• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 77K/PID/2012 MENGENAI PERBEDAAN PENAFSIRAN TENTANG PENGERTIAN PERKAWINAN DIHUBUNGKAN DENGAN KETENTUAN PASAL 279 KUHP DAN UU NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 77K/PID/2012 MENGENAI PERBEDAAN PENAFSIRAN TENTANG PENGERTIAN PERKAWINAN DIHUBUNGKAN DENGAN KETENTUAN PASAL 279 KUHP DAN UU NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

Perkawinan merupakan hubungan hukum antara seorang pria dengan seorang wanita untuk hidup bersama sebagai suami isteri. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pada prinsipnya menganut asas monogami, akan tetapi dimungkinkan untuk terjadinya poligami apabila dikehendaki dan harus memenuhi berbagai syarat yang telah diatur dalam UU Perkawinan. Dalam kasus ini, ada seorang istri bernama Marlinda Susanti yang melaporkan seorang wanita bernama Zahara karena menikah dengan suaminya yang masih terikat tali pernikahan yang sah bernama M. Syahril. Terdakwa Zahara dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum dengan Pasal 279 ayat (1) ke 2 KUHP mengenai kejahatan perkawinan. Kemudian Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banda aceh dalam putusannya membebaskan terdakwa dari segala tuntutan dengan pertimbangan bahwa Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) UU Perkawinan merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, sehingga pernikahan yang terjadi antara Terdakwa Zahara dan M.Syahril yang meskipun telah dilakukan sesuai hukum agamanya tetapi tidak dicatatkan, maka pernikahan itu tidak mempunyai kekuatan hukum dan pernikahan itu dianggap tidak ada sama sekali. Oleh karena itu salah satu unsur dari Pasal 279 ayat (1) ke 2 KUHP,yaitu unsur mengadakan perkawinan, tidak terpenuhi. Kemudian Majelis Hakim Mahkamah Agung tingkat kasasi menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh JPU dengan pertimbangan bahwa judex facti tidak salah dalam menerapkan hukum, karena telah mempertimbangkan hal-hal yang relevan secara yuridis dengan benar, yaitu antara Terdakwa Zahara dan M.Syahril telah terjadi pernikahan sehingga tidak terdapat perzinahan dalam perbuatan Terdakwa Zahara. Oleh karena itu menjadi hal yang menarik untuk dibahas apakah pernikahan yang dicatatkan menjadi syarat untuk terpenuhinya unsur Pasal 279 ayat (1) ke 2 KUHP dan apakah pertimbangan Majelis Hakim Mahkamah Agung tingkat kasasi yang menyatakan antara Terdakwa Zahara dan M.Syahril telah terjadi pernikahan sehingga tidak terdapat perzinahan sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode pendekatan yuridis normatif dengan data utama berupa data sekunder yang diperoleh dengan studi kepustakaan.

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang kurang baik sehingga memungkinkan banyak terjadinya permasalahan ketenagakerjaan. Berita dimedia massa yang terkadang tidak bersifat objektif

Pembayaran yang dilakukan dalam periode tersebut adalah pembayaran cicilan Pinjaman SEK Tranche A, B dan C sebesar USD45,0 juta, cicilan Pinjaman HSBC Coface dan Sinosure

Peluang ini juga didukung oleh produk suku cadang kendaraan bermotor Indonesia yang mampu bersaing dengan produk dari negara berkembang lainnya serta daya beli pasar

dapat mengetahui cara pemisahan golongan V... Teori dasar II. Reagensia harus dipakai dalam suasana netral atau sedikit basa. Senyawa-senyawa ini harus dihilangkan sebelum memulai

Pengelolaan Administrasi Dalam menyelesaikan tugas, fungsi dan wewenang Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh selaku koordinator wilayah yang didelegasikan langsung oleh Mahkamah

Sedangkan sumber data diperoleh dalam situasi yang wajar/salami (Natural Setting), informan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa orang yang dianggap menguasai

Didalam pengunaan isim isyarah bahasa Arab, maka terdapat pembagian kata tunjuk dalam bahasa arab dan kata tunjuk tersebut dibagi kepada yang dekat, pertengahan, dan jauh,

POS (Persero) Mojokerto adalah sebagai berikut : Dengan 2 (dua) loket masih terdapat antrian pada loket 1 dan 2 sebesar : 524 konsumen dengan rata-rata tingkat utilitas