KEPULAUAN SELAYAR
SKRIPSI
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan
Agama Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar HALIMA
29 19 00592
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1434 H / 2013 M
HPTM Pada Siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar (dibimbing oleh Amirah Mawardi dan St. Rajiah Rusdy).
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan mata pelajaran Ke- Muhammadiyahan dan tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM siswa di SMA Muhammadiyah Serta pengaruh mata pelajaran ke- Muhammadiyahan terhadap tingkat HPTM pada siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).pendekatan perpaduan antara kualitatif dan kuantitatif dan analisis data secara deskriptif kuantitati. Adapun instrument yang digunakan adalah pedoman observasi,angket, pedoman wawancara dan catatan dokumentasi..
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan tentang pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan menunjukkan 15 siswa (50%) yang menyatakan baik dan 15 orang (50%), yang menyatakan kurang baik pelaksanaannya. Serta siswa yang mengatakan tingkat pengamalan ibadah menurut HPTM baik ada 19 orang (63%) dan 11 orang (37%) yang tidak memiliki tingkat pengamalan ibadah menurut HPTM.
Sedangkan yang mengatakan berpengaruhi 19 orang (63%) dan yang mengatakan tidak berpengaruh 11 orang (37%). di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. Melihat persentase di atas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran ke-Muhammadiyahan sangat berpengaruh terhadap tingkat pengamalan ibadah menurut HPTM siswa SMA Muhammadiyah.hal ini dipengaruhi oleh faktor pergaulan, baik pergaulan dalam masyarakat maupun sekolah. Oleh karena itu, seorang guru senantiasa memberi pembinaan, perhatian, nasehat agar siswa menjadi insan yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia sehingga tercapai tujuan Muhammadiyah itu sendiri.
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
HALAMAN KATA PENGANTAR………. i
HALAMAN ABSTRAK ……….. v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ………... viii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan ... 7
B. Ibadah ... 18
C. Ibadah Dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah ... 27
D. Manfaat Pelajaran Ke-Muhammadiyahan……… 33
BAB III. METODE PENELITIAN ... 39
A. Jenis Penelitian ... 39
B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 39
C. Variabel Penelitian ... 40
H. Tehnik Analisis Data ... 46
BAB IV. PENUTUP ... 49
A. Selayang pandang SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ... 49
B. Pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ... 58
C. Tingkat pengamalan ibadah Perspektif Siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ... 61
D. Pengaruh Mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah HPTM pada siswa SMA Muhammadiya Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ………. ……… 67
BAB V. PENUTUP ... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Saran-Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel 1 Keadaan Populasi penelitian di SMA
Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ... 42 Tabel 2 Keadaan sampel Guru dan siswa SMA
Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ... 43 Tabel 3 Keadaan Guru dan pegawai SMA Muhammadiyah
Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ... 55 Tabel 4 Keadaan Siswa SMA Muhammadiyah Benteng
Kabupaten Kepulauan Selayar ... 57
Tabel 5 Keadaan saranan dan prasarana pendidikan SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ... 58 Tabel 6 Pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan
di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten
Kepulauan Selayar ... 59 Tabel 7 Tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM Siswa
SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ... 62 Tabel 8 Pandangan Siswa mengenai HPTM……… …... 64 Tabel 9 Pandangan siswa tentang tingkat pengamalan
ibadah perspektif HPTM Pada siswa SMA
pengamalan ibadah perspektif HPTM Pada siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten
Kepulauan Selayar ……… 70 Tabel 11 Pengaruh mata pelajaran ke-Muhammadiyahan
terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM siswa SMA Muhammadiyah Benteng
Kabupaten Kepulauan Selayar ………. ……... 73
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Seiring perjalanan dinamika kehidupan umat hingga masa kini yang dihadapkan pada arus globalisasi, maka Muhammadiyah dituntut untuk semakin meningkatkan kepekaan dan perhatian lebih dalam melakukan dakwahnya. Dinamika kehidupan masyarakat eraglobalisasi telah mengalami evolusi dalam berbagai bidang, baik bidang sosial, budaya, teknologi dan lainnya. Demikian pula Muhammadiyah sebagai elemen penting sebagai salah satu agen of change peradaban manusia juga menghadapi hal yang sama, sehingga melalui program-programnya, Muhammadiyah telah mengawali untuk serta melakukan dakwah pencerahan peradaban.
Salah satu elemen Muhammadiyah dalam melakukan dakwah pencerahan peradaban adalah melalui Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam. Majelis ini merupakan ruh gerakan persyarikatan, sehingga melalui majelis ini dilakukan kajian dan diskusi intensif atas permasalahan-permasalahan baik yang terjadi pada intern Muhammadiyah maupun dalam perikehidupan umat umumnya. Melalui kajian-kajian ini diharapkan menjadi inspirasi dan menumbuhkan motivasi khususnya bagi pimpinan persyarikatan dan warga Muhammadiyah untuk melakukan dakwah Islamiyah dan ‘Amar ma’ruf nahi munkar’.
perubahan zaman yang semakin menuntut adanya pembaruan dalam segala bidang termasuk didalamnya bidang pendidikan, maka tidak bisa dipungkiri mata pelajaran yang berbasis kemuhammadiyahan perlu untuk dihadirkan sebagai mata pelajaran tambahan dan menjadi kewajiban pada sekolah yang memang di bawah naungan Muhammadiyah
Mata pelajaran Kemuhammadiyahan yang mencakup didalamnya pendidikan budi pekerti yang terakumulasi dalam bentuk penerapan materi Ibadah, Akhlak dan Tauhid terbukti telah mampu memberikan Sumbangsih untuk kemaslahatan Umat, bangsa dan Negara. Namun fakta menggambarkan lain yakni kebobrokan Akhlak yang kebanyakan terjadi entah pengaruh penerapan materi atau lebih kepada keprofesionalan dari tenaga pendidik.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang menciptakan kegiatan belajar-mengajar, baik yang bersifat mengajar maupun mendidik.Dalam kaitannya dengan menciptakan iklim sekolah yang kondusif sekolah secara kelembagaan perlu menciptakan lingkungan yang memungkinkan warganya untuk terbiasa mengamalkan ajaran- ajaran agama sehingga menjadi budaya bagi seluruh warga sekolah.Peraturan di sekolah tidak sekedar memberiperhatian dan pembinaan yang menyangkut pengembangan ranah kognitif yang bermuara pada tumbuh dan berkembangnya kecerdasan dan kemampuan intelektual akademik peserta didik sehingga nantinya akan
pengembangan karakter, budi pekerti dan keimanan yang kokoh sehingga kelak akan menjadi manusia yang bermartabat dan berakhlak mulia. Dari sekian aturan yang dibuat dan diberlakukan tersebut adalah bagian dari realisasi fungsi dan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Bab II, Pasal 3 tentang SIKDIKNAS menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional diatas, jelas bahwa pengembangan karakter budi pekerti, Akhlak mulia mendapatkan tempat yang tidak kalah pentingnya disbanding dengan tujuan lainnya.Pendidikan berkarakter yang saat ini mulai diterapkan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.
Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pengembangan kepribadian dan budi pekerti siswa di sekolah yaitu perlu adanya penerapan mata pelajaran Al-Islam dan ke-Muhammadiyahan yang tentunya bisa membantu siswa dalam membina akhlak termasuk juga
yang terlibat dalam proses pendidikan. baik, guru, siswa serta semua staf yang terlibat dalam proses pendidikan dan lebih utama pada guru untuk mendidik yang sebaik mungkin (Islami),sehingga bisa mempengaruhi siswa untuk menjalankan ajaran islam (Ibadah) juga sebaik mungkin pula dalam kehidupan sehari-hari.
Dari wacana diatas terdapat kesenjangan antara Harapan, cita-cita dan Hasil yang di peroleh. olehnya itu, inilah yang menjadi sebuah bahan permenungan sekaligus pemicu penasaran Penulis yang Akhirnya Mengangkat Judul Penelitian “Pengaruh Mata Pelajaran Ke- Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan Ibadah Perspektif HPTM Pada Siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar”
Kajian ini akan menjadi pertimbangan para pengajar dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya bagi pengajar yang menerapkan mengenai materi Ke-Muhammadiyahan.
berikut
1. Bagaimana pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten KepulauanSelayar ?
2. Bagaimana tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ?
3. Bagaimana pengaruh mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM pada siswa SMA Muhammadiyah Benteng kabupaten Kepulauan Selayar ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan pokok sebagaimana telah dipaparkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.
2. Untuk mengetahui tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM pada siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.
Muhammadiyah Benteng kabupaten Kepulauan Selayar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi insane akademis dalam menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan tentang mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif pada siswa
b. Secara praktis penelitian ini dilakukan untuk dijadikan masukan bagi siswa dan guru dalam menginternalisasi dan mengamalkan ibadah perspektif Himpunan putusan tarjih Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari selaku muslimah.
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan
Mata pelajaran ke-Muhammadiyahan adalah salah satu mata pelajaran pokok di semua lembaga pendidikan Muhammadiyah dari pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi dibawah persyarikatan Muhammadiyah. Semua tingkatan pendidikan tersebut wajib melaksanakan pendidikan ke-Muhammadiyahan. Saat ini secara normatif telah disusun rumusannya dalam bentuk bahan ajar al-Islam dan ke- Muhammadiyahan. Materi ke-Muhammadiyahan yang diberikan di semua sekolah Muhammadiyah adalah bagian dari usaha sadar persyarikatan untuk memberi pengertian dan pemahaman kepada anak didik seputar Muhammadiyah, seperti tujuan organisasi, keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah, kepribadian Muhammadiyah, serta seluruh atribut atau identitas organisasi Muhammadiyah. Dalam lima belas tahun terakhir (tiga kali muktamar) dapat dilihat bahwa Muhammadiyah senantiasa memiliki agenda yang jelas berkenaan dengan program pendidikan, keputusan- keputusan dalam muktamar sebagaimana dapat kita lihat dalam rincian program bidang pendidikan hasil keputusan Muktamar 43 Banda Aceh sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah dilakukan dengan empat tema pokok, yaitu pengembangan kualitas, pengembangan keunggulan, pengembangan kekhasan program, dan pengembangan kelembagaan yang mandiri.
Empat tema pokok ini diimplementasikan dalam proses belajar mengajar agar secara terpadu merupakan aktivitas alih pengetahuan, alih metoda dan alih nilai.
2. Menata kembali kurikulum Pendidikan dasar dan Menengah Muhammadiyah pada semua jenjang dan jenis sekolah Muhammadiyah yang meliputi pendidikan al-Islam Ke- muhammadiyahan dan sebagai kekhasan sekolah Muhammadiyah, spesifikasi setiap wilayah sesuai kebutuhan dan kondisi setempat, pendidikan budaya dan seni yang bernafas Islam.
3. Menyusun peta Nasional Pendidikan Muhammadiyah yang memuat spesifikasi tiap wilayah/daerah, agar didapatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.
4. Merespon secara positif pengembangan “sekolah unggulan” dengan tetap mengembangkan kekhasanpendidikan Muhammadiyah, terutama dalam pengembangan kurikulum dan proses belajar mengajar, sehingga misi pendidikan Muhammadiyah tetap terlaksana.
5. Dalam pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), penyelenggaraan pendidikan diorientasikan kepada peningkatan
kompetensi lulusan yang elastis dan antisipatif terhadap tuntutan dan kebutuhan masa depan, yang meliputi kompetensi akademik, kompetensi professional, kompetensi menghadapi perubahan, kompetensi kecendekiaan dan kompetensi iman dan taqwa
6. Qaidah pendidikan dasar dan menengah serta qaidah PTM perlu disempurnakan, sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat.
7. Koordinasi dan pengawasan pelaksanaan qaidah pendidikan dasar dan menengah serta perguruan tinggi perlu ditingkatkan.
8. Meningkatkan dan memantapkan kerjasama antara Majlis Dikdasmen dan Majlis Dikti.
9. Mengupayakan beasiswa Muhammadiyah bagi para siswa dan atau mahasiswa yang berprestasi.
10.Melalui amal usaha pendidikan meningkatkan kualitas kader-kader ulama yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia.
11.Mengembangkan berbagai lembaga pendidikan khusus seperti pesantren dan madrasah diniyah, taman pendidikan al-Qur’an, serta taman kanak-kanak al-Qur’an. Penanganan pondok pesantren dan madrasah menjadi tanggungjawab dan wewenang dari Majlis Dikdasmen.
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Perhatian dan komitmen Muhammadiyah dalam bidang pendidikan tidak pernah surut, hal ini nampak dari keputusan-keputusan persyarikatan yang
dengan konsisten dalam setiap muktamar (sebagai forum tertinggi persyarikatan Muhammadiyah) senantiasa ada agenda pembahasan dan penetapan program lima tahunan bidang pendidikan, sejak pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Adapun tujuan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan yang sebenarnya yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan Khusus.
a) Agar anak didik mengenal Muhammadiyah dengan baik.
b) sesuai dengan pepatah “tak kenal maka tak sayang”, maka setelah anak didik mengenal, diharapkan akan tumbuh rasa memilikidan rasa tanggung jawab untuk meneruskan perjuangan Muhammadiyah rasa memiliki ini akan menjadi motivasi yang baik sehingga anak didik tahu kewajibannya sebagai kader. jadi pendidikan ke-Muhammadiyahan bukan sekedar ilmu untuk ilmu, yang hanya diketahui kemudian dilupakan setelah lulus sekolah.
2. Tujuan Umum
a) Memberi bekal untuk anak didik agar siap mengenalkan dan memperjuangan Islam kepada lingkungannya dalam bingkai kebersamaan(organisasi).
b) Menumbuhkan jiwa tajdid sehingga anak didik bersemangat mengkaji Islam dari sumber utama yakni Al-Quran dan Sunnah, dan bukan menurut kata orang yang berakibat sikap ikut-ikutan (taglid)
dari pemahaman yang murni ini,akan diikuti dengan semangat beramal nyata bagi sesama.
c) Kemuhammadiyahan dijadikan pelajaran pokok dengan tujuan agar dapat diamati, dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik. Selain itu juga diharapkan agar kelak peserta didik bersedia dengan suka rela mengamalkan berbagai prinsip keyakinan dan cita-cita persyarikatan Muhammadiyah itu sendiri.
Harapan tersebut sekiranya tidak berlebihan karena ada beberapa alas anantara lain sebagai berikut:
1. Muhammadiyah memerlukan penerus keyakinan, cita-cita dan amal usahanya
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang oleh masyarakat luas dikenal sebagai organisasi Islam yang bertaraf nasional Muhammadiyah juga sebagai gerakan yang memiliki amal usaha begitu banyak dan beragam.Amal usaha Muhammadiyah meliputi bidang keagamaan, kemasyarakatan, kesehatan dan pendidikan.
Muhammadiyah perlu menyadari sepenuhnya bahwa untuk meneruskan gerakan atau amal usaha tersebut mutlak diperlukan kader penerus. Persyarikatan ini membutuhkan kader penerus yang berkualitas dan penuh pengabdian. Selain itu memahami arah dan tujuan misi yang diemban oleh Muhammadiyah.Oleh karena itu, salah
satu fungsi lembaga pendidikan Muhammadiyah adalah sebagai lembaga pembibitan kader.
Lembaga pendidkan Muhammadiyah juga berperan sebagai lembaga penyemai kader Muhammadiyah disamping kader umat dan kader bangsa.Mengingat peranan tersebut, maka peserta didik di lembaga- lembaga pendidikan Muhammadiyah senantiasa dikenalkan, dilatih serta diajak menghayati cita-cita agung Muhammadiyah.Adapun cita- citanya yaitu li i’laai kalimaatillaah, menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam serta demi tercapainya ‘Izzul Islaam Wal Muslimiin.
2. Muhammadiyah perlu dikenal oleh angkatan muda Muhammadiyah Diajarkannya mata pelajaran Kemuhammadiyahan, sekurang- kurangnya angkatan muda Indonesia dapat mengenal apa Muhammadiyah. Terutama mereka yang memasuki jalur pendidikan formal di lembaga pendidikan Muhammadiyah.Selain itu mengenal peranannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan adanya mata pelajaran tersebut generasi Muda Indonesia dapat mengetahui secara obyektif tentang persyarikatan Muhammadiyah.Bahwa persyarikatan tersebut merupakan sebuah gerakan Islam yang tersebar di Indonesia dan telah berjasa ikut serta membangun bangsa Indonesia. Muhammadiyah telah menyumbangkan andilnya kepada bangsa Indonesia dengan putera
puteri terbaiknya ikut berjuang di kancah perjuangan kemerdekaan dan mengisinya hingga sekarang.
Dari ketiga tujuan pendidikan ke-Muhammadiyahan diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaraan ke-Muhammadiyahan sangat bermanfaat bagi peserta didik,yang kemudian akan melanjutkan dan memperjuangkan amal usaha Muhammadiyah itu sendiri sesuai dengan tujuan Muhammadiyah yakni “ menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnnya.
Muatan Kurikulum SMA Muhammadiyah meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasaryang ditetapkan oleh BSNP, dan Muatan Lokal yang dikembangkan oleh sekolah serta Kegiatan pengembangan diri.
a. Pendidikan Al-Islam, ke-Muhammadiyah dan bahasa Arab (ISMUBA) meliputi mata pelajaran :
- Al-Qur’an / Hadits - Aqidah
- Akhlak - Tarikh
- Ibadah - Bahasa Arab
- Ke-Muhammadiyahan Tujuan :
1) Menumbuhkembangkan aqidah Islam melalui pemberian, pemupukan, pembiasaan serta pengalaman peserta didik
tentang Al-Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sesuai Al-qur’an dan As-Sunnah.
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak karimah, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produtif, kreatif, iniovatif, jujur, adiil,etis berdisiplin, bertoleransi (tasamuh),menjaga keharmonisan secara personal dan social serta mengembangkan budaya Islami dalam komunitas sekolah/ madrasah sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah 3) Menanamkan menumbuhkan dan meningkatkn
kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ajara Islam serta mendakwakannya secara berorganisasi sesuia dengan petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah serta menanamkan rasa tanggung jawab peserta didik melalui pemahaman gerakan. Organisasi Muhammadiyah yang merupakan pelopor, pelangsung, penerus dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah sehingga bias mewujudkan cita-cita amal usaha Muhammadiyah, dan tujuan Muhammadiyah itu sendiri. Inilah yang kemudian menjadi tugas peserta didik untuk membesarkan Muhammadiyah.
4) Menumbuhkan kecintaan dan kemampuan dasar berbahasa arab peserta didik meliputi kemampuan mendengar, menyimak, membaca dan menulis untuk memahami sumber-sumber ajaran Islam dan mengamalkannya, serta melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
a. Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan :
Memberikan pemahaman terhadap siswa tentang kesadaran hidup berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan kesatuan.
b. Bahasa Indonesia Tujuan :
Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap IPTEK.
c. Bahasa Inggris Tujuan :
Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tertulis untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era globalisasi.
d. Matematika Tujuan :
Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar matematika dalam rangka penguasaan IPTEK.
e. Ilmu Pebgtahuan Alam Tujuan ;
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk menguasai dasar-dasar sain dalam rangka penguasaan IPTEK.
f. Ilmu pengetahuan Sosial
Meliputi : sejarah, Ekonomi, Sosiologgi, dan Geografi Tujuan :
Memberikan pengetahuan social kulturalmasyarakat yang majemuk, mengembangka kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki keterampilan hidup secara mandiri.
g. Seni budaya
Meliputi : Seni rupa dan seni kriya.
Tujuan :
Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi dan kecintaan pada seni budaya Nasional.
h. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan Tujuan :
Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan keterampilan dalam bidang olahraga, menanamkan rasa sportifitas, tanggung jawab disiplin dan percaya diri pada siswa.
i. Keterampilan Tujuan :
Memberikan keteramapilan yang sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.
j. Teknologi Informasi dan Komunikasi Tujuan ;
- Memahami teknologi informasi dan komunikasi
- Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komiunikasi.
- Mengembangka sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
- Menghargai karya cipta dibidang teknologi informasi dan komunikasi.
B. Ibadah
Sesungguhnya, menurut fitrah dan penciptaannya, manusia adalah makhluk sosial. Saling mengenal diantara manusia dan lingkungan sekitar dalam rangka kemaslahatan bersama untuk saling tolong menolong, saling melengkapi, dan saling ketergantungan antara satu sama lain. Karena itu, sejak kecil ia terdorong untuk membentuk jaringan hubungan dan persahabatan dengan kenalan yang bergaul dengan sesama manusia dan lingkungan disekitarnya.
Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil (sempurna).Didalam agama Islam juga mengatur kerjasama antara sesama manusia dalam berbagai aspek kehidupan serta interaksi antar sesama manusia dengan Allah Swt. sebagai sebagai agama mengandung sistem kepercayaan dan peribadatan. Islam tidak saja memiliki pokok-pokok kepercayaan tetapi juga memiliki sistem ibadah.
Al-Qur’an sebagai sumber dan dasar utama Islam mengandung ajaran tentang berbagai hal yang terkait dengan peribadatan yang tujuan pokoknya adalah kemuliyaan dan kebahagiaan. Kebahagiaan hanya dapat diperoleh dengan melakukan hubungan dengan Allah dan manusia dengan cara melakukan tindakan apapun disertai mengharap ridho Allah Swt. Sesuai dengan tugas pokok manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya yang disebut ibadah.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah Adz-Zariyat (51) : 56 :
Terjemahnya :
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada Ku.(Kementrian Agama RI,2011 : 517)
Dari ayat diatas jelas sekali bahwa manusia dalam hidupnya mengemban amanah ibadah baik dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia maupun alam dan lingkungannya. Dan tujuan akhir ibadah yang dilakukan manusia adalah untuk mencapai keridhoan Allah Swt.
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa manusia dalam hidupnya mengemban amanah ibadah baik dalam hubungannya dengan Allah,sesama manusia maupun alam dan lingkungannya dan tujuan akhir ibadah yang dilakukan manusia adalah untuk mencapai keridhoan Swt.Sebagai makhluk sosial, tentu saja manusia tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan manusia lainnya.
Kata ibadah berasal daripada kalimat `abdun’. Ibadah dari segi bahasa berarti patuh, taat, setia, tunduk, menyembah dan memperhambakan diri kepada sesuatu. Dari segi istilah agama Islam pula ialah tindakan, menurut, mengikut dan mengikat diri dengan sepenuhnya kepada segala perkara yang
disyariatkan oleh Allah dan diserukan oleh para Rasul-Nya, sama ada ia berbentuk suruhan atau larangan. Ibnu Taimiah pula memberi takrif Ibadah, yiaitu nama bagi sesuatu yang disukai dan kasihi oleh Allah swt.
Menurut Imam Ghazali ( 2012 : 27 )
Ibadah merupakan buah dari ilmu, semakin dalam ilmu yang dimiliki, semakin berarti ibadah yang dijalankan.
Ibadah secara terminologi adalah menyembah, sedangkan secara istilah adalah segala pekerjaan yang diniatkan untuk Allah Swt.baik secara lisan maupun amal perbuatan Contoh secara lisan,mengucapkan perkataan- perkataan yang baik dengan niat menjalankan perintah Allah Swt adalah ibadah Contoh dari amal perbuatan hal-hal yang remeh seperti makan dengan niat menjaga tubuh agar selalu sehat sehingga dapat menjalankan perintah-perintah Allah dan lain sebagainya adalah ibadah.
Ahmad Mohd Salleh (2001 : 71) menyebutkan bahwa :
“Ibadah dari segi bahasa ialah merendah diri, tunduk, patuh dan taat.Dari segi syarak pula beliau berpendapat ibadah ialah pengabdian diri sepenuhnya kepada Allah Swt.”
Menurut istilah Fikih ( 2009 : 102 ) mengemukakan bahwa :
“Ibadah ialah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah Swt.
yang didasari oleh ketaatan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya”.
Ibadah diatas mengandung arti bahwa setiap perbuatan manusia yang didasari oleh ketaatan kepada Allah Swt. dengan melakukan segala amal perbuatan yang dianjurkan atau diperintah-Nya dan menjauhi segala
amal perbuatan yang dilarang-Nya merupakan suatu ibadah.Ibadah juga dapat berarti“sikap tunduk seorang hamba dan merendahkan diri kepada Allah Swt. sebagai tanda syukur atas segala karunia yang diterimanya dengan cara mengerjakan perintah-Nya seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lain. Serta menjauhi segala perbuatan maksiat yang dilarang-Nya”.
Dari definisi ibadah di atas bahwa yang dimaksud dengan ibadah adalah sikap tunduk dan pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta, Allah Swt. yang telah memberikan berbagai macam nikmat dan karunia kepadanya. Sedangkan pengertian ibadah menurut ulama Fikih (2000: 38) mengatakan bahwa :
Ibadah adalah perbuatan manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan menjalankan segala perintah-Nya dan mengamalkan segala perbuatan yang diizinkan-Nya. Amalan yang diperintahkan Allah Swt. tersebut dapat berupa amalan khusus yaitu amalan yang telah ditentukan rincian-rinciannya, tingkat, waktu dan cara-cara tertentu seperti shalat, puasa dan haji, serta amalan yang umum yaitu semua amalan yang di izinkan Allah Swt.
Ibadah yang dikemukakan oleh ulama Fikih sangat jelas bahwa setiap usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. merupakan ibadah. Dan ulama Fikih membagi amal perbuatan manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt. kedalam dua bagian yang pertama:
amalan yang khusus yaitu amalan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. .
baik waktu, rincian-rinciannya, tingkat dan cara-cara tertentu, dan yang kedua amalan yang umum yaitu segala amalan yang dianjurkankan atau diizinkan oleh Allah swt.
Majlis tarjih Muhammadiyah mengemukakan pengertian ibadah, sebagai berikut:
“Ibadah adalah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Swt.
dengan mentaati segala perintah-perintah-Nya,menjauhi larangan-larangan- Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus.Ibadah yang umum adalah segala amalan yang diizinkan Allah, yang khusus adalah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkat dan cara-caranya tertentu”.
Dari pengertian ini tergambar bahwa ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Swt. dengan mematuhi segala yang diperintah-Nya dan mengamalkan segala yang dianjurkan-Nya. Majlis tarjih Muhammadiyah juga membagi ibadah itu kepada ibadah khusus (khashahah) dan ibadah yang umum (Ammah) Ibadah yang dilakukan manusia bukan untuk kepentingan Allah, tapi kembali untuk kepentingan
dan kebahagiaan manusia itu sendiri. Seandainya semua manusia beribadah kepada Allah, itu semua tidak akan menambah keagungan, kebesaran dan kemuliaan Allah Swt. sebaliknya jika semua manusia ingkar kepada-Nya, itu semua tidak akan mengurangi sifat Maha Sempurna Allah Swt.
Ahmad D. Marimba (1998: 144) mengatakan bahwa:
Hubungan antara manusia dengan Tuhan yang bersifat penghambaan diri (penyerahan diri) manusia kepada-Nya tidaklah membawa faedah kepada yang disembah (Allah), melainkan kepada yang menyembah (manusia).Tuhan bersifat sempurna, artinya Dia tidak dapat disifatkan berkekurangan dalam hal apapun. Kebesaran Tuhan padanya, lepas dari adanya penyembahan manusia terhadap-Nya. Kesempurnaan sifat-sifat Tuhan berarti pula Dia tidak mengharapkan sesuatu apapun dari siapa pun untuk kepentingan-Nya. Berulang kali dinyatakan dalam firman-Nya, bahwa kepada siapa menyembah Allah,menuruti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, maka kebahagiaan di dunia dan di akhirat adalah teruntuk baginya Perkataan Ahmad D. Marimba di atas berlandaskan firman Allah Swt. Q.S. an-Naml (27) : 40) :
Terjemahannya:
Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah maka sesungguhnya ia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri,dan barang siapa yang ingkar,maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha Mulia”.
(Kementrian Agama RI : 2007)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan apa saja yang dilakukan manusia kebaikan dan keburukan semuanya kembali kepada pelakunya sendiri. Jika ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat, harus mengerjakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan- Nya.Sedangkan ibadah dalam persfektif kurikulum yayasan Muham madiyah adalah perbuatan siswa dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.
dengan mengamalkan segala yang diperntahkan-Nya meliputi : shalat, puasa di bulan Ramadhan, zakat dan perintah-perintah wajib yang lainnya serta menjauhkan diri dari setiap perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.
(Kurikulum Yayasan Muhammadiyah).
Berdasarkan ibadah dalam presfektif kurikulum yayasan Muhammadiyah di atas jelas bahwa setiap perbuatan yang dilakukan oleh siswa terutama yang berkaitan dengan perintah-perintah yang wajib seperti : shalat lima waktu, puasa pada bulan Ramadhan,naik haji bagi mampu dan
lain-lain serta siswa mau menjauhi segala perbuatan yang dilarang oleh Allah
Swt. jika dilandasi usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, perbuatan tersebut dinamakan dengan ibadah. Sedangkan Pengamalan ibadah artinya melaksanakan semua yang diperintahkan Allah Swt. dan meninggalkan atau menjauhi semua yang dilarang-Nya. Sesuatu yang diperintahkan oleh Allah Swt. itu ada yang bersifat suruhan pasti (talab jazim) yang melaksanakannya merupakan suatu kewajiban; ada pula yang bersifat tidak pasti (talab ghairu jazim), yang melaksanakannya merupakan anjuran sunat.
Adapun yang dilarang oleh Allah Swt. itu ada yang bersifat larangan pasti (talab tarki jazim) yang meninggalkannya merupakan suatu perintah yang haram; ada pula larangan yang bersifat tidak pasti (talab tarki ghairu jazim), yang meninggalkannya merupakan suatu perintah yang tidak haram, tetapi makruh; boleh dilaksanakan (tidak berdosa pelakunya) dan sebaiknya ditinggalkan atau dijauhiSetiap manusia diperintahkan untuk beribadah kepada Allah Swt. Firman-Nya: (Q.S. Al-Baqarah:21).
Terjemahannya:
”Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”.( Kementrian agama RI : 2007).
Pada ayat ini Allah Swt. Memerintahkan kepada manusia untuk menyembah atau beribadah kepada-Nya karena, Allah Swt. Yang telah menciptakan manusia dan mencukupi kebutuhannya di dunia dengan karunia-Nya dan tujuan manusia diperintahkan untuk beribadah adalah agar mereka bertaqwa kepada Allah Swt. Sebagaimana Firman Allah SWT.
Dalam surah An-Nisaa (3) ayat : 36) :
Terjemahannya :
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapakmu, karib-kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. (Kementrian Agama RI : 2007).
Pada ayat di atas, selain manusia diperintahkan untuk menyembah dan beribadah kepada Allah Swt. juga dilarang untuk mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun di dunia ini sebab syirik (menyekutukan) Allah
merupakan salah satu dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah Swt. Allah Swt.menegaskan kembali Firman-Nya yang berkenaan perintah menyembah Allah dan larangan berbuat syirik (menyekutukan) Allah. (Q.S: Al-Ankabuut:
17) sebagai berikut :
Terjemahannya:
”Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya sesuatu yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan”
(Kementrian Agama RI : 2007).
Dari ayat diatas, Allah menegaskan kepada manusia bahwa jika mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain maka sesungguhnya mereka telah berbuat dusta. Apa yang mereka sembah selain Allah tidak akan dapat mendatangkan atau memberikan rezeki kepada mereka sebab hanya Allah yang Maha Pemberi rezeki kepada seluruh makhluk-Nya dan kepada-nyalah manusia akan kembali, jadi hanya Allah Swt. yang patut untuk disembah.
B. Ibadah Dalam Perspektif Himpunan putusan Tarjih Muhammadiayah Kaitan antara Ibadah dengan himpunan putusan tarjih Muhammadiyah merupakan satu rangkaian tatanan kehidupan yang tidak bisa dilepas antara satu sama lain. Meskipun dalam Pandangan tarjih Muhammadiyah dalam bidang ibadah dan mu’amalah, ada segi-segi prinsip yang berbeda di antara keduanya, di mana dalam hal ibadah pandangan Muhammadiyah terlihat kaku dan tegas, dengan tidak mentoleriratau berpegang kepada salah satu madzhab, tetapi hanya berpegang kepada al-Qur’an dan petunjuk Rasul- Nya. Ketegasan Muhammadiyah dalam bidang ibadah dilandasi dengan hasratnya yang kuat untuk menghindari perselisihan pendapat yang tidak pernah berkesudahan.
Semestinyalah dalam masalah ibadah ini tidak akan terjadi perubahan, dengan berubahnya masa atau zaman. Shalat di masa Nabi, sama dengan shalat di masa sekarang, kecuali dalam hal-hal tertentu, itupun telah pula disyari’atkan. Jalan satu-satunya berpeganglah kepada madzhab yang satu, yaitu madzhab Rasulullah Swt.
Dalam hal-hal yang menyangkut mu’amalah duniawiyah lebih fleksibel, lebih lentur, bahkan bisa jadi pandangan Muhammadiyah yang sekarang belum tentu sama dengan pandangannya di hari sebelumnya atau
dikemudian harinya. dalam hal ibadah pandangan Muhammadiyah terlihat kaku dan tegas, dengan tidak memtolerir, atau berpegang kepada salah satu madzhab, tetapi hanya berpegang kepada Al-Qur’an dan petunjuk Rasul- Nya. Kelenturan Muhammadiyah dalam memahami persoalan mu’amalah, dikarenakan masalah mu’amalah terus berkembang sepanjang perkembangan masa atau zaman itu sendiri.
Sehubungan dengan sangat pentingnya pembahasan tentang ibadah, maka Lajnah Tarjih telah mencurahkan perhatian yang besar dalam masalah ibadah ini.Terjadinya banyak khilafiyah dalam masalah-masalah ibadah sangat mengkhawatirkan Muhammadiyah.Maka dalam hal ibadah ini, Muhammadiyah berpegang teguh kepada tuntunan Rasulullah SAW.tanpa memberikan tambahan ataupun pengurangan sedikitpun.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam mengambil keputusannya, Muhammadiyah mempunyai ciri khusus dalam masalah ibadah ini, yaitu tidak sebagaimana umumnya dalam kitab-kitab fikih, di mana terdapat syarat, rukun, dan mana yang wajib atau sunnat pada suatu macam rangkaian ibadah.semuanya tersusun dalam bentuk “tuntunan” tanpa menyebut status hukum dari perbuatan, perkataan, dan rangkaian ibadah tersebut. argumentasi yang dipegang oleh Muhammadiyah adalah bahwa terjadinya pokok pangkal yang menimbulkan perselisihan dalam masalah ibadah ini adalah karena para ulama terdahulu dalam menghukumkan sesuatu ibadah tersebut antara satu dengan yang lainnya berbeda.
Selanjutnya, bila ditanyakan bagaimana jika kita tidak mengamalkan salah satu tuntunan tersebut? Jawabnya, bersediakah kita melaksanakan ibadah sebagaimana yang dituntunkan Rasulullah atau tidak.Apabila dijawab dengan sah atau tidak dalam mengamalkan tuntunan tersebut, berarti membuka tabir perselisihan kembali.
Antara ibadah dalam perspektif himpunan putusan tarjih Muhammadiyah ada segi-segi prinsip yang berbeda tetapi memiliki hubungan dan pengaruh yang cukup besar.
Tarjih berasal dari kata " rojjaha – yurajjihu- tarjihan ", yang berarti mengambil sesuatu yang lebih kuat.Menurut istilah ahli ushul fiqh adalah : Usaha yang dilakukan oleh mujtahid untuk mengemukakan satu antara dua jalan ( dua dalil ) yang saling bertentangan , karena mempunyai kelebihan yang lebih kuat dari yang lainnya .
Tarjih dalam istilah persyarikatan ,sebagaimana terdapat uraian singkat mengenai " Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhamadiyah " adalah membanding-banding pendapat dalam musyawarah dan kemudian mengambil mana yang mempunyai alasan yang lebih kuat."Pada tahap- tahap awal, tugas Majlis Tarjih, sesuai dengan namanya, hanyalah sekedar memilih-milih antar beberapa pendapat yang ada dalam Khazanah Pemikiran Islam, yang dipandang lebih kuat. Tetapi, dikemudian hari, karena perkembangan masyarakat dan jumlah persoalan yang dihadapinya semakin banyak dan kompleks,dan tentunya jawabannya tidak selalu di temukan
dalam Khazanah Pemikiran Islam Klasik, maka konsep tarjih Muhammadiyah mengalami pergeseran yang cukup signifikan.
Tersebut di dalam majalah Suara Muhammadiyah no.6/1355 (1936) hal 145 :
“ ….bahwa perselisihan faham dalam masalah agama sudahlah timbul dari dahulu, dari sebelum lahirnya Muhammadiyah : sebab-sebabnya banyak , diantaranya karena masing-masing memegang teguh pendapat seorang ulama tersebut di suatu kitab, dengan tidak suka menghabisi perselisihannya itu dengan musyawarah dan kembali kepada Al Qur’an , perintah Tuhan Allah dan kepada Hadits, sunnah Rasulullah.
Oleh karena kita khawatir, adanya pernyeknyokan dan perselisihan dalam kalangan Muhammadiyah tentang masalah agama itu, maka perlulah kita mendirikan Majlis Tarjih untuk menimbang dan memilih dari segala masalah yang diperselisihkan itu yang masuk dalam kalangan Muhammadiyah manakah yang kita anggap kuat dan berdalil benar dari Al qur’an dan hadits.
Inilah kemudian muncul kitab Masalah Lima tersebut meliputi :
1. Pengertian Agama (Islam) atau al Din , yaitu :
“Apa yang diturunkan Allah dalam Al Qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat.
2. Pengertian Dunia (al Dunya ):
“ Yang dimaksud urusan dunia dalam sabda Rasulullah saw : “ Kamu lebih mengerti urusan duniamu “ ialah :segala perkara yang tidak menjadi tugas diutusnya para nabi (yaitu perkara- perkara/pekerjaan-pekerjaan/urusan-urusan yang diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaan manusia
3. Pengertian Al Ibadah, ialah :
“Bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah,dengan jalan mentaati segala perintah-perintahnya, menjahuhi larangan- larangan-nya dan mengamalkan segala yang diijinkan Allah.
Ibadah itu ada yang umum dan ada yang khusus ;
a. yang umum ialah segala amalan yang diijinkan Allah
b. Yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya,tingkatdan cara-caranyayangtertentu.
4. Pengertian Sabilillah, ialah :
“Jalan yang menyampaikan perbuatan seseorang kepada keridloaan Allah, berupa segala amalan yang diijinkan Allah untuk memuliakan kalimat (agama)-Nya dan melaksanakan hukum- hukum-Nya
5. Pengertian Qiyas, (Ini belum dijelaskan secara rinci baik pengertian maupun pelaksanaannya)
Peraturan dan penerapan himpunan putusan tarjih Muhammadiyah tentunya bertentangan dan memiliki pengaruh,baik internal maupun eksternal siswi yang menjalankan ketetapan ini. Mengingat bahwa penerapan himpunan putusan tarjih Muhammadiyah ini merupakan bagian dari ketetapan yang tentunya senantiasa siswa berpegang teguh pada ketetapan putusan tarjih Muhammadiyah selama berada dalam lingkungan sekolah, maupun berada di luar sekolah sekiranya siswa mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.maka tentunya dibalik itu semua memiliki dampak dalam kehidupan bagi siswa itu sendiri dan lingkungan sekitar. Hal ini dapat kita lihat melalui dari tingkat pengamalan ibadah siswa dan kepribadian siswi mulai dari penampilan fisiknya, cara berbicara maupun berinteraksi langsung atau bergaul dengan teman, guru dan segi ibadahnya khususnya pada Allah Swt. Dan lain sebagainya. Jika mata pelajaran ke-Muhammadiyahan memiliki pengaruh terhadap tingkat pengamalan ibadah siswa, pertanyaannya apa saja pengaruh mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah siswa itu?
Diawal penulis telah mengemukakan, bahwa ibadah merupakan perbuatan manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan menjalankan segala perintah-Nya dan mengamalkan segala perbuatan yang diizinkan-Nya. amalan yang diperintahkan Allah Swt. Sebagai satu ibadah yang boleh mendekatkan seoarang hamba dengan Tuhannya, melalui bukti pengorbanan yang dilakukan. hanya juga dianggap sebagai simbolik
kesedian hamba untuk mengorbankan apa sahaja demi kerana Allah, termasuklah sanggup mengorbankan dirinya demi menegakkan agama Allah yang tercinta. Di samping itu melatih diri kita supaya sentiasa ikhlas dalam beribadah, Melatih diri agar senatiasa bersedia untuk berkorban bila masa diperlukan demi menegakkan agama Allah dan Memulia serta mengagongkan satu syiar dari syiar-syiar agama Allah sebagai memenuhi tuntutan Allah. Al-Qur`an telah menyebutkan (Surah al-Hajj : ayat 32)
Terjemahnya :
Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan syi'ar- syi'ar Allah Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (Kementrian Agama RI : 2007).
Syi'ar Allah yang dimaksud ialah segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat mengerjakannya.
Untuk lebih menjelaskan pengaruh Mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah siswa maka dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang.ditinjau dari segi psikologis dan pendidikan.
a. Aspek psikologis
Secarapsikologis, yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Namun,di antara faktor-faktor rohaniah yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
b. Aspek pendidikan
Mendidik adalah tugas semua manusia. Dalam arti formal pendidikan berwujud pertemuan antara si terdidik dengan pendidik dalam ruang tertentu dengan menggunakan kurikulum tertentu, dalam rangka mematangkan kecerdasan, mengembangkan potensi kejiwaan serta mendewasakan dalam bertingkah laku. pendidikan harus diletakkan dalam konteks yang luas. pendidikan dan salah satu jenis pendidikan yang mempengaruhi adalah pendidikan sekolah. Karena pendidikan sekolah sering diidentikkan dengan pendidikan keluarga
Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa mata pelajaran ke-Muhammadiyahan memiliki pengaruh kuat terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM pada siswa. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga sekolah dan masyarakat luas.
Oleh kerena itu, keluarga sering dipandang sebagai lingkungan pertama dan utama. Makin bertambah usia manusia, peran sekolah dan masyarakat luas makin penting, namun peran keluarga tidak terputus begitupun dengan
sekolah mempunyai pengaruh yang besar tehadap perkembangan jiwa remaja.
C. Manfaat Mempelajari Ke-Muhammadiyahan
Berangkat dari tulisan Haedar Nashir dalam majalah Suara Muhammadiyah No.5 tahun 87 (1-15 Maret 2002 M), halaman 36 s/d 37 Berpendapat bahwa materi pelajaran ke-Muhammadiyahan seyogyanya titik tekannya berangkat dari masalah Ideologi bukan pada Keorganisasian.
Dalam kaitan ini Haedar Nashir ( 2002 : 36-37 ) mengemukakan bahwa Manfaat pelajaran ke-Muhammadiyahan yang ditekankan pada masalah ideologi :
1) Siswa mampu dan sanggup melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan ide dan faham Muhammadiyah. Disamping siswa dapat berorganisasi dengan baik dan benar, karena dilandaasi oleh rasa ikhlas semata- mata karena Allah.
2) Menghasilkan kader-kader yang selalu merasa ada ikatan moral dengan Muhammadiyah, rasa memiliki dan milik Muhammadiyah serta ikut bertanggung jawab dengan Muhammadiyah dan seluruh amal usaha Muhammadiyah.
3) Sekarang telah terjadi di Muhammadiyah, bahwa ada orang yang berorganisasi di Muhammadiyah tapi tidak merasa memiliki Muhammadiyah.Orang bekerja,hidup dan dihidupi Muhammadiyah tetapi mereka bukan orang Muhammadiyah, bahkan sama sekali tidak
merasa hidup dan dihidupi Muhammadiyah.Ini semua disebabkan mereka buta akan ideologi Muhammadiyah atau disebabkan tidak pernah tersentuh oleh faham dan ideologi Muhammadiyah secara tepat dan benar.
4) Siapa pun orangnya yang jujur dan tulus pasti mengakui bahwa dalam bidang amal usaha Muhammadiyah hingga saat sekarang belum ada yang mampu menandinginyadi dunia manapun. Namun ada satu kelemahan dalam Muhammadiyah yaitu kelemahan di bidang ideolgi.
5) Pemurnian ajaran islam dan kembali kepada Al Quran dan Sunah serta bersihkan Islam dari unsur tahayul bid’ah dan kurafat yang menjadi salah satu di antara sekian sebab Muhammadiyah dirikan sampai saat ini belum mampu diberantas secara total.
6) Bahkan misi yang sangat mendasar itu cenderung dilupakan , sehingga orang-orang Muhammadiyah sendiri dan tokoh-tokohnya masih asik dalam menikmati amalan-amalan tersebut dengan dalih yang dicari- cari.
Mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan sangat bermanfaat bagi setiap orang Apalagi bagi Siswa itu sendiri. Mata pelajaran ke-Muhammadiyahan merupakan salah satu kelompok ilmu “fardhu’ain” yaitu kelompok yang wajib dipelajari yang berisi aqidah, ibadah , akhlak dan lain-lain, semua ilmu berasal dari Allah Swt. Begitu juga dengan Ke-Muhammadiyahan.
Adapun manfaat mempelajari Ke-Muhammadiyahan adalah sebagai berikut :
a. Ke-Muhammadiyahan merupakan suatu cabang mata Pelajaran untuk membentuk kepribadian religius pada Siswa melalui Guru-guru pendidik yang sudah mengetahui sekelompok ilmu tersebut kemudian disalurkan kepada seluruh peserta didiknya dan akhirnya dapat dijadikan pedeman hidup para Siswa untuk melengkapi ilmu yang sesuai dengan jurusannya atau bidangnya.
b. Pentingnya mempelajari Mata Pelajaran Al-Islam dan ke- Muhammadiyahan.Menurut pendapat saya, pentingnya atau pun urgensi mempelajari mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan adalah kita sebagai umat akan mengetahui islam itu secara kaffah atau menyeluruh.
Selanjutnya, manfaat ataupun pentingnya mempelajari Ke- Muhammadiyahan adalah menjadi seorang intelek yang religius.)
c. Selain itu, kita juga mengetahui struktur kepengurusan gerakan Muhammadiyah.Karena dengan mempelajari Ke-Muhammadiyahan,kita jadi tahu tujuan Allah Swt. menciptakkan kita ke dunia ini, kita jadi tahu bahwa islam itu adalah rahmata lil’alamin rahmat bagi seluruh alam, yang mencangkup segala sendi- sendi kehidupan dari masalah aqidah, syariah, akhlak, ekonomi, hukum, politik, sampai pada IPTEK, semua sudah diatur di dalam Islam, jadi kita sebagai seorang muslim harus
bangga sebagi umat Islam dan akan terus belajar dan menggamalkan ilmu yang telah dipelajari. (PP Muhammadiyah 33 : 2007)
Ke-Muhammadiyahan dijadikan pelajaran pokok dengan tujuan agar dapat diamati, dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik.Selain itu juga diharapkan agar kelak peserta didik bersedia dengan suka rela mengamalkan berbagai prinsip keyakinan dan cita-cita persyarikatan Muhammadiyah.
Harapan tersebut sekiranya tidak berlebihan karena ada beberapa alasan antara lain sebagai berikut:
a) Muhammadiyah memerlukan Penerus Keyakinan,Cita-Cita dan Amal Usahanya. Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang oleh masyarakat luas dikenal sebagai organisasi Islam yang bertaraf nasional. Muhammadiyah juga sebagai gerakan yang memiliki amal usaha begitu banyak dan beragam.Amal usaha Muhammadiyah meliputi bidang keagamaan, kemasyarakatan, kesehatan dan pendidikan.Muhammadiyah perlu menyadari sepenuhnya bahwa untuk meneruskan gerakan atau amal usaha tersebut mutlak diperlukan kader penerus. Persyarikatan ini membutuhkan kader penerus yang berkualitas dan penuh pengabdian.Selain itu memahami arah dan tujuan misi yang diemban oleh Muhammadiyah.Oleh karena itu, salah satu fungsi lembaga
pendidikan Muhammadiyah adalah sebagai lembaga pembibitan kader.
Lembaga pendidkan Muhammadiyah juga berperan sebagai lembaga penyemai kader Muhammadiyah disamping kader umat dan kader bangsa.Mengingat peranan tersebut, maka peserta didik di lembaga- lembaga pendidikan Muhammadiyah senantiasa dikenalkan, dilatih serta diajak menghayati cita-cita agung Muhammadiyah.Adapun cita-citanya yaitu li i’laai kalimaatillaah, menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam serta demi tercapainya‘Izzul Islaam Wal Muslimiin.
b) Muhammadiyah perlu Dikenal oleh Angkatan Muda Muhammadiyah Diajarkannya mata pelajaran ke-Muhammadiyahan, sekurang- kurangnya angkatan muda Indonesia dapat mengenal apa Muhammadiyah.
Terutama mereka yang memasuki jalur pendidikan formal di lembaga pendidikan Muhammadiyah.Selain itu mengenal peranannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan adanya mata pelajaran tersebut generasi Muda Indonesia dapat mengetahui secara obyektif tentang persyarikatan Muhammadiyah.
Bahwa persyarikatan tersebut merupakan sebuah gerakan Islam yang tersebar di Indonesia dan telah berjasa ikut serta membangun bangsa Indonesia.Muhammadiyah telah menyumbangkan andilnya kepada bangsa Indonesia dengan putera puteri terbaiknya ikut berjuang di kancah perjuangan kemerdekaan dan mengisinya hingga sekarang.
41 A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau penelitian eksperimen (field research), yakni peneliti langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data yang konkrit sesuai dengan karakteristik variable dan tujuan.
Penelitian ini menggunakan metode perpaduan antara kualitatif dan kuantitatif dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, angket.
B. Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. Sedangkan Objek penelitian ini yaitu Guru dan Siswa SMA sebagai informal. Dasar pertimbangan peneliti memutuskan untuk menjadikan SMA Muhammadiyah Benteng sebagai lokasi penelitian adalah bahwa mata pelajaran ke- Mumuhammadiyahan memiliki pengaruh terhadaptingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM sehingga sanat diperlukan oleh siswa sebagai wujud pengabdian kepada Allah SWT dan ciptaan-Nya. Oleh karena itu seorang Guru senantiasa memberikan pembinaan,nasehat,perhatian
agar siswa tersebut menjadi insane yang beriman,bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia sehingga tercapai tujuan Muhammadiyah..
C.Variabel Penelitian
Menurut Sugiono (2009 :38) variable penelitian adalah :Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya..
Sementara itu Abdul Khaidir Ahmad (2003 : 38) menyebutkan bahwa variable adalah konsep yang mempunyai variasi nilai.
Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah Mata pelajaran Ke- Muhammadiyahan, sedangkan variabel terikat adalah tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM..
c. Definisi Operasional Variabel
1. Mata pelajaran Ke-Muhammadiyahan adalah salah satu mata pelajaran pokok disemua lembaga pendidikan Muhammadiyah. Dari pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi di bawah persyarikatan Muhammadiyah. Semua tingkatan pendidikan tersebut wajib melaksanakan pendidikan Kemuhammadiyahan.
2. Pengamalan Ibadah adalah melaksanakan semua yang diperintahkan Allah Swt. dan meninggalkan atau menjauhi semua yang dilarang-Nya
Kesimpulan dari variavel di atas adalah bahwa mata pelajaran ke- Muhammadiyahan yang berasal dari Al-Islam yang memiliki harapan besar untuk mengamalkan ibadah siswa yang sesuai dengan HPTM,sehingga melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Allah SWT. Dan menjauhi segala larangan-Nya.yang vkemudian melalui HPTM ini siswa taat dalam beribadah kepada Allah SWT.sehingga tercapai tujuan Muhammadiyah itu sendiri.
Populasi dan sampel
1. Populasi
Menurut Mardalis (2009 : 53) :
Populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.Kasus-kasus tersebut dapat berupa orang, barang, binatang, hal atau peristiwa.
Sedangkan menurut sugiyono (2009 : 80)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti, tentang masalah apa saja yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.Baik berupa orang, barang, benda, maupun kejadian.
2013.
Tabel 1 Keadaan Populasi NO Guru/ Siswa Jenis Kelamin
Jumlah Laki- laki Perempuan
1. Guru 8 15 23
2. Siswa 106 86 192
Jumlah 114 101 215
Sumber data : Tata Usaha SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar
2. Sampel
Sampel adalah penarikan sebagian atau wakil dari populasi.
Menurut sugiyono (2009 : 81) :Sampel bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi ini.
Mardalis (2009 : 35) mendefinisikan Sampel sebagai contoh yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi obyek penelitian. Sampel yang digunakan harus dapat mewakili populasi.
Apabila subjeknya kurang dari 100.lebih baik diambil semua, sehingga penelitian menjadi penelitian populasi,selanjutnya jika jumlah subjeknya besa dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung kemampuan peneliti.(Sukardi : 56-57).
Berdasarkan uraian diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan selayar yaitu 15% dari jumlah populasi. Sehingga jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 215 x15 = 32 orang.adpun metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan purposive (penentuan) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table bberikut ini :
Tabel 2 Keadaan Sampel NO Guru/ Siswa Jenis Kelamin
Jumlah Laki- laki Perempuan
1. Guru - 2 2
2. Siswa 15 15 30
Jumlah 15 17 32
d. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati untuk memperoleh data yang valid dan reliabel.
Adapun instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Sutrisno Hadi dalam sugiyono (2009 : 145) menjelaskan sebagai berikut “ observasi merupakan proses yang kompleks, suatu proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan mendalam tentang obyek
penelitian khususnya yang berkaitan dengan pengaruh mata Pelajaran Ke- Kemuhammadiyah terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif Himpunan putusan tarjih Muhammadiyah pada Siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.
2. Wawancara
Menurut Moleong (2010 :186) :Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud menyadarkan wawancara disini yaitu antara lain untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian dan lain-lain.
Defenisi lain dikemukakan oleh Mardalis (2009 : 64), menurutnya:
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melaluibercakap- cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti.
Dalam hal ini peneliti akan berhadapan dan melakukan percakapan langsung dengan informan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan tentang obyek penelitian untuk kemudian direkonstruksi menjadi data-data penelitian yang empiris dan akurat.
3. Angket
Abdurrahmat Fathoni (2006 : 111) . Mengemukakan tentang pengertian angket bahwa :
Agket yakni teknik pengumpulan data melaluai penyebaran kuesioner(daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode angket adalah suatu metode tentang cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada orang lain yang ingin diperoleh datanya.
e. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah-langkah prosedur yang di lakukan peneliti yang berkualitas, valid dan akurat. Adapun alat atau instrument yang akan digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah interview dan observasi.
1. Observasi
Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung kepada obyek yang diteliti serta mencatat apa saja peristiwa, fenomena, gelaja-gejala yang terjadi itu khususnya yang terkait dengan pengaruh Mata Pelajaran Ke- Kemuhammadiyah terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif Himpunan putusan tarjih Muhammadiyah pada Siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.
2. Interview
Dengan metode interview penulis melakukan wawancara langsung atau pun tidakl angsung dengan responden, yakni pada Siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.
3. Angket
Instrumen angket mengharuskan peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden terpilih untuk dijawab tentang pengaruh mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif himpunan putusan tarjih Muhammadiyah pada siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar
4. Dokumentasi
Dengan metode dokumentasi, penulis akan berupaya mengumpulkan seluruh data dalam dalam bentuk dokumen sekolah, buku-buku atau jurnal- jurnal penting tentang tentang obyek penelitian utamanya yang terkait dengan Mata pelajaran Ke-Muhammadiyahan dan Tingkat pengamalan Ibadah perspektif Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah.
f. Teknik Analisis Data
Menurut Moleong sebagaimana yang di kutip oleh syaiful Annur (2005:
18) : bahwa :
Analisis data adalah proses merinci secara formal untuk menemukan tema dan hipotesis seperti yang disarankan oleh data yang bertujuan untuk mengorganisasikan data yaitu mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberi kode, dan mengkategorikan sehingga proses analisis data tersebut melibatkan sikap peneliti terhadap responden.
Dalam menganalisis data yang terkumpul penulis menggunakan metode sebagai berikut :