• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Genbun Itchi Sejak Zaman Meiji Hingga Zaman Heisei.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perubahan Genbun Itchi Sejak Zaman Meiji Hingga Zaman Heisei."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN GENBUN ITCHI

SEJAK ZAMAN MEIJI HINGGA ZAMAN HEISEI

Oleh : Amaliatun Saleha NIP: 19760609 200312 2 001

JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN

(2)

ABSTRAK

Setelah zaman Meiji, bahasa Jepang bisa dikatakan mengalami perubahan. Ueno Chizuko menunjukkan perubahan bahasa Jepang, terutama perubahan genbun itchi dalam karya sastra sejak zaman Meiji hingga zaman Heisei, yang dihubungkan dengan gender. Genbun itchi tai adalah gaya bahasa yang menyatukan “gen” (bahasa lisan) dengan “bun” (bahasa tulis), dan hal ini dapat dikatakan sebagai asal dari bentuk bahasa lisan yang digunakan sekarang. belum ada penggunaan tanda kutip, serta idak ada pembedaan antara kata ganti orang pertama tunggal dan jamak, serta pembedaan kata ganti untuk perempuan dan laki-laki. Kemudian seiring pergantian zaman, terjadi perubahan bahasa dalam karya sastra.. Melalui analisis pada karya-karya sastra hingga zaman Heisei, ditemukan bahwa kata ganti orang pertama dibedakan berdasarkan gender, dan penggunaan tanda kutip dalam bahasa lisan lebih bebas, serta perbedaan bahasa remaja perempuan semakin tidak terlihat jelas dengan bahasa laki-laki.

Kata kunci: genbun itchi, karya sastra Jepang modern, bahasa perempuan, bahasa laki-laki

ABSTRACT

After the Meiji era, Japanese language has changing. Ueno Chizuko showed Japanese language change, especially the changes of “genbun itchi” in literature since the Meiji era until the Heisei era, which is connected with gender. “Genbun itchi tai” is a style that unites "gen" (oral language) with "bun" (written language), and this is the origin of spoken language forms used today. In literary works in the Meiji era, there has been no use of quotation marks, and there is no distinction between first person singular and plural, and pronouns distinction for women and men. As the turn of the era, there is a change of Japanese language in literary works . Through the analysis of literary works until the Heisei era, found that first person pronouns are distinguished on the basis of gender, and the use of quotation marks in the spoken language more freely. The differences of the language of women are not apparent with the language of men.

(3)

Perubahan Genbun Itchi sejak Zaman Meiji hingga Zaman Heisei

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Kokumin kokka (Nation-state) adalah negara yang dibentuk oleh dan untuk rakyat yang ada di suatu daerah. Kokumin kokka pun dapat dianggap sebagai sebuah ideologi atau pemikiran mengenai negara dan rakyat yang ada di dalamnya. Apabila dilihat dari sejarahnya, kokumin kokka muncul di Eropa pada abad ke-18 hingga abad ke-19 setelah terjadi revolusi rakyat terhadap sistem negara yang terpusat pada raja. (http://ja.wikipedia).

Kemudian, dalam buku Imagined Communities, Benedict Anderson mengutarakan teorinya tentang “kokka (negara)”, “kokumin (rakyat) ”, “kokugo (bahasa nasional)” dan hubungannya dengan kesusatraan. Ia berpendapat bahwa dengan kelahiran “kokumin kokka” dan munculnya penerbit serta “kokumin bungaku” maka kesusatraan, khususnya, kesusastraan modern, tidak dianggap sebagai bidang seni saja. Pada masa itu, kesusatraan atau sastrawan dianggap memiliki “prinsip” politik yang sederhana, dan tidak bisa lepas dari bahasa yang memiliki kekuatan “seijisei (nilai politik)” (Budiman, 2006 : 1)

Menurut Suga Hidemi, generasi sekarang yang merupakan anak-cucu dari generasi zaman Meiji, hidup dalam ruang yang terbentuk dari revolusi bahasa (zokugo kakumei) zaman Meiji. Menurutnya, generasi masa kini, hidup dengan menggunakan bahasa yang distandarkan sejak tahun Meiji 20- 40-an (Budiman, 2006 : 1)

Tetapi menurut Ueno Chizuko, setelah ‘Revolusi Bahasa” zaman Meiji, sebenarnya bahasa Jepang sulit dikatakan tidak berubah. Ia mengutarakan dalam bukunya 千鶴子

文学 社会学 bahwa teori Komori Yoichi dalam buku 文体 物語 平成 言文一致体運動 menunjukkan salah satu “revolusi bahasa”, dan dalam buku ini, Ueno membahas mengenai perubahan bahasa Jepang, terutama perubahan genbun itchi (言文一致)取 dalam karya sastra sejak zaman Meiji hingga zaman Heisei, yang dihubungkan dengan gender.

Dalam tulisan singkat ini, saya akan membahas mengenai perubahan genbun itchi yang terdapat dalam buku Ueno Chizuko tersebut.

1.2 Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari pembahasan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengertian genbun itchi .

2. Mengetahui bagaimana perubahan genbun itchi dalam karya sastra sejak zaman Meiji hingga zaman Heisei, dan menghubungkannya dengan gender

2. Pembahasan

2.1 Pengertian Genbun itchi

(4)

buntai) dan bahasa lisan (kougo buntai). Kemudian muncul gaya bahasa yang disebut genbun itchi tai取 (言 文 一 致 体). Genbun itchi tai adalah gaya bahasa yang menyatukan “gen” (bahasa lisan) dengan “bun” (bahasa tulis), dan hal ini dapat dikatakan sebagai asal dari bentuk bahasa lisan yang digunakan sekarang (www.tabiken.com/history/doc).

Selanjutnya genbun itchi menjadi pembicaraan di kalangan sastrawan. Misalnya dalam buku “Shosetsu Shinzui”, Tsubouchi Shoyo menyebutkan bahwa gaya bahasa yang digunakan oleh Santo Kyozan (1769-1858) dan Ryutei Tanehiko (1783-1842) dalam kuza zoushi mereka, mendekati bahasa lisan (the vernacular). Yang menjadi ciri khas dari mereka adalah mereka menggunakan bahasa lisan Kansai (kamigata). Menurut Suzuki Sadami, yang menjadi perhatian dalam genbun itchi dari novel pada zaman Meiji, bukan gaya bahasa lisannya, tetapi gaya bahasa dasar (ji no buntai). (Suzuki, 2006: 273). Ketika terjadi pencerahan dan westernisasi di Jepang, pada tahun 1865 sampai 1885 muncul Maejima Hisoka dan Fukuzawa Yukichi. Setelah itu, Futabatei Shimei mengutarakan bahwa gaya bahasa dasar (ji no buntai) dari novel adalah berbentuk “da”. Kemudian, Yamada Bimyo mulai menulis novel dengan gaya bahasa genbun itchi berbentuk “desu”. Setelah perang antara Jepang dan Cina, Ozaki Koyo menggunakan gaya bahasa berbentuk ”de aru”, dan muncul shaseibun. Selanjutnya gaya bahasa ini dikembangkan oleh sastrawan aliran shirakaba (www.tabiken.com/history/doc).

Genbun itchi pun menjadi perhatian Ueno Chizuko, seorang Profesor bidang sosiologi di Universitas Tokyo. Ia membahas perubahan genbun itchi sejak zaman Meiji hingga zaman Heisei. Tetapi, ia tidak membahas mengenai ji no buntai dari genbun itchi tetapi ia menghubungkannya dengan gender.

Genbun itchi dan Gender pada zaman Meiji

Yang menjadi “Bahasa Nasional (kokugo)” pada zaman Meiji adalah bahasa buatan (人 工 的 言 語) yang diambil dari ragam bahasa Tokyo khususnya ragam Yamanote. Menurut Kato Shuichi, sebelum adanya cara penulisan seperti sekarang ini, pada masa itu belum ada kutipan dan penggunaan tanda kutip, serta kata ganti orang pertama. Dalam ragam bahasa pada masa itu, tidak ada pembedaan antara kata ganti orang pertama tunggal dan jamak, serta pembedaan kata ganti untuk perempuan dan laki-laki pada masa itu tidak digunakan secara umum.

Pada zaman Meiji, baik laki-laki maupun perempuan, ditulis dengan kata “ware”. Hal ini dapat terlihat dari 紫式部日記 hingga 樋口一葉日記 . Penggunaan “wagahai” untuk perempuan dan “ore” untuk laki-laki, hanya digunakan oleh kalangan atas, dan ungkapan “boku” digunakan secara meluas oleh masyarakat biasa.

(5)

berikut ini. Dan sampai sekarang hal ini masih digunakan.

勢 不思議 う 文 容子

親 大 者 親 大 者 親 大 者 私 あ

文 う 垂 頸 振揚

貴嬢 あ

ア あ ワ Budiman,取 2006:別紙1

.

Bahasa Lisan pada Masa Sebelum Perang Dunia II

Walaupun format bahasa Jepang dianggap tidak berubah sejak Revolusi Bahasa Populer, tetapi terdapat kekhususan dalam novel modern pada masa sebelum Perang Dunia II, seperti berikut ini取 :

Novel 痴人 愛 谷崎潤一郎 1924-25

Tanizaki dianggap sebagai seorang yang modern pada masa itu. Dalam novel kabaret ini, ia menggambarkan kehidupan pemuda dan wanita modern pada masa itu. Tokoh dalam novel ini adalah dan 譲治 う . Pada akhir kalimat yang diucapkan Naomi, digunakan … …わ seperti dalam ragam Yamanote, Tokyo. Jouji yang digambarkan sebagai anak dari pengusaha daerah, menggunakan kata ganti pertama 僕 yang mencerminkan penggunaan bahasa kota. Mereka berdua menggunakan bahasa buatan (jinkoutekigo).

え … 前 う い 僕 到底堪え い

項 う 冷 生活 …

う う 云う積 ?

Budiman,取 2006:別紙2

Novel取 卍 谷崎潤一郎 1928-30

(6)

中略 先生わ 大 時間滅茶々々 い

え い御迷惑 あ

Seharusnya menurut Kono Chieko取 :

中略 先生 大 時間滅茶々々 致 え い御迷

惑 … 宜 い ?

Budiman,取 2006:別紙3

Bahasa Lisan Setelah Perang Dunia II

Bahasa Lisan wanita dalam Novel 斜陽 宰治 (1947)

Setelah Perang Dunia II, Dazai Osamu adalah salah satu sastrawan yang membuat karya dengan menggunakan bahasa wanita. Novel ini adalah novel yang ditulis dalam bahasa lisan wanita bangsawan pada masa demokrasi setelah Perang Dunia II, ketika derajat kalangan bangsawan turun. Cerita ini terinspirasi dari buku harian seorang wanita bangsawan, yang merupakan penggemar Dazai. Dazai mengunakan gaya 女装文体 . Karya ini menggambarkan perasaan pada masa kehancuran setelah Perang Dunia II.

Penggunaan kata 母 yang biasa digunakan dalam bahasa wanita Yamanote, terdengar romantis / impractical pada masa gelap setelah Perang Dunia II, baik bagi wanita dan laki-laki.

わ い い

母 食堂 う

寒い う 熱

取 私 食堂 湯気 立 い 熱い い 先日

師匠 話 い

あ 方 私 う い何 似 い う?

Budiman,取 2006:別紙4

Bahasa Wanita dalam 美徳 島 紀 (1957)

Gaya bahasa wanita yang digunakan dalam novel ini adalah gaya bahasa kalangan bangsawan dan sangat cantik / rapi. Mishima menggunakan sudut pandang orang ketiga seperti dalam kisah klasik Balzac, Prancis. Novel Mishima lebih tepat disebut sebagai alegori daripada novel.

そ い わ い 節子 言 八時 約

束 あ 今日 8 時 会い い わ

そ 言 い汐時 あ 思う 私 遅 来 怒

い 仰言

(7)

Kemunculan generasi baru seperti Oe Kenzaburo大江健 郎 Generasi ini membuat inovasi bahasa setelah Perang Dunia II.

Misalnya dalam novel 奇妙 仕 1957 karya Oe Kenzaburo. Ia menggunakan kata ganti orang pertama yang membedakan gender seperti 僕 dan 私 , tetapi ia tidak menggunakan tanda kutip dan kalimat yang digunakan dalam percakapannya sangat simple serta ada campuran dengan bahasa asing. Seperti pelajar perempuan berkata イ い . Ia menggambarkan bagaimana kehidupan baru pada masa itu yang materialistis. Tetapi, apabila dilihat dari bahasanya, tidak ada yang baru. Ia menggunakan gaya bahasa genbun itchi (zokugo kakumei) zaman Meiji setelah Futabatei Shimei.

イ い 良いわ 女性学生 い

君 引 ? 驚い 私大生 訊

引 わ 私 生物 い 動物 死体 慣 わ

Budiman,取 2006:別紙6

2.5 Masa antara Perjuangan Mahasiswa setelah Perang Dunia II dan Gerakan Awal Woman Lib

Pendidikan pada masa ini sudah menjadi hal yang umum dan terjadi perubahan bahasa yang digunakan pelajar, seperti dalam karya sastra berikut ini :

Novel わ 日々 柴 翔 1963

Novel ini menjadi kitab bagi gerakan mahasiswa tahun 1960an. Ia menggunakan gaya bahasa 全学連 dan menceritakan tentang catatan seorang laki-laki pada masa itu.

う 山 宿 五日目 一週間 休暇 そ そ う

い 一体 何 来 そう考え 心 否応 床

間 ボ ン 向 い そ 底 東京 出 前 あ

屋 買い集 睡眠 箱 数ヶ 入 い

Budiman,取 2006:別紙7

Catatan pribadi 十歳 原点 高 悦子 1971

Tulisan ini menggunakan gaya bahasa 全 共 闘 tahun 1970an. Takano menceritakan tentang buku harian pelajar wanita. Perbedaan gender dalam karya Shibata dan Takano ini tidak terlihat menyolok.

Shibata menggunakan kata “Boku” yang ditulis dengan hiragana, untuk menunjukkan gender laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa pelajar pada masa setelah Perang Dunia II kurang dewasa, karena bahasa yang digunakan seperti anak-anak.

(8)

seperti ‘kekuasaan’ dan ‘identitas”. Bahasa yang mereka gunakan seperti bahasa laki-laki, seperti 己 dan 考え え い ketika menceritakan kelemahan dari diri wanita. Catatan pribadi karya Takano, menceritakan kematian dalam gerakan mahasiswa, dan menunjukkan bahwa hal eksklusif berubah menjadi umum.

東大闘争 常 自己 主体性 問わ 立 そ 危機 内在 中

略 己 考え 得 そ 疲

弱 中略 独 あ 未熱 あ 私 十歳

原点 あ

Budiman,取 2006:別紙8

い 女 中美津 1972

Kelahiran gerakan kebebasan wanita (Woman Lib) membuat perubahan bahasa dari bahasa laki-laki ke bahasa wanita. Gerakan Woman Lib, muncul di Jepang setelah keruntuhan gerakan sayap kiri dan gerakan 全共闘 zenkyoutou , pada bulan Oktober 1970.

Pada saat itu, para pelaku gerakan sayap kiri yang gagal, kembali kepada kehidupan sehari-hari dan menyoroti perempuan, dan mulailah “Revolusi kecintaan terhadap wanita dan feminisme”. Gaya bahasa pada masa ini, berubah dari gaya bahasa yang romantis (hinichijou) menjadi bahasa sehari-hari (nichijou), dan bahasa laki-laki menjadi bahasa wanita. Hal ini dapat dilihat dalam novel い 女 karya Tanaka Mitsu.

Sebagai pengganti “watashi” digunakan “atashi”, lalu penggunaan tanda “?” atau “!” yang mendekati bahasa lisan sehari-hari, dan kutipan tidak dipisahkan dari kalimat narasi. Ini terlihat sebagai genbun itchi yang berbeda.

講師? 口 あ あ ! いう

半信半疑 気持 大低 場 そ無

残 結果 終わ 中略

Budiman,取 2006:別紙9

Walaupun karya ini hanya berbeda satu tahun dari karya Takano Etsuko, tetapi terdapat perbedaan besar di antara keduanya. Dalam karya Takano, gaya bahasa yang digunakan untuk menceritakan kelemahan pelajar perempuan adalah bahasa laki-laki sebagai jargon dari gerakan mahasiswa. Sedangkan Tanaka, menunjukkan kematian bahasa laki-laki dan memunculkan bahasa wanita sebagai bentuk dari gerakan Woman Lib, sehingga dapat dikatakan terdapat gap pada masa “Akhir dari Zenkyoutou” dengan “Awal Woman Lib” di Jepang

2.6 Kebangkitan 平成言文一致体平成言文一致体平成言文一致体平成言文一致体

(9)

dimulai dari bahasa lisan wanita, yaitu gaya bahasa lisan wanita yang disebut 女装文体 (Joso buntai) . “Joso buntai” merupakan gaya bahasa lisan wanita tapi diselimuti oleh gaya bahasa laki-laki. Penulis yang dianggap sebagai pioneer dalam penggunaan gaya bahasa ini adalah Hashimoto Osamu dengan karya serialnya 桃尻娘 .

Serial 桃尻娘 橋本治 1978~

Serial ini, masih menggunakan kata ganti orang pertama wanita dengan kata あ atau akhiran …わ … sebagai pembeda gender, tetapi bahasa lisan wanita yang digunakan ketika memanggil sahabatnya, banyak menggunakan bahasa populer (hayari kotoba) dan kalimat dengan tempo yang baik, sehingga perbedaan gender tidak terlihat jelas. Pada kenyataannya, memang sejak saat itu, bahasa yang digunakan oleh pelajar wanita ketika berbicara dengan teman akrabnya adalah bahasa yang kasar, seperti laki-laki.

大 言え い あ 頃 酒 い い 思う

黙 一応 イ 中略

Budiman,取 2006:別紙10

Pembicaraan yang sederhana / tidak penting dan kalimat yang panjang dirasakan sebagai ciri khas dari kelemahan wanita. Tetapi, hal ini tidak terlihat dalam “Momoshiri musume”. Hashimoto, membuat karakter perempuan pelajar SMA pada masa itu, menggunakan kata-kata yang cerdas dan tajam.

Kemudian, Hashimoto menulis 桃尻語訳枕草子 1987-95 . Bahasa yang digunakan dalam karyanya ini, adalah ungkapan remaja perempuan dari kalangan rendah Zaman Heian. Ia menggunakan sudut pandang yang seolah-olah menemukan sesuatu yang baru (hakken), yang dapat membukakan mata.

春 曙 !

白 山 空 少 紫 い雲 細

い !

Budiman,取 2006:7

Novel 混浴 宇 鴻一郎 1993

Apabila Hashimoto dianggap sebagai pioneer dari gaya bahasa ini, maka karya

鴻 一 郎 (Uno Koichiro) 混 浴 1993 tidak boleh dilupakan. Ia menggunakan bahasa lisan remaja wanita dalam karyanya dari tahun 1960 hingga 1970an.

Tetapi terdapat perbedaan gaya bahasa di antara keduanya. Bahasa wanita yang digunakan Uno, adalah gaya bahasa perempuan, tanpa menggunakan bentuk “ ” (

(10)

Pada kalimat tersebut, terlihat seolah-olah ada mata dari luar yang memandang tubuhnya sendiri.

あ ア イン

中略 一 四 イ イ イ

飛 跳 手 突 出

そ い あ 体形 体 動

Budiman,取 2006:別紙11

2.7 Revolusi unik dari

赤 巾 気 庄 1969

Sebelum Hashimoto, mungkin Shouji Kaoru dapat dianggap sebagai pioneer dari

平成言文 一致 . Dalam karyanya ini, ia banyak menggunakan hiragana, dan sedikit menggunakan tanda kutip dalam bahasa lisannya. Cara penulisan ini dapat dianggap sebagai hal yang orisinal dan baru pada masa itu. Selain itu, ia menggunakan kata “boku” yang ditulis dengan hiragana, sebagai gaya bahasa Jepang setelah Perang Dunia II. Kemudian, deskripsi/komentar pribadi yang dimasukkan dalam ( ) dianggap sebagai ciri khas dari metateks dari novel modern. Setelah ia memperkenalkan gaya bahasa baru generasi setelah perang, ia tiba-tiba menghilang hingga 10 tahun kemudian tidak berkarya.

Mungkin penulisan ‘boku’ dalam hiragana yang meluas di kalangan laki-laki setelah Perang Dunia II, dimulai sejak saat ini. “Boku” yang ditulis kanji yang digunakan Oe Kenzaburo dan digunakan dalam gaya bahasa pada umumnya, memang dianggap segar, tetapi, perubahan 僕 menjadi oleh generasi setelah perang menunjukkan bahwa mereka semakin menunjukkan kepribadiannya.

根 快活 楽 家 う い 大群

腹い い食 う う

ういう自 対 悪口 別 否定 わ い

Budiman,取 2006:別紙12

ア 影 加藤典洋 1985

(11)

中康 取 1980

Novel ni, menggunakan sudut pandang orang pertama perempuan. Walaupun dalam novel ini dipenuhi oleh informasi yang sedang trend dan novelnya dirasakan berbeda, tetapi dianggap agak kuna. Seperti pada zaman ketika CD sudah menjadi trend, ia masih menggambarkan tape recorder.

“Individualitas” merupakan ciri khas dari tahun 1980an, ketika terbentuk masyarakat sebagai konsumen tinggi. Tetapi gaya bahasa novel ini terlihat lebih tenang dibandingkan zamannya. Tokoh utama perempuan, menggunakan kata 私 dan gaya bahasanya netral. Penggunaan kata 億劫 肝心 yang diucapkan oleh tokoh utama yang sepertinya kurang berpendidikan , terlihat hangat untuk menunjukkan sisi feminin dari penulis.

Kemudian, dalam teksnya yang lain, penulisan bahasa lisannya agak aneh, misalnya tokoh laki-laki menyebutkan dirinya 男 子 dan 飽 征服欲 . Ia juga menggunakan kata 私 , 僕 君 , あ , , わ sebagai pembeda gender, dan tanda kutip, tetapi tidak jelas siapa yang berkata dan mulai darimana perkataannya tersebut. Pada dasarnya, kaiwa ini menunjukkan kaiwa yang bersemangat dan文 dari 浮

雲 .

あ 今 私 浮気 い い

そ 僕 男 子 仕方 い 飽 征服欲 あ

随 勝手 論理

Budiman,取 2006:別紙13

風 歌 聴 村 春樹取 1979

Penggunaan 僕 私 君 , あ dan bahasa wanita , ,

わ serta pembeda narasi dan bahasa lisan, dalam novel ini terlihat kuna, apabila dibandingkan dengan isi dari percakapan tersebut, sehingga terlihat aneh, ketika pelajar perempuan tahun 1970an menggunakan bahasa wanita seperti ini.

え 覚え い 確 私 飲 酔 払 わ

何 嫌 あ そ 私 責任

彼女 そう言う ア 柄 殆 務的 何度 手

叩い 僕 黙 話 続 待

Budiman,取 2006:別紙15

村 龍取 1988

(12)

中略 わ い 背 高 あ 恥 自

熱 わ う うそ 出

行 う 何 あ 待 い 女

目 あ 手

Budiman,取 2006:別紙16

哀愁 町 霧 振

,椎 ,誠 1981-82

Shiina Makoto adalah salah satu dari penulis Showa dengan gaya bahasa yang ringan. Tetapi, terlepas dari penggunaan gitaigo dalam karyanya yang memberikan kesan ringan, sebenarnya tidak seringan itu. Bahkan gaya bahasanya menggunakan gaya bahasa klasik.

用心深 身 え 時 迫 い

う え !

時 低い 張 あ 飛

中略 う 時 喉 あ い 音

Budiman,取 2006:別紙17

2.8少女少女少女少女 ンンンン dan Transformasi “bahasa perempuan”

ン 本 1987

Ia adalah penulis wanita yang membuat revolusi terhadap bahasa Jepang. Dikatakan bahwa gaya bahasa Yoshimoto dipengaruhi oleh bahasa komik perempuan. Seperti penggunaan frase pendek seperti dan い .

そ 時思い い 2度 い 暗 い迫力

あ 中略

気 涙 流 胸元 落 い い

Budiman,取 2006:別紙18

イ アイ 山 詠美 1987

(13)

素敵 ネ 氷室冴子 1984-91

Sebelum Yoshimoto, Himuro Saeko sudah terkenal di kalangan remaja umur belasan tahun. Yoshimoto dianggap sebagai 枕草子 di kalangan perempuan pelajar SMA.

幼稚園 西原理恵子 1993

Gaya bahasa yang digunakan seperti penulis komik, seperti bahasa lisan wanita

う penggunaan katakana seperti ワ

dan bahasa slang seperti ソ . Ia juga menggunakan kata あ dan nama seperti 西原 sebagai kata ganti pertama. Baik laki-laki maupun perempuan, tidak menggunakan nama keluarga seperti 木村 山 . Gaya bahasanya seperti

返 , lebih mendekati bahasa laki-laki. Gaya bahasa 女装 berkembang dari cara penulisan perempuan.

桜 園 秋生 1994

Yoshida menggambarkan bagaimana sebenarnya bahasa perempuan dalam komik perempuan dalam karyanya ini.

学校 取 あ 調子

… 取 あ

あ 泣い

あ あ い

Budiman,取 2006:12

Kalau kata ganti あ dihilangkan, maka kalimatnya seperti bahasa laki-laki. Yoshida juga menggunakan kata “atashi” dan “..noyo” sebagai pembeda gender. Walaupun bahasa yang digunakan oleh remaja perempuan belasan tahun yang dianggap kasar bagi orang dewasa dan pembeda gender tidak jelas, penggunaan “boku” oleh perempuan tetap aneh. Tetapi, mulai saat itu ada kaum laki-laki yang disebut menggunakan kata ganti “atashi”.

Berikut adalah kutipan dari seorang pelajar perempuan SMP berumur 13 tahun, ketika ia akan bunuh diri karena dikucilkan (ijime)

え そ う い い そ

見 一ヶ月後 誕生日 28日

覚え

殺 朝日新聞 1995 5 2

Budiman,取 2006:別紙12

(14)

3. Simpulan

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari genbun itchi tai adalah gaya bahasa yang menyatukan “gen” (bahasa lisan) dengan “bun” (bahasa tulis), dan hal ini dapat dikatakan sebagai asal dari bentuk bahasa lisan yang digunakan sekarang

Bahasa Jepang yang selama ini dianggap tidak berubah, ternyata berubah. Hal ini dapat kita lihat melalui kutipan-kutipan dari karya sastra tersebut. Pada zaman Heisei iini, genbun itchitai pada zaman Meiji sudah mulai menghilang. Gender berada dalam “Kindai kokugo (Bahasa nasional modern)” . Dalam “Bahasa nasional modern” yang dibentuk oleh laki-laki, dengan bentuk “da” atau “de aru”, terdapat bahasa perempuan sebagai bahasa yang menonjol (shirushi tsuki).

Adapun perubahan genbun itchitai dari zaman Meiji hingga zaman Heisei berdasarkan gaya bahasa dalam karya sastra dan dihubungkan dengan gender adalah sebagai berikut :

! " #

$% # 人工的 言語 ada masa itu belum ada kutipan dan penggunaan tanda kutip, serta kata ganti orang pertama. Selain itu, tidak ada pembedaan antara kata ganti orang pertama tunggal dan jamak, serta pembedaan kata ganti untuk perempuan dan laki-laki tidak digunakan secara umum. Baik laki-laki maupun perempuan, ditulis dengan kata “ware”. Penggunaan “wagahai” untuk perempuan dan “ore” untuk laki-laki, hanya digunakan oleh kalangan atas, dan ungkapan “boku” digunakan secara meluas oleh masyarakat biasa. &enbun itchi tai (言文一致体)取 pada masa Meiji, disebut dengan “Revolusi Bahasa Populer (俗語革 )”. 言 dalam 言文一致体 bukan bahasa populer pada zaman Edo, tetapi bahasa populer baru yang terbentuk di kalangan menengah, seperti akhiran “…ワ”.

2. Pada zaman sebelum PD II, perempuan menggunakan … …わ di akhir kalimat digunakan seperti dalam ragam Yamanote, Tokyo. Laki-laki menggunakan kata ganti pertama 僕 .

3. Pada zaman setelah PD II, Dazai Osamu dianggap sebagai seorang yang modern, dan ia menggunakan bahasa perepmpuan dan gaya 女 装 文 体 dalam karyanya. Kemudian Oe Kenzaburo, menggunakan kata ganti orang pertama yang membedakan gender seperti 僕 dan 私 , tetapi ia tidak menggunakan tanda kutip dan kalimat yang digunakan dalam percakapannya sangat simple serta ada campuran dengan bahasa asing.

4. Pada tahun 1960an, karya yang mewakili saat itu adalah Shibata Shou. Ia menggunakan gaya bahasa 全学連 , dan ia menggunakan kata untuk tokoh laki-lakinya.

(15)

gunakan seperti bahasa laki-laki, seperti 己 dan 考え え い . Setelah keruntuhan gerakan tersebut, pada bulan Oktober 1970, muncul gerakan (Woman Lib) yang membuat perubahan bahasa dari bahasa laki-laki ke bahasa wanita. Gaya bahasa pada masa ini, berubah dari gaya bahasa yang romantis (hinichijou) menjadi bahasa sehari-hari (nichijou). Hal ini dapat dilihat dalam novel い 女 karya Tanaka Mitsu. Seperti, “watashi” diganti “atashi”, lalu penggunaan tanda “?” atau “!” yang mendekati bahasa lisan sehari-hari, dan kutipan tidak dipisahkan dari kalimat narasi. Ini terlihat sebagai genbun itchi yang berbeda.

6. Heisei genbun itchi, dimulai dari bahasa lisan wanita, yaitu 女装文体 (Joso buntai) . “Joso buntai” pada masa ini merupakan gaya bahasa laki-laki lisan wanita tapi diselimuti oleh gaya bahasa laki-laki. Penulis yang dianggap sebagai pioneer dalam penggunaan gaya bahasa ini adalah Hashimoto Osamu dengan karya serialnya 桃尻娘 .

Serial ini, masih menggunakan kata ganti orang pertama wanita dengan kata あ

atau akhiran …わ … sebagai pembeda gender, tetapi bahasa lisan wanita yang digunakan ketika memanggil sahabatnya, banyak menggunakan bahasa populer (hayari kotoba) dan kalimat dengan tempo yang baik, sehingga perbedaan gender tidak terlihat jelas. Pada kenyataannya, memang sejak saat itu, bahasa yang digunakan oleh pelajar wanita ketika berbicara dengan teman akrabnya adalah bahasa yang kasar, seperti laki-laki. Selain Hashimoto, penulis dengan gaya bahasa heisei genbun itchi adalah Uno Koichiro. 7. Kemudian ciri khas dari heisei genbun itchi adalah banyak menggunakan huruf hiragana,

kata ganti orang pertama dibedakan berdasarkan gender, kata “boku” yang ditulis dalam hiragana, dan penggunaan tanda kutip dalam bahasa lisannya lebih bebas. Selain itu, bahasa wanita yang digunakan oleh para tokoh wanita dalam karya sastra masa ini, adalah bahasa populer pada masa itu, dan ada juga yang dipengaruhi oleh bahasa dalam komik . Melalui kutipan-kutipan tersebut pada bagian sebelumnya, terlihat bahwa bahasa remaja wanita tidak berbeda dengan bahasa laki-laki sehingga perbedaan gender tidak terlihat jelas.

Daftar Rujukan :

Budiman, Kazuko, 平 成 言 文 一 致 体 ン Bahan perkuliahan Bibliografi Masyarakat dan Budaya Jepang, Program Magister Kajian Wilayah Jepang, Univ. Indonesia yang diambil dari buku Ueno Chizuko, 千鶴子 文学 社会学

朝日新聞 2003, 2006

Sadami, Suzuki, The Concept of “Literature” in Japan, Nichibunken Monograph Series no. 8, International Research Center for Japanese Studies, Kyoto, 2006

www.ja.wikipedia

Referensi

Dokumen terkait

Hal itu sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan

n 63.1 PPK pembayaran setiap angsuran prestasi dapat menangguhkan pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya, termasuk

Para aktor non negara melalui internet/ sosial media melakukan langkah-langkah edukatif dengan memberikan informasi yang bermanfaat dan menjelaskan berbagai fakta serta data

30 Saya bermusuhan dengan teman karena berebut pengaruh dari teman yang lain 31 Saya dan teman-teman saling percaya 32 Saya suka ikut tawuran warga antar desa 33

Jesus Christ for giving me health, strenght, and chance to me so, I can complete this paper as one of the requirements to get degree of Diploma English at the Faculty of

Dari hasil penelitian yang didapatkan, maka pola komunikasi yang terjadi pada ibu atau ayah sabeulah meliputi beberapa pola yang digunakannya, seperti pola

As she clears out her old bedroom, Polly discovers that below her memories, in which she led an entirely normal and unremarkable life, there is a second set of memories, which

Perusahaan pada pertumbuhan yang tinggi akan selalu membutuhkan modal yang semakin besar demikian juga sebaliknya perusahan pada pertumbuhan penjualan yang rendah,