• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. INTERNASIONAL BUSINES FUTURES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. INTERNASIONAL BUSINES FUTURES"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

74

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. INTERNASIONAL BUSINES FUTURES

Januar Ida Wibowati

Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Palembang Email: idaunpal28@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah motivasi dan komunikasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kepuasan karyawan pada PT. Internasional Business Futures. Pengambilan sampel berstrata merupakan teknik pengambilan sampel dimana populasi dikelompokan dalam strata tertentu kemudian diambil sampel secara random dengan proporsi yang seimbang sesuai dengan posisi dalam populasi. Jumlah sample sama dengan jumlah sampel 60 orang. Hasil yang didapat dari analisis regresi dengan mengunakan alat SPSS versi 22 menunjukkan bahwa ada pengaruh dari motivasi dan komunikasi terhadap kepuasan karyawan pada PT. Internasional Business Fitires dimana hasil R dalam analisis regresi berganda menunjukan korelasi yaitu antara dua variabel independent terhadap satu variabel dependent. Angka R didapat 0, artinya korelasi antara variabel motivasi dan komunikasi sebesar 0,381 hal ini bearti terjadi hubungan yang kuat karena nilainya mendekati 1.

Hasil R Square (R2) yaitu menunjukan nilai koefisien determinasi. Angka ini akan di ubah ke bentuk persen yang artinya persentase sumbangan pengauh variabel dependent. Nilai R2sebesar 0,145 artinya sumbangan motivasi dan komunikasi terhadap kepuasan karyawan sebesar 14,5,1

% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Motivasi , Komunikasi , Kepuasan Karyawan

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine whether motivation has a partial effect on employee satisfaction at PT. International Business Futures and to find out whether communication has a simultaneous influence on employee satisfaction at PT. International Business Futures and to find out which one is more dominant between the influence of motivation and communication on employee satisfaction at PT.International Business Futures.

Stratified sampling is a sampling technique in which the population is grouped into certain strata and then a random sample is taken with balanced proportions according to the position in the population. The number of samples is equal to the number of samples of 60 people. The results obtained from the regression analysis using SPSS version 22 show that there is an influence of motivation and communication on employee satisfaction at PT. International Business Fitres where the results of R in multiple regression analysis show a correlation between two independent variables on one dependent variable. The number R is 0, meaning that the correlation between motivation and communication variables is 0.381. This means that there is a strong relationship because the value is close to 1. The result of R Square (R2) is showing the value of the coefficient of determination. This figure will be changed to the form of a percent which means the percentage of the contribution of the dependent variable. R2 value of 0.145 means that the contribution of motivation and communication to employee satisfaction is 14.5.1% while the rest is influenced by other variables not included in this study.

Keywords: Motivation, Communication, Employee Satisfaction

(2)

75 1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Motivasi merupakan kegiatan yang menyalurkan, mengakibatkan sampai memelihara perilaku manusia Robins, (2016: 251). Motivasi yang merupakan salah satu faktor yang masih jarang dilakukan oleh pimpinan di instansi ini, dilihat dari masih minimnya pegawai mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya dan dari hasil wawancara pada beberapa pegawai mengatakan terjadi penurunan tunjangan kerja yang dilakukan diluar jam kerja, hal ini membuat pegawai tidak semangat dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan. Ditunjukkan pada penugasan kerja keluar Kota pegawai sebelumnya mendapat tunjangan berangkat yang tinggi, namun karena adanya peraturan baru, tunjangan tersebut mengalami pemotongan sehingga banyak pegawai yang merasa tidak puas dengan perubahan tersebut. Motivasi merupakan kekuatan yang muncul dari dalam ataupun dari luar diri seseorang dan membangkitkan semangat serta kete kunan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan (Daft, 2016). Antonio dan Sutanto (2017) menyatakan bahwa motivasi kerja dapat ditunjukan dengan perilaku pekerja. Perilaku pekerja yang menunjukkan semangat kerja dapat membuat karyawan bekerja secara maksimal. Karyawan yang bermotivasi tinggi akan merasa lebih bahagia dan lebih bersedia untuk bekerja bagi organisasi (Bemana et al., 2016).

Menurut Arsyad, (2018), Motivasi merupakan suatu proses yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan . Berdasarkan wawan cara awal yang telah dilakukan, terdapat indikasi yang mnenyebabkan ketidak puasan karyawan karena motivasi kerja yang rendah. Hal tersebut timbul karena kurangnya motivasi kerja yang berasal dari diri sendiri maupun rekan kerja, terjadinya kejenuhan kerja yang menyebabkan karyawan tidak mem

punyai gairah dalam menjalankan pekerjaannya karena merasakan peker jaan yang membosankan dan jenis pekerjaan yang sama, suasana kerja yang kurang nyaman sepertisuara bising yang disebabkan karena perusahaan bersebelahan dengan gudang perusahaan motor yang dapat mengganggu konsen trasi terhadap pekerjaan dan kurangnya kegiatan rekreasi yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat menyebabkan kurangnya motivasi karyawan dalam bekerja.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari dirumah tangga, ditempat kerja dan lingkungan masyarakat.

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri lagi, begitu juga halnya bagi suatu norganisasi atau perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, kinerja karyawan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan produk tivitas perusahaan.

Kinerja karyawan tersebut ditun jang oleh banyak faktor, salah satunya dengan komunikasi. Untuk mendukung dan meningkatkan kinerja karyawan, diperlukan adanya komunikasi yang efektif, sehingga kinerja karyawan dapat berjalan dengan maksimal. Dalam bekerja, karyawan maupun pimpinan tidak lepas dari komunikasi yang menghubungkan keduanya untuk dapat melaksanakan tugas masing-masing Komunikasi meru pakan kepentingan setiap orang untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Seseorang akan sulit terhubung dengan orang lain tanpa adanya komunikasi. Tidak dapat dibayangkan, apabila dalam sebuah perusahaan menjalankan tugas tanpa adanya komunikasi antar setiap orang, hal ini tentu akan menyebabkan miss communication, sehingga pekerjaan tidak dapat terselesaikan dengan baik.

Berikut ini data tentang media yang digunakan dalam penyampaian komunikasi pada PT.Internasional Business Futures sebagai berikut:

(3)

76 Tabel

Media Komunikasi Pada PT. International Business Futures

No Media Komunikasi Jenis Keterangan jml

1. Tata Tertib Perusahaan Pamflet P 3

2. Telephone + Fax Kabel P & T 3

3. Papan Pengumuman White Booard P & T 1

4. Ruang Rapat Ruang Rapat B 1

5. Internet Internet P 5

6. Komputer Pentium IV P & T 5

Jumlah 18

Sumber : PT.International Business Futures

Keterangan . P : Perbaharui., .T : Perlu dilakukan penambahan, B : Perlu dilakukan perbaikan.

Tabel 1.1 diketahui bahwa semua sarana atau media yang digunakan dalam penyampaian informasi pada PT.International Business Futures masih perlu dilakukan penambahan, pembaharuan, dan perbaikan pada beberapa item media komunikasi tersebut. Pada media komunikasi melalui ruang rapat di PT. Internasional Business Futures perlu dilakukan perbaikan dikarenakan AC yang panas sehingga tidak nyaman saat berada di ruang rapat serta ruangan yang hanya berkapasitas 10 karyawan dan hanya berjumlah 1 ruangan. Selain itu, untuk media komunikasi melalui telephone hanyatersedia 3 unit yang berada di ruang kepala cabang, ruang finance dan ruang human capital sehingga karyawan marketing maupun karyawan lainnya yangbelum memiliki fasilitas telephone tidak dapat melakukan komunikasi secara maksimal dengan kepala cabang, finance maupun kepala administrasi karena komunikasi masih dilakukan dengan menggunakan handphone pribadi atapun whatsapp sehingga pesan yang diterima hanya berupa visual dan bukan pesan verbal.

Selain itu, femonema yang terjadi pada PT. International Business Futures terdapat kendala dalam proses komunikasi terutama pada sesama karyawan, berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa komunikasi di dalam perusahaan belum berjalan secara maksimal. Hal ini dikarenakan masih ada hambatan dalam penyampaian suatu informasi dari kepala cabang kepada karyawan, salah satunya adalah pada bagian marketing.

Hambatannya adalah berupa banyaknya saluran yang harus dilalui seperti contohnya informasi dari kepala cabang kepada

karyawan masih harus melalui beberapa kepala bagian dan informasi hanya di sampaikan secara visual oleh atasan, tidak ada aturan/SOP secara tertulis yang memudahkan karyawan memahami informasi yang diterima. Sehingga kemungkinan berubahnya informasi akan besar. Hal ini dapat dimaklumi sebab, setiap saluran yang ikut menyampaikan informasi tersebut mempunyai kecenderungan untuk merubahnya sesuai kepentingan pribadi.

Padahal komunikasi yang lancar berkaitan sekali untuk peningkatan kinerja masing- masing karyawan.

PT. Internasional Business Futures Juga merupakan perusahaan pialang berjangka yang merupakan anggota BAPPEBTI, BBJ (Bursa Berjangka Jakarta) serta KBI (Kliring Berjangka Indonesia) yang merupakan institusi resmi yang ditetapkan pemerintah dalam perda gangan berjangka.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik menulis penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi dan komunikasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kepuasan karyawan pada PT.

Internasional Business Futures.

2. TINJAUAN PUSTAKA landasan Teori

Pengertian Motivasi

Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Hasibuan, 2015).

Flippo dalam Hasibuan (2005) menyatakan bahwa motivasi adalahsuatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil. Sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi

(4)

77 sekaligus tercapai. Fungsi motivasi menurut Hasibuan (2015) adalah Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan, Meningkatkan produktivitas kerja karyawan, Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan, Meningkatkan kedisiplinan karywan, Mengefektifkan pengadaan karyawan, Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan, Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas- tugasnya dan Meningkatkan efesensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Teori Motivasi

Teori-teori motivasi diklasifikasikan atas:

Teori Kepuasan(chontent theory)

Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak serta berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan seseorang dan apa yang mendorong semangat kerja seseorang. Penganut-penganut teori motivasi kepuasan, antara lain:

Teori Motivasi Klasik ( Frederik Winslow Taylor)

Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk uang/barang dari hasil pekerjaannya. Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat, bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya.

Teori Hierarki Kebutuhan ( Abraham Maslow)

Dasar dari teori ini bahwa manusia adalah mahkluk sosial yang berkeinginan dan selalu menginginkan lebih banyak. kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang/hierarki, yaitu: Kebutuhan Fisiologikal, seperti sandang, pangan, papan, Kebutuhan Keamanan, kebutuhan akan kebebasan dari ancaman. Tidak hanya dalam arti fisik akan tetapi juga mental, psikologikal, dan intelektual, Kebutuan Sosial, seperti interaksi, teman, penerimaan dalam pergaulan dan lingkungan, Kebutuhan Penghargaan, kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan

serta penghargaanprestise, dan Kebutuhan Aktualisai Diri, penggunaan kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang memusakan.

Teori Motivasi Dua Faktor ( Frederick Hezberg)

Menurut Hezberg, orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan, yaitu Kebutuhan akan kesehatan dan kebutuhan akan pemeliharaan atau maintenance factorsMeliputi balas jasa, kondisi fisik kerja, kepastian pekerjaan, supervise yang menyenangkan, dan berbagai macam tunjangan. Selanjutnya faktor pemeliharaan yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan (job content) yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat.

Teori X dan teori Y ( Douglas Mc. Gregor) Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X (teori tradisional) dan manusia teori Y (teori demokratis)

Teori X Pada umumnya malas dan tidak suka bekerja, Tidak berambisi mencapai prestasi yang optimal dan selalu menghindar dari tanggung jawab, Lebih mementingkan diri sendiri.

Teori Y, Rata-rata rajin, tidak menghindari pekerjaan, dan tidak perlu dipaksa bekerja, Dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju dengan mencapai prestasi kerja yang optimal, Berusaha mencapai sasaran organisasi dan mengembangkan diri.

Teori Motivasi Prestasi ( Mc. Clelland) Menurut Mc.clelland kebutuhan dasar yang dimiliki karyawan :Kebutuhan untuk berprestasi (Need for achievement) Kebutuhan untuk berprestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang, yang akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengerakan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi yang maksimal. Kebutuhan untuk berafiliasi (Need for Affilition) Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat kerja seseorang. kebutuhan afiliasi merangsang gairah bekerja karena setiap

(5)

78 orang menginginkan 1. Kebutuhan akan diterima oleh orang lain di lingkungan ia tinggal dan bekerja (sense of belonging), 2.

Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting (sense of importance). 3. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of achievement) dan 4. Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation). Kebutuhan untuk memperoleh kekuasaan (Need for Power) Kebutuhan memperoleh kekuasaan akan merangsang dan memotivasi semangat kerja karyawan serta mengarahkan semua kemampuannya demi mencapai kekuasaan ataukedudukan yang terbaik.

Definisi Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna, jadi komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan di terima oleh komunikan. Hovland mendefinisikan proseskomunikasi sebagai proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain. (Mulyana, 2010).

Dalam komunikasi yang melibatkan dua orang, komunikasi berlangsung apabila adanya kesamaan makna. sesuai dengan definisi tersebut pada dasarnya sesorang melakukan komunikasi adalah untuk mencapai kesamaan makna antara manusia yang terlibat dalam komunikasi yang terjadi, dimana kesepahaman yang ada dalam benak komunikator (penyampai pesan) dengan komunikan (penerima pesan) mengenai pesan yang disampaikan haruslah sama agar apa yang komunikator maksud juga dapat dipahami dengan baik oleh komunikan sehingga komunikasi berjalan baik dan efektif (Effendy, 2015).

Kepuasan Kerja Karywan

Robbins (2015) menyatakan bahwa kepuasan kerja merujuk ke sikap umum seorang indvidu terhadap pekerjaanya.

Sedangkan locke dikutip Luthans (2006) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu perasaan yang menyenangkan atau

positif yang merupakan hasil penelitian atas pekerjaan atau pengalaman seseorang.

Pengertian kepuasan kerja yang diungkapkan Hasibuan (2015) adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan yang dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja itu sendiri dapat diartikan sebagai hasil kesimpulan yang didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh karyawan dari pekerjaannya dibandingkandengan apa yang diharapkan, diinginkan, dipikirkan sebagai hal yang pantas atau berhak baginya (Gomes, 2018).

Luthans (2016) menyatakan bahwa kepuasan kerja sangat tergantung kepada bagaimana persepsi individu seseorang dalam melaksanakan tugasnya di tempat kerja, sehingga bersifat subjektif bagi individu yang merasakannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Glison, Durick, dan Rousseau dalam Pangabean (2018) mengemukakan bahwa faktor-faktor penentu kepuasan kerja dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1 Karakteristik Pekerjaan

Terdiri atas keanekaragaman ketrampilan (skill variety), identitas tugas (task identity),keberartian tugas (task significance), otonomi (aoutonomy), dan umpan balik pekerjaan (feedback).

2 Karakteristik Organisasi

Mencakup skala usaha, kompleksitas, formalitas, sentralisasi, jumlah anggota kelompok, anggaran anggota kelompok, lamanya beroperasi, usia kelompok kerja dan kepemimpinan.

3 Karakteristik Individu

Terdiri atas jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, masa kerja, status perkawinan dan jumlah tanggungan.

Menurut Rivai (2006),secara teoritis, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, seperti kepemimpinan, perilaku, locus of control, pemenuhan harapan, penggajian dan efektivitas kerja.

Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang karyawan adalah: isi pekerjaan, supervisi,

(6)

79 organisasi dan manajemen, kesempatan untuk maju, gaji, keuntungan bidang

finansial, rekan kerja, dan kondisi kerja.

Kerangka Pikir

Gambar kerangka berpikir penelitian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2018). Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir yang telah diuraikan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja

H2 : Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja

3. METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Internasional Business Future Palembang yang berlokasi di Jalan R.Sukamto No.6, 8 lir kecamatan Ilir Timur II Palembang.

DesainPenelitian

Menurut ( Subiyanto, 2018) Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti ingin menemukan fakta dan menginterpretasikan tentang “ Pengaruh Motivasi dan Komunikasi Terhadap Kepuasan kerja Karyawan Pada PT. International Business Futures

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua

sumber data yaitu data primer, dan data skunder.

Populasi dan Sempel

Populasi,

berjumlah 150 orang dan

untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus solvin dengan persen kelonggaran ketidaktelitian 10%, maka di dapat sampenya adalah 60 orang.

Teknik analisis data

Untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan menggunakan instrument SPSS dengan Langkah-langkah sebagai berikut Uji Validitas, teknik yang digunakan untuk mengukur validitas bulir pertanyaan kuisiner adalah correlasion product moment dari Karl Pearson (Validitas isi / content validity) dengan cara mengkorelasikan masing-masing item pertanyaan kuesioner dan totalnya selanjutnya membandingkan r tabel dan r hitung. Dilanjutkan Uji Realibilitas, Ghozali dalam situmorang (2008) menyatakan teknik yang digunakan untuk mengukur relialitas pengamatan adalah Cronbach Alpha dengan cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya, dengan ketentuan Cronbach Alpha > 0,6 maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel dan sebaliknya. Uji Simultan (Uji F), Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima Ha ditolak, ini berarti tidak terdapat pengaruh simultan oleh Variabel X MOTIVASI

(X1)

KOMUNIKASI (X2)

KEPUASAN KERJA (Y)

(7)

80 dan Y, jika F hitung >F tabel, maka Ho ditolak, dan Ha diterima ini berarti pengaruh simultan oleh Variabel X dan Y. Dan Ada cara singkat (cepat) untuk melihat signifikan uji F, yaitu: bila nilai F lebih besar daripada 4, maka Ho yang menyatakan b1=b2=....bk=0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%.

Kemudian Uji Parsial (Uji T). Langkah- langkah yang digunakan untuk uji t adalah a.

Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, ini berarti tidak terdapat pengaruh bermakna oleh Variabel X dan Y, Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, dan Ha diterima ini berarti terdapat pengaruh antara variabel X dan Y. Ada cara untuk melihat signifikan uji t, yaitu : Bila jumlah dagree of freedom adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, (dalam nilai absolute). Dengan ini kata lain, kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Analisis Regresi Berganda, Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (X1 ,X2

,X3) dengan variabel depenen (Y). Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b 1 X1 + b2 X 2 +b3X3

Keterangan

Y = variabel dependen ( nilai yang di prediksi )

X1 danX2 = variabel independen a = konstanta ( Y’ apabila X1, X2, X3 )

b = koefisien regresi ( nilai peniningkatan ataupun penurunan

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Validasi Data

Menurut Sugiyono (2004), instrumen yang valid berarti alat ukur yamg digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas bulir pertanyaan kuisiner adalah correlasion product moment dari Karl Pearson (Validitas isi / content validity) dengan cara mengkorelasikan masing-masung item pertanyaan kuesioner dan totalnya , selanjutnya membandingkan r tabel dan r hitung. Pengujian validitas dari penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi sofware SPSS Ver 22,0, jika total (corrected item total corelation ) = 0,30 jadi apabila r positif > 0,30 maka item valid, sedangkan r negatif 0,3 maka tidak valid.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

Variabel Butir Pertanyaan Corrected item total

correlation Status Motivasi

(X1)

Motiv1.1 0,618 Valid

Motiv1.2 0,665 Valid

Motiv1.3 0,869 Valid

Motiv1.4 0,839 Valid

Komunikasi (X2)

Komunikasi1.1 0,563 Valid

Komunikasi1.2 0,477 Valid

Komunikasi1.3 0,819 Valid

Komunikasi1.4 0,845 Valid

Kepuasan karyawan

(Y)

KK 1.1 0,583 Valid

KK 1.2 0,332 Valid

KK1.3 0,834 Valid

KK1.4 0,872 Valid

KK1.5 0,812 Valid

Sumber : Data diolah, 2021

(8)

81 Uji Reliabitas

Uji relialitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil pengamatan dengan instrumen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang berbrda. Ghozali dalam situmorang (2008: 112) menyatakan teknik yang digunakan untuk mengukur relialitas pengamatan adalah Cronbach Alpha dengan cara membandingkan nilai alpha

dengan standarnya, dengan ketentuan Cronbach Alpha > 0,6 maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel sebaliknya.

Hasil perhitungan nilai reabilitas Cronbach Alpa untuk variabel Kepuasan karyawan dengan bantuan SPSS 22,0 adalah sebesar 0,739. Artinya dari 5 item pernyataan yang dijadikan sebagai indikator pada variabel Kepuasan karyawan (Y) sudah reliabel.

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alfha Cronbach ( Status

Motivasi 0,874 Reliabilitas

Komunikasi 0,623 Reliabilitas

Kepuasan Karyawan 0,739 Reliabilitas

Sumber : hasil olah data SPSS V 22,0

Analisis Deskriptif Statistik, Koefisien Diterminasi berikut Tabel 4.3 Ringkasan Model Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,381a ,145 ,115 3,28460

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, KOMUNIKASI Sumber : hasil olah data SPSS V 22,0

R dalam analisis regresi berganda menunjukan korelasi yaitu antara dua variabel independent terhadap satu variabel dependent.

Angka R didapat 0, artinya korelasi antara variabel motivasi dan komunikasi sebesar 0,381 hal ini bearti terjadi hubungan yang kuat karena nilainya mendekati 1. R Square (R2) yaitu menunjukan nilai koefisien determinasi. Angka ini akan di ubah ke bentuk persen yang artinya persentase sumbangan pengaruh variabel dependent. Nilai R2sebesar 0,145 artinya sumbangan motivasi dan komunikasi terhadap kepuasan karyawan sebesar 55,0% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Uji Regresi Berganda

Data yang diperoleh dari responden dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan model regresi linier berganda dengan tujuan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi dari variabel- variabel bebas (indeendent) dalam pene;itian ini yaitu Motivasi (X1) dan Komunikasi (X2) untuk memprediksi variabel Kepuasan karyawan(Y) sebagai variabel terikat ( dependent ), sehimgga dapat dijelaskan pula mengenai variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat nya.

Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 22,0 dengan hasil sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

(9)

82 Tabel 4.4 Koefisien Regresi Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 12,043 2,528 4,764 ,000

MOTIVASI ,499 ,330 ,412 1,513 ,136

KOMUNIK

ASI ,045 ,358 ,034 126 ,001

a. Dependent Variable: KEPUASAN KARYAWAN Sumber : hasil olah data SPSS V 22,0

Kolom B menunjukan nilai-nilai koefisien regresi untuk konstanta dan masing- masing variabel bebas ( X1 dan X2 ) kolom (std. Error ) menunjukan nilai kesalahan baku untuk parameter kefisien regresi ,kolom ( beta ) menunjukan besarnya koefisien regresi yang di bakukan atau menunjukan koefsien jalur , kolom ( t ) menunjukan nilai t-hitung untuk masing-masing parameter koefisien kolom ( sig ) menunjukan besarnya peluang kesalahan yang terjadi.

Y = a + b 1 X1 + b2 X 2

Y = 12,043 +0,499 X1 +0,45 X2

Nilai koefisien yang mempunyai tanda positif berarti jika variabel bebas meningkat atau ditingkatkan,maka akan mendorong meningkatnya nilai dari variabel tidak bebas,demikian pula sebaliknya. Penjelasan secara rinci dari masing-masing variabel adalah Angka konstanta dari unstandardized coefficient yang dalam penelitian ini sebesar

2,528 angka ini berupa angka konstanta yang mempunyai arti : jika variabel motivasi dan komunikasi 0,maka jumlah kepuasan karyawan sebesar 2,528. Angka koefisien regresi X1 sebesar 0,330. Angka tersebut mempunyai arti bahwa setiap penambahan 1%

motivaasi maka kepuasan karyawan akan meningkat sebesar 0,330%. Angka koefisien regresi X2 sebesar 0,358. Angka tersebut mempunyai arti bahwa setiap penambahan 1%

komunikasi,maka kepuasan karyawan akan meningkat sebesar 0,358%.

Uji secara individu (Uji t)

Dalam hal ini untuk mengetahui apakah scara parsial variabel motivasi dan komunikasi berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kepuasan kaaryawan.

Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05.

Tabel 4.5 Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 12,043 2,528 4,764 ,000

MOTIVASI ,499 ,330 ,412 1,513 ,136

KOMUNIK

ASI ,045 ,358 ,034 126 ,001

a. Dependent Variable: KEPUASAN KARYAWAN Sumber : hasil olah data SPSS V 22,0

Berdasarkan hasil dari output t hitung diperoleh sebesar 4,764. Untuk mencari t tabel

pada signifikan 00,5 dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 60-2-1=57 maka diperoleh

(10)

83 nilai untuk t tabel sebesar 1,672. Karena t hitung (4,764) > t tabel (1,672), maka H0 ditolak, H1 diterima,artinya bahwa komunikasi secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan karyawan.

Uji Secara Bersama-sama ( uji f )

Uji-F atau uji koefesien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel dependen. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah variabel kepemimpinan dan motivasi berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kepuasan kerja . Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05.

Tabel 4.6 ANOVA ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 104,649 2 52,325 4,850 ,011(a)

Residual 614,951 57 10,789

Total 719,600 59

a. Dependent Variable: KEPUASAN KARYAWAN b. Predictors: (Constant), KOMUNIKASI, MOTIVASI Sumber : hasil olah data SPSS V 22,0

Berdasarkan hasil dari output F hitung diperoleh sebesar 4,850. Untuk mencari F tabel pada signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 60-2-1 = 57 maka diperoleh nilai untuk F tabel sebesar 2,199.

Karena F hitung (4,850) > F tabel (2,199), maka H0 ditolak, H1 diterima, artinya bahwa motivasi, komunikasi ecara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada PT. Internasional Busines Futures dalam kategori baik. Dimana dalam hal ini dapat diketahui bahwa kepuasan karyawan akan meningkat. Pelaksanaan kegiatan dalam katogori sangat baik. Dimana pada PT.

Internasional Busines Futures benar-benar mengaplikasikan usahanya sesuai dengan konsep yang telah disepakati sehingga karyawan yang mengikuti dapat menangkap dan memahami kegiatan yang diberikan sehingga skill and Knowledge para karyawan mengalami peningkatan. Hasil ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2018) dan (2015). Berdasarkan hasil analisis di atas maka melalui PT.

Internasional Busines Futures karyawan diharapkan mampu menjalankan tugas dan pekerjaan mereka dengan baik. Untuk melihat variabel karateristik pengaruh motivasi dan komunikasi terhadap kinerja karyawan maka peneliti menggunakan model regresi berganda.

5. SIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Berikut ini kesimpulan dari hasil penelitian dan pengelolaan data yang telah dilakukan Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “Diduga ada pengaruh yang signifikan antara motivasi, komunikasi terhadap kepuasan karyawan pada PT.

Internasional Business Futurers” Dapat diterima, Hipotesis kedua mengatakan motivasi secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan karyawan.

5.2 Saran

Ada beberapa yang dapat peneliti dapat sarankan agar tetap terjalin suatu komunikasi yang baik antara pimpinan dengan bawahan maka hendaknya perusahaan lebih banyak mengadakan koordinasi dan rapat guna

(11)

84 memecahkan suatu permasalahan. Pemberian motivasi kerja karyawan seharusnya di lakukan secara maksimal supaya karyawan dapat meningkatkan kemampuan kinerja karyawan untuk bekerja lebih baik lagi. Serta Dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan seharusnya perusahaaan memberikan penghargaan berupa insentif secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad 2018, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan Bandung : Remaja Rosda Karya

Bemana et al., 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : LP3ES

Cahyani, Eni, Septianti. (2015). Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan Internal Tenaga Pendidik Pada Politeknik Swasta Di Sumatera Selatan. Jurnal Adminika, No. 1 Vo.

1 pp 1-8

Cahyani, Eni. 2018. Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Dosen Pada Politeknik Swasta Kota Palembang. Jurnal BBM (Buletin Bisnis & Manajemen) Jilid 4. Vo. 1 Terbitan pp 28-40

Hadi, Sutrisno. 2012.Statistik Jilid II .

Yogyakarta : YPFP – UGM

Hasibuan, Malayu. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi Cetakan Keenam. Jakarta : PT. Bumi Aksara Laurensius, Ferry. 2016. Jurnal Manajemen

Usahawan Indonesia. Jakarta:

Lembaga Manajemen FE-UI

Mangkunegara, AA., Anwar Prabu. 2000.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung : Remaja Rosda Karya

Mangkunegara, AA., Anwar Prabu.

2006. Evaluasi kinerja SDM. Bandung:

Remaja Rosda Karya

Moeldjono, Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi.

Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Nawawi, Hadari. 1990. Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah MadaPress Robins. 2016.Good Governance

(Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah : Upaya Membangun Organisasi Efektif dan Efisien. Bandung : CV Mandar Maju Singarimbun, Masri. 2000.Metode Penelitian

Survey. Jakarta : LP3ES

Schramm, 2012, Metode Penelitian Survey.

Jakarta

Sobirin, Achmad.2017.Budaya Organisasi.

Yogyakarta : STIM YKPN

Sugiyono. 2015.Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alphabet

(12)

85

(13)

30

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang

Simpulan dalam penelitian ini adalah aktivitas guru, tutorial dan siswa selama proses pembelajaran meningkat dari pertemuan pertama sampai pertemuan akhir dan

Seorang transgender yang memu-tuskan mempergunakan hak politiknya yaitu hak untuk dipilih maka dalam pelaksanaan hak tersebut tidak boleh terdapat perlakuan yang

The objectives of this thesis are to investigate how refactoring process and design patterns can be used to re-design and refactor the legacy software application with

Dari analisa diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pergantian Flat Piston ke LSCS Piston pada beban 1000 Wattt pada putaran engine yang sama mengalami penurunan konsentrasi

Bedah eksisi dengan sayatan circumareolar lebih disukai pada tumor yang besar dan pasien berusia lebih dari 35 tahun untuk menghindari keganasan yang

dengan judul “ Analisis Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Daerah Terhadap Usaha Rumput Laut Di Kecamatan Suppa Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 11 Tahun

Telah dilakukan evaluasi kinerja sistem supply udara untuk area FFL menggunakan CDT- 2.2 dan CDT-2.1 yang telah dilakukan perbaikan untuk mengetahui kondisi operasi VAC