• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEHIDUPAN PEREMPUAN PRAMUNIAGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEHIDUPAN PEREMPUAN PRAMUNIAGA."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan gambaran mengenai kehidupan perempuan pramuniaga di lingkungan kerja dan mengetahui risiko yang dihadapi serta strategi yang digunakan untuk menghadapi risiko tersebut dengan menggunakan konsep status sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Lokasi penelitian yaitu di toko A yang terletak di mall Parijs Van Java, Bandung. Data diperoleh melalui teknik wawancara, observasi, dan didukung data-data sekunder, dengan subjek penelitian adalah perempuan pramuniaga toko A di mall Parijs Van Java.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya kondisi sosial ekonomi keluarga yang rendah bukan merupakan penyebab utama mereka memilih bekerja sebagai pramuniaga. Hal ini karena status sosial ekonomi yang berbeda sehingga alasan mereka bekerja pun cukup beragam. Memang sebagian dari pramuniaga tersebut berasal dari kalangan bawah sehingga mereka membutuhkan pekerjaan untuk dapat mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarga. Namun sebagiannya lagi berasal dari kalangan menengah sehingga mereka tidak terlalu terdesak dengan tuntutan ekonomi.

Bekerja sebagai pramuniaga toko tentunya memiliki banyak risiko seperti risiko kerja, risiko ekonomi dan risiko sosial. Mereka memiliki cara tersendiri sebagai bentuk strategi atau pertahanan terhadap berbagai risiko yang menimpa yaitu dengan cara risk reduction dan coping strategies.

Risk reduction digunakan pramuniaga untuk mengurangi risiko kerja dan risiko sosial. Bagi pramuniaga kalangan bawah, risiko kerja lebih diperhatikan daripada risiko sosial. Mereka memiliki cara untuk mengurangi risiko kerja dengan cara profesional, teliti dalam bekerja dan melayani dengan baik. Berbeda hal dengan pramuniaga dari kalangan menengah, mungkin tanggung jawab kerja bukan merupakan risiko bagi mereka. Tetapi terkait dengan identitas kelas asalnya yang ditempatkan sejajar dengan pramuniaga lainnya. Maka untuk menunjukkan identitasnya, mereka mempertunjukkan diri dengan gaya hidup yang menghiasi kehidupan mereka. Hal ini dapat dikatakan sebagai ajang “balas dendam” dengan adanya persamaan status diantara pramuniaga di tempat kerja. Baik oleh pihak perusahaan maupun oleh pengunjung. Cara mereka mengurangi risiko sosial (penyamarataan status, pramuniaga = pelayan, lebih rendah dari pembeli) yaitu dengan menonjolkan penampilan saat tidak bekerja, pengunaan teknologi canggih serta mengurangi risiko sosial (gangguan pergaulan dan kehidupan sosial) dengan memilih waktu yang tepat untuk bertemu dengan teman dan keluarga. Sedangkan coping strategies dilakukan untuk menyiasati keterdesakan ekonomi (risiko ekonomi) dengan cara mengurangi pengeluaran seperti membeli perlengkapan make up dan barang-barang yang murah, makan seadanya dan ada yang meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Dalam persoalan pengelolaan uang tersebut, antara pramuniaga kelas menengah dan bawah memiliki cara berbeda dalam memenuhi kebutuhannya. Strategi sebagian besar pramuniaga kalangan bawah adalah menghemat sedangkan kalangan menengah meminta uang kepada orangtua dan juga meminjam uang. Artinya mereka tidak secara rasional mengkalkulasikan adanya risiko tersebut. Jika muncul masalah keuangan baru dipikirkan cara menghadapinya, mereka tidak menghitung secara matang. Mereka juga menggunakan coping strategies ini pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan sehingga mereka tidak mencegah penyakit tersebut. Mereka baru berobat ketika mereka baru merasakan sakit.

(2)

ii ABSTRACT

This research was conducted to obtain information and an overview of women's shop lives in the work sphere and know the risks faced and also the strategies used to deal with these risks by using the concept of social status. This research used a qualitative approach with ethnographic methods. The research site in A stores located in mall Paris Van Java, Bandung. Data obtained through interview, observation, and secondary data supported with the research subjects were women shop A stores in mall Parijs Van Java.

The results showed that basically the socio-economic conditions of family is not the main cause of their choosing to work as a women shop. This is due to different socio-economic status so that the reason they work is quite diverse. In the other hand, most of the women assistant shop came from the lower classes so they need a job to be able to fulfill their personal and family needs. But another part comes from the middle class so that they are not too pressed by the demands of the economy. Worked as a women shop must have a lot of risks such as occupational risks, economic risks and social risks. They have their own way as a form of strategy or defense against a variety of risks affecting used the risk reduction and coping strategies.

Risk reduction used when women shop reduce occupational risks and social risks. For the lower classes of women shop, occupational risks are greater concern than social risks. They have a way to reduce the risk of working in a professional manner, meticulous in her work and serve well. Unlike the case with the women shop of the middle class, job responsibilities may not constitute a risk for them. But related to the identity of the original class are placed equal to the other women shop. So to show their identity, they demonstrate themselves to the lifestyle that decorate their lives. It can be said as a venue for "revenge" by the similarities between the status at women shop ‘s work sphere. Either by the company or by the visitors. The way they reduce the social risk (generalization of status, women shop = servant, lower than buyers) namely with the appearance when not working, the use of advanced technology and reduce the social risk (imbalance social interaction and life) by choosing the right time to meet with their friends and family. Where as coping strategies done to deal with the economic necessity (economy risk) by reducing expenses such as buying equipment for make up and cheap goods, being a non picky eater, borrow money to fulfill necessities of life.

In money management issues between the women shop who came from middle class and lower class have different ways to fulfill their needs. Strategy from most of the women shop who came from lower class is saving while those who coming from middle class asking for money from their parents and also borrow money. It means they do not rationally calculate the risks. If

only the problems emerge they would think about it, they don’t calculate carefully. They also use

these coping strategies when they have health problems so that they do not prevent the disease. They only seek treatment when they just feel sick.

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah kimia anorganik ini mempelajari sifat  – sifat logam transisi, teori  – teori kimia koordinasi, stabilitas, kinetika dan mekanisme reaksi serta pembuatan

failure and Neimann and analyzed using Weibull distribution for the age of the

Pembangunan tanpa mengambil kira pemeliharaan dan pemuliharaan pengetahuan tradisional Melayu boleh mengakibatkan bangsa Melayu kehilangan identiti.Kajian ini telah

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan melakukan observasi ke beberapa brand yang memproduksi busana semi-formal, melakukan

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TB PARU Di RW 01 Dusun Poh Sawit Desa Karangan Wilayah Kerja Puskesmas Badegan..

Hasil penelitian berupa model pendidikan dan pelatihan (diklat) yang secara efektif dapat membekali pengusaha toko kelontong untuk mengimplementasikan gaya kepemimpinan transaksional

Data dalam tabel feeding pelanggan merupakan pihak-pihak yang menjadi pelanggan atau pembeli barang dan atau jasa yang dijual oleh PT Batik XYZ pada tahun tertentu beserta

mencontek dalam mengerjakan tugas, Tertib dalam mengerjakan tugas, Mentaati aturan berbicara yang ditentukan dalam sebuah diskusi kelas, Bekerjasama dengan tim,