massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Sedangkan informasi massa merupakan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing. Adapun peran gatekeeper adalah penyeleksi informasi, di mana dalam kegiatan komunikasi massa sejumlah peran dijalankan dalam organisasi media massa. Merekalah yang kemudian menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan dan tidak disiarkan. Bahkan kewenangannya mencakup untuk memperluas, membatasi, informasi yang akan disiarkan. Mereka adalah para wartawan, desk surat kabar, editor, dan sebagainya.

(57)

institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada; (3) keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela; (4) menggunakan standar profesional dan birokrasi; dan (5) media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.

Menurut Baran (2010:69) dalam Tamburaka (2013:14) bahwa teori masyarakat massa pertama kali muncul pada abad ke-19 ketika berbagai elit sosial tradisional berjuang memahami makna dari konsekuensi yang bersifat merusak dari modernisasi. Sebagian (yaitu para aristokrat tanah, penjaga toko di kota-kota kecil, guru sekolah pemuka agama, politisi kelas dua) kehilangan kekuasaan mereka atau sangat lelah dalam usaha mereka menghadapi masalah sosial. Bagi mereka media massa yaitu yellow journalism adalah simbol dari semua kesalahan yang terjadi dalam masyarakat modern. Teori masyarakat massa memiliki beberapa asumsi dasar mengenai individu, peran media, dan hakikat dari perubahan sosial, antara lain:

1. Media adalah kekuatan yang sangat kuat dalam masyarakat yang dapat menggerogoti nilai dan norma sosial sehingga dapat merusak tatanan sosial. Untuk menghadapi ancaman ini, media harus di bawah kontrol elit.

2. Media dapat secara langsung memengaruhi pemikiran kebanyakan orang, mentransformasi pandangan mereka tentang dunia sosial.

(58)

dapat menghancurkan kehidupan seseorang, tetapi juga menciptakan masalah sosial dalam skala luas.

4. Sebagian besar individu sangat rentan dengan media karena dalam masyarakat massa merupakan terputus dan terisolasi dari lembaga sosial tradisional yang sebelumnya melindungi mereka dari usaha manipulasi media.

5. Kerusakan sosial yang disebabkan media mungkin akan dapat diperbaiki dengan pendirian sebuah tatanan sosial yang totaliter.

6. Media massa tidak dapat mengelak dari kegiatan yang merendahkan bentuk budaya yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya penurunan secara umum dalam peradaban.

B. Pengertian Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial

(59)

atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.

Media sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja, namun bisa untuk banyak orang

2. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper 3. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media

lainnya

4. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

C. Produk Media Sosial

Banyak sekali produk media sosial yang ditawarkan saat ini dengan beragam fitur unik dan menarik. Namun dari sekian banyak produk media sosial yang saat ini, ada 3 sosial media yang paling banyak penggunannya yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Facebook.com

(60)

itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna dengan ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam daftar seperti "Rekan Kerja" atau "Teman Dekat".

Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes. Keanggotaan situs web ini awalnya terbatas untuk mahasiswa Harvard saja, kemudian diperluas ke perguruan lain di Boston, Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13 tahun. Meski begitu, menurut survei Consumer Reports bulan Mei 2011, ada 7,5 juta anak di bawah usia 13 tahun yang memiliki akun Facebook dan 5 juta lainnya di bawah 10 tahun, sehingga melanggar persyaratan layanan situs ini.

(61)

Today pada April 2010, sekitar 41,6% penduduk Amerika Serikat memiliki akun Facebook. Meski begitu, pertumbuhan pasar Facebook mulai turun di sejumlah wilayah dengan hilangnya 7 juta pengguna aktif di Amerika Serikat dan Kanada pada Mei 2011.

Nama layanan ini berasal dari nama buku yang diberikan kepada mahasiswa pada tahun akademik pertama oleh beberapa pihak administrasi universitas di Amerika Serikat dengan tujuan membantu mahasiswa mengenal satu sama lain. Facebook memungkinkan setiap orang berusia minimal 13 tahun menjadi pengguna terdaftar di situs ini.

2. Twitter.com

(62)

Twitter mengalami pertumbuhan yang pesat dan dengan cepat meraih popularitas di seluruh dunia. Hingga bulan Januari 2013, terdapat lebih dari 500 juta pengguna terdaftar di Twitter, 200 juta di antaranya adalah pengguna aktif. Lonjakan penggunaan Twitter umumnya berlangsung saat terjadinya peristiwa-peristiwa populer. Pada awal 2013, pengguna Twitter mengirimkan lebih dari 340 juta kicauan per hari, dan Twitter menangani lebih dari 1,6 miliar permintaan pencarian per hari. Hal ini menyebabkan posisi Twitter naik ke peringkat kedua sebagai situs jejaring sosial yang paling sering dikunjungi di dunia, dari yang sebelumnya menempati peringkat dua puluh dua.

Tingginya popularitas Twitter menyebabkan layanan ini telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam berbagai aspek, misalnya sebagai sarana protes, kampanye politik, sarana pembelajaran, dan sebagai media komunikasi darurat. Twitter juga dihadapkan pada berbagai masalah dan kontroversi seperti masalah keamanan dan privasi pengguna, gugatan hukum, dan penyensoran. Twitter dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter, Inc., yang berbasis di San Francisco, dengan kantor dan server tambahan terdapat di New York City, Boston, dan San Antonio.

3. Instagram

(63)

membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peranti bergerak.

Instagram dapat digunakan di iPhone, iPad atau iPod Touch versi apapun dengan sistem operasi iOS 3.1.2 atau yang terbaru, dan telepon genggam Android apapun dengan sistem operasi versi 2.2 (Froyo) ke atas. Aplikasi ini dapat diunggah melalui Apple App Store dan Google Play. Pada tanggal 9 April 2012, diumumkan bahwa Facebook setuju mengambil alih Instagram dengan nilai sekitar $1 miliar.

D. Pertumbuhan Media Sosial

(64)

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding.

E. Peran dan Fungsi Media Sosial dalam Dunia Bisnis

Media sosial merupakan alat promosi bisnis yang efektif karena dapat diakses oleh siapa saja, sehingga jaringan promosi bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah satu cara terbaik untuk menjangkau pelanggan dan klien. Media sosial sperti blog, Facebook, Twitter, dan Youtube memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan dan lebih cepat dari media konvensional seperti media cetak dan iklan TV, brosur dan selebaran.

Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media konvensional, antara lain :

(65)

Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media sosial sangat mudah digunakan, bahkan untuk orang tanpa dasar TI pun dapat mengaksesnya, yang dibutuhkan hanyalah komputer dan koneksi internet.

2. Membangun Hubungan

Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk berinteraksi dengan pelanggan dan membangun hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah feedback langsung, ide, pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan cepat. Tidak dengan media tradisional yang tidak dapat melakukan hal tersebut, media tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.

3. Jangkauan Global

Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan biaya sangat mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis. Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten Anda untuk setiap segmen pasar dan memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna.

4. Terukur

(66)

Tidak demikian dengan media konvensional yang membutuhkan waktu yang lama.Ketika kita mendefinisikan media sosial sebagai sistem komunikasi maka kita harus mendefinisikan fungsi-fungsi terkait dengan sistem komunikasi, yaitu:

1. Administrasi

Pengorganisasian profil karyawan perusahaan dalam jaringan sosial yang relevan dan relatif dimana posisi pasar Anda sekarang. Pembentukan pelatihan kebijakan media sosial, dan pendidikan untuk semua karyawan pada penggunaan media sosial. Pembentukan sebuah blog organisasi dan integrasi konten dalam masyarakat yang relevan. Riset pasar untuk menemukan dimana pasar Anda.

2. Mendengarkan dan Belajar

Pembuatan sistem pemantauan untuk mendengar apa yang pasar Anda inginkan, apa yang relevan dengan mereka.

3. Berpikir dan Perencanaan

Dengan melihat tahap 1 dan 2, bagaiman Anda akan tetap di depan pasar dan bagaimana Anda berkomunikasi ke pasar. Bagaimana teknologi sosial meningkatkan efisiensi operasional hubungan pasar. 4. Pengukuran

(67)

48

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Penjelasan Penelitian

(68)

B. Profil Responden

Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Responden merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang memenuhi syarat; Mahasiswa aktif sampai dengan semester gasal 2014/2015, memiliki akun jejaring social Facebook, Twitter dan Instagram dan pernah melihat iklan di jejaring social Facebook, Twitter dan Instagram. Gambaran tentang responden yang

menjadi sampel dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin dan usia.

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, hasil pengisian kuesioner oleh 100 responden ditunjukkan pada table berikut ini:

Tabel V.1

Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

No

Jenis

Kelamin Frekuensi Presentase

1 Laki - Laki 44 44%

2 Perempuan 56 56%

Sumber : Data primer diolah, 2015

(69)

2. Usia

Tabel V.2

Karakteristik Responden berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Presentase 1 < 20 Tahun 33 33% 2

20 -25

Tahun 67 67%

3 > 25 Tahun 0 0%

Sumber : Data diolah, 2015

Tabel V.2 memperlihatkan bahwa usia dominan responden adalah usia 20 – 25 tahun yaitu sebanyak 67 orang atau 67% .Usia kurang dari 20 tahun sebantak 33 atau 33% dan usia lebih dari 25 tahun sebanyak 0 atau tidak ada responden dengan usia lebih dari 25 tahun.

C. Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan alat ukur yang digunakan penelitian untuk mengukur, mendapatkan data yang hendaknya diukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode product moment, di mana cara untuk menguji validitas butir kuesioner tersebut yaitu: menentukan nilai rtabel untuk df = n–2 (n adalah jumlah sampel). Dalam pengujian ini sampel yang digunakan ada 100 responden, jadi df = 100 –2 pada α = 5% didapat angka 0,1966.

(70)

dikatakan tidak valid apabila rhitung ≤ rtabel. Hasil pengujian validitas variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel V.3 Hasil Uji Validitas

No Variabel / Indikator r Hitung r Tabel Ket

A. Emphaty

1. Tingkat baik tidaknya Iklan di Facebook 0,524** 0.1966 Valid

2. Tingkat baik tidaknya iklan di Twitter 0,502** 0.1966 Valid

3. Tingkat baik tidaknya iklan di Instagram 0,584** 0.1966 Valid

4. Tingkat kesukaan iklan pada jejaring sosial

Facebook

0,628** 0.1966 Valid

5. Tingkat kesukaan iklan pada jejaring sosial

Twitter

0,703** 0.1966 Valid

6. Tingkat kesukaan iklan pada jejaring sosial

Instagram

0,679** 0.1966 Valid

B. Persuasion

1. Tingkat ketertarikan dengan produk yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook

0,628** 0.1966 Valid

2. Tingkat ketertarikan dengan produk yang diiklankan pada jejaring sosial Twitter

0,572** 0.1966 Valid

3. Tingkat ketertarikan dengan produk yang diiklankan pada jejaring sosial Instagram

0,685** 0.1966 Valid

Gambar

Grafik EPIC Model Jejaring Sosial Facebook ..........................................  65
Gambar II.1
Tabel V.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel V.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai strategi pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara, serta untuk

mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya guna memba- ngun dunia ini sesuai dengan konsep yang di tetapkan oleh Allah atau dengan kata lain menjadikan

diawali dengan proses sosialisasi yaitu proses penyebaran tacit knowledge yang dimiliki seorang individu sehingga dapat dipahami oleh orang lain (Tacit ke Tacit) , Externalisasi

Ummu Siti Sholikhah. Skripsi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk

“Adapun pangkat-pangkat itu berteladan dari Martabat Tujuh.. tama yang disebut Martabat Tujuh itu martabat ahadiah. Yang disebut ahadiah itu zat Allah semata-mata, tidak

Kajian prinsip keterkaitan dilakukan dengan analisis substansi (content analysis) terhadap rumusan isu strategis yang termuat dalam visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan

Penelitian kajian isi lambung ikan tapah (Wallago leeri) di Way Kiri Tulang Bawang Barat bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan tapah di perairan Way

Juga menurut Koentjaraningrat (1985) dalam Yudohusodo, perumahan dan pemukiman (rumah dan lingkungannya) sebagai ujud fisik kebudayaan (physical culture) merupakan hasil