• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN MESIN PENYUIR DAGING UNTUK BAHAN BAKU ABON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANG BANGUN MESIN PENYUIR DAGING UNTUK BAHAN BAKU ABON."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini menuntut orang untuk berparan aktif,

menggunakan kreatifitas dan kemampuan berinovasi. Oleh karena itu, banyak

pihak yang berlomba-lomba untuk membuat atau mngembangkan teknologi

yang memiliki manfaat dan lebih ekonomis. Banyak penemuan pralatan-pralatan

canggih dan baru yang dibuat dengan tujuan untuk mempermudah manusia

dalam melakukan pekerjaanya. Selain itu dngan adanya perkembanyan

teknologi yang semakin maju tersabut banyak sektor industri yang semakin

diuntungkan.

Dalam hal ini tingginya tingkat konsumsi produk olahan peternakan

merupakan suatu peluang usaha tersendiri untuk dikembangkan. Bergesernya

pola konsumsi masyarakat dalam mengkonsumsi produk olahan peternakan,

terutama daging, dari mengkonsumsi daging segar menjadi produk olahan siap

santap mendorong untuk dikembangkannya teknologi dalam hal pengolahan

daging. Banyak cara yang dikembangkan untuk meningkatkan nilai guna dan

daya simpan dari dari daging segar seperti diolah menjadi sosis, dendeng dan

abon.

Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan yang berasal dari daging

(sapi, kerbau, ikan laut) yang disuwir-suwir dengan berbentuk serabut atau

dipisahkan dari seratnya. Kemudian ditambahkan dengan bumbu-bumbu

selanjutnya digoreng. Dalam SNI 01-3707-1995 disebutkan abon adalah suatu

jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus, disayat-sayat,

dibumbui, digoreng dan dipres.

Abon sebenarnya merupakan produk daging awet yang sudah lama dikenal

masyarakat. Data BPS (1993) dalam Sianturi (2000) menunjukan bahwa abon

merupakan produk nomor empat terbanyak diproduksi. Abon termasuk makanan

(2)

2

umum sejak dulu. Abon dibuat dari daging yang diolah sedemikian rupa

sehingga memiliki karakteristik kering, renyah dan gurih. Menyatakan bahwa

pembuatan abon merupakan salah satu cara pengeringan dalam pengolahan

bahan pangan yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan, memperkecil

volume dan berat bahan, sehingga dapat mengurangi biaya pengangkutan dan

pengepakan.

Proses pembuatan abon sudah lama dikenal oleh masyarakat karena dalam

proses pembuatannya dapat dibuat dengan cara yang tradisional. Cara membuat

abon secara tradisional harus merebus daging hingga daging lunak kemudian

untuk membuat abon menjadi lembut atau tidak menggumpal adalah dengan

memisahkanya dengan garpu, bisa juga di tumbuk. Untuk membuat daging

empuk melalui proses perebusan daging yang lama, kemudian harus masih

ditumbuk dengan tangan agar daging tersebut menjadi lembut.

Dalam produksi abon menggunakan cara tradisional, disamping

menghabiskan banyak waktu dan tenaga juga akan memperlambat proses

poduksi sehingga dinilai kurang efisien. Selain itu jika dilihat dari tuntutan usaha

untuk menghasikan jumlah produksi yang lebih banyak tentu para pelaku usaha

pembuat abon kesulitan memenuhi permintaan pasar. Namun seiring dengan

berkembangnya teknologi dalam pengolahan daging untuk pembuatan abon,

suwiran daging tidak lagi menggunakan tangan tapi menggunakan mesin

penyuwir. Dari pembuatan suwiran daging abon sapi secara manual penulis akan

mencoba membuat mesin penyuwir daging (sebagai bahan baku abon). Dengan

menggunakan bantuan mesin akan dapat menghemat tenaga, waktu dan dinilai

akan lebih efisien. Prinsip kerja mesin ini cukup sederhana, yaitu energi listrik

diubah menjadi energi gerak, dan berputarnya batang-batang penyayat/ poros

penyuwir yang membuat bahan daging menjadi suwiran-suwiran daging yang

akan dibuat menjadi bahan utama abon.

1.2

Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam proyek akhir ini adalah merancang dan membuat

(3)

3

1.3

Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya masalah yang menyangkut pembuatan mesin

penyuwir daging ini yang meliputi proses produksi, rangka, sistem transmisi dan

sistem kelistrikan, maka ruang lingkup perlu dibatasi. Adapun batasan masalah

dalam laporan proyek akhir ini adalah perhitungan dilakukan pada konstruksi

rangka, dansambungan las.

1.4 Tujuan Proyek Akhir

Tujuan dari pembuatan proyek akhir ini yaitu merancang dan membuat

mesin penyuwir daging, membuat suwiran daging dengan waktu yang singkat

dan lebih efisien.

1.5 Manfaat Proyek Akhir

Proyek akhir ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Umum

Manfaat pembuatan mesin penyuwir daging secara umum adalah membuat

suwiran daging secara otomatis dengan bantuan mesin agar lebih menghemat

waktu, tenaga dan biaya sehingga akan lebih cepat dan efisien.

2. Khusus

Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai perancangan mesin serta

menciptakan suatu unit rekayasa yang efektif dan efisien dibandingkan mesin

sejenis yang telah ada. Selain itu juga untuk menerapkan ilmu yang sudah

diperoleh selama kuliah dengan mengaplikasikannya dalam suatu bentuk karya

nyata dalam sebuah mesin penyuir dagingdan melatih ketrampilan dalam proses

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2 juga menunjukkan bahwa perbedaan ketersediaan air tanah untuk mencukupi kebutuhan air tanaman antara kejadian curah hujan minimum dengan curah

Pada gambar di atas diketahui bahwa terjadi hubungan kuat antar variabel prediktor, yakni hubungan antar total time dengan Moving Time , Avg Speed dengan Avg Moving

Tahapan penelitian yang dilakukan adalah; (1) pelaksanaan workshop Pembelajaran Aktif untuk Perguruan Tinggi (ALFHE), yang secara keseluruhan (meliputi: Pelatihan

6この名 目金額(ド ルベ ース)の データ系列を上記の価格デフレータをつか って分析す る場合の ,実 質数量 と 価格の

1) Optimasi yang dilakukan, yaitu berupa arrangement alat, pekerjaan prefabrikasi, desain form traveler, job mix beton, dan construction sequence engineering dapat mempersingkat

Kemampuan mengatasi kesulitan yaitu kita akan mampu menangani masalah atau kesulitan, khususnya perasaan bersalah melalui keterbukaan diri, dengan mengungkapkan perasaan dan

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan judul Penetapan Kadar

Dengan demikian H2 yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Bank Return On Asset (ROA) pada Bank