ANALISIS EFESIENSI ENERGI LISTRIK PADA PT. PUPUK ISKANDAR MUDA MENGGUNAKAN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA GAS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Sub konsentrasi Teknik Energi Listrik Oleh
Ezzy Silmi NIM : 120402112
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2018
ABSTRAK
Semakin modern suatu alat maka kebutuhan akan energi akan semakin meningkat. Demikian juga kebutuhan ini meningkat seiring dengan peningkatan produksi pupuk urea. Salah satu cara untuk menentukan kebijakan perencanaan pengelolaan energi sehingga tercapai optimasi energi adalah analisis energi.
Penggunaan konsumsi energi listrik yang tinggi otomatis mempengaruhi biaya operasional yang tinggi. Bila biaya operasional terhadap pemenuhan energi listrik yang tinggi lantas tidak diimbangi dengan peningkatan produksi dan kapasitas pabrik, maka akan menimbulkan kerugian yang besar. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya guna mengidentifikasi penyebab tingginya penggunaan energi listrik di pabrik pupuk. Dampak dari nilai konsumsi listrik yang diatas standar bisa mengindikasikan adanya pemborosan energi atau penggunaan beban yang besar, tetapi perlu pula ditinjau terlebih dahulu pembebanan yang ada, selain itu konsumsi listrik yang tinggi bisa menyebabkan tingginya biaya operasional jika penyumbang energi listrik banyak ditanggung dari generator pembangkit listrik tenaga gas. Hasil dari penelitian didapatan bahwa penggunaan energi listrik total untuk proses produksi pada PT. Pupuk Iskandar Muda adalah sebesar 15030,51 kW dengan tingkat efisiensi penggunaan energi listrik pada proses produksi sebesar 75,15%.
Kata kunci: Motor Listrik, Konsumsi Daya, Efesiensi Energi Listrik, PT. PIM,
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah SWT atas limpahan nikmat, berkat dan ridho- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul:
“ANALISIS EFESIENSI ENERGI LISTRIK PADA PT. PUPUK ISKANDAR MUDA MENGGUNAKAN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA GAS”
Skripsi ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di Departemen Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada Papa dan Mama yang telah membimbing penulis dengan kasih sayang hingga saat ini dan memberikan semangat kepada penulis serta dukungan selama masa studi hingga selesainya skripsi ini.
Selama masa kuliah hingga penyelesaian skripsi ini, penulis juga banyak mendapatkan dukungan maupun bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Raja Harahap M.T. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya untuk selalu memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan kepada penulis selama perkuliahan hingga penyusunan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si., selaku Dosen Penguji Tugas Akhir dan selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan masukan demi perbaikan Tugas Akhir ini dan telah banyak memberi motivasi , dan arahan selama masa perkuliahan.
3. Bapak Ir. Syafruddin HS. M.Sc. Ph.D., selaku Dosen Penguji Tugas Akhir telah banyak memberikan masukan demi perbaikan Tugas Akhir ini serta senantiasa memberikan bimbingan selama perkuliahan.
4. Bapak Dr. Fahmi, S.T., M.Sc., IPM, selaku Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU serta Bapak Ir. Arman Sani M.T, selaku sekretaris Departemen Teknik Elektro FT USU yang banyak memberi motivasi selama penulis menjalani kuliah.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik penulis menuju jenjang Sarjana.
6. Kak Umi, Kak Ester, Bang Dipo dan seluruh staf pegawai Departemen Teknik Elektro FT USU yang telah membantu penulis dalam pengurusan administrasi.
7. Kawan-kawan apartemen 57 Muhammad Kennedy, Aziddin Ahamad Gading, Gansyar Rezky, Syahrul Lesmana Bakti, M. P. Ar-Rasyid Hasibuan, Lipi Sinaga, M. Nur Iqbal, Marguna Hasibuan, Muhammad Mahatir Lubis, Muhammad Arif Pilliang, Habib Zakaria, Ifan Fadhlan, Muhammad Fadhlan, Royansyah Putra Ginting, Yudha Al Hakim, Ardi Ahmad Fauzi.
8. Teman- teman stambuk 2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, dan juga adik adik stambuk 2013 dan 2014.
Penulis menyadari bahwa dalam penulis skripsi ini masih belum sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi isi maupun susunan
bahasanya. Saran dan kritik dari pembaca dengan tujuan menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi kita semua dan hanya kepada Allah SWT-lah penulis menyerahkan diri.
Medan, Juli 2018 Penulis
Ezzy Silmi 120402112
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Manfaat Penulisan ... 3
BAB II DASAR TEORI ... 4
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas ... 4
2.2 Unit Produksi ... 7
2.2.1 Ammonia ... 7
2.2.2 Urea ... 9
2.2.3 Utilitas ... 9
2.3 Motor Induksi Tiga Fasa ... 10
2.4 Efisiensi ... 13
2.5 Konsumsi Daya Pada Pabrik Pupuk Iskandar Muda ... 15
BAB III METODE PENELITIAN ... 16
3.1 Tempat dan Waktu ... 16
3.2 Prosedur Penelitian ... 16
3.3 Peralatan ... 16
3.4 Variabel yang Diamati ... 17
3.5 Pelaksanaan Penelitian ... 17
3.5.1 Proses Pengumpulan Data ... 17
3.5.2 Melakukan Analisis Data ... 18
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 19
4.1 Analisa Penggunaan Energi Listrik ... 19
4.2 Analisa Penggunan Energi Listrik Pada Unit Utilitas ... 19
4.3 Analisa Penggunaan Energi Listrik Pada Unit Ammonia ... 27
4.4 Analisa Penggunaan Energi Listrik Pada Unit Urea ... 33
4.5 Analisa Kebutuhan Energi Listrik ... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
5.1 Kesimpulan ... 42
5.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN ... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Keterkaitan unit utilitas dengan pabrik Ammonia dan Urea ... 8
Gambar 2.2 Blok Diagram Utility-1... 8
Gambar 2.3 (a) Motor induksi rotor belitan (b) Motor induksi rotor sangkar ... 13
Gambar 2.4 a) Motor induksi TEFC (Totally Enclosed Fan Cooled)... 13
Gambar 3.1 Diagram alur proses pengambilan data ... 17
Gambar 4.1 Grafik pembagian penggunaan energi listrik di PT. PIM ... 41
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data hasil pengukuran Unit Utilitas 2300 Volt ... 19
Tabel 4.2 Hasil data efisiensi Unit Utilitas 2300 Volt ... 21
Tabel 4.3 Data hasil pengukuran Unit Utilitas 440 Volt ... 21
Tabel 4.4 Hasil data efisiensi Unit Utilitas 440 Volt ... 25
Tabel 4.5 Data hasil pengukuran Unit Ammonia 2300 Volt ... 27
Tabel 4.6 Hasil data efisiensi Unit Ammonia 2300 Volt ... 29
Tabel 4.7 Data hasil pengukuran Unit Ammonia 440 Volt ... 29
Tabel 4.8 Hasil data efisiensi Unit Ammonia 440 Volt ... 31
Tabel 4.9 Data hasil pengukuran Unit Urea 2300 Volt ... 33
Tabel 4.10 Hasil data efisiensi Unit Urea 2300 Volt ... 35
Tabel 4.11 Data hasil pengukuran Unit Urea 440 Volt ... 35
Tabel 4.12 Hasil data efisiensi Unit Urea 440 Volt ... 38
Tabel 4.13 Total Penggunaan Energi Listrik ... 39
Tabel 4.14 Efisiensi setiap unit produksi ... 40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk urea (NH2CONH2) adalah salah satu jenis pupuk organik yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Meningkatnya jumlah penduduk dan semakin menyempitnya lahan pertanian, mendorong meningkatnya laju permintaan pupuk untuk mempertahankan produktivitas pertanian. Pupuk urea merupakan komponen buatan yang mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Pupuk ini diproduksi dengan bahan baku gas alam (atau hidrokarbon ringan lain) dan udara sebagai sumber nitrogen. Produksi pupuk urea dilakukan melalui proses steam reforming gas alam membentuk hidrogen (H2) dan carbon monokisa (CO), kemudian direaksikan dengan nitrogen (N2) dari udara membentuk amoniak (NH3), dan akhirnya dengan CO2 terbentuk urea. Proses steam reforming gas alam merupakan kunci utama proses. Proses ini merupakan proses endotermik yang beroperasi pada temperatur tinggi (~800oC) sehingga membutuhkan energi termal dalam jumlah besar. Kebutuhan energi termal untuk menjalankan proses dipasok dari pembakaran langsung bahan bakar fosil gas alam. Berdasarkan pengalaman operasi, dari total kebutuhan gas alam, hanya sekitar 40% yang diproses sebagai bahan baku. Sisanya dibakar untuk memasok kebutuhan energi termal pada proses steam reforming, dan untuk memenuhi kebutuhan process steam dan listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan pabrik.
Pada proses pembuatan pupuk urea, terjadi beberapa tahapan proses yang memerlukan masukan masukan energi. Semakin modern suatu alat maka kebutuhan akan energi akan semakin meningkat. Demikian juga kebutuhan ini
meningkat seiring dengan peningkatan produksi pupuk urea. Salah satu cara untuk menentukan kebijakan perencanaan pengelolaan energi sehingga tercapai optimasi energi adalah analisis energi. Dalam analisis energi ini dihitung nilai energi yang digunakan dalam setiap tahap dalam suatu sistem secara keseluruhan untuk mendapatkan gambaran sejauh mana pemakaian energi per kg output.
Penggunaan konsumsi energi listrik yang tinggi otomatis mempengaruhi biaya operasional yang tinggi. Bila biaya operasional terhadap pemenuhan energi listrik yang tinggi lantas tidak diimbangi dengan peningkatan produksi dan kapasitas pabrik, maka akan menimbulkan kerugian yang besar. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya guna mengidentifikasi penyebab tingginya penggunaan energi listrik di pabrik pupuk. Dampak dari nilai konsumsi listrik yang diatas standar bisa mengindikasikan adanya pemborosan energi atau penggunaan beban yang besar, tetapi perlu pula ditinjau terlebih dahulu pembebanan yang ada, selain itu konsumsi listrik yang tinggi bisa menyebabkan tingginya biaya operasional jika penyumbang energi listrik banyak ditanggung dari generator pembangkit listrik tenaga gas. Sehingga konsumsi energi listrik diharuskan sesuai dengan produksi listrik yang dihasilkan pembangkit.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini adalah:
1. Berapa besar kebutuhan energi listrik pada pabrik PUPUK ISKANDAR MUDA untuk memproduksi pupuk urea ?
2. Apakah energi listrik yang digunakan sudah efisien atau belum ?
3. Apakah energi listrik yang dikonsumsi untuk proses produksi pupuk urea sesuai dengan hasil pembangkit energi listrik tenaga gas?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui jumlah energi listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan pabrik PUPUK ISKANDAR MUDA(PIM).
2. Mengetahui nilai efisiensi energi listrik yang digunakan pada pabrik PUPUK ISKANDAR MUDA(PIM).
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Ruang lingkup energi yang digunakan hanya sebatas di dalam pabrik.
2. Tidak membahas besar kebutuhan bahan bakar untuk membangkitkan energi listrik pada pabrik.
3. Tidak membahas siklus kerja didalam PLTG.
4. Tidak membahas tentang ke-ekonomian.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah:
1. Memahami penggunaan energi listrik setiap unit produksi sehingga dapat dilakukan penghematan energi.
2. Mengetahui kesesuaian antara energi listrik yang dikonsumsi untuk proses produksi pupuk urea dengan hasil pembangkit energi listrik tenaga gas.
BAB II
DASAR TEORI 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas
Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya. Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang sederhana dimana energi panas yangdihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi mekanis danselanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi lainnya sesuai dengan kebutuhannya. Sistem PLTG menggunakan prinsip siklus Brayton yang dibagi atas siklus terbuka dan siklus tertutup. Pada siklus terbuka, fluida kerja adalah udara atmosfer dan pengeluaran panas diatmosfer karena gas buang dari turbin dibuang ke atmosfer.
Adapun kekurangan dari turbin gas adalah sifat korosif pada material yang digunakan untuk komponen-komponen turbinnyakarena harus bekerja pada temperature tinggi dan adanya unsur kimia bahan bakar minyakyang korosif (sulfur, vanadium dll), tetapi dalam perkembangannya pengetahuan materialyang terus berkembang hal tersebut mulai dapat dikurangi meskipun tidak dapat secara keseluruhan dihilangkan.
Dengan tingkat efisiensi yang rendah hal ini merupakan salah satudari kekurangan sebuah turbin gas juga dan pada perkembangannya untuk menaikkanefisiensi dapat diatur/diperbaiki temperature kerja siklus dengan menggunakan materialturbin yang mampu bekerja pada temperature tinggi dan dapat juga untuk menaikkan efisiensinya dengan menggabungkan antara
pembangkit turbin gas dengan pembangkit turbin uap dan hal ini biasa disebut dengan combined cycle.
Prinsip kerja dari PLTG adalah udara murni udara murni dari atmosfer masuk melalui Air Intake. Udara dari Air Intake dikompresikan oleh kompresor sehingga terjadi peningkatan temperatur dan tekanan yang sangat agar terjadi pembakaran yang sempurna diruang bakar. Udara yang memiliki temperatur dan tekanan yang sangat tinggi akan bertemu bahan bakar di ruang bakar sehingga terjadi proses pembakaran. Proses pembakaran ini lah yang menciptakan energi mekanik yang memutar turbin. Turbin yang berputar terhubung dengan generator, generator yang berputar akan menghasilkan energi listrik. Energi listrik akan diteruskan ke Transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik.
Energi listrik selanjutnya di transfer ke rumah-rumah, perkantoran, pabrik, dll.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik, pabrik PT. Pupuk Iskandar Muda mensuplai listrik dan beberapa generator sebagai sumber tenaga pembangkit listrik yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut [1]:
a. Main Generator-2 (63-EG-7001)
Generator ini merupakan generator utama sumber tenaga listrik di unit utilitas-2 yang digerakkan dengan turbin berbahan bakar gas alam, fungsinya adalah untuk menyalurkan listrik ke seluruh pabrik dan perumahan.
Daya : 20 MW
Tegangan : 13,8 kV b. Main Generator-1 (53-GI-7001)
Generator ini merupakan generator utama sumber tenaga listrik di utilitas-1 yang digerakkan dengan turbin berbahan bakar gas alam, fungsinya
sama dengan main generator-2 dan hanya salah satu main generator saja yang beroperasi.
Daya : 15 MW Tegangan : 13,8 kV c. Standby Generator (53-GI-7002)
Generator ini hanya dioperasikan apabila terjadi gangguan pada main generator. Sebagai bahan bakarnya dapat menggunakan solar atau gas alam.
Daya : 1,5 MW Tegangan : 2,4 kV
d. Emergency Generator (53-GH-7001)
Merupakan generator cadangan, yang dipakai dalam keadaan mendadak apabila terjadinya gangguan pada main generator dan pada saat peralihan ke standby generator.
Daya : 350 kW Tegangan : 480 V
e. Uninterrupted Power Supply (UPS)
UPS merupakan unit yang bekerja pada saat keadaan gawat. UPS berfungsi untuk mencegah arus listrik tidak terputus bila ada gangguan terhadap power supply pada line normal. Pada normal operasi, UPS mengambil power dari suatu line power normal breaker. Jika terjadi perbaikan, UPS dapat diposisikan sebagai by pass. UPS hanya mampu menyuplai listrik ke sistem selama 90 menit tanpa bantuan dari breaker normal. Peralatannya yaitu baterai basah berfungsi untuk menyuplai listrik ke sistem selama GTG mengalami gangguan, Rectifier yang berfungsi untuk
mengubah arus AC ke arus DC, serta Inverter yang dapat mengubah arus DC menjadi AC.
Daya : 350 kW
Tegangan : 480 V 2.2 Unit Produksi
Unit produksi pada PT. Pupuk Iskandar Muda yang mengolah bahan baku gas alam dan air menjadi pupuk urea di PT. Pupuk Iskandar Muda dibagi menjadi tiga unit, yaitu Ammonia, Urea dan Utilitas [2].
2.2.1 Ammonia
Proses pembuatan ammonia di PT. Pupuk Iskandar Muda menggunakan teknologi Kellog Brown and Root (KBR) dari Amerika Serikat dengan desain operasi 1200 MTPD. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi ammonia adalah gas alam, steam dan udara.
Proses pembuatan ammonia terdiri dari beberapa unit, yaitu : a. Unit persiapan gas umpan baku.
b. Unit pembuatan gas sintesa.
c. Unit pemurnian gas sintesa.
d. Unit sintesa ammonia.
e. Unit pendinginan ammonia.
f. Unit daur ulang ammonia.
g. Unit daur ulang hidrogen.
h. Unit pembangkit steam.
Keterkaitan antara unit utilitas dengan unit Ammonia dan urea ditampilkan pada gambar berikut:
I-1
Unit Amoniak
I-2
Unit Urea NH3 P-1
CO2
I-3
Unit Utilitas
P-5
P-6 P-7 P-8
P-9 P-10
P-11 P-12
P-13
E-1
P-14 P-16
P-1
Storage
NH3 P-17
P-20
P R O D U K NH3
Urea
Gas alam Listrik Cooling water
Demin water steam Plant air
steam Listrik Cooling water
Demin water Plant air
Gambar 2.1 Keterkaitan unit utilitas dengan pabrik Ammonia dan Urea
Gambar 2.2 Blok Diagram Utility-1
WATER INTAKE
SAND FILTER
FILTER WATER
CLARIFIER
CATION
TOWER DEGASIFIER
RECYCLE WATER TANK
MIXBED POLISHER
DEAERATOR POLISH
WATER TANK
WASTE HEAT BOILER PACKAGE
BOILER ACTIVED
CARBON FILTER
ANION TOWER POTABLE WATER WATER
INTAKE
SAND FILTER
FILTER WATER
CLARIFIER
CATION
TOWER DEGASIFIER
RECYCLE WATER TANK
MIXBED POLISHER
DEAERATOR POLISH
WATER TANK
WASTE HEAT BOILER PACKAGE
BOILER ACTIVED
CARBON FILTER
ANION TOWER POTABLE WATER WATER
INTAKE
SAND FILTER
FILTER WATER
CLARIFIER
CATION
TOWER DEGASIFIER
RECYCLE WATER TANK
MIXBED POLISHER
DEAERATOR POLISH
WATER TANK
WASTE HEAT BOILER PACKAGE
BOILER ACTIVED
CARBON FILTER
ANION TOWER POTABLE WATER
2.2.2 Urea
Unit Urea PT. Pupuk Iskandar Muda mengunakan teknologi ACES, memproduksi pupuk urea granul dengan kapasitas terpasang 1.725 ton/hari.
Proses ini dipilih karena mempunyai beberapa kelebihan, antara lain mutu produk yang tinggi, tidak ada problem eksplosive, lowest steam consumption process, dan limbah yang kurang (tingkat polusi yang rendah).
Unit urea dapat dibagi dalam enam seksi, yaitu:
a. Seksi sintesa.
b. Seksi purifikasi.
c. Seksi kosentrasi.
d. Seksi granulasi.
e. Seksi recoveri.
f. Seksi proses pengolahan kondensat.
2.2.3 Utilitas
Unit Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai produk akhir. Pada PT. Pupuk Iskandar Muda, pabrik Utilitas meliputi : a. Unit water intake.
b. Unit pengolahan air.
c. Unit pembangkit uap (steam).
d. Unit pembangkit listrik.
e. Unit udara instrumen dan udara pabrik.
f. Unit pemisahan udara (ASP).
g. Unit pengukuran gas (gas metering station).
h. Unit pengolahan air buangan.
2.3 Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan arus stator [3].
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul gaya gerak listrik (GGL) induksi. Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator dengan kecepatan berputar rotor [4].
Motor induksi merupakan motor yang memiliki konstruksi yang baik, harganya lebih murah dan dalam pengaturan kecepatannya, stabil ketika berbeban dan mempunyai efisiensi tinggi. Mesin induksi adalah mesin ac yang paling banyak digunakan dalam industri dengan skala besar maupun kecil, dan dalam rumah tangga. Alasannya adalah bahwa karakteristiknya hampir sesuai dengan kebutuhan dunia industri, pada umumnya berkaitan dengan harga, kesempurnaan,
pemeliharaan, dan kestabilan kecepatan. Mesin induksi (asinkron) ini pada umumnya hanya memiliki satu suplai tenaga yang mengeksitasi belitan stator.
Belitan rotornya tidak terhubung langsung dengan sumber tenaga listrik, melainkan belitan ini dieksitasi oleh induksi dari perubahan medan magnetic yang disebabkan oleh arus pada belitan stator.
Motor induksi sangat banyak dipakai sebagai penggerak di perindustrian karena banyak memiliki keuntungan, tetapi ada juga kelemahannya[5].
Keuntungan motor induksi:
• Motor induksi sangat sederhana dan kuat.
• Biayanya murah dan dapat diandalkan.
• Motor induksi memiliki efisiensi tinggi pada kondisi kerja normal.
• Perawatannya mudah.
Kerugian motor induksi :
• Kecepatan tidak dapat berubah tanpa pengorbanan efisiensi.
• Kecepatannya tergantung beban.
• Pada torsi start memiliki kekurangan.
Di samping itu motor ini juga memiliki effisiensi yang tinggi saat berbeban penuh dan tidak membutuhkan perawatan yang banyak. Akan tetapi motor induksi ini memiliki arus asut yang cukup besar dibanding arus nominal [5]. Arus tinggi menimbulkan panas yang dapat merusak motor. Sangatlah perlu mendapat perhatian serius perihal tentang pengasutan motor induksi tiga fasa ini agar kerusakan fatal dapat di hindari.
Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga phasa, maka pada belitan stator akan mengalir arus tiga phasa, arus ini menghasilkan medan magnet yang berputar
dengan kecepatan sinkron (ns). Medan magnet ini akan memotong belitan rotor, sehingga pada belitan rotor akan diinduksikan tegangan seperti halnya tegangan yang diinduksikan dalam lilitan sekunder transformator oleh fluksi yang dihasilkan arus pada belitan primer. Rangkaian rotor merupakan rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung atau tahanan luar. Tegangan induksi pada rotor akan menghasilkan arus yang mengalir pada belitan rotor. Arus yang mengalir pada belitan rotor berada dalam medan magnet yang dihasilkan stator, sehingga pada belitan rotor akan menghasilkan gaya (F). Gaya ini menghasilkan torsi (τ) dan jika torsi yang dihasilkan lebih besar dari torsi beban, maka rotor akan berputar dengan kecepatan nr yang searah dengan medan putar stator.
Motor induksi pada dasarnya memiliki konstruksi stator yang sama dengan motor sinkron, dan hanya terdapat perbedaan pada konstuksi rotor. Stator dibentuk dari laminasi-laminasi tipis yang terbuat dari aluminium ataupun besi tuang, dan kemudian dipasak bersama-sama untuk membentuk inti stator dengan slot seperti yang ditunjukkan gambar dua satu. Kumparan ( coil ) dari konduktor- konduktor yang terisolasi ini kemudian disisipkan ke dalam slot-slot tersebut.
Rotor motor induksi tiga fasa dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu rotor sangkar (squirrel cage rotor) dan rotor belitan (wound rotor). Rotor sangkar terdiri dari susunan batang konduktor yang dibentangkan ke dalam slot – slot yang terdapat pada permukaan rotor dan tiap-tiap ujungnya dihubung singkat dengan menggunakan shorting rings. Konstruksi umumnya dapat dilihat pada gambar berikut[6].
Gambar 2.3 (a) Motor induksi rotor belitan (b) Motor induksi rotor sangkar [7]Mengilustrasikan jenis pendingin yang terdapat pada mesin induksi,
Gambar 2.4 a) Motor induksi TEFC (Totally Enclosed Fan Cooled) (b) Motor induksi TEAAC (Totally Enclosed Air-Air Cooled) 2.4 Efisiensi
Efisiensi motor induksi adalah ukuran keefektifan motor induksi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis yang dinyatakan sebagai perbandingan Antara masukan dan keluaran atau dalam bentuk energi listrik berupa perbandingan watt keluaran dan watt masukan. Defenisi NEMA terhadap efisiensi energi adalah bahwa efisiensi merupakan perbandingan atau rasio dari daya keluaran yang berguna terhadap daya input total dan biasanya dinyatakan dalam persen juga sering dinyatakan dengan perbandingan Antara keluaran dengan keluaran ditambah rugi-rugi, yang dirumuskan dalam persamaan.
𝜂𝜂 =𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜
𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑥𝑥 100% (2.1)
Untuk mendapatkan nilai daya keluaran, maka dihitung dengan persamaan rumus berikut.
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑥𝑥 𝐼𝐼 𝑥𝑥 cos ∅ (2.2)
Pada motor induksi pengukuran efisiensi motor induksi ini sering dilakukan dengan beberapa cara seperti:
• Mengukur langsung daya elektris masukan dan daya elektris keluaran.
• Mengukur langsung seluruh rugi-rugi dan daya masukan.
• Mengukur setiap komponen rugi-rugi daya dan daya masukan.
Dimana pengukuran daya masukan tetap dibutuhkan pada ketiga cara diatas.
Umumnya, daya elektris dapat diukur dengan sangat tepat, keberadaan daya mekanis yang lebih sulit untuk diukur. Saat ini sudah dimungkinkan untuk mengukur torsi dan kecepatan dengan cukup akurat yang bertujuan untuk mengetahui harga efisiensi yang tepat. Pengukuran pada keseluruhan rugi-rugi ada yang berdasarkan teknik kalorimetri. Walaupun pengukuran dengan metode ini relative sulit dilakukan, keakuratan yang didapat dapat dibandingkan dengan hasil yang didapat dengan pengukuran langsung pada daya keluarannya.
Kebanyakan pabrikan lebih memilih melakukan pengukuran komponen rugi-rugi secara individual, karena dalam teorinya metode ini tidak memerlukan pembebanan pada motor, dan ini adalah suatu keuntungan pabrikan. Keuntungan lainnya yang sering disebut-sebut adalah bahwa memang benar error pada komponen rugi-rugi secara individual tidak begitu mempengaruhi keseluruhan efisiensi. Keuntungannya terutama adalah fakta bahwa ada kemungkinan koreksi
untuk temperatur lingkungan yang berbeda. Biasanya data efisiensi yang disediakan oleh pembuat diukur atau dihitung berdasarkan standar tertentu.
2.5 Konsumsi Daya Pada Pabrik Pupuk Iskandar Muda
Untuk mengetahui karakteristik dan pemakaian beban listrik dapat dibaca dengan alat ukut yang terpasang dipanel kamar mesin berupa kW-meter dan Amperemeter. Sedangkan energi listrik yang terpakai terukur melalui kWh-meter yang terdapat dipanel masing-masing pembangkit. Beban akan mengalami fluktuasi dan menyesuaikan kebutuhan daya terhadap mesin atau listrik yang digunakan masing-masing unit.
Energi merupakan hal yang penting dalam suatu industry, termasuk industri pertanian. Dalam kegiatan usaha industri diperlukan input produksi pada tiap-tiap tahapan proses. Input produksi ini dapat dikonversi kedalam bentuk satuan energi, yaitu energi langsung, energi tak langsung dan energi manusia. Bentuk energi langsung adalah bahan bakar fosil, seperti bensin, solar, gas dan energi listrik.
Sedangkan bentuk energi tidak langsung adalah energi yang dibutuhkan untuk memproduksi bibit tanaman, pupuk, pestisida, bahan bahan lainnya yang dihubungkan dengan proses produksi untuk memproduksi peralatan dan mesin.
Analisis energi bertujuan untuk menghitung nilai energi yang digunakan dalam setiap tahap di dalam suatu sistem produksi secara keseluruhan. Analisis tersebut dapat digunakan untuk memahami dan memperbaiki bagaimana, dimana dan bila energi digunakan secara efektif dan efisien.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian akan dilaksanakan pada PT. Pupuk Iskandar Muda. Penelitian akan dilaksanakan setelah selesai seminar proposal telah disetujui. Lama penelitian direncanakan selama 2 (dua) bulan.
3.2 Prosedur Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, diambil data data yang dibutuhkan terlebih dahulu. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
- Arus - Tegangan - Cos φ
- Spesifikasi dari peralatan
Data yang dibutuhkan tersebut kemudian dianalisa dan dihitung sesuai dengan rumus yang berkaitan kemudian hasil yang didapat disajikan dalam bentuk tabel. Pengambilan data untuk kebutuhan tenaga listrik dilakukan pada kondisi alat berjalan normal, bukan pada kondisi maksimal.
3.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan untuk melakukan penelitian : 1. Voltmeter
2. Amperemeter
3. Data / Berkas motor – motor yang ada di pabrik
3.4 Variabel yang Diamati
Variabel yang diamati pada penelitian meliputi hal-hal berikut:
• Tegangan pada motor (Volt)
• Arus pada motor (Ampere)
• Cos θ pada motor 3.5 Pelaksanaan Penelitian 3.5.1 Proses Pengumpulan Data
Adapun diagram alur dari proses pengambilan data dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.1 Diagram alur proses pengambilan data
MULAI
MEMPERSIAPKAN URUSAN ADMINISTRASI
PENGAMBILAN DATA (Tegangan, arus, cos phi, spesifikasi elmot dan gambar)
ANALISA DATA
(Pout = v.i.cos phi untuk 1 phasa dan √3 v.i.cos phi untuk 3 phasa, efisiensi = (Pout/Pin)*100%)
PENARIKAN KESIMPULAN
SELESAI
3.5.2 Melakukan Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengukuran tegangan dan arus pada motor induksi tiga fasa yang ada di PT. Pupuk Iskandar Muda dan dihitung efisiensi tiap motor induksi tiga fasa untuk mengetahui efesiensi penggunaan energi di PT.
Pupuk Iskandar Muda.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Penggunaan Energi Listrik
Penggunaan energi listrik pada proses pengolahan pupuk diperoleh dari penggunaan daya listrik pada setiap peralatan produksi. Perhitungan energi listrik peralatan dilakukan dengan memperhitungkan faktor effesiensi dan faktor tenaga peralatan motor itu sendiri. Nilai efesiensi diperoleh dari analisa perbandingan antara daya keluaran dengan daya masukan. Rugi – rugi pada motor seperti rugi – rugi tembaga, rugi – rugi inti, rugi – rugi mekanik tidak diperhitungkan mengingat tidak memngkinkannya dilakukan pengukuran rugi – rugi setiap motor.
4.2 Analisa Penggunan Energi Listrik Pada Unit Utilitas
Pada Unit Utilitas terdiri dari mesin yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Hasil pengukuran pada Unit Utilitas 2300 V dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data hasil pengukuran Unit Utilitas 2300 Volt
Nama Alat Tegangan
(V)
Arus
(A) Cos ø Daya Input (KW)
CIRCULAT FOR UTILITY 2300 400 0,85 1800
COOLING FAN 2300 46 0,83 200
COOLING FAN 2300 46 0,83 200
COOLING FAN 2300 46 0,83 200
COOLING FAN 2300 46 0,83 200
COOLING FAN 2300 46 0,83 200
COOLING FAN 2300 46 0,83 200
COOLING FAN 2300 46 0,83 200
COOLING FAN 2300 46 0,83 200
COOLING FAN 2300 46 0,83 200
COOLING FAN 2300 46 0,83 200
INSTRUMENT AIR COMPRESSOR 2300 85 0,85 350
BOILER FEED WATERPUMP 2300 96 0,9 400
FORCED DRAFT FAN 2300 143 0,85 650
AMMONIA TRANSFER PUMP 2300 40 0,85 200
Nama Alat Tegangan (V)
Arus
(A) Cos ø Daya Input (KW)
AMMONIA TRANSFER PUMP 2300 40 0,85 200
AMMONIA LOADING PUMP 2300 41 0,85 200
AMMONIA LOADING PUMP 2300 41 0,85 200
PACKAGE REFRIGERANT UNIT2 2300 47 0,85 200
Total 6200
1. Perhitungan daya dan efisiensi pada mesin CIRCULAT FOR UTILITY.
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑥𝑥 𝐼𝐼 𝑥𝑥 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑐𝑐𝑐𝑐
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 2300 𝑥𝑥 400 𝑥𝑥 0,85 = 1354,42 𝑥𝑥 103 𝑊𝑊 = 1354,42 𝐾𝐾𝑊𝑊
𝜂𝜂 = 𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜
𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑥𝑥 100%
𝜂𝜂 = 1354,42
1800 𝑥𝑥 100% = 75,25%
2. Perhitungan daya dan efisiensi pada mesin COOLING FAN.
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑥𝑥 𝐼𝐼 𝑥𝑥 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑐𝑐𝑐𝑐
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 2300 𝑥𝑥 46 𝑥𝑥 0,83 = 152,09 𝑥𝑥 103 𝑊𝑊 = 152,09 𝐾𝐾𝑊𝑊
𝜂𝜂 = 𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜
𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑥𝑥 100%
𝜂𝜂 = 152,09
200 𝑥𝑥 100% = 76,05%
3. Perhitungan daya dan efisiensi pada mesin INSTRUMENT AIR COMPRESSOR.
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑥𝑥 𝐼𝐼 𝑥𝑥 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑐𝑐𝑐𝑐
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 2300 𝑥𝑥 85 𝑥𝑥 0,85 = 287,82 𝑥𝑥 103 𝑊𝑊 = 287,82 𝐾𝐾𝑊𝑊
𝜂𝜂 = 𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜
𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑥𝑥 100%
𝜂𝜂 = 1354,42
350 𝑥𝑥 100% = 82,23%
Dengan beberapa perhitungan yang sama seperti diatas, dapat diperoleh data daya keluar dan efisiensi beberapa motor di Unit Utilitas 2300 V yang ditunjukan pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil data efisiensi Unit Utilitas 2300 Volt
Nama Alat Tegangan
(V)
Arus (A)
Cos ø
Daya Input (KW)
Daya Output
(KW)
Efisiensi (%) CIRCULAT FOR UTILITY 2300 400 0,85 1800 1354,42 75,25%
COOLING FAN 2300 46 0,83 200 152,09 76,05%
COOLING FAN 2300 46 0,83 200 152,09 76,05%
COOLING FAN 2300 46 0,83 200 152,09 76,05%
COOLING FAN 2300 46 0,83 200 152,09 76,05%
COOLING FAN 2300 46 0,83 200 152,09 76,05%
COOLING FAN 2300 46 0,83 200 152,09 76,05%
COOLING FAN 2300 46 0,83 200 152,09 76,05%
COOLING FAN 2300 46 0,83 200 152,09 76,05%
COOLING FAN 2300 46 0,83 200 152,09 76,05%
COOLING FAN 2300 46 0,83 200 152,09 76,05%
INSTRUMENT AIR COMPRESSOR 2300 85 0,85 350 287,82 82,23%
BOILER FEED WATERPUMP 2300 96 0,9 400 344,18 86,05%
FORCED DRAFT FAN 2300 143 0,85 650 484,21 74,49%
AMMONIA TRANSFER PUMP 2300 40 0,85 200 135,44 67,72%
AMMONIA TRANSFER PUMP 2300 40 0,85 200 135,44 67,72%
AMMONIA LOADING PUMP 2300 41 0,85 200 138,83 69,41%
AMMONIA LOADING PUMP 2300 41 0,85 200 138,83 69,41%
PACKAGE REFRIGERANT UNIT2 2300 47 0,85 200 159,14 79,57%
Total 6200 4699,25 75,39%
Hasil pengukuran pada Unit Utilitas 440 V dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Setelah itu, maka dihitung daya keluar dan efisiensi setiap alat di unit tersebut.
Tabel 4.3 Data hasil pengukuran Unit Utilitas 440 Volt
Nama Alat Tegangan
(V)
Arus
(A) Cos ø Daya Input (KW)
SBY LOP.FOR 63-GA2001A-T 440 9,70 0,80 10
SBY LOP.FOR 63-GA2001B-T 440 9,70 0,80 10
AUX LO PUMP FOR 63-GB400 440 7,70 0,84 8
CLARIFIED WATER PUMP 440 171,00 0,91 150
CLARIFIED WATER PUMP 440 171,00 0,91 150
Nama Alat Tegangan (V)
Arus
(A) Cos ø Daya Input (KW)
SLURRY EFFLUENT PUMP 440 24,50 0,89 21
SLURRY EFFLUENT PUMP 440 24,50 0,89 21
SLURRY EFFLUENT PUMP 440 24,50 0,89 21
FILTER WATER PUMP 440 123,00 0,85 95
FILTER WATER PUMP 440 123,00 0,85 95
FILTER WATER PUMP 440 123,00 0,85 95
DEGASIFIER WATER PUMP 440 50,00 0,85 42
DEGASIFIER WATER PUMP 440 50,00 0,85 42
DEGASIFIER WATER PUMP 440 50,00 0,85 42
CAUSTIC CIRCUL PUMP 440 10,10 0,85 10
DEMINERALIZED WATER PUMP 440 145,00 0,86 120
SULF ACID UNLOADING PUMP 440 3,50 0,84 5
REGENERATION PUMP 440 31,30 0,86 27
REGENERATION PUMP 440 31,30 0,86 27
NEUTRL WASTE WARER 440 19,50 0,84 16
NEUTRL WASTE WARER 440 19,50 0,84 16
SULFURIC ACID TRANSFER PUMP 440 10,40 0,88 9
SULFURIC ACID TRANSFER PUMP 440 10,40 0,88 9
POST FILTER CAUSTIC DOSING PUMP 440 1,10 0,65 0,7 POST FILTER CAUSTIC DOSING PUMP 440 1,10 0,65 0,7
ALUM DOSING PUMP 440 1,65 0,81 1,2
ALUM DOSING PUMP 440 1,65 0,81 1,2
CLARIFIER CAUSTIC DOSTING PUMP 440 1,10 0,65 0,7 CLARIFIER CAUSTIC DOSTING PUMP 440 1,10 0,65 0,7
AID DOSING PUMP 440 1,10 0,65 0,7
AID DOSING PUMP 440 1,10 0,65 0,7
CAUSTIC TRANSFER PUMP 440 4,16 0,85 3,2
CAUSTIC TRANSFER PUMP 440 4,16 0,85 3,2
RECOVERY PUMP 440 29,00 0,91 25
RECOVERY PUMP 440 29,00 0,91 25
BACK WASH WATER RECOVERY PUMP 440 7,40 0,84 7
BACK WASH WATER RECOVERY PUMP 440 7,40 0,84 7
FILTER WATER BACK WASH PUMP 440 27,40 0,82 20
FILTER WATER BACK WASH PUMP 440 27,40 0,82 20
CAUSTIC FOR AE INJECTION PUMP 440 3,30 0,85 3
CAUSTIC FOR AE INJECTION PUMP 440 3,30 0,85 3
CAUSTIC FOR MB INJECTION PUMP 440 3,30 0,79 2,5 CAUSTIC FOR MB INJECTION PUMP 440 3,30 0,79 2,5
SULF ACID FOR CE INJECTION P 440 3,30 0,79 2,5
Nama Alat Tegangan (V)
Arus
(A) Cos ø Daya Input (KW)
SULF ACID FOR CE INJECTION P 440 3,30 0,79 2,5
SULF ACID FOR MB INJECTION P 440 3,30 0,79 2,5
SULF ACID FOR MB INJECTION P 440 3,30 0,79 2,5
INHIBITOR INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7
INHIBITOR INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7
INHIBITOR INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7
SULFURIC ACID INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7
SULFURIC ACID INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7
SULFURIC ACID INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7
DISPERSANT INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7
DISPERSANT INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7
STEAM CONDEN RETURN P/C-EA200 440 24,00 0,85 20
SBY LO P.FOR 63-GA2101A-T 440 9,70 0,80 8
SBY LO P.FOR 63-GA2101B-T 440 9,70 0,80 8
PHOSPHATE DOSING PUMP 440 1,20 0,60 0,7
PHOSPHATE DOSING PUMP 440 1,20 0,60 0,7
AMMONIA DOSSING PUMP 440 1,20 0,60 0,7
AMMONIA DOSSING PUMP 440 1,20 0,60 0,7
OXGEN SCAVENGER PUMP 440 1,20 0,60 0,7
OXGEN SCAVENGER PUMP 440 1,20 0,60 0,7
WASTE WATER EFFELUENT PUMP 440 122,00 0,86 91
WASTE WATER EFFELUENT PUMP 440 122,00 0,86 91
LAB WASTE CHEMICAL PUMP 440 9,30 1,00 9
MIXING BLOWER 440 20,00 0,79 15
MIXING BLOWER 440 20,00 0,79 15
VACUUM PUMP 440 69,00 0,84 50
VACUUM PUMP 440 69,00 0,84 50
VACUUM PUMP 440 69,00 0,84 50
FILTER AIR SCOUR BLOWER 440 13,40 0,85 10
FILTER AIR SCOUR BLOWER 440 13,40 0,85 10
FAN FOR 63-GB5001 440 6,60 1,00 7
FLOCULATORS 440 1,26 0,80 1
FLOCULATORS 440 1,26 0,80 1
TREAVELLING BRIDGE AND SCRAPER 440 1,60 0,81 1,2
ALUM TANK AGITATOR 440 1,65 0,81 1,2
ALUM TANK AGITATOR 440 1,65 0,81 1,2
AID TANK AGITATOR 440 8,40 0,84 7
AID TANK AGITATOR 440 8,40 0,84 7
AID WELTING CONE 440 0,80 0,56 0,7
Nama Alat Tegangan (V)
Arus
(A) Cos ø Daya Input (KW)
AGITATOR FOR C-FA2001 440 1,10 0,66 0,7
AGITATOR FOR C-FA2002 440 1,10 0,66 0,7
AGITATOR/PHOSPATE SOLUT TAN 440 1,10 0,66 0,7
AMM STORE WASTE WTR MOTOR 440 6,60 0,85 6
LO PUMP FOR GC2001 440 9,00 0,85 7
LO PUMP FOR GC2002 440 9,00 0,85 7
Total 1665,2
1. Perhitungan daya dan efisiensi pada mesin SBY LOP.FOR 63-GA2001.
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑥𝑥 𝐼𝐼 𝑥𝑥 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑐𝑐𝑐𝑐
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 440 𝑥𝑥 9,70 𝑥𝑥 0,80 = 5,91 𝑥𝑥 103 𝑊𝑊 = 5,91 𝐾𝐾𝑊𝑊
𝜂𝜂 = 𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜
𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑥𝑥 100%
𝜂𝜂 = 5,91
10 𝑥𝑥 100% = 59,14%
2. Perhitungan daya dan efisiensi pada mesin AUX LO PUMP FOR 63-GB400.
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑥𝑥 𝐼𝐼 𝑥𝑥 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑐𝑐𝑐𝑐
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 440 𝑥𝑥 7,70 𝑥𝑥 0,84 = 4,93 𝑥𝑥 103 𝑊𝑊 = 61,61 𝐾𝐾𝑊𝑊
𝜂𝜂 = 𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜
𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑥𝑥 100%
𝜂𝜂 = 5,91
10 𝑥𝑥 100% = 59,14%
3. Perhitungan daya dan efisiensi pada mesin CLARIFIED WATER PUMP.
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑥𝑥 𝐼𝐼 𝑥𝑥 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑐𝑐𝑐𝑐
𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = √3 𝑥𝑥 440 𝑥𝑥 171 𝑥𝑥 0,91 = 118,59 𝑥𝑥 103 𝑊𝑊 = 118,59 𝐾𝐾𝑊𝑊
𝜂𝜂 = 𝑃𝑃𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜
𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑥𝑥 100% , 𝜂𝜂 = 118,59
Dengan beberapa perhitungan yang sama seperti diatas, dapat diperoleh data daya keluar dan efisiensi beberapa motor di Unit Utilitas 440 V yang ditunjukan pada Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil data efisiensi Unit Utilitas 440 Volt
Nama Alat Tegangan
(V)
Arus (A)
Cos ø
Daya Input (KW)
Daya Output
(KW)
Efisiensi (%) SBY LOP.FOR 63-GA2001A-T 440 9,70 0,80 10 5,91 59,14%
SBY LOP.FOR 63-GA2001B-T 440 9,70 0,80 10 5,91 59,14%
AUX LO PUMP FOR 63-GB400 440 7,70 0,84 8 4,93 61,61%
CLARIFIED WATER PUMP 440 171,00 0,91 150 118,59 79,06%
CLARIFIED WATER PUMP 440 171,00 0,91 150 118,59 79,06%
SLURRY EFFLUENT PUMP 440 24,50 0,89 21 16,62 79,13%
SLURRY EFFLUENT PUMP 440 24,50 0,89 21 16,62 79,13%
SLURRY EFFLUENT PUMP 440 24,50 0,89 21 16,62 79,13%
FILTER WATER PUMP 440 123,00 0,85 95 79,68 83,87%
FILTER WATER PUMP 440 123,00 0,85 95 79,68 83,87%
FILTER WATER PUMP 440 123,00 0,85 95 79,68 83,87%
DEGASIFIER WATER PUMP 440 50,00 0,85 42 32,39 77,12%
DEGASIFIER WATER PUMP 440 50,00 0,85 42 32,39 77,12%
DEGASIFIER WATER PUMP 440 50,00 0,85 42 32,39 77,12%
CAUSTIC CIRCUL PUMP 440 10,10 0,85 10 6,54 65,42%
DEMINERALIZED WATER PUMP 440 145,00 0,86 120 95,03 79,19%
SULF ACID UNLOADING PUMP 440 3,50 0,84 5 2,24 44,81%
REGENERATION PUMP 440 31,30 0,86 27 20,51 75,98%
REGENERATION PUMP 440 31,30 0,86 27 20,51 75,98%
NEUTRL WASTE WARER 440 19,50 0,84 16 12,48 78,02%
NEUTRL WASTE WARER 440 19,50 0,84 16 12,48 78,02%
SULFURIC ACID TRANSFER PUMP 440 10,40 0,88 9 6,97 77,50%
SULFURIC ACID TRANSFER PUMP 440 10,40 0,88 9 6,97 77,50%
POST FILTER CAUSTIC DOSING PUMP 440 1,10 0,65 0,7 0,54 77,84%
POST FILTER CAUSTIC DOSING PUMP 440 1,10 0,65 0,7 0,54 77,84%
ALUM DOSING PUMP 440 1,65 0,81 1,2 1,02 84,88%
ALUM DOSING PUMP 440 1,65 0,81 1,2 1,02 84,88%
CLARIFIER CAUSTIC DOSTING PUMP 440 1,10 0,65 0,7 0,54 77,84%
CLARIFIER CAUSTIC DOSTING PUMP 440 1,10 0,65 0,7 0,54 77,84%
AID DOSING PUMP 440 1,10 0,65 0,7 0,54 77,84%
AID DOSING PUMP 440 1,10 0,65 0,7 0,54 77,84%
CAUSTIC TRANSFER PUMP 440 4,16 0,85 3,2 2,69 84,21%
Nama Alat Tegangan (V)
Arus (A)
Cos ø
Daya Input (KW)
Daya Output
(KW)
Efisiensi (%) CAUSTIC TRANSFER PUMP 440 4,16 0,85 3,2 2,69 84,21%
RECOVERY PUMP 440 29,00 0,91 25 20,11 80,45%
RECOVERY PUMP 440 29,00 0,91 25 20,11 80,45%
BACK WASH WATER RECOVERY P 440 7,40 0,84 7 4,74 67,67%
BACK WASH WATER RECOVERY P 440 7,40 0,84 7 4,74 67,67%
FILTER WATER BACK WASH PUMP 440 27,40 0,82 20 17,12 85,61%
FILTER WATER BACK WASH PUMP 440 27,40 0,82 20 17,12 85,61%
CAUSTIC FOR AE INJECTION PUMP 440 3,30 0,85 3 2,14 71,25%
CAUSTIC FOR AE INJECTION PUMP 440 3,30 0,85 3 2,14 71,25%
CAUSTIC FOR MB INJECTION PUMP 440 3,30 0,79 2,5 1,99 79,47%
CAUSTIC FOR MB INJECTION PUMP 440 3,30 0,79 2,5 1,99 79,47%
SULF ACID FOR CE INJECTION P 440 3,30 0,79 2,5 1,99 79,47%
SULF ACID FOR CE INJECTION P 440 3,30 0,79 2,5 1,99 79,47%
SULF ACID FOR MB INJECTION P 440 3,30 0,79 2,5 1,99 79,47%
SULF ACID FOR MB INJECTION P 440 3,30 0,79 2,5 1,99 79,47%
INHIBITOR INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
INHIBITOR INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
INHIBITOR INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
SULFURIC ACID INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
SULFURIC ACID INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
SULFURIC ACID INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
DISPERSANT INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
DISPERSANT INJECTION PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
STEAM CONDEN RETURN P/C-EA200 440 24,00 0,85 20 15,55 77,73%
SBY LO P.FOR 63-GA2101A-T 440 9,70 0,80 8 5,91 73,92%
SBY LO P.FOR 63-GA2101B-T 440 9,70 0,80 8 5,91 73,92%
PHOSPHATE DOSING PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
PHOSPHATE DOSING PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
AMMONIA DOSSING PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
AMMONIA DOSSING PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
OXGEN SCAVENGER PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
OXGEN SCAVENGER PUMP 440 1,20 0,60 0,7 0,55 78,39%
WASTE WATER EFFELUENT PUMP 440 122,00 0,86 91 79,96 87,87%
WASTE WATER EFFELUENT PUMP 440 122,00 0,86 91 79,96 87,87%
LAB WASTE CHEMICAL PUMP 440 9,30 1,00 9 7,09 78,75%
MIXING BLOWER 440 20,00 0,79 15 12,04 80,27%
MIXING BLOWER 440 20,00 0,79 15 12,04 80,27%
VACUUM PUMP 440 69,00 0,84 50 44,17 88,34%