• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Self Esteem pada Anak Usia 9-11 Tahun yang Mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian "X" di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Self Esteem pada Anak Usia 9-11 Tahun yang Mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian "X" di Kota Bandung."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

!

"

#$%

"&

'

(

)

&

&

"

#$%

&

'

(

&

& *

+

&

(

&

&

,

- +

+

./(

&

&

&

(

'

&

0

+

&

.12

&

312

&

(

"

&

0

"

#$%+

&

&

4

#$%

&

&

5

6& +

&

&

&

(

)

& +

&

&

&

&

+

"

#$%(

+

&

&

(

(2)

!

"

! !

# $

%

&

'

(

) %

#

* ++

%

',- (

!

&

-(

!

.

+

(

!

!

(

"

! !

# $

%

&

/

(

0

%

#

! !

1

(

2

3 %

4

5

6

! !

%

(!

0

(3)

7

(

3

%

(

8 8

%

2

9

6

! !

%

5

2

!

)!

:

(!

"

! !

# $

%

;

6

(

&

( $

8

)

"

! !

# $

%

<

! !

*

)

#

"

! !

# $

%

6

6

6

6

6

=

+> 6

?

@ < !

#

0!! <

8

2

)!

++ %

? $

!

+/ % 3

"

0

! )!

!

!$

!

)!

6

!$

!

!

<

(4)

$

+4

A**

@

?

%

( $

6

! !

=

!

!

)

(5)

$

( "

6 6

&

( "

6 6

$

( "

& ?

$

( "

&

B

& & 6

( 3#?#

+ + ?

&

%

+

+ / 6

)

%

+1

+ 1 %

+1

+ 4

+4

+ 7

+4

+ 9

/1

& & 66 6 = #

C

6

/ +

/7

/ + +

/7

/ + /

!

/;

/ + 1 "

! "

!

%

1+

(6)

$

/ + 7

(

14

/ / %

14

/ / + &

%

14

/ / /

%

17

/ / 1

%

19

/ 1

',-

1:

/ 1 +

',-

1:

/ 1 /

(

1;

/ 1 1

!

!

4/

/ 1 4

!

4/

& & 666 %

C(C?C 6

?6 6

1 +

<

41

1 / @

( )

C

!

41

1 1

!

44

1 4

#

47

1 7 @

#

4;

1 9

7+

& & 6@ 3 6?

?6 6

(

%& 3

4 +

!

71

(7)

$

4 1

7;

& & @

6% #?

(

7 +

94

7 /

94

( "

#

( "

#=#

(8)

$

( "

& ?

1 +

4+

1 / 6

!

)

6

)

4/

1 1

! !

41

1 4

@

47

4 + + (

!

&

#

4;

4 + / (

&

=

4;

4 + 1 (

&

#

(

4*

4 + 4 (

!

4*

4 + 7 (

6

!

4*

4 / +

7>

4 / /

!

!

)

7>

4 / 1

!

!

7>

4 / 4

!

"

7+

4 / 7

5

6&

7+

4 / 9

!

&

?

(9)

B

( "

&

&

/>

(10)
(11)

TABEL 6.4.1. Stabilitas Emosi Anak

Stabilitas Emosi Anak Frekuensi Persentase

Stabil 14 70%

Kurang Stabil 6 30%

Total 20 100%

TABEL 6.4.2. Tabulasi Silang Relasi Dengan Orang Tua dengan Area Relasi dengan Orang

Tua Tinggi Rendah Total

Sangat Dekat 6 30% 3 15% 9 45%

Dekat 3 15% 3 15% 6 30%

Cukup Dekat 2 10% 3 15% 5 25%

Total 11 55% 9 45% 20 100%

TABEL 6.5.1. Perhitungan norma kelompok TS

N = n

N = Norma Kelompok

TS = Total Skor / Total Skor per Area n = Jumlah responden

TABEL 6.5.2. Norma Kelompok

(12)

TABEL 6.5.3. Tabel Kategori Total Skor dan Skor per Area

No Total STor Area Kognitif Area Sosial Area FisiT Area GSW

1 Rendae Rendae Tinggi Tinggi Rendae

2 Rendae Rendae Rendae Rendae Rendae

3 Rendae Tinggi Rendae Rendae Tinggi

4 Rendae Tinggi Rendae Rendae Rendae

5 Rendae Tinggi Rendae Rendae Tinggi

6 Tinggi Tinggi Tinggi Rendae Tinggi

7 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendae

8 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

9 Rendae Rendae Rendae Tinggi Tinggi

10 Rendae Tinggi Tinggi Rendae Rendae

11 Tinggi Rendae Tinggi Tinggi Tinggi

12 Rendae Rendae Rendae Rendae Rendae

13 Rendae Rendae Rendae Rendae Rendae

14 Rendae Rendae Rendae Rendae Rendae

15 Rendae Tinggi Rendae Rendae Tinggi

16 Rendae Tinggi Tinggi Rendae Rendae

17 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

18 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

19 Rendae Rendae Rendae Tinggi Tinggi

20 Rendae Rendae Rendae Rendae Tinggi

TABEL 6.5.4. Persentase Kategori Total Skor dan Skor per Area

Total STor Area Kognitif Area Sosial Area FisiT Area GSW

Tinggi (%) 30 55 45 40 55

Rendae (%) 70 45 55 60 45

TABEL 6.5.5. Persentase jumlah area yang memiliki kategori tinggi

(13)

TABEL 6.5.6. Rata Rata Skor Responden Berdasarkan Lamanya Mengikuti Kegiatan

Lama

5)11 bulan 12)23 bulan 24 ≤

Rata2 STor 86,6 90,2 97

TABEL 6.6.1. Data mentah persentase perasaan responden

NO Total STor Area Kognitif Area Sosial Area FisiT Area GSW Usia Lama JK 1 88 R B : 61,2 R K : 75 T B : 71,4 T B : 66,7 R B : 85,7 11 24 L 2 83 R B : 51,6 R K : 50 R B : 57,1 R B : 44,4 R B : 71,4 9 24 L 3 87 R B : 58,1 T SB : 50 R B : 71,4 R B : 44,4 T B : 71,4 10 24 L 4 83 R SB : 32,2 T SB : 37,5 R SB : 42,8 R SK : 44,4 R K : 71,4 11 6 L 5 85 R SB : 54,8 T SB : 50 R SB : 71,4 R K : 66,6 T SB : 71,4 10 18 L 6 104 T B : 58,1 T B : 50 T B : 57,2 R K : 55,5 T B : 85,7 11 24 L 7 99 T SB : 48,3 T K : 50 T SB : 57,2 T SB : 66,6 R B : 42,8 9 24 L 8 T SB : 64,5 T SB : 62,5 T SB : 71,4 T SB : 66,6 T SB : 57,2 10 36 P 9 86 R B : 74,1 R B : 75 R B : 85,7 T B : 55,5 T B : 85,7 10 12 L 10 90 R B : 64,5 T B : 75 T SB : 57,2 R B : 55,5 R B : 85,7 10 5 L 11 96 T SB : 41,9 R SB : 37,5 T SB : 71,4 T SB : 33,3 T B : 57,2 11 5 L 12 R SB : 41,9 R B : 37,5 R SB : 42,8 R K : 44,4 R SB : 57,2 10 6 L 13 84 R K : 51,6 R K : 50 R SB : 71,4 R K : 88,8 R SB : 57,2 9 8 P 14 86 R B : 70,9 R B : 87,5 R B : 57,2 R B : 55,5 R B : 85,7 9 12 L 15 88 R B : 51,6 T SB : 62,5 R B : 71, 4 R B : 55,5 T B : 42,7 9 6 L 16 89 R B : 67,7 T B : 75 T B : 57,2 R B : 55,5 R B : 85,7 9 24 L 17 103 T SB : 51,6 T SB : 37,5 T SB : 85,7 T K : 33,3 T SB : 57,2 9 12 L 18 108 T B : 64,5 T B : 62,5 T B : 57,2 T B : 55,5 T B : 85,7 9 24 L 19 91 R B : 80,6 R B : 75 R B : 85,7 T B : 66,6 T B : 100 9 12 L 20 85 R B : 48,3 R B : 50 R SB : 42,7 R K : 44,4 T B : 71,4 9 6 L

!

TABEL 6.7.1. Tabulasi Silang Responden BerdasarTan Usia AnaT Self Esteem Total STor Area Kognitif Area Sosial Area FisiT Area GSW

(14)

TABEL 6.7.2. Tabulasi Silang Responden BerdasarTan Lamanya Responden MengiTuti Kegiatan Di Sanggar “X”

Self Esteem Total STor Area Kognitif Area Sosial Area FisiT Area GSW LAMA I II III I II III I II III I II III I II III Tinggi (%) 5 5 20 15 10 30 10 5 30 5 15 20 15 20 20 Rendae (%) 30 20 20 20 15 10 25 20 10 30 10 20 20 5 20 Keterangan :

I = Lama mengikuti kegiatan 5 bulan – 11 bulan II = Lama mengikuti kegiatan 12 bulan – 23 bulan III = Lama mengikuti kegiatan ≥ 24 bulan

TABEL 6.7.3. Tabulasi Silang STor Dengan Perasaan Responden

Total STor Area Kognitif Area Sosial Area FisiT Area GSW

% % % % %

STor tinggi ) SB/B 30 50 45 35 55

STor rendae ) SK/K 5 15 0 30 5

STor rendae ) SB/B 65 30 55 30 40

Skor tinggi SK/K 0 5 0 5 0

Keterangan :

(15)

" # $% & '

Nomor Item

Validitas

Keterangan

1

Item dikoreksi

2

Item dipakai

3

Item dipakai

4

Item dikoreksi

5

Item dikoreksi

6

Item dipakai

7

Item dibuang

8

Item dipakai

9

Item dikoreksi

10

Item dibuang

11

Item dikoreksi

12

Item dibuang

13

Item dikoreksi

14

Item dipakai

15

Item dipakai

16

Item dipakai

17

Item dipakai

18

Item dikoreksi

19

Item dipakai

20

Item dikoreksi

21

Item dipakai

22

Item dikoreksi

23

Item dipakai

24

Item dikoreksi

25

Item dipakai

26

Item dibuang

27

Item dikoreksi

28

Item dibuang

29

Item dikoreksi

30

Item dibuang

31

Item dikoreksi

32

Item dipakai

33

Item dikoreksi

34

Item dipakai

35

Item dipakai

36

Item dikoreksi

37

Item dibuang

38

Item dipakai

(16)
(17)
(18)

! " # $ ! " % & " ' ( ) " * +"+ , + )& ) )& - ) " , .)

' )+, / ,& # 0 " 1 )$ 2 2 3 ) " ) $ ,

' )+, 4 0 ) 4 0 ) 1 )$ " ( . 3 ) " ) $ ,

' ) " 5& & % & $ 1 )$ %, &0 " 3 ) " ) $ 6 ,

' )+, 4 0 ) / , 1 ," " " ) 3 ) " ) $ ,

' ) " 4 0 ) # 0 " 1 7 )$ ), ) 2 ) 3 ) " ) 6 $

' )+, 4 0 ) 4 0 ) 1 )$ 3+ ) 2 ) 3 ) " ) $ ,

' ) " 4 0 ) 4 0 ) 1 )$ ), ) ) 3 ) " ) $ ,

)+, 4 0 ) % & $ 1 )$ ), ) 2 ) 3 ) " ) $ ,

' ) " 4 0 ) 4 0 ) 1 )$ ), ) 2 ) 3 ) " ) $ 6 ,

' )+, # 0 " % & $ 1 ," )+"+) 2 ) 3 ) " ) $ 6 ,

' )+, # 0 " % & $ 1 ," ), ) 2 3 ) ) " ) $ 6 ,

' )+, 4 0 ) % & $ 1 ," 3 ) ) 8 2 3 ) " ) $ ,

)+, # 0 " 4 0 ) 1 ," ) ( . 3 ) " ) 6 $

' )+, 4 0 ) % & $ 1 )$ ), ) 2 ( . 3 ) ) " ) $ 6 ,

' ) " # 0 " # 0 " 1 ," %, &0 " ( . 3 ) " ) $ ,

' )+, 4 0 ) # 0 " 1 )$ )+"+) 3 ) " ) $ ,

' )+, 4 0 ) 4 0 ) 1 )$ ,+) 2 ) 3 ) " ) $ ,

' )+, 4 0 ) 4 0 ) 1 )$ 2 ) 3 ) " ) 6 $

' )+, 4 0 ) % & $ 1 )$ ) 2 ( . 3 ) ) " ) $ 6 ,

(19)

!

"

#

$

%

!

!

&

#

'

&

(

( #

)

#

'

(

'

'

( #

)

'

*

!

+

+

$

%

!

!

(

,

#-'

*

'

, .

(20)

-!

'

$

%

!

#

&

& )

!

& )

#

#

!

'

'

&

(

!

* )

)

'

*

* )

(21)

&

*

0

1

+

#

'

!

'

*

*

*

(22)

%333333

4#

4

4

%

% 5

6

7

&

%

%

*

%

*

4

%

(23)

8

!

!

9.:

33333333333

"

$

&

33333333333333333333333333

;

333333333333333333333

<

3

%

5

,

-!

,

-&

,

-=

+

%

$

&

!

#

* )

' '

&'

* /

333333333333333333333333333333333333

333333333333333333333333333333333333

>

4

3

%

!

!

&

?

(

%

!

&

/ #

'

/

(24)

@

!

%

!

&

5

(25)

!

A+

!4

A

4 40

+

*

('

&

'

&

* )

8

!

&

!

&

&

&

#

!

%

!

!

#

&

& )

!

& )

"

!

&

!

&

(26)

!

%

!

#

&

& )

!

& )

;

!

* )

!

* )

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

<

!

*

!

*

#

(27)

!

%

!

#

&

& )

!

& )

= !

*

!

*

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

>

+

+

(28)

!

%

!

#

&

& )

!

& )

?

!

*

&

!

&

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

@

!

*

*

!

*

*

*

*

*

#

(29)

!

%

!

#

&

& )

!

& )

!

A+

!4 !A!4 5

+

*

'

&

'

'

*

8

!

!

*

#

!

!

%

!

#

&

& )

(30)

"

!

*

!

*

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

;

2

#

!

!

%

!

#

&

& )

(31)

<

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

= !

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

(32)

> !

*

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

?

!

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

(33)

!

A+

!4 04!4

+

*

8

!

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

"

!

*

!

*

#

(34)

!

%

!

#

&

& )

!

& )

;

!

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

< !

*

!

*

*

(35)

!

%

!

#

&

& )

!

& )

= !

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

>

!

!

#

(36)

!

%

!

#

&

& )

!

& )

? !

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

@

!

!

*

(37)

!

%

!

#

&

& )

!

& )

B

!

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

(38)

!

45 4

4 4 ! $

+ +

+

*

8

!

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

"

!

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

(39)

;

!

*

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

< !

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

(40)

=

!

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

!

& )

>

!

!

#

!

!

%

!

#

&

& )

(41)

?

!

(

!

(

#

!

!

%

!

#

&

& )

(42)

1 BAB I PENDAHILIAN

Mengenai Studi Deskriptif Pada Anak Isia 9 11 Tahun Yang Mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” Di Kota Bandung

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak anak. Sejak lahir, anak berada dalam pengasuhan orang tua. Orang tua memberikan perhatian dan kasih sayang serta memenuhi kebutuhan anak, sehingga anak dapat berkembang dengan optimal baik secara fisik maupun mental. Selain itu orang tua juga melatihkan keterampilan dasar, misalnya mengurus diri sendiri, sikap moral (misalnya sopan santun dan hormat kepada orang yang lebih tua). Dengan demikian diharapkan anak dapat lebih siap untuk memasuki lingkungan di luar keluarga.

Ketika memasuki usia sekolah, maka anak memasuki dunia yang lebih luas. Kini dunia sosialnya tidak hanya terdiri atas ayah, ibu, adik, kakak dan anggota keluarga lainnya, tetapi teman teman sebaya dan orang dewasa lain. Ini berarti anak berkesempatan belajar menjalin hubungan dengan orang lain di luar orang tuanya, selain itu anak akan memperoleh kesempatan untuk belajar dan menambah wawasan pengetahuan serta berbagai keterampilan.

(43)

2

dengan baik pada satu bidang dan memberikan kepuasan bagi diri anak,

namun ada juga tugas yang dirasakan kurang atau bahkan tidak memuaskan,

baik oleh anak maupun oleh lingkungannya. Penilaian anak mengenai

kemampuan ini akan terbentuk dan tersimpan dalam ingatan, sehingga

berdasarkan pengalaman masa lalunya, anak mencoba mengenali diri dan

kemampuannya sendiri, serta mengetahui perbedaannya dengan anak anak

lain. Anak akan mulai memperhatikan prestasi yang dicapainya dan

membandingkan dengan temannya, ataupun menilai seberapa populer dirinya

di antara teman temannya. Pemahaman akan diri dan kemampuan anak, baik

kelebihan maupun kekurangannya, akan membentuk , yaitu

penilaian mengenai diri, seberapa positif atau negatif anak dalam memandang

dirinya dan bagaimana perasaan anak terhadap hasil penilaian tersebut.

akan mulai terbentuk pada masa kanak kanak dan merupakan

salah satu komponen penting yang berkaitan dengan kesehatan mental anak.

pada seorang anak akan menjadi dasar untuk membangun

hubungan sosial secara positif, dasar dari proses belajar, dan tanggung jawab

pribadi.

Anak yang memiliki tinggi akan menganggap masalah yang

dihadapi sebagai tantangan dan berusaha untuk menyelesaikannya. Namun

bila gagal dalam menyelesaikan tantangan tersebut, anak akan mengoreksi

kesalahannya tanpa menimbulkan perasaan gagal dan tidak berdaya ataupun

tidak mampu secara berkelanjutan. Anak akan menganggap kegagalannya

(44)

3

untuk berusaha lebih keras. Dengan kemauan untuk berusaha lebih giat, anak

akan belajar untuk mengatasi masalah masalahnya dan mencapai keberhasilan.

Keberhasilan yang diperoleh akan memberikan kepuasan dan kebahagiaan

bagi anak yang selanjutnya akan memperkokoh nya. Sebaliknya,

anak yang memiiliki yang rendah akan menganggap kegagalan

sebagai kesalahan dan ketidakmampuannya sehingga anak akan menghindari

tantangan. Kegagalan demi kegagalan yang dihadapi oleh anak akan berkaitan

dengan kecemasan. yang rendah pada anak juga berkaitan dengan

baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam relasi sosial.

Pada saat anak mengalami masalah dan tidak mampu menyelesaikan

masalahnya, maka anak akan menghindar atau mencoba melupakan masalah

yang dihadapi dengan cara melakukan kegiatan yang dapat merugikan dirinya

sendiri, misalnya membolos sekolah, sering berkelahi dengan teman, bahkan

tidak jarang ada anak yang melakukan bunuh diri akibat merasa tidak berharga.

yang rendah juga dapat membatasi kemampuan untuk berprestasi

secara akademis, juga dalam membina relasi sosial.

pada seorang anak akan menentukan tingkat kemampuan

dalam mengolah sumber daya atau potensi yang telah dibawanya sejak lahir.

Dengan demikian merupakan salah satu aspek penting dalam

kepribadian anak yang akan menentukan keberhasilan dan kebahagiaan anak

dalam kehidupan selanjutnya.

Apabila anak memiliki yang tinggi, maka anak akan berusaha

(45)

4

Seperti yang dialami oleh Mugen Lensrich (10 tahun), yang meraih gelar

serta memperoleh medali perak di bidang matematika pada

Olimpiade Sains dan Matematika atau IMSO, pada tanggal 29 November 2004.

Mugen sangat menyukai tantangan sehingga ia mencoba bidang matematika.

Mugen merasa puas bila mampu menyelesaikan soal soal, sebaliknya merasa

penasaran apabila ia gagal, sehingga ia akan berusaha terus dalam

memecahkan soal soal yang dihadapinya (http:

//Indonesia. ). Perasaan puas bila mampu

mengatasi tantangan yang dihadapi dan sebaliknya berusaha terus untuk

memecahkan tantangan yang dihadapi tanpa merasa gagal, merupakan ciri dari

anak yang memiliki yang tinggi. Dengan keinginan untuk terus

belajar dan berusaha, maka anak akan mampu untuk mencapai keberhasilan,

sesuai dengan minatnya, seperti yang dialami oleh Mugen.

akan tumbuh ketika anak merasa percaya pada dirinya dan

mampu untuk berhasil menghadapi suatu tantangan karena mengetahui dirinya

menguasai keterampilan yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan

tantangan tersebut. Dengan perkataan lain, agar dapat meningkatkan perasaan

positif mengenai diri dan kemampuannya, anak perlu menguasai dengan baik

salah satu keterampilan yang akan membantunya dalam menjalani

kehidupannya, baik keterampilan dasar akademik maupun keterampilan sosial

pada umumnya. Ada banyak cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh

(46)

5

mengasah potensi, misalnya, kursus bahasa, kursus , kursus menyanyi, menari, olah raga, ataupun sanggar Pengembangan kepribadian.

Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” didirikan pada tahun 2002 oleh Drs.Victor Tatuah. Gagasan mendirikan Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” diawali dengan munculnya kebutuhan untuk membangun pribadi anak secara utuh dan konstruktif sehingga mampu menghadapi berbagai masalah dan pengaruh (baik pengaruh positif, maupun pengaruh negatif) yang datang dari lingkungan. Adapun yang menjadi sasaran dari Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” adalah anak berusia 5 sampai 15 tahun, yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan usia, yaitu : untuk anak berusia 5 – 8 tahun, untuk anak berusia 9 – 11 tahun dan untuk anak berusia 12 – 15 tahun.

Tujuan diadakannya Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” ialah mengoptimalkan terbentuknya pribadi anak, sehingga secara fundamental anak mampu menjalani dan berani menghadapi kehidupannya dengan penuh kesadaran, antusiasme, kemandirian, dan tanggung jawab. Menurut Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”, pribadi yang utuh dan konstruktif, tercakup ke dalam lima aspek, yaitu aspek karakter (moral dan moril), aspek perilaku ( ! , dan " ), aspek fisik (meliputi kesehatan dan

kekuatan), aspek kecerdasan ( ! ! , dan

(47)

6

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” mengembangkan kurikulum yang terdiri atas tiga program,

yaitu : dan # , yang diadakan dua bulan sekali, dan $ yang diadakan tiga atau empat bulan sekali. Dari program program tersebut dikembangkan menjadi tema. Setiap bulan tema yang diadakan berbeda, misalnya pada bulan Maret 2005 temanya adalah

% & “ dan tema pada bulan April 2005 adalah “'

( ” atau bulan kesatria. Program program tersebut berlaku untuk kelompok , , maupun .

Anak yang mengikuti kegiatan di Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”, diharapkan dapat memenuhi ) yang telah ditetapkan, yang terdapat pada kelompoknya. Misalnya untuk kelompok , terdapat tiga , yaitu * , , dan ) . Apabila anak telah memenuhi karakteristik yang ditetapkan untuk * , anak akan dilantik, yang kemudian selanjutnya akan memasuki , dan selanjutnya memasuki ) . Bila anak dianggap telah memenuhi tujuan yang dimaksudkan anak akan dilantik lagi, kemudian selanjutnya anak akan dituntun untuk melakukan pengayaan atas minat dan keterampilannya. Waktu yang diperlukan untuk dapat memenuhi karakteristik yang telah ditentukan berbeda beda pada setiap anak, sehingga tidak ditetapkan waktu yang pasti.

(48)

7

mengoptimalkan pengembangan kepribadian anak. Selain itu dalam

pertemuan tersebut, akan dibahas pula mengenai tujuan orang tua

memasukkan anak mereka ke dalam Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”,

apakah terdapat perubahan pada anak sesuai dengan yang diharapkan oleh

orang tua. Adapun tujuan orang tua yang memasukkan anaknya untuk

mengikuti kegiatan Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” adalah beragam.

Misalnya, ada orang tua yang menginginkan agar anaknya mau berteman dan

tidak hanya bermain di rumah tanpa mau melakukan kegiatan sosialisasi

bersama teman sebaya. Ada orang tua yang menginginkan agar anaknya yang

pemalu menjadi lebih berani, percaya diri dan aktif. Selain itu ada juga orang

tua yang menginginkan agar anaknya menjadi mandiri.

Dalam Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”, anak akan menemukan

lingkungan yang telah diatur sedemikian rupa, sehingga melalui bermain anak

dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki. Selain itu melalui

bermain, anak dapat melatih kemampuan berpikir, keterampilan, relasi dengan

teman dan pembina, bahkan anak juga dapat melatih fisiknya, agar dapat

berkembang dengan optimal sesuai dengan tugas tugas perkembangannya.

Permainan permainan tersebut dilakukan di luar ruangan, ataupun di dalam

ruangan sesuai dengan program yang diadakan. Dalam permainan di luar

ruangan, salah satu permainan dari program, anak akan melatih

keterampilan berpikirnya dengan mengingat cerita maupun petunjuk yang

telah dibacakan atau diberikan, selain itu untuk dapat mencapai kemenangan

(49)

8

mendengarkan pendapat dari teman teman kelompoknya ataupun dalam melakukan kegiatan fisik, misalnya berlari, merangkak, memanjat tali.

Permainan dalam ruangan, misalnya anak bermain seni peran, untuk melatih

rasa percaya diri anak. Dalam program $ yang diadakan 3 atau 4 bulan

sekali, anak diajak berkemah di suatu daerah yang telah ditentukan bersama sama dengan teman dan kakak kakak Pembina. Pada saat berkemah tersebut, anak juga akan melakukan permainan permainan yang telah ditentukan. Kegiatan dalam program tersebut juga akan melatih berbagai keterampilan anak, baik keterampilan dalam mendirikan tenda, keterampilan berpikir, keterampilan fisik, dan sosialisasi anak.

(50)

9

karena mereka memperoleh berbagai keterampilan yang tidak diajarkan di

sekolah, misalnya keterampilan dalam berkemah, yaitu mendirikan tenda,

mengikat tali dan bertahan hidup di alam terbuka. Selain itu anak juga dapat

melatih keterampilan fisik dari permainan permainan yang dilakukan. Anak

juga dapat melatih kemampuan kognitifnya melalui permainan yang

memerlukan kemampuan membaca, mengingat, dan . Dalam

melakukan berbagai kegiatan dan permainan, anak akan dibagi dalam

kelompok kelompok kecil, sehingga anak perlu melakukan kerja sama dengan

anak lain dalam kelompoknya. Kerja sama yang timbul dalam kelompok dan

keakraban yang terjalin antara anak dengan teman dan kakak pembinanya,

akan membantu anak dalam melatih keterampilan sosialnya. Anak anak yang

mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” merasa memiliki model

“pahlawan” yang mereka kagumi dan dijadikan contoh, yaitu kakak kakak

pembina mereka.

Dari hasil wawancara terhadap W (11 tahun) yang telah mengikuti

kegiatan di sanggar tersebut selama 5 bulan, terungkap bahwa ia kurang suka

mengikuti pelajaran di sekolah, terutama pelajaran matematika. Prestasinya di

sekolah pun biasa biasa saja. W jarang menjawab pertanyaan yang diajukan

guru dan merasa bahwa kemampuannya dalam pelajaran di sekolah biasa saja

dan merasa perlu untuk meningkatkan kemampuannya dalam pelajaran. Hal

ini menunjukkan W memiliki yang rendah dalam kompetensi

kognitif. W lebih suka pelajaran olah raga, yaitu basket dan karate. W juga

(51)

10

kemenangan setelah satu kali kalah pada pertandingan pertamanya. Menurut

W, ia memiliki kemampuan olah raga yang bagus dan merasa bangga dengan

kemampuannya, yang menunjukkan bahwa W memiliki yang

tinggi pada kompetensi fisik. Dalam kompetensi sosial, W memiliki

yang tinggi, yang ditandai dengan W cukup mampu untuk bekerja

sama dengan teman temannya, dan W mengatakan bahwa ia lebih suka

melakukan kegiatan bersama dengan teman temannya dari pada melakukan

kegiatan sendiri. Menurut W terkadang temannya kurang suka bermain

bersamanya, terutama bila ia sedang merasa kesal. Menurut W teman teman

dan relasinya dengan orang lain biasa saja, namun ia merasa cukup puas

dengan hal tersebut. Menurut penilaian diri W secara umum, W merasa

dirinya bukanlah anak yang nakal dan juga bukan anak yang baik, namun ia

merasa agak kurang puas pada dirinya. Hal ini menunjukkan

mengenai penilaian diri secara umum pada W tergolong rendah. Menurut W,

sejak mengikuti kegiatan Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”, ia

menjadi lebih rapi dalam menyimpan barang barangnya dan terjadi

peningkatan dalam pelajarannya, sehingga menambah rasa percaya diri W.

Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan W memiliki yang

tinggi dalam kompetensi fisik dan sosial, sehingga W percaya bahwa dirinya

mampu dalam mengikuti pertandingan olah raga maupun dalam permainan di

luar ruangan, meskipun dalam bidang akademik W kurang.

Lain halnya dengan A (10 tahun) yang telah mengikuti kegiatan Sanggar

(52)

11

wawancara terhadap A, dirinya menyukai sebagian besar pelajaran di sekolah

dan sering menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Meskipun

prestasinya di sekolah biasa saja, A merasa kemampuannya dalam pelajaran

bagus. Hal ini menunjukkan A memiliki yang tinggi dalam

kompetensi kognitif. A juga menyukai kegiatan olah raga, terutama sepak bola

dan A sering dipilih oleh teman temannya untuk bermain bersama. A juga

sering bertanding sepak bola dengan sekolah lain, yang hasilnya terkadang tim

A menang, kadang kalah. Menurut A kemampuannya dalam berolah raga

termasuk bagus dan A merasa senang dengan kemampuannya. Hal ini

menunjukkan bahwa A memiliki yang tinggi pada kompetensi

fisik. A memiliki teman yang banyak dan merasa senang berteman dengan

banyak orang, yang menurutnya lebih ramai bila banyak teman dalam

melakukan berbagai kegiatan. Menurut A, teman temannya juga senang

bermain dengannya, yang ditandai ia selalu diajak bermain oleh teman

temannya. Hal ini menunjukkan A memiliki yang tinggi dalam

kompetensi sosial. A merasa senang dengan keadaan dan kemampuannya

sekarang, yang menunjukkan A memiliki mengenai penilaian diri

secara umum yang tinggi. Menurut A sejak mengikuti kegiatan di sanggar

tersebut, ia menjadi lebih berani dan percaya diri. A memiliki yang

tinggi dalam kompetensi kognitif, fisik, sosial, meskipun prestasi dalam

bidang akademik A biasa saja. yang tinggi yang dimiliki

mendorong A dalam setiap kegiatannya, sehingga A senantiasa merasa

(53)

12

dalam setiap perilaku A yang percaya diri dan mampu membimbing teman

teman dalam kelompoknya, dimana A merupakan seorang ketua dalam

kelompoknya.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap Pembina utama Sanggar

Pengembangan Kepribadian “X”, menurut Pembina utama tersebut anak anak

yang mengikuti kegiatan di sanggar tersebut akan mengalami perubahan

dalam pengembangan kepribadian mereka. Perubahan tersebut dapat terlihat

dari pencapaian target pengembangan kepribadian anak yang telah ditetapkan

oleh sanggar. Perkembangan kepribadian setiap anak berbeda beda dan tidak

tergantung dari lamanya anak mengikuti kegiatan di Sanggar Pengembangan

Kepribadian “X”.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa anak usia 9 11 tahun mulai dapat

membedakan kemampuan kemampuan mereka, baik yang menjadi kelebihan

maupun kekurangan pada diri mereka. Anak juga menunjukkan reaksi

terhadap pujian ataupun kritikan dari orang tua atau kakak pembina mengenai

kemampuan dan tampilan fisiknya. Anak merasa senang dan bangga dengan

pujian yang diterimanya dan akan berusaha untuk tetap menjawab pertanyaan

pertanyaan yang diajukan oleh kakak pembinanya.

ini selanjutnya akan menjadi salah satu dasar pembentukan

karakteristik kepribadian yang akan terbawa sampai anak dewasa nanti. Anak

dapat menjadi seseorang yang mempercayai diri dan kemampuannya dan oleh

karenanya akan terus berjuang melewati tantangan hidupnya, atau anak juga

(54)

13

sering menemui kegagalan dalam menjalani hidupnya. yang

terbentuk pada masa kanak kanak akan berkaitan dengan kepuasan dan

kebahagiaan dalam kehidupan anak di masa mendatang. Sehubungan dengan

itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana pada anak

usia 9 11 tahun yang mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”di

kota Bandung.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi

masalah dalam penelitian adalah : seperti apakah anak usia 9 11

tahun yang mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” di kota

Bandung.

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran mengenai

pada anak usia 9 11 tahun yang mengikuti Sanggar Pengembangan

Kepribadian “X” di kota Bandung.

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pemahaman yang

komprehensif tentang derajat pada anak usia 9 11 tahun yang

(55)

14

• Sebagai sumbangan yang diharapkan dapat memperkaya pemahaman

dan penelitian kajian bidang Psikologi Perkembangan dan Psikologi

Pendidikan, terutama mengenai pada anak usia 9 11 tahun

yang mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”.

• Sebagai informasi bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan

penelitian lanjutan mengenai pada anak.

• Sebagai informasi bagi orang tua, agar dapat memperhatikan

perkembangan anak.

• Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi para Pembina Sanggar

Pengembangan Kepribadian “X”, agar dapat mengembangkan program

kegiatan dan permainan yang dapat menunjang perkembangan

yang sehat pada anak.

• Sebagai informasi bagi anak agar dapat lebih mengenali diri mereka

dan dapat mengembangkan potensi potensi yang mereka miliki.

! "

Menurut Erikson, masa pertengahan kanak kanak merupakan masa anak

memasuki tahap krisis " versus ". Pada masa ini, anak akan

(56)

15

menguasai dengan baik berbagai kemampuan tersebut dan dapat menunjukkan

bahwa dirinya mampu dan berharga untuk dicintai dan dikagumi, maka anak

akan memenuhi "(# $ % & & ', 1993). Sebaliknya bila

anak tidak menguasai berbagai kemampuan dan keterampilan serta tidak dapat

menunjukkan bahwa mereka mampu, tidak berharga untuk dicintai dan

dikagumi, maka anak akan merasa ".

Berbagai tugas dan tantangan akan ditemui oleh anak dan diharapkan

dapat dikuasai ataupun diselesaikan dengan baik oleh anak. Pada saat anak

dapat menguasai dengan baik berbagai keterampilan dan menyelesaikan tugas

yang mereka hadapi, maka anak akan memperoleh pujian dan pengakuan dari

lingkungan sekitarnya. Keberhasilan dan pujian yang anak peroleh akan

menimbulkan perasaan positif mengenai diri dan kemampuan anak, dan

karenanya anak akan terdorong untuk menunjukkan pola perilaku bekerja

keras, tidak mudah menyerah dalam tugas yang sulit, dan mau bekerja

sebelum menikmati hasilnya, yang merupakan ciri dari ". Sebaliknya

ketika anak ditertawakan atau dihukum karena ketidakmampuannya, atau

ketika anak merasa tidak mampu untuk mencapai prestasi yang diharapkan

oleh lingkungannya, maka anak akan mengembangkan perasaan "

mengenai kemampuan mereka ( % ( ) , 2002).

Perasaan positif ataupun perasaan negatif yang dimiliki oleh anak

mengenai diri dan kemampuannya merupakan anak yang

bersangkutan. Menurut (2003), adalah penilaian yang dibuat

(57)

16

& * melakukan penelitian mengenai pada anak usia

8 12 tahun (1982, dalam # $ % & & ', 1993 ), yang

dioperasionalkan melalui empat area, yaitu kompetensi akademis, kompetensi sosial, kompetensi fisik dan penilaian diri secara umum. Dalam kompetensi akademis tercakup kemampuan dalam berbagai pelajaran, termasuk kemampuan mengingat, membaca dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Kompetensi sosial meliputi hubungan dengan teman, orang tua, guru, disukai dan memiliki banyak teman, mudah bekerja sama dengan anak lain. Kompetensi fisik yaitu kemampuan dalam melakukan berbagai permainan dan olah raga. Sedang penilaian diri secara umum yaitu perasaan berharga dan perasaan dibutuhkan.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan ,

yaitu: karakteristik orang tua, karakteristik individu dan latar belakang sosial (# " , 1967). Karakteristik orang tua yang berpengaruh terhadap

perkembangan anak yaitu, dan stabilitas emosi ibu.

(58)

17

anak yang orang tuanya hangat dan menerima serta memberikan harapan yang

masuk akal akan membuat anak merasa nyaman dengan dirinya.

Adapun yang termasuk karakteristik individu, yaitu kondisi fisik,

inteligensi, keadaan emosi, kemampuan dan unjuk kerja, yang semuanya

berpengaruh terhadap pembentukan pada diri anak. Anak yang

memiliki kondisi fisik yang kurang sehat akan menilai diri mereka tidak

berharga. Demikian pula anak dengan inteligensi dibawah normal akan

menemui kesulitan untuk menilai dirinya, baik kemampuan maupun perasaan

perasaannya. Selain itu masalah masalah sehubungan dengan kecemasan dan

stres dapat menghambat anak untuk dapat menilai diri dan kemampuan

mereka dengan obyektif. Aspirasi atau cita cita dan nilai nilai yang dianut

oleh anak juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Latar

belakang sosial anak, yang termasuk kelas sosial ekonomi, agama, sejarah

atau pengalaman pekerjaan ayah, dan sejarah atau pengalaman pekerjaan ibu

juga turut berpengaruh terhadap perkembangan anak, yang dapat

menghambat atau mendorong timbulnya perasaan positif pada anak mengenai

dirinya.

yang terbentuk pada masing masing area akan semakin

kompleks dengan bertambahnya usia anak. yang terbentuk pada

masa kanak kanak akan berpengaruh pada kehidupan anak selanjutnya.

Seseorang dengan yang tinggi pada masa kanak kanak berkaitan

dengan kepuasan (# , 1973, dalam % & & ' # , 1993)

(59)

18

pada kehidupan selanjutnya. yang rendah berkaitan dengan depresi,

kecemasan, dan maladjustment baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam

relasi sosial (( " , 1983 dalam % & & ' # , 1993). Seorang

anak dengan yang tinggi secara umum memiliki kesempatan

terbaik untuk menjadi bahagia dan seorang dewasa yang sukses.

merupakan perisai yang melindungi anak dari ancaman kehidupan: obat

obatan, minuman keras, hubungan yang tidak sehat, dan kenakalan ( +

% ,,2000), sehingga dapat dikatakan bahwa merupakan aspek

yang penting.

Ketika memasuki usia kanak kanak, individu akan memasuki dunia

berkelompok dan bermain, selain itu memperlihatkan minat yang luas pada

berbagai bidang. Anak merasa tertarik untuk mengikuti berbagai kegiatan,

terutama kegiatan yang melibatkan permainan dan kelompok. Pada masa

inilah anak dapat secara optimal mengembangkan potensi potensi yang

dimilikinya dengan mengikuti kegiatan kegiatan yang dapat menunjang

perkembangan anak. Salah satu kegiatan yang memiliki tujuan untuk

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan kepribadian anak

secara utuh dan komprehensif adalah Sanggar Pengembangan Kepribadian

“X”.

Dalam Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”, anak dapat

mengembangkan potensi potensi yang dimilikinya, baik dalam aspek

kecerdasan, perilaku, keterampilan, fisik dan karakter yang dimiliki anak

(60)

19

metoda bermain sebagai sarana untuk mengembangkan kepribadian anak,

karena usia anak anak merupakan usia bermain dan berkelompok. Dengan

melakukan permainan yang telah ditentukan, anak akan menemui berbagai

tugas dan tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh anak. Tugas

tugas dan tantangan tersebut ada yang akan memerlukan keterampilan berpikir,

keterampilan ( + ) dalam menggunakan alat atau tali, kemampuan fisik,

maupun relasi sosial dan kerja sama kelompok untuk penyelesaiannya,

sehingga sedikit demi sedikit anak akan melatih kemampuan mereka agar

anak dapat berkembang secara optimal.

Untuk dapat mengembangkan kemampuan anak, Sanggar “X”

menjabarkan tujuannya ke dalam lima aspek, yaitu aspek karakter, perilaku,

fisik, kecerdasan, serta kecakapan dan keterampilan. Pada aspek karakter,

tercakup pengembangan moral dan moril anak, sehingga anak dapat memiliki

kepercayaan bahwa dirinya merupakan anak yang “baik” yang akan

berpengaruh kepada ) , anak, yaitu perasaan bahwa dirinya

berharga. Pada aspek perilaku dan kecerdasan, anak akan memperoleh progam

yang berisi untuk membantu dan melatih keterampilan kognitif anak, sehingga

dapat meningkatkan kompetensi kognitif yang dimiliki oleh anak. Aspek fisik

dalam Sanggar “X” akan melatih keterampilan fisik dan kesehatan anak, yang

dapat mempengaruhi kompetensi fisik anak, sedangkan aspek kecakapan dan

keterampilan dalam Sanggar “X” yang diantaranya mencakup pengabdian

(61)

20

Dari setiap permainan yang dilakukan, anak dapat melatih berbagai

keterampilan dan kemampuannya. Misalnya, salah satu permainan yang

dilakukan di luar ruangan dengan tema “Bulan Kesatria”, yang meliputi

pembacaan cerita dari Pembina, perolehan petunjuk yang harus dipecahkan

untuk dapat memperoleh “kunci” rahasia, lalu perintah untuk melakukan

kegiatan fisik, seperti berjalan sambil jongkok, selain itu diperlukan kerjasama

tim agar dapat memperoleh kemenangan, yang semuanya dapat membantu

anak untuk dapat mengembangkan kemampuannya. Anak perlu mengingat

cerita yang telah dibacakan oleh Pembina dan kemampuan untuk memecahkan

teka teki yang didasarkan atas pengetahuan yang telah diperoleh anak, hal ini

berarti anak diberi stimulus untuk melatih kompetensi kognitifnya. Kegiatan

fisik yang dilakukan dalam permainan akan melatih keterampilan motorik dan

kemampuan anak dalam melakukan permainan di luar ruangan, yang

merupakan kompetensi fisik. Selain itu untuk mencapai keberhasilan atau

kemenangan dari suatu kelompok, maka diperlukan kerjasama yang baik dan

kekompakan dalam kelompok tersebut, yang merupakan kompetensi sosial.

Dengan menjadi bagian dari suatu kelompok yang bersama sama melakukan

suatu kegiatan ataupun permainan, akan menimbulkan kepercayaan diri pada

anak, karena merasa bahwa dirinya dibutuhkan oleh teman temannya dan

merasa bahwa dirinya mampu untuk memimpin teman temannya ataupun

merasa dapat berguna bagi kelompoknya. Dari kepercayaan diri tersebut anak

akan memperoleh perasaan positif mengenai diri dan kemampuannya, yang

(62)

21

Dengan mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”, maka anak

memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat membangun

yang tinggi. Melalui setiap kegiatan dan permainan yang diadakan, anak dapat

melatih berbagai keterampilan dan kemampuan mereka. Berbagai kegiatan

dan permainan yang anak lakukan, dirancang agar dapat memenuhi

perkembangan kepribadian anak yang utuh dan komprehensif, yaitu yang

mencakup perkembangan karakter anak (moral dan moril), perilaku ( ,

, " ), fisik (kesehatan dan kekuatan), kecerdasan ( !

! ! ), dan keterampilan atau

kecakapan anak (kecakapan bekerja, kecakapan berpikir, dan pengabdian).

Permainan yang dilakukan akan melatih kemampuan anak dalam mengingat,

memecahkan masalah, menambah pengetahuan dan pemahaman anak yang

merupakan kompetensi kognitif. Selain itu dalam setiap permainan, anak perlu

melakukan kerja sama dalam kelompoknya, baik dalam memberikan saran

atau pendapat ataupun kerja sama dalam melakukan kegiatan fisik di dalam

kelompoknya, yang akan melatih kompetensi sosial anak. Kompetensi fisik

anak akan terlatih melalui berbagai permainan yang diadakan, dimana anak

akan melakukan berbagai kegiatan fisik seperti berlari, memanjat tali,

merangkak, melempar, sehingga anak dapat menjaga kesehatan dan kekuatan

tubuhnya, serta melatih " nya. Selain itu dalam setiap permainan,

anak dituntut untuk jujur, menghormati hak orang lain, disiplin, bertanggung

jawab, berani, percaya diri, dan berjiwa kesatria, yang merupakan bagian dari

(63)

22

memiliki kepercayaan diri dan perasaan bahwa dirinya berharga dan layak

untuk dicintai.

yang dimiliki oleh seorang anak, dapat berbeda dengan

yang dimiliki oleh anak yang lain. Misalnya, seorang anak memiliki

kemampuan yang unggul dalam bidang pelajaran dan selalu meraih peringkat

dalam kelasnya, maka anak tersebut mungkin akan memiliki yang

tinggi dalam kompetensi kognitifnya. Berbeda dengan anak yang unggul

dalam kemampuan olah raga dan selalu meraih juara dalam pertandingan,

maka anak tersebut mungkin memiliki yang tinggi dalam

kompetensi fisik. Bila anak memiliki kemampuan yang unggul dalam salah

satu bidang, maka anak memiliki kesempatan yang lebih besar dalam memiliki

yang tinggi meskipun dalam bidang yang lain anak tergolong biasa

saja.

Dari uraian di atas maka dapat dibuat bagan kerangka pemikiran sebagai

(64)

23 - . "

Asumsi penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. seorang anak yang mengikuti Sanggar Pengembangan

Kepribadian “X” akan terbentuk melalui interaksi dengan

lingkungan.

2. yang tinggi akan tercermin melalui penghayatan anak

yang mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” atas

kompetensinya di area kognitif, sosial, fisik dan penilaian diri

secara umum.

3. Aktifitas di Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” yang

mencakup kemampuan mengingat dan kemampuan menyelesaikan pada

anak usia 9 11 tahun yang mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”

Kompetensi kognitif :

kemampuan dalam pelajaran kemampuan mengingat,membaca

Kompetensi sosial :

hubungan dengan teman hubungan dengan guru

hubungan dengan orang tua

Kompetensi fisik : Permainan Olah raga

(65)

24

masalah, akan menstimulasi kompetensi kognitif yang dimiliki

oleh anak.

4. Aktifitas fisik, seperti permainan yang menuntut kemampuan fisik,

yang dilakukan anak dalam mengikuti kegiatan di Sanggar

Pengembangan Kepribadian “X” akan membantu mengembangkan

kompetensi fisik anak.

5. Aktifitas dalam Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” yang

menuntut kemampuan bekerjasama di dalam kelompok,

memberikan dan mendengarkan pendapat orang lain akan

(66)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah menguraikan hasil penelitian, pada bab ini akan disimpulkan

beberapa hal penting, berikut saran saran dalam kaitannya dengan

anak berusia 9 11 tahun yang mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”.

! "

1. Pada anak usia 9 11 tahun yang mengikuti Sanggar Pengembangan

Kepribadian “X”, terdapat 70% anak yang memiliki yang

rendah dan 30% anak memiliki yang tinggi.

2. Secara umum hasil penelitian terhadap anak berusia 9 11 tahun yang

mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” berdasarkan lamanya

anak mengikuti kegiatan, menunjukkan peningkatan persentase pada anak

yang memiliki tinggi, terutama pada area kompetensi kognitif

dan area sosial.

3. Peluang pengembangan pada anak 9 11 tahun yang mengikuti

kegiatan di Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” agaknya didukung

pula oleh relasi yang akrab dengan orang tua.

! &

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

(67)

65

! & <

1. Bagi pengelola, Pembina utama dan para kakak Pembina agar dalam

menyusun program kegiatan mempertimbangkan pengembangan

anak terutama pada area kompetensi fisik dan area kompetensi

sosial dengan harapan dapat meningkatkan dan mengembangkan

anak yang mengikuti Sanggar Pengembangan Kepribadian “X”

secara optimal, misalnya dengan menyusun program kegiatan yang

bersifat kompetitif

2. Bagi orang tua disarankan untuk lebih meningkatkan kemampuan anak

terutama di bidang yang diminati oleh anak, sehingga anak dapat mencapai

keberhasilan, merasa dirinya berarti dan berharga, dapat lebih percaya diri

dan dapat menerima dirinya sendiri apa adanya.

! &

1. Bagi peneliti yang berminat dalam penelitian serupa dapat

membandingkan self esteem anak sebelum mengikuti kegiatan dan setelah

mengikuti kegiatan di Sanggar Pengembangan Kepribadian “X” selama

waktu tertentu.

2. Penelitian yang serupa juga dapat diaplikasikan berdasarkan kelompok

usia atau berdasarkan jenis kelamin.

3. Bagi peneliti yang berminat dapat juga melakukan penelitian serupa dalam

(68)

! " # $ % &

' ( )

*

)

+ * *, ,

&+

)

$

-

.

/ $

& 0

.

12

3 4

.

5 )

!

"

2

! "

"

6

$'

0

7 " 4 ++

* $ 6

) %

# $

89

* -

0 7 ",

4 ++

% &

'

#

6

: $+

! " 4 & *

&+

(

)

*

"

! " /

'

!!

(

! "

"

$

( 6

;

;

$ < ) +

&+ 6 * ) .-

'

=

(

+

6 .

&+ 6 *

"

+

!

%

&

$ ,1 / $

(69)

/

!

#

$ -

!

!

'

()#(*

+

&

,-. /

"

0

$ +

$ + *

=

0

6

Gambar

TABEL 6.4.1. Stabilitas Emosi Anak
TABEL 6.5.3. Tabel Kategori Total Skor dan Skor per Area
TABEL 6.6.1. Data mentah persentase perasaan responden
TABEL  6.7.3. Tabulasi Silang STor ����������� Dengan Perasaan Responden

Referensi

Dokumen terkait

Apakah BOPO mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional yang go public8. Apakah FBIR mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap

 Tumor parotis juga dapat diobati dengan obat tradisional atau disembuhkan dengan meminum rebusan daun sirsak. anker merupakan penyakit yang mematikan dan pengobatan nya

Pendekatan ini akan diilustrasikan dengan contoh yang menggunakan gambar load duration curve untuk periode 100 jam seperti pada gambar 14 dan menggunakan data pembangkitan

Pada karakteristik umum subjek kelompok dengan kadar feritin &gt;1.000 ng/mL dan kadar 25(OH)D serum &lt;50 nmol/L (Tabel 1) sebagian besar dalam status gizi baik,

Dengan kuasa resmi untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama (………….) dan setelah memeriksa serta memahami sepenuhnya seluruh isi pengumuman Pelelangan

Sifat dari kedaulatan ini adalah tunggal yang berarti hanya negaralah yang memiliki, tidak ada kekuasaan lain yang berhak memiliki; asli maksudnya tidak berasal

Waktu Penerimaan Dokumen oleh Tender Admin/ Pihak yang Dapat Dihubungi selama Proses Prakualifikasi / Time for Document Received by Tender Admin/ Contact Person during