• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SD NEGERI 106161 LAUT DENDANG DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SD NEGERI 106161 LAUT DENDANG DELI SERDANG."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

SD NEGERI 106161 LAUT DENDANG

DELI SERDANG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

DEDI SUHARDIANTO

NIM. 8136181003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

DEDI SUHARDIANTO, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Siswa SD Negeri 106161 Laut Dendang Deli Serdang. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana UNIMED, 2015.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran faktual mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SD Negeri 106161

(5)

ii ABSTRACT

DEDI SUHARDIANTO, The Application of Cooperatif Type Numbered Heads Together Model To Increase The Activity and Learning Outcomes of Students In State Elementary Schools Number 106161 Laut Dendang Deli Serdang. Thesis, Medan: Basic Education Program, Postgraduate Program, State University of Medan (UNIMED), 2015.

(6)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SD Negeri 106161 Laut Dendang Deli Serdang”, dengan baik dan tepat waktu. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana, secara khusus penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Sugiharto, M.Si., dan Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan motivasi, pengarahan, saran, masukan, dan bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini.

(7)

iv kasih sayang, bantuan, motivasi dan doa kalian sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah swt. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya isi tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, semoga tesis ini berguna bagi kita semua khususnya para pembaca. Amin

Medan, 14 Agustus 2015 Penulis,

(8)

v

BAB II KAJIAN TEORIETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 15

2.1 Kajian Teorietis ... 15

2.1.1 Pengertian hasil belajar ... 15

2.1.2 Pengertian aktivitas belajar ... 18

2.1.3 Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together 23

2.1.4 Materi ajar ... 27

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 33

3.5 Prosedur Penelitian ... 34

3.6 Instrumen Pengumpulan Data ... 38

3.7 Teknik Analisis Data ... 39

3.8 Indikator Keberhasilan ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

(9)

vi

4.1.2Deskripsi Hasil Siklus II ... 57

a. Perencanaan Siklus II ... 57

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 58

c. Hasil Observasi Siklus II ... 62

d. Hasil Refleksi Siklus II ... 67

4.2Pembahasan ... 70

4.2.1Aktivitas Belajar Siswa ... 70

4.2.2Hasil Belajar Siswa ... 72

4.2.3Keterampilan dan Sikap Siswa ... 74

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 77

A. Simpulan ... 77

B. Implikasi ... 78

C. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 1: Indahnya Kebersamaan .. 6

Tabel 1.2 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 2: Selalu Berhemat Energi . 7 Tabel 1.3 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 3: Perduli Makhluk Hidup.. 7

Tabel 1.4 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 4: Berbagai Pekerjaan ... 7

Tabel 1.5 Rekap Nilai Aktivitas Siswa Secara Klasikal ... 8

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 26

Tabel 3.7 Nilai Kompetensi Kurikulum 2013 ... 41

Tabel 4.1 Hasil Observasi Indikator Aktivitas Siswa Selama Siklus I ... 49

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 50

Tabel 4.3 Nilai Keterampilan dan Sikap Siswa Selama Siklus I ... 52

Tabel 4.4 Hasil Observasi Indikator Aktivitas Siswa Selama Siklus II ... 64

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 65

Tabel 4.6 Nilai Keterampilan dan Sikap Siswa Selama Siklus II ... 67

Tabel 4.7 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II ... 71

Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II ... 73

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ... 31

Gambar 3.1 Model Desain Tindakan Kelas Model Hopkins ... 33

Gambar 4.1 Guru Sedang Menjelaskan Materi Kepada Seluruh Siswa ... 46

Gambar 4.2 Guru Sedang Membimbing Siswa Berdiskusi ... 47

Gambar 4.3 Diagram Batang Aktivitas Belajar Siswa Selama Siklus I ... 49

Gambar 4.4 Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I ... 51

Gambar 4.5 Diagram Batang Ketuntasan Keterampilan dan Sikap Siklus I .. 52

Gambar 4.6 Guru Menjelaskan Materi Pancasila ... 59

Gambar 4.7 Guru Membimbing Siswa Untuk Lebih Berani Bertanya ... 60

Gambar 4.8 Guru Memandu Persentasi dan Diskusi Siswa ... 61

Gambar 4.9 Siswa Mengambil Nomor Untuk Persentasi Berikutnya ... 62

Gambar 4.10 Diagram Batang Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II ... 63

Gambar 4.11 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 66

Gambar 4.12 Diagram Batang Ketuntasan Keterampilan dan Sikap Siklu II .. 67

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 84

Lampiran 2 Lembar Aktivitas Siswa ... 91

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 92

Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa ... 97

Lampiran 5 Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 98

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 100

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa ... 107

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 108

Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa ... 113

Lampiran 10 Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 114

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ... 118

Lampiran 12 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa ... 119

Lampiran 13 Lembar Pengamatan Penilaian Sikap Siswa ... 120

Lampiran 14 Tabel Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 121

Lampiran 15 Tabel Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 122

Lampiran 16 Tabel Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 123

Lampiran 17 Tabel Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 124

Lampiran 18 Tabel Nilai Keterampilan Siswa Pada Siklus I ... 125

Lampiran 19 Tabel Nilai Keterampilan Siswa Pada Siklus II ... 126

Lampiran 20 Tabel Hasil Penilaian Sikap Siswa Pada Siklus I ... 127

Lampiran 21 Tabel Hasil Penilaian Sikap Siswa Pada Siklus II ... 128

Lampiran 22 Nama Siswa Kelas IV SDN 106161 Laut Dendang ... 129

Lampiran 23 Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat ... 130

Lampiran 24 Surat Pengangkatan Komisi Pembimbing ... 131

Lampiran 25 Surat Undangan Seminar Proposal Tesis ... 132

Lampiran 26 Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan ... 133

Lampiran 27 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lapangan ... 134

Lampiran 28 Surat Undangan Ujian Tesis ... 135

Lampiran 29 Daftar Revisi Seminar Proposal ... 136

Lampiran 30 Daftar Revisi Ujian Tesis ... 137

(13)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak

yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi

(cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.

Pendidikan juga merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan

suatu bangsa dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan

potensi sumber daya manusianya sehingga yang bersangkutan mampu

menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya.

Konsep pendidikan terasa semakin penting ketika seseorang memasuki

kehidupan masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu

menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk dapat menghadapi permasalahan

yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

Pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa penyempurnaan atau perbaikan

pendidikan formal (sekolah/madrasah) harus terus menerus dilakukan sejalan

dengan kebutuhan dan tantangan kehidupan di masa depan.

Pada dasarnya berhasil tidaknya pendidikan di sekolah maupun

keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh

(14)

2 terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelolah

pembelajaran yang berkualitas. Seorang guru yang menggunakan strategi maupun

model pembelajaran dengan tepat sesuai situasi dan kondisi siswa, maka siswa

akan cepat merespon atau memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini

akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa baik dari aspek kognitif, afektif

maupun aspek psikomotorik. Sebaliknya jika guru menggunakan strategi maupun

model pembelajaran yang kurang tepat dan kurang sesuai dengan situasi maupun

kondisi siswa, maka siswa kurang bisa merespon materi yang diajarkan dan

dikhawatirkan hasil belajar siswa juga akan mengalami penurunan.

Belajar yang berhasil tidak hanya dilihat dari hasil belajarnya saja tetapi

juga yang paling penting dilihat dari aktivitasnya baik fisik maupun psikis

sehingga pelajaran yang didapat melalui suatu proses belajar yang bermakna akan

dapat menghasilkan hasil belajar yang diinginkan. Aktivitas fisik adalah peserta

didik aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja.

Sedangkan aktivitas psikis adalah peserta didik yang daya jiwanya bekerja

sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran untuk

mendapatkan pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran

(Sardiman, 2006:95).

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia

saat ini adalah lemahnya proses pembelajaran yang disebabkan karena masih

banyaknya guru yang cenderung bertahan dengan pendekatan atau strategi

pembelajaran yang berorientasi pada masa lalu sehingga berdampak pada

(15)

3 institusi pendidikan dewasa ini. Fenomena ini senada dengan pendapat Sanjaya

(2006:1) bahwa :

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir, Selanjutnya Sanjaya menerangkan bahwa proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari – hari.

Seiring dengan semakin maju dan modernnya peradaban zaman maka

dunia pendidikan di Indonesia perlu mengadakan perubahan dalam segala bidang

salah satunya adalah perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013.

Penerapan kurikulum 2013 saat ini sangat mengacuh kepada keaktifan siswa

dalam belajar dan penerapan pendekatan, model juga strategi yang inovatif dalam

proses belajar mengajar. Dalam kurikulum 2013, Pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan saintifik (scientifik approach). Pendekatan saintifik merupakan

pendekatan ilmiah dengan bentuk pembelajarannya berupa tematik integratif.

Menurut Abdul Majid (2014:86) Pembelajaran tematik integratif adalah

pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari

berbagai mata pelajaran kedalam beberapa tema. Beliau juga menambahkan

dengan pembelajaran tematik peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep

yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang

menghubungkan antar konsep dalam intra maupun antar mata pelajaran.

Pendekatan sainstifik merupakan pendekatan yang dirancang untuk

peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan mengkonstruk

(16)

4 informasi, mencoba dan mengkomunikasikan apa yang ditemukannya. Hal ini

juga sejalan dengan penjelasan Abdul Majid (2014:210) bahwa pembelajaran

dengan pendekatan sainstifik (scientific approach) didalamnya meliputi

mengamati, menanya, mencoba, mengolah informasi, menyajikan, menyimpulkan

dan mencipta.

Pendekatan sainstifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada

peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran dengan menuntun peserta didik

untuk dapat mencari informasi dimana saja, kapan saja dan tidak tergantung

kepada informasi yang diberikan oleh guru. Dengan demikian kriteria

pembelajaran dengan pendekatan sainstifik sangat bertolak belakang dengan

pembelajaran tradisional yang hanya berpusat pada guru (teacher center)

melainkan pembelajaran berpusat kepada keaktifan siswa dalam belajar (student

center) dengan peran guru sebagai pendamping dan fasilitator.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan sainstifik yaitu dapat mendorong

dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitik, mengidentifikasi, memahami,

memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran sehingga hasil

akhirnya adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar serta keseimbangan antara

kemampuan untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang memiliki

kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak dengan memiliki aspek

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Penerapan kurikulum 2013 di sekolah dasar pada dasarnya sangat

mengutamakan pengembangan kompetensi sikap dibandingkan dengan

(17)

5 mata pelajaran yang mengajarkan pembentukan karakter atau sikap di sekolah

dasar telah banyak diajarkan dari dahulu melalui pelajaran PPKn. Dengan

penerapan kurikulum 2013 melalui pendekatan sainstifik dengan ciri

pembelajaran yang berpusat pada siswa dan bentuk pembelajaran tematik

integratif sangat diharapkan pelajaran PPKn dapat menjadi pelajaran yang mampu

membentuk karakter peserta didik untuk menjadi manusia yang seutuhnya yaitu

manusia yang baik untuk dirinya sendiri keluarga dan negaranya.

Namun kenyataan yang terjadi di sekeliling kita walaupun kurikulum

2013 telah diterapkan masih banyak guru yang salah dalam melakukan proses

belajar mengajar. Guru salah memilih pendekatan, model dan strategi

pembelajaran walaupun sudah menerapkan kurikulum 2013 disekolahnya. Guru

masih mengajarkan pelajaran melalui bidang studi bukan dengan pembelajaran

tematik integratif. Guru masih menggunakan strategi pembelajaran tradisional

yaitu ceramah, tanyak jawab dan pemberian tugas sehingga banyaknya murid

yang kurang berminat belajar dan aktivitas dalam belajarnya masih jauh dari yang

diharapkan, mereka banyak bermain-main sendiri tanpa mendengarkan guru

menjelaskan pelajaran. Permasalahan ini timbul karena guru kurang mampu

mengelolah kelas dengan baik, guru hanya melakukan kegiatan pembelajaran

dengan ceramah dan pemberian tugas tanpa melakukan aktivitas sehingga siswa

merasa jenuh yang mengakibatkan hasil belajar siswa juga menurun.

Permasalahan yang sama juga timbul dilapangan saat peneliti melakukan

observasi pada tahap awal di SDN 106161 Laut Dendang tepatnya pada kelas IV

(18)

6 tradisional. Guru kurang mengerti untuk menerapkan model dan strategi

pembelajaran yang inovatif. Permasalahan yang lain adalah banyaknya murid

yang kurang berminat dalam belajar, mereka banyak bermain-main sendiri,

bermalas-malasan tanpa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran sehingga

aktivitas dalam belajar yang diinginkan masih jauh dari yang diharapkan.

Permasalahan ini juga didukung karena guru kurang mampu mengelolah kelas

dengan baik, guru hanya melakukan kegiatan yang pasif, pembelajaran yang

dilakukan juga tidak disertai dengan penggunaan media pembelajaran sehingga

siswa merasa jenuh. Kejenuhan siswa terhadap model-model pembelajaran yang

diterapkan dan guru tetap bertahan dengan pendekatan tradisional semakin

membuat suasana kelas menjadi membosankan.

Observasi awal yang dilakukan peneliti juga mendapatkan rekap nilai

rata-rata siswa dikelas dari guru kelas IV SDN 106161 laut Dendang pada tema 1

sampai 4 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 1 : Indahnya Kebersamaan Kelas

IV Pengetahuan Keterampilan Sikap Penilaian Aspek Kompetensi Predikat Keterangan

2,30 2,35 C �+

(19)

7 Tabel 1.2 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas

Tema 2 : Indahnya Kebersamaan Kelas

IV Pengetahuan Keterampilan Penilaian Aspek Kompetensi Sikap Predikat Keterangan

2,33 2,35 C �+

Tabel 1.3 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 3 : Perduli Terhadap Makhluk Hidup Kelas

IV Pengetahuan keterampilan Penilaian Aspek Kompetensi Sikap Predikat Keterangan

2,30 2,50 B �+

Tabel 1.4 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 4 : Berbagai Pekerjan

Kelas

IV Pengetahuan keterampilan Penilaian Aspek Kompetensi Sikap Predikat Keterangan

(20)

8 Berdasarkan data hasil rekap nilai yang didapat peneliti di atas maka dapat

dijelaskan nilai pengetahuan yang di peroleh siswa dari tema 1 sampai tema 4

masih dibawah KKM sekolah yaitu 2,66 / 70 dan nilai keterampilan juga masih

dibawah KKM. Sedangkan nilai sikap masih menunjukkan predikat C (Cukup)

belum B (Baik).

Menurut penilaian penulis dari data yang didapat pada observasi awal

bahwa hasil belajar siswa rendah dilihat dari nilai kognitif yang didapat masih

dibawah KKM, salah satu penyebabnya karena aktivitas siswa rendah. Hal ini

didukung dari hasil observasi tentang aktivitas siswa saat kegiatan belajar

mengajar didapatkan nilai kekuntasan aktivitas siswa sebagai berikut :

Tabel 1.5 Rekap Nilai Aktivitas Siswa Secara Klasikal Tema 4 : Berbagai Pekerjaan

Penyebab aktivitas siswa rendah adalah banyak siswa yang bermain-main

dikarenakan guru kurang mampu untuk mengolah kelas dengan baik, guru juga

(21)

9 menggunakan pembelajaran yang inovatif. Saat proses pembelajaran guru kurang

maksimal menggunakan media hanya menggunakan media buku pelajaran saja

sehingga siswa cepat merasa bosan.

Singkatnya penulis dapat menyimpulkan penyebab rendahnya hasil belajar

dan aktivitas siswa kelas IV SDN 106161 Laut Dendang tersebut adalah :1) Siswa

masih sulit memahami materi yang kompetensi dasarnya bersifat teoritis dan

cakupannya luas. 2) Hasil belajar siswa yang terlihat dari aspek pengetahuan

masih dibawah KKM. 3) Metode yang diterapkan guru dikelas masih kurang

inovatif masih bersifat hapalan dan kurang melibatkan aktivitas siswa. 4)

Aktivitas siswa masih rendah. 5) Kurang maksimal menggunakan media. 6)

Kurangnya penghargaan terhadap keberhasilan kelompok. 7) Interaksi guru dan

siswa masih kurang hanya sebatas menjelaskan pelajaran.

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal, maka guru

dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan strategi maupun model

pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif sehingga aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran dapat meningkat dan dituntut untuk dapat mengolah

kelas juga dapat menggunakan media pembelajaran sehingga siswa tidak cepat

merasa bosan.

Dari penjelasan diatas salah satu cara agar siswa dapat dengan mudah

memahami materi yang dipelajari serta dapat menumbuhkan semangat dan

keterlibatan siswa dalam belajar adalah penggunaan model pembelajaran inovatif

sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu model

(22)

10 kurikulum 2013 adalah pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads

Together).

Beberapa hasil penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran

kooperatif tipe NHT telah banyak dilakukan dalam upaya meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Melisa, dkk (2012) menyimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas IV SDN 161 Pekanbaru, terlihat dari peningkatan hasil

belajar siswa yang telah diatas KKM setelah melalui beberapa siklus. Penelitian

yang sama juga dilakukan Rusmawati, dkk (2013), menyimpulkan bahwa

penggunaan tipe NHT dapat meningkatkan pembelajaran IPA yaitu proses dan

hasil, terlihat dari setiap siklus pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan

langkah-langkah tipe NHT. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sri Rezki

Maulina Asmi (2014), menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan

konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas V SDN 010145 Labuhan

Ruku, terlihat dari peningkatan indikator keberhasilan melebihi target yang akan

dicapai.

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar ide-ide dan pendapat serta

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Prosedur pelaksanaannya, siswa

dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok diberi

(23)

11 pertanyaan dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Kelompok berdiskusi

untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan semua

anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. Setelah itu guru memanggil

salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil mempersentasikan jawaban

hasil diskusi kelompok mereka.

Dengan model pembelajaran ini mendorong siswa untuk lebih aktif

dalam belajar dan pembelajaran tidak berpusat kepada guru. Pembelajaran

kooperatif tipe NHT memadukan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi

untuk dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah sehingga suasana

kelas dapat hidup.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang bertujuan meningkatkan aktivitas belajar dan hasil

belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dengan

pembelajaran berbentuk kelompok dan seluruh siswa dalam kelompok

bertanggung jawab untuk menguasai atau menyelesaian masalah yang diberikan

oleh guru. Dengan demikian judul penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah :

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SDN 106161 Laut Dendang Deli Serdang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, dapat

(24)

12 1. Siswa masih sulit memahami materi yang kompetensi dasarnya

bersifat teoritis dan cakupannya luas.

2. Hasil belajar siswa yang terlihat dari aspek pengetahuan masih

dibawah KKM dan masih pada predikat (C) cukup, belum kepada

predikat (B) baik.

3. Aktivitas siswa masih rendah.

4. Metode yang diterapkan guru di kelas masih kurang inovatif masih

bersifat hapalan dan kurang melibatkan aktivitas siswa..

5. Kurang maksimal menggunakan media pembelajaran.

6. Kurangnya penghargaan terhadap keberhasilan kelompok sehingga

siswa kurang termotivasi saat belajar.

7. Interaksi guru dan siswa masih kurang hanya sebatas menjelaskan

pelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Melihat banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi, maka perlu adanya

pembatasan masalah agar masalah yang diteliti lebih terarah. Masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa pada pelajaran tema 7 (Cita-citaku) subtema 1 (Aku dan cita-citaku) di kelas

(25)

13 1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka masalah

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa ?

2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada kelas

IV SDN 106161 Laut Dendang Deli serdang Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada kelas

IV SDN 106161 Laut Dendang Deli Serdang Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk berbagai kepentingan

sebagai berikut :

1) Bagi guru :

a) Sebagai bahan masukan dalam pemilihan model pembelajaran yang

lebih sesuai dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas

(26)

14 b) Sebagai informasi tentang pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT).

c) Memberi informasi dalam penggunaan media yang sesuai dalam

proses belajar mengajar.

2) Bagi siswa :

a) Dapat membantu siswa agar lebih memahami materi pelajaran.

b) Memperkenalkan kepada siswa tentang pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT).

c) Melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.

d) Melatih siswa untuk bekerja kelompok dan bertanggung jawab dalam

pengusaan materi yang diberikan.

e) Melatih siswa untuk berani mengungkapkan pendapat dan belajar

menghargai pendapat orang lain.

3) Bagi peneliti lain :

Sebagai bahan referensi atau perbandingan untuk peneliti selanjutnya

(27)

77 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan diperoleh beberapa simpulan, antara lain:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dikelas IV SDN 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan T.P 2014/2015. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 34% yaitu persentase siswa yang aktif belajar pada siklus II (87%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (53%).

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut sei Tuan T.P. 2014/2015. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 36,6% yaitu persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus II (90%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (53,4%).

(28)

78 siswa secara klasikal pada siklus II (83,3%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (46,6%). Sementara peningkatan ketuntasan sikap belajar siswa terlihat dari adanya peningkatan sebesar 36,7% yaitu persentase ketuntasan sikap belajar siswa secara klasikal pada siklus II (90%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (33,4%).

B. Implikasi

Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan selama dua siklus secara keseluruhan untuk bidang studi PKn, IPA, IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia telah membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar serta keterampilan dan sikap siswa di kelas IV SDN 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut sei Tuan T.P. 2014/2015. Hal ini tentunya berimplikasi pada beberapa pihak terutama guru, siswa dan sekolah.

Bagi guru, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan

(29)

79 kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) mulai dari menentukan nomor siswa, membimbing siswa dalam diskusi kelompok, membimbing kerjasama kelompok, membimbing siswa dalam melakukan refleksi terhadap hasil investigasi atau penyelidikan yang dilakukan siswa. Jika langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diterapkan dengan benar diharapkan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih optimal.

Bagi siswa, perlunya perhatian, kesungguhan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Jika penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, maka siswa akan lebih terbiasa, terlatih dan terampil menyelesaikan tugas yang diberikan, dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan bekerja sama dalam kelompok yang pada akhir diharapkan siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih optimal.

Implikasi bagi pihak sekolah khususnya kepada sekolah, diharapkan agar dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran, serta kepada sekolah perlu mengambil kebijakan-kebijakan yang mendukung pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada berbagai pelajaran maupun secara terintegrasi untuk beberapa bidang studi atau mata pelajaran.

C. Saran

(30)

80 1. Kepada guru, diharapkan agar dapat memilih dan menentukan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan menguasai dengan benar langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) agar siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, lebih terbiasa, terlatih dan terampil serta bekerja sama dalam kelompok sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

2. Kepada pihak sekolah khususnya kepada sekolah, disarankan agar mengikutsertakan para guru dalam seminar, workshop atau pelatihan-pelatihan sehingga guru dapat meningkatkan profesionalnya dalam menunjang efektifitas dan efisiensi pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas. Dengan mengikutsertakan guru dalam seminar maupun pelatihan tentu akan memberi pengalaman bagi guru untuk memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan dalam mengembangkan strategi pembelajaran.

3. Kepada peneliti selanjutnya, peneliti berharap agar dapat melakukan penelitian yang sama tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) sebagai upaya untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini penting agar diperoleh hasil penelitian yang lebih menyeluruh tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT), sehingga dapat bermanfaat sebagai

(31)

81 DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. dan Prasetya, J.T. 1997. Strategi Belajar Mengajar Untuk Fakultas

Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. Siti Jaiyaroh. Eko Diniati. Khusnul Khotimah. (2009). Penelitian

Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung : Yrama Widya.

Budiningsih. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, Rosmala, Irsan Rangkuti. (2007). Penelitian Tindakan Kelas Dan

Peningkatan Profesionalisme Guru. Medan. Tim Dosen. Universitas Negeri

Medan PGSD.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar Jakarta : Rineka Cipta.

Evelin dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.

Hamalik, O. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, H.M., Rachmadiarti, F, dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA-Universitas Press.

Istarani, 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Media persada

Jauhari, M. 2011. Implementasi PAIKEM Dari Behavioristik Sampai

Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching & Learning). Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : Rosda.

Riyanto, M. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Refrensi Bagi

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas,

Jakarta : Kencana.

(32)

82 Sanjaya, W. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Skinner, B.F. 2002. Operant Conditioning. All Rights Reserved: B.F. Skinner Foundation.

Sudjana, Nana, 1992, Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya. Sugiono. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Trianto. 2009. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.

Uno, H.B., 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1.1 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 1 : Indahnya Kebersamaan
Tabel 1.3 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 3 : Perduli Terhadap Makhluk Hidup
Tabel 1.5 Rekap Nilai Aktivitas Siswa Secara Klasikal Tema 4 : Berbagai Pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Administrator adalah entitas yang memiliki wewenang penuh pada program ini, dimana administrator dapat mengatur pengguna aplikasi ini, memasukkan data kapal,

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar optimasi, lembar observasi keterlaksanaan tahapan inkuiri, pedoman penilaian jawaban siswa terhadap

So that students can socialize with peers without having to leave one of the Indonesian cultural identity is “caring”, based on research from various sources of journals and

perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan..  Sebagai contoh, sebuah

Scanned by CamScanner... Scanned

Menurut Miller, Balanter dan Primbam dalam Dan Nimmo (2006) mengatakan bahwa citra adalah segala sesuatu yang telah dipelajari seseorang, yang relevan dengan situasi dan dengan

Pertama , periode diskursus kenabian ( Prophetic Discourse ), di mana al-Qur’an lebih suci, lebih autentik, dan lebih dapat dipercaya dibanding ketika dalam bentuk

Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana