• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem

dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

(Studi eksperimen terhadap siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh

DANI SETIAWAN 1007071

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk meraih cita-citaku Tiada sujud syukurku selain berharap Engkau jadikan aku orang

yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini

(3)

Pengaruh Model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem

dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

(Studi eksperimen terhadap siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi)

Oleh Dani Setiawan

S.Pd UPI Bandung, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Olahraga

© Dani Setiawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing 1

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M. A NIP. 196306181988031002

Pembimbing 2

Dr. Yunyun Yudiana NIP. 196506141990011001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

DANI SETIAWAN (2013). Pengaruh Model Teaching Games for Understanding dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tesis. Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Salah satu strategi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan Model

Direct Instruction terhadap Self-esteem dan keterampilan bola voli siswa. Metode eksperimen dengan desain The Static Group Pretest-Posttest Design digunakan dalam penelitian ini, dengan sampel siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi berjumlah 62 orang. Sampel kemudian dibagi dua kelompok, yaitu kelompok model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan kelompok model

Direct Instruction. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket self-esteem

untuk mengukur skor self-esteem, North Carolina State University (NCSU)

Volleyball Skills Test Battery dan Games Performance Assessement Instrument

(GPAI) digunakan untuk mengukur kemampuan bermain bola voli. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan komparasi sampel dengan teknik Paired Sample T Test dan One Way ANOVA dengan taraf signifikansi α = 0,05.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh gain score self-esteem 0,007 dan

gain score keterampilan bola voli sebesar 0.003. Karena skor 0,007 dan 0,003 < α = 0,05. Maka H0=µ1≤µ2 ditolak dan H1:µ1>µ2 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan skor self-esteem dan keterampilan bola voli siswa yang mendapat pembelajaran Penjas dengan menggunakan model pembelajaran

(6)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

(7)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

DANI SETIAWAN. The Influence of Teaching Games for Understanding Model and Direct Instruction Model against Self-esteem and Volleyball Skills at Vocational High School (SMK). Bandung: The Study Program of Sport Education, Postgraduate School of the Indonesia University of Education, 2014.

One of the teacher’s strategies in achieving learning objective in physical

education is to choose the appropriate learning model and suited for the students’ development. The aim of the research is to know the influence of Teaching Games for Understanding Model and Direct Instruction Model against Self-esteem and

students’ volleyball skills. This research uses experiment method with The Static Group Pretest-Posttest Design with 62 students as sample taken from SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi. The sample is divided two groups, they are Teaching Games for Understanding Model group and Direct Instruction Model group. The instruments research which are used esteem questionnaire for measuring self-esteem score, North Carolina State University (NCSU) Volleyball Skills Test Battery and Games Performance Assessment Instrument (GPAI) for measuring

students’ volleyball skills. The data collection is analyzed with statistic uses sample of comparison with Paired Sample T Test and One Way ANOVA technique on significant level .

Based on the result data analysis, obtained 0.007 self-esteem score and 0.003 volleyball skills score. Because 0.007 and 0.003 < = 0.005. So H0 = µ 1

≤µ 2 is rejected and H1 = µ 1 ≥ µ 2 is accepted, so it can be concluded that

(8)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat

dan bimbingan-Nya, sehingga tesis yang berjudul “Pengaruh Model Teaching

Games for Understanding (TGfU) dan Model Direct Instruction terhadap

Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)”

dapat diselesaikan pada waktunya.

Selama proses penelitian dan penulisan tesis, penulis telah banyak dibantu oleh

berbagai pihak, melalui kesempatan yang berharga, izinkanlah penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Direktur Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung, Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed.,

atas dukungannya terhadap penyelenggaraan perkuliahan di pasca sarjana.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga sekaligus sebagai Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A., yang telah memfasilitasi dan berkenan

memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan bantuan pemikiran mulai dari

awal sampai akhir penulisan tesis, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Dr. Yunyun Yudiana., selaku Pembimbing II yang banyak memberikan saran,

masukan dan koreksi yang sangat berharga dalam proses penulisan dan

(9)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rasa cinta dan terima kasih dengan segala ketulusan hati penulis sampaikan

kepada keluarga tercinta, yaitu istri tersayang; Rina Pratiwi, S. Pd., anakku

(10)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lilis Kartini yang tak pernah lelah memberikan dukungan, motivasi dan do’a yang

tulus selama mengikuti kuliah pada program Pasca Sarjana (S2) di Universitas

Pendidikan Indonesia.

Semoga bantuan, dukungan dan do’a yang telah diberikan oleh Bapak, Ibu dan

keluarga tercinta kepada penulis, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari

Allah SWT.

Penulis mengakui bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, dengan

segala kerendahan hati, penulis menerima masukan, kritik, dan saran guna

perbaikkan lebih lanjut.

Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi perkembangan

bidang studi pendidikan jasmani serta pihak-pihak terkait yang selalu berupaya

mengembangkan keilmuan dan pengetahuan pendidikan jasmani.

Bandung, Januari 2014

(11)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

(12)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis sampaikan rasa syukur dan doa kepada Illahi rabbi Allah SWT, atas

karunia dan izin-Nya maka tesis ini dapat terselesaikan. Penulisan tesis ini

dilakukan bukan hanya oleh penulis sendiri, tetapi berkat bantuan, arahan,

bimbingan, dukungan, dan doa dari semua pihak yang terlibat, sehingga tesis ini

dapat diselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata,

M.Pd., yang telah memfasilitasi terselenggaranya program perkuliahan di

pasca sarjana.

2. Prof. Drs. dr. Y. Santoso Giriwijoyo, selaku Pembimbing Akademik di SPS,

yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi. Beliau tidak

bosan-bosannya mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan tesis ini.

3. Agung Adie Prawira, S. Pd., yang telah berkenan memberikan arahan,

motivasi dan bantuan pemikiran sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

4. Drs. Arip Setiawan, M. Pd., selaku Kepala Sekolah SMK-TI Garuda

Nusantara Cimahi yang memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian

(13)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Rekan-rekan seperjuangan MGMP Penjas di SMK-TI Garuda Nusantara

Cimahi yang memberikan bantuan dengan tulus dan kerja sama selama

(14)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Rekan-rekan angkatan 2010 POR SPs UPI yang selalu memberikan motivasi

dan do’a, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di SPs UPI Bandung.

7. Staf Tata Usaha, WKS Kesiswaan beserta staf dan personil lainnya di

lingkungan SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi yang telah memberikan

bantuan dan kemudahan dalam pengadaan sarana prasarana selama

pelaksanaan penelitian.

8. Berbagai pihak yang telah membantu dengan suka rela, yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu, baik langsung ataupun tidak langsung telah

membantu penulis hingga studi dan tesis ini selesai.

Semoga semua amal kebajikan bapak, ibu dan rekan-rekan mendapatkan

balasan dari Allah SWT yang berlipat ganda dan mendapatkan kebahagiaan di

dunia dan di akhirat. Amin.

Bandung, Januari 2014

(15)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah Penelitian…….………... 12

C. Rumusan Masalah Penelitian…….……….. 14

D. Tujuan Penelitian………. 15

E. Manfaat Penelitian………... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN………..………. 18

A. Kajian Pustaka……….. 18

1. Model Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani…….. 18

a. Teaching Games for Understanding………... 20

b. Direct Instruction……… 30

c. Pengaruh Model Teaching Games for Understanding dan Direct Instruction……… 33

2. Self-esteem………. 36

a. Pengertian Self-esteem……… 37

b. Hubungan Self-esteem dan Pendidikan Jasmani…. 41 c. Pembentukan Self-esteem……… 43

3. Permainan Bola Voli………. 48

a. Permainan Bola Voli dalam Konteks Pendidikan Jasmani……… 48

b. Teknik Dasar Permainan Bola Voli……… 50

4. Penelitian yang Relevan……… 51

B. Kerangka Pemikiran………. 53

1. Pengaruh model pembelajaran Teaching Games for Understanding terhadap peningkatan Self-esteem siswa………... 54

2. Pengaruh model pembelajaran Direct Instruction terhadap peningkatan Self-esteem siswa………..……. 56

(16)

iv

keterampilan bola voli siswa……….

5. Perbedaan pengaruh model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan model pembelajaran

Direct Instruction terhadap peningkatan self-esteem

siswa……….. 61

6. Perbedaan pengaruh model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan model pembelajaran Direct Instruction terhadap peningkatan keterampilan bola voli siswa………... 63

E. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian……….. 73

F. Instrumen Penelitian...……….. 76

G. Uji Coba Instrumen……….. 88

H. Teknik Pengumpulan Data……….……….. 94

I. Teknik Pengolahan Data….…..……….……….. 95

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 99

A. Hasil Penelitian……… 99

LAMPIRAN-LAMPIRAN………. 147

(17)

v

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Sistem Klasifikasi dalam Olahraga Permainan……….. 22

2.2 Perbandingan antara model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan model pembelajaran Direct Instruction………….. 35

3.2 Jumlah siswa SMK TI Garuda Nusantara Cimahi Tahun Pelajaran 2012/2013………... 71

3.3 Skenario Program Pembelajaran Penelitian………... 73

3.4 Aspek dan Kriteria Penilaian GPAI………... 83

3.5 Format Penilaian GPAI……….. 84

3.6 Kisi-kisi Angket Self-Esteem Siswa………... 86

3.7 Pernyataan Angket Self-Esteem Siswa………… 87

3.8 Penyekoran Skala Likert……… 89

3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Self-esteem 90 3.10 Hasil Uji Reliabilitas……….. 91

3.11 Kisi-kisi Materi Pembelajaran Penjas……… 92

3.12 Skor reliabilitas antar penilai Rater A……… 94

3.13 Skor reliabilitas antar penilai Rater B……… 94

4.1 Deskripsi Data Hasil Pre-Test Self-Esteem……… 100

4.2 Deskripsi Data Hasil Post-Test Self-Esteem………... 101

4.3 Deskripsi Data Gain Score Self-Esteem………... 102

4.4 Deskripsi Data Hasil Pre-TestKemampuan Bola Voli……….. 103

4.5 Deskripsi Data Hasil Post-Test Kemampuan Bola Voli……… 104

4.6 Deskripsi Data Gain Score Keterampilan Bola Voli………. 105

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Pre-TestSelf-Esteem………... 106

4.8 Hasil Uji Normalitas Data Post-TestSelf-Esteem……….. 108

4.9 Hasil Uji Normalitas Data Gain ScoreSelf-Esteem………... 110

4.10 Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test Keterampilan Bola Voli... 112

4.11 Hasil Uji Normalitas Data Post-TestKeterampilan Bola Voli……….. 114

4.12 Hasil Uji Normalitas Data Gain Score Keterampilan Bola Voli……... 116

4.13 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-TestSelf-Esteem……… 119

4.14 Hasil Uji Homogenitas Data Post-Test Self-Esteem……….. 120

4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Gain Score Self-Esteem………... 120

4.16 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-Test Kemampuan Bermain Bola Voli………. 121

4.17 Hasil Uji Homogenitas Data Post-Test Keterampilan Bermain Bola Voli………. 122

4.18 Hasil Uji Homogenitas Data Gain Score Keterampilan Bermain Bola Voli………. 123

4.19 Output Uji-t Self-esteem dengan model Teaching Games for Understanding………... 124

(18)

v

for Understanding………

(19)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Model Pengajaran Permainan untuk Pemahaman (Teaching Game for

Understanding)………... 24

2.2. Model Pembelajaran Permainan………. 27

3.1. Desain Eksperimen………. 69

3.2. Langkah-langkah Penelitian………... 70

3.3. Tes Servis Atas... 78

3.4. Tes Pasing bawah... 79

3.5. Tes Pasing Atas... 80

4.1. Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Self-esteem Model Teaching Games For Understanding………. 107

4.2. Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Self-esteem Model Direct Instruction………... 107

4.3 Hasil Uji Normalitas Data Post-test Self-esteem Model Teaching Games For Understanding………. 109

4.4 Hasil Uji Normalitas Data Post-test Self-esteem Model Direct Instruction………... 109

4.5 Hasil Uji Normalitas Data Gain Score Self-esteem Model Teaching Games For Understanding………. 111

4.6 Hasil Uji Normalitas Data Gain Score Self-esteem Model Direct Instruction………... 111

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Keterampilan Bola Voli Model Teaching Games For Understanding………. 113

4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Keterampilan Bola Voli Model Direct Instruction………... 113

4.9 Hasil Uji Normalitas Data Post-test Keterampilan Bola Voli Model Teaching Games For Understanding………. 115

4.10 Hasil Uji Normalitas Data Post-test Keterampilan Bola Voli Model Direct Instruction………... 115

4.11 Hasil Uji Normalitas Data Gain Score Keterampilan Bola VoliModel Teaching Games For Understanding………. 117

(20)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Skenario Pembelajaran..………. 148

2 Data Penelitian self-esteem………. 197

3 Data Penelitian Keterampilan Bola Voli……… 202

4 Hasil Analisis Data………. 207

5 Dokumentasi Penelitian……….. 217

(21)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Republik Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia

yang terdiri dari 13.487 pulau. Saat ini Indonesia termasuk salah satu Negara

berkembang di kawasan Asia. Negara-negara berkembang memiliki berbagai

program yang akan dilaksanakan dalam berbagai pembangunannya, salah satunya

yaitu program pembangunan sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya

manusia amat tergantung dari mutu pendidikan, karena mutu pendidikan sangat

menentukan kelangsungan hidup bangsa ditengah-tengah persaingan global yang

berlangsung dengan cepat. Sukmadinata (2004:23)menyatakan “Mutu pendidikan

sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: kualitas SDM pengajar

(guru), pengelolaan pendidikan, kurikulum, fasilitas belajar, dan anggaran. Kelima

faktor ini harus dikelola dengan baik agar mampu memberikan sebuah pendidikan

yang terarah, sistematis dan terpadu secara optimal’.

Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

(22)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan di Indonesia mencakup seluruh jenis dan jenjang. Masing-masing jenis

(23)

3

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang besar bagi pembangunan bangsa. Salah satu jenis mata pelajaran yang

diharapkan memberikan kontribusi terhadap pembangunan nasional yaitu mata

pelajaran Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dan

pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan

sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani terpilih yang

direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

pendidikan (CDC, 2000; Dishman, 1990; Pate dan Trost, 1998; dalam Ali

Maksum, 2008:7). Tujuan dasar dari pendidikan jasrnani/olahraga menurut

Giriwijoyo, Komariah dan Kartinah (2007:12-13) adalah :

…meningkatkan kemampuan kesehatan manusia secara paripurna, baik dari aspek jasmaniah, rohani maupun sosial. Penerapan pendidikan jasmani/olahraga secara tepat berperan besar dalam menyehatkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan Jasmani, yang dalam kurikulum disebut secara paralel dengan

istilah lain menjadi Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, merupakan

salah satu mata pelajaran yang disajikan disekolah mulai dari SD sampai dengan

SMA. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, melainkan

untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani. Pendidikan

jasmani memiliki makna memberikan program pendidikan melalui gerak,

permainan dan olahraga. Artinya dalam pendidikan jasmani terkandung arti

(24)

4

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai alat untuk mendidik dan meningkatkan keterampilan: keterampilan fisik

dan motorik, keterampilan berpikir dan memecahkan masalah, termasuk

keterampilan emosional dan sosial.

Guru pendidikan jasmani memiliki peran yang strategis dalam

mengorganisasikan kegiatan belajar siswa di sekolah. Guru Penjas harus memiliki

pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang dapat memfasilitasi siswa dalam

situasi pembelajaran yang kondusif, sesuai, menarik dan mampu memberikan

pengalaman belajar yang sesuai tingkat perkembangannya.

Salah satu strategi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah dengan

memilih model pembelajaran yang tepat yang disesuaikan dengan perkembangan

peserta didik. Menurut Metzler (2000: 159 – 365) terdapat tujuh model dalam

implementasi pendidikan jasmani di persekolahan, model-model tersebut adalah

(1) Direct Instruction Model, (2) Personalized System for Instruction, (3)

Cooperatif Learning Model, (4) The Sport Education Model, (5) Peer Teaching

Model, (6) Inquiry Teaching Model, dan (7) The Tactical Games Model. Dari

tujuh model tersebut masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Pemilihan

dan penggunaan model pembelajaran yang tepat akan sangat efektif dalam

meningkatkan hasil belajar yang diharapkan.

Salah satu model yang disebutkan oleh Metzler yaitu The Tactical Games

Model merupakan sebuah pendekatan pembelajaran melalui pendekatan taktis

dalam situasi permainan. Metzler (2000:340) menjelaskan bahwa The Tactical

(25)

5

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan siswa pada kemampuan bermain permainan. Model pembelajaran

The Tactical Games Model memiliki pengertian yang sama dengan model The

Teaching Games for Understanding (TGfU), hal tersebut dijelaskan oleh Kirk, D

dan MacPhail, A. (2002) dalam artikelnya yaitu :

Teaching Games for Understanding (TGfU) pendekatan yang dikembangkan Rod Thorpe dan David Bunker di Loughborough University sekitar tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an (Bunker & Thorpe, 1982; Thorpe & Bunker, 1989). Istilah lainnya yang menggambarkan perkembangan dari pendekatan ini meliputi Model Permainan Taktis (Griffin et al., 1997) dan Sense Game (Komisi Olah Raga Australia, 1997a).

TGfUmerupakan ide pokok yang merupakan pendekatan taktik yang berpusat

pada siswa dan permainan namun diberbagai belahan negara lain TGfU memiliki

istilah yang berbeda, seperti: A Tactical Games Approach yang dikenal di

Amerika, Games Sense Approach di Australia, dan Games Center Approach di

Singapura.

Teaching Games for Understanding (TGfU) adalah pendekatan pembelajaran

dalam pendidikan jasmani yang memperkenalkan olahraga melalui konsep

bermain. Griffin, Mitchell, & Oslin (1997), Thorpe, Bunker & Almond (1986)

yang dikutip Hopper (2002:1) menyebutkan bahwa TGfU merupakan pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada kemampuan taktik untuk meningkatkan

penggunaan keterampilan teknik, bukan keterampilan teknik untuk meningkatkan

kemampuan taktik.

Dalam tesisnya Chouinard (2007: 4-7) mengusulkan bahwa “dalam TGFU

(26)

6

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bermain, terutama dalam hal pemberian materi bermain.” TGFU yang original

disederhanakan ke dalam tiga komponen dasar dalam pelajaran pendidikan

jasmani. Ketiga komponen tersebut adalah: “(1) memodifikasi dan

mempermudah bermain, (2) mengembangkan kesadaran taktik dan memecahkan

masalah melalui pertanyaan, dan (3) mengembangkan keterampilan” (Griffin &

Butler, 2005).

Pada model pembelajaran Teaching Games for Understanding, guru

merencanakan urutan tugas mengajar dalam konteks pengembangan keterampilan

dan taktis bermain siswa, mengarah pada permainan yang sebenarnya.

Tugas-tugas belajar menyerupai permainan dan modifikasi bermain sering disebut

sebagai "bentuk-bentuk permainan". Penekanannya pada pengembangan

pengetahuan taktis yang memfasilitasi aplikasi keterampilan dalam permainan,

sehingga siswa dapat menerapkan kegiatan belajarnya di saat dibutuhkan.

Mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model Teaching Games

for Understanding Griffin, Mitchell, & Oslin, (1997) menyebutkan bahwa “dalam

proses pembelajarannya siswa diarahkan kepada pemahaman tentang taktik

bermain, seperti halnya dalam permainan bolavoli”. Olahraga bola voli

merupakan olahraga yang bercirikan olahraga permainan. Alasan olahraga

permainan bola voli masuk menjadi bahan ajar karena nilai-nilai yang terkandung

dalam permainan bolavoli sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam

pendidikan jasmani. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah: (1) mengembangkan

(27)

7

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

partisipasi dan motivasi, dan (4) menumbuhkan jiwa sportif. Yudiana. (2010)

mengemukakan bahwa “Pembelajaran permainan bola voli harus diupayakan

kearah usaha merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik sebagai

individu yang utuh.” Sejalan dengan pendapat tersebut Horst Baacke (FIVB,

1989:38) berpendapat bahwa “arah pembelajaran bola voli dalam pendidikan

jasmani di sekolah adalah menumbuhkan jiwa kompetitif, mengembangkan

karakter positif, dan mengembangkan keterampilan fisik, teknik, dan taktik.”

Salah satu dominasi guru pendidikan jasmani untuk membantu peningkatan

kemampuan siswa dalam konteks pengajaran permainan bolavoli antara lain

dalam menentukan dan menerapkan model-model pembelajaran bolavoli dalam

pendidikan jasmani yang sesuai dengan karakteristik materi ajaran, tujuan guru

dalam mengajar, dan karakteristik siswa yang terlibat dalam pembelajaran

tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, Yudiana (2009) mengungkapkan,

“…kemampuan guru pendidikan jasmani dalam memilih dan menetapkan model

pembelajaran permainan bolavoli akan mempengaruhi keberfungsiannya sebagai

organisator kegiatan pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.”

Pembelajaran keterampilan bola voli dengan menggunakan model Teaching

Games for Understanding memungkinkan kegiatan belajar mengajar berlangsung

lebih efektif karena adanya dorongan minat, keinginan dan kepercayaan diri (

self-confidence) siswa untuk belajar keterampilan yang di berikan oleh guru. Hal

(28)

8

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan taktis membuat para siswa termotivasi dan bagi guru akan memudahkan dalam proses pembelajarannya. Pendekatan taktis juga memiliki ciri bertahap yang dapat menghindarkan proses pembelajaran yang berulang-ulang bagi siswa dan guru pendidikan jasmani.

Model Teaching Games for Understanding merupakan salah satu model

pembelajaran dari sekian banyak model dalam penjas yang berorientasi pada

belajar melalui pendekatan permainan. Melalui pendekatan permainan, diharapkan

siswa lebih produktif dan lebih termotivasi saat latihan.

Motivasi merupakan kekuatan yang mampu menumbuhkan rasa antusias dalam

melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam individu itu sendiri

(intrinsik) ataupun dari luar individu (ekstrinsik). Tingkat motivasi yang dimiliki

individu berpengaruh terhadap kualitas prilaku yang ditampilkannya, baik dalam

konteks belajar maupun aspek kehidupan yang lain. Motivasi memiliki pengaruh

yang besar dalam proses pembelajaran, karena menentukan sikap usaha belajar

yang dilakukan oleh siswa. Hawley (Yusuf 1993:14) menyatakan bahwa “para

siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang motivasi belajarnya rendah.”

Motivasi akan timbul apabila seseorang memiliki kepercayaan diri, karena

apabila individu percaya dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka akan

timbul motivasi pada diri individu untuk melakukan hal-hal dalam hidupnya. Rasa

percaya diri (self-confidence) menurut Anthony (1992) (dalam

http://decungkringo.wordpress.com/tag/definisi-percaya-diri/ ) adalah sikap pada

(29)

9

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diri, berfikir positif, memiliki kemandirian dan mempunyai kemampuan untuk

memiliki segala sesuatu yang di inginkan, sedangkan menurut Hambly ( 1992 )

kepercayaan diri diartikan sebagai keyakinan terhadap diri sendiri sehingga

mampu menagani segala situasi dengan tenang, kepercayaan diri lebih banyak

berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang lain. Tidak merasa inferior di

hadapan siapapun dan tidak merasa canggung apabila berhadapan dengan banyak

orang.

Anthony (1992) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kepercayaan diri, antara lain faktor internal dan eksternal. Dalam ruang lingkup

internal faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri salah satunya yaitu

konsep diri (self-concept) dan harga diri (self-esteem), Konsep diri merupakan

gagasan tentang diri sendiri. Individu yang mempunyai rasa rendah diri biasanya

memiliki konsep diri yang negatif (Centi, 1995). Sedangkan harga diri (

self-esteem) menurut Meodow (dalam Kusuma, 2005) yaitu, penilaian yang dilakukan

terhadap diri sendiri , tingkat pengahargaan terhadap diri sendiri akan berpengaruh

terhadap tingkat kepercayaan diri individu. Semakin tinggi harga diri, semakin

tinggi kepercayaan diri individu tersebut, penilaian diri ini ditentukan oleh

berbagai emosi yang mempengaruhi individu.

Self-esteem sering dianggap sebagai tujuan penting pendidikan. Secara umum

sering dianggap sebagai suatu indikator penyesuaian mental dan sosial, sebagai

gambaran kesejahteraan total dan kepuasan dalam kehidupan. Lebih lanjut, dapat

(30)

10

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

motivasi (Harter, 1987; dalam Auweele, 1999). Sebaliknya, rendahnya self-esteem

dapat menyebabkan persepsi situasi belajar sebagai ancaman dan tekanan

(Bandura, 1986, dalam Auweele, 1999). Self-esteem bukanlah kesombongan,

keangkuhan atau bualan besar (Rusli Lutan, 2003:8). Siswa yang memiliki

self-esteem yang sehat akan melakukan berbagai aktivitas dengan kepercayaan diri

yang tinggi yang didasari oleh alasan-alasan yang rasional.

Pendidikan jasmani memiliki potensi untuk mengembangkan self-esteem

dengan cara menumbuhkan persepsi tubuh-diri adalah menarik, mampu, dan

berprestasi serta membuat unsur-unsur ini penting bagi mereka. Fox (1988; dalam

Auweele, 1999) menyatakan bahwa komponen kompetensi olahraga,

ketertarikan-tubuh, kekuatan fisik, dan kondisi fisik adalah komponen pemicu bagi

pengembangan self-esteem.

Berdasarkan pengalaman yang telah dilalui sampai saat ini, cara mengajar

yang paling sering digunakan adalah yang berorientasi kepada model

pembelajaran langsung (Direct Instruction). Model pembelajaran langsung

merupakan suatu pendekatan mengajar yang dilakukan selangkah demi selangkah.

Guru memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan

tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan,

menjelaskan kepada siswa, demonstrasi yang dikombinasikan dengan latihan,

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menerapkan keterampilan

yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik. Lebih lanjut Arend

(31)

11

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendasar dari model pengajaran langsung adalah bahwa siswa belajar dengan

mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya.” Atas

dasar pemikiran tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model

pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu

kompleks. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak,

model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi kesempatan yang

cukup kepada siswa untuk memproses dan memahami informasi yang

disampaikan.

Guru memainkan peranan utama (pusat) dalam model pengajaran langsung,

maka kesuksesn strategi pembelajaran bergantung pada image guru. Jika guru

tidak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat

menjadi bosan, teralihkan perhatiannya dan pembelajaran mereka akan terhambat,

karena model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk

mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengar, mengamati, dan

mencatat.

Dalam konteks pembelajaran penjas, dengan menggunakan model pengajaran

langsung guru lebih berkonsentrasi pada pengajaran teknik dibanding pemahaman

mengenai makna permainan itu sendiri. Gambaran pelaksanaan model

pembelajaran melalui pengajaran langsung lebih menekankan kepada

pembelajaran teknik dasar permainan (bola voli) secara sendiri-sendiri atau

terpisah yang berakibat pada siswa menjadi kurang mampu atau kebingungan

(32)

12

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permainan bola voli secara utuh. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Giffin, dkk.,

(1997:8) yang menyatakan bahwa “keterampilan yang diajarkan sebelum subjek

ajar adapat mengerti keterkaitannya dengan situasi bermain yang sesungguhnya,

hasilnya dapat menghilangkan esensi dari permainan itu sendiri.” Dengan pola

pengajaran langsung suasana pembelajaran menjadi kurang menarik dan

membosankan karena situasi pembelajaran bersifat monoton dan berakibat

menurunnya minat siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.

Beberapa penelitian mengenai variable-veriabel yang dijadikan tujuan

penelitian oleh penulis telah banyak diungkap oleh beberapa pakar baik nasional

maupun internasional, salah satunya yaitu dari Malathi Balakrishnan, Shabeshan

Rengasamy dan Mohd Salleh Aman (2011), dalam penelitian “Effect of Teaching

Games for Understanding Approach on Students’ Cognitive Learning Outcome”.

Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara

model TGFU terhadap aspek kognitif dalam pemahan taktis dan pengambilan

keputusan dibandingkan pembelajaran tradisional. Dari tingkat nasional, Udin

Saehudin pada tahun 2011 dari Universitas Pendidikan Indonesia melakukan

penelitian mengenai Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan

Menggunakan Pendekatan Bermain dan Kompetitif Terhadap Pengembangan

Self-Esteem Siswa SMA Negeri 1 Bandung.” Dari penelitian tersebut, didapat hasil

bahwa; 1). Pendekatan bermain memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

perkembangan self-esteem pada siswa SMA. 2). Pendekatan kompetitif

(33)

13

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa SMA. 3). Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pendekatan

bermain dengan pendekatan kompetitif terhadap pengembangan self-esteem pada

siswa SMA.

Berbagai permasalahan yang ada dalam penjas memang cukup beragam namun

hal tersebut akan menjadi lebih serius lagi apabila kita biarkan begitu saja, dan

sudah semestinya bagi kita sebagai praktisi penjas menjadikan

permasalahan-permasalahan tersebut sebagi bahan rujukan yang harus dicari jalan keluarnya.

Berawal dari latar belakang diatas mendorong penulis untuk meneliti sejauh

mana model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan model Direct

Instruction mampu memberikan dampak terhadap self-esteem dan keterampilan

bermain bola voli siswa di SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Hasil pembelajaran pendidikan jasmani dipengaruhi beberapa faktor yaitu

eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi lingkungan belajar, peralatan,

latar belakang guru, gaya mengajar, dan model pembelajaran. Sedangkan faktor

internal meliputi aspek fisik, bakat, minat, motivasi, intelegensi, latar belakang

pengalaman, kemampuan motorik dan kemampuan awal. Guru pendidikan

jasmani memiliki peran yang strategis dalam mengorganisasikan kegiatan belajar

siswa di sekolah. Guru Penjas harus memiliki pengetahuan, kemampuan dan

(34)

14

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kondusif, sesuai, menarik dan mampu memberikan pengalaman belajar yang

sesuai tingkat perkembangannya.

Self-esteem merupakan kebutuhan yang harus dimiliki setiap individu, seiring

dengan adanya perhargaan terhadap diri yang tinggi maka akan tumbuh sikap,

motivasi dan prilaku yang positif pula. Maslow (1970 dalam Sudibyo Setyobroto,

2001:72), mengatakan bahwa “Self-esteem (harga diri) merupakan kebutuhan

individu yang berhubungan dengan motif berprestasi dan kepercayaan diri sendiri.

Harga diri juga berkaitan erat dengan status, pengakuan, dan reputasi yang

menimbulkan perasaan untuk menghargai diri sendiri.”

Proses pembentukan harga diri dalam setiap individu pada prinsipnya bertalian

erat dengan interaksi sosial yang dijalani seseorang. Salah satu caranya yaitu

dengan menciptakan lingkungan belajar yang memberikan kesempatan kepada

seluruh siswa mengeksploitasi keterampilan gerak, menunjukkan kehebatannya

karena menjadi pemenang, dan seringnya memperoleh pengalaman sukses pada

setiap kegiatan belajarnya. Peranan guru sebagai orang memahami tentang

pentingnya rasa harga diri, diharapkan mampu membantu mengembangkan harga

diri (self-esteem) siswa-siswi di sekolah. Murid dengan self-esteem yang tinggi

yakin dengan kemampuannya akan dapat mengatasi tantangan yang dihadapinya.

(Branden, 2001).

Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, proses interaksi

sosial yang dijalani akan lebih mudah terjalin melalui konsep pembelajaran

(35)

15

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang memperkenalkan olahraga melalui

konsep bermain. Ma’ruful Kahri dalam penelitiannya (2012:65) mengemukakan

bahwa, “dalam model TGFU siswa belajar suatu bermain olahraga diarahkan

kepada keaktifan gerak guna menimbulkan kegembiraan, kesenangan anak yang

melakukan.”

Kunci permasalahan penting dalam penelitian adalah perbedaan antara model

pembelajaran Teaching Games for Understanding yang memiliki konsep

pendekatan taktis dan Direct Instruction yang lebih menekankan kepada aspek

teknik. Pendekatan pembelajaran dengan model Teaching Games for

Understanding berkaitan erat dengan proses untuk menumbuhkan kemampuan

soft skill siswa yaitu kemampuan siswa untuk memahami konsep dan strategi

permainan secara utuh, hal tersebut sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Butler,

Grifin & Nastati (2003:215) bahwa “Model pembelajaran taktis dibangun dengan

asumsi bahwa “siswa belajar dengan baik jika mereka mengerti apa yang akan

mereka lakukan sebelum mereka mengerti bagaimana cara melakukannya” dan

memberi suatu penekanan pada “keterlibatan siswa melalui ranah afektif.”

sedangkan dalam model pembelajaran Direct Instruction, fokus pembelajaran

lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk menguasai teknik suatu

cabang olahraga dan termasuk dalam model pendekatan tradisiional. Mengenai

penerapan model pembelajaran Direct Instruction Suhendro dkk (1999:47)

mengungkapkan “model pembelajaran tradisional dikembangkan melalui aktivitas

(36)

16

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prinsip-prinsip latihan. Tujuannya agar gerakan yang dilakukan dapat mencapai

tahap otomatisasi sesuai dengan teknik yang dikehendaki dalam suatu cabang

olahraga.”

Berdasarkan ungkapan diatas, penulis mencoba mengungkap apakah model

pembelajaran Teaching Games for Understanding dan Direct Instruction mampu

memberikan pengaruh terhadap perkembangan self-esteem dan keterampilan bola

voli siswa, dan model pembelajaran mana yang mampu memberikan pengaruh

yang lebih baik.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka disusun pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat peningkatan self-esteem siswa melalui belajar pendidikan

jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for Understanding?

2. Apakah terdapat peningkatan self-esteem siswa melalui belajar pendidikan

jasmani dengan model pembelajaran Direct Instruction?

3. Apakah terdapat peningkatan keterampilan bola voli siswa melalui belajar

pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for

Understanding?

4. Apakah terdapat peningkatan keterampilan bola voli melalui belajar

pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Direct Instruction?

(37)

17

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jasmani model pembelajaran Teaching Games for Understanding dengan

model pembelajaran Direct Instruction?

6. Apakah terdapat perbedaan keterampilan bola voli siswa antara belajar

pendidikan jasmani model pembelajaran Teaching Games for Understanding

dengan model pembelajaran Direct Instruction?

D. Tujuan Penelitian

Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peningkatan self-esteem siswa melalui belajar pendidikan

jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for Understanding.

2. Untuk mengetahui peningkatan self-esteem siswa melalui belajar pendidikan

jasmani dengan model pembelajaran Direct Instruction.

3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan bola voli siswa melalui belajar

pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for

Understanding

4. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan bola voli siswa melalui belajar

pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Direct Instruction.

5. Untuk mengetahui perbedaan self-esteem siswa antara belajar pendidikan

jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan

(38)

18

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan bola voli siswa antara belajar

pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for

Understanding dan model pembelajaran Direct Istruction.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian yang dilakukan diharapkan mampu menjadi

bahan kajian studi yang relevan kearah pengembangan konsep model

pembelajaran serta kultur yang berkembang pada dunia pendidikan dewasa ini

serta memberikan manfaat berupa sumbangan dalam membina dan

meningkatkan hasil belajar secara utuh sesuai dengan tujuan pendidikan

jasmani sebagai pembelajaran sepanjang hayat di Sekolah Menengah

Kejuruan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini mampu menjadi kajian alternatif bagi para

guru penjas, pengawas pendidikan, dan semua yang berkepentingan dalam

dunia pendidikan dalam rangka mengembangkan pendidikan jasmani.

Pemberian bentuk-bentuk pendekatan pembelajaran dapat dilakukan dalam

memberikan variasi pembelajaran, sehingga semua siswa dapat merasakan

kesenangan dalam pelaksanaan pembelajarannya, yang pada akhirnya siswa

(39)

19

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

(40)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam rangka

penyelesaian permasalahan penelitian. Metode yang digunakan harus dapat

menyelesaikan permasalahan secara efektif dan efisien. Setiap penelitian

mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengungkap

permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

Penggunaan metode eksperimen ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu

ingin mengetahui hasil yang diujicobakan, sehingga hubungan sebab akibat antara

kelompok yang satu dengan kelompok lainnya akan menjawab masalah penelitian

yang diajukan. Riyanto dalam Zuriah (2006:57) menjelaskan :

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistimatis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan eksperimen peneliti memanipulasi suatu stimulan treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manifulasi tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode ekperimen atas dasar pertimbangan

terdapat dua variabel bebas sebagai perlakuan yang diujikan pengaruhnya. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Teaching

Games for Understanding dan Direct Instruction. Sedangkan variabel terikat

(41)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

(42)

68

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara untuk mengetahui langkah dalam

melaksanakan suatu penelitian yang sesuai dengan mengunakan metode ilmiah

serta aturan-aturan yang berlaku. Dalam suatu penelitian eksperimental perlu

suatu desain penelitian yang tepat, sesuai dengan kebutuhan variabel-variabel

yang tekandung dalam desain penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Static

Group Pretest-Posttest Design. Mengenai desain The Static Group

Pretest-Posttest Design, Fraenkel dan Wallen (1993:247) mengemukakan bahwa, “The

static-group pretest-posttest design differs from the static-group comparison

design only in that a pretest is given to both groups.” Static group pretest-posttest

design berbeda dari static-group comparison design only yang mana pretest atau

tes awal diberikan pada kedua kelompok

Pada penelitian ini kedua kelompok diberikan perlakuan (treatment) yang

berbeda, yaitu model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan

Direct Instruction. Jadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diubah

menjadi kelompok pendekatan mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran Teaching Games for Understanding dan model pembelajaran Direct

Instruction.

Subjek penelitian digunakan dengan pengukuran atau observasi, kedua

kelompok penelitian dilakukan sebanyak dua kali tes. Pengukuran pertama

(43)

69

Penetapan kelompok kontrol maupun eksperimen dilakukan tidak secara acak.

Adapun bentuk dari desain yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.1.

O X1 O

O X2 O

Gambar 3.1 Desain Eksperimen

Keterangan gambar :

X1 = Treatment kelompok Teaching Games for Understanding

X2 = Treatment kelompok Direct Instruction

O = Observasi yang terdiri dari self-esteem dan keterampilan bola voli

Mengenai langkah-langkah penelitian, pendapat Sutresna (2002:125) yang

diadaptasi dari Gay (1996:91-98) menjelaskan bahwa: “Umumnya langkah

penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori,

perumusan hipotesis, penentuan model penelitian, analisis dan interpretasi data,

penarikan kesimpulan, implikasi dan saran.” Secara skematis, langkah penelitian

(44)

70

Gambar. 3.2.Langkah-langkah Penelitian

Diadaptasi dari sumber: LR. Gay, Educational Research; Competencies for Analysis and Application; New Jersey, Prentice Hall Inc. (1996,pp. 91-98).

Alasan menggunakan desain ini, karena karakteristik keterampilan awal

permainan bolavoli siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi yang dijadikan

sebagai populasi terjangkau, pada umumnya masih rendah. Hal ini terungkap

ketika dalam observasi awal melalui tes keterampilan teknik dasar dan bermain

bolavoli, pada umumnya para siswa tidak mampu memperlihatkan

keterampilannya dalam menampilkan aksi teknis yang terdapat dalam permainan

bolavoli.

Penelusuran Permasalahan yang nyata di lapangan, sehingga memunculkan

beragam masalah penelitian. Penelusuran beragam data empirik dan teoritik sebagai berpikir dan kajian empirik

(45)

71

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah objek penelitian atau yang dijadikan sumber data dari suatu

penelitian. Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab

populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian,

populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK yang ada di Kota

Cimahi. Oleh karena karakteristik dari populasi pada dasarnya sama, maka yang

dipilih menjadi populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah para siswa

SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi Provinsi Jawa Barat.

Adapun jumlah siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi Tahun Pelajaran

2012 -2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Jumlah siswa SMK TI Garuda Nusantara Cimahi Tahun Pelajaran 2012/2013

PROGRAM KEAHLIAN

TINGKATAN

JUMLAH

X XI XII

L P L P L P Teknik Komputer dan Jaringan 211 56 126 44 43 11 359 Rekayasa Perangkat Lunak 101 64 93 59 28 14 491 Multimedia 59 77 58 73 18 17 302 Animasi 33 13 26 4 9 0 85 JUMLAH 404 210 303 180 98 42 1237

2. Sampel Penelitian

Arikunto (2006: 131) menjelaskan pengertian sampel sebagai berikut:

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Ari, Jacobs dan

Razavieh (1982) menyatakan “besarnya sampel tergantung pada ketetapan yang

(46)

72

tertentu‟. Cochran (1991) menjelaskan “besarnya sampel tergantung kepada

besarnya persentase ketelitian yang diinginkan oleh peneliti”.

Tidak ada ketentuan yang pasti mengenai penentuan jumlah sampel, maka

syarat utama penentuan sampel tersebut adalah mewakili populasi. Berlandaskan

pendapat tersebut, maka sampel yang dipilih adalah jumlah siswa dan siswi dalam

dua kelas yaitu 31 orang dari kelas X jurusan RPL 1 sebagai kelas model TGfU

dan 31 orang dari kelas RPL 2 sebagai kelas model Direct Instruction SMK-TI

Garuda Nusantara Cimahi. Pertimbangan dalam penentuan sampel dua kelas

tersebut adalah:

1) Berdasarkan pengamatan penulis, sampel kelas X RPL 1 dan X RPL 2

memiliki karakteristik yang homogen artinya kemampuan gerak dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran penjas memiliki kemampuan yang sama.

2) Sampel yang dipilih kelas X RPL 1 dan X RPL 2 berdasarkan pengamatan

penulis kurangnya motivasi dalam mengikuti pelajaran penjas, tidak mau

melakukan aktivitas penjas dengan berbagai alasan, serta kurangnya

kepercayaan diri. Kondisi tersebut terutama terjadi pada siswa perempuan.

3) Penulis lebih mudah mengontrol obyek dalam pelaksanaan penelitian di

lapangan.

D. Lokasi & Waktu Penelitian

Perencanaan program pembelajaran merupakan kunci awal untuk

melaksanakan proses penelitian. Penelitian dilakukan 12 pertemuan selama tiga

(47)

73

kegiatan belajar mengajar Penjas pada masing-masing kelas dan dilaksanakan di

lapangan olahraga SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi.

Jumlah 12 kali pertemuan ditentukan dengan berdasar pada syarat-syarat

observasi yaitu harus mengarah pada tujuan penelitian yang dirumuskan dengan

perencanaan yang sistematis. Menurut Heru (2006) yang dikutip dari

http://riskofdawn.blogspot.com (2011) mengungkapkan, “Observasi dalam

konteks penelitian secara ilmiah adalah studi yang disengaja yang dilakukan

secara sistematis, terencana, terarah pada satu tujuan dengan mengamati dan

mencatat fenomena satu atau sekelompok orang dalam konteks kehidupan

sehari-hari dan memperhatikan syarat-syarat penelitian ilmiah.” Berdasarkan ungkapan

tersebut, penulis menentukan jumlah observasi sebanyak 12 kali pertemuan

dengan didasarkan pada tujuan penelitian yaitu penguasaan keterampilan bola voli

dan pengembangan self-esteem siswa. Penguasaan keterampilan bola voli yang

harus dipelajari oleh siswa terdiri dari teknik dasar bola voli (servis, pasing, spike,

blok, strategi bertahan dan strategi menyerang) dan penerapan teknik dasar

tersebut dalam permainan. Deskripsi dari tujuan penelitian penulis tuangkan

dalam bentuk tabel skenario pembelajaran dibawah ini.

Tabel 3.3. Skenario Program Pembelajaran Penelitian

Teaching Games for Understanding

No Waktu Materi Lokasi

1 3 April 2013 PRE-TEST Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC 2 10 April 2013 Passing Bawah memanfaatkan

seluruh area lapangan .

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 3 17 April 2013 Passing Bawah tepat ke pengumpan

untuk membangun serangan.

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 4 24 April 2013 Passing Atas melambung pada

daerah serangan sebagai persiapan

(48)

74

penyerangan.

5 1 Mei 2013 Passing Atas melambung pada daerah serangan sebagai persiapan

penyerangan.

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC

6 8 Mei 2013 Servis/ Serangan pertama dalam permainan

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 7 15 Mei 2013 Menempatkan servis pada posisi yang

sulit diterima lawan

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 8 22 Mei 2013 Serangan/Spike sebagai cara

memenangkan angka

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 9 29 Mei 2013 Kombinasi teknik pasing, umpan,

spike dan block ke dalam permainan bolavoli

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC

10 5 Juni 2013 Teknik penerimaan servis dengan pasing bawah untuk mendukung

12 19 Juni 2013 Melakukan teknik menerima bola yang menukik (diging) dalam permainan bolavoli.

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC

13 26 Juni 2013 Kombinasi pertahanan untuk melakukan serangan dalam 2 11 April 2013 Passing bawah untuk menerima bola

servis

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 3 18 April 2013 Passing bawah untuk menerima bola

servis dan spike

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 4 25 April 2013 Passing atas sebagai umpan bola

spike

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 5 2 Mei 2013 Passing atas sebagai umpan bola

spike

(49)

75

9 30 Mei 2013 Spike sebagai umpan bola spike Lap. Bola Voli SMK-TI GNC

10 6 Juni 2013 Blok untuk bertahan Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC

11 13 Juni 2013 Blok untuk bertahan Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC

12 20 Juni 2013 Kombinasi Permainan Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC

13 27 Juni 2013 Kombinasi Permainan Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC

14 29 Juni 2013 POST-TEST Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel

yang sedang di teliti. Asumsi atau pendapat setiap orang terhadap suatu

permasalahan akan berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang mana orang

tersebut memandang permasalahan yang ada. Masri (2003:46-47) memberikan

pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain

definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya

mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang

amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (Independent

variable), dan variabel terikat (dependent variable). Sugiyono (2009:61)

menyatakan bahwa, “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

(50)

76

menyatakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Teaching

Games for Understanding dan Direct Instruction. Sedangkan variabel terikatnya

adalah Keterampilan bola voli dan Self-esteem.

Untuk menghindari penafsiran yang keliru dan memberikan penjelasan

istilah-istilah dalam penelitian ini, penulis menganggap perlu untuk memberikan

penjelasan tentang istilah dari variable yang dipergunakan dalam penelitian ini,

sebagai berikut:

1. Teaching Games for Understanding (TGfU), Metzler (2000) menjelaskan,

“TGFU adalah sebuah model instruksi yang berfokus pada pengembangan

kemampuan pelajar-pelajarnya untuk memainkan permainan”. Griffin,

Mitchell, & Oslin, (1997); Werner, (1989), mengemukakan Griffin, Mitchell,

& Oslin (1997), Thorpe, Bunker & Almond (1986) yang dikutip Hooper

(2002:1) menyebutkan bahwa TGfU merupakan pendekatan pembelajaran

yang berfokus pada kemampuan taktik untuk meningkatkan penggunaan

keterampilan teknik, bukan keterampilan teknik untuk meningkatkan

kemampuan taktik.

2. Direct Instruction, Santrock (2008) yang dikutip dari

http://yuli.blog.esaunggul.ac.id (2012) yaitu “direct instruction adalah

pendekatan teacher-centered yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 3.1 Desain Eksperimen
Gambar. 3.2.  Langkah-langkah Penelitian Educational ResearchCompetencies for
+7

Referensi

Dokumen terkait

OCTO FERNANDO SIAHAAN “ Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Passing Kaki Bagian Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa

Setelah kedua model pembelajaran tersebut diuji ternyata model pembelajaran Direct Instruction memberikan pengaruh yang berarti terhadap keterampilan bermain

AIDIL ARFAN “ Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Dribbling Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa Kelas X SMA Harapan

Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran bola voli menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan yang tidak terhadap hasil belajar keterampilan bola

Dalam meningkatkan keterampilan pasing dalam permainan bola voli melalui model pembelajaran teams games tournaments siswa kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi, dapat

Salah satu model yang dapat diterapkan untuk mengajarkan taktik adalah dengan TGfU ( Teaching Games for Understanding ).Model pembelajaran pendekatan taktik dibangun

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN DIRECT TEACHING TERHADAP SELF ESTEEM DAN GAYA HIDUP AKTIF. SISWA SMA NEGERI

Hasil belajar passing (passing atas dan passing bawah) bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Stadpada siswa kelas XI Akuntansi