Tanjungpinang, 17 Oktober 2016
Persiapan Penyusuna n RPJMD
Perumusan Permasalahan Pembangunan
Daerah
Rancanga n Awal RPJMD
Musrenbang RPJMD
Evaluasi RANPERDA
RPJMD Rancangan Akhir RPJMD
Pembahasan dan persetujuan
bersama RANPERDA RPJMD VISI, MISI
Program dan KDH
Penelaahan RPJPD
Penelaahan RPJMN/ RPJMD
Provinsi
Perumusan Indikasi rencana
program prioritas &
Kerangka pendanaan Hasil
evalua capaiasi RPJMDn
Penelaahan RTRW RTRW
daerah lainnya
Penyusunan Rancangan Renstra PD
Rancangan RPJMD
Analisis isu- isu strategis
1 2
4 5
Perumusan Kebijakan umum
dan program pembangunan
daerah
6
Perumusan Strategi dan arah
kebijakan
Analisis Gambaran
kondisiumum daerah &
pengelolaa n keuangan
daerah
Pembahasan dengan DPRD
Pelaksanaan Forum Konsultasi
Publik
3
Penetapan Pengolaha
n data &
informasi
PENDAHULUAN
Tanjungpinang, 17 Oktober 2016
RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan
berpedoman pada RPJPD dan RPJMN (UU 23 Tahun 2014).
RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 akan
dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai rencana pembangunan tahunan daerah, dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD) tahun 2016-2021 yang merupakan
dokumen perencanaan jangka menengah di tingkat perangkat
daerah.
RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021 juga
menjadi acuan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten/kota.
RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021 juga digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
RPJMD akan menjadi acuan bagi masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pembangunan
daerah.
Sistematika RPJMD 2016-2021
Bab I Pendahuluan
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Bab IV Analisis Isu Strategis
Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Bab VI Strategi dan Kebijakan
Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
7KONDISI UMUM DAERAH
Tanjungpinang, 17 Oktober 2016
Pertumbuhan Ekonomi
6.96 7.63 7.11 7.32
6.49 6.23 6.02
5.78 5.02
4.79
0 2 4 6 8 10
2011 2012 2013 2014 2015
Prov. Kepri Nasional
-0.72
5.1 5.41 0.22
4.21 4.5
5.14 5.13 4.08
6.02
-2 0 2 4 6 8
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepri
Dibandingkan dengan provinsi lain di Wilayah Sumatera (tahun 2015),
pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau merupakan yang tertinggi.
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dengan Nasional Tahun 2011-2015 (%)
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2015 (%)
Dalam kurun waktu tahun 2011-2015, trend pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Inflasi
3.76
2.02
7.81 7.61
4.73 3.32
3.92
10.09
7.49
2.46 0
2 4 6 8 10 12
2011 2012 2013 2014 2015
Batam Tanjungpinang
Laju Inflasi di Kota Batam dan Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015 (%)
• Inflasi di Provinsi Kepulauan Riau selama 2011-2015 sangat fluktuatif (antara 2,02% – 10,09%).
• Laju inflasi tahun kalender (Januari - Desember) 2015 di Kota Batam sebesar 4,73%, sedikit lebih rendah
dibandingkan laju inflasi periode yang sama tahun 2014 yaitu sebesar 7,61%.
• Laju inflasi tahun kalender
(Januari - Desember) tahun
2015 di Kota Tanjungpinang
sebesar 2,46%, jauh lebih
rendah dibandingkan laju
inflasi tahun 2014 sebesar
7,49%.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (Rp ribu)
45.469 49.644 87.630 95.400 103.030
PDRB per kapita secara relatif dapat menggambarkan kesejahteraan
masyarakat di suatu daerah. Perkembangan PDRB per kapita atas
dasar harga berlaku menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2015
PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku mencapai sebesar Rp
103.030 ribu atau US $7.701,96. Angka tersebut meningkat
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 95.400 ribu.
Tingkat Kemiskinan
122,500
131,300
125,020 124,170
114,840
6.79 6.83 6.30 6.40 5.78
105,000 110,000 115,000 120,000 125,000 130,000 135,000
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan
8.82 5.78 10.79 6.71 17.16 13.77 9.12 4.83 17.11 17.16 11.13 0
5 10 15 20
nasional Perbandingan Tingkat Kemiskinan Provinsi Kepri dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera dan Nasional Tahun 2015 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) dan Tingkat Kemiskinan (%) Provinsi Kepri Tahun 2011 – 2015
Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau mengalami
penurunan dilihat dalam lima tahun terakhir (2011-2015), dari sebesar 6,79% pada menjadi 5,78%. Jika dilihat dari kinerja penurunannya, tren kemiskinan di Provinsi
Kepulauan Riau menunjukkan kondisi yang melambat.
• Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepri tahun 2015 sebesar 5,78%, lebih baik dari tingkat kemiskinan Nasional sebesar 11,13%.
• Tingkat kemiskinan Provinsi Kepri lebih rendah dibandingkan Provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan, Riau, Lampung, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, namun lebih tinggi dibandingkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Indeks Gini
0.32 0.32 0.36 0.4 0.34
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
2011 2012 2013 2014 2015
0.33 0.34 0.34
0.36 0.36 0.36
0.38 0.38 0.28
0.34
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
Nilai indeks gini Provinsi Kepulauan Riau antara tahun 2011–2015 meningkat dari sebesar 0,32 pada tahun 2011 menjadi 0,34 pada tahun 2015. Angka ini menunjukan bahwa ketimpangan pendapatan di Provinsi Kepulauan Riau termasuk kategori sedang.
Indeks Gini Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
Perbandingan Indeks Gini Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2015
Dibandingkan provinsi lain di Wilayah Sumatera, indeks gini di Provinsi Kepulauan Riau lebih rendah dibandingkan Provinsi Lampung, Bengkulu, Sumatera selatan, Jambi, Riau, namun masih diatas Kepulauan Bangka Belitung, dan Aceh.
Indeks Pembangunan Manusia
No Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015
Aceh 67,45 67,81 68,30 68,81 69,95
Sumatera Utara 67,34 67,74 68,36 68,87 69,51 Sumatera Barat 67,81 68,36 68,91 69,36 69,98
Riau 68,90 69,15 69,91 70,33 70,84
Jambi 66,14 66,94 67,76 68,24 68,89
Sumatera Selatan 65,12 65,79 66,16 66,75 67,46
Bengkulu 65,96 66,61 67,50 68,06 68,59
Lampung 64,20 64,87 65,73 66,42 66,95
Kep. Bangka Belitung 66,59 67,21 67,92 68,27 69,05 Kepulauan Riau 71,61 72,36 73,02 73,40 73,75 Indonesia 67,09 67,70 68,31 68,90 69,55 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kepulauan
Riau dengan Provinsi lain di Wilayah Sumatera Tahun 2010-2015
IPM Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011 sebesar 71,61 meningkat menjadi 73,75 pada tahun 2015. Jika diakumulasikan, kenaikan IPM Provinsi Kepulauan Riau dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2011–2015) sebesar 2,14 point. IPM Provinsi Kepulauan Riau berada pada peringkat ke-4 seluruh
Indonesia.
Tingkat Pengangguran Terbuka
4.19 5.14 6.07 4.34 6.29 6.71 6.89 7.83 6.2 9.93
0 2 4 6 8 10 12
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Kepri pada tahun 2015 mencapai 6,20%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 6,69%. Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Kepulauan Riau lebih tinggi dibandingkan Provinsi Bengkulu, Lampung, Jambi, dan Sumatera Selatan
Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2015 (%)
Indeks Pembangunan Gender
84 86 88 90 92 94 96
87.62 87.74 87.88
89.62 90.2691.02 91,50 91.64
93,20 94.04
92.05 92.11 92.23 92.81 93.2
30 40 50 60 70 80 90 100
2010 2011 2012 2013 2014
Perkembangan IPG Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2014
Perbandingan IPG Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2014
IPG Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 93,2.
Hal ini menandakan bahwa
kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan belum seimbang.
Capaian IPG Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 93,2 diantara provinsi lain di wilayah
Sumatera merupakan tertinggi kedua setelah Sumatera Barat
Indeks Pemberdayaan Gender
56.12 60.54 61.86 61.93 62.99 65.12 66.69 68.76 70.20 74.11
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00
56,70
60.62
59.32 60.79 60.54
68.15 69.14 70.07 70.46 70.68
50 55 60 65 70 75
2010 2011 2012 2013 2014
Kepulauan Riau Nasional
PerbandinganPerkembangan IDG di Provinsi Kepulauan Riau dengan Nasional Tahun 2010–2014
Perbandingan IDG Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2014
Capaian IDG Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 60,54 apabila dibandingkan
provinsi lain di Wilayah Sumatera lebih rendah dari Provinsi
Bengkulu, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Lampung, dan
Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Capaian IDG Provinsi Kepulauan Riau dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan
kecenderungan peningkatan dari sebesar 56,7 pada tahun 2010 menjadi 60,54 pada tahun 2014
Kondisi Infrastruktur Perhubungan
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah pelabuhan angkutan
penyeberangan yang sudah beroperasi
unit 4 5 5 6 6
2
Jumlah kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam provinsi yang menghubungkan jalan provinsi yang terputus oleh perairanunit 4 5 6 6 7
3
Jumlah lintas penyeberanganyang terlayani Trayek
(lintas) 4 5 6 6 6
4
Jumlah bandar udara yang dapatdidarati pesawat berbadan lebar Bandara 3 3 3 3 3
5
Jumlah angkutan udara perintis rute antar kabupaten/kota, antar provinsiPesawat 0 3 4 4 5
6
Jumlah trayek perintis Trayek 2 2 3 3 37
Jumlah armada angkutan lautantar kabupaten/kota. Unit 2 2 3 3 3
Kondisi Infrastruktur Pekerjaan Umum, dan Perumahan
No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada (%)
% 25,91 22,59 30,64 30,64 30,64
Persentase Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan penduduk (%)
% 36,09 51,21 54,02 55,94 60,60
Persentasi pelayanan akses air bersih/minum yang aman (%)
% 63,96 64,78 65,50 67,10 70,21
Cakupan pelayanan Sanitasi (Air Limbah domestik, drainase, persampahan) (%)
% 73,01 69,20 71,35 71,50 71,80
Persentase jalan berkondisi baik (%)
% 69,44 68,90 71,27 71,57 71,97
Rasio Panjang Jalan per
Jumlah Kendaraan 0,0010 0,0010 0,0009 0,0008 0,0008
Persentasi luas kawasan kumuh/lingkungan
permukiman/perumahan yang ditangani (%)
% 20,00 30,00 40,00 45,00 50,00
Luas kawasan Kumuh Ha 823,44 823,44
Kelautan dan Perikanan
No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Produksi
Perikanan Tangkap Ton 208.756 360.560 392.638 406.395,00 375.441,66 2 Jumlah produksi
perikanan budidaya ton 27.776 25.316 29.383 91.847,78 33.515,48 3 Jumlah Produk
Olahan Hasil Perikanan
Ton 1.548,23 1.385,73 1.414,01 1.462,01 1.315,67
4 Konsumsi Ikan Per
Kapita kg/kapita 47,13 47,13 58,48 59,49 59,66
5 Volume Ekspor Hasil
Perikanan ton 100.636,00 20.938,00 23.166,94 38.804,80 38.882,41 6 Nilai ekspor produk
perikanan USD miliar 201.132,00 40.846,00 42.924,61 64.995,66 65.001,13
7 Jumlah Kapal Motor unit 21.891 34.379 34.481 35.368 35.368
8 Jumlah Motor tempel unit 5.586 7.546 5.762 8.614 6.449
9 Jumlah Perahu tanpa
motor unit 12.596 11.769 11.460 12.733 11.911
Kelautan Perikanan, dan Pariwisata
Pariwisata
No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
Kunjungan wisatawan
Mancanegara orang 1.709.511 1.767.439 1.859.066 1.973.425 1.998.625 Rata-rata lama tinggal
wisatawan Mancanegara
hari 1,65 1,78 1,84 2,12 2,20
Pendidikan
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMA/MA/SMK Paket C
% 63,50 64,00 75,10 81,79 89,37
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/MA/SMK % 61,49 61,78 62,00 67,61 71,58
Angka Putus Sekolah
SMA/MA/SMK % 2,5 2,0 0,3 0,2 0,95
Persentase Ruang Kelas SMA/MA/SMK Dalam Kondisi Baik
% 94,30 94,70 95,00 95,30 86,49
Persentase SMA/MA
terakreditasi minimal B % 55 60 65 75 75
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV semua jenjang Pendidikan
% 55 67 67 86 80
Angka Kelulusan SMA/MA/SMK/Paket C
% 95,83 99,04 99,47 99,45 100
Rata-rata nilai UN
SMA/MA/SMK/Paket C Angka 7,40 7,40 6,92 5,99 53,90
Kesehatan
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 Angka Kematian Ibu (AKI)
per 100.000 KH
per 100.000
KH
121 112 97 137 144
Angka Kematian Bayi
(AKB) per 1.000 KH per 1.000
KH 28 22 21 16 14
Persentase kekurangan gizi (underweight) pada anak balita)
% 3,77 2,67 3,71 3,72 12,6
Angka Kejadian DBD Per
100.000 penduduk Per
100.000 penduduk
56,31 80 74,02 95,7 41
Angka Kejadian Malaria
per 1.000 penduduk per 1.000
penduduk 1,99 1,24 1,13 0,65 0,18
GAMBARAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH
Tanjungpinang, 17 Oktober 2016
1,858 1,877
2,473
2,844 2,919
2,515
1,729
1,948 2,250
2,716
3,312
2,604
244 360 290 335 482
122 -
500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Milyar
Pendapatan Belanja Pembiayaan Netto
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021
I PENDAPATAN 1.853.640.596.351 2.589.568.774.093 2.840.444.043.886 3.094.430.658.810 3.392.117.218.981 3.818.048.879.805
A Pendapatan Asli
Daerah 1.035.109.266.163 1.020.293.616.418 1.111.437.628.288 1.221.324.353.496 1.325.225.641.407 1.463.892.222.287 1 Pajak Daerah 949.518.583.541 948.662.716.418 1.028.788.852.788 1.128.017.904.861 1.223.171.016.633 1.351.781.945.829 2 Retribusi Daerah 3.562.500.000 2.976.150.000 3.213.793.000 3.414.546.010 3.621.301.731 3.839.480.352 3 Lain-lain PAD yang
Sah 82.028.182.622 68.654.750.000 79.434.982.500 89.891.902.625 98.433.323.044 108.270.796.106
B Dana Perimbangan 1.115.394.430.588 1.183.522.075.489 1.305.197.007.241 1.386.564.732.960 1.532.218.194.124 1.766.540.181.285
1 Bagi Hasil
Pajak/Bukan Pajak 184.532.471.400 183.694.860.288 198.411.385.924 213.208.978.380 232.542.182.328 261.580.383.697 2 Dana Alokasi Umum 804.031.330.188 860.313.523.301 946.344.875.631 993.662.119.413 1.093.028.331.354 1.256.982.581.057
3 Dana Alokasi
Khusus 126.830.629.000 139.513.691.900 160.440.745.685 179.693.635.167 206.647.680.442 247.977.216.531
C
Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah
360.826.028.000 385.753.082.186 423.809.408.357 486.541.572.354 534.673.383.450 587.616.476.233
1
Dana Penyesuaian dan Otonomi Daerah
359.661.320.000 384.487.612.400 422.436.373.640 485.051.829.686 533.057.012.655 585.862.713.920
2 Sumbangan Pihak
Ketiga 1.164.708.000 1.265.469.786 1.373.034.717 1.489.742.668 1.616.370.795 1.753.762.313
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021 II BELANJA DAERAH
A Belanja Tidak Langsung
948.355.667.897 1.019.827.510.093 1.120.177.617.886 1.211.772.263.810 1.380.846.887.981 1.461.219.552.805
1 Belanja Pegawai 295.419.506.347 310.190.481.665 325.700.005.748 341.985.006.035 359.084.256.337 377.038.469.154
2 Belanja Bunga - - - - - -
3 Belanja Hibah 101.575.563.824 147.633.991.306 194.678.388.882 228.350.600.340 336.130.734.060 337.043.835.211 4 Belanja Bantuan
Sosial
58.515.861.250 59.978.757.781 61.478.226.726 63.015.182.394 66.165.941.514 69.474.238.589
5 Belanja Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota
414.629.008.479 420.808.551.344 457.105.268.533 497.205.747.044 538.250.228.073 596.447.281.854
6 Belanja Bantuan Keuangan
75.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997 78.215.727.997
7 Belanja Tidak Terduga
3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000
II Belanja Langsung 922.533.500.000 1.529.741.264.000 1.680.266.426.000 1.842.658.395.000 2.071.270.331.000 2.316.829.327.000
Jumlah Belanja Daerah
1.870.889.167.897 2.549.568.774.093 2.800.444.043.886 3.054.430.658.810 3.452.117.218.981 3.778.048.879.805
Surplus/Defisit (17.248.571.546) 40.000.000.000 40.000.000.000 40.000.000.000 (60.000.000.000) 40.000.000.000
Alokasi Belanja Program RPJMD 2016-2021 (Bab VIII)
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021 III PEMBIAYAAN
1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
32.248.571.546 - - - 75.000.000.000 -
a Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
- - - - - -
b Penerimaan
Pengembalian Tuntutan Ganti Rugi
- - - - - -
c Penerimaan
Pengembalian Pinjaman Dana Bergulir
- - - - - -
d Penggunaan SILPA Tahun Anggaran Sebelumnya
32.248.571.546 - - - - -
e Pencairan Dana Cadangan - - - - 75.000.000.000 -
2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN
15.000.000.000 40.000.000.000 40.000.000.000 40.000.000.000 15.000.000.000 40.000.000.000
a Pembentukan Dana Cadangan
- 25.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000
b Penyertaan Modal Pemerintah
15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000
c Pembayaran Pokok Utang - - - - - -
d Pemberian Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah
- - - - - -
e Tuntutan Ganti Rugi dan Tuntutan Perbendaharaan
- - - - - -
PEMBIAYAAN NETTO 17.248.571.546 - 40.000.000.000 - 40.000.000.000 - 40.000.000.000 60.000.000.000 - 40.000.000.000 SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN
0 0 0 0 0 0
ISU STRATEGIS
1. Kemiskinan Perlu Terus Diturunkan
Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau meskipun cenderung menurun dari tahun 2010 sebesar 8,13% (137.072 jiwa) menjadi 6,24% (122.398 Jiwa) pada tahun 2015, namun lebih tinggi jika dibandingkan Provinsi Bangka Belitung (4,97%).
2. Pengangguran Cukup Tinggi
Tingkat pengangguran terbuka cukup tinggi, yaitu sebesar 6,20%
pada tahun 2015. Apabila tidak memperoleh perhatian serius angka pengangguran dapat terus meningkat.
3. Kualitas Pembangunan Manusia Belum Optimal
IPM Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan kecenderungan
meningkat. Angka IPM pada tahun 2015 sebesar 73,75 perlu terus
ditingkatkan agar kualitas SDM semakin baik, sehingga Angka Usia
Harapan Hidup, Angka Rata-rata Lama Sekolah, Angka Harapan
Sekolah, dan Tingkat pengeluaran perkapita (daya beli) semakin
tinggi.
4. Kesetaraan dan Keadilan Gender Masih Rendah
IPG Provinsi Kepri pada tahun 2014 baru mencapai 93,20, dan IDG tahun 2013 sebesar 60,79. IPG Provinsi Kepri masih lebih rendah dibandingkan kondisi ideal yaitu menuju angka 100. Dilihat capaian masing-masing indikator pembentuk IPG dan IDG, secara umum masih terdapat
kesenjangan hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan pada bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan politik.
5. Pemerataan dan Mutu Pendidikan Masih Rendah
Pemerataan dan kualitas pendidikan masih belum optimal, terkendala pada kondisi geografis masing-masing kabupaten/kota yang dipisahkan oleh laut.
APK SMA/SMK/MA relatif rendah, baru mencapai 89,37% pada tahun 2015.
Pemerataan guru pada wilayah terpencil belum merata.
6. Derajat Kesehatan Masyarakat Belum Optimal
Derajad kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau belum optimal. Angka Usia Harapan Hidup tahun 2015 sebesar 69,41 tahun, AKI sebesar 144 per
100.000 KH, AKB sebesar 14 per 1.000 KH, dan Gizi Buruk sebesar 0,46%.
Prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular juga tinggi.
7. Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Belum Memadai
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik tahun 2015 sebesar 71,97%, Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan 10,20%, Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak 73,57%, Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar 71,35%. Disamping itu, terdapat pula permasalahan keterbatasan ketersediaan dan menurunnya kualitas air baku.
8. Kesenjangan Antar Kelompok Pendapatan
Ketimpangan pedapatan antar kelompok penduduk menunjukkan angka yang cukup tinggi sebesar 0,34 pada tahun 2015.
9. Pengembangan Wilayah Perbatasan Belum Optimal
Kepulauan Riau memiliki 19 Pulau Terluar (Karimun 2, Batam 4, Bintan 1, Natuna 7, Anambas 5) yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga. Tingkat pengembangan wilayah yang berbatasan dengan
negara tetangga belum optimal. Beberapa hal krusial yang perlu menjadi
perhatian adalah kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan, serta
sarana perhubungan, pendidikan, kesehatan, perekonomian, komunikasi,
air bersih, irigasi, dan ketenagalistrikan.
10. Kapasitas Fiskal Daerah yang Terbatas dan Tata kelola pemerintahan belum optimal
Kapasitas keuangan daerah untuk membiayai belanja daerah relatif kecil, pada tahun 2015 total penerimaan (pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah) hanya sebesar 2.637 milyar rupiah.
11. Pengembangan Kemaritiman dan Pariwisata
Kepulauan Riau memiliki luas wilayah laut seluas 96% dengan potensi maritim dan wisata yang besar, namun saat ini belum dikembangkan.
Armada perikanan tangkap di Provinsi Riau terdiri dari perahu tanpa motor, motor tempel, dan kapal motor dengan jumlah didominasi oleh perahu tanpa motor. Di samping itu, ada dinamika transaksi ikan di tengah laut.
12. Konektivitas Antar Pulau dan Antar Kabupaten Kota
Transportasi udara (penerbangan komersial) belum menjangkau seluruh
Kabupaten. Transportasi laut antar pulau belum memadai dari aspek
sarpras (dermaga dan kapal angkutan umum).
13. Kerentanan terhadap Kerawanan Pangan yang Tinggi
Berdasarkan peta ketahanan pangan dan kerentanan pangan kabupaten/kota tahun 2015, dari sebanyak 43 kecamatan, tidak ada kecamatan yang termasuk Prioritas 1 dan 2, ada 3 kecamatan pada Prioritas 3 (6,98 %), 10 kecamatan pada Prioritas 4 (23,26
%), 9 kecamatan pada Prioritas 5 (20,93 %), dan 21 kecamatan pada Prioritas 6 (48,84 %). Kecamatan-kecamatan di Prioritas 3 dan 4 merupakan kecamatan- kecamatan yang memiliki kerentanan terhadap kerawanan pangan dan gizi tingkat sedang, sedangkan prioritas 5 dan 6 termasuk kategori tahan pangan.
14.Belum Optimalnya Pelestarian Budaya Melayu
Persentase cagar budaya yang dilestarikan sampai dengan tahun 2015 baru mencapai sebesar 14,97%. Capaian tersebut tergolong sangat rendah, sehingga kedepan perlu mendapatkan perhatian untuk dapat ditingkatkan. Jumlah Event Kebudayaan Tingkat regional, nasional dan International pada tahun 2015 hanya dilaksanakan sebanyak 2 kali.
15.Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan serta Ancaman Bencana
Masalah lingkungan yang paling rentan adalah pembuangan limbah industri, tumpahan minyak dari aktivitas transportasi, pengeboran minyak lepas pantai, dan pengilangan minyak, dan penambangan. Selain itu, terdapat pula permasalahan penurunan kualitas udara, degradasi hutan, lahan, wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan pulau terdepan;
dan meningkatnya volume limbah domestik dan B3, serta tingginya ancaman bencana alam dan non alam.
VISI, MISI, TUJUAN,
SASARAN, STRATEGI,
KEBIJAKAN DAN PROGRAM,
SERTA ARAH
PENGEMBANGAN WILAYAH
Tanjungpinang, 17 Oktober 2016
Visi RPJMD
1. Mengembangkan perikehidupan masyarakat yang agamis, demokratis, berkeadilan, tertib, rukun dan aman di bawah payung budaya Melayu.
2. Meningkatkan daya saing ekonomi melalui pengembangan infrastruktur berkualitas dan merata serta meningkatkan keterhubungan antar kabupaten/kota.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan, ketrampilan dan
profesionalisme Sumber Daya Manusia sehingga memiliki daya saing tinggi.
4. Meningkatkan derajat kesehatan, kesetaraan gender,
pemberdayaan masyarakat, penanganan kemiskinan dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
5. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis maritim, pariwisata, pertanian untuk mendukung percepatan
pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan antar wilayah serta meningkatkan ketahanan pangan
6. Meningkatkan iklim ekonomi kondusif bagi kegiatan penanaman modal (investasi) dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah.
7. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis industri dan perdagangan dengan memanfaatkan bahan baku lokal.
8. Meningkatkan daya dukung, kualitas dan kelestarian lingkungan hidup.
9. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih,
akuntabel, aparatur birokrasi yang profesional, disiplin dengan
etos kerja tinggi serta penyelenggaraan pelayanan publik yang
berkualitas.
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Misi 1)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Lanjutan Misi 1 dan Misi 2)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Lanjutan Misi 2)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Lanjutan Misi 2)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Misi 3)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Misi 4)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Lanjutan Misi 4)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Lanjutan Misi 4)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Misi 5)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Lanjutan Misi 5)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Lanjutan Misi 5 dan Misi 6)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Misi 7 dan Misi 8)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Lanjutan Misi 8 dan Misi 9)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Lanjutan Misi 9)
Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program
(Lanjutan Misi 9)
Arah pengembangan wilayah Provinsi Kepulauan Riau disusun dengan mengacu pada tema pengembangan
wilayah Sumatera dalam RPJMN tahun 2015-2019, yaitu:
“ Salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional, dan Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perikanan, pariwisata bahari, industri
perkebunan, dan industri pertambangan”.
Fokus pembangunan wilayah Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021 pada: upaya mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah dengan mendorong akselerasi pembangunan pada kabupaten/kota yang tertinggal.
Akselerasi pembangunan wilayah tersebut bertumpu
pada peningkatan kapasitas SDM, peningkatan
produktivitas, efisiensi dan nilai tambah SDA, penguatan
kapasitas IPTEK, serta penyediaan infrastruktur yang
terpadu dan merata.
1. Pengembangan pusat wisata maritim (Wisata Pantai dan Pulau) di Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Bintan, dan natuna
2. Pengembangan Pusat wisata budaya dan religi di Kabupaten Lingga dan Kota Tanjungpinang.
3. Pengembangan Pusat perdagangan, jasa, di Kota Batam, Kabupaten Karimun, dan Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan.
4. Pengembangan pusat produksi perikanan tangkap dan industri
pengolahan perikanan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Anambas, dan Lingga.
5. Pengembangan pusat produksi pertanian, peternakan, dan perikanan budidaya di Kabupaten Lingga.
6. Pengembangan pusat distribusi hasil produksi pertanian, peternakan, dan perikanan di Kota Batam.
7. Pengembangan pendukung utama pertahanan dan keamanan nasional
di Kabupaten Natuna.
INDIKATOR
KINERJA DAERAH
Tanjungpinang, 17 Oktober 2016
Indikator Kinerja Daerah
No IndikatorKinerja
Program (outcome) Satuan
Kondisi Kinerja Awal RPJMD
Target Kinerja Program Kondisi Kinerja akhir RPJMD
Perangkat Daerah Tahun
2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,02 5,70 5,85 6,26 6,75 6,91 6,95 6,95 Seluruh PD
2 Laju Inflasi % 6,36-6,39 5 - 7 5 – 7 5 - 7 5 - 7 5 - 7 5 - 7 5 – 7 Seluruh PD
3 PDRB Perkapita Ribu
rupiah
103.029 110.493 118.794 128.346 139.424 151.826 165.55 7
165.557 Seluruh PD
4 Indeks Gini % 0,4 0,4 0,39 0,38 0,37 0,37 0,36 0,36 Seluruh PD
5 Persentase penduduk miskin
% 5,78 5,53 5,28 5,03 4,78 4,53 4,28 4,28 Seluruh PD
6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks 73,75 74,21 74,61 75,01 75,43 75,84 76,24 76,24 Seluruh PD