• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN MEDIA FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA SALSABILA 7 BAKALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEEFEKTIFAN MEDIA FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA SALSABILA 7 BAKALAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

82

KEEFEKTIFAN MEDIA FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA

5-6 TAHUN DI RA SALSABILA 7 BAKALAN

Oleh:

Harni Sarinda Magibfa, Umi Faizah

Sekolah Tinggi Pendidikan Islam Bina Insan Mulia Yogyakarta, Indonesia e-mail: [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Latar belakang masalah penelitian ini bahwa peserta didik di RA Salsabila 7 Bakalan kurang terstimulasi potensi membaca permulaan. Selain itu, penggunaan alat peraga yang kurang variatif, sehingga anak kurang tertarik dan termotivasi dalam kemampuan membaca permulaan. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan media flip chart untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia 5-6 tahun di RA Salsabila 7 Bakalan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca permulaan antara anak yang diajarkan dengan media flip chart dan yang tidak diajarkan dengan media flip chart, serta mengetahui bagaimana keefektifan media flip chart untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia 5-6 tahun di RA Salsabila 7 Bakalan Pendowoharjo Sewon Bantul. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes, dan dokumen. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasy eksperimen. Subjek yang digunakan adalah peserta didik RA Salsabila 7 Bakalan usia 5-6 tahun berjumlah 12 peserta didik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Adanya perbedaan kemampuan membaca permulaan antara peserta didik yang diajarkan menggunakan media Flip Chart dan yang tidak diajarkan dengan media Flip Chart dengan hasil tingkat signifikansi (p = 0,003) < 0,05. 2) Penggunaan media flip chart terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan bukti hasil peningkatan belajar peserta didik pada kelompok eksperimen lebih tinggi sebesar 10,17 atau 56,5% dan kelompok kontrol sebesar 3,67 atau 33,36%.

Kata kunci: media flip chart; kemampuan membaca permulaan ABSTRACT

The background of this research problem is that students at RA Salsabila 7 Bakalan are less stimulated by the potential for early reading. In addition, the use of teaching aids is less varied, so that children are less interested and motivated in early reading skills.

Therefore, it is necessary to conduct a study that aims to determine the effectiveness of flip chart media to improve early reading skills in children aged 5-6 years at RA Salsabila 7 Bakalan. The purpose of this study was to determine the differences in early reading skills between children who were taught using flip chart media and those who were not taught using flip chart media, and to find out how effective flip chart media is to improve early reading skills in children aged 5-6 years at RA Salsabila 7 Future Pendowoharjo Sewon Bantul. Data collection techniques in this study were observation,

(2)

83

tests, and documents. This type of research is quantitative research with a quasi- experimental approach. The subjects used were students of RA Salsabila 7, aged 5-6 years, totaling 12 students. The results of this study indicate that: 1) There is a difference in initial reading ability between students who are taught using Flip Chart media and those who are not taught using Flip Chart media with the results of a significance level (p = 0.003) <0.05. 2) The use of flip chart media is proven to be effective in improving early reading skills with evidence that the results of increasing student learning in the experimental group are higher by 10.17 or 56.5% and the control group by 3.67 or 33.36%.

Keywords: flip chart media; early reading skills

PENDAHULUAN

Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi dan karakteristik tertentu yang berbeda serta akan berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya. Anak yang berada pada rentang usia antara 0 sampai 6 tahun sering disebut dengan anak usia dini. Anak usia dini merupakan individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya.

Anak memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

Anak selalu aktif, dinamis, antusias, dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan di dengarnya, seolah- olah tak pernah berhenti belajar.1 Oleh karena itu, pada usia 0 sampai 6 tahun anak membutuhkan stimulasi dari lingkungannya, salah satunya adalah melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terutama pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Athfal (RA) merupakan pendidikan yang penting sebagai tempat untuk membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangan agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.2 Pemerintah juga telah mengeluarkan undang-undang sebagai wujud kepedulian tentang PAUD yaitu Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa:

“Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

1 Uyu Wahyudi dan Mubiar Agustin, Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini,(Bandung: PT.

Refika Aditama, 2012), hal. 6-7.

2 Tiranto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi AUD TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal, (Jakarta: Perdana Media Grup, 2011), hal. 24.

(3)

84

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.3

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini disebutkan bahwa salah satu standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.

Perkembangan anak yang dicapai tersebut merupakan integrasi aspek pemahaman yaitu mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial- emosional dan seni.

Anak mampu berkomunikasi dengan baik tidak lepas dari pemberian stimulus oleh orang tua dan lingkungan sekolah. Pemberian stimulus di lingkungan sekolah dilakukan melalui kegiatan pembelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum dan tingkat pencapaian perkembangan anak. Tujuan perkembangan bahasa anak dalam kurikulum berfokus pada keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagian besar pembelajaran di TK tidak lepas dari kemampuan mengembangkan keterampilan mendengar dan berbicara.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 untuk usia 5-6 tahun, pengembangan bahasa dilaksanakan dalam tiga bidang yaitu kemampuan menerima bahasa, mengungkap bahasa, dan keaksaraan. Dalam pernyataan tersebut, meningkatkan membaca merupakan bagaimana anak mampu mengungkapkan bahasa yang telah diterima anak.

Bahasa merupakan salah satu aspek perkembangan yang paling penting, dikarenakan bahasa merupakan modal dasar bagi anak untuk dapat berinteraksi dengan orang lain walaupun keseluruhan aspek tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Bahasa merupakan sarana komunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak dengan menggunakan kata- kata, kalimat bunyi, lambang, gambar atau lukisan.Anak yang memiliki kemampuan bahasa yang baik mampu untuk menyimak, berbicara, bernegosiasi, mengekspresikan perasaan melalui kata-kata baik lisan maupun tulisan.4 Bahasa sudah ada sejak anak

3 Undang-undang , Sistem Pendidikan Nasional, No.20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat 14

4 Tadkiroatun Musfiroh. (2005). Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan (Stimulasi

(4)

85 itu lahir yaitu melalui tangisan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 untuk usia 5-6 tahun, pengembangan bahasa dilaksanakan dalam tiga bidang yaitu kemampuan menerima bahasa, mengungkap bahasa, dan keaksaraan. Dalam pernyataan tersebut, meningkatkan membaca merupakan bagaimana anak mampu mengungkapkan bahasa yang telah diterima anak.

Membaca adalah salah satu hal penting yang dilakukan dalam menambah wawasan serta membuka pikiran dan ilmu pengetahuan. Dengan membaca akan membuat anak memiliki perbendaharaan kata yang banyak sehingga anak mampu berkomunikasi dengan baik serta banyak membaca juga dapat memperluas pengalaman anak, membuka pengetahuan yang ada dihadapannya, memberikan hiburan dan kesenangan serta membantu memecahkan masalah.

Mengajarkan anak usia dini membaca disebut membaca permulaan. Membaca permulaan merupakan salah satu kegiatan yang dirancang sedemikian rupa dan disesuaikan dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) serta indikator sehingga anak-anak yang sudah menunjukkan minat membaca bisa difasilitasi oleh guru atau lembaga pendidikan anak usia dini.

Membaca permulaan (dini) adalah membaca yang diajarkan secara terprogram (secara formal) kepada anak pra sekolah. Program ini menumpukkan perhatian pada perkataan-perkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak- anak dan bahan- bahan yang diberikan melalui permainan dan kegiatan yang menarik sebagai perantaraan pembelajaran.5 Untuk menjadikan anak mampu membaca dengan baik yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru salah satunya adalah memilih media yang tepat dalam mengajarkan membaca.

Permasalahan yang sering terjadi dalam kegiatan membaca permulaan dilakukan dengan metode linear, seperti pembelajaran membaca formal anak ditingkat Sekolah Dasar. Hal ini terlihat pada saat guru mengharuskan anak duduk menyimak penjelasan dari guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada hari tersebut kemudian anak melaksanakan kegiatan sesuai perintah dari guru. Guru hanya menggunakan lembar kerja anak (LKA), papan tulis, buku, dan majalah dalam

Multiple Intelligences Anak Usia Taman Kanak-Kanak).Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

5 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya, (Jakarta:

Perdana Media Grup, 2011), hal. 83.

(5)

86 kegiatan membaca.

Kegiatan pembelajaran membaca permulaan yang dilakukan oleh guru yaitu menulis huruf, suku kata dan kata di papan tulis kemudian anak diminta menulis huruf, suku kata dan kata tersebut pada buku tulis yang sudah dibagikan, setelah anak selesai mengerjakan guru mengajak anak untuk menyebutkan dan membaca kembali apa yang sudah ditulis anak. Selain menulis sesuai contoh yang diberikan guru, kegiatan membaca permulaan juga dilakukan dengan menghubungkan gambar dengan kata pada buku LKA, majalah maupun buku tulis. Setelah selesai mengerjakan, guru mengajak anak untuk membaca kembali apa yang sudah anak kerjakan. Kegiatan pembelajaran tersebut membuat anak bosan dan mudah lelah.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di RA Salsabila 7 Bakalan, bahwa kemampuan membaca permulaan pada anak usia 5-6 tahun masih kurang, hal ini terlihat pada saat kegiatan pembelajaran. Hanya sebagian anak yang bisa dan mampu dalam membaca permulaan. Anak masih belum paham dan masih tertukar dalam menyebutkan huruf, dan masih kesulitan dalam membaca kata.

Kegiatan membaca permulaan seharusnya diberikan dalam suasana bermain yang menyenangkan dan menarik. Kegiatan tersebut dapat dikreasikan sesuai dengan kreativitas guru, misalnya dengan menggunakan memodifikasi media pembelajarannya.

Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk pengenalan huruf, suku kata, kata bukan hanya berupa buku, majalah, pensil, spidol, crayon ataupun lembar kerja anak (LKA), akan tetapi guru dapat menggunakan media yang lain baik audio, visual maupun audio visual. Media audio dapat berupa rekaman suara melalui radio maupun tape recorder. Media visual dapat berupa gambar, media grafis, media model maupun media realita. Media audio visual berupa televisi, film, video, dan lain-lain.6

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran di TK adalah media flip chart. Flip chart adalah lembaran kertas yang berisikan pesan atau bahan pelajaran yang tersusun rapi dan baik. Flip chart ini dapat digunakan oleh guru TK sebagai salah satu cara untuk menghemat waktu yang digunakan untuk menulis di papan tulis.7 Media flip chart dapat dipergunakan berulang kali. Ukuran flip

6 Cucu Eliyawati, Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini, (Jakarta: Depdiknas, 2005), hal. 114

7 Surya Dharma, Media Pembelajaran dan Sumber Belajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008). hal.20

(6)

87

chart dapat disesuaikan dengan jumlah dan jauhnya jarak anak dapat melihat dengan jelas pesan yang disampaikan, selain itu penempatan flip chart juga harus direncanakan, dimana dan bagaimana media tersebut ditempatkan. Guru dapat membuat sendiri dan mengkreasikan media flip chart sesuai dengan kebutuhan di kelasnya.

Kegiatan pembelajaran dengan media flip chart yang menarik dapat memberikan stimulasi pada anak untuk mengembangkan pengetahuan dan mendorong anak untuk lebih bereksplorasi terutama dalam kemampuan membaca permulaan.

Diperlukan penelitian mengenai penggunaan media flip chart dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak. Oleh karena itu peneliti akan mengkaji lebih lanjut dan dituangkan dalam jurnal dengan judul “Keefektifan Media Flip Chart untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun di RA Salsabila 7 Bakalan”.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.8 Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen semu (quasi eksperimental). Menurut Sugiono penelitian eksperimen adalah yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan.9

Namun dikatakan eksperimen semu karena subjek yang diberi perlakuan (eksperimen) tidak dapat dikontrol secara penuh. Desain penelitian eksperimen yang dilakukan menggunakan pretest-posttest control group design untuk menguji signifikasi pengaruh suatu perlakuan yang diujicobakan. Desain pretest-posttest control group ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang semuanya diberi pretest. Kelompok eksperimen adalah kelas

8 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfbeta, 2018), Cet. 28 hal. 8

9 Ibid, hal. 72

(7)

88

yang diberikan perlakuan. Kemudian setelah kelompok eksperimen diberikan perlakuan lalu diberikan posttes terhadap kedua kelompok tersebut.

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelompok B yang berjumlah 12 peserta didik yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan analisis statistik yang menggunakan uji T-Test. Untuk mempermudah dalam menjelaksan hasil pengamatan aktivitas peserta didik, maka digunakan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu teknik analisis data dengan menggunakan paparan yang sederhana, baik menggunakan jumlahan maupun persentase.

Sedangkan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada variabel dependen antar kelompok, yaitu antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol data dianalisis dengan T-Test. T-Test adalah uji beda untuk mengetahui apakah rata-rata hitung antara dua kelompok berbeda dengan signifikan atau tidak.10 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui adakah perbedaan kemampuan membaca permulaan antara peserta didik yang di ajarkan dengan media flip chart dan yang tidak diajarkan dengan media flip chart, yaitu:

Peningkatan Skor Rerata Hasil Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen (n=6)

Kelompok Kontrol (n=6)

Skor awal 7,83 7,33

Skor akhir 18,00 11,00

Peningkatan 10,17 3,67

Persentase 56,5% 33,36%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada peningkatan skor rerata yang terjadi pada kelompok eksperimen berdasarkan skor awal dan skor akhir yaitu sebesar 10,17 atau 56,5%. Dan untuk kelompok kontrol juga terjadi peningkatan skor rerata berdasarkan hasil dari skor awal dan akhir yaitu sebesar 3,67 atau 33,36%.

Berdasarkan tabel di atas ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang

10 Erwan Agus Purwanto & Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta:

Gava Media, 2017)

(8)

89

diajarkan dengan media flip chart dan yang tidak diajarkan dengan media flip chart pada anak usia 5-6 tahun di RA Salsabila 7 Bakalan Pendowoharjo Sewon Bantul.

a) Hasil Tes Pra-eksperimen

Ada 12 peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut, dengan perincian 6 peserta didik kelompok kontrol dan 6 peserta didik kelompok eksperimen.Deskripsi Hasil Tes Praeksperimen Kelompok Eksperimen

Hasil Tes Praeksperimen Kelompok Eksperimen

No. Skor

Peserta Didik Kategori Frekuensi Presentase

1. 18-20 Sangat Tinggi 0 0

2. 15-17 Tinggi 0 0

3. 12-14 Sedang 0 0

4. 9-11 Rendah 1 16,7%

5. 5-8 Sangat

Reandah 5 83,3%

Total 6 100%

Berdasarkan data dari tabel di atas, hasil tes peserta didik dalam mengerjakan soal pengayaan bahwa ada 1 peserta didik yang termasuk dalam kategori rendah sebesar 16,7%. Dan ada 5 peserta didik yang termasuk dalam kategori sangat rendah sebesar 83,3%. Untuk peserta didik yang tergolong sangat tinggi, tinggi, dan sedang pada data tersebut tidak ada.

1) Deskripsi Hasil Tes Praeksperimen Kelompok Kontrol Hasil Test Praeksperimen Kelompok Kontrol

No. Skor

Peserta Didik Kategori Frekuensi Presentase

1. 18-20 Sangat Tinggi 0 0

2. 15-17 Tinggi 0 0

3. 12-14 Sedang 0 0

4. 9-11 Rendah 0 0

5. 5-8 Sangat Rendah 6 100%

Total 6 100%

Berdasarkan data dari tabel di atas, hasil tes peserta didik dalam mengerjakan soal pengayaan bahwa ada 6 peserta didik yang termasuk dalam kategori sangat rendah. Dan tidak ada peserta didik yang tergolong kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah.

(9)

90 b) Hasil Nontes (Observasi) Pra-eksperimen

1) Deskripsi Hasil Nontes Pra-eksperimen Kelompok Eksperimen

Hasil non-tes kelompok eksperimen untuk capaian perkembangan menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, menyebutkan satu per satu huruf yang membentuk kata, melingkari huruf dalam kata, membaca dan menulis kata-kata konsonan–vokal–konsonan yang sederhana dan menyebutkan beberapa kata sederhana, menunjukkan skor capaian perkembangan terendah ada pada angka 1, yaitu kategori belum berkembang.

Adapun skor capaian perkembangan tertinggi ada pada angka 2, yaitu kategori mulai berkembang.

Hasil Nontes Praeksperimen Kelompok Eksperimen (Capaian Perkembangan : Menyebutkan simbol-simbol huruf

yang dikenal) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 0 0

3. 2 Mulai

Berkembang 3 50%

4. 1 Belum

Berkembang 3 50%

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan menyebutkan simbol- simbol huruf yang dikenal, menunjukkan bahwa ada 3 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu sebesar 50% dan ada 3 peserta didik yang termasuk dalam kategori belum berkembang sebesar 50%. Ada 3 peserta didik yang belum mampu menyebutkan simbol-simbol huruf dan masih memerlukan bantuan dari guru. Untuk kategori berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik pada data tersebut belum ada.

Hasil Nontes Praeksperimen Kelompok Eksperimen (Capaian Perkembangan : Menyebutkan satu per satu huruf yang

membentuk kata ) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

(10)

91

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 0 0

3. 2 Mulai

Berkembang 1 16,7%

4. 1 Belum

Berkembang 5 83,3%

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan menyebutkan satu persatu huruf yang membentuk kata, menunjukkan ada 1 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu sebesar 16,7% dan ada 5 peserta didik yang termasuk dalam kategori belum berkembang, yaitu sebesar 83,3%. Ada

5 peserta didik yang belum mampu menyebutkan satu persatu huruf yang membentuk tada dan masih membutuhkan bantuan guru. Untuk peserta didik yang berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik pada tabel di atas beum ada.

Hasil Nontes Praeksperimen Kelompok Eksperimen (Capaian Perkembangan: Melingkari

huruf dalam kata) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 0 0

3. 2 Mulai

Berkembang 3 50%

4. 1 Belum

Berkembang 3 50%

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan melingkari huruf dalam kata, menunjukkan ada 3 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu sebesar 50% dan ada 3 peserta didik juga yang termasuk dalam kategori belum berkembang, yaitu sebesar 50%. Ada 3 peserta didik yang mulai mampu melingkari huruf dalam kata dengan bimbigan. Dan ada 3 peserta didik yang belum mampu melingkari huruf dalam kata dan masih membutuhkan bantuan guru dan bimbingan.

(11)

92

Hasil Nontes Praeksperimen Kelompok Eksperimen (Capaian Perkembangan : Membaca dan menulis kata-kata

konsonan – vokal – konsonan yang sederhana) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 0 0

3. 2 Mulai

Berkembang 6 100%

4. 1 Belum

Berkembang 0 0

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terdapatcapaian perkembangan membaca dan menulis kata-kata konsonan – vokal – konsonan yang sederhana, menunjukkan bahwa 6 peserta didik termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu 100%.

Hasil Nontes Praeksperimen Kelompok Eksperimen (Capaian Perkembangan : Menyebutkan beberapa kata sederhana) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 0 0

3. 2 Mulai

Berkembang 4 66,7%

4. 1 Belum

Berkembang 2 33,3%

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan menyebutkan beberapa kata sederhana, menunjukkan bahwa ada 4 peserta didik termasuk kategori dalam mulai berkembang, yaitu sebesar 66,7% dan 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori belum berkembang, sebesar 33,3%.

2) Deskripsi Hasil Nontes Praeksperimen Kelompok Kontrol

Hasil Nontes Praeksperimen Kelompok Kontrol

(Capaian Perkembangan: Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal

No. Skor Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

(12)

93

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 0 0

3. 2 Mulai

Berkembang 2 33,3%

4. 1 Belum

Berkembang 4 66,7%

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, menunjukkan bahwa ada 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu sebesar 33,3% dan ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori belum berkembang, yaitu sebesar 66,7%.

Hasil Nontes Praeksperimen Kelompok Kontrol (Capaian Perkembangan: Menyebutkan satu per satu huruf

yang membentuk kata ) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 0 0

3. 2 Mulai

Berkembang 4 66,7%

4. 1 Belum

Berkembang 2 33,3%

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan menyebutkan satu persatu huruf yang membentuk kata, menunjukkan bahwa ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu sebesar 67,7%

dan ada 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori belum berkembang, yaitu sebesar 33,3%. Untuk kategori berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik dalam data di atas belum ada.

Hasil Nontes Praeksperimen Kelompok Kontrol (Capaian Perkembangan: Melingkari huruf dalam kata) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 0 0

3. 2 Mulai

Berkembang 2 33,3%

(13)

94

4. 1 Belum

Berkembang 4 66,7%

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi di atas menunjukkan capaian perkembangan melingkari huruf dalam kata, menunjukkan bahwa ada 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu sebesar 33,3% dan ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori belum berkembang, yaitu sebesar 67,7%.

Hasil Nontes Praeksperimen Kelompok Kontrol (Capaian Perkembangan: Membaca dan menulis kata-kata

konsonan – vokal – konsonan yang sederhana) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 0 0

3. 2 Mulai

Berkembang 3 50%

4. 1 Belum

Berkembang 3 50%

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi di atas dalam capaian perkembangan membaca dan menulis kata-kata konsonan – vokal – konsonan yang sederhana, menunjukkan bahwa ada 3 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, sebesar 50% dan ada 3 peserta didik juga yang termasuk dalam kategori belum berkembang, sebesar 50%.

Hasil Nontes Praeksperimen Kelompok Kontrol

(Capaian Perkembangan: Menyebutkan beberapa kata sederhana) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 0 0

3. 2 Mulai

Berkembang 3 50%

4. 1 Belum

Berkembang 3 50%

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi di atas dalam capaian perkembangan membaca

(14)

95

dan menulis kata-kata konsonan – vokal – konsonan yang sederhana, menunjukkan bahwa ada 3 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, sebesar 50% dan ada 3 peserta didik juga yang termasuk dalam kategori belum berkembang, sebesar 50%. Untuk kategori berkembang sesuai harapan da berkembang sangat baik dalam data di atas belum ada.

c) Hasil Tes Pascaeksperimen

1) Deskripsi Hasil Tes Pascaeksperimen Kelompok Eksperimen

Hasil tes peserta didik pada kelompok yang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media Flip Chart (kelompok eksperimen) terangkum dalam tabel berikut ini. Tes ini berupa tes unjuk kerja untuk peserta didik dengan kompetensi.

menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal.

Hasil Tes Pascaeksperimen Kelompok Eksperimen No. Skor

Peserta Didik Kategori Frekuensi Presentase

1. 18-20 Sangat Tinggi 4 66,7%

2. 15-17 Tinggi 0 0

3. 12-14 Sedang 2 33,3%

4. 9-11 Rendah 0 0

5. 5-8 Sangat Rendah 0 %

Total 6 100%

Berdasarkan data dari tabel di atas, hasil tes peserta didik dalam mengerjakan soal pengayaan ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori sangat tingi, sebesar 66,7%. Dan ada 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori sedang, yaitu sebesar 33,3%. Untuk peserta didik yang tergolong kategori tinggi, rendah, dan sangat rendah pada data tersebut tidka ada. Data tersebut menunjukkan bahwa 4 peserta didik memiliki hasil belajar yang sangat tinggi terkait pengerjaan soal, misalnya menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal. Dan hanya ada 2 peserta didik yang termasuk kategori sedang.

2) Deskripsi Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Kontrol

Hasil tes peserta didik pada kelompok yang mengikuti proses pembelajaran dengan tanpa menggunakan media Flip Chart (kelompok kontrol) terangkum dalam tabel berikut ini.

(15)

96

Hasil Tes Pascaeksperimen Kelompok Kontrol No. Skor

Peserta Didik Kategori Frekuensi Presentase

1. 18-20 Sangat Tinggi 0 0

2. 15-17 Tinggi 0 0

3. 12-14 Sedang 2 33,3%

4. 9-11 Rendah 4 66,7%

5. 5-8 Sangat Rendah 0 0

Total 6 100%

Berdasarkan data dari tabel di atas, hasil tes siswa dalam mengerjakan soal pengayaan ada 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori sedang, yaitu sebesar 33,3%. Dan ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori rendah, yaitu sebesar 66,7%. Untuk kategori sangat tinggi, tinggi, dan sangat rendah dalam data tersebut tidak ada.

d) Hasil Nontes(Obsrvasi) Pacaeksperimen

1) Deskripsi Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Eksperimen

Hasil nontes peserta didik pada kelompok yang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media Flip Chart (kelompok eksperimen) terlihat dalam tabel berikut ini.

Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Eksperimen (Capaian Perkembangan: menyebutkan simbol-simbol huruf

yang dikenal) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 4 66,7%

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 1 16,7%

3. 2 Mulai

Berkembang 1 16,6%

4. 1 Belum

Berkembang 0 0

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan menyebutkan simbol- simbol huruf yang dikenal, menunjukkan bahwa ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sangat baik, yaitu sebesar 66,7%.

Ada 1 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sesuai harapan, yaitu sebesar 16,7% dan ada 1 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang. Dari data tersebut, ada 4 pesrta didik yang mampu

(16)

97

menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal.

Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Eksperimen (Capaian Perkembangan: menyebutkan satu per satu huruf yang

membentuk kata ) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 4 66,7%

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 2 33,3%

3. 2 Mulai

Berkembang 0 0

4. 1 Belum

Berkembang 0 0

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan menyebutkan satu persatu huruf yang membentuk kata, menunjukkan bahwa ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sangat baik, yaitu sebesar 66,7% dan ada 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sesuai harapan, yaitu sebesar 33,3%. Dari data tersebut ada 4 peserta didik yang mampu menyebutkan satu persatu huruf yang membentuk kata.

Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Eksperimen (Capaian Perkembangan: melingkari huruf dalam kata) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 4 66,7%

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 2 33,3%

3. 2 Mulai

Berkembang 0 0

4. 1 Belum

Berkembang 0 0

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan melingkari huruf dalam kata, menunjukkan bahwa ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sangat baik, yaitu sebesar 66,7% dan ada 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sesuai harapan, yaitu sebesar 33,3%. Dari data tersebut ada 4 peserta didik yang mampu melingkari huruf

(17)

98 dalam kata.

Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Eksperimen (Capaian Perkembangan: membaca dan menulis kata-kata

konsonan – vokal – konsonan yang sederhana) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 4 66,7%

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 1 16,7%

3. 2 Mulai

Berkembang 1 16,6%

4. 1 Belum

Berkembang 0 0

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan membaca dan menulis kata-kata konsonan – vokal – konsonan yang sederhana, menunjukkan bahwa ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sangat baik, yaitu sebesar 66,7%. Ada 1 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sesuai harapan, yaitu sebesar 16,7% dan ada 1 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang. Dari data tersebut, ada 4 pesrta didik yang mampu membaca dan menulis kata-kata konsonan – vokal – konsonan yang sederhana.

Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Eksperimen (Capaian Perkembangan: menyebutkan beberapa kata

sederhana) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 4 66,7%

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 2 33,3%

3. 2 Mulai

Berkembang 0 0

4. 1 Belum

Berkembang 0 0

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan menyebutkan beberapa kata sederhana, menunjukkan bahwa ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sangat baik, yaitu sebesar 66,7% dan

(18)

99

ada 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sesuai harapan, yaitu sebesar 33,3%. Dari data tersebut ada 4 peserta didik yang mampu menyebutkan beberapa kata sederhana.

2) Deskripsi Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Kontrol

Hasil nontes peserta didik pada kelompok yang mengikuti proses pembelajaran dengan tanpa menggunakan media Flip Chart (kelompok kontrol) terlihat dalam tabel berikut ini.

Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Kontrol (Capaian Perkembangan: Menyebutkan simbol-simbol huruf

yang dikenal) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 0 0

3. 2 Mulai

Berkembang 5 83,3%

4. 1 Belum

Berkembang 1 16,7%

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan menyebutkan simbol- simbol huruf yang dikenal, menunjukkan bahwa ada 5 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu sebesar 83,3% dan ada 1 peserta didik yang masuk dalam kategori belum berkembang, yaitu 16,7%.

Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Kontrol

(Capaian Perkembangan: Menyebutkan satu per satu huruf yang membentuk kata)

No. Skor Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 2 33,3%

3. 2 Mulai

Berkembang 4 66,7%

4. 1 Belum

Berkembang 0 0

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan menyebutkan

(19)

100

satu persatu huruf yang membentuk kata, menunjukkan bahwa ada 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sesuai harapan, yaitu sebesar 33,3% dan ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu sebesar 66,7%. Untuk kategori berkembang sangat baik dan belum berkembang tidak ada dalam data tersebut.

Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Kontrol (Capaian Perkembangan: Melingkari huruf dalam kata) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 2 33,3%

3. 2 Mulai

Berkembang 4 66,7%

4. 1 Belum

Berkembang 0 0

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan melingkari huruf dalam kata, menunjukkan bahwa ada 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sesuai harapan, yaitu sebesar 33,3% dan ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu sebesar 66,7%.

Untuk kategori berkembang sangat baik dan belum berkembang tidak ada dalam data tersebut.

Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Kontrol (Capaian Perkembangan: Membaca dan menulis kata-kata

konsonan – vokal – konsonan yang sederhana) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 2 33,3%

3. 2 Mulai

Berkembang 4 66,7%

4. 1 Belum

Berkembang 0 0

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan membaca dan menulis kata-kata konsonan – vokal – konsonan yang sederhana, menunjukkan bahwa ada 2 peserta didik yang termasuk dalam kategori

(20)

101

berkembang sesuai harapan, yaitu sebesar 33,3% dan ada 4 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu sebesar 66,7%. Untuk kategori berkembang sangat baik dan belum berkembang tidak ada dalam data tersebut.

Hasil Nontes Pascaeksperimen Kelompok Kontrol (Capaian Perkembangan: Menyebutkan beberapa kata

sederhana) No. Skor

Peserta Didik

Kategori Frekuensi Presentase

1. 4 Berkembang

Sangat Baik 0 0

2. 3 Berkembang

Sesuai Harapan 3 50%

3. 2 Mulai

Berkembang 3 50%

4. 1 Belum

Berkembang 0 0

Total 6 100%

Berdasarkan hasil observasi terhadap capaian perkembangan menyebutkan beberapa kata sederhana, menunjukkan bahwa ada 3 peserta didik yang termasuk dalam kategori berkembang sesuai harapan, yaitu sebesar 50% dan ada 3 peserta didik yang termasuk dalam kategori mulai berkembang, yaitu sebesar 50%. Untuk kategori belum berkembang dan berkembang sangat baik dalam data tersebut tidak ada.

Setelah perlakuan terhadap kelompok eksperimen berakhir, yaitu 5 kali pertemuan dengan menggunakan media Flip Chart , maka diadakan posttest terhadap peserta didik pada kelompok eksperimen dan kontrol. Tes dan nontes yang dilakukan ini setara dengan tes dan nontes yang digunakan pada saat praeksperimen, setara dalam bentuk soal maupun jumlahnya. Data tersebut diambil untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara dua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, lebih tinggi mana diantara dua kelompok, baik kelompok yang menggunakan media Flip Chart maupun tanpa menggunakan Flip Chart.

Analisis Paired-Sample-Test Uji T pada hasil tes setelah eksperimen bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan saat sebelum dan sesudah diberi tindakan secara teori. Kesimpulan penelitian dinyatakan jika nilai signifikan (2-tailed) < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperime, ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang bermakna

(21)

102

terhadap perbedaan perlakuan yang diberikan pada masing-masing kelompok. Pada hasil Uji T eksperimen pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0,003 < 0,005. Sehingga, terdapat pengaruh bermakna terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil belajar pada pembelajaran berupa kemampuan membaca permulaan peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.

Hipotesis penelitian yang menyatakan adanya perbedaan hasil belajar pada saat post test antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan media Flip Chart dan tanpa media Flip Chart diterima, yaitu adanya peningkatan hasil belajar peserta didik kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelompok kontrol. Hal ini terbukti dengan nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0,003 <

0,005 dan adanya peningkatan rerata hasil belajar peserta didik adalah 10,17 atau sebesar 56,5% pada kelompok eksperimen dan peningkatan rerata hasil belajar kelompok kontrol adalah 3,67 atau sebesar 33,36%.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Ada perbedaan kemampuan membaca permulaan antara peserta didik yang diajarkan menggunakan media Flip Chart dan yang tidak diajarkan dengan media Flip Chart dengan hasil tingkat signifikansi (p = 0,003) < 0,05. Penggunaan media flip chart terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan bukti hasil peningkatan belajar peserta didik pada kelompok eksperimen lebih tinggi sebesar 10,17 atau 56,5% dan kelompok kontrol sebesar 3,67 atau 33,36%.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi Uyu dan Mubiar Agustin, Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini, Bandung: PT. Refika Aditama, 2012.

Tiranto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi AUD TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal, Jakarta: Perdana Media Grup, 2011.

Undang-undang , Sistem Pendidikan Nasional, No.20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat 14 Tadkiroatun Musfiroh. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan (Stimulasi Multiple Intelligences Anak Usia Taman Kanak- Kanak).Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005.

Susanto Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya, Jakarta: Perdana Media Grup, 2011.

(22)

103

Eliyawati Cucu, Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini, Jakarta: Depdiknas, 2005.

Dharma Surya, Media Pembelajaran dan Sumber Belajar, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfbeta, 2018.

Erwan Agus Purwanto & Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode Penelitian Kuantitatif, Yogyakarta: Gava Media, 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Karenanya, penelitian ini bermaksud untuk membahas lebih lanjut mengenai prediktor yang lebih baik antara laba bersih per lembar saham dan arus kas operasi per lembar

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil penelitian :(1) siswa yang dikenai model pembelajaran TGT-TC mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang

Hasil yang diperoleh dari pengujian test bed kompresor torak dua tingkat yaitu volume langkah kompresor sebesar 0,000213595 m 3 , kapasitas teoritis kompresor

Oleh itu, kajian ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang penubuhan Kementerian Agama dan Persatuan Islam serta pengaruhnya kepada masyarakat Indonesia,

Subjek penelitian dengan kadar asam urat rendah-normal dengan asam urat tinggi tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap keluaran fungsional

yang didasarkan pada penelitian, eksperimen, dan perhitungan. Anwas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global, Alfabeta, Bandung, 2014, hlm.. Akan tetapi Islam tidak

Saat ini persaingan kegiatan usaha semakin ketat dan komplek, ini membuat perusahaan di tuntut untuk dapat memasarkan produk dengan baik, dalam artian tidak hanya