• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data berupa analisis data berupa angka.

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen True Experimental Design atau eksperimen sesungguhnya. Bedasarkan sifat masalahnya, rancangan penelitian ekperimen sesungguhnya (Experimental Research) design penelitian yang digunakan adalah The Posttest Only Control Group Design yang terdiri dari 1 faktor yaitu faktor berbagai konsentrasi labu siam (Sechium edule) dengan 4 konsentrasi (0%, 40%, 60%, dan 80%).

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Eksperimen Kelompok Eksperimen

Gambar 3.1 Skema The Posttest Only Control Group Desaign

Keterangan :

R : Pengaruh berbagai konsetrasi labu siam (Sechium edule) terhadap kualitas fruit leather kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus)

P0 : Perlakuan kontrol tanpa penambahan konsentrasi labu siam (Sechium edule) pada fruit leather kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) P1 : Perlakuan 1 yaitu menambahkan konsentrasi Labu siam (Sechium

edule) 40%

P2 : Perlakuan 2 yaitu menambahkan konsentrasi Labu siam (Sechium edule) 60%

P3 : Perlakuan 3 yaitu menambahkan konsentrasi Labu siam (Sechium edule) 80%

R

P0 00

P1

P2

01

02

P3 03

(2)

32 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Terpadu dan Produksi Putra Indonesia Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2021.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah fruit leather kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) dengan penambahan konsentrasi labu siam (Sechium edule).

3.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu fruit leather kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) dengan penambahan konsentrasi labu siam (Sechium edule) 0%, 40%, 60%, dan 80%.

3.3.2 Sampel Sais

Banyaknya sampel eksperimen yang digunakan dalam penelitian didapatkan bedasarkan perhitungan dari rumus Federer, sebagai berikut :

n = 4 x 6 n = 24

(t – 1)(r – 1) ≥ 15 (4 – 1)(r – 1) ≥ 15 3 (r – 1) ≥ 15 3r – 2 ≥ 15

3r ≥ 18

R ≥ 6

Gambar 3.2 Perhitungan dari Rumus Federer

Setelah diperoleh dari 4 perlakuan dengan 6 kali pengulangan maka didapatkan jumlah unit eksperimen yang dibutuhkan yaitu 24 sampel.

3.3.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Simple Random Sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana.

(t – 1)(r – 1) ≥ 15 n = t x r

Keterangan :

r = Replikasi (jumlah ulangan) t = Treatment (jumlah perlakuan) 15 = Faktor derajat kebebasan umum n = Jumlah sampel umum

(3)

33 3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu konsentrasi Labu siam (Sechium edule).

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kualitas (Kadar air, kadar serat kasar, kadar gula dan uji organoleptik) fruit leather kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) dengan penambahan konsentrasi labu siam (Sechium edule).

3.4.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah suhu pemanasan dengan lama pemanasan dan tempat pemanasan.

3.5 Definisi Operasional Variabel.

Adapun definisi operasional varibel, sebagai berikut:

1. Konsentrasi labu siam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 40%, 60%, dan 80%.

2. Kualitas fruit leather yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji kadar air, kadar serat kasar,.kadar gula, dan uji organoleptik meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur)

3. Suhu pemanasan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 100c . 4. Lama pemanasan selama 3 jam.

5. Tempat pemanasan menggunakan oven merk memmert UN 55.

3.6 Kerangka Kerja Penelitian

Adapun alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat di amati pada skema Gambar 3.2.

(4)

34

Gambar 3.3 Kerangka Kerja Penelitian

Menyiapkan Alat & Bahan

Kulit Buah Naga Labu Siam

Mencuci bersih kulit buah naga

Mengupas kulit labu siam

Menimbang kulit buah naga Mencuci bersih labu siam

Memotong kecil kulit buah naga Memotong kecil labu siam

Memblansir labu siam

Menimbang labu siam

Memblender kulit buah naga, labu siam dengan ditambahkan 50ml air mineral, dan 30gr gula

Merebus selama ± 2 menit dengan suhu 80°C sehingga diperoleh puree dan ditambahkan 0,2 asam sitrat .

Mencetak puree kedalam loyang 15x30x5cm dengan ketebalan 0,5 cm.

Mengoven untuk proses pengeringan dengan suhu 100C selama 3 jam

Memotong fruit leather dengan ukuran 4x5cm kemudian di gulung

Menentukan uji kadar serat kasar, kadar gula total, kadar air dan uji organoleptik

(5)

35 3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelakasanaan, digunakan sebagai berikut:

3.7.1 Tahap Pesiapan

Dalam tahap ini terdapat alat dan bahan, sebagai berikut:

a. Alat

Tabel 3.1 Alat Penelitian

No. Alat Jumlah

1. Pisau 1 Buah

2. Oven merk Memmert UN 55 1 Buah

3. Sendok 1 Buah

4. Timbangan digital merk Taffware 1 Buah

5. Baskom (3200ml) 4 Buah

6. Panci (2000ml) 1 Buah

7. Spatula 1 Buah

8. Blender merk Philips 1 Buah

9. Loyang (15x30x5cm) 4 Buah

10. Kompor merk Cookmaster 1 Buah

11. Gelas ukur 1 Buah

12. Stopwacth Hp (Xiaomi) 1 Buah

b. Bahan

Tabel 3.2 Alat Penelitian

No. Bahan Jumlah

1. Kulit buah naga merah 400 gr

2. Labu Siam 180 gr

3. Gula pasir 120 gr

4. Aquades 240 ml

5. Asam sitrat 0,8 gr

6. Baking paper 1 roll

3.7.2 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu konsentrasi labu siam dengan 4 perlakuan (konsentrasi 0% sebagai variabel kontrol, 40%, 60% dan 80%) dengan pengulangan sebanyak 6 kali. Pada gambar 3.2 merupakan denah RAL.

Keterangan :

A : Perlakuan tanpa penambahan konsentrasi labu siam (Sechium edule) pada fruit leather kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus)

B : Perlakuan pertama yaitu menambahkan konsentrasi Labu siam (Sechium edule) 40%

C : Perlakuan kedua yaitu menambahkan konsentrasi Labu siam (Sechium edule) 60%

(6)

36

D : Perlakuan ketiga yaitu menambahkan konsentrasi Labu siam (Sechium edule) 80%

A1 A5 B2 B4

B5 A2 A6 B3

C3 B6 A3 B1

D1 C4 C1 A4

D4 D2 C5 C2

D6 D5 D3 C6

Keterangan :

1 : Ulangan ke 1 4 : Ulangan ke 4

2 : Ulangan ke 2 5 : Ulangan ke 5

3 : Ulangan ke 3 6 : Ulangan ke 6

Gambar 3.4 Denah RAL

3.7.3 Tahap Pelaksanaan

Dalam.penelitian ini meliputi.beberapa tahapan seperti berikut:

1. Menyiapkan buah naga merah kemudian diambil kulit buah naga dan dibuang bagian sisiknya.

2. Mencuci kulit buah naga dengan air mengalir.

3. Menimbang 100 gr kulit buah naga.

4. Melakukan pemotongan kulit buah naga menjadi lebih kecil.

5. Mengupas Labu siam dari kulitnya.

6. Mencuci labu siam dengan air mengalir.

7. Memblansir labu siam.

8. Menimbang labu siam 40 gr, 60 gr, dan 80 gr.

9. Memasukan kulit buah naga yang sudah ditimbang, aquades, gula dan labu siam sesuai perlakuan kedalam blender untuk dihancurkan.

10. Merebus bubur kulit buah naga yang sudah dicampur dengan labu siam selama kurang lebih 2 menit dengan suhu 80°C sehingga diperoleh puree.

11. Mencampurkan asam sitrat sebanyak 0,2gr kedalam puree.

12. Mencetak puree kedalam loyang yang sudah dilapisi dengan baking paper dengan ketebalan ÷ 0,5 cm.

13. Memasukan puree kedalam oven untuk proses pengeringan dengan suhu 100C selama 3 jam untuk menjadikan fruit leather.

14. Mengangkat fruit leather dari loyang kemudian dipotong dan digulung.

(7)

37

15. Melakukan uji kadar air, kadar serat kasar, kadar gula, dan uji organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur).

3.7.4 Tahap Pengamatan 3.7.4.1 Kadar air

Penentuan kadar air ditentukan dengan metode gravimetri (pengeringan dalam oven) dengan prinsip menguapkan air yang ada dalam bahan dengan cara memanaskan kemudian menimbang bahan hingga diperoleh bobot konstan (Apriyantono, 1989), Prosedur analisis secara gravimetri adalah sebagai berikut ini :

1. Sampel yang telah dihaluskan sebanyak 5 gr ditimbang dalam botol timbang yang masih bersih dan kering untuk diketahui bobot konstannya.

2. Sampel dikeringkan dalam oven suhu 100-102 C selama 6 jam sesuai dengan jenis bahan yang akan dianalisis. Semakin tinggi kandungan air pada bahan maka semakin lama waktu pengeringannya.

3. Botol timbang dan sampel didinginkan dalam eksikator kemudian ditimbang.

Pemanasan dalam oven dilakukan kembali selama 1jam, kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Perlakuan ini diulang.hingga tercapai bobot konstan.(selisih penimbangan berturut-turut <0,2 mg).

Kadar air dapat dihitung dengan rumus :

Gambar 3.5 Rumus Kadar Air

3.7.4.2 Kadar Serat kasar

Penentuan kadar serat kasar ditentukan dengan metode Gravimetri (Sudarmaji & Haryono, 1984), Prosedur analisis secara Gravimetri adalah sebagai berikut ini :

1. Sampel yang telah dihaluskan sebanyak 2 gram dimasukkan kedalam labu erlenmeyer.600 ml.

2. Tambahkan 200 ml.larutan H2SO4 mendidih (1,25 g H2SO4 pekat/100 ml = 0,255 N H2SO4) dan tutup dengan pendingin balik, kemudian didihkan selama 30 menit dengan sedikit digoyang-goyangkan.

3. Saring suspensi dengan kertas saring, residu yang tertinggal di erlenmeyer dapat dicuci dengan aquades mendidih hingga.tidak bersifat asam lagi (uji dengan.kertas lakmus).

Kadar air % = Bobot awal – Bobot konstan× 100%

Bobot awal

(8)

38

4. Pindahkan residu dari kertas saring kedalam erlenmeyer menggunakan spatulla, residu yang tertinggal di kertas saring dicuci dengan larutan NaOH mendidih (1,25 g NaOh/100 ml = 0,313 N NaOH) sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk ke dalam erlenmeyer. Didihkan dengan pendingin balik selama 30 menit dengan sedikit digoyang-goyangkan.

5. Saring kembali menggunakan kertas saring kemudian residu yang tertinggal di erlenmeyer dapat dicuci dengan larutan k2SO4 10 %. Cuci kembali residu dengan 15 ml alkohol 95%.

6. Dikeringkan kertas saring pada 110C sampai berat konstan lalu (1-2 jam), dinginlan dalam desikator dan ditimbang.

Serat kasar dapat dihitung dengan rumus :

Gambar 3.5 Rumus Serat Kasar

3.7.4.3 Kadar Gula

Penentuan kadar gula ditentukan dengan metode Luff Schoorl (Rohman

& Sumantri, 2018). Prosedur analisis metode Luff Schoorl sebagai berikut : A. Penetapan kadar gula sebelum inversi

1. Sampel ditimbang 2g dan dimasukkan kedalam labu takar 250 ml kemudian diencerkan dengan ditambahkan aquades sampai tanda batas dicampur hingga homogen.

2. Memipet larutan sampel sebanyak 10 ml ke dalam erlenmeyer.

3. Menambahkan larutan sampel 15 ml aquades dan 25 ml larutan Luff Schoorl.

4. Menghubungkan erlenmeyer ke pendingin tegak, kemudian dipanaskan sampai mendidih selama 3 menit.

5. Memanaskan larutan sampel selama 10 menit, kemudian didinginkan dengan cepat.

6. Tambahkan larutan dengan KI 20% sebanyak 10 ml dan 25 ml larutan H2SO4 25% dengan hati-hati.

7. Mentitrasi larutan dengan natrium tiosulfat 0,1 N menggunakan indikator larutan kanji 0,5%.

8. Prosedur penetapan blanko, memasukan 25 ml air kedalam erlenmeyer 9. Menambahkan larutan Luff Schoorl, dihomogenkan

10. Menambahkan KI 20% dan asam sulfat 6 N dengan hati-hati Serat Kasar % = Berat Residu × 100%

Berat Sampel

(9)

39

11. Mentitrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N menggunakan indikator kanji 0,5

12. Menghitung kadar gula sebelum inversi dinyatakan sebagai glukosa , dihitung dengan rumus :

Gambar 3.6 Rumus Kadar Gula Sebelum Inversi

B. Penentuan Kadar gula setelah inversi

1. Menimbang sampel sebanyak 2 g kemudian dimasukkan kedalam labu takar 250 ml kemudian diencerkan dengan ditambahkan aquades sampai tanda batas dicampur hingga homogen

2. Mempipet larutan sampel sebanyak 50 ml kedalam labu takar 100ml kemudian ditambahkan 25 ml HCL 25%

3. Larutan dihidrolisis diatas penangas air pada suhu 68- 70 C selama 10 menit

4. Menambahkan larutan NaOH 30% hingga netral (warna merah jambu) dengan indikator PP

5. Menambahkan aquades sampai tanda batas kemudian dihomogenkan 6. Larutan tersebut dipipet sebanyak 10 ml kedalam erlenmeyer

13. Menambahkan larutan sampel 15 ml aquades dan 25 ml larutan Luff Schoorl.

14. Menghubungkan erlenmeyer ke pendingin tegak, kemudian dipanaskan sampai mendidih selama 3 menit.

15. Memanaskan larutan sampel selama 10 menit, kemudian didinginkan dengan cepat.

16. Tambahkan larutan dengan KI 20% sebanyak 10 ml dan 25 ml larutan H2SO4 25% dengan hati-hati.

17. Mentitrasi larutan dengan natrium tiosulfat 0,1 N menggunakan indikator larutan kanji 0,5%.

18. Prosedur penetapan blanko, memasukan 25 ml air kedalam erlenmeyer 19. Menambahkan larutan Luff Schoorl, dihomogenkan

20. Menambahkan KI 20% dan asam sulfat 6 N dengan hati-hati

21. Mentitrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N menggunakan indikator kanji 0,5%.

I = F1 × P1 × 100%

B ×1000

(10)

40

22. Menghitung kadar gula setelah inversi dinyatakan sebagai glukosa, dihitung dengan rumus :

Gambar 3.7 Kadar Gula Setelah Inversi

23. Kadar sukrosa dihitung dengan rumus :

Gambar 3.8 Kadar Sukrosa

Keterangan :

F1 : Kesetaraan gula inversi sebelum inversi dalam mg F2 : Kesetaraan gula inversi sesudah inversi dalam mg

P1 : Faktor pengenceran sampel yang ditetapkan sebelum inversi P2 : Faktor pengenceran sampel yang ditetapkan sesudah inversi B : Bobot sampel (dalam gram)

I : Kadar gula setelah inversi

L : Kadar gula inversi sebelum inversi 3.7.4.4 Uji Organoleptik

Uji organoleptik digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap produk fruit leather kulit buah naga dengan penambahan berbagai konsentrasi labu siam berdasarkan kriteria warna, rasa, aroma, dan tekstur. Uji organoleptik dinilai oleh panelis yang terdiri dari 15 mahasiswa yang dipilih random baik laki-laki dan perempuan dari mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Skala penilaian dapat dilihat pada tabel 4.

L = F2 × P2 × 100%

B ×1000

( I – L) × 100%

(11)

41

Tabel 3.3 Skala Penilaian Organoleptik Fruit Leather

Parameter Mutu Kriteria Skor

Rasa Sangat tidak enak 1

Tidak enak 2

Cukup enak 3

Enak 4

Sangat Enak 5

Tekstur. Sangat tidak mudah digulung 1

tidak mudah digulung 2

cukup mudah digulung 3

Mudah digulung 4

Sangat mudah digulung 5

Warna Sangat tidak menarik 1

Tidak menarik 2

Cukup menarik 3

menarik 4

Sangat menarik 5

Aroma Sangat tidak suka 1

Tidak suka 2

Cukup suka 3

Suka 4

Sangat suka 5

Sumber:Historiasih (2010)

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Data yang diambil dengan teknik observasi langsung yaitu hasil dari uji organoleptik (rasa, tekstur, warna, dan aroma) dengan prosedur berencana dan melibatkan kegiatan melihat, pengecap dan mencatat. Observasi tidak langsung dilakukan di laboratorium terhadap objek perlakuan untuk data uji kadar air, kadar serat kasar dan kadar gula.

Tabel 3.4 Tabel kadar air, kadar serat kasar, kadar gula dan uji organoleptik

Kualitas Perlakuan Ulangan Total Rata -

rata

1 2 3 4 5 6

A (0%) B (40%) C (60%) D (80%)

(12)

42 3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan One Way Anova menggunakan aplikasi SPSS. Syarat uji analisis One Way Anova adalah data harus berdistribusi normal dan varian data harus sama terlebih dahulu, maka perlu dilakukan uji normalitas menggunakan nilai skewness dan kurtosis. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai skewness dan kurtosis berada diantara ± 2. Namun, jika setelah diuji normalitas tidak berdistribusi normal maka alternatifnya menggunakan uji non parametrik berupa Kruskal-Wallis, kemudian dilanjutkan menggunakan uji lanjut uji Man-Whitney.

Jika data berdistribusi normal maka akan dilakukan uji homogenitas menggunakan uji Levene untuk memastikan data tersebut bersifat homogen. Data dikatakan homogen jika nilai probabilitas > 0,05. Setelah data bersifat homogen maka dilanjutkan dengan uji parametrik One Way Anova untuk membuktikan adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Kemudian dilanjutkan dengan Uji lanjut yaitu uji Duncan untuk menentukan perlakuan konsentrasi yang berpengaruh paling efektif terhadap nilai kadar air, kadar serat kasar dan kadar gula dan organoleptik fruit leather.

Gambar

Gambar 3.1 Skema The Posttest Only Control Group Desaign
Gambar 3.2  Perhitungan dari Rumus Federer
Gambar 3.3 Kerangka Kerja Penelitian
Tabel 3.1 Alat Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pesan menggunakan karakter yang berupa huruf, angka maupun simbol, dimana penggunaan huruf dari setiap kata berbeda jumlah dan frekuensi penggunaannya, begitu pula dengan

Hasil pengukuran tahanan jenis merupakan nilai tahanan jenis “semu”, dimana nilai tahanan jenis tersebut memiliki asumsi bahwa kondisi di bawah permukaan bersifat

dan berbantuan media gambar untuk pembelajaran menulis karangan narasi, supaya siswa lebih mudah dalam menuangkan ide kreatifnya dan sesuai tahapan menulis narasi, (2) bagi

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ukuran KAP, opini audit dan pergantian manajemen perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2010 – 2016,

Mudharabah muqayyadah yaitu penyerahan modal dengan syarat- syarat tertentu. Dalam akad misalnya, telah dicantumkan bahwa modal yang ada hanya digunakan untuk usaha

Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran servis pada permainan sepak takraw dengan menggunakan media bola rotan,

Serta dirancang oleh penulis agar dapat menghasilkan laporan atau informasi yang baik dan benar yang dapat disajikan kapan saja sesuai dengan kebutuhan atau permintaan dari

Japanese encephalitis (JE) disebabkan oleh virus genus Flavivirus dari famili Flaviviridae yang merupakan penyakit zoonotik yang dapat menyebabkan radang otak pada