• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI HARGA, CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI HARGA, CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI HARGA, CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

(Studi Kasus Pada Konsumen Smartphone Xiaomi di Cikarang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Sarjana (S1)

Disusun oleh:

FESA TRI WINARTI NIM : 11.151.0685

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PELITA BANGSA

BEKASI - 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI HARGA, CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

(Studi Kasus Pada Konsumen Smartphone Xiaomi di Cikarang Selatan) Oleh

FESA TRI WINARTI NIM : 11.151.0685

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia meningkat dengan cepat diiringi dengan penggunaan akan sarana komunikasi smartphone yang tinggi dan saat ini tidak lagi menjadi kebutuhan sekunder tetapi berubah menjadi kebutuhan primer. Dengan peningkatan tersebut perusahaan berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk serta citra merek dimana disesuaikan dengan keinginan konsumen, salah satu produk smartphone yang banyak diminati masyarakat adalah smartphone Xiaomi. Walaupun terbilang brand baru namun penjualannya meningkat tinggi.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka penulis dapat menarik pokok permasalahan yang akan dibahas antara lain sebagai berikut: 1. Apakah persepsi harga dapat mempengaruhi minat beli konsumen terhadap smartphone merek Xiaomi ?, 2. Apakah ada pengaruh citra merek pada minat beli konsumen terhadap smartphone merek Xiaomi?, 3. Apakah kualitas produk yang tersedia dapat mempengaruhi minat beli konsumen terhadap smartphone merek Xiaomi ?.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dengan populasi pengguna smartphone Xiaomi di Cikarang Selatan. Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui karena tidak ada data pasti jumlah pengguna smartphone Xiaomi di Cikarang Selatan, sehingga untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan teknik nonprobality sampling, dengan formula Lameshow. Sesuai perhitungan dengan formula Lameshow pengambilan sampel menjadi 100 responden. Untuk pengumpulan data meliputi observasi, penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan. Metode analisis yang digunakan yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda dan uji hipotesis.

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa persepsi harga, citra merek dan kualitas produk secara parsial berpengaruh positif terhadap minat beli. Berdasarkan nilai koefisien determinasi pada Adjusted R Square variabel persepsi harga, citra merek dan kualitas produk mampu menjelaskan besarnya pengaruh terhadap minat beli sebesar 69,3%, sedangkan 30,7% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata Kunci : Persepsi Harga, Citra Merek, Kualitas Produk, Minat Beli

(6)

vi By

FESA TRI WINARTI NIM : 11.151.0685

The development of communication and information technology in Indonesia is increasing rapidly accompanied by the use of high-tech smartphone communication tools and is no longer a secondary need but is turning into a primary need. With these improvement companies are competing to improve product quality and brand image which is adjusted to the desires of consumers, one smartphone product that is much in demand by the public is the Xiaomi smartphone.

Based on the background described above, the writer can draw the main issues to be discussed, among others, as follows: 1. Does price perception affect consumer buying interest towards Xiaomi brand smartphones?, 2. Is there an influence of brand image on consumer buying interest towards brand smartphones Xiaomi ?, 3.

Does the quality of available products affect consumer buying interest in Xiaomi brand smartphones?

This type of research is quantitative research. With the population of Xiaomi smartphone users in South Cikarang. The population in this study is unknown because there is no exact data on the number of Xiaomi smartphone users in South Cikarang, so to determine the number of samples in this study the nonprobality sampling technique, using the Lameshow formula. In accordance with the calculations with the Lameshow formula the sample was 100 respondents. For data collection including observation, questionnaire distribution and study of literature.

The analytical methods used are validity test, reliability test, classic assumption test, multiple linear regression test and hypothesis test.

Based on test results using the partial test (t test) shows that price perception, brand image and product quality both partially have a positive effect on buying interest.

Based on the coefficient of determination on Adjusted R Square the variables of price perception, brand image and product quality are able to explain the magnitude of influence on buying interest by 69,3%, while the remaining 30,7% is influenced by other factors.

Keywords: Price Perception, Brand Image, Product Quality, Purchase Interest

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT, karena hanya atas rahmat dan ridho-Nya maka Skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Minat Beli Konsumen” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Sarjana-Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.

Penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Elia Herwanto.,SE.,MBA, selaku Pembimbing Skripsi yang dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi.

2. Bapak Hamzah M. Mardiputera,SKM.,MM. selaku Rektor Universitas Pelita Bangsa.

3. Ibu Preatmi Nurastuti., SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.

4. Ibu Yunita Ramadhani RDS.,SE.,M.Sc, selaku Ketua Program Sarjana – Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.

5. Civitas Akademika Universitas Pelita Bangsa.

6. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa angkatan 2015.

7. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan dorongan semangat.

8. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan melancarkan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pada susunan skripsi sehingga kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan penulisan laporan penelitian dikemudian hari. Namun demikian, penulis tetap berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Bekasi, 15 September 2019 Peneliti

(8)

viii

DAFTAR ISI

Hal.

Halaman Judul ... i

Halaman Orisinalitas ... ii

Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi ... iii

Halaman Pengesahan Skripsi ... iv

Abstrak ... v

Abstract ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Persepsi Harga ... 10

2.1.2 Citra Merek ... 13

2.1.3 Kualitas Produk ... 15

2.1.4 Minat Beli ... 17

2.2 Penelitian Terdahulu ... 18

2.3 Hipotesis ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

(9)

ix

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Kerangka Konsep ... 28

3.3.1 Desain Penelitian ... 28

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

3.4 Populasi dan Sampel ... 32

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.6 Metode Analisis Data ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ... 42

4.1 Sejarah Berdirinya Xiaomi ... 42

4.1.1 Profil Pendiri Xiaomi ... 46

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Xiaomi ... 46

4.2 Profil Perusahaan ... 47

4.3 Visi, Misi, Tujuan, Logo dan Slogan ... 48

4.4 Daftar Smartphone Xiaomi Terbaik Tahun 2019... 49

4.5 Gambaran Umum Cikarang Selatan... 51

4.5.1 Struktur Organisasi Cikarang Selatan ... 53

4.5.2 Visi dan Misi Cikarang Selatan ... 54

BAB V HASIL PENELITIAN ... 55

5.1 Analisis Data ... 55

5.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 55

5.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 58

5.1.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 64

5.1.4 Uji Asumsi Klasik ... 72

5.1.4.1 Uji Normalitas ... 72

5.1.4.2 Uji Multikolinieritas ... 74

5.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 75

5.1.5 Uji Regresi Linear Berganda ... 76

5.1.6 Uji Hipotesis ... 76

(10)

x

5.1.6.1 Uji Parsial (t-hitung) ... 78

5.1.6.2 Koefisien Determinasi (R²) ... 80

5.2 Interprestasi Data/Pembahasan ... 81

5.2.1 Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Smartphone Xiaomi ... 81

5.2.2 Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen Smartphone Xiaomi ... 82

5.2.3 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Smartphone Xiaomi ... 83

BAB VI PENUTUP ... 85

6.1 Kesimpulan ... 85

6.2 Saran ... 86

Daftar Pustaka ... 88

Lampiran ... 92

Daftar Riwayat Hidup ... 130

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 27

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 30

Tabel 4.1 Produk Xiaomi Tahun 2011-2014 ... 45

Tabel 4.2 Profil Pendiri Xiaomi ... 46

Tabel 4.3 Profil Xiaomi Technology Co. Ltd ... 47

Tabel 4.4 Daftar Smartphone Xiaomi Terbaik Tahun 2019 ... 49

Tabel 5.1 Hasil Uji Deskriptif Statistics ... 59

Tabel 5.2 Kategori Variabel Persepsi Harga ... 60

Tabel 5.3 Kategori Variabel Citra Merek ... 61

Tabel 5.4 Kategori Variabel Kualitas Produk ... 62

Tabel 5.5 Kategori Variabel Minat Beli ... 63

Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Harga ... 65

Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek ... 65

Tabel 5.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk ... 66

Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli ... 66

Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Harga ... 67

Tabel 5.11 Hasil Statistik Reliabilitas Variabel Persepsi Harga ... 68

Tabel 5.12 Hasil Uji Reliabilitas Citra Merek ... 68

Tabel 5.13 Hasil Statistik Reliabilitas Variabel Citra Merek ... 69

Tabel 5.14 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Produk ... 69

Tabel 5.15 Hasil Statistik Reliabilitas Variabel Kualitas Produk ... 70

Tabel 5.16 Hasil Uji Reliabilitas Minat Beli ... 71

Tabel 5.17 Hasil Statistik Reliabilitas Variabel Minat Beli ... 71

Tabel 5.18 Hasil Uji Normalitas ... 73

Tabel 5.19 Hasil Uji Multikolinieritas ... 74

Tabel 5.20 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 75

Tabel 5.21 Hasil Analisis Linier Berganda ... 77

Tabel 5.22 Hasil Uji Parsial (t-hitung) ... 78

(12)

xii

Tabel 5.23 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 80

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1.1 Jumlah Penggunaan Smartphone di Indonesia ... 1

Gambar 2.1 Data Penjualan Smartphone di Indonesia ... 3

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 28

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Xiaomi ... 46

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Cikarang Selatan ... 53

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 56

Gambar 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57

Gambar 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pemakaian... 58

Gambar 5.5 Hasil Uji Normalitas P-P Plot ... 73

Gambar 5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot ... 76

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1 Mapping Jurnal ... 93

Lampiran 2 Kuesioner ... 102

Lampiran 3 Rekap Hasil Jawaban Responden ... 107

Lampiran 4 Tabulasi Data Jawaban Responden ... 109

Lampiran 5 Output SPSS ... 112

Lampiran 6 Tabel T ... 124

Lampiran 7 Tabel R ... 127

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia meningkat dengan cepat. Hal ini ditandai dengan penggunaan ponsel yang tidak hanya berfungsi untuk SMS dan telepon saja dengan berbagai terobosan baru dan kemajuan teknologi telah mengubah ponsel menjadi ponsel cerdas (smartphone) yang memiliki berbagai fitur. Smartphone yang memiliki fitur yang tinggi dengan dukungan jaringan selular atau internet, kita dapat menikmati fitur-fitur yang tersedia pada smartphone antara lain email, game online, chatting, media sosial, internet dan lainnya. Peningkatan penggunaan akan sarana komunikasi smartphone mengalami peningkatan yang tinggi dan saat ini tidak lagi menjadi kebutuhan sekunder tetapi berubah menjadi kebutuhan primer. Handphone merupakan salah satu teknologi yang berkembang cepat dari tahun ketahun (Amalia dan Oloan, 2017: 660). Berikut data penggunaan smartphone dari tahun 2013-2018:

Gambar 1.1 Jumlah Penggunaan Smartphone di Indonesia Sumber: id.techinasia.com

(16)

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun ketahun penggunaan smartphone terus meningkat. Pada tahun 2017 berada diangka 86.6 juta pengguna dan melonjak ke angka 103 juta jiwa ditahun 2018. Dapat dilihat di lingkungan masyarakat saat ini tidak hanya dewasa saja yang memiliki smartphone kalangan anak-anakpun memiliki ponsel pintar tersebut. Terkadang perindividu memiliki lebih dari satu ponsel pintar tersebut, masyarakat pada umumnya sulit mengurangi kebiasaan penggunaan ponsel pintar tersebut. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, menjadi pangsa pasar smartphone yang potensial bagi produsen smartphone, seluruh merek ternama dunia bersaing sengit merebut pasar smartphone yang besar di Indonesia (Retnowulan, 2017: 139).

Peningkatan penggunaan smartphone diikuti dengan lahir dan tumbuhnya brand baru yang meghasilkan terobosan-terobosan serta inovasi terhadap produk. Dengan peningkatan tersebut perusahaan berlomba-lomba meningkatkan kualitas, citra merek serta fitur-fitur produk yang dikeluarkan serta disesuaikan dengan keinginan konsumen. Hal ini ditujukan semata-mata agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran serta produk tersebut dapat diminati oleh konsumen. Sehingga konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum membeli produk yang ditawarkan. Karena banyaknya persaingan produk, konsumen semakin lama semakin berhati-hati untuk melihat dan membandingkan produk yang memiliki kualitas dan features (karakteristik tambahan dari produk) yang relatif sama (Anwar, 2017:

217).

(17)

3

Persaingan industri smartphone di Indonesia semakin ketat. Nama besar seperti brand Samsung, Xiaomi, Oppo, Vivo, Advan dan brand lainnya masih merajai smartphone tanah air. Berdasarkan data dari IDC, Samsung masih memimpin pasar Indonesia selama tahun 2018 dari kuartal 1 (Q1) hingga kuartal 3 (Q3) seperti yang disebutkan IDC. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1.2 Data Penjualan Smartphone di Indonesia Sumber: IDC 2018

Dapat dilihat pada Gambar 1.2 bahwa penjualan smartphone merek Samsung mengalami penuruan sebesar 5% dari 32% menjadi 27% namun Samsung masih menjadi primadona di tanah air ini. Untuk smartphone merek Xiaomi telah memberikan peningkatan yang sangat tinggi yaitu 22%, pada tahun 2017 hanya diangka 3% namun ditahun 2018 melonjak tinggi diangka 25%. Untuk merek Oppo ditahun 2017 berada diangka 24% dan ditahun 2018 menurun menjadi 18%. Merek Vivo mengalami peningkatan yaitu dari angka 3% menjadi 9%. Ditingkatan kelima ada merek Advan dimana merek tersebut

(18)

menurun dari 9% ditahun 2017 menjadi 6% ditahun 2018 dan merek lainnya juga menurun pada tahun sebelumnya berada ditingkat 29% namun ditahun berikutnya menurun diangka 15%. Dapat dilihat bahwa untuk merek Xiaomi mengalami peningkatan yang sangat tinggi, hal tersebut pastinya banyak hal yang mendorong brand tersebut melonjak tinggi, padahal brand tersebut dapat dibilang brand yang baru. Berbeda dengan merek smartphone lainnya, merek Xiaomi memiliki perbedaan strategi pemasaran dalam merebut pangsa pasar, yakni dengan cara menawarkan harga terjangkau dengan spesifikasi yang mumpuni, harga Xiaomi selalu 20-30 persen lebih murah dan spesifikasinya dua kali lebih tinggi dari kompetitor, dengan itu Xiaomi memiliki misi memberikan teknologi yang handal ke semua lapisan masyarakat (Haryanto dalam Retnowulan, 2017: 139), dengan strategi tersebut terbukti Xiaomi menjadi merek smartphone yang cukup laris di Indonesia.

Nama Xiaomi belakang ini banyak dibicarakan di China, mereka adalah salah satu vendor smartphone yang tengah naik daun. Ponsel baru mereka biasanya laris manis diburu penggemar. Xiaomi memang biasa menawarkan ponsel android murah, tapi spesifikasinya tidak mengecewakan selain itu desain dan kustomisasi ponsel Xiaomi juga menarik. Xiaomi didirikan oleh mantan CEO Kingsoft, Lei Jun dan beberapa rekannya ditahun 2010. Awalnya Xiaomi adalah perusahaan software yang membuat costom ROM baru berbasis sistem operasi android. Tujuan awal perusahaan adalah menyediakan fungsionaitas tambahan yang belum ditawarkan di-android

(19)

5

biasa serta user interface yang mudah digunakan MIUI. ROM yang mereka ciptakan, sukses besar dan di-port ke berbagai perangkat sampai tahun 2014, MIUI bisa di-downloud dan di-instal ke lebih dari 200 perangakat. Pada tahun 2011, Xiaomi memutusakan masuk ke pasar ponsel, tidak hanya sebatas membuat software saja. Produk pertamanya dinamakan Mi One, ponsel spek tinggi di masanya tapi dibandrol miring. Xiaomi rupanya sudah konsisten dengan formula tersebut sejak awal. Dengan basis pengguna yang fanatik, ponsel baru Xiaomi yang mayoritas dijual secara online, biasanya cepat ludes diserbu penggemar. Terkadang membuat rekor soal singkatnya waktu sampai ponsel habis terjual. (inet.detik.com: 2014)

Xiaomi merek smartphone yang memiliki citra merek yang tinggi dengan kualitas yang bagus serta harga yang minim. Telah membuat masyarakat meminati produk tersebut dan diburu oleh masyarakat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suri Amalia, M. Oloan Asmara Nst (2017) yang berjudul “Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Langsa, menghasilkan kesimpulan bahwa citra merek, harga dan kualitas produk baik secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian handphone Xiaomi di Kota Langsa.

Mengingat begitu banyaknya permasalahan yang harus diatasi, maka penulis perlu melakukan pembatasan masalah dikarenakan adanya keterbatasan waktu, pikiran dan sarana yang ada maka penelitian ini dibatasi pada minat beli konsumen di Cikarang Selatan dalam pembelian smartphone

(20)

yang berbasis android dengan 3 faktor pengaruh antara lain: Persepsi Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk. Masalah ini dipilih karena merupakan masalah yang pokok yang perlu diselesaikan pada minat beli konsumen terhadap suatu produk.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis meneliti mengenai minat beli konsumen Xiaomi dengan mengevaluasi pengaruh-pengaruh yang ada seperti persepsi harga, citra merek serta kualitas produk. Sehingga penulis memberi judul “PENGARUH PERSEPSI HARGA, CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Studi Kasus Pada Konsumen Smartphone Xiaomi di Cikarang Selatan)”. Sehingga melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka penulis dapat menarik pokok permasalahan yang akan dibahas antara lain sebagai berikut:

1. Apakah persepsi harga dapat mempengaruhi minat beli konsumen terhadap smartphone merek Xiaomi?

2. Apakah ada pengaruh citra merek pada minat beli konsumen terhadap smartphone merek Xiaomi?

3. Apakah kualitas produk yang tersedia dapat mempengaruhi minat beli konsumen terhadap smartphone merek Xiaomi?

(21)

7

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh persepsi harga smartphone Xiaomi terhadap minat beli konsumen, pengaruh citra merek smartphone Xiaomi terhadap minat beli kosumen, pengaruh kualitas produk yang tersedia terhadap minat beli konsumen.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kegunaan secara teoritis dan praktis bagi pihak yang memerlukan, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi dan pengetahuan baru kepada pihak yang berkepentingan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Menambah ilmu dan wawasan terhadap persepsi harga, citra merek dan kualitas produk agar senantiasa menambah ilmu selama dalam bangku perkuliahan.

b. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk perusahaan guna mengkaji ulang serta mendorong dalam perkembangan produk dalam aspek persepsi harga, citra merek dan kualitas produk smartphone Xiaomi sehingga dapat terus meningkatkan penjualan serta menghasilkan produk yang inovatif sesuai dengan keinginan konsumen.

(22)

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi yang akan dilakukan peneliti berdasarkan pada aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa (Surya Bintarti, 2015: 38-48), sehingga dapat diuraikan sebagai berikut:

- Bab I: Pendahuluan, pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat/kegunaan penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

- Bab II: Kajian pustaka, pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori meliputi pengertian persepsi harga dan indikatornya, pengertian citra merek dan indikatornya, pengertian kualitas produk dan indikatornya, pengertian minat beli dan indikatornya, selanjutnya menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang relevan dan hipotesis.

- Bab III: Metodologi penelitian, pada bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, kerangka konsep yang meliputi desain penelitian dan deskripsi operasional variabel penelitian, selanjutnya menjelaskan tentang populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data yang meliputi tahap pengolahan data kuantitatif dan tahap pengujian instrumen penelitian.

- Bab IV: Gambaran umum obyek penelitian, pada bab ini menjelaskan tentang sejarah yang meliputi visi, misi, target, sasaran, selanjutnya menjelaskan tentang struktur organisasi yang terdiri dari gambar struktur organisasi dan lainnya.

(23)

9

- Bab V: Hasil penelitian pada bab ini menjelaskan tentang hasil analisis data meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda dan uji hipotesis, dijelaskan pula interpretasi data/pembahasan.

- Bab VI: Penutup, pada bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak yang terkait.

(24)

10 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Persepsi Harga

Kotler (2008) dalam Anwar (2017: 219), Harga adalah jumlah sebuah nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk baik barang maupun jasa.

Peter dan Olson (2000) dalam Prabowo dan Nurhadi (2016), menyatakan bahwa persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka. Pada saat konsumen melakukkan evaluasi dan penelitian terhadap harga dari suatu produk sangat dipengaruhi oleh perilaku dari konsumen itu sendiri. Dalam pengambilan keputusan, harga memiliki dua peranan utama (Tjiptono, 2008):

1. Peranan Alokasi, yaitu membantu para pembeli untuk memutuskan cara terbaik dalam memperoleh manfaat yang diharapkan sesuai dengan kemampuan daya belinya. Adanya harga dapat membantu pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

(25)

11

2. Peranan Informasi, yaitu mendidik konsumen mengenai faktor produk yang dijual, misalnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

Tujuan Penetapan Harga

Kotler (2009) dalam Amalia dan Oloan (2017: 662), perusahaan dapat mengejar salah satu dari lima tujuan utama melalui penetapan harga, yaitu:

1. Survival (Bertahan Hidup)

Tujuan ini dipilih oleh perusahaan jika perusahaan mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang ketat atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Karena itu perusahaan akan menetapkan harga jual yang rendah dengan harapan pasar akan peka terhadap harga.

2. Maximum Current Profit (Laba Sekarang Maksimum)

Perusahaan memilih tujuan ini akan memperkirakan permintaan dan biaya yang berkaitan dengan berbagai alternatif harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba sekarang, arus kas atau tingkat pengembalian investasi yang maksimum.

3. Maximum Market Share (Pangsa Pasar Maksimum)

Perusahaan memilih tujuan ini yakin bahwa volume penjualan yang lebih tinggi akan menghasilkan biaya per-unit yang lebih rendah

(26)

dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Perusahaan menetapkan harga terendah dengan asumsi bahwa pasar sangat peka terhadap perubahan harga, sehingga harga rendah tersebut dapat merangsang pertumbuhan pasar atau disebut harga penetrasi-pasar (market- penetration pricing).

4. Maximum Market Skimming (Menyaring Pasar secara Maksimum) Dalam tujuan ini perusahaan menetapkan harga tertinggi bagi setiap produk baru yang dikeluarkan, kemudian secara berangsur-angsur perusahaan menurunkan harga untuk menarik segmen lain yang peka terhadap harga. Tujuan ini dapat diterapkan dengan adanya kondisi- kondisi atau asumsi-asumsi sebagai berikut:

a. Sejumlah pembeli yang memadai memiliki permintaan sekarang yang tinggi.

b. Biaya per unit untuk memproduksi volume kecil tidak terlalu tinggi.

c. Harga awal yang tinggi tidak menarik lebih banyak pesaing ke pasar.

d. Harga yang tinggi menyatakan citra produk yang unggul.

e. Product Quality Leadership (Kepemimpinan Mutu Produk)

Tujuan ini dipilih oleh perusahaan jika perusahaan ingin menjadi pemimpin pasar dalam hal kualitas produk dan harga yang ditetapkan menjadi relatif tinggi untuk menutupi biaya-biaya penelitian dan pengembangan serta biaya untuk menghasilkan mutu produk yang tinggi.

(27)

13

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) dalam Retnowulan (2017), ada empat indikator harga yaitu sebagai berikut:

1. Keterjangkauan harga. Harga yang ditawarkan fleksibel dan terjangkau dengan daya beli konsumen.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk. Harga yang ditawarkan layak dengan kualitas produk.

3. Daya saing harga. Harga yang ditawarkan kompetitif dibanding produk lain.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat. Harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaat yang dirasakan oleh konsumen.

2.1.2 Citra Merek

Sutojo (2004) dalam Hermanto dan Saputra (2019), citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri dari bentuk orang-perorangan, benda atau organisasi. Alma (2013), merek atau cap adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang/jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya. Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran karena kegiatan memperkenalkan dan menawarkan produk atau jasa tidak terlepas dari merek yang dapat diandalkan. Citra merek merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengetahuan terhadap merek itu (Buchari, 2004 dalam Nurhayati, 2017).

(28)

Sikap terhadap citra merek (brand image) merupakan pernyataan mental yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka tidak suka suatu produk, sehingga menghasilkan minat dari konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa yang dihadirkan produsen (Assael (2004) dalam Prabowo dan Nurhadi (2018: 249).

Ratri (2007) dalam Amalia dan Oloan (2017: 662), indikator citra merek yaitu sebagai berikut:

1. Atribut produk (product attribute), merupakan hal-hal yang berkaitan dengan merek tersebut sendiri seperti kemasan, rasa, harga dan lain- lain.

2. Keuntungan konsumen (consumer benefits), merupakan kegunaan produk dari merek tersebut.

3. Kepribadian merek (brand personality), merupakan asosiasi yang mengenai kepribadian sebuah merek apabila merek tersebut adalah manusia.

Schiffmen dan Kanuk (2015), faktor-faktor pembentuk citra merek yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat dan kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

(29)

15

3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen

4. Pelayanan, yang berkaitan dangan tugas produsen dalam melayani konsumennya.

5. Resiko, berkaitan dengan untung rugi yang dialami oleh konsumen.

6. Harga, dalam hal ini yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang jangka panjang.

7. Image, yang dimiliki merek itu sendiri, yaitu berupa pelanggan, kesempatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

2.1.3 Kualitas Produk

Dari segi pandang pemasaran, kualitas diukur dalam ukuran persepsi pembeli tentang mutu atau kualitas produk tersebut sedangkan produk adalah apa saja yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Adapun produk yang dapat dipasarkan berupa barang fisik, jasa, tempat dan ide. Jadi yang dimaksud dengan sebuah produk tidak hanya sekedar barang melainkan atribut-atribut yang tampak maupun tidak tampak yang dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan konsumen (Kotler dan Keller, 2012) dalam Retnowulan (2017: 140).

Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, kemampuan itu meliputi daya tahan, keandalan dan

(30)

atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan (Kotler dan Amstrong, 2008 dalam Amalia dan Oloan (2017: 663).

Tjiptono (2008) dalam Prabowo dan Nurhadi (2018), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefit) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari:

a. Kinerja (performance), karakteristik operasi dasar dari sebuah produk, seperti kemudahan dan kenyamanan.

b. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan sebelum produk tersebut harus diganti. Dimensi ini mencakup umur ekonomis.

c. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukanya cacat pada produk.

d. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature), yaitu karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

e. Reliabilitas (reliability), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

(31)

17

f. Estetika (estethic), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk atau daya tarik produk terhadap panca indera, misalkan model atau desain yang artistik, warna dan sebagainya.

g. Kesan kualitas (perceived quality), yaitu hasil penggunaan atau pengukuran dari konsumen terhadap citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2.1.4 Minat Beli

Minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya (Kotler dan Keller, 2005 dalam Annisa, 2017).

Minat beli konsumen adalah inisiatif responden dalam pengambilan keputusan untuk membeli sebuah produk. Model terperinci perilaku konsumen tersebut menjelaskan bahwa rangsangan pemasaran yang terdiri dari variabel marketing mix yaitu produk, harga, tempat dan promosi sebagai komponen utama dalam pemasaran. Komponen utama tersebut juga dipengaruhi oleh adanya rangsangan lainnya yaitu bersifat eksternal (Oentoro, 2012 dalam Hermanto, 2019).

Samuel dan Lianto (2014) dalam Retnowulan (2017) disebutkan bahwa minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut: (a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk

(32)

membeli produk; (b) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain; (c) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya; (d) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Asma Saleem, Abdul Ghafar, Muhammad Ibrahim, Muhammad Yousuf dan Naveed Ahmed, dalam artikel “Product Perceived Quality and Purchase Intention with Consumer Satisfaction”, terbit di Jurnal Global journals Inc. (USA), Vol. 15 Issue 1 Version 1.0 Year 2015, menghasilkan kesimpulan bahwa persepsi kualitas produk dan minat beli berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.

2. Dr. Vahidreza Mirabi, Hamid Akbariyeh dan Hamid Tahmasebifard dalam artikel “A Study of Factors Affecting on Customers Purchase Intention Case Study: The Agencies of Bono Brand Tile in Tehran”, terbit di Journal of Multidisciplinary Engineering Science and Technology (JMEST) issn: 3159-0040 vol. 2 issue 1, january – 2015, menghasilkan kesimpulan bahwa variabel kualitas produk, nama merek dan iklan memiliki dampak tertinggi pada minat beli pelanggan tetapi

(33)

19

variabel pengemasan dan harga tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap minat beli pelanggan.

3. Onigbinde Isaac Oladepo (Ph.D.) & Odunlami Samuel Abimbola (M.Sc.), dalam artikel “The Influence of Brand Image and Promotional Mix on Consumer Buying Decision- a Study of Beverage Consumers in Lagos State, Nigeria”, terbit di Jurnal British Journal of Marketing Studies published by european centre for research training and development uk (www.eajournals.org) 97 issn 2053-4043 (print), issn 2053-4051(online) Vol. 3, No. 4, pp. 97-109, may 2015, menghasilkan kesimpulan bahwa citra merek, iklan, promosi penjualan dan penjualan pribadi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

4. Suri Amalia, M. Oloan Asmara Nst, dalam artikel “Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Langsa”, terbit di Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol. 6, No. 1, Mei 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa citra merek, harga dan kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian handphone Xiaomi di Kota Langsa dan secara simultan ketiga variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian handphone. Dari analisis koefisien determinasi dapat dijelaskan bahwa citra merek, harga dan kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian handphone

(34)

Xiaomi di Kota Langsa sebesar 30,4%, sedangkan sisanya 69,6%

dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini.

5. Julia Retnowulan, dalam artikel “Pengaruh Kualitas Produk dan Persepsi Harga terhadap Minat Beli Smartphone Xiaomi”, terbit di Jurnal Cakrawala, Vol XVII, No. 2, September 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa kualitas produk dan persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Kualitas produk dan persepsi harga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

6. Nurul Annisa, dalam artikel “Pengaruh Country of Origin dan Brand Image terhadap Minat Beli pada Produk Smartphone Samsung (Studi pada PT Samsung Electronic Indonesia Cabang Pekanbaru)”, terbit di JOM FISIP, Vol. 4, No. 2, Oktober 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa baik secara parsial maupun simultan Country of Origin dan Brand Image memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.

7. Hermanto dan Rendy Saputra, dalam artikel “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Minat Beli Konsumen Produk Smartphone Xiaomi (Studi Kasus di Jakarta Barat)”, terbit di Bussines Management Journal, Vol. 15, No. 1: 1-67, Tahun 2019, menghasilkan kesimpulan bahwa citra merek secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen produk Smartphone Xiaomi. Sedangkan kualitas produk secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen Smartphone Xiaomi dan secara simultan citra merek dan

(35)

21

kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen produk Smartphone Xiaomi. Citra merek adalah variabel yang paling berpengaruh dominan terhadap minat beli konsumen produk Smartphone Xiaomi dari pada kualitas produk.

8. Hutami Permita Sari dan Penny Rahmawaty, M.Si., dalam artikel

“Pengaruh Citra Merek, Fitur dan Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen Smartphone Xiaomi di DIY), terbit di Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia (JMBI), Vol. 5, No. 2, Tahun 2016, menghasilkan kesimpulan bahwa Citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, Fitur berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, Persepsi harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dan Citra merek, fitur dan persepsi harga secara simultan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

9. Anwar, dalam artikel “Pengaruh Persepsi Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Oppo Pada Toko Handphone Mandiri Medan”, terbit di Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi ISSN: 2301-797X, Vol. 6, No. 2, Desember 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa persepsi harga secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Secara simultan persepsi harga dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

(36)

10. Siti Nurhayati, dalam artikel “Pengaruh Citra Merek, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung di Yogyakarta”, terbit di Jurnal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (JBMA), Vol. IV, No. 2, September 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa variabel promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan variabel citra merek dan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

11. Indra Jaya Krisna Gede Prabowo dan Nurhadi, dalam artikel “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Persepsi Harga Dan Word Of Mouth Terhadap Minat Beli (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY Pengguna Iphone)”, terbit di Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia (JMBI) Vol. 7 No. 6, Tahun 2018, menghasilkan kesimpulan bahwa bahwa citra merek, kualitas produk, persepsi harga dan word of mouth baik secara parsial maupun simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.

12. Novia Anggraeni Setiawaty, dalam artikel Pengaruh Iklan, Citra Merek dan Kepercayaan Merek Terhadap Minat Beli Konsumen Smartphone Galaxy Series (Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Universitas Gunadarma, Depok), terbit di Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 22 No. 1, April 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa bahwa citra merek dan kepercayaan merek secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen sedangkan iklan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen dan secara simultan variabel independen

(37)

23

(iklan, citra merek dan kepercayaan merek) mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen smartphone Samsung Galaxy Series.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori dengan tema persepsi harga, citra merek dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis pertama: dinyatakan bahwa persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen.

Dalam hipotesa ini didukung oleh:

1. Penelitian Hutami Permita Sari dan Penny Rahmawaty, M.Si., dalam artikel “Pengaruh Citra Merek, Fitur dan Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen Smartpone Xiaomi di DIY)”, terbit di Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia (JMBI), Vol. 5, No.

2, Tahun 2016, menghasilkan kesimpulan bahwa citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, fitur berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, Persepsi harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dan citra merek, fitur dan persepsi harga secara simultan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

2. Suri Amalia dan M. Oloan Asmara Nst, dalam artikel “Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Langsa”, terbit di Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol. 6, No. 1, Mei 2017, menghasilkan kesimpulan

(38)

bahwa citra merek, harga dan kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian handphone Xiaomi di Kota Langsa.

3. Penelitian Julia Retnowulan, dalam artikel” Pengaruh Kualitas Produk dan Persepsi Harga terhadap Minat Beli Smartphone Xiaomi”, terbit di Jurnal Cakrawala, Vol XVII, No. 2, Setember 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa kualitas produk dan persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Kualitas produk dan persepsi harga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

Hipotesis kedua: dinyatakan bahwa citra merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

Dalam hipotesa ini didukung oleh:

1. Novia Anggraeni Setiawaty, dalam artikel Pengaruh Iklan, Citra Merek dan Kepercayaan Merek Terhadap Minat Beli Konsumen Smartphone Galaxy Series (Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Universitas Gunadarma, Depok), terbit di Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 22, No. 1, April 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa bahwa citra merek dan kepercayaan merek secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen sedangkan iklan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen dan secara simultan variabel independen (iklan, citra merek dan kepercayaan merek) mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen smartphone Samsung galaxy series.

(39)

25

2. Suri Amalia dan M. Oloan Asmara Nst, dalam artikel “Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Langsa”, terbit di Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol. 6, No. 1, Mei 2017, bahwa citra merek, harga dan kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian handphone Xiaomi di Kota Langsa.

3. Hermanto dan Rendy Saputra, dalam artikel “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Minat Beli Konsumen Produk Smartphone Xiaomi (Studi Kasus di Jakarta Barat)”, terbit di Bussines Management Journal, Vol. 15, No. 1: 1-67, 2019, menghasilkan kesimpulan bahwa citra merek secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen produk Smartphone Xiaomi sedangkan kualitas produk secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen Smartphone Xiaomi dan secara simultan citra merek dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen produk Smartphone Xiaomi. Citra merek adalah variabel yang paling berpengaruh dominan terhadap minat beli konsumen produk Smartphone Xiaomi dari pada kualitas produk.

Hipotesis ketiga: dinyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen.

Dalam hipotesa ini didukung oleh:

1. Anwar, dalam artikel “Pengaruh Persepsi Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Oppo Pada Toko

(40)

Handphone Mandiri Medan”, terbit di Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi ISSN: 2301-797X Vol. 6 No. 2, Desember 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa persepsi harga secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Secara simultan persepsi harga dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Penelitian Julia Retnowulan, dalam artikel” Pengaruh Kualitas Produk dan Persepsi Harga terhadap Minat Beli Smartphone Xiaomi”, terbit di Jurnal Cakrawala, Vol XVII, No. 2, Setember 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa kualitas produk dan persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Kualitas produk dan persepsi harga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

3. Indra Jaya Krisna Gede Prabowo, dalam artikel “Pengaruh Citra Merek, Kualitas produk, Persepsi Harga dan Word of Mouth terhadap Minat Beli (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY Pengguna Iphone), terbit di Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia (JMBI) Vol. 7, No. 6 (2018), menghasilkan kesimpulan bahwa bahwa citra merek, kualitas produk, persepsi harga dan word of mouth secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Citra merek, harga dan kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian handphone Xiaomi di Kota Langsa.

(41)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner yang diberikan kepada sampel dari sebuah populasi untuk memperoleh informasi yang spesifik dari responden.

Berdasarkan pada judul yang diteliti yaitu “Pengaruh Persepsi Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen Smartphone Xiaomi di Cikarang Selatan)”, penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh antara persepsi harga, citra merek dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen smartphone Xiaomi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Cikarang Selatan dengan waktu penelitian dilaksanakan berdasarkan tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Uraian Mei

2019

April 2019

Mei 2019

Juni 2019

Juli 2019

Agustus 2019 1 Bimbingan I

2 Kuesioner 3 Wawancara 4 Analisis Data 5 Pengolahan Data 6 Bimbingan II 7 Pengesahan

Penelitian 8 Ujian Skripsi Sumber: Peneliti, 2019

(42)

3.3 Kerangka Konsep 3.3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Sumber: Data yang Diolah Peneliti, 2019 Kualitas

Produk (X3)

Minat Beli Konsumen

(Y) Persepsi

Harga (X1)

Kesesuaian Harga dengan

Manfaat

Conformance to specification

Feature

Minat Preferensial

Minat Referensial

Minat Eksploratif

Minat Transaksional Daya Saing

Harga

Reliability Performance

Durbility Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk Keterjangkauan

Harga

H1

H2

H3

Samuel dan Lianto, 2014 dalam Julia Retnowulan, 2017

Kotler dan Armstrong, 2008 dalam Retnowulan, 2017

Tjiptono, 2008 dalam Prabowo dan Nurhadi, 2018

Citra Merek (X2)

Estethic

Perceived Quqlity

Y

Brand Personality

Consumer Benefit Product attribute

Ratri, 2007 dalam Suri Amalia, 2017

(43)

29

Keterangan:

H1= X1 Suri Amalia dan M. Oloan Asmara Nst, Jurnal Manajemen dan Keuangan: Volume 6, Nomor 1, Mei 2017.

Hutami Permita Sari dan Penny Rahmawaty. Jurnal Manajemen Bisnis Idonesia (JMBI): Vol. 5, No. 2, 2016.

Julia Retnowulan, Jurrnal Cakrawala: Volume XVII, No. 2, Setember 2017.

H2 = X2 Novia Anggraeni Setiawaty, Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 22, No. 1, April 2017.

Suri Amalia dan M. Oloan Asmara Nst, Jurnal Manajemen dan Keuangan: Volume 6, Nomor 1, Mei 2017.

Hermanto dan Rendy Saputra, terbit di Bussines Management Journal, Vol. 15, No. 1: 1-67, Tahun 2019.

H3 = X3 Anwar, Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi ISSN: 2301-797X: Volume 6, Nomor 2, Desember 2017.

Indra Jaya Krisna Gede Prabowo, Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia (JMBI) Vol. 7, No. 6, Tahun 2018.

Julia Retnowulan, Jurrnal Cakrawala: Volume XVII, No. 2, Setember 2017.

Y Julia Retnowulan, Jurrnal Cakrawala: Volume XVII, No. 2, Setember 2017.

Y:

Y:

Y:

:

(44)

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

Uraian Variabel Instrumen/Dimensi Penjelasan Atas Instrumen Variabel

Persepsi Harga

(Kotler dan Armstrong, 2008 dalam

Retnowulan, 2017)

Keterjangkauan harga Harga yang ditawarkan fleksibel dan terjangkau dengan daya beli konsumen.

Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Harga yang ditawarkan layak dengan kualitas produk.

Daya saing harga Harga yang ditawarkan kompetitif dibanding produk lain.

Kesesuaian harga dengan manfaat

Harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaat yang dirasakan oleh konsumen.

Citra Merek

(Ratri, 2007 dalam Suri Amalia, 2017)

Product Attribute (Atribut Produk)

Hal-hal yang berkaitan dengan merek itu sendiri seperti kemasan, rasa, harga dan lain- lain.

Consumer Benefits (Keuntungan Konsumen)

Kegunaan produk dari merek tersebut.

Brand Personality (Kepribadian merek)

Asosiasi yang mengenai kepribadian sebuah merek apabila merek tersebut adalah manusia.

Kualitas Produk (Tjiptono, 2008 dalam Prabowo dan Nurhadi, 2018)

Performance (Kinerja) Karakteristik operasi dasar dari sebuah produk, seperti kemudahan dan kenyamanan.

(45)

31

Durability (Daya tahan) Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan sebelum produk tersebut harus diganti. Dimensi ini mencakup umur ekonomis.

Conformance to

Specification (Kesesuaian dengan spesifikasi)

Sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukanya cacat pada produk.

Feature (Ciri-ciri atau Keistimewaan Tambahan)

Karakteristik produk yang

dirancang untuk

menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

Reliability (Reliabilitas) Probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu.

Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

Estethic (Estetika) Berhubungan dengan penampilan produk atau daya tarik produk terhadap panca indera, misalkan model atau desain yang artistik.

Perceived Quality (Kesan Kualitas)

Hasil penggunaan atau pengukuran dari konsumen terhadap citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

(46)

Minat Beli

(Samuel dan Lianto, 2014 dalam Julia Retnowulan, 2017)

Minat Transaksional Kecenderungan seseorang untuk membeli produk atas dasar kepercayaan yang tinggi.

Minat Referensial Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

Minat Preferensial Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

Minat Eksploraif Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Sumber : Beberapa sumber yang diolah peneliti, 2019

3.4 Populasi dan Pengambilan Sampel

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli dan menggunakan smartphone Xiaomi di Kota Cikarang Selatan.

Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi pada masyarakat Cikarang Selatan diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan teknologi yang lebih maju mendorong masyarakat untuk menggunakan ponsel pintar atau

(47)

33

smartphone. Hal itu menjadi salah satu pertimbangan peneliti melakukan penelitian di Cikarang Selatan.

Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui karena tidak ada data pasti jumlah pengguna smartphone Xiaomi di Cikarang Selatan.

Sehingga pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode nonprobality sampling dan formula yang digunakan yaitu formula lameshow dengan rumus sebagai berikut:

𝑛 =𝑍2. 𝑝. 𝑞 𝑑2 Keterangan:

n = jumlah sampel

Z = harga standar normal (1,96) p = estimator proporsi populasi (0,5) d = interval atau penyimpangan (0,10) q = 1-p

Jadi nilai sampel yang dihasilkan dari formula Lameshow adalah sebagai berikut:

𝑛 =

(1,96)²(0,5)(0,5)

(0,1)² = 96,04 dibulatkan menjadi 96 responden.

Jumlah minimal sampel yang harus digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 96 responden, namun agar penelitian ini menjadi representatif mewakili populasi maka jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti berjumlah 100 responden.

(48)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi, mengobservasi/pengamatan yang dilakukan secara langsung di Cikarang Selatan sebagai objek penelitian mengenai minat beli konsumen smartphone Xiaomi

2. Data kuesioner, pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket kuesioner yang berisi tentang pernyataan mengenai persepsi harga, citra merek, kualitas produk dan minat beli konsumen yang diberikan kepada 100 konsumen pembeli dan pengguna smartphone Xiaomi dengan menggunakan skala penilaian responden 1-10, dimana skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 10 (sangat setuju).

3. Studi Kepustakaan, dilakukan dengan cara mengumpulkan artikel- artikel, teori yang relevan dan literatur lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data penelitian ini adalah interprestasi untuk penelitian yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rangka mengungkap fenomena tertentu. Metode analisis digunakan untuk menginterprestasikan dan menganalisis data sesuai model yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka alat analisis data yang digunakan adalah SPSS versi

(49)

35

22. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka beberapa metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Langkah pertama dalam melakukan analisis data pada penelitian ini adalah dengan mengukur suatu kuesioner agar dapat dikatakan valid atau reliable menggunakan uji antara lain :

1. Uji Validitas

Menguji apakah pernyataan yang tercantum kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Dikatakan instrumen yang valid jika suatu instrumen berada pada validitas yang tinggi. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Selain membandingkan r hitung dengan r tabel, uji signifikansi dapat juga dilakukan lewat uji t (Arikunto, 2010 dalam Retnowulan, 2017).

2. Uji Reliabilitas

Untuk menguji apakah hasil dari kuesioner dapat dipercaya atau tidak.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian menggunakan Cronbach Alpha.

Suatu alat ukur disebut reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Indriantoro dan Bambang, 2002 dalam Prabowo dan Nurhadi).

(50)

Langkah 2: Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya digunakan uji Kolmongorov – Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal, jika Asymp.

Sig pada uji Kolmongorov – Smirnov yang diperoleh lebih besar dari nilai signifikasi (α) sebesar 5%. Sedangkan untuk pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah sebagai berikut (Ghozali, 2011):

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam penelitian ini pedoman untuk mengetahui jika tidak terjadi masalah multikolinieritas yaitu dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai tolerance. VIF menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya, sedangkan

(51)

37

tolerance mengukur setiap variabel independen manakah yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan multikolinieritas adalah jika nilai tolerance <

0,10 dan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2009).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Jika variance dan residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011 dalam Prabowo dan Nurhadi). Uji heteroskedastisitas bisa diuji menggunakan analisis statistik Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independennya. Model regresi dikatakan tidak mengalami heterokedastisitas apabila sig. > 0,05.

Sedangkan pengambilan keputusan dengan melihat hasil grafik P-P Plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID), dengan analisis sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas.

(52)

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Langkah 3: Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen. Adapun rumus yang digunakan secara bersama-sama adalah (Sunyoto, 2010 dalam Amalia dan Oloan, 2017):

Keterangan:

Y = Minat Beli Konsumen a = Nilai Konstanta b1 = Koefisien Regresi X1 b2 = Koefisien Regresi X2 b3= Koefisien Regresi X3 X1= Variabel Persepsi Harga X2= Variabel Citra Merek X3= Variabel Kualitas Produk

Langkah 4 : Uji Hipotesis

1. Uji Parsial (t-hitung)

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji signifikasi hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y), apakah variabel

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

(53)

39

independen (persepsi harga (X1), citra merek (X2), kualitas Produk (X3)) benar-benar berpengaruh terhadap variabel dependen (minat beli (Y)) secara parsial (individual), dengan menggunakan derajat signifikasi α = 0,05.

Ho adalah variabel-variabel independen (persepsi harga, citra merek dan kualitas produk) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (minat beli), sedangkan Ha adalah variabel-variabel independen (persepsi harga, citra merek dan kualitas produk) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (minat beli).

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2011):

1) Jika angka probabilitas (sig. t) > α (0,05) maka Ho diterima Ha ditolak, hal ini berarti tidak ada pengaruh signifikan secara parsial antara variabel X1, X2, X3 terhadap variabel Y.

2) Jika angka probabilitas (sig. t) < α (0,05) maka Ho ditolak Ha diterima, hal ini berarti ada pengaruh signifikan secara parsial antara variabel X1, X2, X3 terhadap variabel Y.

2. Uji Simultan (f-hitung)

Uji f untuk mengetahui signifikasi pengaruh antara variabel apakah variabel independen (persepsi harga (X1), citra merek (X2), kualitas Produk (X3)) terhadap variabel dependen (minat beli (Y)) secara simultan (bersamaan), dengan menggunakan derajat signifikasi α = 0,05.

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2011):

(54)

1) Jika angka probabilitas (sig. f) > α (0,05) maka Ho diterima Ha ditolak, hal ini berarti tidak ada pengaruh signifikan secara simultan antara variabel X1, X2, X3 terhadap variabel Y.

2) Jika angka probabilitas (sig. f) < α (0,05) maka Ho ditolak Ha diterima, hal ini berarti ada pengaruh signifikan secara simultan antara variabel X1, X2, X3 terhadap variabel Y.

3. Koefisien Determinasi (R²)

Pengukuran besarnya pengaruh dari variabel bebas (persepsi harga (X1), citra merek (X2), kualitas produk (X3)) terhadap variabel terikat (minat beli (Y)) ditujukan oleh besarnya koefisien determinasi (R²). Gujarati (2003) dalam Prabowo dan Nurhadi (2016), menyatakan bahwa nilai R² dapat diformulasikan sebagai berikut:

R² = (𝐸𝑆𝑆 𝑇𝑆𝑆) Keterangan:

R² : Koefisien Determinasi ESS : Explained Sum of Squares

TSS : Total Sum of Squares

Besarnya koefisien determinasi ganda (Ajusted R Square) atau R² berada diantara 0 dan 1 atau 0 < R² < 1, dengan ketentuan sebagai berikut ini:

(55)

41

1) Semakin besar R² yang diperoleh dari hasil perhitungan (mendekati 1), maka dapat dilakukan bahwa sumbangan dari variabel independen terhadap variabel dependen semakin besar.

2) Sebaliknya jika R² semakin kecil (mendekati 0), maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel independen terhadap variabel dependen semakin besar.

Gambar

Gambar 1.1 Jumlah Penggunaan Smartphone di Indonesia  Sumber: id.techinasia.com
Gambar 1.2 Data Penjualan Smartphone di Indonesia  Sumber: IDC 2018
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Xiaomi  Sumber : mi.co.id
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bermain di rumah sakit dapat memperbaiki konsep - konsep yang salah tentang penggunaan dan peralatan dalam prosedur medis karena sambil bermain perawat menjelaskan

Karakteristik landasn Filosofis Pendidikan Berisi tentang gagasan-gagasan atau konsep-konsep yang bersifat normatif. atau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pendidikan nonformal, pendidikan formal, motivasi anggota kelompok, dan manfaat yang diperoleh tidak berhubungan nyata dengan persepsi

Jolianis (2014) menyatakan bahwa Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap pendapatan daerah. Hal tersebut terjadi pada Taman Tebing Breksi. Taman

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dengan melalui surat ini Kami mohon kiranya Kepada Bapak Bupati Bandung Barat berdasarkan pertimbangan tersebut maka Kami

sekarang untuk mencari pengaruh dimensi ekuitas merek yang terdiri kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek serta variabel bebas citra

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... SISTEM INFORMASI INVENTORI BENGKEL DI PT. CBU WORLD DENGAN MENGGUNAKAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi konservasi ekonomi sumberdaya alam tambang marmer PT.Industri Marmer Indonesia Tulungagung dalam tinjauan perspektif